Pencapaian Akreditasi Madrasah Aliyah Di Kota Bandar Lampung. Oleh Nur Alia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pencapaian Akreditasi Madrasah Aliyah Di Kota Bandar Lampung. Oleh Nur Alia"

Transkripsi

1 Pencapaian Akreditasi Madrasah Aliyah Di Kota Bandar Lampung Oleh Nur Alia Abstraksi Artikel ini menyajikan hasil penelitian mengenai pencapaian akreditasi dan problematikanya yang terjadi pada Madrasah Aliyah (MA) di Kota Bandar Lampung. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan September Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa MA yang belum berstatus terakreditasi dikarenakan nilai yang kurang dari standard dan terdapat beberapa MA yang baru berdiri sehingga belum memenuhi syarat untuk mengajukan akreditasi. Kemudian permasalahan yang terjadi seputar akreditasi adalah kurangnya sosialisasi dan pembinaan terkait akreditasi dari pihak Kemenag sehingga madrasah sangat bergantung pada Pengawas Madrasah, madrasah yang tidak terakreditasi tidak mendapatkan prioritas untuk mengajukan akreditasi kembali, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki MA swasta sehingga untuk mencapai standar sarana dan prasarana relatif sulit, serta hasil akreditasi yang tidak diberitahukan secara tertulis kepada madrasah sehingga madrasah tidak mengetahui aspek mana yang harus diperbaiki. Term Kunci : Pencapaian, Akreditasi, Madrasah, Pemerintah. Pendahuluan Akreditasi sekolah/madrasah menjadi suatu keharusan bagi penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan di Indonesia. Hal itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 2 ayat (2) untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Pedoman akreditasi sekolah/madrasah yang dikeluarkan oleh BAN-S/M menyatakan bahwa akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan professional (BAN-S/M, 2009:6). Selanjutnya dalam pedoman tersebut juga tertulis bahwa akreditasi sekolah/madrasah bertujuan untuk: 1. memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan SNP; 2. memberikan pengakuan peringkat kelayakan; dan 3. memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait. Terkait akreditasi tersebut, Kementerian Agama melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam menempatkan penuntasan akreditasi madrasah menjadi prioritas penting dalam Rencana Strategis Direktorat Jendral Pendidikan Islam Pada tahun 2014 seluruh satuan pendidikan madrasah dari RA, MI, MTs, dan MA harus sudah diakreditasi dan 50% minimal terakreditasi B. Data EMIS Pendis menunjukkan bahwa jumlah MA yang belum

2 diakreditasi sampai dengan tahun 2012 adalah MA (32.56 %) dari total MA. Sementara dari keseluruhan jumlah MA yang sudah terakreditasi yang mendapat akreditasi B adalah (32.64 %) MA. Artinya bahwa dalam satu tahun kedepan jumlah MA yang harus diakreditasi masih sangat banyak begitu pula dengan target 50% minimal madrasah terakreditasi B masih jauh dari harapan. Untuk wilayah Provinsi Lampung sendiri, berdasarkan data EMIS Pendis, jumlah MA yang belum diakreditasi sampai dengan tahun 2012 adalah 108 MA (41.22%) dari total 262 MA. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut: No Kabupaten Status Akreditasi A B C Belum Total 1 Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Utara Lampung Barat Tulang Bawang Tanggamus Lampung Timur Way Kanan Pesawaran Pringsewu Tulang Bawang Barat Mesuji Kota Bandar Lampung Kota Metro Jumlah Sumber: diakses tanggal 22 November 2013.

3 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa bahwa untuk tingkat kotamadya yakni kota Bandar Lampung dan Metro, MA yang belum terakreditasi di kota Bandar Lampung masih mencapai 46.7% sementara kota Metro 14.3% MA. Artinya bahwa hampir separuh dari jumlah MA yang berada di kota Bandar Lampung masih belum terakreditasi. Padahal kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menganggap penting dilakukan penelitian yang mengungkap problematika pelaksanaan akreditasi di wilayah Kota Bandar Lampung terutama bagi MA yang tidak terakreditasi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan September Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap pengurus BAP-S/M Provinsi Lampung, Kepala MA, Bagian Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, serta masyarakat di sekitar madrasah. Studi terdahulu terkait akreditasi dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta yang dilakukan di Propinsi Banten (2010) dan Propinsi Riau (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kuantitatif hasil pencapaian SNP di Madrasah Aliyah (MA) sebagai indikator keberhasilan tingkat akreditasi adalah masih termasuk sedang, terutama yang menyangkut aspek standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana dan Standar Biaya. Kerangka Konsep Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan professional (BAN-S/M, 2009:6). Akreditasi sekolah/madrasah bertujuan untuk: 1. memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau program yang dilaksanakannya berdasarkan SNP; 2. memberikan pengakuan peringkat kelayakan; dan 3. memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait. Begitu pentingnya akreditasi untuk menjamin dan mengendalikan kualitas pendidikan sehingga akreditasi dilaksanakan oleh lembaga mandiri yaitu Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang dibentuk oleh Pemerintah melalui Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun Selanjutnya dalam melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah BAN-S/M dibantu oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah (BAP-S/M). Untuk menjamin pelaksanaan akreditasi oleh BAP-S/M agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka BAN-S/M menyusun Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah. Dalam pedoman akreditasi sekolah/madrasah tersebut tercantum alur mekanisme akreditasi sekolah/madrasah sebagai berikut: 1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah, 2. Pengumuman secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah, 3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah, 4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah, 5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung, 6. Pengiriman Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M, 7. Penentuan Kelayakan Visitasi, 8. Penugasan Tim Asesor, 9. Pelaksanaan Visitasi, 10. Verifikasi Hasil Visitasi, 11.

4 Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah, 12. Penerbitan Sertifikat, 13. Pelaporan Hasil Akreditasi dan Penyampaian Bahan Rekomendasi Tindak Lanjut. Penelitian ini berusaha mengungkap permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan akreditasi Madrasah Aliyah di kota Bandar Lampung berdasarkan alur mekanisme akreditasi yang telah ditetapkan oleh BAN-S/M tersebut. Selain itu juga akan diungkap kendala-kendala lain terkait pencapaian akreditasi di Kota Bandar Lampung baik yang berhubungan dengan Pemerintah (dalam hal ini Kementerian Agama) maupun madrasah itu sendiri. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Berdasarkan wawancara dengan salah satu tim teknis BAP-S/M Provinsi Lampung diketahui bahwa setiap tahun terdapat kuota untuk akreditasi bagi madrasah seluruh jenjang. Dari seluruh madrasah yang diakreditasi, untuk tahun 2012 saja, hanya sekitar 1 % yang tidak terakreditasi karena nilai yang tidak mencukupi. Untuk tahun 2013 terdapat 62 MA yang akan diakreditasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel daftar Kuota Akreditasi Sekolah/Madrasah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2013 berikut: JENJANG JUMLAH SMA 46 MA 62 SMK 46 TOTAL 154 Sumber: Dokumen BAP-S/M Provinsi Lampung Tahun 2013 Terdapat 5 (lima) MA yang dijadikan sasaran penelitian ini, yakni: MAN 2 Tanjung Karang, MAS Darul Falah, MAS Madarijul Ulum, MAS Alutrujiyyah, dan MAS Diniyyah Putri. Tiga MA berstatus belum terakreditasi, sementara lainnya berstatus A dan B. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut: NO. NAMA MADRASAH STATUS AKREDITASI 1. MAN 2 Tanjungkarang B 2. MAS Darul Falah Belum Terakreditasi 3. MAS Madarijul Ulum Belum Terakreditasi 4. MAS Alutrujiyyah Belum Terakreditasi 5. MAS Diniyyah Putri Belum Terakreditasi

5 /A 1 Sumber: dist=71 MAN 2 Tanjungkarang MAN 2 Tanjungkarang yang berada di Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung merupakan salah satu dari dua MA negeri yang berada di Kota Bandar lampung, MAN 1 (Model) Bandar Lampung dan MAN 2 Tanjungkarang. Sebagai MA yang berstatus negeri, MAN 2 Tanjungkarang memperoleh hasil akreditasi B pada tahun Perolehan nilai komponen akrditasi dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut: Komponen Akreditasi Nilai Komponen Standar Isi 67 Standar Proses 65 Standar Kompetensi Lulusan 80 Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 75 Standar Sarana dan Prasarana 83 Standard Pengelolaan 60 Standar Pembiayaan 78 Standar Penilaian Pendidikan 72 Nilai Akhir 76 Sumber: Sertifikat Akreditasi BAN-S/M 1 Data dari EMIS Pendis menyatakan bahwa MAS Diniyyah Putri belum terakreditasi, sementara data yang berbeda berasal dari hasil akreditasi dari BAP-SM Lampung yang menyatakan bahwa MAS Diniyyah Putri telah terakreditasi A pada tahun 2010

6 Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai standar tertinggi yang diperoleh MAN 2 Tanjungkarang berada pada standar sarana dan prasarana. Hal itu senada dengan yang diutarakan Kepala MAN 2 Tanjungkarang bahwa standar yang paling mudah dipenuhi ketika proses akreditasi adalah sarana dan prasarana (11/09/13). Tentunya hal tersebut karena keberadaan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pembelajaran di MAN 2 Tanjungkarang sudah cukup lengkap dan memadai. Sedangkan untuk nilai terendah berada pada standar pengelolaan. Terkait hal ini pihak madrasah, seperti yang diakui Kamad, melakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan standar pengelolaan. Upaya tersebut berkaitan dengan manajemen madrasah yang diantaranya berupa penegakan disiplin baik bagi siswa maupun seluruh komponen madrasah serta pengelolaan kelas yang baik. Penegakan disiplin dilakukan dengan memberlakukan finger print untuk kehadiran guru dan pegawai. Upaya lainnya yaitu meningkatkan pelayanan dalam proses belajar mengajar, serta meningkatkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). MAS Darul Falah MA Darul Falah berdiri pada tahun 2004, berada di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah yang didirikan oleh Yayasan Darul Falah Provinsi Lampung. Berada di dataran tinggi (pegunungan), dengan rata-rata mata pencarian masyarakat sekitar adalah petani. Jarak madrasah ke Ibukota Provinsi maupun pusat kota sekitar 5 Km. Meskipun jarak madrasah ke pusat kota relatif dekat namun akses menuju madrasah yang menanjak menapaki gunung menjadikan madrasah ini cenderung sulit dijangkau dibandingkan madrasah lain yang berada di dataran rendah. Kondisi jalan menuju madrasah sudah relatif baik dengan jalan yang sudah diaspal pada tahun ini sehingga mudah dilalui kendaraan. Sebelumnya, kondisi jalan relatif sulit dilalui kendaraan karena berbatu dan terjal. Komponen Akreditasi Nilai Komponen Standar Isi 37 Standar Proses 45 Standar Kompetensi Lulusan 37 Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 54 Standar Sarana dan Prasarana 47

7 Standard Pengelolaan 60 Profil MA Darul Falah menunjukkan Standar Pembiayaan 52 bahwa jumlah siswa pada tahun 2013/2014 Standar Penilaian Pendidikan 81 sebanyak 60 siswa dengan 3 rombongan Nilai Akreditasi 51 belajar. Jumlah guru mencapai 11 orang dengan kualifikasi akademik S1 sebanyak 7 orang (63.7 %) sementara lainnya adalah lulusan MA dan D3. Terkait persiapan dan proses akreditasi, Kamad (12/09/13) mengakui bahwa informasi mengenai MA Darul Falah akan diakreditasi pada tahun 2010 disampaikan oleh Pengawas Madrasah. Selanjutnya tidak ada pembinaan ataupun bimbingan apapun terhadap madrasah untuk mempersiapkan akreditasi sehingga madrasah mempersiapkan sendiri secara apa adanya. Hasilnya adalah MA Darul Falah mendapat nilai akhir akreditasi sebesar 51 dengan peringkat Tidak Terakreditasi. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Sumber: Berdasarkan wawancara dengan Kamad Darul Falah (12/09/13) hasil akreditasi diketahui oleh pihak madrasah hanya melalui informasi dari Pengawas Madrasah dan tidak ada pemberitahuan secara tertulis. Madrasah hanya mengetahui bahwa MA Darul Falah memperoleh status Tidak Terakreditasi tanpa mengetahui penilaiannya secara lengkap. Hal itu menyebabkan madrasah tidak mengetahui aspek mana yang harus diperbaiki dari delapan komponen akreditasi. Berdasarkan hasil akreditasi di atas, nilai terendah terdapat pada standar isi dan standar kompetensi lulusan. Melihat hal tersebut, Kamad menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada saat akreditasi mendapat nilai terendah karena pada saat itu (tahun 2010) sekitar 75 % siswa MA Darul Falah yang mengikuti Ujian Nasional dinyatakan tidak lulus. Hal itu disebabkan oleh salah satunya adalah kurangnya jam belajar untuk siswa. Mengenai kendala yang dirasakan madrasah terhadap pelaksanaan akreditasi adalah terkait standar proses yakni penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagian besar guru di MA Darul Falah belum mengerti bagaimana cara untuk menyusun RPP sesuai ketentuan kurikulum yang berlaku. Sementara upaya madrasah untuk mendatangkan tutor dari pihak Kementerian Agama ataupun induk KKM ke MA Darul Falah untuk melatih guru-guru dalam menyusun RPP tidak direspon dengan baik. Kendala lain terkait mekanisme pengajuan akreditasi. Madrasah tidak mengetahui pihak mana yang harus dihubungi untuk mencari informasi ataupun mengajukan akreditasi, kecuali hanya kepada Pengawas Madrasah. Bahkan induk KKM juga tidak berperan dalam melakukan sosialisasi ataupun pembinaan mengenai akreditasi. Hal itu menyebabkan madrasah sangat tergantung kepada Pengawas Madrasah. Padahal Pengawas Madrasah sebagai satu-satunya sumber informasi yang diketahui madrasah, tidak bisa memberikan informasi secara maksimal karena tidak rutin datang ke MA Darul Falah. Misalnya ketika madrasah dinyatakan tidak lulus akreditasi dan harus mengajukan akreditasi ulang, Pengawas

8 Madrasah tidak merespon dengan baik hal tersebut apalagi untuk melakukan pembinaan. Sehingga dalam waktu lebih dari dua tahun MA Darul Falah belum mengajukan akreditasi kembali. Kurangnya Pengawas Madrasah melakukan kunjungan dan pembinaan di MA Darul Falah, seperti yang diakui Kamad Darul Falah (12/09/13), mungkin disebabkan lokasi MA Darul Falah yang relatif sulit ditempuh. Namun sejak tahun 2013 ini ketika terjadi pergantian Pengawas Madrasah dan akses jalan menuju MA Darul Falah sudah relatif bagus, frekuensi kunjungan Pengawas Madrasah ke MA Darul Falah semakin sering hingga hampir setiap bulan. Pembinaan juga telah dilakukan Pengawas Madrasah untuk mempersiapkan akreditasi sehingga saat ini MA Darul Falah telah merasa siap untuk mengajukan akreditasi kembali. Tahun ini MA Darul Falah tidak termasuk dalam MA yang akan diakreditasi. Berdasarkan wawancara dengan Kamad MA Darul Falah (12/09/13) hal itu karena menurut Pengawas Madrasah yang membina MA Darul Falah tidak ada kuota bagi MA untuk akreditasi pada tahun ini. Hal yang berbeda ditemukan peneliti berdasarkan daftar kuota akreditasi sekolah/madrasah Provinsi Lampung Tahun 2013 bahwa terdapat 62 MA yang akan diakredtasi pada tahun Artinya bahwa terdapat ketidaksesuaian informasi antara beberapa pihak yang terkait dengan pelaksanaan akreditasi. Terkait tingkat kelulusan yang rendah, upaya yang dilakukan madrasah dalam meningkatkan kelulusan siswa dalam Ujian Nasional adalah dengan mengadakan bimbingan belajar bagi kelas dua belas (XII). Bimbingan belajar tersebut dilaksanakan sehabis Isya. Hasilnya adalah jumlah kelulusan siswa mencapai 100% pada tahun MAS Madarijul Ulum Berdiri pada tahun 2010, MAS Madarijul Ulum merupakan madrasah yang didirikan oleh Pondok Pesantren Salafiyyah Tahfidzul Qur an Madarijul Ulum. Jumlah siswa mencapai 47 orang dan jumlah guru sebanyak 6 orang. Jumlah guru yang tertulis tersebut adalah guru yang khusus mengajar di MAS Madarijul Ulum. Sementara guru lainnya merupakan guru yang sekaligus mengajar di tingkat Tsanawiyah ataupun pesantren di lingkungan Pondok tersebut. Setelah ditelusuri mengenai status madrasah yang belum terakreditasi, ternyata memang MAS Madarijul Ulum belum bisa mengajukan akreditasi. Hal itu terkait madrasah belum pernah meluluskan siswa karena siswa yang ada sekarang baru menduduki kelas dua belas. Dengan demikian MAS Madarijul Ulum belum bisa memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi sekolah/madrasah yang akan mengajukan akreditasi yaitu: 1. memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah; 2. memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas; 3. memiliki sarana dan prasarana pendidikan; 4. memiliki pendidik dan tenaga kependidikan; 5. melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan 6. telah menamatkan peserta didik (BAN-S/M, 2009:39). Komponen Akreditasi Nilai Komponen

9 Standar Isi 27 Meskipun belum memenuhi syarat untuk Standar Proses 32 dapat mengajukan akreditasi di tahun ini, Standar Kompetensi Lulusan 18 MAS Madarijul Ulum optimis bisa Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 44 mengajukannya tahun depan (2014). Tingkat Standar Sarana dan Prasarana 43 Tsanawiyah yang sedang mempersiapkan akreditasi Standard Pengelolaan 41 pada tahun ini akan dijadikan contoh untuk Standar Pembiayaan 42 mempersiapkan akreditasi Aliyah pada tahun depan. Standar Penilaian Pendidikan 45 Satu hal yang menjadi kendala dalam Nilai Akreditasi 37 penilaian akreditasi adalah standar sarana dan prasarana. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara kepada salah seorang guru (12/09/12) bahwa sarana dan prasarana Aliyah maupun Tsanawiyah adalah milik Pondok Pesantren yang digunakan secara bersama-sama, tidak dikhususkan untuk satu jenjang saja. Sementara dalam kriteria penilaian standar sarana dan prasarana dibutuhkan sarana dan prasarana yang khusus dimiliki oleh Aliyah. Hal itu membuat madrasah menjadi tidak percaya diri untuk mendapat nilai yang baik dalam akreditasi. MAS Al-Utrujiyyah Didirikan oleh Pondok Pesantren Al-Utrujiyyah pada tahun 1993, MA Al-Utrujiyyah terletak di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Kondisi geografis berada di dataran rendah dengan lingkungan yang rawan banjir. Jumlah siswa mencapai 83 siswa dengan 3 rombongan belajar, sementara jumlah guru sebanyak 17 orang. Dari 17 guru tersebut hanya tiga orang guru atau 17.6 % yang belum berijazah S1. MA AlUtrujiyyah mengajukan akreditasi pada tahun 2010 dan memperoleh hasil Tidak Terakreditasi. Selengkapnya dapat dillihat pada tabel berikut: Sumber: Seperti halnya MA Darul Falah, MA AL-Utrujiyyah juga mengetahui hasil akreditasi berdasarkan informasi dari pihak Kemenag tanpa ada pemberitahuan tertulis. Ketika peneliti memperlihatkan hasil akreditasi tersebut di atas, dan menanyakan mengenai nilai standar kompetensi lulusan yang sangat rendah, Kamad Al-Utrujiyyah mengakui (12/09/13) bahwa hal tersebut dikarenakan 100 % peserta Ujian Nasional yang berasal dari MA Al-Utrujiyyah pada tahun 2009 dinyatakan tidak lulus.

10 Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa sejak MA Al-Utrujiyyah berdiri pada tahun 1993 beberapa tahun kemudian madrasah tidak menerima siswa baru lagi. Kemudian karena masyarakat sekitar menginginkan madrasah dibuka kembali akhirnya pada tahun 2007 madrasah menerima siswa baru kembali. Ketika akan mempersiapkan proses akreditasi, madrasah harus tercatat sudah meluluskan siswa. Sementara pada saat itu siswa yang duduk di bangku kelas dua belas hanya berjumlah 3 orang. Kemudian madrasah mencari beberapa siswa yang berhenti sekolah karena tidak mempunyai biaya di beberapa kampung terdekat untuk diikutkan Ujian Nasional di MA Al-Utrujiyyah. Dengan jumlah dua puluh orang siswa yang mengikuti ujian tersebut hasilnya adalah seluruhnya tidak lulus ujian. Karena itulah nilai standar kompetensi lulusan yang diperoleh sangat rendah. Hingga kini madrasah belum mengajukan akreditasi kembali karena belum diintruksikan oleh pihak Kemenag. Bagi madrasah, mengikuti akreditasi hanyalah untuk mengikuti program Pemerintah saja. Sehingga madrasah cenderung menampilkan kondisi madrasah apa adanya saja, tidak dilebih-lebihkan, karena madrasah tidak berambisi untuk mendapat nilai yang tinggi. Terkait kendala yang dirasakan madrasah dalam akreditasi adalah pada sarana dan prasarana. Madrasah tidak mempunyai sarana dan prasarana khusus melainkan bergabung dengan Tsanawiyah. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana merupakan hal yang relatif sulit bagi madrasah karena sumber dana madrasah hanyalah berasal dari masyarakat, kecuali dana BOS dan sertifikasi guru. Karena itulah Kamad merasa tidak yakin akan lulus pada akreditasi berikutnya karena melihat sarana dan prasarana yang masih jauh jauh dari standar yang ada. Status akreditasi bagi madrasah tidak menjadi hal yang sangat penting. Karena bagi masyarakat sekitar, akreditasi tidak mempengaruhi minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MA Al-Utrujiyyah. Masyarakat lebih melihat kepada program keagamaan yang ada di madrasah tersebut. MAS Diniyyah Putri MAS Diniyyah Putri merupakan satu-satunya MA swasta yang mendapatkan akreditasi A di Provinsi Lampung. Nilai selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Komponen Akreditasi Nilai Komponen Standar Isi 82 Standar Proses 90 Standar Kompetensi Lulusan 87 Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 95 Standar Sarana dan Prasarana 91

11 Komponen Akreditasi Nilai Komponen Standard Pengelolaan 80 Standar Pembiayaan 87 Standar Penilaian Pendidikan 89 Nilai Akreditasi 86 Sumber: Mengenai persiapan akreditasi pada tahun 2010, berdasarkan wawancara dengan Kepala MA Diniyyah Putri (13/09/13) yang melakukan sosialisasi dan pembinaan akreditasi adalah pihak Dinas Pendidikan Kabupaten dan BAP-S/M Lampung, bukan dari Kementerian Agama sendiri. Sosialisasi atau pembinaan tentang akreditasi biasanya dilakukan bagi madrasah yang akan diakreditasi pada tahun tersebut. Madrasah mengetahui tentang pentingnya akreditasi dari internet, Dinas Pendidikan melalui rapat koordinasi bulanan kepsek yang terkadang melibatkan MA, dan Musyawarah Kepala Kepala Sekolah (MKKS). Terkait kendala dalam proses akreditasi, MA Diniyyah Putri tidak merasakan ada kendala dalam hal tersebut. Seluruh proses akreditasi dapat berjalan dengan lancar. Sementara standar penilaian yang mudah dipenuhi adalah standar sarana dan prasarana. Seperti halnya madrasah lain yang berada dalam pondok pesantren, awalnya standar sarana dan prasarana menjadi kendala bagi MA Diniyyah Putri karena menyatunya sarana prasarana pesantren, baik untuk jenjang Tsanawiyah maupun Aliyah. Namun setelah diberikan penjelasan mengenai kondisi sarana dan prasarana dalam pondok pesantren maka pihak asesor bisa mengerti. Seperti diungkapkan Kamad MA Diniyyah Putri (13/09/13): yang jadi masalah itu ada, karena mereka dari timnya itu ya bukan orang latar belakang dari pesantren, sedangkan disini kan madrasah tsanawiyah, aliyah itu kan include dalam satu wilayah, nah masih ada diantar mereka itu yang ingin memisahkan, kalau tempat ibadah itu mestinya tsanawiiyah punya sendiri, aliyah punya sendiri.kemudian setelah diberi penjelasan mereka bisa memahami. Lebih lanjut beliau mengemukakan bahwa adanya program akreditasi membawa perubahan yang negatif bagi madrasah, diantaranya adalah hilangnya hak MA untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. Ketika status madrasah masih disamakan, MA swasta memiliki hak untuk ikut serta dalam mengambil keputusan di tingkat MKM (Musyawarah Kepala Madrasah) tingkat Provinsi dalam rapat koordinasi, menjelang UN misalnya, untuk menentukan dana UN ataupun dana semester. Namun setelah diterapkannya program akreditasi, hanya MA negeri yang dapat mengikuti MKM sementara MA swasta yang memiliki akreditasi A pun tidak pernah dilibatkan lagi.

12 Hal lain adalah terkait birokrasi. Sebelum diberlakukannya akreditasi, komunikasi MA swasta dengan Mapenda di Kankemenag bisa berlangsung dua arah. Namun setelah akreditasi, MA swasta hanya bisa berkomunikasi melalui KKM. Seperti diakui Kamad (13/09/13) sebagai contoh, untuk tahun ini kan kasus ijazah lama sekali baru terbit.saya mencoba menanyakan ke Provinsi, kata orang Provinsi kan kamu punya induk KKM, tanyakan dengan induk KKM, koordinasi kami dengan induk KKM, nanti induk KKM yang koordinasi lagi. Hal ini mengindikasikan bahwa MA swasta tidak punya akses langsung ke Mapenda sejak diberlakukannya akreditasi. Kemudian bantuan bagi MA yang terakreditasi A juga berkurang karena madrasah dinilai sudah cukup mandiri. Padahal penambahan sarana dan prasarana terutama lokal dan asrama mutlak diperlukan karena setiap tahunnya jumlah calon siswa bertambah. Terbatasnya sarana dan prasarana mengakibatkan MA Dinnyah Putri menolak sejumlah calon siswa dengan cara memberlakukan tes masuk sehingga yang tidak lulus tes tidak dapat diterima. Manfaat akreditasi bagi MA Diniyyah Putri adalah diberikannya kuota 50% bagi alumni MA yang terakreditasi A baik melalui jalur Bidikmisi maupun jalur undangan untuk diterima di PTN. Untuk tahun ini saja, dari 81 alumni madrasah, sebanyak 40 orang didaftarkan ke PTN melalui jalur undangan dan dapat diterima sebanyak 27 orang di PTN seperti UNILA, IKIP Jakarta, UI, dan UNSRI. Tidak ada manfaat lain yang dirasakan madrasah terkait akreditasi A. Seperti yang diungkapkan Kamad (13/09/13) image masyarakat itu bukan akreditasi.untuk Diniyyah setahu saya selama saya menjabat kepala sekoah sudah 3 tahun belum ada satupun walimurid menanyakan Aliyah kita akreditasinya apa, belum ada sesuatu yang bisa dijual itu prestasi siswa ada, sarana prasarana memadai. PEMBAHASAN Beberapa temuan yang diperoleh dari lima madrasah yang dijadikan sasaran penelitian, jika dilihat dari pedoman akreditasi BAN-S/M (2009) dapat dikategorikan ke dalam beberapa kategori berikut: Alur mekanisme akreditasi Madrasah tidak mengetahui informasi apapun terkait akreditasi termasuk alur mekanisme pengajuan akreditasi sehingga hanya mengandalkan intruksi dari Pengawas Madrasah. Proses pelaksanaan akreditasi Pada proses pelaksanaan akreditasi, madrasah hanya bisa bersikap pasif menunggu perkembangan selanjutnya ataupun hasil akreditasi. Padahal jika diberlakukan sistem secara online mengenai pemberitahuan status pelaksanaan proses akreditasi, madrasah dapat mengetahui status kemajuan pelaksanaan akreditasi secara cepat dan transparan (Kemendiknas, 2011: 70). Tindak lanjut pelaksanaan akreditasi

13 Hasil pelaksanaan akreditasi tidak diketahui madrasah secara tertulis melainkan hanya secara lisan dari Pengawas Madrasah ataupun pihak Kemenag lainnya. Padahal berdasarkan pedoman akreditasi BAN-S/M, sekolah/madrasah yang dinyatakan tidak terakreditasi akan dikirimkan surat penjelasan beserta saran perbaikannya oleh BAP-S/M (2009:43). Kantor Kemenag kurang melakukan pembinaan terhadap madrasah berdasarkan hasil akreditasi, sebagaimana tertulis dalam pedoman akreditasi BAN-S/M bahwa Depdiknas, Depag, Disdik Provinsi, Kanwil Depag, Disdik Kabupaten/Kota, Kandepag, dan penyelenggara melakukan pembinaan terhadap sekolah/ madrasah dengan memerhatikan hasil akreditasi sesuai kewenangannya (2009: 46). Madrasah yang tidak lulus akreditasi (Tidak Terakreditasi) seharusnya mendapat prioritas untuk mengajukan akreditasi kembali dalam jangka waktu dua tahun kemudian. Namun faktanya dua madrasah yang dijadikan sasaran penelitian yang tidak lulus akreditasi belum juga mengajukan akreditasi kembali padahal sudah lebih dari dua tahun. Hal itu ditegaskan dalam pedoman akreditasi BAN-S/M yakni Sekolah/Madrasah yang menghendaki akreditasi ulang untuk memperbaiki peringkat setelah melakukan perbaikan dapat mengajukan permohonan sekurang-kurangnya dua tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi (2009:45). 1. Kendala akreditasi Berdasarkan temuan dari tiga madrasah sasaran penelitian, satu hal yang menjadi kendala besar dalam pencapaian nilai akreditasi adalah pada standar sarana dan prasarana. Hal itu terkait dengan keberadaan sarana dan prasarana yang digunakan secara bersama-sama antara jenjang Aliyah dan Tsanawiyah, karena ketiga madrasah tersebut diselenggarakan oleh Pondok Pesantren. Namun jika dilihat pada tabel berikut, dari empat MA sasaran penelitian diperoleh nilai rata-rata terendah berada pada standar isi, bukan pada standar sarana dan prasarana. Komponen Akreditasi MAN 2 Tanjung karang Nilai Komponen MA Darul Falah MA Al- Utrujiyya h MA Diniyyah Putri Nilai Ratarata Standar Isi Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana

14 Komponen Akreditasi Standard Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian Pendidikan MAN 2 Tanjung karang Nilai Komponen MA Darul Falah MA Al- Utrujiyya h MA Diniyyah Putri Nilai Ratarata Nilai Akhir Tabel tersebut menunjukkan bahwa empat MA sasaran penelitian memiliki rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan standar lainnya. Artinya bahwa penggunaan sarana dan prasarana secara bersama-sama bagi jenjang Aliyah dan Tsanawiyah yang berada di lingkungan pondok pesantren bukan menjadi kendala pada pencapaian standar sarana dan prasarana. Hal itu sebagaimana terjadi di MA Diniyyah Putri bahwa Asesor yang awalnya menilai sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan yakni dimiliki oleh MA saja, menjadi memahami bahwa sarana dan prasarana madrasah yang berada di pondok pesantren umumnya digunakan secara bersama-sama. Hal itu kemudian tidak menurunkan pencapaian nilai standar sarana dan prasarana di MA Diniyyah Putri, tetapi justru sebaliknya MA Diniyyah Putri memperoleh nilai yang relatif tinggi. Hal lain terkait standar sarana dan prasarana adalah minimnya sarana dan prasarana yang umumnya dimiliki MA swasta. Berdasarkan wawancara dengan Kasi Supervisi dan Evaluasi Pendidikan (05 & 10/09/13) bahwa jika dibandingkan antara madrasah dengan sekolah yang notabene berada di bawah Kemendikbud, maka madrasah akan kalah dalam hal akreditasi. Akan sangat banyak madrasah yang tidak terakreditasi karena terutama minimnya sarana dan prasarana, berbeda dengan sekolah yang ketika berdiri sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar. Melihat kondisi faktual tersebut maka sangat tidak adil jika instrumen akreditasi disamakan untuk sekolah dan madrasah, apalagi madrasah yang berada di pelosok. Untuk itu harus dicarikan solusi lain atau semacam kategori lain bagi madarasah swasta yang bisa disebut hidup segan mati tak mau tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu Tim Teknis BAP-S/M Lampung (13/09/13) bahwa untuk madrasah secara keseluruhan penilaian akreditasi umumnya memperoleh nilai yang rendah pada standar sarana dan prasarana. Hal tersebut di atas jika ditarik benang merahnya maka akan terlihat sesuai dengan apa yang pernah diungkapkan Tilaar (2006: 172) mengenai Ujian Nasional, bahwa tidaklah mungkin Ujian Nasional untuk peserta didik yang berada di kota-kota besar disamakan dengan Ujian Nasional untuk sekolah-sekolah yang ada pedalaman desa tertinggal. Hal itu berarti pemerkosaan terhadap hak asasi manusia sebagaimana dituntut oleh konvensi PBB mengenai hak sosial budaya dalam pembangunan.

15 Kendala lainnya terkait kurangnya sosialisasi dan pembinaan mengenai akreditasi dari pihak Kementerian Agama maupun induk KKM sendiri. Hal itu menyebabkan madrasah tidak maksimal dalam mempersiapkan akreditasi sehingga memperoleh nilai yang rendah. 2. Manfaat akreditasi Secara umum akreditasi bermanfaat sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah dan rencana pengembangan sekolah/madrasah. Bagi masyarakat dan khususnya orangtua peserta didik, hasil akreditasi diharapkan menjadi informasi yang akurat tentang layanan pendidikan yang ditawarkan oleh setiap sekolah/madrasah, sehingga secara sadar dan bertanggung jawab masyarakat dan khususnya orangtua dapat membuat keputusan dan pilihan yang tepat dalam kaitannya dengan pendidikan anaknya sesuai kebutuhan dan kemampuannya (BAN-S/M, 2009:6). Manfaat akreditasi tersebut sesuai dengan yang dirasakan MAN 2 Tanjungkarang bahwa dengan akreditasi B animo masyarakat terhadap MAN 2 Tanjungkarang menjadi cukup baik. Manfaat lain dirasakan oleh MA Diniyyah Putri yang mendapat akreditasi A terkait penerimaan alumni ke PTN dengan kuota 50%. Berbeda halnya dengan madrasah lainnya yang menganggap akreditasi tidak berpengaruh terhadap animo masyarakat. Dalam arti bahwa masyarakat tidak memandang akreditasi madrasah menjadi hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih madrasah. Sehingga akreditasi ataupun tidak, tidak ada pengaruhnya bagi madrasah dan masyarakat. Penutup Berdasarkan beberapa temuan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, beberapa MA di Kota Bandar Lampung berstatus Tidak Terakreditasi karena nilai yang diperoleh ketika mengajukan akreditasi tidak mencukupi atau kurang dari 56. Sementara MA lainnya belum terakreditasi karena memang belum memenuhi syarat akreditasi yakni belum meluluskan siswa. Kedua, permasalahan yang terjadi seputar akreditasi adalah kurangnya sosialisasi dan pembinaan terkait akreditasi dari pihak Kemenag sehingga madrasah sangat bergantung pada Pengawas Madrasah, madrasah yang tidak terakreditasi tidak mendapatkan prioritas untuk mengajukan akreditasi kembali, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki MA swasta sehingga untuk mencapai standar sarana dan prasarana relatif sulit, hasil akreditasi tidak diberitahukan secara tertulis kepada madrasah sehingga madrasah tidak mengetahui aspek mana yang harus diperbaiki. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat direkomendasikan beberapa hal berikut: Pertama, Kementerian Agama dan induk KKM agar lebih aktif lagi dalam membina madrasah terkait peningkatan akreditasi. Kedua, BAP-S/M agar memberitahukan secara tertulis hasil akreditasi kepada satuan pendidikan. Ketiga, madrasah yang sudah mendapatkan hasil akreditasi agar menindaklanjuti hasil akreditasi tersebut sebagai upaya meningkatkan mutu madrasah.

16 Daftar Pustaka Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Perangkat Akreditasi SMA/MA. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah. Direktorat Pendidikan Islam Departemen Agama Rencana Strategik, Pembangunan Pendidikan Islam Jakarta. Fandy, Tjiptono Total Quality Management. Yogyakarta; Andi, Isjoni Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional Kajian Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Purwanto, Ngalim M Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

17 Rakhmat, Jalaluddin, Drs., M.Sc., Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Booklet Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan. Soedjono Pengembangan Model Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang. JMP, Volume 1 Nomor 2. St. Kartono Sekolah Bukan Pasar: Catatan Otokritik Seorang Guru. Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara. Susetyo, Benny Politik Pendidikan Penguasa. Yogyakarta: LKiS. Tilaar, H.A.R Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjuan Kritis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tilaar, H.A.R Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 0 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 0 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR...

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR... Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH... 1 Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR... 5 Langkah Ke-3 VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH... 13 Langkah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan terhadap mutu pendidikan berupaya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

Lebih terperinci

WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG. SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK

WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG. SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA METRO, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 481 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU RAUDHATUL ATHFAL, MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, MADRASAH ALIYAH, DAN

Lebih terperinci

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2012

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2012 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2012 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MASUK SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK KOTA METRO TAHUN

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung Selatan sangat penting dan terkait dengan Kementerian Agama. Lembaga Kementerian Agama sangat

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian 416 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab empat, maka berikut ini disajikan kesimpulankesimpulan

Lebih terperinci

Jurnal Elementary ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal A. LATAR BELAKANG

Jurnal Elementary ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal A. LATAR BELAKANG Jurnal Elementary ISSN 2614-5596 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Januari 2018, Hal. 11-15 ANALISIS PENCAPAIAN 8 KOMPONEN STANDAR AKREDITASI SD/MI DI KOTA MATARAM Haifaturrahmah Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAMBI TAHUN 06 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 06 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2011

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2011 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2011 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MASUK SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK DENGAN SISTEM ONLINE DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI TAHUN BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN SD/MI,

Lebih terperinci

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 6 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 6 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

Objektif Memenuhi ketentuan perundang-undangan

Objektif Memenuhi ketentuan perundang-undangan LANDASAN HUKUM Objektif Memenuhi ketentuan perundang-undangan Transparan Proses pelaksanaan terbuka Akuntabel Proses dan hasil dapat dipertanggungjawabkan Inklusif Tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,

Lebih terperinci

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), 1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), madrasah aliyah kejuruan (MAK), yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu : I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam konstitusi negara republik Indonesia ditegaskan bahwa pendidikan merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam pembukaan undang-undang

Lebih terperinci

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA WORKSHOP PENYIAPAN TENAGA ASESOR UNTUK AKREDITASI TAHUN

SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA WORKSHOP PENYIAPAN TENAGA ASESOR UNTUK AKREDITASI TAHUN SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA WORKSHOP PENYIAPAN TENAGA ASESOR UNTUK AKREDITASI TAHUN 2010 Samarinda, Htl Mesra, Senin 17 Mei 2010 Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI TAHUN 26 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASII TAHUN 26 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI TAHUN 206 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 206 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI RIAU TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL DAN SEKOLAH/MADRASAH Menimbang

Lebih terperinci

TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1

TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1 TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1 Oleh: Ir. Hendarman, M.Sc. Ph.D 2 Pendahuluan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, akreditasi

Lebih terperinci

ORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017

ORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017 ORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017 STRUKTUR ORGANISASI BAN & BAP PAUD dan PNF ADMIN KEU. BAN PAUD dan PNF - Ketua - Sekretaris - Anggota SEKRETARIAT KOMISI RENBANG KOMISI PENINGKATAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DAN PESERTA DIDIK PINDAHAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

PROFIL HASIL AKREDITASI PAUD DAN PNF PROVINSI LAMPUNG

PROFIL HASIL AKREDITASI PAUD DAN PNF PROVINSI LAMPUNG i PROFIL HASIL AKREDITASI PAUD DAN PNF PROVINSI LAMPUNG Oleh : KOMISI SISTEM INFORMASI MENEJEMEN AKREDITASI (SIMA) BAP PAUD PNF PROVINSI LAMPUNG BADAN AKREDITASI PROVINSI PAUD DAN PNF PROVINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Pendataan Ujian Nasional Tahun 2018 Jakarta, 21 November 2017

Rapat Koordinasi Pendataan Ujian Nasional Tahun 2018 Jakarta, 21 November 2017 MEKANISME PENDATAAN EMIS Bagian Data, Sistem Informasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam - Kementerian Agama RI Rapat Koordinasi Pendataan Ujian Nasional Tahun 2018

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN PROVINSI DIY

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN PROVINSI DIY PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN 2012-2013 PROVINSI DIY a. Pendahuluan Perencanaan merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.351, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. KEMENTERIAN AGAMA. Penerimaan Peserta Didik. Taman Kanak-Kanak. Sekolah/Madrasah. PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG 1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN Tim Penyusun:

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN Tim Penyusun: 1 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2018 Tim Penyusun: Abdul Malik Amat Nyoto Arismunandar Budi Susetyo Capri Anjaya Itje Chodidjah Marjuki Maskuri Muchlas Muhammad

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah.

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan 0 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR52TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN BEASISWA BAGI SISWA, SANTRI DAN MAHASISWA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SISTEM AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal

KAJIAN ANALISIS SISTEM AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal KAJAN ANALSS SSTEM AKREDTAS SEKOLAH/MADRASAH Dalam Rangka Reformasi Birokrasi nternal KEMENTERAN PENDDKAN NASONAL 2011 DAFTAR S DAFTAR S... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... vi BAB PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 308 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN BAGI RA/BA DAN MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014 SUBDIT MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, DAN SMK DI KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62.A 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62.A TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA MUTASI PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 06 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 06 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN LAMPIRAN SK NOMOR: Dj.I/Dt.I.IV/470/2009 PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA)

PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA) PELATIHAN PELATIH ASESOR (PPA) A. LATAR BELAKANG Akreditasi sekolah/madrasah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI LINGKUNGAN PEMBINAAN DINAS PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dan Permendiknas No. 23 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ` PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PANDUAN RAPAT KOORDINASI DAERAH POKJA PAUD DAN PNF

PANDUAN RAPAT KOORDINASI DAERAH POKJA PAUD DAN PNF PANDUAN RAPAT KOORDINASI DAERAH POKJA PAUD DAN PNF BADAN AKREDITASI PROPINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan LMU Adisucipto Nomor 2 Salatiga Kode Pos 507xx Telp.(0298) 324979 Faks. (0298) 324844 Website: www.pemkot-salatiga.go.id E-mail: disdikpora@pemkot-salatiga.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 20161 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO NOMOR : 240/1283 /431.214.3.2/2O1O TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMP/SMA/SMK SYSTEM REAL TIME ONLINE DI KABUPATEN SITUBONDO

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.325, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi Instansi Vertikal. Unit Pelaksana Teknis. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang :

Lebih terperinci

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2650 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN AMAL BHAKTI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN BAGI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah

A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3) dan (4), lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi: 1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 6 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 6 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2016 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 2016 1 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH SATUAN PENDIDIKAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018

Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018 Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kebijakan Umum Kemendikbud Kebijakan Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

A. Tujuan Pelatihan Asesor

A. Tujuan Pelatihan Asesor Pelatihan asesor akreditasi sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut sebagai pelatihan asesor adalah serangkaian kegiatan pelatihan bagi para calon asesor yang akan melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017 2018 KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2017 KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci