BAB VI PEMBAHASAN }}}

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBAHASAN }}}"

Transkripsi

1 60 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Umum Kawasan Letak dan Luas Kawasan Taman Wisata Mekarsari dengan luas 264 ha memiliki letak administratif yang cukup strategis sehingga sangat mudah dicapai. Beberapa jalur alternatif tersedia baik dari Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Cibubur. Bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi dapat menggunakan angkot untuk menuju ke agrowisata ini. Daerah sekitar Taman Wisata Mekarsari merupakan daerah pabrik dengan lebar jalan yang sempit sehingga menimbulkan kemacetan. Hal ini menjadi masalah yang membuat ketidaknyamanan bagi para pengunjung karena memakan waktu yang lama di perjalanan akibat kemacetan tersebut. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan pengaturan kendaraan agar lebih tertib lalu dilakukan pelebaran jalan. Selain itu, mengingat Taman Wisata Mekarsari berada di sekitar daerah pabrik, perlu adanya perencanaan lanskap jalan yang tepat sehingga tercipta kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut, khususnya pengunjung Iklim Laurie (1986) menyatakan bahwa suhu udara yang ideal untuk kenyamanan manusia adalah berkisar antara C. Iklim di Taman Wisata Mekarsari dapat digolongkan ke dalam iklim panas karena memiliki suhu rata-rata 27 C. Terlihat bahwa suhu udara nyaman di Taman Wisata Mekarsari sudah melebihi ambang normal kenyamanan suhu yang dirasakan manusia apalagi jika mencapai suhu maksimumnya. Untuk mengatasinya, salah satu cara yaitu dengan menanam pohon dengan bentuk tajuk piramidal atau bulat. Laurie (1986) menyatakan bahwa kelembaban nisbi yang ideal di daerah tropis berkisar antara 40 75%. Kelembaban udara yang tinggi memberikan rasa ketidaknyamanan bagi manusia. Taman Wisata Mekarsari memiliki kelembaban yang berkisar antara 80% dan 90% menandakan kelembaban tersebut termasuk kategori tinggi yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi aktivitas manusia. }}}

2 64 Curah hujan membawa dampak yang berbeda-beda. Bagi tanaman, sudah tentu curah hujan tinggi merupakan suatu upaya pemenuhan kebutuhan akan air serta meringankan petugas yang bertugas menyiram tanaman. Namun, apabila berlebihan dapat menyebabkan busuk akar, sumber penyakit, dan kandungan air tinggi. Curah hujan yang kecil pun dapat menyebabkan tanaman layu dan kering, karena kekurangan air. Oleh sebab itu, kebutuhan air bagi tanaman sebaiknya dipenuhi secukupnya dan tidak bergantung pada curah hujan yang turun. Bagi pengunjung, curah hujan yang tinggi dapat menjadi hambatan aktivitas wisata yang mereka lakukan mengingat Taman Wisata Mekarsari melakukan segala aktivitas wisata di luar ruangan (outdoor). Beberapa tempat pun digenangi air hujan sehingga menjadi kendala dan dapat membahayakan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan tempat berteduh yang dengan kapasitas memadai yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila terjadi hujan serta adanya lubang resapan agar mengurangi genangan air yang terjadi Tanah dan Topografi Jenis tanah di kawasan Taman Wisata Mekarsari merupakan tanah latosol. Menurut Sutanto (2009), tanah latosol dengan bahan induk vulkanik memiliki sifat fisik yaitu berwarna coklat kemerahan, tekstur sedang sampai berat, struktur remah sampai gembur, dan daya infiltrasi tergolong lambat sampai sedang. Sutanto (2009) menambahkan, sifat kimiawi yang dimiliki tanah ini adalah rendah bahan organik, memiliki reaksi masam, terkadang terjadi akumulasi unsur-unsur tertentu. Contoh akumulasi unsur tersebut misalnya Al, Mn, dan Fe. Secara umum kesuburan tanah latosol tergolong sedang dengan ph 4-6 dan memiliki KTK yang tergolong tinggi sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan. Untuk mengatasi kesuburan tanah yang tergolong sedang diberikan pupuk organik dan inorganik yang dibutuhkan secara seimbang. Kondisi topografi kawasan Taman Wisata Mekarsari yang relatif datar dengan kemiringan 8% memberikan keuntungan dalam hal penanaman tanaman.

3 Hidrologi Danau terkadang mengalami pendangkalan akibat endapan lumpur yang terus bertambah. Untuk mengatasi hal tersebut, Taman Wisata Mekarsari menggunakan jasa kontraktor dalam pengerukan endapan lumpur agar kedalamannya lebih dalam. Hal ini bertujuan agar daya tampung air di danau tersebut lebih optimal. Sumber daya yang ada sudah dapat digunakan secara optimal oleh Taman Wisata Mekarsari dengan menjadikan danau terebut sebagai sumber air untuk irigasi bagi pertanian dan objek wisata bagi pengunjung Taman Wisata Mekarsari sendiri. Selain danau, Taman Wisata Mekarsari juga membuat deep well sebagai salah satu sumber air yang sangat berpotensi pada kawasan yang berada jauh dari danau. Kendala yang terdapat pada deep well adalah pemborosan energi listrik. Untuk mengatasinya Taman Wisata Mekarsari dapat menggunakan sumber listrik tenaga alami seperti solar cell Vegetasi dan Satwa Konsep 4 Si dalam kegiatan wisata Taman Wisata Mekarsari, di antaranya, adalah konservasi telah diwujudkan Taman Wisata Mekarsari sebagai tempat pelestarian plasma nutfah tumbuhan khususnya buah-buahan dan berbagai satwa jenis mamalia dan aves. Vegetasi Taman Wisata Mekarsari terdiri dari tanaman kebun dan tanaman lanskap dengan tujuan dan pemeliharaan yang berbeda. Tanaman kebun lebih difokuskan untuk menghasilkan buah (produktif) selain itu pula untuk menjaga tanaman langka agar tetap lestari. Sedangkan untuk tanaman lanskap lebih difokuskan pada kualitas estetika yang dimiliki tanaman tersebut. Vegetasi yang beragam menimbulkan pemeliharaan yang berbeda pula, sehingga pemeliharaan pun harus disesuaikan dengan jenis tanaman dan sifatnya. Taman Wisata Mekarsari sudah mengadakan penelitian, pelatihan, dan penyuluhan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan para karyawan dalam perihal pemeliharaan tanaman. Hal tersebut sangat baik untuk lebih ditingkatkan lagi agar pemeliharaan berjalan dengan baik sehingga tanaman langka tetap lestari.

4 Konsep Pengembangan Konsep Desain Taman Wisata Mekarsari merupakan agrowisata yang memiliki identitas. Hal ini terlihat dari desainnya yang mengambil falsafah dan pola daun dari tanaman lamtoro gung. Kekuatan konsep desain tersebut mampu memberikan keindahan yang beridentitas, selaras, dan serasi. Taman Wisata Mekarsari dalam upaya mempertahankan konsep desain lamtoro gung ini sudah baik, terlihat dengan pola desainnya masih terbentuk karena pemeliharaan ideal dan fisik yang dilakukan. Namun, konsep yang unik tersebut memiliki beberapa kelemahan mengingat kenyamanan dan keamanan dari segi users. Berdasarkan pengamatan di lapang, kelemahan konsep desain ini, antara lain, sirkulasi yang sulit diakses oleh pengunjung yang memilih berkeliling jalan kaki, sirkulasi yang memberikan kesan kaku dan tidak fleksibel. Untuk itu harus dibuatkan jalan tersendiri bagi pengunjung yang memilih berjalan kaki sehingga tetap bisa berkeliling kebun buah. Selanjutnya, untuk memberikan kesan dinamis perlu ditambah dengan pembuatan pola sirkulasi putaran (loop) pada 5 daun besar lamtoro gung ini sehingga mudah diakses, aman, dan memiliki nilai tambah dari segi estetika Konsep Tata Ruang Pembagian ruang dan sirkulasi terbentuk dengan sendirinya dari pola daun lamtoro gung. Pembagian ruang dilakukan terhadap peletakan tanaman kebun komersial dan tanaman kebun koleksi dalam beberapa blok, yaitu blok A, B, C, D, dan E. Pembagian zona rekreasi dalam blok memiliki tujuan dan tema berbedabeda dalam konsepnya. Keuntungannya adalah memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam memilih wahana, program, dan paket yang ditawarkan Taman Wisata Mekarsari. Keuntungan lainnya adalah hadirnya berbagai lanskap seperti lanskap taman, kebun, sawah, danau, dan jalan pada blok-blok pun menambah keindahan di Taman Wisata Mekarsari. Namun, perlu penambahan penunjuk arah dan batas yang jelas berupa peta di setiap zona agar pengunjung mengetahui posisi dan dapat melanjutkan berwisata ke zona berikutnya. Selain itu pula distribusi pengunjung perlu disebar sehingga tidak berkumpul di sekitar danau saja atau membuat paket alternatif. Hal ini untuk menjaga kapasitas daya dukung

5 67 kawasan sekitar danau dan penyebaran pengunjung yang merata agar kondisi tempat agrowisata terlihat hidup Konsep Sirkulasi Tiga sirkulasi, yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier sudah sangat baik dan mampu mengakomodasikan users. Selain tiga sirkulasi tersebut, terdapat pula sirkulasi berupa jalan inspeksi yang dapat menambah keamanan di kawasan Taman Wisata Mekarsari karena jalan tersebut merupakan batas wilayah agrowisata tersebut. Berdasarkan pengamatan di lapang, terlihat kondisi sirkulasi kereta yang didominasi dengan penggunaan aspal terlihat kurang lebar, kemudian berlubang, dan rusak pada beberapa spot jalur utama yang dilalui pengunjung. Begitupun dengan kondisi sirkulasi pengunjung yang didominasi perkerasan/ paving terlihat berlubang dan rusak. Untuk itu perlu adanya perbaikan jalan dan adanya saluran drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pascahujan karena jalan aspal tidak tahan terhadap genangan air. Untuk perkerasan/ paving perlu dilakukan perbaikan dan penggantian dengan material yang sama, tetapi haruslah berkualitas baik dan tanpa retak yang terlihat. Suara nyaring terdengar ketika dua perkerasan/paving diadu bersama-sama yang menunjukkan bahwa kekuatannya sudah cukup baik Konsep Vegetasi Vegetasi yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari adalah beragam tanaman buah tropika khas negara Indonesia dan koleksi tanaman hias yaitu rumput, semak, perdu, pohon, tanaman merambat, dan tanaman epifit. Blok A, B, C, D, dan E memiliki tanaman dengan jenis yang berbeda terdiri dari tanaman buah komersial dan tanaman koleksi dilengkapi taman di beberapa spotnya. Dari segi desain, tanaman kebun tersebut ditanam dengan pola tanam (zig zag, persegi empat, persegi panjang) yang sesuai karena beragamnya jenis tanaman yang ada, dan jumlahnya tergantung luasan areal dalam bloknya. Pemeliharaan pada tanaman kebun baik koleksi dan komersial yang terdiri dari tanaman musiman dan nonmusiman memiliki perbedaan. Meskipun diarahkan untuk produktif, tiap

6 68 tanaman mendapat perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis dan sifatnya. Terdapat kendala berupa tanaman yang sulit berbuah di Taman Wisata Mekarsari. Hal tersebut dapat dipengaruhi dari beberapa hal yaitu penempatan yang tidak sesuai, pemeliharaan yang kurang sesuai sehingga nutrisi tidak terpenuhi. Faktor yang mempengaruhi adalah kondisi tanah yang kurang subur dan kurangnya nutrisi yang diperoleh tanaman. Untuk itu perlu dilakukan penggemburan dan pemberian pupuk secara tepat sesuai jenis tanaman. Untuk penempatan yang tidak sesuai dapat dikarenakan keadaan tanaman yang stress terhadap lingkungan sehingga perlu adanya manipulasi iklim. Secara umum untuk keadaan lingkungan kering tentunya perlu penambahan air, sedangkan apabila keadaan lingkungan memiliki curah hujan tinggi perlu adanya pembuatan drainase yang tepat. Taman-taman yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari, termasuk taman tropis yang memiliki ciri-ciri banyaknya tanaman yang tumbuh dalam taman seperti tanaman berdaun lebat dan rimbun serta tanaman yang beragam dari segi teksturnya, terkesan natural dan tidak teratur. Selain itu, dijumpai ornamen berupa patung, elemen air seperti air mancur dan kolam. Pemeliharaan berbagai elemen taman baik soft material yang beragam dan hard material sangat menentukan desain awal yang sudah dibuat. Pemeliharaan taman yang ada terkendala pada karyawan yang jumlahnya sedikit, yaitu 66 karyawan untuk pemeliharaan keseluruhan taman yang ada di Taman Wisata Mekarsari (luas ± 50 ha). Kurangnya tenaga ahli dalam bidangnya pun menjadikan taman yang ada di Taman Wisata Mekarsari terlihat kurang perawatan. Oleh karena itu, perlu penambahan tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya sehingga keefektifan dan kualitas pemeliharaan taman pun meningkat Sarana dan Prasarana Berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa sarana yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari perlu diperbaiki dengan pemeliharaan yang lebih teliti lagi. Terlihat di gerbang Candi Bentar yang merupakan gerbang masuk utama Taman Wisata Mekarsari tidak dipelihara secara optimal. Candi terlihat kusam, terdapat gulma yang tumbuh diantara Candi Bentar serta lumut yang belum dibersihkan. Secara visual, hal ini sangat tidak estetik, mengingat Candi Bentar

7 69 merupakan pintu masuk utama Taman Wisata Mekarsari sehingga pengunjung akan melihat dan memberikan kesan mulai dari gerbang ini. Selain itu, pada Bangunan Air Terjun yang merupakan salah satu ikon Taman Wisata Mekarsari, kondisi terlihat kumuh disebabkan air di kolam penampungannya yang kotor. Menurut karyawan yang bekerja di Taman Wisata Mekarsari, kolam tersebut dikuras setiap setahun sekali. Selain itu, tanaman hias di balkon tiap lantai terlihat kering dan kurang estetik. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Taman Wisata Mekarsari harus memperhatikan lagi mengenai sarana yang disediakan tersebut. Pekerjaan pemeliharaan harus lebih dioptimalkan sehingga kualitas visual dan kefungsionalan tiap bangunan tetap terjaga dan beridentitas serta memiliki kekhasan tersendiri yang dapat menarik pengunjung. Prasarana yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari berupa jalan, musala, toilet, instalasi listrik, pengelolaan air bersih, penangkal petir, dan pengolahan limbah. Jalan yang tersedia sudah memadai untuk mengakomodasikan users dari satu tempat ke tempat lain dalam kawasan Taman Wisata Mekarsari. Berdasarkan pengamatan di lapang, terdapat kerusakan terhadap jalan utama yang dilewati pengunjung. Terlihat jalan berlubang pada pola jalur jalan (areal blok barat dan blok timur) sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung saat berkeliling kebun buah dengan kereta. Selain itu pula terdapat genangan air di parkiran setelah hujan yang menyebabkan becek. Untuk mengatasi hal tersebut, Taman Wisata Mekarsari perlu memperbaiki jalan yang rusak dan berlubang, serta membuat lubang resapan agar air tidak tergenang agar kenyamanan dan kepuasan pengunjung terhadap salah satu prasarana tidak mengurangi minat wisata. Instalasi listrik yang ditanam di dalam tanah sudah baik bagi tempat wisata sebab kualitas visual yang menjadi daya jual sebuah tempat wisata tidak terhalangi dengan prasarana yang ada. Musala dan toilet sudah tersebar di beberapa tempat dengan kondisi bangunan yang baik dan bersih. Hanya saja perlu adanya penambahan musala dan toilet sebab berdasarkan pengamatan di lapang terjadi antrian pengunjung dalam menggunakan prasarana musala dan toilet. Air bersih di Taman Wisata Mekarsari bersumber dari danau dan deep well. Sejauh ini, sumber tersebut mampu memenuhi kebutuhan air di kawasan Taman Wisata Mekarsari dan masyarakat sekitar. Sumber daya yang ada mampu

8 70 didayagunakan oleh Taman Wisata Mekarsari dengan baik. Penangkal petir di Taman Wisata Mekarsari terletak di tiga gedung yaitu GKS, Laboratorium Biosari, dan Menara Pandang. Sebaiknya perlu penambahan penangkal petir mengingat Taman Wisata Mekarsari dilewati garis lintang LS dan garis bujur BT yang memiliki curah hujan tinggi penyebab petir. Berdasarkan pengamatan di lapang, Taman Wisata Mekarsari memiliki tingkat kebersihan yang tinggi. Terlihat seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari selalu bersih dari sampah inorganik. Hal ini mencerminkan bahwa pengolahan sampah dan limbah di Taman Wisata Mekarsari sudah baik. 6.3 Profil Perusahaan Struktur Organisasi Struktur organisasi yang dibangun oleh Taman Wisata Mekarsari berikut penerapan sistem pemeliharaannya akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mengelola sebuah lanskap agrowisata. Pengelolaan tidak hanya dilakukan pada lanskapnya saja namun juga terhadap apsek wisata dan pengunjung. Dengan adanya struktur organisasi, sistem pemeliharaan dan pengelolaan yang terencana dengan baik maka sebuah agrowisata dengan kebaikan lanskap alamnya akan dapat berkelanjutan. Oleh karena itu, penempatan seorang yang kompeten dalam bidangnya, yaitu pengelolaan lanskap dan pemeliharaan taman, pemeliharaan wisata, serta pemeliharaan pengunjung harus dipertimbangkan. Hal tersebut bertujuan agar pribadi yang kompeten tersebut fokus, jelas, terarah, dan bertanggung jawab akan pekerjaannya. Untuk pengelolaan wisata dan pengunjung, bagian PUW Taman Wisata Mekarsari sudah mencakup seksi-seksi yang menanganinya, yaitu Seksi Acara, Seksi Wahana, Seksi Pelayanan, dan Seksi Outlet. Semua seksi bekerjasama dalam pengembangan dan pengelolaan wisata agar pengunjung merasakan kenyamanan dan kepuasan dalam berwisata. Bagian operasional meliputi Seksi Pemeliharaan Taman, Seksi Sipil, dan Seksi Mekanik dan Elektrik yang berperan dalam pengadaan serta pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seksi Pemeliharaan Taman menangani segala aktivitas pemeliharaan baik tanaman maupun pemeliharaan elemen keras. Seksi Sipil bertugas dalam

9 71 mengelola, memelihara, dan merawat sarana fisik bangunan, kantor, fasilitas umum, dan lingkungan agar tercipta kenyamanan dan kepuasan pengunjung. Seksi Mekanik dan Elektrik bertugas dalam mengelola dan merawat serta perbaikan mekanik, elektrik, dan elektronik. Kendala yang dihadapi bagi kelancaran pemeliharaan taman dalam mencapai efektivitas yang baik adalah semua tugas ditangani oleh Seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan. Mengingat minimnya dana yang tersedia untuk membayar tenaga kerja dalam pekerjaan pemeliharaan sehingga terjadi pengurangan tenaga kerja dan penambahan pekerjaan pada Seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan pembagian tugas yang spesifik antara tugas bagian Seksi Pemeliharaan Taman (KTL) dan Seksi Pemeliharaan Bangunan (Sipil) sehingga pekerjaan tidak dibebankan pada seksi KTL seutuhnya dalam pembersihan elemen keras. Selain itu, dana untuk pemeliharaan disusun lagi dengan cermat dan penuh pertimbangan sesuai prioritas pekerjaan pemeliharaan Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja Tenaga kerja adalah salah satu sumber daya yang merupakan pelaku utama dalam kegiatan pemeliharaan taman di Taman Wisata Mekarsari. Tingkat keberhasilan pun dipengaruhi oleh kinerja tenaga kerja selama di lapang. Pengawas lapang bertugas mengawasi area yang sudah ditentukan dan mengarahkan karyawan lapang dalam melakukan setiap pekerjaan dengan baik dan benar. Pada dasarnya setiap tenaga kerja di Taman Wisata Mekarsari memiliki kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi akan tanggung jawab pekerjaannya. Hal ini terlihat dari kemampuan tiap karyawan dalam menyelesaikan tugasnya dengan area yang luas. Tabel 17 adalah perbandingan kapasitas kerja lapang di Taman Wisata Mekarsari dengan kapasitas kerja pada Arifin dan Arifin (2005).

10 72 Tabel 17. Kapasitas tenaga kerja Taman Wisata Mekarsari No. Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Satuan per jam Kapasitas kerja/ jam* Kapasitas kerja/ jam** Efektivitas kerja/ jam (%) 1 Penyapuan rumput m Penyapuan perkerasan m Pemangkasan rumput dengan mesin gendong 4 Pemangkasan tanaman semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas 5 Pemangkasan bentuk tanaman perdu dan pohon kecil dengan gunting pangkas 6 Penyiangan dan penggemburan tanaman semak dan penutup tanah m m pohon m Pemupukan pupuk inorganik pada pohon pohon Penyemprotan pestisida pada pohon dengan sprayer gendong pohon Penyiraman pohon dengan selang plastik pohon Ket : *Pengamatan lapang di TWM **(Arifin dan Arifin, 2005) Dengan membandingkan kapasitas kerja di Taman Wisata Mekarsari dengan pustaka (Arifin dan Arifin, 2005), didapat bahwa efektivitas kerja cukup (100%) terdapat pada pekerjaan pemeliharaan penyapuan perkerasan dan peyemprotan pestisida pada pohon dengan sprayer gendong, sedangkan pekerjaan pemeliharaan lainnya memiliki efektivitas kerja rendah (di bawah 100%). Tingkat efektivitas pekerja dalam mengerjakan pekerjaan pemeliharaan dapat dikategorikan rendah, dimana terlihat bahwa presentasi efektivitas kerja rendah mendominasi beberapa pekerjaan pemeliharaan. Beberapa faktor yang menyebabkan efektivitas pekerjaan pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari rendah adalah sebagai berikut : 1. faktor alam seperti pada musim hujan dan musim kemarau yang sangat terik, pertumbuhan gulma yang cepat dibandingkan waktu kerja yang berkurang bagi tenaga kerja untuk kegiatan pemangkasan;

