BERTO APRIYANO NIM/ BP.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERTO APRIYANO NIM/ BP."

Transkripsi

1 KONTRIBUSI DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN KECEPATAN RENANG 200 METER GAYA DADA PADA PERKUMPULAN RENANG DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Oleh : BERTO APRIYANO NIM/ BP /2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

2 PERSETUJUAN SKRIPSI Judul Nama : Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang di Kota Padang : Berto Apriyano NIM/BP : 00892/2008 Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Jurusan Fakultas : Kepelatihan : Ilmu Keolahragaan Padang, 27 April 2012 Disetujui oleh : Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Alnedral, M.Pd NIP Drs. Setiady NIP Diketahui Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga Drs. Maidarman, M.Pd NIP

3 PENGESAHAN Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Nama : BERTO APRIYANO NIM/BP : 00892/2008 Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan : Kepelatihan Fakultas : Ilmu Keolahragaan Tim Penguji Padang, 27 April 2012 Nama Tanda Tangan Pembimbing I : Drs. H. Alnedral, M.Pd 1. Pembimbing II : Drs. Setiady 2. Penguji : Drs. Hendri Irwadi, M.Pd 3. Drs. Maidraman, M.Pd 4. Padli, S.Si, M.Pd 5.

4 ABSTRAK Berto Apriyano (2012) : Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang Di Kota Padang. Berdasarkan pada kurang terlihatnya kemampuan renang gaya dada yang dimiliki para atlet untuk mengikuti kejuaraan renang mengakibatkan menurunnya prestasi renang gaya dada bagi perkumpulan renang di kota Padang. Masalah ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya kurangnya kondisi fisik dalam hal ini ialah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai, kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan, dan kontribusi secara bersama-sama terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Populasi penelitian ini adalah atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang terdiri 25 Putra dan 11 Putri dengan total 36 orang dan dengan menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data untuk mengukur daya tahan kekuatan otot tungkai melalui tes squat jump, untuk daya tahan kekuatan otot lengan melalui tes push up, dan untuk kemampuan kecepatan renang dilakukan melalui tes renang 200 meter gaya dada. Data yang diperoleh akan di uji menggunakan analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk mencari kontribusi menggunakan rumus r 2 x 100%. Hasil analisis data menunjukkan (1) Daya tahan kekuatan otot tungkai berkontribusi 74,65% putra dan 91,58% putri, (2) Daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi 70,06% putra dan 91,20% putri, (3) Daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi secara bersamasama 74,99% putra dan 93,51% putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Kata kunci : Daya tahan kekuatan otot tungkai, Daya Tahan kekuatan otot lengan dan Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada i

5 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata ala atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah memberikan kekuatan pada penulis, sehingga telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian program Strata satu (S I ) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. H. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Drs. Maidarman, M.Pd Ketua Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. ii

6 3. Drs. H. Alnedral, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Drs. Setiady, selaku pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak-Bapak dosen penguji, yaitu Drs. Hendri Irawadi, M.Pd, Drs. Maidarman, M.Pd dan Padli, S.Si, M.Pd yang telah memberikan arahan, koreksi dan nasehatnya selama penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan ibu, kakak dan adik serta keluarga besar penulis, yang telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. 6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa tahun 2008 Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang Bapak/Ibu, dan Saudara berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik hidayah-nya pada kita semua. Amin. Padang, April 2012 Penulis iii

7 DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN SKRIPSI PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN.... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 8 C. Pembatasan Masalah... 9 D. Rumusan Masalah... 9 E. Tujuan penelitian F. Kegunaan Penelitian BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori Hakikat Olahraga Renang Hakikat Renang Gaya Dada Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan B. Kerangka Konseptual C. Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Definisi Operasional iv

8 D. Populasi dan Sampel E. Jenis dan Sumber Data F. Prosedur Penelitian G. Instrument Penelitian H. Teknik Pengumpulan Data I. Teknik Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Persyaratan Analisis C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN v

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Populasi Penelitian Tabel 2. Pengawas Penelitian Tabel 3. Tenaga Pembantu Penelitian Tabel 4. Alat-Alat Yang Diperlukan Tabel 5. Format Isian Data Tabel 6. Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri Tabel 7. Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri Tabel 8. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1) Tabel 9. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1) Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2) Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) Tabel 14. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putra) Tabel 15. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putri) Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet Putra pada Perkumpulan Renang di Kota Padang vi

10 Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putri Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putri Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Secara Bersama-Sama Terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang vii

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Logo FINA Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan Gambar 4. Otot Tungkai Atas Gambar 5. Otot Tungkai Bawah Gambar 6. Otot Lengan Gambar 7.Kerangka Konseptual Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita Gambar 10. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1) Gambar 11. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1) Gambar 12. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2) Gambar 13. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) Gambar 14. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) Gambar 15. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) viii

12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian Putra dan Putri Lampiran 3 : Kategori Tes Squat Jump dan Tes Push Up Putra Putri Lampiran 4 : Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putra dan Putri Lampiran 5 : Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putra dan Putri Lampiran 6 : Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putra dan Putri Lampiran 7 : Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra dan Putri Lampiran 8 : Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X1, X2 dan Y) Putra dan Putri. 102 Lampiran 9 : Pengujian Hipotesis Lampiran 10 : Pengujian Hipotesis Lampiran 11 : Pengujian Hipotesis Lampiran 12 : Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra dan Putri Lampiran 13 : Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors Lampiran 14 : Tabel dari Harga Kritik dari Product-Moment 113 Lampiran 15 : Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z ix

13 Lampiran 16 : Nilai Persentil untuk Distribusi F Lampiran 17 : Surat Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang Lampiran 18 : Surat Penelitian dari FIK UNP Lampiran 19 : Surat Balasan dari Tiap Perkumpulan Renang Lampiran 20 : Foto-Foto Penelitian x

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sebagai bagian dari aktivitas manusia yang merupakan kebutuhan sebagai upaya membentuk jasmani dan rohani yang sehat. Sampai saat ini olahraga telah memberikan kontribusi yang berarti dan nyata bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu olahraga turut berperan dalam peningkatan kualitas bangsa baik jasmani maupun rohani yang erat kaitannya untuk kelancaran pelaksanaan sistem pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu cabang olahraga yang saat ini sangat populer di masyarakat, baik di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah renang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kolam renang di setiap negara yang dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta serta hampir seluruh hotel berbintang di dunia memiliki kolam renang. Melalui pengamatan peneliti ternyata renang menjadi olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan. Demikian juga mulai dari masyarakat kota sampai masyarakat desa, instansi pemerintah maupun pihak swasta bahkan pada instansi pendidikan aktif mengembangkan olahraga renang. Saat ini, olahraga renang tidak saja sebagai olahraga rekreasi atau dengan tujuan kesehatan, akan tetapi sejak berpuluh tahun yang lalu telah dipertandingkan baik pada tingkat nasional maupun internasional yang berarti olahraga renang bagian dari olahraga prestasi. Melalui olahraga prestasi, diharapkan akan tercipta atlet yang akan mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara melalui berbagai 1

15 2 kejuaraan yang diperlombakan. Sesuai dengan tujuan prestasi yang dijelaskan dalam UU RI No. 3 pasal 20 ayat 1 tentang Sistem Keolahragaan (2005:12) bahwa olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Perkembangan olahraga renang yang demikian pesatnya tidak terlepas dari dukungan dan peran serta baik masyarakat maupun pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya kejuaraan-kejuaraan tingkat kota, kabupaten, provinsi bahkan tingkat nasional serta internasional. Hal dimaksud sebagai upaya mengembangkan/membangun prestasi para perenang dan mencari bibit-bibit potensial yang dapat menjadi andalan dalam kejuaraan tingkat internasional. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun Tentang pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi pada Pasal 27 Ayat 4 yang menyatakan bahwa Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Sehubungan hal tersebut diatas mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : (1) Minat, bakat, dan motivasi dalam olahraga, (2) Dukungan moral dan material dari keluarga, (3) Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram, menggunakan pendekatan dan metode yang baik dalam relative lama, (4)

16 3 Dukungan sarana dan prasarana yang memadai, (5) Kondisi lingkungan, fisik, giografis, sosiocultural yang kondusif. Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat kompleks, karena di samping kemampuan teknik dan mental unsur kondisi fisik harus dimiliki dengan baik. Syafruddin (1989:35) menyatakan bahwa komponen kondisi fisik dasar yaitu ; daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance) dan koordinasi (coordination). Masing-masing komponen tersebut harus berada pada tingkat teratas sesuai dengan tuntutan dari masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga renang hampir setiap komponen kondisi fisik menjadi dominan dalam suatu perlombaan renang, seperti: daya tahan, kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelincahan dan kelentukan. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meraih prestasi olahraga, perlu kerjasama yang terarah dan memperhatikan segala aspek yang mendukung tercapainya prestasi olahraga prestasi tersebut.diantara kegiatan olahraga yang dilaksanakan secara terkoordinir dan kontinu serta memperhatikan prinsip-prinsip latihan, program latihan, metode latihan, dan sebagainya. Dalam olahraga renang khususnya dalam pembinaan prestasi, setiap unsur kondisi fisik juga harus disesuaikan dengan gaya renang utama para atlet binaan prestasi tersebut, seperti: renang gaya kupu-kupu, renang gaya punggung, renang gaya dada, dan renang gaya bebas. Selain itu faktor kondisi fisik tersebut juga harus disesuaikan dengan nomor-nomor renang gaya utama para atlet, seperti: nomor 50 meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter, 800 meter dan 1200 meter.

17 Secara garis besar unsur yang dominan ialah unsur kecepatan, unsur kekuatan dan unsur daya tahan. Bila salah satu unsur belum dimiliki atau dikuasai, maka prestasi terbaik tidak akan tercapai. Khususnya terhadap renang gaya dada yang merupakan gaya renang yang memiliki catatan rekor waktu yang paling rendah. Dalam renang gaya dada, faktor kondisi fisik juga sangat dibutuhkan pada bentuk gerakan kaki maupun tangan. Jika memiliki kondisi fisik yang baik, maka pada saat melakukan gerakan kaki dan gerakan tangan akan maksimal sehingga akan tercapai waktu yang lebih cepat. Pada gerakan kaki dan gerakan tangan renang gaya dada faktor kondisi fisik yang dibutuhkan ialah kekuatan kecepatan pada jarak 50 meter lalu kecepatan kekuatan daya tahan pada jarak 100 meter dan 200 meter. Di mana latihan akan terfokus juga dominan untuk membentuk kekuatan pada otot tungkai dan otot lengan. Selain itu yang perlu diperhatikan juga yaitu keadaan sarana dan prasarana untuk latihan. Karena dengan keadaan kolam renang yang baik serta perlengkapan dan peralatan latihan yang lengkap, tentu akan memudahkan seorang atlet untuk melatih kemampuan renangnya agar lebih baik, apalagi diikuti dengan program latihan yang diberikan pelatih sangat baik, terarah, kontiniu serta sesuai dengan kebutuhan seorang atlet renang. Perkembangan olahraga renang di kota Padang cukup mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah, terbukti dengan banyaknya klub-klub renang di kota Padang. Termasuk di sekolah-sekolah yang memasukkan olahraga renang sebagai salah satu kegiatan pembelajaran.

18 Bagi seorang atlet, olahraga merupakan ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Prestasi itu sebagai hasil tertinggi yang dicapai dengan proses panjang yang memiliki tujuan dan target. Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan usaha melalui perencanaan dan pelaksanaan yang terarah, terkoordinir dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam usaha untuk mengembangkan prestasi pada cabang olahra renang, maka didirikan berbagai klub renang di kota Padang seperti: Women s Swimming Club (WSC), P.R Lumba-Lumba, P.R Tirta Kaluang, Pesut Swimming Club, Alfhred Swim Camp, Ambacang Swimming Club dan Profi Swimming Club. Dimana seluruh klub tersebut berlokasi di Kolam Renang Teratai sebagai tempat latihannya. Melalui latihan di klub, para atlet diharapkan dapat berprestasi membawa nama klub, sekolah, daerah maupun negara. Maka dari itu sangat banyaknya diadakan acara / event perlombaan renang seperti: O2SN perlombaan antar sekolah dasar tingkat kota, daerah dan nasional. POPDA perlombaan antar sekolah SMP dan SMA tingkat kota, daerah dan nasional. POMNAS perlombaan antar mahasiswa tingkat kota, daerah dan nasional. KRAPSI perlombaan antar klub renang seluruh indonesia hingga event besar seperti PON, Sea Games, Asean Games dan Olimpiade. Akan tetapi pada saat ini prestasi yang diraih oleh klub-klub renang di kota padang mulai mengalami penurunan, hanya beberapa klub yang mampu bertahan untuk membawa atletnya di tingkat nasional. Khususnya penurunan terlihat jelas pada renang gaya dada baik jarak 50 meter, 100 meter maupun 200

19 meter. Menurunnya prestasi tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor itu antara lain karena mengabaikan unsur-unsur yang dapat menentukan kemampuan atlet, seperti kondisi fisik dan teknik, terutama pada kekuatan dan daya tahan untuk menghasilkan kemampuan gerakan kaki dan gerakan tangan. Teknik merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan seorang atlet dalam mengikuti suatu perlombaan. Sehingga dengan teknik yang baik diharapkan atlet tersebut dapat meraih prestasi yang baik juga seperti yang diinginkan. Dalam renang gaya dada teknik yang harus sangat diperhatikan ialah teknik gerakan kaki dan gerakan tangan yang benar, sehingga memudahkan untuk atlet tersebut memenangkan perlombaan renang khususnya renang gaya dada. Akan tetapi berdasarkan pengetahuan peneliti di lapangan bahwa atletatlet tersebut masih belum dapat memaksimalkan renang gaya dadanya, dikarenakan banyak yang memiliki teknik renang yang bagus tetapi tidak memiliki kekuatan dan daya tahan yang seimbang, dan begitupun sebaliknya. Sehingga sangat kecil prestasi yang bisa didaptkan dalam suatu perlombaan renang. Belum maksimalnya kemampuan kecepatan renang gaya dada ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antar lain: kurangnya daya tahan kekuatan otot tungkai, kurangnya daya tahan kekuatan otot lengan, kurang baiknya kemampuan kondisi fisik, kurang baiknya teknik renang gaya dada, kurang memadainya sarana dan prasarana latihan, kurang baiknya minat, bakat dan motivasi yang dimiliki atlet, serta kurang baiknya program latihan yang diberikan pelatih,

20 sehingga mengakibatkan kemampuan kecepatan renang gaya dada masih belum maksimal. Dari beberapa faktor yang diuraikan di atas ada beberapa faktor yang diduga juga mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada yang masih rendah. Faktor itu adalah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Ini terlihat dengan kurangnya kemampuan renang gaya dada yang dilakukan oleh atlet yang disebabkan rendahnya kedua faktor tersebut yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Bertitik tolak dari masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh kemampuan kecepatan renang gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkupulan renang di kota Padang, dan juga melihat hubungan dari kedua faktor yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Lalu dalam penelitian ini peneliti akan melihat kemampuan kecepatan renang gaya dada tersebut pada jarak 200 meter, karena nomor 200 meter adalah nomor dengan jarak terjauh pada perlombaan renang gaya dada dan juga akan lebih terlihat bentuk daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan tersebut. Renang gaya dada untuk nomor 200 meter juga merupakan salah satu nomor resmi yang diperlombakan pada event besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA GAMES, ASIAN GAMES, OLIMPIADE. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian: Hubungan antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.

21 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 2. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 3. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 4. Peneliti ingin mengetahui kontribusi kondisi fisik terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 5. Peneliti ingin mengetahui kontribusi teknik renang terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 6. Peneliti ingin mengetahui kontribusi dukungan sarana dan prasarana terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 7. Peneliti ingin mengetahui kontribusi minat, bakat dan motivasi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 8. Peneliti ingin mengetahui kontribusi program latihan yang diberikan pelatih terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.

22 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah terdapat faktor yang diduga mempengaruhi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Mengingat luasnya permasalahan dan berbagai keterbatasan yang ada, maka peneliti perlu membatasi masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu, serta tercapainya sasaran penelitian yang diinginkan, untuk itu penelitian ini hanya dibatasi pada : 1. Daya tahan kekuatan otot tungkai pada perkumpulan renang di kota Padang 2. Daya tahan kekuatan otot lengan pada perkumpulan renang di kota Padang 3. Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang? 2. Apakah daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada perkumpulan renang di kota Padang? 3. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang?

23 E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. F. Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini nantinya diharapkan berguna : 1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bahan perbandingan bagi staf pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi pelatih, pembina dan guru olahraga yang akan mengajarkan renang khususnya dalam renang gaya dada. 4. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa/mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. 5. Sebagai bahan bacaan pada perpustakaan jurusan, fakultas dan universitas. 6. Sebagai informasi serta menjadi sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga, khususnya olahraga renang.

24 BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Hakikat Olahraga Renang a) Sejarah Olahraga Renang Air merupakan unsur kebutuhan bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup di dunia. Olahraga renang tidak dapat dipisahkan dari unsur air dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat diminati oleh sebahagian besar manusia di dunia. Hal dimaksud dapat diperhatikan dimana terdapat sungai, danau dan pantai / laut, selalu ramai dikunjungi masyarakat mulai orang dewasa juga anak-anak mereka bermain, berenang dan sebagainya. Menurut Chalid Marzuki (1999:30) bahwa sejarah perkembangan, olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang sudah tua, hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah seperti relief-relief dan lukisan-lukisan yang ditinggalkan sejak zaman purbakala. b) Pengertian Olahraga Renang Renang merupakan aktifitas jasmani seluruh bahagian tubuh bergerak dan tubuh menghasilkan gerakan maju di dalam air. Kemudian gerakan-gerakan itu diatur dan ditetapkan sebagai aturan baku sehingga menjadi suatu aktifitas olahraga air yang terus berkembang. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, gerakan-gerakan renang itu berkembang menjadi empat macam gaya renang yang diperlombakan pada saat ini yaitu : renang gaya bebas, renang gaya dada, renang gaya kupu-kupu dan renang gaya punggung. 11

25 Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga renang yaitu menurut Chalid (1999:22) antara lain Kekuatan (Strength), Daya Tahan (Endurance), Kecepatan (Speed), Kelincahan (Flexibility), Koordinasi (Coordination), Daya Ledak (Explosive Power), Daya Tahan Kekuatan. 2. Hakikat Renang Gaya Dada a) Pengertian Renang Gaya Dada Seperti halnya renang gaya bebas yang mempunyai sejarah yang panjang, renang gaya dada pun mempunyai. Sesungguhnya renang gaya dada merupakan gaya renang yang tertua dan juga merupakan gaya renang pertandingan yang tertua pula/ terdahulu. Pada awal abad ke 16, renang gaya dada masih dilakukan dengan cara kedua lengan bergerak bersamaan, tetapi gerakan tungkai masih seperti gerakan pada gaya bebas. Nicholas Wynman (1538) telah menganjurkan renang gaya dada agar dilakukan seperti gaya renang yang dilakukan oleh katak. Renang gaya dada telah berkembang sejak lama. Gaya ini memiliki beberapa faktor kemudahan untuk dipelajari, diantaranya bidang tumpu yang lebih luas ketika posisi tubuh berada di air sehingga mudah terapung. Sementara posisi kepala bergerak ke atas/ depan dan bawah ketika melakukan gerakan pernapasan. Dengan demikian dapat mengurangi atau memperkecil faktor keletihan. Hal ini disebabkan oleh gerakan yang menggunakan energi lebih sedikit dan faktor gerak yang lebih relaks.

26 b) Peraturan FINA FINA ( Federation Internationale de Natation) Swimming Rules Gambar 1. Logo FINA Sumber. SW.7. GAYA DADA (Breaststroke) SW.7.1. Sejak mulai tarikan tangan pertama setelah start dan setelah pembalikan, badan harus tetap terlungkup (on breast), tidak diperbolehkan sekalipun berputar hingga terlentang. SW.7.2. Seluruh gerakan tangan harus bersamaan (simultaneous) dan dalam bidang datar (horizon) tanpa gerakan yang bergantian. SW.7.3. Tangan harus didorong kedepan bersamaan mulai dari dada, di atas, didalam, atau pada permukaan air. Siku harus dibawah permukaan air kecuali pada tarikan akhir di saat finish. Tangan harus ditarik ke belakang dibawah atau pada permukaan air. Tangan tidak ditarik kebelakang melampaui garis pangkal paha, kecuali pada tarikan tangan pertama setelah start dan tiap pembalikan. SW.7.4. Seluruh gerakan kaki harus bersamaan dan dalam bidang datar (horizon) tanpa gerakan yang bergantian. SW.7.5. Kaki harus diputar ke luar dalam melakukan tendangan sebagai bagian dari gerak untuk mendapatkan daya dorong (porpulsive). Menggunting, flutter, atau tendangan dolphin ke bawah tidak diperbolehkan. Memecah permukaan air dengan kaki diperbolehkan tidak diikuti dengan tendangan dolphin ke bawah. SW.7.6. Pada tiap pembalikan dan pada waktu finish, sentuhan harus dilakukan dengan dua tangan bersamaan diatas atau di bawah permukaan air. Kepala boleh tenggelam setelah tarikan tangan terakhir sebelum menyentuh tembok, sedianya kepala memecah permukaan air pada satu titik selagi satu putaran (cycle) terakhir secara lengkap atau tidak lengkap. SW.7.7. Selagi satu putaran (cycle) lengkap, satu tarikan tangan satu tendangan kaki, pada kejadian itu bagian kepala dari perenang harus memecah permukaan air, kecuali setelah start dan setelah pembalikan dapat melakukan tarikan tangan penuh ke belakang hingga mengarah ke kaki,

27 dan satu gerak tendangan kaki di bawah permukaan air. Kepala harus memecah permukaan air sebelum tangan kembali melakukan putaran ke dalam pada gerakan membuka dari bagian stroke kedua. c) Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Berikut ini adalah analisa urutan rangkaian gerakan kaki yang terjadi dalam renang gaya dada dalam Chalid (1999:36): 1) Sikap tubuh tertelungkup kedua kaki lurus rapat saling berdampingan. 2) Kaki bergerak perlahan menarik secara serempak dengan sumber gerakan dari sendi lutut (articulatio genu), sehingga membentuk sudut pada bagian belakang lutut diikuti dengan membuka kedua belah paha ke samping. 3) Pergelangan kaki digerakan sehingga telapak kaki menghadap kearah belakang tubuh. Hal ini agar tendangan menghasilkan sumber daya tendangan yang maksimal. 4) Kedua kaki ditendang (kick) secara serempak ke belakang sedikit melebar dengan kekuatan/tenaga maksimal dan diakhiri dengan gerakan pada persendian pergelangan kaki (articulatio talocruralis). 5) Setelah gerakan tendangan kaki (kick) dilakukan maka kedua kaki diluruskan dan rapat. 6) Demikian gerakan kaki dilakukan secara berulang. Berikut ini diuraikan fase gerakan tangan yang terdapat dalam renang gaya dada Chalid (1999:40): : 1) Fase Pertama Pada saat kedua belah tangan berada lurus di depan jari. Gerakan tangan membuka kesamping arah bawah dengan sudut kira-kira 30 o s/d 40 o derajat sehingga melebihi lebar bahu dengan sudut 30 o s/d 40 o derajat, akhir dari sikap membuka ini, mengambil sikap untuk melakukan tarikan tangan (pull) dengan posisi siku agak tinggi tetap di bawah permukaan air. 2) Fase Kedua Setelah kedua belah tangan bergerak melakukan tarikan membentuk sudut pada siku dengan sumber tenaga dari sendi bahu (articulatio humeri) tariklah kedua belah tangan seperti membuat pola di bawah dada. 3) Fase Ketiga Pada fase ini tarikan tangan dilakukan secara maksimum sampai kedua telapak tangan saling bertemu di bawah leher dengan menggerakkan sendi pergelangan tangan (articulatio carpae/wrist). Dilanjutkan dengan gerakan mengepit kedua belah siku pada satu bidang datar secara serempak di bawah dada. Selanjutnya dengan suatu sikap melakukan gerakan tangan ke depan.

28 4) Fase Keempat Setelah sikap bahu tinggi dengan telapak tangan posisi miring menghadap ke atas untuk diluruskan ke depan lakukanlah dorongan tangan ke depan bantuan bahu sehingga lurus, pada saat meluruskan tangan ke depan putarlah telapak tangan yang semula ke atas, serempak bersamaan melakukan luncuran telapak tangan ditelungkupkan sampai tangan lurus, selanjutnya lakukanlah gerakan sesuai dengan urutak fase gerakan terdahulu. Koordinasi adalah gerakan yang terjadi pada suatu aktivitas atau kegiatan secara umum merupakan suatu rangkaian gerak berupa suatu kesatuan secara totalitas pada kegiatan fisik dan mental pada diri manusia. Dalam hal tersebut jika seseorang melakukan aktivitas berenang gaya dada terjadilah suatu koordinasi fisik dan mental yang terjadi di dalam air tampak gerakan tubuh secara keseluruhan posisi kaki, gerakan tangan, posisi kepala, pernapasan dalam teknik gerakan renang gaya dada. Untuk lebih mudah membahas dan menganalisa gerak pada renang gaya dada. Berikut ini diuraikan mulai gerak tangan dan kepala, dengan dasar pemikiran bahwa tangan dan kepala merupakan kemudi gerakan-gerakan lainnya dalam melakukan renang. Pada saat kedua belah lengan lurus di depan, pandangan muka juga ke depan, posisi kepala di bawah permukaan air, agak lebih tinggi dari lengan, sedangkan posisi kaki lurus kebelakang lebih rendah dari kepala. Gerakan selanjutnya bukalah kedua lengan sambil menekan di dalam air ke bawah samping melebihi lebar bahu dengan jari saling merapat. Lakukanlah raihan tangan ke samping melebihi bahu di dalam air, pada saat inilah dilakukan untuk mengeluarkan udara perlahan-lahan, selanjutnya gerakkan kedua belah tangan melebar melebihi lebar bahu.

29 Selanjutnya lipatlah kedua belah tangan untuk melakukan tarikan di dalam air. Selanjutnya tekuklah tangan dalam usaha kita melakukan tarikan di dalam air. Lipatlah persendian pada siku semakin membesar, sehingga sikap siku agak lebih tinggi dari lengan bawah selama berada di dalam air. Gerakan lengan ini hanya berkisar di bawah dada, diakhiri dari sikap siku agak tinggi dari lengan bawah diikuti gerakan mengangkat kepala ke arah permukaan air bersiap untuk mengambil udara di atas permukaan air. Lakukanlah gerakan lengan secara serentak, sehingga kedua belah siku mengepit air di bawah dada kedua belah siku saling bertemu dengan merapatkan kedua belah lengan. Pada saat ini kepala diangkat di atas air untuk mengambil udara, melalui mulut, sedangkan posisi kaki ditarik ke depan sampai kaki bagian bawah melipat pada persendian lutut. Setelah kedua belah siku merapat dan mengambil udara melalui mulut secukupnya, tungkai kaki bawah dan atas ditarik ke depan, sehingga membentuk sudut sedemikian ruapa, sikap tangan siap untuk meluncur diluruskan kembali ke depan. Dalam keadaan posisi tubuh tersebut, posisi kaki siap untuk mendorong dan tangan siap meluncur, serentak lakukanlah luncuran tangan ke depan dibantu dengan mendorongkan kaki ke belakang dan masukkan kepala ke bawah permukaan air. Luncuran tangan dan dorongan kaki secara serentak diakhiri dengan gerakan lecutan pada ujung kaki, sehingga terjadi gerakan luncuran badan ke depan sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus. Tutuplah kedua belah kaki saling merapat lurus ke belakang dan posisi tangan lurus ke depan, sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus sejajar dengan permukaan air (stream line). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut ini:

30 Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:79) Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:80)

31 3. Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51) Kecepatan (speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan berkaitan dengan waktu, frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan demikian jelaslah bahwa kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat dominan dalam aktifitas olahraga. Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubahubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat. Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik, sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak, kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan

32 gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh. Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan dengan jarak terjauh dari renang gaya dada. 4. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan. Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.

33 Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium. Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan belakang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4. Otot Tungkai Atas Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 52) Sedangkan otot tungkai bawah terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan perenci otot. Ketiga otot ini terletak pada batas bagian lutut bawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

34 Menurut beberapa ahli, kekuatan menggambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan mengakat, menolak dan mendorong. Sedangkan kecepatan menunjukkan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kontraksi otot yang sangat cepat, dan daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Gambar 5. Otot Tungkai Bawah Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 54) Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama. Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada,

35 daya tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot tungkai, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada. 5. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat

36 dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada akhirnya mengendur dan memanjang kembali. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan

37 kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada. Gambar 6. Otot Lengan Sumber : Wildan Yatim dalam Yetridawati (2008).

38 B. Kerangka Konseptual 1. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Daya tahan kekuatan otot tungkai juga merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya tahan kekuatan juga merupakan gabungan dari daya tahan dan kekuatan. Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot tungkai harus dimiliki oleh para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.

39 2. Kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Selain daya tahan kekuatan otot tungkai, daya tahan kekuatan otot lengan juga merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. daya tahan kekuatan otot lengan merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya tahan kekuatan juga merupakan gabungan dari daya tahan dan kekuatan. Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot lengan harus dimiliki oleh para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.

40 3. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan maksimal otot tungkai untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Sedangkan daya tahan kekuatan otot lengan merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Sesuai dengan kajian teori terdahulu dapat dipahami bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memiliki hubungan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Untuk melakukan kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter diperlukan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara keseluruhan yaitu pada gerakan tendangan kaki (kick) dan tarikan tangan (pull) dalam berenang. Apabila untuk mencapai kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter dibutuhkan gerakan tendangan kaki (kick) dan tarikan tangan (pull) yang kuat sekaligus cepat, maka sangat dibutuhkan unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang. Dalam hal ini, renang gaya dada yang dilakukan perenang pada jarak 200 meter tampak mengalami kelelahan akibat pembebanan kerja fisik. Kerja fisik yang dimaksud adalah gerakan tendangan kaki (kick) dan gerakan tarikan tangan (pull).

41 Berpedoman pada uraian di atas, dapat di mengerti hubungan antara daya tahan otot kekuatan tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dalam penelitian ini terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk lebih jelasnya gambaran keterkaitan ketiga variabel di atas ada baiknya dijelaskan dengan suatu model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti pada gambar di bawah ini. Variabel Bebas Variabel Terikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) Ha 1 Ha 3 Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) Ha 2 Gambar 7. Kerangka Konseptual

42 C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, maka diajukan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 3. Terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.

43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis korelasi (korelasi product moment). Menurut Sudjana (1991:63) bahwa: Penelitian korelasi merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, besar tidaknya hubungan dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Berdasarkan permasalahan penelitian, maka penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, karena sesuai dengan yang dikemukan oleh Arikunto (1992: ) yaitu: Dalam penelitian korelasional, penelitian memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, sesuai dengan anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek diukur mengenai dua jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk mengetahui koefisien korelasinya. Penelitian korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel dan seberapa eratnya serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atletatlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.

44 B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Renang Teratai, Padang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 s/d 28 maret C. Defenisi Operasional Untuk menghilangkan salah penafsiran maka didapat Defenisi Operasional secara sederhana tentang: 1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Daya tahan kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu yang relatif lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil data daya tahan kekuatan otot tungkai dilakukan dengan tes Squat Jump. Penilaiannya berdasarkan jumlah/skor yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiap-tiap perkumpulan renang. 2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Seperti keterangan di atas daya tahan kekuatan adalah kemapuan seseorang menggunakan kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu yang relatif lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil datanya dilakukan dengan tes Push Up. Penilaiannya berdasarkan jumlah/skor yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiap-tiap perkumpulan renang.

45 3. Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Olahraga renang merupakan olahraga yang aktifitasnya berada di dalam air. Gaya dada merupakan salah satu dari empat gaya yang sering diperlombakan, yaitu antara lain : gaya bebas, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Sedangkan kecepatan ialah kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Kecepatan juga erat kaitannya dengan waktu, frekuensi, gerak dan jarak perpindahan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan ini dilakukan tes renang 200 meter gaya dada dalam bentuk perlombaan renang dengan peraturan yang sesuai ketentuan dalam pelaksanaan perlombaan renang. Penilaiannya berdasarkan satuan waktu yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiaptiap perkumpulan renang. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Suharsimi Arikunto (1998:15) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah atletatlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang baik putra maupun putri yang berjumlah 36 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

46 Tabel 1. Populasi Penelitian No Perkumpulan Renang / Club Atlet Putra Atlet Putri Jumlah 1 ALFHRED SWIM CAMP WOMEN'S SWIMMING CLUB PROFI SWIMMING CLUB P.R TIRTA KALUANG PESUT SWIMMING CLUB Jumlah Sampel Berpedoman pada gambaran yang terdapat pada populasi di atas, maka menurut Sudjana (1996 : 5) pengambilan sample ditetapkan secara total sampling, hal ini mengingat jumlah populasi yang kecil dan akan dijadikan sample. Dengan demikian sample di ambil pada atlet putra dan atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang berjumlah 36 orang. E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari tes dan pengukuran terhadap atlet-atlet yang terpilih menjadi sample. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pelatih renang prestasi di masing-masing perkumpulan renang. 2. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes daya tahan kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan tes

47 kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang, yang dijadikan sampel. F. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkahlangkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari langkah persiapan dan langkah pelaksanaan. 1. Langkah Persiapan a. Mengajukan judul kepada dosen penasehat akademik peneliti. b. Setelah judul disetujui oleh dosen penasehat akademik dilanjutkan kepada ketua jurusan untuk menentukan dosen pembimbing dua. c. Konsultasi dengan dosen pembimbing. d. Melakukan seminar proposal penelitian. e. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang 2. Langkah Pelaksanaan a. Melaksanakan tes squat jump untuk mengambil data daya tahan kekuatanotot tungkai, tes push up untuk mengambil data daya tahan kekuatan otot lengan, dan tes renang 200 meter gaya dada untuk mengambil data kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada terhadap sampel yang telah ditetapkan, yang terdiri dari 25 orang putra dan 11 putri jadi total keseluruhan 36 orang sampel. b. Untuk pengambilan data dari ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump, tes push up dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut diawasi oleh

48 masing-masing pelatih prestasi pada perkumpulan renang yang berjumlah 7 orang pengawas. Tabel 2. Pengawas Penelitian No Nama Jabatan 1 Drs. H. Alnedral, M.Pd Dosen Pembimbing I 2 Drs. Setiady Dosen Pembimbing II 3 Hendri RD Pelatih Alfhred Swim Camp 4 Zulfauzan Pelatih Women's Swimming Club 5 Yudarwan, S.Pd Pelatih Profi Swimming Club 6 Zainul Sutan Zai Pelatih Pesut Swimming Club 7 Drs. Zirfan Efendi Pelatih P.R Tirta Kaluang c. Dalam melakukan ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump, tes push up dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut, dibantu oleh tujuh orang tenaga pembantu penelitian Tabel 3. Tenaga Pembantu Penelitian No Nama Tugas 1 Zulbahri Penghitung skor 2 Naluri Denay Penghitung skor 3 Aan Irawan Penghitung waktu 4 Sri Haryati Penghitung waktu 5 Royzilman Penghitung waktu 6 Ilfan Riandi Penghitung waktu 5 Muji Pencatat skor dan waktu 6 Tio Pencatat skor dan waktu 7 Didik Ternando Perlengkapan d. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes daya tahan kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada sebagai berikut:

49 Tabel 4. Alat-Alat Yang Diperlukan No Alat Jumlah 1 Belangko tes 5 lembar 2 Alat tulis 3 buah 3 Stopwatch 1 buah 4 Pluit 1 buah Sebelum mengambil data terlebih dahulu disiapkan format tes yang diperlukan untuk mempermudah dalam mencatat dan menghindari kekeliruan data. Ada pun format pengambilan data seperti pada tabel berikut ini: Tabel 5. Format Isian Data Nama Klub / Perkumpulan Renang : No Nama Hasil Tes Kategori Hasil Tes Kategori Hasil Tes e. Mengambil data langsung ke kolam renang teratai tempat latihan klubklub atau perkumpulan renang di kota Padang.

50 G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes. Tes tersebut terdiri dari instrumet tes squat jump untuk mengukur daya tahan kekuatan otot tungkai, instrument tes push up untuk mengukur daya tahan kekuatan otot lengan dan tes renang 200 meter gaya dada untuk mengukur kemampuan kecepatan renang gaya dada sesuai dengan peraturan yang dipakai pada saat perlombaan renang. H. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: 1. Tes daya tahan kekuatan otot tungkai Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes Squat Jump, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot tungkai tesebut. a. Tujuan Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal otot ekstensor tungkai. b. Alat dan Perlengkapan Bidang datar / ruangan Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan

51 Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump, Sumber : Erwin (2010) Berdirilah tegap dengan kedua tangan menyilang di depan dada, kedua kaki membuka lebar, punggung dan kepala lurus. Jongkok perlahan sampai paha sejajar lantai, atau lebih rendah ke lantai. Langsung lakukan lompatan di tempat setinggi mungkin menggunakan kekuatan paha Anda. Kembali ke posisi awal, jongkok kemudian melompat lagi. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai atlet tersebut tidak dapat lagi melakukan gerakan tersebut secara sempurna seperti ketentuan di atas. d. Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka akan dihentikan.

52 Tabel 6. Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri Putra No Kelas Interval Putri No Kelas Interval Sumber : Adnan (2008:14) 2. Tes daya tahan kekuatan otot lengan Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes Push Up, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot lengan tesebut. a. Tujuan Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal ekstensor lengan. b. Alat dan Perlengkapan Bidang datar / ruangan Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan

53 Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita, Sumber : Nathanael (2011) Atlet mengambil posisi sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, dengan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu badan diturunkan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Bagi putri gerakan dilakukan dengan lutut dijadikan tumpuan sedangkan bagian kaki di angkat. Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu sampai tidak sanggup lagi mengangkat badannya lagi. d. Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka akan dihentikan. Tabel 7. Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri Putra No Kelas Interval

54 Putri No Kelas Interval Sumber : Adnan (2008 : 14) 3. Tes renang 200 meter gaya dada a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. b. Alat dan Perlengkapan Kolam renang standar nasional / internasional Stopwatch Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan Peraturan yang dipakai disesuaikan dengan peraturan perlombaan renang yang telah diatur oleh PRSI maupun FINA. d. Penilaian Penilaian yang diambil adalah berapa waktu yang diperlukan atlet untuk menyelesaikan jarak 200 meter tersebut dengan menggunakan renang gaya dada.

55 I. Teknik Analisa Data a. Uji Normalitas Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang bertujuan untuk mengetahui kelompok sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menguji normalitas dilakukan Uji Lilifort (Fardi, 2010 : 14). b. Uji Korelasi Untuk mencari korelasi penulis menggunakan rumus product moment dari person yang dikemukakan oleh Sudjana 1992 dalam (Aziz 2008 : 135) sebagai berikut : r xy { N. X N XY ( X )( Y) 2 2 ( X ) }{ N. Y 2 ( Y) 2 } Keterangan : r xy = Koofesien korelasi antara gejala x dan y xy = Jumlah produk x dan y X = Nilai variabel x Y = Nilai variabel y X = Jumlah data x Y = Jumlah data y X 2 = Jumlah variabel x yang dikuadratkan Y 2 = Jumlah variabel y yang dikuadratkan N = Jumlah responden

56 c. Nilai Korelasi Ganda Untuk mencari sumbangan unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, dapat menggunakan Rumus korelasi ganda R dari (Fardi, 2010 : 30) sebagai berikut : R y.1.2 = 2 r. y1 r 2. y2 2r 1 r 2 12 r r y1 y2 12 Keterangan: r y1 = Koefesien korelasi antara Y dan X 1 r y2 = Koefesien korelasi antara Y dan X 2 r 12 = Koefesien korelasi antara X 1 dan X 2 Terhadap Y d. Kontribusi Untuk mencari kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005) sebagai berikut : K = r 2 x 100% Keterangan : K R = Koefisien Determinasi = Koefisien Korelasi Sederhana e. Uji Sigifikansi Untuk melihat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data Data dalam penelitian ini terdiri dari: kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y) sebagai varibel terikat, daya tahan kekuatan otot tungkai (X1) dan daya tahan kekuatan otot lengan (X2) sebagai variabel bebas. Untuk masingmasing tabel di bawah ini akan disajikan nilai rata-rata, simpangan baku, median, modus, distribusi frekuensi, serta histogram dari setiap variabel. 1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan. Untuk data tes putra diperoleh skor maksimum = 100 dan skor minimum = 16. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 52,88, median = 46, modus = 46 dan standar deviasi = 24,49. Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot tungkai putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X 1 ) Frekuensi No Kelas Interval Relatif Absolut (Fa) (%) % % % % % % Jumlah %

58 Frekuensi Absolut Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 6 orang (24%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (16 30), 4 orang (16%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (31 45), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (46 60), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (61 75), 3 orang (12%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar (76 90) dan 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar (91 105). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 52,88, dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada kelas interval (16-30). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot tungkai putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini : Kelas Interval Gambar 10 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X 1 )

59 Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan. Untuk data tes putri diperoleh skor maksimum = 65 dan skor minimum = 20. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 45,18, median = 45 dan standar deviasi = 14,27. Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot tungkai putri dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 9. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X 1 ) Frekuensi No Kelas Interval Relatif Absolut (Fa) (%) % % % % Jumlah % Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (20 31), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (32 43), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (44 55), dan 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (56 67). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 45,18, dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada frekuensi yang sama sebanyak 3 orang (27%) yang berkisar antara (32 43), (44 55), dan (56 67). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :

60 Frekuensi Absolut 3 2,5 2 1,5 1 0, Kelas Interval Gambar 11 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X 1 ) 2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes putra diperoleh skor maksimum adalah 50 dan skor minimum 5. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 23,76, median = 24, modus = 30 dan standar deviasi = 11,50. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putra dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

61 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X 2 ) Frekuensi No Kelas Interval Absolut (Fa) Relatif (%) % % % % % % Jumlah % Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara (5 12), 5 orang (20%) yang berkisar antara (13 20), 7 orang (28%) yang berkisar antara (21 28), 4 orang (16%) yang berkisar antara (29 36), 2 orang (8%) yang berkisar (37 44), dan 2 orang (8%) yang berkisar (45 52). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan di atas yaitu sebesar 23,76, dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot lengan putra berada pada kelas interval (21-28). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot lengan putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :

62 Frekuensi Absolut Kelas Interval Gambar 12 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X 2 ) Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes putri diperoleh skor maksimum adalah 25 dan skor minimum 4. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 14,91, median = 15, modus = 20 dan standar deviasi = 6,93. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putri dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X 2 ) Frekuensi No Kelas Interval Absolut (Fa) Relatif (%) % % % % Jumlah %

63 Frekuensi Absolut Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara (4 9), 3 orang (27%) yang berkisar antara (10 15), 4 orang (36%) yang berkisar antara (16 21), dan 1 orang (9%) yang berkisar (22 27). jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan di atas yaitu sebesar 14,91, dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot lengan putri berada pada frekuensi antara (16 21). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot lengan putri juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini : 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0, Gambar 13 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X 2 ) Kelas Interval

64 3. Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Berdasarkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, untuk putra diperoleh skor maksimum = 5,16 dan skor minimum = 2,35. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,15, median = 3,18, dan modus = 2,51 dan standar deviasi = 0,76. dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) No Kelas Interval Frekuensi (Waktu) Absolut (Fi) Relatif (%) 1 2,35 2, % 2 2,83 3, % 3 3,31 3, % 4 3,79 4, % 5 4,27 4, % 6 4,75 5, % Jumlah % Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 9 orang (36%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada berkisar antara (2,35 2,82), 8 orang (32%) yang berkisar antara (2,83 3,30), 5 orang (20%) yang berkisar antara (3,31 3,78), 1 orang (4%) yang berkisar antara (3,79 4,26), yang berkisar antara (4,27 4,74), dan 2 orang (8%) yang berkisar antara (4,75 5,22). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu sebesar 3,15, dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada

65 Frekuensi Absolut pada kelas interval (2,35 2,82). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini: ,35-2,82 2,83-3,30 3,31-3,78 1 3,79-4,26 0 4,27-4,74 2 4,75-5,22 Gambar 14 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) Kelas Interval Sedangkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, untuk putri diperoleh skor maksimum = 4,29 dan skor minimum = 2,50. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,43, median = 3 dan standar deviasi = 0,63. dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putri dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

66 Tabel 13. Distribusi frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) No Kelas Interval Frekuensi (Waktu) Absolut (Fi) Relatif (%) 1 2,50 2, % 2 2,97 3, % 3 3,43 3, % 4 3,89 4, % Jumlah % Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 2 orang (18%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada berkisar antara (2,50 2,96), 4 orang (36%) yang berkisar antara (2,97 3,42), 1 orang (9%) yang berkisar antara (3,43 3,88), 4 orang (36%) yang berkisar antara (3,89 4,34). jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu sebesar 3,43 dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada pada frekuensi yang sama yaitu antara kisaran (2,97 3,42) dan (3,89 4,34). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putri juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:

67 Frekuensi Absolut 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0, ,50-2,96 2,97-3,42 3,43-3,88 3,89-4,34 Kelas Interval Gambar 15 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) B. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan dengan Uji Liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor daya tahan kekuatan otot tungkai (x 1 ), daya tahan kekuatan otot lengan (x 2 ) dan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada untuk hasil tes putra dan putri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

68 Tabel 14.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putra) No Variabel N L o L tab Distribusi 1 Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) 2 Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) 3 Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) ,1730 Normal ,1730 Normal ,1730 Normal Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putra bahwa hasil pengujian untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X 1 ), skor L o = 0,1548 dengan n = 25, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari L o sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 91) Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X 2 ), skor L o = 0,1398 dengan n = 25, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 : 94) Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor L o = 0,1643 dengan n = 25, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari L o sehingga disimpulkan skor yang

69 diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal. (Lampiran 6 : 97) Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X 1, X 2 dan Y datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor L o nya kecil dari pada L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masingmasing variabel penelitian ini normal. Tabel 15.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putri) No Variabel N L o L tab Distribusi 1 Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) 2 Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) 3 Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) 11 0,0942 0,2490 Normal 11 0,1309 0,2490 Normal 11 0,1365 0,2490 Normal Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putri bahwa hasil pengujian untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X 1 ), skor L o = 0,0942 dengan n = 11, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari L o sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 93) Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X 2 ), skor L o = 0,1309 dengan n = 11, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang

70 diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 : 96) Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor L o = 0,1365 dengan n = 11, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari L o sehingga disimpulkan skor yang diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal. (Lampiran 6 : 99) Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X 1, X 2 dan Y datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor L o nya kecil dari pada L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masingmasing variabel penelitian ini normal. C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Satu Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putra dapat dilihat pada table berikut ini:

71 Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (r 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 0,864 74,65 0,505 Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,864 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 104) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang

72 Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putri dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (r 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 0,957 91,58 0,735 Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,957 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 105) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.

73 2. Hipotesis Dua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (r 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 0,837 70,06 0,505 Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,837 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 10 : 106) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis

74 statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 70,06, berarti daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar 70,06%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (r 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 0,955 91,20 0,735 Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,955 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 10 : 107)

75 Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,20, berarti daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar 91,20%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. 3. Hipotesis Tiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Koefisien Korelasi (R) Koefisien Determinasi (R 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 F Hitung F Tabel Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada 0,866 74,99 0,505 32,

76 Berdasarkan tabel diatas, ternyata F hitung (32,99) > (F tabel (3,44) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,866 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505, dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 11 : 108) Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 74,99, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,99%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk

77 mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X 1 ) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi Koefisien Korelasi (R) Koefisien Determinasi (R 2 x 100%) Taraf Signifikan α = 0,05 F Hitung F Tabel Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada 0,967 93,51 0,735 57,62 4,46 Berdasarkan tabel diatas, ternyata F hitung (57,62) > (F tabel (4,46) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,967 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735, dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 1 : 109)

78 Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 93,51, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 93,51%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. D. Pembahasan 1. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data putra menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,864 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti

79 terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 101) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hasil perhitungan analisis korelasi sederhana untuk data putri menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,957 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 102) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r 2 x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.

80 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putra bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%, sehingga 25,35% ialah kontribusi dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada tersebut. Sedangkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putri bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%, sehingga 8,42% ialah kontribusi dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada tersebut. Untuk kontribusi pada putri memang sangat besar dikarenakan jumlah sample yang sangat sedikit, sehingga membuat taraf signifikansi juga cukup tinggi. Agar seorang atlet renang dapat memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai yang lebih baik lagi dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada dapat dilakukan dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan otot tungkai seperti : Squat Jump, Squat Trust dan berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot tungkai, karena jika semakin baik daya tahan kekuatan otot tungkai seorang atlet renang, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai yang bagus. Menurut Irawadi (2020 : 26) Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang

81 cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan. Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium. Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan belakang).

82 Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama. Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah. Dalam olahraga renang pada saat melakukan renang 200 meter gaya dada. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot tungkai, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.

83 2. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Hasil penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase sebesar = 70,06%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Sedangkan untuk hasil penelitian atlet putri membuktikan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase sebesar = 91,20%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Daya tahan kekuatan otot lengan yang dihasilkan dari latihan merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing individu. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya

84 tahan kekuatan otot lengan adalah dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan otot lengan seperti : Push Up, Pull Up dan berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot lengan, karena jika semakin baik daya tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot lengan yang bagus. Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot membentuk suatu unit

85 motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada akhirnya mengendur dan memanjang kembali. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang

86 gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada. 3. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Secara Bersama-Sama Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase = 74,99%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh F hitung = 32,99 dan F tabel =3,44 maka hasilnya ialah H o ditolak, H a diterima. Karena F hitung >F tabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X 1 dan X 2 secara bersama-sama terhadap Y.

87 Sedangkan penelitian untuk putri membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase = 93,51%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh F hitung = 57,62 dan F tabel =4,46 maka hasilnya ialah H o ditolak, H a diterima. Karena F hitung >F tabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X 1 dan X 2 secara bersama-sama terhadap Y. Berdasarkan pembahasan tersebut jelas bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi kepada atlet renang, sehingga atlet renang tersebut mampu untuk melakukan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan Tungkai seorang atlet renang maka akan semakin mudah baginya untuk manghasilkan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang baik, begitu sebaliknya jika kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan kurang baik, maka untuk memperoleh kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada akan sulit dijangkaunya.

88 Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang sangat bagus lagi, selain melatih kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan, seorang atlet renang juga harus memperhatikan dan melatih faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan memberikan berkontribusi hingga 100 % terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, seperti : koordinasi gerakan melakukan renang gaya dada juga sangat menentukan terhadap kemampuan kecepatan. Selain itu, kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental juga mempengaruhi prestasi olahraga, termasuk terhadap prestasi renang. Sehubungan dengan itu faktor psikologis, seperti mental, percaya diri, semangat juang, motivasi juga sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang atlet di dalam berlomba. Kemudian, Selain faktor tersebut sarana dan prasarana, program latihan juga dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada seorang atlet renang. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya untuk mencapai tingkat kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang lebih baik, para atlet renang hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor tersebut. Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51) Kecepatan (speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan berkaitan dengan waktu, frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan demikian jelaslah bahwa

89 kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat dominan dalam aktifitas olahraga. Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubahubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat. Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik, sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak, kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh. Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan dengan jarak terjauh dari renang gaya dada.

90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 74,65% untuk Putra dan 91,58% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar ini dikarenakan kekuatan gerakan kaki renang gaya dada sangat berpengaruh agar daya luncur yang dihasilkan oleh gerakan kaki akan lebih jauh, sedangkan untuk putri juga sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati sempurna dikarenakan sample yang terlalu sedikit. 2. Daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar 70,06% untuk putra dan 91,20% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar akan tetapi tidak sebesar kontribusi daya tahan kekuatan otot kaki, ini dikarenakan pada gerakan renang gaya dada, gerakan kaki atau tendangan lebih dominan dalam menghasilkan daya luncur dalam renang gaya dada tersebut. sedangkan untuk putri juga sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati sempurna dikarenakan sample yang terlalu sedikit.

91 3. Daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama memberikan kontribusi yang cukup besar 74,99% untuk putra sedangkan 93,51% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya bahwa kedua faktor memiliki kontribusi yang besar pada kecepatan renang gaya dada, ini dikarenkan pada saat melakukan renang gaya dada jika kedua faktor digerakkan dengan maksimal maka akan terjadi luncuran yang jauh yang berasal dari gerakan kaki dan gerakan tangan renang gaya dada tersebut. Sedangkan untuk putri hampir sama, akan tetapi dengan persentase yang besar tersebut disebabkan karena jumlah sample yang terlalu sedikit.

92 B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, yaitu : 1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang disarankan untuk melatih unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dengan cara melatih otot-otot yang dominan dalam kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 2. Bagi atlet pada umumnya dan khususnya atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang disarankan dapat meningkatkan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan. 3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.

93 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP. Aziz, Ishak (2008). Tes Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran Olahraga. Padang : Sukabina Dumadi & Dwijowinoto, Kasiyo (1992). Renang (Materi, Metode, Penilaian). Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Erwin. (2010). Teknik Gerakan Squat Jump. Fardi, Adnan (2008). Hand Out Statistik Dasar. Padang : UNP Press.... (2010). Hand Out Statistik Lanjutan. Padang : UNP Press. Federika, Joiya (2005). Pembinaan Olahraga Polo Air Di Kota Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). FINA Swimming Rules Breaststroke. Irawadi, Hendri (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang : FIK UNP. Kemenpora (2010). Undang-Undang Tentang Pemuda & Olahraga. Jakarta : Fokusindo Mandiri. Lutan, Rusli dkk (1997). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB & FPOK/IKIP Bandung. Maidarman (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP.... (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP. Marzuki, Chalid (1999). Renang Dasar. Padang : FIK UNP. Mcleod, Ian (2010). Swimming Anatomy. USA : Human Kinetics. Nathanael (2011). Teknik Gerakan Push Up Yang Benar Bagi Pria dan Wanita. Nawawi, Umar. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Padang : UNP PRESS. Nawawi, Umar & Masrun. (2008). Fisiologi Olahraga. Padang : FIK UNP.

94 PB PRSI. (2002). Instrumen Pemanduan Bakat Renang. Jakarta : Direktorat Jendral Pemuda dan Olahraga. Phillips, D. Allen dan Hornak, James E (1979). Meansurement and Evaluation in Physical Education. USA. Sudjana. (1994). Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Syafruddin (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalam Pembinaan Olahraga. Padang : UNP Press. Syaifuddin (1992), Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tim Mata Kuliah Statistik (2008). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik Dasar/1. Padang : FIK UNP.... (2010). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik Lanjutan/2. Padang : FIK UNP. Thomas, MS. David G (2007). Renang Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.... (2007). Renang Tingkat Mahir. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Yetridawati (2008). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan Pukulan Siswa Pencak Silat Ampusilang MAN 2 Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). Zulbahri (2011). Kontribusi Kelentukan Pinggang dan Exsplosive Power Otot Tungkai Terhadap Akurasi Shooting Pemain Sepakbola SMKN 8 Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). Zulhilmi (2008). Buku Ajar Anatomi. Padang : FIK UNP.

95 Lampiran 1 Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang WOMEN'S SWIMMING CLUB No Nama Jenis Tempat Kelamin Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket. 1 Abrian Adri Nyoman L Padang 05 Oktober 1996 SMA DON BOSCO 2 Dicky Anugrah Gautama L Kepri 06 Desember 1993 UNP - FIK 3 Faclee Kurnia L Padang 31 Juli 1996 SMA N 12 Padang 4 Hafis Maulana L Padang 22 Juni 1992 UNAND 5 Vallerian Gazali L Padang 14 Agustus 1995 SMA DON BOSCO 6 Junico Gazali L Padang 23 Oktober 1997 SMP FRATER 7 Reinaldo Adri Nyoman L Padang 21 Maret 2000 SD AGNES TERESIA 8 Jumadil Kurnia Valdo L Padang 09 September 1998 SMP PERTIWI 2 9 Stifen Tri Etmi L Padang 12 Januari 1990 SD 34 Simpang Haru 10 Trisna Ridho L Padang 16 Mei 2000 UNP - FIP 11 Gabriella Beliany Gazali P Padang 01 Maret Catherine Leilani Nyoman P Padang 31 April 1998 SMP MARIA 13 Bunga Indah Sari P Padang 11 Januari 1991 STTIND Padang ALFHRED SWIM CAMP No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket. 1 Alfhred L Padang 16 Januari 1993 STBA PRAYOGA 2 Alhberd L Padang 07 Februari 1994 SMA 2 Padang 3 Farel Dwi Ayeri L Padang 11 Juni 1994 MAN 2 Padang 4 Avin Avery L Padang 01 Mei 1993 SMA 2 Padang 5 M. Furqan Axery L Padang 12 Januari 1996 SMA 1 Padang 6 Rizkan King L Padang 13 Mei 1998 SMP 7 Padang 7 Farhan L Padang 04 Januari 1998 SMP 5 Padang 8 Fikri L Padang 15 Agustus 1999 SMP 5 Padang 9 Emylie Princessty P Padang 13 Agustus 1997 MTsN MODEL Padang 10 Sherly Rahmalinda P Padang 22 Desember 2000 SMP 13 Padang 11 Astri P Padang 29 Juli 2000 SMP 5 Padang 12 Felysia Deliani P Padang 15 April 1991

96 PROFI SWIMMING CLUB No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket. 1 Syauqi Al Fajri L Padang 12 Mei 1997 SMP ADABIAH 2 Fathur Al Furqan L Padang 16 Agustus 1999 SMP N 9 Padang 3 Fajar F. Danda L Padang 23 Februari 1996 SMA 1 Padang 4 Saskia Pratiwi P Padang 08 Agustus 1998 SMP 1 Padang 5 Nur Lisa P Padang 05 Februari 1998 SMP N 10 Padang PESUT SWIMMING CLUB No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket. 1 Ilham L Padang 19 Januari 1989 Alumni UNP - FT 2 Erick Pradipta L Padang 22 Desember 1994 SMA BAITURAHMAH 3 Frengky L Dhamasraya 10 Agustus 1998 SMP N 32 Padang 4 Anugrah Muhardi L Padang 17 Oktober Ossy Ulfa P Padang 15 Oktober 1995 UNP - FIK P.R TIRTA KALUANG No Nama Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir Pendidikan Ket. 1 Ayu Kurnia Oktarizi P Padang 28 Oktober 1995 SMA N 7 PADANG

97 Lampiran 2 Data Hasil Penelitian Putra Nama Squat Jump Push Up Renang 200 M Abrian Adri Nyoman ,51 Dicky Anugrah Gautama ,35 Faclee Kurnia ,52 Hafis Maulana ,48 Vallerian Gazali ,39 Junico Gazali ,51 Reinaldo Adri Nyoman ,04 Jumadil Kurnia Valdo ,21 Stifen Tri Etmi ,06 Trisna Ridho ,03 Alfhred ,36 Alhberd ,40 Farel Dwi Ayeri ,18 Avin Avery ,20 M. Furqan Axery ,39 Rizkan King ,10 Farhan ,10 Fikri ,16 Syauqi Al Fajri ,44 Fathur Al Furqan ,50 Fajar F. Danda ,23 Ilham ,50 Erick Pradipta ,59 Frengky ,57 Anugrah Muhardi ,01 Jumlah ,83 Mean 52,88 23,76 3,15 Sd 24,49 11,50 0,76 Median ,18 Max ,16 Min ,35

98 Data Hasil Tes Putri Nama Squat Jump Push Up Renang 200 M Gabriella Beliany Gazali ,50 Catherine Leilani Nyoman ,06 Bunga Indah Sari ,11 Emylie Princessty ,57 Sherly Rahmalinda ,28 Astri ,15 Felysia Deliani ,15 Saskia Pratiwi ,08 Nur Lisa ,29 Ossy Ulfa Silfany ,50 Ayu Kurnia Oktarizi ,02 Jumlah Mean 45,18 14,91 3,43 Sd 14,27 6,93 0,63 Median Max ,29 Min ,50

99 Lampiran 3 Kategori Tes Squat Jump Putra Rentangan : Max Min : = 84 Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131 5,6131 dibulatkan menjadi 6 kelas Panjang kelas : rentangan / banyak kelas : 84 / 6 = 14 Interval Kelas Frekuensi Persentase % % % % % % JUMLAH %

100 Kategori Tes Squat Jump Putri Rentangan : Max Min : = 45 Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 11) = 4,43 dibulatkan menjadi 4 kelas Panjang kelas : rentangan / banyak kelas : 45 / 4 = 11,25 dibulatkan menjadi 11 Interval Kelas Frekuensi Persentase % % % % JUMLAH %

101 Kategori Tes PushUp Putra Rentangan : Max Min : 50 5 = 45 Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131 dibulatkan menjadi 6 kelas Panjang kelas : rentangan / banyak kelas : 45 / 6 = 7,5 dibulatkan menjadi 7 Interval Kelas Frekuensi Persentase % % % % % % JUMLAH %

102 Kategori Tes Push Up Putri Rentangan : Max Min : 25 4 = 21 Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 11) = 4,43 dibulatkan menjadi 4 kelas Panjang kelas : rentangan / banyak kelas : 21 / 4 = 5,25 dibulatkan menjadi 5 Interval Kelas Frekuensi Persentase % % % % JUMLAH %

103 Lampiran 4 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putra NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) ,51 0,4345 0,0655 0,0400 0, ,34 0,4099 0,0901 0,0800 0, ,26 0,3962 0,1038 0,1200 0, ,18 0,3810 0,1190 0,1600 0, ,06 0,3554 0,1446 0,2000 0, ,98 0,3365 0,1635 0,2400 0, ,85 0,3023 0,1977 0,2800 0, ,61 0,2291 0,2709 0,3200 0, ,40 0,1554 0,3446 0,3600 0, ,32 0,1255 0,3745 0,4000 0, ,28 0,1103 0,3897 0,4400 0, ,28 0,1103 0,3897 0,4800 0, ,28 0,1103 0,3897 0,5200 0, ,24 0,0948 0,4052 0,5600 0, ,17 0,0675 0,5675 0,6000 0, ,41 0,1591 0,6591 0,6400 0, ,54 0,2054 0,7054 0,6800 0, ,58 0,2190 0,7190 0,7200 0, ,70 0,2580 0,7580 0,7600 0, ,82 0,2939 0,7939 0,8000 0, ,11 0,3665 0,8665 0,8400 0, ,31 0,4049 0,9049 0,8800 0, ,47 0,4292 0,9292 0,9200 0, ,56 0,4406 0,9406 0,9600 0, ,92 0,4726 0,9726 1,0000 0,0274 Jumlah 1322 Mean 52,88 Sd 24,49

104 L o tertinggi = Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

105 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putri NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) ,76 0,4608 0,0392 0,0909 0, ,06 0,3554 0,1446 0,1818 0, ,78 0,2823 0,2177 0,2727 0, ,43 0,1664 0,3336 0,3636 0, ,22 0,0871 0,4129 0,4545 0, ,01 0,0040 0,4960 0,5455 0, ,20 0,0793 0,5793 0,6364 0, ,34 0,1331 0,6331 0,7273 0, ,04 0,3508 0,8508 0,8182 0, ,32 0,4066 0,9066 0,9091 0, ,39 0,4177 0,9177 1,0000 0,0823 Jumlah 497 Mean 45,18 Sd 14,27 L o tertinggi = Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

106 Lampiran 5 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putra NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 5-1,63 0,4484 0,0516 0,0400 0, ,37 0,4147 0,0853 0,0800 0, ,11 0,3665 0,1335 0,1200 0, ,11 0,3665 0,1335 0,1600 0, ,02 0,3485 0,1515 0,2000 0, ,94 0,3264 0,1736 0,2400 0, ,67 0,2518 0,2482 0,2800 0, ,59 0,2224 0,2776 0,3200 0, ,41 0,1628 0,3372 0,3600 0, ,41 0,1628 0,3372 0,4000 0, ,33 0,1293 0,3707 0,4400 0, ,24 0,0948 0,4052 0,4800 0, ,02 0,0080 0,4920 0,5200 0, ,11 0,0398 0,4602 0,5600 0, ,11 0,0398 0,4602 0,6000 0, ,28 0,1103 0,6103 0,6400 0, ,28 0,1103 0,6103 0,6800 0, ,37 0,1443 0,6443 0,7200 0, ,54 0,2054 0,7054 0,7600 0, ,54 0,2054 0,7054 0,8000 0, ,72 0,2642 0,7642 0,8400 0, ,32 0,4066 0,9066 0,8800 0, ,41 0,4207 0,9207 0,9200 0, ,85 0,4678 0,9678 0,9600 0, ,28 0,4887 0,9887 1,0000 0,0113 Jumlah 594 Mean 23,76 Sd 11,50

107 L o tertinggi = Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

108 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putri NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 4-1,57 0,4418 0,0582 0,0909 0, ,43 0,4236 0,0764 0,1818 0, ,85 0,3023 0,1977 0,2727 0, ,42 0,1628 0,3372 0,3636 0, ,28 0,1103 0,3897 0,4545 0, ,01 0,0040 0,5040 0,5455 0, ,73 0,2673 0,7673 0,6364 0, ,73 0,2673 0,7673 0,7273 0, ,73 0,2673 0,7673 0,8182 0, ,88 0,3106 0,8106 0,9091 0, ,46 0,4279 0,9279 1,0000 0,0721 Jumlah 164 Mean 14,91 Sd 6,93 L o tertinggi = Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

109 Lampiran 6 Tabel Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putra NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 2,35-1,05 0,3531 0,1469 0,0400 0, ,36-1,04 0,3508 0,1492 0,0800 0, ,39-1,00 0,3413 0,1587 0,1200 0, ,40-0,99 0,3389 0,1611 0,1600 0, ,48-0,88 0,3106 0,1894 0,2000 0, ,50-0,86 0,3051 0,1949 0,2400 0, ,51-0,84 0,2996 0,2004 0,2800 0, ,51-0,84 0,2996 0,2004 0,3200 0, ,52-0,83 0,2967 0,2033 0,3600 0, ,01-0,19 0,0754 0,4246 0,4000 0, ,03-0,16 0,0636 0,4364 0,4400 0, ,04-0,15 0,0596 0,4404 0,4800 0, ,06-0,12 0,0478 0,4522 0,5200 0, ,18 0,04 0,0160 0,5160 0,5600 0, ,20 0,06 0,0239 0,5239 0,6000 0, ,21 0,07 0,0279 0,5279 0,6400 0, ,23 0,10 0,0398 0,5398 0,6800 0, ,39 0,31 0,1217 0,6217 0,7200 0, ,44 0,38 0,1480 0,6480 0,7600 0, ,50 0,46 0,1772 0,6772 0,8000 0, ,57 0,55 0,2088 0,7088 0,8400 0, ,59 0,57 0,2157 0,7157 0,8800 0, ,10 1,24 0,3925 0,8925 0,9200 0, ,10 2,55 0,4946 0,9946 0,9600 0, ,16 2,63 0,4957 0,9957 1,0000 0,0043 Jumlah 78,83 Mean 3,15

110 Sd 0,76 L o tertinggi = Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

111 Tabel Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putri NO Xi Zi TABEL F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 2,50-1,47 0,4292 0,0708 0,0909 0, ,57-1,36 0,4131 0,0869 0,1818 0, ,06-0,58 0,2190 0,2810 0,2727 0, ,11-0,50 0,1915 0,3085 0,3636 0, ,15-0,44 0,1700 0,3300 0,4545 0, ,28-0,23 0,0910 0,4090 0,5455 0, ,50 0,11 0,0438 0,5438 0,6364 0, ,02 0,94 0,3264 0,8264 0,7273 0, ,08 1,03 0,3485 0,8485 0,8182 0, ,15 1,14 0,3729 0,8729 0,9091 0, ,29 1,37 0,4147 0,9147 1,0000 0,0853 Jumlah 37,71 Mean 3,43 Sd 0,63 L o tertinggi = Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.

112 Lampiran 7 Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra NO X 1 X 2 Y T score X 1 X 2 Y ,51 61,07 55,43 58, ,35 64,75 64,12 60, ,52 55,36 52,82 58, ,48 56,99 52,82 58, ,39 63,12 53,67 60, ,51 55,77 57,16 58, ,04 47,19 51,09 51, ,21 47,19 45,86 49, ,06 47,19 47,60 51, ,03 47,60 51,09 51, ,36 69,24 72,82 60, ,40 65,56 68,47 59, ,18 51,68 50,21 49, ,20 46,78 46,73 49, ,39 43,92 43,25 46, ,10 38,21 38,90 37, ,10 36,57 36,30 24, ,16 34,94 33,69 23, ,44 41,47 45,86 46, ,50 40,25 39,77 45, ,23 45,97 44,12 48, ,50 58,22 63,25 58, ,59 37,39 40,64 44, ,57 39,43 38,90 44, ,01 54,13 55,43 51,84 Jumlah , , ,92 Mean 52,88 23,76 3,15 50,00 50,00 49,96 Sd 24,49 11,50 0,76 10,00 10,00 10,03

113 Perhitungan Dengan T-Skor Data Putri NO X 1 X 2 Y T score X 1 X 2 Y ,50 63,89 64,56 64, ,06 60,38 57,34 55, ,11 53,38 57,34 55, ,57 63,19 58,79 63, ,28 49,87 50,13 52, ,15 39,36 35,70 38, ,15 51,98 57,34 54, ,08 42,16 41,47 39, ,29 32,35 34,26 36, ,50 47,77 47,24 48, ,02 45,67 45,80 40,63 Jumlah ,71 550,00 549,97 550,30 Mean 45,18 14,91 3,43 50,00 50,00 50,03 Sd 14,27 6,93 0,63 10,00 10,01 10,01 Untul T-score rumus yang di gunakan ialah: T = (Xi-X) Sd Jika untuk satuan waktu, maka tanda plus (+) diganti dengan tanda minus (-).

114 Lampiran 8 Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X 1, X 2 dan Y) Putra NO X 1 X 2 Y X 1 2 X 2 2 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y 1 61,07 55,43 58, , , , , , , ,75 64,12 60, , , , , , , ,36 52,82 58, , , , , , , ,99 52,82 58, , , , , , , ,12 53,67 60, , , , , , , ,77 57,16 58, , , , , , , ,19 51,09 51, , , , , , , ,19 45,86 49, , , , , , , ,19 47,60 51, , , , , , , ,60 51,09 51, , , , , , , ,24 72,82 60, , , , , , , ,56 68,47 59, , , , , , , ,68 50,21 49, , , , , , , ,78 46,73 49, , , , , , , ,92 43,25 46, , , , , , , ,21 38,90 37, , , , , , , ,57 36,30 24, , ,69 592, ,49 890,11 883, ,94 33,69 23, , ,02 554, ,13 822,84 793, ,47 45,86 46, , , , , , , ,25 39,77 45, , , , , , , ,97 44,12 48, , , , , , , ,22 63,25 58, , , , , , , ,39 40,64 44, , , , , , , ,43 38,90 44, , , , , , , ,13 55,43 51, , , , , , ,49 Jumlah 1249, , , , , , , , ,88

115 Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X 1, X 2 dan Y) Putri NO X 1 X 2 Y X 1 2 X 2 2 Y 2 X 1 X 2 X 1 Y X 2 Y 1 63,89 64,56 64, , , , , , , ,38 57,34 55, , , , , , , ,38 57,34 55, , , , , , , ,19 58,79 63, , , , , , , ,87 50,13 52, , , , , , , ,36 35,70 38, , , , , , , ,98 57,34 54, , , , , , , ,16 41,47 39, , , , , , , ,35 34,26 36, , , , , , , ,77 47,24 48, , , , , , , ,67 45,80 40, , , , , , ,85 Jumlah 550,00 549,97 550, , , , , , ,41

116 Lampiran 9 1. Pengujian hipotesis 1 Korelasi sederhana antara variable (x 1 ) dengan Y untuk Putra r x 1 y = n X1Y - X Y n X1 X1 n Y Y 2 r = r = r = r = r= ,51-(1249,99) (1248,92) ,62 (1249,99) (1248,92 ) , , , , , , , , , , ,700 r o = r tab (α = 0,05) = 0,505 ternyata r o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

117 Korelasi sederhana antara variable (x 1 ) dengan Y untuk Putri r x 1 y = n X1Y - X Y n X1 X1 n Y Y 2 r = r = r = r = r= ,14 -(550) (550,30) ,93 (550) ,32 (550,30 ) , , , , , , , , , , ,32 r o = r tab (α = 0,05) = 0,735 ternyata r o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

118 Lampiran Pengujian hipotesis 2 Korelasi sederhana antara variable (x 2 ) dengan Y Putra r x 2 y = n X 2Y - X Y n X 2 X 2 n Y Y 2 r = r = r = r= ,88-(1250)(1248,92) ,12 (1250) ,58 ( ) , , , r = 60195,498 r o = 0,837 r tab (α = 0,05) = Ternyata r o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

119 Korelasi sederhana antara variable (x 2 ) dengan Y Putri r x 2 y = n X2Y - X Y n X2 X2 n Y Y 2 r = r = r = r= ,41-(549,97)(550,30) ,16 (549,97) ,32 (550,30 ) , , , , , , , , , , ,019 r = 11019,093 r o = 0,955 r tab (α = 0,05) = Ternyata r o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

120 Lampiran Pengujian hipotesis 3 Korelasi Ganda antara variable (x 1 ) dan (x 2 ) terhadap variable Y Putra R x 1 x 2 y = 2 2 r x y r x y r rx y rx y rx x 2 x 1 1 x = 0, , (0,864)(0,837)(0,945) 1 0,945 2 = 0, , (0, ) 1 0, = 1, , , = 0, R 0 = 0,866 r tab (α = 0,05) = Ternyata R o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

121 Korelasi Ganda antara variable (x 1 ) dan (x 2 ) terhadap variable Y Putri R x 1 x 2 y = 2 2 r x y r x y r rx y rx y rx x 2 x 1 1 x = 0, , (0,957)(0,955)(0,954) 1 0,954 2 = 0, , (0, ) 1 0, = 1, , , = 0, R 0 = 0,967 r tab (α = 0,05) = 0,735 Ternyata R o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)

122 Lampiran 12 Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra F = F= 2 R y12/ k 2 (1 R y12)/( n k 1 2 (0.866) / 2 2 ( ) /(25 2 1) F= 0, (0,250044) / 22 F= 0, , F= 32,99 F hitung (32,99) > (F tabel = 3,44) H 0 ditolak h a diterima Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y

123 Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putri F = F= F= F= 2 R y12/ k 2 (1 R y12)/( n k 1 2 (0.967) / 2 2 ( ) /(11 2 1) 0, (0,064911) /11 0, , F= 57,62 F hitung (57,62) > (F tabel = 4,46) H 0 ditolak h a diterima Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y

124 Lampiran 13 Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors Ukuran Taraf Nyata Sampel n >30 n n n n n Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973

125 Lampiran 14 Tabel Harga Kritik dari Product-Moment N Interval Kepercayaan N Interval Kepercayaan N Interval kepercayaan (1) 95% (2) 99% (3) (1) 95% (2) 99% (3) (1) 95% (2) 99% (3) J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r

126 Lampiran 15 Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z Z

127 Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 1961

128 Lampiran 20 Foto-Foto Pengambilan Data Penelitian Tes Squat Jump Putra 1. Posisi Awal gerakan Squat Jump Tes Squat Jump Putra 2. Badan turun dengan posisi badan tegak lurus Tes Squat Jump Putra 3. Melakukan tolakan squat jump ke atas setinggi mungkin.

129 Tes Squat Jump Putri 1. Posisi Awal gerakan Squat Jump Tes Squat Jump Putri 2. Badan turun dengan posisi badan tegak lurus Tes Squat Jump Putri 3. Melakukan tolakan squat jump ke atas setinggi mungkin.

130 Tes Push Up Putra dan Putri Tes Push Up Putra 1. Posisi Awal saat melak push up Tes Push Up Putra 2. Posisi badan turun dan bersiap melakukan tolakan Tes Push Up Putra 3. Posisi saat tubuh sudah melakukan tolakan push up

131 Tes Push Up Putri 1. Posisi Awal saat melakukan push up dengan perbedaan, lutut menjadi tumpuan. Tes Push Up Putri 2. Posisi badan turun dan bersiap melakukan tolakan Tes Push Up Putri 3. Posisi saat tubuh sudah melakukan tolakan push up

132 Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Posisi para atlet putra saat bersiap di atas start blok, untuk berenang. Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putra melakukan lompata start untuk memulai berenang. Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putra melakukan renang gaya dada.

133 Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putri melakukan lompatan start untuk melakukan renang gaya dada. Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putri melakukan renang gaya dada.

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Renang merupakan cabang olahraga yang dilakukan di air. Olahraga renang memiliki banyak manfaat dan bisa dikatakan menjadi olahraga favorit bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU Zulbahri 1) Lusy Susanti 2) 1,2 (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demi menghadapi perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan manusia lebih giat dalam beraktivitas yang bertujuan untuk membekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa renang sebenarnya olahraga yang cukup menarik dan unik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah berkembang menjadi suatu fenomena yang meliputi seluruh lapisan masyarakat dunia. Melalui olahraga ambisi dan prestasi pribadi maupun bangsa dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks, agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa dampak dalam berbagai kehidupan termasuk olahraga. Khususnya cabang olahraga renang mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks.agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU 66 HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU Saripin, dkk 1 saripin_pjkr@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang penulis rencanakan pada penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan diselidiki,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

HARI AZWAR 2007/89552

HARI AZWAR 2007/89552 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA DADA 100 METER ATLET PERKUMPULAN RENANG TIRTA KALUANG PADANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata 1 Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga air yang cukup digemari masyarakat,untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk cabang olahraga

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS BOLA BASKET SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BANGLAS SELAT PANJANG JURNAL Oleh ABDUL RASYID PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL 50 METER RENANG GAYA PUNGGUNG PADA CLUB BELIBIS KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL 50 METER RENANG GAYA PUNGGUNG PADA CLUB BELIBIS KOTA PEKANBARU 1 HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL 50 METER RENANG GAYA PUNGGUNG PADA CLUB BELIBIS KOTA PEKANBARU Syafril Syaputra 1, Drs. Saripin, Kes. AIFO 2, Kristi August, S. Pd, M. Pd 3 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh sebagian masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik di perkotaan

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani yang baik dibutuhkan oleh manusia untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada kesehatan jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kepada kesehatan jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI 1 KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG Jurnal Oleh OKI RINOKI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA CLUB VOLI KECAMATAN LORE TENGAH DESA LEMPE Esra Fitriyanti Kedo Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada tingkat nasional maupun internasional, dapat ditunjukkan kemunduran atau kemajuan yang positif dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kelentukan dengan kemampuan kayang pada siswa kelas VII SMP Al Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks. Agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang KTSP adalah kurikulum seperangkat operasional yang disusun oleh dan dilaksananakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( )

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( ) JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA (0813051008) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia maupun negara-negara lain didunia. Hal ini bisa

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA

PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA PERTEMUAN KE 14 s/d 18 GAYA DADA (BREASTSTROKE ) GERAKAN TUNGKAI GAYA DADA A. Judul Bahan Ajar : Renang gaya dada/ breaststroke (gerakan tungkai/ kick action) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada pembentukan watak dan kepribadiaan,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani masyarakat, serta ditujukan kepada pembentukan watak dan kepribadiaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN LOWER LIMB EXPLOSIVE POWER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Selain olahraga dapat berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu. Dalam kegiatan ektrakurikuler ini diajarkan lima nomor gaya renang

BAB I PENDAHULUAN. minggu. Dalam kegiatan ektrakurikuler ini diajarkan lima nomor gaya renang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 5 Binjai merupakan salah satu sekolah yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler renang, kegiatan ini merupakan pembinaan untuk atlet renang yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kemampuan atau kondisi fisik. Menurut Harsono (2000:4) mengemukakan

Lebih terperinci

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagian besar masyarakat Indonesia menyadari bahwa pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup sehat jasmani dan rohani.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 45-50 45 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SANTRIWAN MTS PONDOK PESANTREN IQRA BARUNG BARUNG BALANTAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan derajat kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Definisi Pencak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya Play Group sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu untuk fisik bertempat di Lapangan Pajajaran Bandung dan untuk teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin menjadi penting agar manusia dapat menempatkan diri pada kedudukan yang mulia sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang adalah suatu aktivitas di dalam air upaya memindahkan tubuh dari tempat yang satu ketempat yang lain.renang juga merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan aktivitas olahraga di dalam air. Olahraga renang membuat tubuh semakin sehat karena hampir semua otot tubuh bergerak sewaktu berenang. Kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN (Studi Eksperimen Metode Latihan Berbeban dan Plaiometrik Terhadap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta 2011)

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, sepakbola bukan hanya dipandang sebagai salah satu cabang olahraga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional, yang berupa olahraga salah satunya adalah olahraga renang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional, yang berupa olahraga salah satunya adalah olahraga renang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bermula dari adanya kebutuhan dan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional, keterampilan dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada mulanya olahraga hanya dimanfaatkan untuk sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada mulanya olahraga hanya dimanfaatkan untuk sekedar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada mulanya olahraga hanya dimanfaatkan untuk sekedar mempertahankan hidup atau untuk mengisi acara dalam upacara adat. Namun cara pandang yang sedemikian kini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar mengandung semacam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa 66 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak Pelajaran 7 Melatih Kebugaran Kata Kunci Daya tahan Kekuatan Kelentukan Kecepatan gerak Loncat katak Mencium lutut Lari berbelok-belok Saat di semester 1, kalian pernah berlatih meningkatkan daya tahan,

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan, meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sebagai upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang adalah salah satu cabang olahraga yang dilakukan didalam air.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang adalah salah satu cabang olahraga yang dilakukan didalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang adalah salah satu cabang olahraga yang dilakukan didalam air. Sampai saat ini olahraga renang mulai berkembang kearah yang lebih baik. Renang sudah

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu olahraga (aquatik) atau dilakukan di air, baik itu sebagai sarana rekreasi maupun sarana kegiatan untuk perlombaan. Seiring dengan perkembangannya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bola basket adalah salah satu cabang olahraga yang termasuk populer dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki karakteristik tersendiri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melatih tubuh seseorang, yang tidak hanya berupa olahraga jasmani tetapi juga rohani. Baik olahraga jasmani maupun

Lebih terperinci

NUSANTARA PGRI KEDIRI

NUSANTARA PGRI KEDIRI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI I NGUNUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN Asep Dedi Paturohman NPM: GIC.14.0703 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga merupakan tindakan dilakukan secara menyeluruh yang bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah keberhasilan.

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci