BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Iwan Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Mendengar Siraman Rohani Menurut bahasa mendengarkan berasal dari bahasa Indonesia, yaitu dari kata dengar yang berarti mendengarkan akan sesuatu dengan sungguh-sungguh memasang telinga untuk mendengarkan suara atau bunyi (Dep. P & K, 1994: 241). Sedangkan menurut istilah mendengarkan adalah suatu kegiatan dimana seseorang menggunakan indra pendengarkan (telinga) untuk menerima pesan suara. Kaitannya dalam berkomunikasi bahwa indra pendengar merupakan salah satu alat untuk menerima pesan atau suara sesuai dengan prinsip-prinsipnya sama halnya sama prinsip membaca. Menurut Suhartin bahwa yang dimaksud prinsip-prinsip adalah hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam membaca dan mendengarkan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: a. Motivasi. Agar dapat membaca dan mendengarkan yang baik, perlu membangkitkan minat (motivasi) masing-masing. Motivasi itu harus ditingkatkan dengan alasan bahwa dnegan baca dan mendengarkan secara berulang-ulang akan timbul pemahaman, setelah faham akan timbul pengamalan. b. Perhatian. Adalah pemusatan jiwa pada sesuatu hal. Sama halnya dengan penginderaan pada umumnya, maka mendengarkan dan membaca memerlukan pemusatan jiwa. Bila pemusatan jiwa tidak ada, dengan katalain ketika membaca dan mendengarkan jiwa mengembara, maka pesan yang didengar dan dibaca tidak tertangkap. c. Keaktifan jasmani. Badan yang kuat lagi sehat terdapat jiwa yang sehat pula, artinya jika badannya seseorang lagi sakit atau kurang fit maka minat baca dan mendengarkan hilang atau berkurang, misalnya sakit gigi. Sehingga sehat jasmani mempengaruhi keaktifan dalam membaca dan mendengarkan. d. Ulangan. Semakin seseorang mengulang-ulang bacaan dan mendengarkan, maka pesan yang dibaca dan yang didengar akan lebih masuk ke ingatan (Suhartin, 1979: ). 6
2 Sedangkan seseorang dalam mendengarkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Minat dan kebutuhan, bila seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya maka minatnya akan timbul, motivasinya akan bertambah. Kebutuhan yang dimaksud digolongkan pada kebutuhan yang bersifat hasrat, perasaan, atau rasional. Penentuan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, akan menimbulkan minat yang besar untuk mendengarkan program Siaran Siraman Rohani Radio Swara Kenanga FM. b. Tingkat pengetahuan, sasaran pendengar perlu diketahui dahulu rata-rata dalam tingkat pengetahuan yang mereka miliki: tentang konsep, materi, peristilahan, atau batasan-batasan; sehingga tingkat kesukaran materi yang akan diberikan bisa diperhitungkan, agar bisa dipecahkan oleh sasaran pendengar khususnya pendengar Radio Swara Kenanga FM. c. Sikap dan kebiasaan. Hal ini mempunyai implikasi yang hampir sama dengan kebutuhan sasaran pendengar. Hanya di sini akan lebih terarah kepada pemenuhan yang berhubungan dengan sikap mereka dalam keagamaan, tradisi, keamanan bahkan ekonomi. 1. Personal attitude adalah apabila seseorang mempunyai sikap percaya pada pemikiran yang persiasif, bahwa sesuatu itu lebih sempurna menurut pandangannya. 2. Interpersonal attitude. Orang yang bersikap demikian dipengaruhi oleh pertimbangan suatu konsep yang dianut atau dipunyainya. 3. Impersonal attitude. Bilamana seseorang mempunyai sikap terhadap sesuatu, orang yang seperti ini akan terpengaruh oleh cara untuk mendapatkannya sesuatu itu dengan cara yang mudah dan menyenangkan. d. Tingkah laku. Tingkah laku dan corak kegiatan mereka akan mengarah pokok pembicaraan dan format penyajian program yang aktraktif. Untuk memenuhi kebutuhan mereka perlu kita ketahui tentang kebiasaan-kebiasaan pendengar. 1) Bagaimana keadaan situasi tempat mereka mendengarkan 2) Di mana mereka bisa mendengarkan suatu program siaran 3) Apakah mereka mendengarkan sendiri atau berkelompok 4) Kapan waktu yang cocok untuk mendengarkan 5) Jenis program apa yang biasa mereka dengarkan 7
3 6) Apakah alasan atau pertimbangan mereka mendengarkan suatu topik program yang selalu mereka dengarkan. e. Kebudayaan. Kontek komunikasi tidak merupakan karakteristik sasaran, tetapi merupakan situasi dan kondisi sosial budaya yang bisa mempengaruhi mereka untuk berpartisipasi terhadap program. Sedangkan kontek komunikasi dipengaruhi oleh: 1) Keadaan tradisi atau mitos 2) Kepercayaan mereka terhadap media 3) Keadaan geografis tempat mereka berada 4) Iklim atau suasana sosial politik. f. Bahasa. Adalah salah satu alat untuk berkomunikasi kepada pendengar radio, sehingga bahasa yang digunakan oleh penyiar radio ialah bahasanya ringan dan mudah dimengerti atau dicerna pendengar (Sudjana, ). 2.2 Algoritma Huffman Algoritma Huffman, yang dibuat oleh seorang mahasiswa MIT bernama David Huffman pada tahun 1952, merupakan salah satu metode paling lama dan paling terkenal dalam kompresi teks. Algoritma Huffman menggunakan prinsip pengkodean yang mirip dengan kode Morse, yaitu tiap karakter (simbol) dikodekan hanya dengan rangkaian beberapa bit, dimana karakter yang sering muncul dikodekan dengan rangkaian bit yang pendek dan karakter yang jarang muncul dikodekan.dengan rangkaian bit yang lebih panjang. Berdasarkan tipe peta kode yang digunakan untuk mengubah pesan awal (isi data yang diinputkan) menjadi sekumpulan codeword, algoritma Huffman termasuk ke dalam kelas algoritma yang menggunakan metode statik. Metoda statik adalah metoda yang selalu menggunakan peta kode yang sama, metoda ini membutuhkan dua fase (two-pass): fase pertama untuk menghitung probabilitas kemunculan tiap simbol dan menentukan peta kodenya, dan fase kedua untuk mengubah pesan menjadi kumpulan kode yang akan di taransmisikan. Sedangkan berdasarkan teknik pengkodean simbol yang digunakan, algoritma Huffman menggunakan metode symbolwise. Metoda symbolwise adalah metode yang 8
4 menghitung peluang kemunculan dari setiap simbol dalam satu waktu, dimana simbol yang lebih sering muncul diberi kode lebih pendek dibandingkan simbol yang jarang muncul. (Wibowo, A. 2012) Pembentukan Pohon Huffman Kode Huffman pada dasarnya merupakan kode prefiks (prefix code). Kode prefiks adalah himpunan yang berisi sekumpulan kode biner, dimana pada kode prefiks ini tidak ada kode biner yang menjadi awal bagi kode biner yang lain. Kode prefiks biasanya direpresentasikan sebagai pohon biner yang diberikan nilai atau label. Untuk cabang kiri pada pohon biner diberi label 0, sedangkan pada cabang kanan pada pohon biner diberi label 1. Rangkaian bit yang terbentuk pada setiap lintasan dari akar ke daun merupakan kode prefiks untuk karakter yang berpadanan. Pohon biner ini biasa disebut pohon Huffman (Putra, 2010). Langkah-langkah pembentukan pohon Huffman adalah sebagai berikut: 1. Baca semua karakter di dalam teks untuk menghitung frekuensi kemunculan setiap karakter. Setiap karakter penyusun teks dinyatakan sebagai pohon bersimpul tunggal. Setiap simpul di-assign dengan frekuensi kemunculan karakter tersebut. 2. Terapkan strategi algoritma Greedy sebagai berikut: Gabungkan dua buah pohon yang mempunyai frekuensi terkecil pada sebuah akar. Setelah digabungkan akar tersebut akan mempunyai frekuensi yang merupakan jumlah dari frekuensi dua buah pohon-pohon penyusunnya. 3. Ulangi langkah 2 sampai hanya tersisa satu buah pohon Huffman. Agar pemilihan dua pohon yang akan digabungkan berlangsung cepat, maka semua yang ada selalu terurut menaik berdasarkan frekuensi. Sebagai contoh, dalam kode ASCII string 7 huruf ABACCDA membutuhkan representasi 7 8 bit = 56 bit (7 byte), dengan rincian sebagai berikut: A = B = A = C = C = D = A = Pada string di atas, frekuensi kemunculan A = 3, B = 1, C = 2, dan D = 1, 9
5 Untuk lebih jelas mengenai proses pembentukkan pohon Hufman, dapat dilihat ilustrasi pembuatan pohonnya Gambar A:3 B:1 3. A:3 C:2 D:1 BDC: A:3 C:2 C:2 BD:2 0 1 BD:2 B:1 D: B:1 D:1 ABDC:7 0 A:3 0 BDC:4 1 C:2 BD:2 0 1 B:1 D:1 Gambar 2.1 Pohon Huffman untuk Karakter ABACCDA (Putra, 2005) Proses Encoding Encoding adalah cara menyusun string biner dari teks yang ada. Proses encoding untuk satu karakter dimulai dengan membuat pohon Huffman terlebih dahulu. Setelah itu, kode untuk satu karakter dibuat dengan menyusun nama string biner yang dibaca dari akar sampai ke daun pohon Huffman. Langkah-langkah untuk men-encoding suatu string biner adalah sebagai berikut: 1. Tentukan karakter yang akan di-encoding 2. Mulai dari akar, baca setiap bit yang ada pada cabang yang bersesuaian sampai ketemu daun dimana karakter itu berada. 10
6 3. Ulangi langkah 2 sampai seluruh karakter di-encoding Sebagai contoh kita dapat melihat Tabel 2.1 dibawah ini, yang merupakan hasil encoding untuk pohon Huffman pada Gambar 2.1. Tabel 2.1 Kode Huffman untuk Karakter ABCD Karakter String Biner Huffman A 0 B 110 C 10 D 111 Dengan menggunakan kode Huffman ini, string ABACCDA direpresentasikan menjadi rangkaian bit : Jadi, jumlah bit yang dibutuhkan hanya 13 bit Proses Decoding Decoding merupakan kebalikan dari encoding. Decoding berarti menyusun kembali data dari string biner menjadi sebuah karakter kembali. Decoding dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan pohon Huffman dan yang kedua dengan menggunakan tabel kode Huffman. Langkah-langkah men-decoding suatu string biner dengan menggunakan pohon Huffman adalah sebagai berikut : 1. Baca sebuah bit dari string biner. 2. Mulai dari akar 3. Untuk setiap bit pada langkah 1, lakukan traversal pada cabang yang bersesuaian. 4. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 sampai bertemu daun. Kodekan rangkaian bit yang telah dibaca dengan karakter di daun. 5. Ulangi dari langkah 1 sampai semua bit di dalam string habis. Sebagai contoh kita akan me-decoding string biner yang bernilai 111. Proses Decoding dapat dilihat pada gambar
7 ABDC:7 0 1 A:3 BDC:4 0 1 C:2 BD:2 0 1 B:1 D:1 Gambar 2.2 Proses Decoding dengan Menggunakan Pohon Huffman Setelah kita telusuri dari akar, maka kita akan menemukan bahwa string yang mempunyai kode Huffman 111 adalah karakter D. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan tabel kode Huffman. Sebagai contoh kita akan menggunakan kode Huffman pada Tabel 1 untuk merepresentasikan string ABACCDA. Dengan menggunakan Tabel 1 string tersebut akan direpresentasikan menjadi rangkaian bit: Jadi, jumlah bit yang dibutuhkan hanya 13 bit. Dari Tabel 1 tampak bahwa kode untuk sebuah simbol/karakter tidak boleh menjadi awalan dari kode simbol yang lain guna menghindari keraguan (ambiguitas) dalam proses dekompresi atau decoding. Karena tiap kode Huffman yang dihasilkan unik, maka proses decoding dapat dilakukan dengan mudah. Contoh saat membaca kode bit pertama dalam rangkaian bit , yaitu bit 0, dapat langsung disimpulkan bahwa kode bit 0 merupakan pemetaan dari simbol A. Kemudian baca kode bit selanjutnya, yaitu bit 1. Tidak ada kode Huffman 1, lalu baca kode bit selanjutnya, sehingga menjadi 11. Tidak ada juga kode Huffman 11, lalu baca lagi kode bit berikutnya, sehingga menjadi 110. Rangkaian kode bit 110 adalah pemetaan dari simbol B. 12
8 2.2.4 Kompleksitas Algoritma Huffman Algoritma Huffman mempunyai kompleksitas waktu O(n log n), karena dalam melakukan sekali proses interasi pada saat penggabungan dua buah pohon yang mempunyai frekuensi terkecil pada sebuah akar membutuhkan waktu O (log n), dan proses itu dilakukan berkali-kali sampai hanya tersisa satu buah pohon Huffman itu berarti dilakukan sebanyak n kali (Wibowo, 2012). 2.3 Short Messaging Service (SMS) Teks adalah kumpulan dari karakter karakter atau string yang menjadi satu kesatuan. Teks yang memuat banyak karakter di dalamnya selalu menimbulkan masalah pada media penyimpanan dan kecepatan waktu pada saat transmisi data. SMS merupakan teks digital yang berisi data atau informasi yang dikirim melalui telepon selular. SMS adalah salah satu fasilitas standar dari GSM yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan berupa teks ke dan dari sebuah ponsel. Untuk dapat menggunakan fasilitas SMS, pengguna perlu melengkapi ponselnya dengan ponsel dan kartu SIM (Subscriber Identity Module) dari penyedia layanan GSM yang mendukung SMS. Sebuah pesan SMS tidak dikirimkan langsung dari ponsel pengirim ke ponsel penerima tetapi akan dikirimkan terlebih dahulu ke SMS Center. Ketika ponsel tujuan tidak aktif, sistem akan menunda pengiriman pesan ke ponsel tujuan sehingga ponsel tujuan aktif kembali. Apabila terjadi kegagalan pengiriman pesan yang bersifat sementara (misalnya: ponsel tujuan tidak aktif) akan dilakukan pengiriman ulang pesan, kecuali bila diberlakukan aturan bahwa pesan yang telah melampaui batas waktu tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal terkirim. Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes,dengan kata lain sebuah pesan bisa memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, Bahasa Mandarin dan Bahasa Korea yang memakai Hanzi (Aksara Kanji/Hanja). Dalam melakukan pengiriman pesan SMS seorang pengguna dapat mengirim pesan lebih dari 140 byte, tetapi untuk itu seorang pengguna harus membayar lebih dari sekali. Hal ini terjadi karena pesan yang dikirimkan terdiri lebih 13
9 dari satu halaman sehingga proses pengiriman pesan akan dilakukan sebanyak jumlah halaman yang ada, jumlah halaman sesuai dengan isi SMS yang diketikkan Jaringan SMS Salah satu contoh arsitektur jaringan GSM dengan SMS center (SMSC) di dalamnya akan ditunjukkan pada Gambar 2.3. SMS dapat mentransmisikan pesan singkat dari dan ke Mobile Subscriber (MS). Pengiriman pesan singkat (SMS) ini dimungkinkan dengan adanya sebuah SMSC. Secara umum SMSC berfungsi menerima SMS yang dikirim dan menyimpannya untuk sementara lalu mem-forward (mengirimkan) SMS tersebut ke mobile subscriber (MS) ataupun ESME tujuan (Boedi, 2009). Gambar 2.3 Jaringan GSM dengan SMSC (Boedi, 2009) Modem Modem berfungsi untuk memodulasi atau mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog dan mendemodulasi atau mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. SMS yang datang dari alat komunikasi dalam bentuk analog. Agar SMS dapat diolah, maka dilakukan konversi SMS yang dalam format analog kedalam bentuk sinyal digital, SMS yang dikirim dari ponsel mengalami beberapa kali modulasi dan demodulasi karena harus masuk dan keluar dari base tranceivier station (BTS) hingga tiba pada modem yang dikontrol oleh sistem operasi melalui perangkat lunak, proses tersebut dapat dilihat pada Gambar
10 D-A A A-D D-A A A-D D BTS SISTEM Keterangan A = Analog, D = Digital Sumber: Khang, 2000 Gambar 2.4 Modulasi dan Demodulasi pada Modem 1. Pengirim mengirimkan SMS berbentuk digital dan diubah menjadi bentuk sinyal analog agar sampai pada BTS. Setelah BTS mendapatkan SMS berbentuk sinyal analog dari pengirim dan diubah kembali menjadi bentuk digital. 2. Setelah itu BTS melanjutkan pengiriman kepada nomor yang dituju, BTS mengubah kembali data berbentuk digital tersebut menjadi bentuk sinyal analog, setelah sampai pada nomor yang dituju, ponsel tersebut mengubah kembali kebentuk sinyal digital. 3. Ponsel yang digunakan sistem mempunyai data yang berbentuk digital hasil pengubahan dari penjelasan pada point 2, maka sistem hanya memberi perintah agar ponsel itu memberikan data kepada sistem agar data tersebut dapat diolah oleh sistem Perintah Attention Command (AT Command) AT Command adalah perintah untuk modem sebagai pemberi sinyal alat penghubung (signalling interface), awalnya AT Command dibuat oleh perusahaan Hayes yang digunakan untuk modem-modem produknya, kemudian AT Command tersebut menjadi perintah (Command) modem standar internasional. Penggunaan AT- Command terdapat juga pada sistem operasi Windows maupun Linux yang diperuntukkan bagi pengguna yang akan menghubungkan sistem operasi dengan peralatan modem maupun ponsel. 15
11 Pada sistem yang akan dibangun, penggunaan perintah AT-Command pada sistem operasi Windows akan menggunakan program Hyper Terminal seperti pada Gambar 2.5. AT+ CMGL= F0,04,0C ,00,00, ,00,05E832 9BFD06 OK! ATE1 OK! AT+CMGS= DSN001 B DSN002 C DSN003 S OK! Gambar 2.5 Penggunaan AT-Command pada Hyper Terminal Pada Tabel 2.2 Sintak AT Command. Tabel 2.2 Sintak-sintak AT Command No. AT Command Fungsi 1. AT+CMGL Membaca pesan 2. AT+CMGS Mengirim pesan 3. ATD Menelepon 4. AT+CMGD Menghapus pesan 5. AT+CMGW Menulis pesan 6. AT+CMGF Format pesan 7. AT+CPMS Memilih untuk memori yang digunakan (Handphone atau SIM-Card) Sumber: Khang, 2000 AT Command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang diwakili oleh unit-unit PDU. PDU adalah singkatan dari Protocol Data Unit yang berisi bilanganbilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O. PDU terdiri atas beberapa 16
12 header. Header untuk kirim SMS ke SMS Centre berbeda dengan SMS yang diterima dari SMS centre. Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang terdiri atas 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. Sebagai contoh, untuk angka desimal , bilangan heksadesimalnya adalah 3E8. Cara mengkonversikannya adalah: 1000 : 16 = 62 sisa : 16 = 3 sisa 14 E 3 : 16 = 0 sisa 3 3 PDU untuk mengirim SMS terdiri atas delapan header, sebagai berikut: 1. Nomor SMS-Centre Header pertama ini terbagi atas tiga sub header, yaitu: a. Jumlah pasangan Heksadesimal SMS-Centre dalam bilangan heksa. b. National/International Code a. Untuk National, kode sub header-nya yaitu 81 b. Untuk International, kode sub header-nya yaitu 91 c. No SMS-Centre-nya sendiri, dalam pasangan heksa dibalik-balik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F di depannya. 2. Tipe SMS Untuk SEND tipe SMS = 1. Jadi bilangan heksanya adalah Nomor Referensial Nomor referensial ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00. Nanti akan diberikan sebuah nomor referensial otomatis oleh ponsel/alat SMS gateway. 4. Nomor ponsel penerima Sama seperti cara menulis PDU Header untuk SMS-Centre, header ini juga terbagi atas tiga bagian, sebagai berikut: - Jumlah bilangan desimal nomor ponsel yang dituju dalam bilangan heksa. - National / international Code a. Untuk national, kode subheader-nya = 81 b. Untuk international, kode subheader-nya = Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa dibalik-balik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut dipasangkan dengan huruf F di depannya. 17
13 Contoh: Untuk nomor ponsel yang dituju = dapat ditulis dengan dua cara sebagai berikut: Cara 1: diubah menjadi: a. 0B ada 11 angka b. 81 c F7 Digabung menjadi: 0B F7 Cara 2: diubah menjadi: a. 0C ada 12 angka b. 91 c d. Digabung menjadi: 0C Bentuk SMS, antara lain: 0 00 dikirim sebagai SMS 1 01 dikirim sebagai telex 2 02 dikirim sebagai fax Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja memakai Skema Encoding Data I/O Ada dua skema, yaitu: a. Skema 7 bit ditandai dengan angka 0 00 b. Skema 8 bit ditandai dengan angka lebih besar dari 0 diubah ke heksa 7. Jangka waktu sebelum SMS expired Rumus untuk menghitung jangka waktu validasi SMS adalah: Tabel 2.3 Jangka Waktu Expired Integer (INT) Jangka waktu validasi SMS (INT + 1) x 5 menit (berarti: 5 menit s/d 12 jam) jam + ((INT-143) x 30 menit) (INT 166) x 1 hari (INT 192) x 1 minggu 18
14 8. Isi SMS Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu: a. Panjang isi (jumlah huruf dari isi) Misalnya untuk kata hello ada 5 huruf 05 b. Isi berupa pasangan bilangan heksa Untuk ponsel/sms gateway berskema encoding 7 bit, jika kita mengetikkan suatu huruf dari keypad-nya, berarti kita telah membuat 7 angka I/O berurutan. Adapun struktur field pembacaan SMS pada SIM Card adalah: Tabel 2.4 Struktur Field Pembacaan SMS Posisi Field Panjang Field Nama Field 1 4 Status 6 15 Asal 22 8 Tanggal 31 8 Waktu 40 0 sampai 160 Teks pesan Pada saat modem dihubungkan dengan komputer melalui Connectivity Adapter Cable (CAC), maka modem beroperasi sebagai Data Circuit-Terminating Equipment (DCE) dan komputer beroperasi sebagai Data Terminal Equipment (DTE) atau perangkat yang dapat mengirimkan atau menerima sinyal data digital (Khang, 2000). 2.4 Teknik Pengambilan Data SMS PC dengan perangkat lunak akan membaca modem setiap periode waktu yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan SMS. SMS selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan perintah layanan. Semua SMS diambil disimpan pada database dan diolah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. SMS yang sudah diambil akan dihapus dari memori modem untuk menghindari kepadatan data yang dapat berakibat hang. Teknik pengambilan dan hubungan antara modem dengan komputer dapat dilihat seperti pada Gambar
15 Ponsel Pengirim SMS Komputer Polling SMS Data SMS BTS Modem GSM Gambar 2.6 Teknik Pengambilan dan Hubungan Ponsel dengan Komputer Sumber: Khang, 2000 Keterangan: Modem yang digunakan dilengkapi dengan SIM card atau kartu perdana dengan nomor yang telah ditentukan. 2.5 Data Flow Diagram (DFD) Untuk merancang aplikasi pengambilan SMS dari modem, maka salah satu alat bantu yang digunakan adalah DFD (Data Flow Diangram). DFD adalah gambaran sistem secara logika tergantung pada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data atau organisasi (Jogiyanto. 2005). DFD adalah diagram grafis yang menandai proses serta aliran data dalam suatu sistem bisnis yang menggambarkan input, proses, output. Tujuannya adalah: DFD harus bisa mengkonseptualisasikan bagaimana data berpindah dalam organisasi, proses atau transformasi yang dilalui data dan apa output-nya. Kelebihan pendekatan DFD adalah: 1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem. 2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem. 3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data. 4. Menganalisa sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan. 20
16 Simbol dasar dalam menggambar DFD ada empat simbol yaitu: 1. Entity a). Digambarkan dengan kotak. b). External entity (bagian lain sebuah perusahaan, seseorang, atas sebuah mesin) yang dapat mengirim atau menerima data. c). Disebut juga sumber atau tujuan data, dan dianggap external terhadap sistem yang sedang digambar. d). Diberi label dengan nama yang sesuai e). Diberi nama kata benda. f). Entity yang sama bisa digunakan lebih dari sekali pada DFD untuk menghindari persilangan data flow. 2. Aliran Data (Data Flow) a). Digambarkan dengan panah. b). Menunjukkan perpindahan dari satu titik ke titik yang lain, dengan kepada panah mengarah ke tujuan data. c). Aliran data yang muncul secara simultan bisa digambarkan hanya dengan menggunakan tanda panah paralel. d). Karena sebuah tanda panah menunjukkan seseorang, tempat atau sesuatu, harus diberi nama dengan kata benda. 3. Proses a). Digambarkan dengan lingkaran. b). Menunjukkan adanya proses transformasi data. c). Aliran yang meninggalkan suatu proses selalu diberi label yang berbeda dari aliran data masuk. Pemberian nama meninggalkan suatu proses dalam sistem sebagai berikut: 1. Menetapkan nama sistem secara keseluruhan pada level lebih tinggi. Contohnya: inventory control system. 2. Memberi nama sub sistem utama, seperti: Inventory Reporting Subsystem, atau Internet Consumer Service System. 21
17 3. Menggunakan format kata kerja, kata sifat, kata benda untuk proses detail. Kata kerja menggambarkan jenis kegiatan, misalnya menghitung, menyiapkan, mencetak, atau, menambahkan. Kata benda menunjukkan hasil utama proses, seperti: Laporan atau inventory, yang dihasilkan. Contoh nama proses yang lengkap adalah: menghitung pajak penjualan, menverifikasi status rekening konsumen, menyiapkan invoice pengapalan, mencetak laporan backordered, dan menambah record inventory. 4. Data Store (Penyimpanan Data) a). Ditunjukkan oleh bujur sangkar dengan ujung terbuka. b). Diberi nama dengan kata benda. c). Maksud dari pemberian nama pada penyimpanan, seperti: D1, D2... untuk mengidentifikasi banyak storage yang dipakai. SIMBOL Proses Tabel 2.5 Data Flow Diangram FUNGSI Eksternal entity ( kesatuan luar atau batas sistem) berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem Dataflow (arus data) Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Process ( proses) kegiatan arus kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan Sumber: Kendall & Kendall, 2005 Data store merupakan simpanan data yang berupa file database atau tabel manual, agenda atau buku 22
18 Tahapan Data Flow Diagram terbagi atas beberapa bagian yaitu: a. Diagram Konteks Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut dugunakan untuk menggambarkan sistem secara umum/global dari keseluruhan sistem yang ada. b. Diagram nol Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada didalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci. c. Diagram Detail Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi dari tahapan proses yang didalam diagram nol. 23
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Basis data adalah kumpulan
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Huffman Algortima Huffman adalah algoritma yang dikembangkan oleh David A. Huffman pada jurnal yang ditulisnya sebagai prasyarat kelulusannya di MIT. Konsep dasar dari
Lebih terperinciKOMPRESI FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK
KOMPRESI FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK Asrianda Dosen Teknik Informatika Universitas Malikussaleh ABSTRAK Algoritma Huffman adalah salah satu algoritma kompresi. Algoritma huffman merupakan
Lebih terperinciKOMPRESI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA DAN POHON HUFFMAN. Nama : Irfan Hanif NIM :
KOMPRESI TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA DAN POHON HUFFMAN Nama : Irfan Hanif NIM : 13505049 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10 Bandung E-mail : if15049@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPenggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data
Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Aditya Rizkiadi Chernadi - 13506049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi adalah mengecilkan/ memampatkan ukuran. Kompresi Data adalah teknik untuk mengecilkan data sehingga dapat diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil
Lebih terperinciKode Huffman dan Penggunaannya dalam Kompresi SMS
Kode Huffman dan Penggunaannya dalam Kompresi SMS A. Thoriq Abrowi Bastari (13508025) Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung email: if18025@students.itb.ac.id ABSTRAK Dalam makalah ini, akan dibahas
Lebih terperinciKOMPRESI TEKS dengan MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN
KOMPRESI TEKS dengan MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN Irwan Wardoyo 1, Peri Kusdinar 2, Irvan Hasbi Taufik 3 Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi, Bandung 1 irwan_hi_tech@yahoo.com,
Lebih terperinciFORMAT DATA SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)
FORMAT DATA SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) Praktikum siskomber PSTT DAN JTD POLINEMA TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk menganalisis format data SMS pada saat kirim dan terima di handphone. 2. Untuk memahami konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambar Digital Gambar digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada gambar tersebut dan elemen matriksnya menyatakan tingkat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemesanan Tiket Pesawat Terbang Untuk mendapatkan tiket pesawat udara, calon penumpang terlebih dahulu harus melakukan pemesanan tiket pesawat udara ke pusat pembelian tiket sesuai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Gondodiyoto, 2007:107). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Informasi Pengertian sistem dari segi etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang
Lebih terperinciAlgoritma Huffman dan Kompresi Data
Algoritma Huffman dan Kompresi Data David Soendoro ~ NIM 13507086 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17086@students.if.itb.ac.id Abstract Algoritma Huffman merupakan salah satu algoritma
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
50 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Jalannya Uji Coba Uji coba dilakukan terhadap beberapa file dengan ektensi dan ukuran berbeda untuk melihat hasil kompresi dari aplikasi yang telah selesai dirancang.
Lebih terperinciPEMAMPATAN TATA TEKS BERBAHASA INDONESIA DENGAN METODE HUFFMAN MENGGUNAKAN PANJANG SIMBOL BERVARIASI
PEMAMPATAN TATA TEKS BERBAHASA INDONESIA DENGAN METODE HUFFMAN MENGGUNAKAN PANJANG SIMBOL BERVARIASI Tri Yoga Septianto 1, Waru Djuiatno, S.T., M.T. 2, dan Adharul Muttaqin S.T. M.T. 1 Mahasisawa Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemampatan data (data compression) merupakan salah satu kajian di dalam ilmu komputer yang bertujuan untuk mengurangi ukuran file sebelum menyimpan atau memindahkan
Lebih terperinciBAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode
BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION 3.1 Kompresi Data Definisi 3.1 Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DAN ALGORITMA SHANNON-FANO PADA PROSES KOMPRESI BERBAGAI TIPE FILE. Irwan Munandar
PERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DAN ALGORITMA SHANNON-FANO PADA PROSES KOMPRESI BERBAGAI TIPE FILE I. Pendahuluan Irwan Munandar Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Keterbatasan komputer
Lebih terperinciAPLIKASI GREEDY PADA ALGORITMA HUFFMAN UNTUK KOMPRESI TEKS
APLIKASI GREEDY PADA ALGORITMA HUFFMAN UNTUK KOMPRESI TEKS Nessya Callista 13505119 Program Studi Teknik Informatika SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Jl.Ganeca No.10 e-mail:
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Simulasi Remote control ini memanfaatkan koneksi USB data handphone nexian dengan mengecek terkoneksi ke komputer melalui perintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan teknologi komputer memberikan banyak manfaat bagi manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satu manfaatnya yaitu untuk menyimpan data, baik data berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini, kemajuan informasi terutama komputer dari segi piranti keras dan lunak berkembang begitu pesat. Hampir semua pengolahan data dan informasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Polling
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Polling Polling adalah salah satu metode untuk mencari data, sehingga data tersebut dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan terhadap sebuah pertanyaaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas mengenai web Web berasal dari Pusat Penelitian Nuklir (European Center for Nuclear Research CERN), pada Maret 1989. Kira-kira 18 bulan kemudian, prototipe berbasis teks
Lebih terperinciData Flow Diagram (DFD) Rizka Hadiwiyanti S.Kom, M.Kom
Data Flow Diagram (DFD) Rizka Hadiwiyanti S.Kom, M.Kom 1 Data Flow Diagram Disebut juga diagram aliran data (DAD) DFD menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara
Lebih terperinciKompresi Data dengan Algoritma Huffman dan Perbandingannya dengan Algoritma LZW dan DMC
Kompresi Data dengan Algoritma Huffman dan Perbandingannya dengan Algoritma LZW dan DMC Roy Indra Haryanto - 13508026 Fakultas Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Program Studi Teknik Informatika Institut
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI KODE HUFFMAN (HUFFMAN CODE) DENGAN MENGGUNAKAN KODE HUFFMAN KANONIK (CANONICAL HUFFMAN CODE)
PENINGKATAN EFISIENSI KODE HUFFMAN (HUFFMAN CODE) DENGAN MENGGUNAKAN KODE HUFFMAN KANONIK (CANONICAL HUFFMAN CODE) Rd. Aditya Satrya Wibawa NIM : 35564 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi
Lebih terperinciKOMPRESI STRING MENGGUNAKAN ALGORITMA LZW DAN HUFFMAN
KOMPRESI STRING MENGGUNAKAN ALGORITMA DAN HUFFMAN Muhammad Maulana Abdullah / 13508053 Program Studi Teknik Informatika 2008 Bandung e-mail: if18053@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Saat ini kompresi file
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 9 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi: dapat memahami dan melakukan pemrograman untuk melakukan komunikasi antar DTE dengan
Lebih terperinciPENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak
PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) 1 Nelly Astuti Hasibuan, 2 Surya Darma Nasution 1 STMIK Budi Darma Medan, 2 STMIK Budi
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kompresi data merupakan proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan space data dan waktu untuk melakukan transmisi data. Berdasarkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DENGAN ALGORITMA SHANNON-FANO
PERBANDINGAN ALGORITMA HUFFMAN DENGAN ALGORITMA SHANNON-FANO Gagarin Adhitama (13508089) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung Email : if18089@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian File Teks Teks adalah kumpulan dari karakter karakter atau string yang menjadi satu kesatuan. Teks yang memuat banyak karakter didalamnya selalu menimbulkan masalah pada
Lebih terperinciPEMAMPATAN DATA DENGAN KODE HUFFMAN (APLIKASI POHON BINER)
PEAPATAN DATA DENGAN KODE HUFFAN (APLIKASI POHON BINER) Winda Winanti (350507) Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 0, Bandung E-mail : if507@students.if.itb.ac.id Abstraksi
Lebih terperinciPenerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data
Penerapan Pengkodean Huffman dalam Pemampatan Data Patrick Lumban Tobing NIM 13510013 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM. telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Pada bab tiga ini akan dilakukan analisis terhadap landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan
Lebih terperinciTeleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS
JTRISTE, Vol.2, No.1, Maret 2015, pp. 13~18 ISSN: 2355-3677 Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun suatu sistem informasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar dasar teori yang akan digunakan nantinya. Dasar dasar teori tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Telepon Selular (Ponsel) Ponsel adalah sistem komunikasi bergerak (mobile) yang berkembang menjadi sistem dua arah dimulai dari terciptanya sistem pager dua arah yang disediakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH
BAB III ANALISIS MASALAH III.1 Analisis Umum Sistem SMS-Banking Secara umum, layanan SMS-Banking bertujuan untuk memberi kemudahan kepada nasabah dalam memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 DIAGRAM ALIR DATA
PERTEMUAN 3 DIAGRAM ALIR DATA TERMINOLOGI DIAGRAM ALIR DATA Menggambarkan pandangan mengenai masukan, proses dan keluaran sistem yang berhubungan dengan masukan, proses dan keluaran serta mempresentasikan
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS METODE HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA CITRA DAN TEKS PADA APLIKASI KOMPRESI DATA Shelly Arysanti
Lebih terperinciAplikasi Penggambar Pohon Biner Huffman Untuk Data Teks
Aplikasi Penggambar Pohon Biner Huffman Untuk Data Teks Fandi Susanto STMIK MDP Palembang fandi@stmik-mdp.net Abstrak: Di dalam dunia komputer, semua informasi, baik berupa tulisan, gambar ataupun suara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 CRM (Customer Relationship Management) CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) dan atau aplikasi berbasis web lainnya yang
Lebih terperinciPenyandian (Encoding) dan Penguraian Sandi (Decoding) Menggunakan Huffman Coding
Penyandian (Encoding) dan Penguraian Sandi (Decoding) Menggunakan Huffman Coding Nama : Irwan Kurniawan NIM : 135 06 090 1) Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor AMD Turion 64 X2 Dual Core 1,66 Ghz
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian 1. Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Processor AMD Turion 64 X2 Dual Core
Lebih terperinciAnalisis Algoritma Huffman Statis Dalam Kompresi Teks Pada Short Message Service (SMS)
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Analisis Algoritma Huffman Statis Dalam Teks Pada Short Message Service (SMS) valinda Puspita Ayu 1, Nurfarahin Fani 2 Program Pascasarjana,
Lebih terperinciTeknik Pembangkitan Kode Huffman
Teknik Pembangkitan Kode Huffman Muhammad Riza Putra Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 012, email: zha@students.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas suatu teknik dalam pembangkitan kode Huffman
Lebih terperinciPROPOSAL TUGAS AKHIR MEMBANGUN APLIKASI E-VOTING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB MULTIMEDIA
PROPOSAL TUGAS AKHIR MEMBANGUN APLIKASI E-VOTING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB MULTIMEDIA Disusun oleh: Indra Hadiyanto 208 700 855 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KOMPRESI DAN DEKOMPRESI DATA TEKS PADA SISTEM TELEPON SELULER BERBASIS HUFFMAN CODING
Widya Teknika Vol.2 No.; Maret 20 ISSN 4 0660: 2-2 RANCANG BANGUN SISTEM KOMPRESI DAN DEKOMPRESI DATA TEKS PADA SISTEM TELEPON SELULER BERBASIS HUFFMAN CODING Faqih ), Eka Kartika Sari 2) ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciANALISA KODE HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA TEKS ABSTRAK
ANALISA KODE HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA TEKS Timothy John Pattiasina, ST., M.Kom. ABSTRAK Huffman Algorithm adalah sa1ah satu algoritma kompresi tertua yang disusun oleh David Huffman pada tahun 1952.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi 2.1.1 Sejarah kompresi Kompresi data merupakan cabang ilmu komputer yang bersumber dari Teori Informasi. Teori Informasi sendiri adalah salah satu cabang Matematika yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian SMS (Short Message Service) SMS merupakan salah satu layanan pesan teks yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European Telecomunication
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak
Lebih terperinciMETODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER
METODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER Muqtafi Akhmad (13508059) Teknik Informatika ITB Bandung e-mail: if18059@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas tentang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Short Message Service () Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih dikenal dengan sebutan merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk menerima
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Pengubahan SMS pada ponsel menjadi suara dilakukan dengan mengolah data SMS dan membandingkannya dengan kamus kata. Kamus kata berguna sebagai acuan apakah
Lebih terperinciSistem Informasi Status Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbasis SMS Center
Sistem Informasi Status Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbasis SMS Center Dodi Tri Setyadi 1, Firman Arifin, S.T., M.T. 2, Hariyanto 3 1 Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS 2
Lebih terperinciSMS GATEWAY. Nama : Razali NIM : KA SMS (Short Message Service)
Nama : Razali NIM : KA-090023 SMS GATEWAY 1. SMS (Short Message Service) SMS singkatan dari Short Message Service adalah merupakan suatu teknologi yang memungkinkan untuk mengirim dan menerima pesan antar
Lebih terperinci: Entitas/Entity. : Aliran data. : Proses. : Penyimpanan data (data store)
Data Flow Diagram Pertemuan ke 2 --Oct 1 DFD Adalah perangkat-2 analisis dan perangkatperancangan yang terstruktur sehingga memungkinkan pengpeng-analis sistem memahami sistem dan subsistem secara visual
Lebih terperinciImplementasi Metode HUFFMAN Sebagai Teknik Kompresi Citra
Jurnal Elektro ELEK Vol. 2, No. 2, Oktober 2011 ISSN: 2086-8944 Implementasi Metode HUFFMAN Sebagai eknik Kompresi Citra Irmalia Suryani Faradisa dan Bara Firmana Budiono Jurusan eknik Elektro, Institut
Lebih terperinciPerbandingan Kompresi Data Menggunakan Algoritma Huffman dan Algoritma DMC
Perbandingan Kompresi Data Menggunakan Algoritma Huffman dan Algoritma DMC Emil Fahmi Yakhya - 13509069 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinci8.0 Penyandian Sumber dan Penyandian Kanal
MEI 2010 8.0 Penyandian Sumber dan Penyandian Kanal Karakteristik umum sinyal yang dibangkitkan oleh sumber fisik adalah sinyal tsb mengandung sejumlah informasi yang secara signifikan berlebihan. Transmisi
Lebih terperinciN, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =
tulisan. Secara umum, steganografi dapat diartikan sebagai salah satu cara menyembunyikan suatu pesan rahasia (message hiding) dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa sehingga keberadaan
Lebih terperinciEfisiensi Waktu Pencarian Buku Referensi Menggunakan SMS Gateway
Efisiensi Waktu Pencarian Buku Referensi Menggunakan SMS Gateway Solichul Huda Abstract: Mobile phone Data, in principle, form the digital data. Mobile phone can be connecting with the computer system.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Sutabri (2004:3) sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sekolah Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi adalah
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan individu. Bimbingan konseling berasal dari istilah guidance and
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Bimbingan konseling berasal dari istilah guidance
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tanggapan Siemens C45 terhadap Perintah AT Command. Untuk mengetahui respon Handphone terhadap perintah AT Command, harus dibuat suatu pemodelan sistem. Pemodelan dan simulasi
Lebih terperinciPemampatan Data dengan Kode Huffman pada Perangkat Lunak WinZip
Pemampatan Data dengan Kode Huffman pada Perangkat Lunak WinZip Amelia Natalie (13509004) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciKonstruksi Kode dengan Redundansi Minimum Menggunakan Huffman Coding dan Range Coding
Konstruksi Kode dengan Redundansi Minimum Menggunakan Huffman Coding dan Range Coding Aris Feryanto (NIM: 357) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 432, email: aris_feryanto@yahoo.com Abstract Banyak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut
Lebih terperinciAnalisa & Perancangan Sistem Informasi
Analisa & Perancangan Sistem Informasi Oleh: Achmad Zakki Falani, S.Kom Flowchart Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kepustakaan dan studi laboratorium, di mana penulis mempelajari teori-teori teknik
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan dan studi laboratorium, di mana penulis mempelajari teori-teori teknik
Lebih terperinciSISTEM HARDCOPY RECORD UNTUK SMS
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Sistem komunikasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2003/2004 SISTEM HARDCOPY RECORD UNTUK SMS MARKUS 0400539736 TEDDY 0400539351
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma dari Algoritma Pembentukan pohon Huffman Code Sederhana
Kompleksitas Algoritma dari Algoritma Pembentukan pohon Huffman Code Sederhana Muhammad Fiqri Muthohar NIM : 13506084 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: fiqri@arc.itb.ac.id Abstrak makalah
Lebih terperinciDATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD)
Rekayasa Sistem Informasi - Politeknik Harapan Bersama Tegal 1/9 DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD) DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru
Lebih terperinciALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani
ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER Hasani 20108927 Latar Belakang Teknologi dan inovasi alat yang menggunakan sistem kendali jarak jauh, turut mengalami
Lebih terperinciMobile Programming. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur. Mengenal Sistem Kerja SMS
Mobile Programming Oleh: Indra, S.Kom Mengenal Sistem Kerja SMS Short Message Service (SMS) merupakan salah satu fitur GSM yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI. Pada proses pengiriman SMS dari
Lebih terperinci4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu
Sistem penerima data stasiun cuaca, tediri atas tiga pemikiran utama, yaitu monitoring, data terkini, dan identitas stasiun. Pada monitoring berisikan informasi stasiun (no, nama, dan letak geografis stasiun).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Short Message Service (SMS) sebagai bagian dari teknologi komunikasi bergerak (mobile communication) telah berkembang dengan pesat. Teknologi komunikasi bergerak mulai
Lebih terperinci[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom
[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Optimal code pertama yang dikembangkan oleh David Huffman
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PEMILIHAN KEPALA DESA YANG TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY ABSTRAK
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PEMILIHAN KEPALA DESA YANG TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY Dede Kurniadi Teknik Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut email: dede.kurniadi@gmail.com
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH
BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH Pada bab tiga ini akan dilakukan analisis terhadap landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk menemukan solusi
Lebih terperinciBab I Persyaratan Produk
I.1 PENDAHULUAN Bab I Persyaratan Produk Pada bab ini akan dibahas persyaratan-persyaratan produk dari aplikasi voting via SMS yang tidak terhubung pada penyedia nomor khusus layanan SMS atau menggunakan
Lebih terperinciPohon. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Program Studi Teknik Informatika ITB. Rinaldi M/IF2120 Matdis 1
Pohon Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Program Studi Teknik Informatika ITB Rinaldi M/IF2120 Matdis 1 Definisi Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit a b a b a b a
Lebih terperinciKode Sumber dan Kode Kanal
Kode Sumber dan Kode Kanal Sulistyaningsih, 05912-SIE Jurusan Teknik Elektro Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 8.2 Kode Awalan Untuk sebuah kode sumber menjadi praktis digunakan, kode harus dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, berikut alat dan bahan penelitian yang digunakan: 1. Dari sisi perangkat keras, spesifikasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PEMILIHAN KEPALA DESA YANG TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY ABSTRAK
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PEMILIHAN KEPALA DESA YANG TERINTEGRASI DENGAN SMS GATEWAY Dede Kurniadi Program Studi Teknik Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut email: dede.kurniadi@gmail.com
Lebih terperinciPenerapan Metode Enkripsi Idea, Fungsi Hash MD5, dan Metode Kompresi Huffman untuk Keamanan dan Efisiensi Ruang Dokumen
Penerapan Metode Enkripsi Idea, Fungsi Hash MD5, dan Metode Kompresi Huffman untuk Keamanan dan Efisiensi Ruang Dokumen Raka Yusuf 1, Pesta Ferdinan Sitohang 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6 Semeste r : VI Waktu : x x 5 Menit Pertemuan : & 4 A. Kompetensi. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem pengolahan
Lebih terperinciMatematika Diskret (Pohon) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.
Matematika Diskret (Pohon) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Definisi Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit a b a b a b a b c d c d c d c d e f e f e f e f pohon
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk
Lebih terperinciDefinisi. Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. pohon pohon bukan pohon bukan pohon
1 Definisi Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit a b a b a b a b c d c d c d c d e f e f e f e f pohon pohon bukan pohon bukan pohon 2 Hutan (forest) adalah - kumpulan pohon
Lebih terperinci