11 73 2. faktor tenaga kerja yang tidak bertugas secara optimal, kurangnya keterampilan yang dimiliki tenaga kerja, jumlah tenaga kerja kurang, serta kurangnya pengawasan pekerjaan di lapangan dan motivasi kerja; 3. faktor alat dan bahan berupa kondisi alat dan bahan yang kurang berfungsi dengan baik sehingga menghambat kegiatan pemeliharaan. Untuk meningkatkan efektivitas kerja terkait tenaga kerja serta alat dan bahan di Taman Wisata Mekarsari diperlukan hal-hal berikut. 1. Target yang sudah ditetapkan harus dicapai oleh tenaga kerja. Efektivitas kerja tidak akan tercapai apabila tenaga kerja bekerja dengan santai tanpa memperhitungkan waktu efektif mereka bekerja setiap hari. 2. Tenaga kerja dibekali keterampilan dan pengetahuan dalam menerapkan pekerjaan pemeliharaan di lapang sehingga tiap pekerjaan mencapai hasil maksimal. 3. Perlu dilakukan pengelolaan tenaga kerja sesuai dengan luasan taman yang dipelihara agar tenaga kerja tidak kewalahan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan. 4. Perlu dilakukan peningkatan terhadap pengawasan oleh koordinator lapang sehingga tenaga lebih giat lagi dalam pekerjaan yang dilakukan. Apabila ada kesulitan, baik dalam penggunaan alat maupun pelaksanaan pemeliharaan, koordinator lapang hendaknya mengajarkannya. 5. Peralatan kerja yang baik tentu menambah efektivitas pekerjaan pemeliharaan. Untuk itu, perlu dilakukan pengecekan setiap hari usai menggunakan peralatan sebelum waktu kerja berakhir. Selain itu, biaya anggaran pemeliharaan untuk peralatan harus diperhatikan agar dapat terpenuhi secara optimal. 6. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh pihak Taman Wisata Mekarsari merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan semangat kerja tenaga kerja/karyawan Pengelolaan Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari sudah dalam jumlah yang memadai sehingga kegiatan pemeliharaan

12 74 dapat terus berjalan dengan lancar. Masalah yang dapat menghambat pekerjaan pemeliharaan di lapang adalah terjadi kerusakan alat. Kerusakan alat yang terjadi biasanya pada cangkul dan arit panjang. Meskipun alat tersebut masih berfungsi, hasil pekerjaan yang diperoleh tidak optimal sehingga perlu dilakukan pengecekan kondisi alat secara berkala agar koordinator lapang dapat memberikan solusi atau mengantisipasi dengan cara penggantian alat. Untuk kelengkapan bahan-bahan, PT MUS sudah menyediakan dalam jumlah yang memadai demi kelancaran kegiatan pemeliharaan. Ketersediaan alat dan bahan yang memadai meski harganya mahal pada kenyataannya sangat berpengaruh pada efektivitas kerja. Oleh karena itu dalam menyusun rencana anggaran biaya pemeliharaan sebaiknya tidak hanya memasukkan anggaran dana pembelian peralatan dan bahan saja, melainkan meliputi anggaran perawatan masing-masing alat. Selain itu, menyusun rencana anggaran biaya harus dialokasikan secermat mungkin sesuai dengan prioritas pekerjaan pemeliharaan, agar biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan Anggaran Biaya Pemeliharaan Anggaran biaya menjadi salah satu faktor pembatas utama pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, baik untuk pemeliharaan intensif maupun ekstensif (Carpenter et al., 1975). Jika melihat jumlah rencana anggaran biaya operasional dan rencana anggaran biaya peralatan yang belum termasuk upah karyawan, Taman Wisata Mekarsari memiliki rencana anggaran pemeliharaan yang terhitung kecil dalam setahun. Hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas elemen lanskap yang dipelihara. Kualitas elemen kurang terlihat akibat pemeliharaan yang seadanya sehingga estetika pun menjadi berkurang dan kurang meninggalkan kesan bagi pengunjung. Saat ini terlihat kondisi tanaman yang kering dan kurang terawat di Taman Wisata Mekarsari serta elemen keras yang kotor karena terlambatnya pemeliharaan yang dilakukan. Padahal tanaman yang digunakan di Taman Wisata Mekarsari merupakan tanaman yang low maintenance dan relatif mudah dalam pemeliharaan. Faktor biaya internal dari Taman Wisata Mekarsari untuk kegiatan pemeliharaan serta kurangnya tenaga kerja yang menyebabkan kegiatan

13 75 pemeliharaan belum dilakukan secara optimal dan hal tersebut berpengaruh pada pencapaian keefektifan kerja sehingga kualitas tanaman dan elemen keras pun menjadi menurun. Menurut Arifin dan Arifin (2005), penyusunan rencana anggaran biaya pemeliharaan lanskap seharusnya sudah diperkirakan dan dipertimbangkan sejak sebelum perencanaan suatu area dan penyusunan anggaran biaya bergantung pada luasan areal taman, desain taman dan penggunaan elemenelemen taman, standar biaya tenaga kerja harian, kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan, bahan habis pakai, biaya tenaga supervisor, dan tenaga ahli. Tidak hanya berdampak pada kondisi taman, minat pengunjung pun akan berkurang untuk kembali ke Taman Wisata Mekarsari karena kesan pemeliharaan yang kurang. Soekadija (2000) menyatakan bahwa wisatawan akan tahan tinggal di tempat objek wisata kalau lingkungannya bagus, dengan arsitektur taman yang asri, dilengkapi dengan tempat-tempat beristirahat yang nyaman Pembagian dan Pengawasan Zona Pemeliharaan Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa adanya pembagian zona kerja dan penempatan seorang mandor pada setiap zona dapat membantu kelancaran kerja dan mencapai efektivitas yang baik. Parker dan Bryan (1989) menambahkan bahwa salah satu keuntungan sistem pengawasan adalah dengan adanya staf yang baik maka kegiatan pemeliharaan akan berjalan sendiri dan mandor atau supervisor hanya perlu berkonsentrasi kepada tenaga kerja yang tidak mengerjakan pekerjaannya tepat waktu. Taman Wisata Mekarsari pun sudah membagi pekerjaan pemeliharaan dengan baik dan pengawasan oleh koordinator lapang untuk setiap zona yang telah ditentukan. Jumlah tenaga kerja KTL untuk seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari yaitu 264 ha berjumlah 66 tenaga kerja lapang. Kualitas lanskap di Taman Wisata Mekarsari dalam hal pemeliharaan elemen baik soft material maupun hard material perlu diperhatikan lagi. Berdasarkan pengamatan banyak terdapat kerusakan pada hard material yang belum diperbaiki seperti paving yang rusak, pergola yang berkarat dan tak terurus, sedangkan untuk soft material terlihat tanaman yang kering dan kurang subur.

14 76 Tenaga kerja yang jumlahnya minim masih memiliki tugas tambahan bagi tim khusus yang anggotanya diambil dari tenaga kerja keseluruhan. Tim khusus tersebut memiliki pekerjaan tambahan berupa dekorasi tanaman baik indoor maupun outdoor serta pelayanan wisata dalam pembuatan alat/bahan dan elemen taman yang sifatnya artistik. Sebaiknya, tim khusus tersebut merupakan sumber daya manusia yang benar-benar memiliki keahlian dalam hal tersebut sehingga dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik dan juga tidak mengganggu pekerjaan utama dalam pekerjaan pemeliharaan untuk menghasilkan kualitas lanskap yang lebih baik lagi Kegiatan Evaluasi Berdasarkan pengamatan di lapang, ada sebagian tenaga kerja yang tergesa-gesa dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, ada pula yang menyelesaikannya dengan teliti. Secara visual terlihat perbedaan hasil antara kedua pekerjaan tersebut. Pengawas, yaitu koordinator lapang, yang melaksanakan tugasnya dengan benar dan baik tentu akan mengawasi, mengayomi, dan memberitahukan kepada tenaga kerja yang melakukan kesalahan dalam bekerja. Kegiatan evaluasi di Taman Wisata Mekarsari merupakan evaluasi mingguan antara koordinator lapang dengan kepala divisi, serta evaluasi bulanan yang diikuti seluruh karyawan Seksi Kebersihan dan Tata Lingkungan. Kegiatan evaluasi di Taman Wisata Mekarsari masih kurang efektif dilihat dari pekerjaan pemeliharaan yang dihasilkan oleh pekerja memiliki kualitas visual yang berbeda. Terlihat di beberapa area, terdapat tanaman yang sudah mendapat perlakuan pemeliharaan, sedangkan area lain belum mendapat perlakuan pemeliharaan atau sedang dalam pemeliharaan. Hal ini pun terkait tenaga kerja yang minim di Taman Wisata Mekarsari sehingga terjadi kelambatan pemeliharaan. Sebaiknya evaluasi yang dilaksanakan di Taman Wisata Mekarsari dilakukan fokus terhadap tiga hal, yaitu evaluasi tenaga kerja, evaluasi hasil kerja, dan evaluasi kerja. Evaluasi tenaga kerja dan evaluasi kerja dilakukan tiap hari oleh koordinator lapang dan sudah tercatat dalam buku evaluasi yang harus dimiliki masing-masing koordinator lapang. Evaluasi tenaga kerja bertujuan agar koordinator lapang dapat memantau dan melihat kompetensi masing-masing

15 77 karyawan Taman Wisata Mekarsari dalam pekerjaan pemeliharaan. Evaluasi hasil kerja terkait hasil pekerjaan pemeliharaan berupa kebersihan, keindahan, kenyamanan, keamanan taman, serta tanaman di kawasan Taman Wisata Mekarsari. Evaluasi kerja dilakukan minimal seminggu sekali dengan mengikutkan semua karyawan lapang, koordinator lapang, dan kepala divisi. Evaluasi dibuat seperti sharing untuk mendengar keluhan, kendala, maupun alasan hasil kerja di daerah tertentu yang menjadi tidak optimal. Solusi akhir untuk setiap permasalahan dan kendala yang dihadapi diserahkan kepada kesepakatan seluruh pengawas dalam hal ini adalah koordinator lapang. Hal tersebut dilakukan karena yang mengawas kegiatan secara langsung di lapangan ditangani oleh koordinator lapang. Evaluasi bulanan juga sebaiknya diterapkan dengan cara penilaian kualitatif dan kuantitatif terhadap hasil pekerjaan pemeliharaan yang sudah dilakukan. Penilaian kualitatif dilakukan dengan cara pengisian form checklist yang dilakukan oleh koordinator lapang terhadap area tertentu atau keseluruhan area Taman Wisata Mekarsari untuk selanjutnya dicek oleh Kepala Divisi KTL. Penilaian secara kuantitatif dilakukan oleh Kepala Divisi Kebersihan dan Tata Lingkungan dengan memberikan nilai tertentu pada butir-butir untuk menilai hasil pekerjaan pemeliharaan berdasarkan aspek-aspek misalnya kondisi taman, kondisi tanaman, kebersihan taman. 6.4 Pemeliharaan Lanskap Pemeliharaan Ideal Secara umum Taman Wisata Mekarsari sudah melakukan pemeliharaan lanskap baik pemeliharaan ideal maupun pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal untuk menjaga kualitas lanskap dilakukan pada seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari begitu juga dengan pemeliharaan fisik lanskapnya. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan ideal akan berjalan baik jika didukung oleh upayaupaya seperti berikut : 1. perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik;

16 78 2. penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman, hendaknya tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian atau penyulaman tanaman; 3. pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai; 4. pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di dalam taman selalu lancar; 5. perlengkapan taman yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (saluran drainase, pipapipa ledeng, sprinkler, kabel listrik dan telepon, serta pipa gas) direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan taman Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan terhadap hard material dan soft material yang terdapat dalam taman. Dari frekuensi pemeliharaan di Taman Wisata Mekarsari, dapat dilihat bahwa pemeliharaan dilakukan per hari, per bulan, per tahun, dan secara insidental Penyapuan Pemeliharaan kebersihan, yaitu penyapuan dan pembuangan sampah, dilakukan tiap hari. Setiap pagi, penyapuan dilakukan untuk mengawali pekerjaan. Taman Wisata Mekarsari memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kebersihan. Seluruh kawasan Taman Wisata Mekarsari bersih dari sampah inorganik. Sampah organik yang ada pun disapu dan dikumpulkan pada satu area sehingga terlihat tidak berantakan. Kesadaran karyawan dan budaya bersih dari sampah di Taman Wisata Mekarsari sudah tertanam sehingga pengunjung pun melihat keadaan lingkungan yang bersih tidak membuang sampah sesuka hati. Selain itu tempat sampah yang disediakan di Taman Wisata Mekarsari tersebar di seluruh kawasan. Sehingga untuk membuang sampah tidak pada tempatnya bukan menjadi alasan di kawasan ini. Hal tersebut merupakan sikap positif yang harus ditumbuhkan sehingga siapapun yang berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari merasa memiliki

17 79 lingkungan tersebut sehingga timbul rasa ingin menjaga semua yang terdapat di dalamnya baik hard material maupun soft material Pemupukan Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk berupa pupuk organik dan pupuk inorganik. Contoh pupuk organik adalah pupuk kandang dan kompos. Baik pupuk kandang maupun kompos, selain memasok hara, juga dapat memperbaiki sifat tanah, yaitu tanah menjadi lebih gembur dan daya serap terhadap air pun menjadi lebih baik. Contoh pupuk inorganic, antara lain adalah NPK, urea, dan ZA. Pupuk inorganik ada yang mengandung satu unsur (tunggal) dan lebih dari satu unsur (majemuk) serta ada yang lengkap (unsur makro dan mikro) dan ada yang tidak lengkap (hanya unsur makro saja). Sulistyantara (2006) menjelaskan bahwa pupuk inorganik yang beredar di pasaran ada dua jenis yaitu pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar adalah pupuk yang diberikan melalui akar, sedangkan pupuk daun disemprotkan pada daun. Pemilihan jenis pupuk dapat ditinjau dari segi kepraktisan pemakaian di lapangan nantinya serta keefektifan terhadap tanaman. Pada umumnya, pemupukan dilakukan dengan aturan seperti terlihat pada tabel 18. Tabel 18. Frekuensi Pemberian Pupuk Berdasarkan Jenis Tanaman Jenis Tanaman Jenis Pupuk yang Diberikan Dosis Pemberian Frekuensi Pemberian Pohon Pupuk Organik (Pupuk kandang 20 kg 3-4 bulan sekali atau pupuk kompos) NPK ( ) g/ pohon 3 bulan sekali Semak dan Pupuk Organik (Pupuk kandang kg/m 2 3 bulan sekali Penutup Tanah atau pupuk kompos) NPK ( ) 10 g/ m 2 3 bulan sekali Rumput Urea 10 g/ m 2 3 bulan sekali Sumber: Sulistyantara, 2006 Berdasarkan pengamatan di lapang, pemupukan yang dilakukan biasa diberikan pada awal pembuatan taman sebelum tanaman ditanam. Untuk seterusnya, pemupukan dilakukan tidak sesuai dengan jadwal yang berlaku. Seharusnya pemupukan dilakukan dalam 3 bulan sekali, tetapi pada kenyataannya

18 80 di lapangan, pemupukan dilakukan setahun sekali. Menurut Arifin dan Arifin (2005), setiap kondisi lahan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Di lain pihak, setiap jenis tanaman juga memerlukan asupan hara yang berbeda pula. Dengan demikian, Taman Wisata Mekarsari harus memperhatikan frekuensi pemupukan agar tanaman tidak kekurangan makanan tambahan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisinya Penyentikan dan Penyiangan Gulma Penyentikan yang dilakukan setiap hari di Taman Wisata Mekarsari memberikan peningkatan kualitas visual terhadap tanaman karena tanaman utama terbebas dari gulma. Para pekerja yang melakukan penyentikan walaupun sedang terik matahari perlu diberi apresiasi yang tinggi agar dapat menambah motivasi dan semangat kerja Pemangkasan Sulistyantara (2006) menyatakan bahwa pemangkasan juga dilakukan untuk mendapatkan tanaman dengan bentuk-bentuk tertentu yang disebut dengan topiary. Untuk melakukannya diperlukan keahlian dan ketelitian agar penampilan tanaman menarik. Pembentukan tanaman pagar yang rapat juga melibatkan keahlian dalam memangkas terutama bila tanaman pagar ditanam dari bibit yang masih kecil. Untuk pembabatan rumput, Taman Wisata Mekarsari menggunakan jasa kontraktor yang dilakukan sesuai kontrak kerja. Berdasarkan pengamatan di lapang, keseragaman tinggi rumput sama, menandakan pemeliharaan sudah baik. Pemangkasan keseluruhan semak yang ada di Taman Wisata Mekarsari menggunakan tenaga kontraktor sebanyak 4 orang. Sistem kerjanya yaitu ditargetkan beberapa hari untuk Area X. Apabila sudah selesai maka dilanjutkan ke Area Y, dan seterusnya. Namun, kenyataan di lapang berdasarkan pengamatan, terjadi keterlambatan dalam pemangkasan sehingga Area X yang harusnya ditarget selesai dalam waktu yang ditentukan tidak tercapai. Selain itu terlihat pula beberapa pohon yang belum dipangkas dan tumbuh terhalang oleh bangunan. Apabila terus terjadi seperti ini, pemeliharaan ideal dalam menjaga bentuk taman akan mengalami penurunan kualitas. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan bahwa

19 81 pemangkasan pohon dilakukan pada musim tertentu, bergantung pada jenis pertumbuhannya dan tidak dilakukan pada saat pohon sedang musim berbunga/ berbuah. Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan, pemangkasan ini bertujuan merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif pada musim berikutnya, apalagi bila diikuti dengan pemberian pupuk. Pemangkasan bentuk harus dilakukan saat pohon sedang berdaun, yaitu untuk jenis yang menggugurkan daun. Tujuannnya agar percabangan yang hidup dan yang mati dapat diketahui sehingga bentuk ideal yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemangkasan pohon yang dilakukan pada akhir musim hujan memiliki beberapa keuntungan berikut : 1. memperkecil kehilangan air akibat transpirasi berlebihan; 2. menghindari serangan penyakit karena kelembapan tidak setinggi musim hujan; 3. mempercepat pertumbuhan vegetatif; 4. merangsang pembungaan pada musim berikutnya Penyiraman Sulistyantara (2006) menyatakan bahwa penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman sebanyak dua kali setiap hari. Angin yang kencang akan meningkatkan penguapan sehingga frekuensi penyiraman perlu ditambah. Arifin dan Arifin (2005) menambahkan bahwa waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Kawasan atau daerah yang memiliki kelembaban udara tinggi, penyiraman pada pagi hari lebih baik daripada penyiraman sore hari. Tujuannya untuk menghindari berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Penyiraman di Taman Wisata Mekarsari dilakukan sehari sekali setiap bulan kemarau dengan sistem menyelesaikan Area X hari ini dan dilanjutkan Area Y, dan seterusnya. Penyiraman dengan sistem seperti ini terlihat kurang optimal mengingat suhu dan kelembaban yang tinggi di Taman Wisata Mekarsari sehingga tanaman terlihat kering. Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa

20 82 indikasi jumlah kebutuhan air siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur dari kedalaman penetrasi air siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos sedalam cm ke dalam tanah, dapat dianggap siraman tersebut sudah cukup. Tetapi pada kondisi tertentu, misalnya pada musim kemarau, penyiraman dalam bedengan atau tanaman missal sering dilakukan dengan cara di-leb hingga tercapai kondisi jenuh. Oleh karena itu, sebaiknya Taman Wisata Mekarsari yang memiliki konsep berwisata di tengah kebun buah, memperhatikan tanaman yang ada dengan teliti karena kualitas visual yang dijual disini dari kondisi tanamannya. Taman Wisata Mekarsari hanya memiliki sebuah mobil tangki, keefektivitasan pun berkurang apabila terdapat kereta pengunjung yang lewat pada saat penyiraman. Demi kelancaran aktivitas pengunjung tersebut, penyiraman dihentikan sementara. Sebaiknya mobil tangki ditambah agar keperluan penyiraman dapat berjalan dan berakhir sebelum aktivitas pengunjung dimulai sehingga tidak menurunkan kualitas visual dari tanaman diakibatkan kekurangan air Penyulaman Sulistyantara (2006) mengatakan bahwa penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan penggantian tanaman dengan jenis yang lain dari yang ditanam sebelumnya. Untuk pemeliharaan yang insidental seperti ini, koordinator lapang sebagai pengawas di lapang hendaknya lebih teliti dalam mengawas areanya untuk kegiatan pekerjaan pemeliharaan tersebut. Dengan demikian setiap kawasan di TamanWisata Mekarsari dapat terlihat indah karena kualitas visual benar-benar dijaga dan pemeliharaan ideal pun tercapai Pengendalian Hama dan Penyakit Arifin dan Arifin (2005) menambahkan, pengendalian terhadap gangguan hama yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengenal jenis hama yang biasa menyerang tanaman taman. Untuk pemeliharaan yang insidental seperti ini, koordinator lapang sebagai pengawas di lapang hendaknya lebih teliti dalam mengawas areanya untuk kegiatan pekerjaan pemeliharaan tersebut. Dengan

21 83 demikian setiap kawasan di TamanWisata Mekarsari dapat terlihat indah karena kualitas visual benar-benar dijaga dan pemeliharaan ideal pun tercapai Pembibitan Taman Wisata Mekarsari memiliki area pembibitan khusus untuk tanaman hias. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengehemat biaya pemeliharaan taman karena pembibitan tersebut menyediakan bibit yang diperlukan untuk membangun taman baru, mengganti/menyulam tanaman yang telah jadi, maupun sebagai stok tanaman penunjang dekorasi. Oleh karena itu, penempatan seorang yang kompeten dalam bidangnya pun perlu dipertimbangkan Pemeliharaan Garden Furniture Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan shelter, gazebo, dan pergola yang paling sering dilakukan adalah pengecatan ulang karena warna yang telah memudar dan acapkali berkesan kusam. Atap shelter dan gazebo perlu juga dibersihkan dari kotoran dan yang telah rusak diganti. Untuk pergola, harus sering dicek kekuatannya dalam menyangga tanaman yang merambatinya dan lakukan pemangkasan jika tanaman terlalu besar. Arifin dan Arifin (2005) menambahkan, pemeliharaan terhadap perkerasan dalam taman yang sering dikunjungi intensif harus dilakukan setiap hari. Pembersihan kolam dilakukan setahun sekali di Taman Wisata Mekarsari untuk dua kolam yaitu kolam bangunan air terjun dan kolam plaza air mancur. Kolam tersebut merupakan ikon di Taman Wisata Mekarsari tetapi terkesan kumuh karena kondisi air yang kotor terisi dengan lumut serta warna air sudah tidak jernih lagi. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan kolam taman terutama yang terbuat dari keramik meliputi beberapa hal berikut : 1. Pencucian filter kolam tergantung dari bersih tidaknya air kolam, tetapi secara rata-rata pencucian dilakukan sebulan sekali. 2. Bahan kimia (kaporit) sering diberikan pada kolam taman agar air tampak jernih. Kaporit digunakan agar kotoran yang ada di dalam air dapat mengendap ke dasar kolam sehingga memudahkan dalam pembersihan kolam.

22 84 3. Kotoran yang mengapung di permukaan air kolam harus dibersihkan secara rutin, minimal sehari sekali dengan menggunakan tanggok (leaf rade). Kotoran tersebut mengakibatkan turunnya nilai estetika, selain akan dapat meninggikan permukaan air kolam (bila jumlahnya berlebihan) dan menghambat kelancaran semburan air mancur (bila dalam kolam terdapat pipa-pipa air mancur). 4. Pembersihan bibir kolam dilakukan secara rutin terhadap kotoran-kotoran seperti daun-daun kering dan sebagainya. Sementara kotoran dari percikan larutan kaporit (bila hal ini terjadi) harus segera di lap dan dibersihkan saat itu juga. 5. Penyikatan dinding kolam dilakukan setiap hari sebelum vacuuming dilakukan. Pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan atau mencegah timbulnya lumut. Noda hitam pada dinding yang disebabkan oleh lumut yang mati harus dibersihkan dengan HCl 40 % atau digosok dengan batu apung. 6. Vacuming merupakan pemeliharaan yang bertujuan untuk menjernihkan air kolam dan membersihkan lantai kolam dengan menggunakan alat vacum cleaner (pompa pembersih kolam yang portable). 6.5 Pengelolaan Sumber Daya Sampah Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa kehadiran sampah padat yang berserakan sering mencemari taman. Sampah padat antara lain terdiri dari daun kering yang rontok, kertas, kardus, plastik, serta kaleng pembungkus makanan dan minuman. Taman yang terbebas dari sampah memperlihatkan kondisi taman yang ideal dan nyaman untuk dinikmati serta memiliki nilai kesehatan yang baik. Taman tersebut memberikan rasa aman kepada para penggunanya. Berdasarkan pengamatan di lapang, penanganan sampah di Taman Wisata Mekarsari sudah tergolong baik sebab secara umum seluruh kawasan terlihat bersih dari sampah inorganik. Hanya saja perlu dilakukan penambahan armada dan tenaga kerja mengingat ramainya pengunjung saat musim liburan. Hal ini agar

23 85 karyawan/tenaga kerja yang ada tidak kewalahan untuk mengatasi peningkatan pengunjung. Upaya pengomposan pun dapat dilakukan dengan cara sanitary landfill yaitu pembuatan lubang yang berada pada salah satu sudut bagian taman yang diperkirakan tidak mengganggu kualitas visual taman. (Gambar 21). Upaya pengomposan ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume pangangkutan sampah organik di Taman Wisata Mekarsari sehingga sampah yang biasanya tidak terangkut dapat diatasi. Gambar 21. Sanitary landfill Air Pengelolaan limbah air di Taman Wisata Mekarsari sudah baik dengan adanya instalasi pengelolaan air limbah. Hal tersebut agar kadar pencemaran air permukaan berkurang dan pengelolaan lingkungan secara tidak langsung terlaksana. 6.6 Pengelolaan Pengunjung Pengelolaan Ticketing Berdasarkan pengamatan di lapang, Taman Wisata Mekarsari sudah mampu untuk mengelola kegiatan wisata yang ada. Hal ini terlihat dari manajemen tiket, harga program, maupun paket wisata yang ada sudah berjalan dengan baik dan lancar Paket wisata Taman Wisata Mekarsari memiliki berbagai paket wisata, wahana-wahana, dan paket pelatihan yang sangat menarik. Paket wisata yang tersedia di Taman

24 86 Wisata Mekarsari sudah beragam dengan tersedianya enam paket wisata bertema edukasi dan tiga paket wisata bertema petualangan dan permainan. Hal ini menunjukkan Taman Wisata Mekarsari sudah dapat mencapai konsep wisatanya yaitu 4 si diantaranya yaitu edukasi dan rekreasi. Namun sangat disayangkan kapasitas orang yang mengikuti dibatasi untuk rombongan minimal 30 orang sehingga bagi keluarga yang datang terlambat tidak dapat menikmati paket wisata tersebut. Selain itu, jika terdapat wahana yang tidak termasuk paket, pengunjung harus menambah biaya untuk menikmatinya. Untuk itu perlu dipertimbangkan lagi jumlah minimal orang yang dapat menikmati paket-paket wisata yang ditawarkan serta manajemen paket wisata agar pengunjung merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Wahana-wahana yang tersedia di Taman Wisata Mekarsari juga memiliki permainan yang tidak kalah seru. Salah satu contohnya yaitu Wahana Sabut Kelapa Outbound yang sangat diminati pengunjung. Wahana ini terletak di hamparan kebun kelapa yang luas. Permainan yang dihadirkan menciptakan kebersamaan dan sebagai sarana refreshing yang unik. Hal ini membuat potensi bagi Taman Wisata Mekarsari dengan adanya wahana yang unik dan menarik sebagai upaya menarik pengunjung. Reguler entertainment sebagai salah satu inovasi setiap minggu pun menjadi salah satu pilihan yang dapat menarik pengunjung, hanya saja perlu dilakukan promosi lagi agar lebih menarik minat masyarakat akan acara-acara yang disajikan Taman Wisata Mekarsari. Namun, salah satu wahana yaitu menara pandang terdapat permasalahan dalam pemeliharaannya. Berdasarkan pengamatan di lapang, kondisi menara pandang yang disajikan untuk pengunjung menikmati pemandangan dan sekedar menyalurkan hobi terlihat rusak pada lantainya, cat yang kusam, dan dinding yang dipenuhi dengan coretan-coretan. Hal tersebut tentu membuat ketidaknyamanan pengunjung, ditambah lagi lift yang rusak sehingga pengunjung harus menempuh tangga untuk bangunan yang memiliki tinggi ±30 meter ini. Untuk mengatasi hal tersebut, Taman Wisata Mekarsari sebaiknya segera melakukan perbaikan bangunan dan pengecetan ulang serta memperbaiki lift yang rusak sehingga kenyamanan dan kepuasan pengunjung terhadap wahana yang pilihan bisa tercapai. Selain itu diperlukan juga pengawasan yang lebih lagi terhadap

25 87 pengunjung yang merusak/ melakukan vandalisme sehingga aset/ bangunan tetap terjaga kualitas visualnya dan bertahan lama Tenaga Kerja dan Jadwal Kerja Untuk tenaga kerja dan jadwal kerja, terlihat karyawan memiliki kesadaran yang tinggi akan pekerjaan mereka masing-masing. Kinerja mereka sehari-hari yang tidak mengulur waktu dalam melakukan pekerjaan serta fokus dalam pelayanan terhadap pengunjung Pengawasan Pengunjung Untuk pengawasan terhadap pengunjung, Taman Wisata Mekarsari sudah melakukan langkah yang benar dengan memberikan beberapa aturan. Hal tersebut sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan wisata, kepuasan, dan keamanan terhadap pengunjung. Dengan demikian, pengunjung dapat melakukan wisata dengan nyaman dan tenang Karakteristik Pengunjung Jumlah responden yaitu 30 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang dan perempuan sebanyak 13 orang. Dari data usia terlihat bahwa pengunjung rata-rata Taman Wisata Mekarsari merupakan pengunjung dengan usia produktif yaitu usia tahun dan tahun sebanyak 47%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh program atau paket wisata yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari dominan berupa program dengan aktivitas fisik seperti olahraga, outbond, dan bermain yang membutuhkan kondisi fisik yang prima. Berdasarkan pengamatan di lapang, pengunjung usia < 14 tahun pun terlihat banyak. Hal ini pun dipengaruhi program atau paket wisata yang bersifat edukasi. Berdasarkan tingkat pendidikan, pengunjung yang datang ke Taman Wisata Mekarsari merupakan orang berpendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka orang tersebut akan bersikap lebih baik dan sesuai norma yang ada serta tanggap terhadap sekelilingnya, sehingga dia tahu bagaimana bersikap pada saat berekreasi. Sebanyak 40% responden berprofesi sebagai pegawai swasta menandakan bahwa pengunjung yang datang ke Taman Wisata Mekarsari

26 88 merupakan orang-orang yang membutuhkan suasana santai setelah bergelut dengan pekerjaannya selama beberapa waktu sehingga membutuhkan sarana untuk menyegarkan pikiran dan membuat rileks diri. Untuk penghasilan perbulan sebanyak 47% pengunjung memiliki penghasilan sebesar Rp ,00 Rp ,00 yang menandakan bahwa tingkat penghasilan yang tergolong kecil tidak meghalangi pengunjung untuk berwisata di Taman Wisata Mekarsari untuk sekedar melihat keindahan lanskap ataupun melakukan aktivitas sosial. Sebanyak 37% responden berasal dari Jabodetabek dan Jawa Barat, menandakan keseimbangan antara pengunjung yang berasal dari Jabodetabek dan Jawa Barat berpengaruh terhadap lokasi Taman Wisata Mekarsari yang mudah dijangkau melalui jalan darat. Sebanyak 38% responden menyatakan bahwa mengetahui informasi mengenai Taman Wisata Mekarsari dari teman/rekan kerja, menandakan bahwa pada umumnya, pengunjung yang datang ke Taman Wisata Mekarsari berasal dari teman/ rekan kerja yang saling merekomendasikan untuk berwisata ke Taman Wisata Mekarsari. Frekuensi kunjungan menunjukkan bahwa Taman Wisata Mekarsari kurang berhasil dalam menarik pengunjung dengan objek, atraksi, program, paket wisata, atau fasilitas yang sudah ada sehingga pengunjung enggan untuk kembali lagi. Sebanyak 87% responden berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari setahun sekali. Sebanyak 36% responden berekreasi ke Taman Wisata Mekarsari dengan tujuan untuk menyegarkan pikiran. Hal ini disebabkan mayoritas pengunjung adalah pegawai swasta sehingga tujuan kunjungan untuk menyegarkan pikiran. Kemudian disusul responden berekreasi dengan tujuan mengisi waktu luang (22%), memperluas pengetahuan mengenai tanaman (16%), wisata petik buah dan mencari inspirasi (7%), pendidikan pertanian dan tanaman (5%), kegiatan bersosialisasi responden (3%), mengenal aktivitas pertanian dan menyalurkan hobi (2%), dan tujuan lainnya (0%). Sebanyak 57% responden berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari selama 4-8 jam, pilihan lainnya 2-4 jam responden sejumlah 37%, serta berkunjung kurang dari 2 jam dan lebih dari 8 jam masing-masing sejumlah 3%. Hal ini berpengaruh dari areal Taman Wisata Mekarsari yang luas sehingga pengunjung memerlukan waktu untuk berkeliling dan melakukan aktivitas wisata dengan

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan disain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management) Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP. MAgr, PhD. Tujuan Memahami dasar pemeliharaan dan pengelolaan lanskap Mengaplikasi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Perusahaan Taman Wisata Mekarsari pada awal berdirinya bernama Taman Buah Mekarsari, dimana areal lahannya merupakan lahan perkebunan karet milik PTP IX yang sudah

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata dan Rekreasi Undang- Undang No.9 Tahun 1990 mendefinisikan wisata sebagai perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK

VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang disebut model LOGIT untuk mengidentifikasi atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (a) 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai ini dilakukan di tiga lokasi lapangan bola yang dipakai dalam Kompetisi Liga Super (Gambar 10) yaitu Stadion Singaperbangsa yang

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pemeliharaan Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru Sistem pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman menggunakan sistem swakelola. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG Tukang Taman Pada Bangunan Gedung MELAKUKAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PENYIRAMAN BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansekap Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT. Oleh: RIZKA FITRIYANI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN VILA KOTA BUNGA PUNCAK, CIPANAS, JAWA BARAT Oleh: RIZKA FITRIYANI A44051893 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS BAB V ANALISIS DAN SINTESIS 5.1 Aspek Fisik 5.1.1 Luas, Letak, dan Aksessibilitas Tapak Penelitian Kawasan Gedongjetis berada di kawasan pedesaan yang sejuk dan sedikit tercemar polusi dari kendaraan bermotor.

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi 16 PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi Tanaman stroberi mampu berproduksi dengan baik sampai dengan dua tahun apabila dipelihara dengan baik. Tanaman stroberi di Vin s Berry Park umurnya

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Area Taman Ayodia, Jalan Barito, Jakarta Selatan. Gambaran umum terhadap wilayah studi pada awalnya akan dipaparkan gambaran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) 101 KUESIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI RISIKO DALAM ASPEK PRASARANA LINGKUNGAN PERUMAHAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA DEVELOPER

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro Suratmin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci