PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) (Skripsi) Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) (Skripsi) Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI"

Transkripsi

1 PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) (Skripsi) Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

2 PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) Benedikta E Yuliyanti 1), Rara Diantari 2), Otong Z Arifin 3) ABSTRAK Ikan Tor tambroides merupakan ikan air tawar asli Indonesia dan termasuk ikan yang terancam punah. Perkembangan telur ikan Tor tambroides terganggu karena sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga stoknya di alam dikhawatirkan terus menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu suhu. Oleh karena itu, diperlukan penanganan suhu yang baik untuk perkembangan telur dan perkembangan larva ikan Tor tambroides. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu inkubasi berbeda dan mempelajari suhu yang optimal terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2015 di Instalasi Penelitian Plasmanutfah Perikanan Air Tawar, Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan: P1 ( o C); P2 (23-25 o C); P3 (26-28 o C); P4 (29-31 o C) dan 3 kali ulangan. Hasil dari penelitian dengan menggunakan uji F menyatakan bahwa pengaruh suhu inkubasi yang berbeda pada telur ikan Tor tambroides dapat mempengaruhi perkembangan embrio, lama waktu penetasan, persentase daya tetas/hatching rate (HR), laju penyerapan kuning telur. Suhu inkubasi yang optimal untuk telur ikan Tor tambroides adalah suhu inkubasi o C (P2) dengan perkembangan embrio yang baik dan menetas pada hari ke 6, dengan persentase daya tetas yang tinggi sebesar 88,7%, waktu penyerapan kuning telur bagian depan 13 hari dengan laju penyerapan kuning telur 0,12mm 3 /hari, waktu penyerapan kuning telur bagian belakang 10 hari dengan laju penyerapan kuning telur 0,03mm 3 /hari, persentase keabnormalitasan larva sebesar 2,00%, dan persentase kelangsungan hidup 81,9%. Kata kunci: Embriogenesis, Hatching Rate, Survival Rate, Tor tambroides, Waktu penetasan. 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung benediktaerlinda@yahoo.co.id 2) Dosen Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 3) Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat

3 THE EFFECT OF TEMPERATURE ON THE DEVELOPMENT OF TOR (Tor tambroides) EGGS AND LARVAE Benedikta E Yuliyanti 1), Rara Diantari 2), Otong Z Arifin 3) ABSTRACT Tor tambroides is a native freshwater fish of Indonesia and considered as endangered fish. The development of Tor tambroides eggs is very sensitive to environmental changes, so the stock tend to decline in natural habitat. One of the factors that affect eggs development is the temperature. Therefore, it is necessary to understand the optimum temperature for the development of their eggs and larvae. This research aimed to study the effect of different incubation temperatures and the optimum temperature for the development of Tor tambroides eggs and larvae. This research was conducted from July to September 2015 in Biodiversity Research of Freshwater Fish Instalation, Bogor. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments: P1 (20-22 o C); P2 (23-25 o C); P3 (26-28 o C); P4 (29-31 o C) and 3 repetitions. The results of the study using the F test states that the effect of different incubation temperatures on Tor tambroides eggs can affect embryo development, hatching time, the percentage of hatchability / hatching rate (HR), and the rate of absorption of the yolk. The optimal incubation temperature for the eggs of Tor tambroides is o C (P2) with optimum embryonic development and hatched on day 6, with a high percentage of hatchability of 88.7%, while the front part of yolk absorption is 13 days at a rate of absorption of the yolk 0,12mm 3 / day, the absorption of back part of the yolk is 10 days at a rate of yolk absorption 0,03mm 3 / day, the percentage of larvae abnormality is at 2.00%, and the percentage of survival is 81.9%. Keywords: Embryogenesis, Hatching Rate, Survival Rate, Tor tambroides, Hatching Time.

4 PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) Oleh BENEDIKTA ERLINDA YULIYANTI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

5

6

7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 11 Juli 1993 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Bapak Donatus Supargiyanto dengan Ibu Maria Sirina Suryaningsih. Penulis memulai pendidikan formal dari Taman Kanak- kanak (TK) Xaverius Metro yang diselesaikan pada tahun 1999, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Metro diselesaikan pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang S1 di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Undangan pada tahun 2011 dan menyelesaikan studinya pada tahun Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Kerohanian pada tahun 2012/2013 dan sebagai anggota bidang Minat Bakat pada tahun 2013/2014. Penulis telah melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Kabupeten Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. dengan judul Pembenihan Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus Carpio, L) di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Bogor, Jawa Barat pada bulan Juli-Agustus Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Aji Mesir, Kecamatan Gedung Aji Lama, Kabupaten Tulang Bawang selama 40 hari yaitu dari bulan Januari-Februari Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Mikrobiologi Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015, Biologi Perikanan

9 tahun ajaran 2013/2014, Penyakit dan Parasit Organisme Akuatik tahun ajaran 2013/2014 dan tahun ajaran 2014/2015, Oceanografi pada tahun ajaran 2014/2015. Penulis melakukan penelitian akhir pada bulan Juli-September 2015 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat dengan judul Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Telur dan Larva Ikan Tor (Tor tambroides).

10 MOTTO Ada yang lebih penting daripada teman, yaitu sainganmu karena mereka akan membuatmu bersemangat. (Dream High) Mulai adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, mulai.tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren) Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri. (La Fontaine) Ketika seseorang menghina kamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka. (BJ. Habibie) Tak perlu yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun. (BJ. Habibie) Banyak-banyaklah untuk bersyukur dalam suka maupun duka, karena tidak sedikit di luar sana yang menginginkan kehidupan dan posisi kita. (Benedikta Erlinda Yuliyanti) Iri hati, ketidak puasan diri, dan ketidak percayaan diri akan lebur dengan BERSYUKUR (Benedikta Erlinda Yuliyanti)

11 Dengan rasa syukur kepada Yesus Kristus Kupersembahkan karya ini kepada kedua orangtuaku (Bapak dan Ibu), Simbah yang selalu mendoakan, mendidik, dan memberi semangat yang tiada henti Mamas dan Mbakku, serta keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan doa, tawa, semangat, dan dukungan di setiap hariku Kekasih dan Sahabat yang selalu menemani, membantu, dan memberikan semangat selama ini Teman angkatan 2011 yang berjuang bersama, menimba ilmu di Jurusan Budidaya Perairan Dan tidak lupa untuk almamater tercinta Universitas Lampung

12 SANWACANA Segala puji dan syukur kepada Yesus Kristus atas berkat serta karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Telur dan Larva Ikan Tor (Tor tambroides) yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan, Universitas Lampung. Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak ku Donatus Supargiyanto, Ibu ku Maria Sirina Suryaningsih, Simbah tersayang, atas kebersamaan, kasih sayang, cinta, pengorbanan, motivasi, semangat, doa yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya. 3. Mamas ku Isidorus Sandi Editya dan F.X. Catur Budi Hartono, mbak ku Elisabet Putriyanti Utami dan Maria Resti, dan kekasih ku Paulus Yuwono, serta keluarga besar terima kasih atas kebersamaan, kasih sayang, cinta, doa, semangat, dan dukungan yang tiada henti untuk penulis. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 5. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 6. Ketua Balai beserta Staff Karyawan Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan) Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 7. Ketua Balai beserta Staff Karyawan Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. 8. Bapak Ir. Suparmono, M.T.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan motivasi dan saran selama penulis aktif dalam perkuliahan.

13 9. Ibu Rara Diantari, S.Pi., M.Sc., selaku Pembimbing I dan Bapak Otong Zenal Arifin, S.Pi., M.Si., selaku Pembimbing II dalam memberikan bimbingan serta saran dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi. 10. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si selaku penguji yang telah memberikan kritik serta saran dalam penulisan skripsi. 11. Seluruh Dosan dan Karyawan Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Budidaya Perairan. 12. Sahabat-sahabat ku tersayang yang selalu menemani, mendukung, memotivasi, memberikan semangat, memberikan kritik dan saran untuk kemajuan penulis. 13. Teman seperjuangan dalam penelitian, terimakasih untuk kebersamaan dalam suka maupun duka, motivasi, serta semangat dalam pelaksanaan penelitian. 14. Teman-teman budidaya perairan 2011, teman-teman Praktik Umum (PU), dan teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) ya ng tidak terlupakan untuk kebersamaannya. 15. Kakak-kakak dan adik-adik Budidaya Perairan Universitas Lampung atas bantuan, semangat, dan motivasinya untuk penulis selama ini. 16. Teman-teman dari Universitas Brawijaya, Universitas Djuanda, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Penulis menyadari dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Bandar Lampung, 19 April 2016 Penulis, Benedikta Erlinda Yuliyanti

14 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI...i DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR LAMPIRAN...v BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Tujuan Penelitian...2 C. Manfaat Penelitian...2 D. Kerangka Pemikiran...3 BAB II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian...5 B. Alat dan Bahan Penelitian...5 C. Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian...6 a. Persiapan Wadah...6 b. Seleksi Induk...7 c. Proses Pembuahan...8 d. Perhitungan dan Penetasan Telur Parameter Penelitian...10 a. Pengamatan Suhu...10 b. Pengamatan Perkembangan Telur...11 c. Lama Waktu Penetasan...11 d. Persentase Daya Tetas/Hatching Rate...11 e. Laju Penyerapan Volume Kuning Telur...12 f. Waktu Penyerapan Volume Kuning Telur...12 g. Persentase Keabnormalitasan...13 h. Persentase Kelangsungan Hidup...13 i

15 3. Analisis Data...13 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Suhu pada Media Inkubasi Telur Ikan Tor tambroides...15 B. Pengaruh Suhu terhadap Perkembangan Embrio dan Lama Waktu Penetasan Telur Ikan Tor tambroides Pengaruh Suhu terhadap Lama Waktu Penetasan Telur Pengaruh Suhu terhadap Persentase Daya Tetas Pengaruh Suhu terhadap Laju Penyerapan Kuning Telur Pengaruh Suhu terhadap Waktu Penyerapan Kuning Telur Pengaruh Suhu terhadap Persentase Keabnormalitasan Larva Pengaruh Suhu terhadap Persentase Kelangsungan Hidup...35 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...38 B. Saran...38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

16 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Diagram Kerangka Pemikiran Skema rancangan perlakuan Proses seleksi induk ikan Tor tambroides Morfologi ikan Tor tambroides Proses pembuahan eksternal pada ikan Tor tambroides Telur ikan Tor tambroides yang dikeluarkan Grafik fase pembelahan 4 sel Grafik fase pembelahan 8 sel Grafik fase banyak sel Grafik fase morula Grafik fase blastula Grafik fase gastrula Grafik fase neurula Grafik fase embrio awal Grafik fase embrio akhrir Grafik fase prolarva Perkembangan larva ikan Tor tambroides Grafik lama waktu penetasan telur ikan Tor tambroides Telur ikan Tor tambroides yang mulai menetas Grafik persentase daya tetas Telur ikan Tor tambroides yang mati Grafik laju penyerapan kuning telur Penyerapan kuning telur pada larva ikan Tor tambroides Grafik waktu penyerapan kuning telur Grafik persentase keabnormalitasan larva ikan Tor tambroides Keabnormalitasan larva ikan Tor tambroides Grafik persentase kelangsungan hidup Larva ikan Tor tambroides iii

17 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya Ciri-ciri induk jantan dan betina Suhu media inkubasi selama penelitian Perkembangan embrio ikan Tor tambroides iv

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya Perhitungan statistik fase pembelahan 8 sel Perhitungan statistik fase banyak sel Perhitungan statistik fase morula Perhitungan statistik fase blastula Perhitungan statistik fase gastrula Perhitungan statistik fase neurula Perhitungan statistik fase embrio awal Perhitungan statistik fase embrio akhir Perhitungan statistik fase prolarva Perhitungan statistik lama waktu penetasan Perhitungan statistik persentase daya tetas Perhitungan statistik laju penyerapan kuning telur bagian depan Perhitungan statistik laju penyerapan kuning telur bagian belakang Perhitungan statistik lama waktu penyerapan kuning telur bagian depan Perhitungan statistik lama waktu penyerapan kuning telur belakang Perhitungan statistik persentase keabnormalitasan larva Perhitungan statistik persentase kelangsungan hidup v

19 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan genus Tor merupakan ikan air tawar lokal Indonesia yang keberadaannya terancam punah. Haryono (2006) menyatakan bahwa di Indonesia terdapat empat jenis ikan genus Tor yaitu Tor tambroides Blkr, Tor douronensis (C.V.), Tor tambra (C.V.) dan Tor soro (C.V.). Ikan Tor tambroides merupakan ikan konsumsi bernilai ekonomi tinggi dengan tekstur daging yang tebal dan lezat, sehingga banyak digemari masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh tingginya permintaan terhadap daging ikan tor dengan harga yang tinggi pula. Ikan golongan Tor, di Kabupaten Pemalang diperoleh dengan harga cukup tinggi, mencapai Rp Rp /kg. Sedangkan harga ikan tor di pedalaman kalimantan Tengah sudah mencapai Rp /kg yang jauh lebih tinggi daripada jenis ikan lain yang hanya Rp /kg. Sementara di Malaysia mencapai 300 RM atau setara Rp /kg (Haryono, 2007). Ikan Tor tambroides mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan jenis ikan tambra yang lain. Menurut Haryono dan Rijali (2003) dalam Haryono (2009), di Bukit Batikap kawasan Pegunugan Muller Kalimantan Tengah tertangkap ikan Tor tambroides sebesar 20 kg, bahkan penduduk pernah menangkap ikan tersebut yang memiliki berat 50 kg. Sedangkan jenis Tor douronensis dari Kayan Mentarang umumnya hanya seberat 3-5 kg dan Tor soro juga kurang dari 10 kg (Haryono, 2009). Ikan Tor tambroides belum dapat dibudidayakan secara intensif karena pasokan benih hanya mengandalkan hasil pemijahan di alam, sedangkan populasinya di alam semakin menurun dan cenderung langka, sehingga dikhawatirkan akan punah. Penangkapan yang terus menerus secara besar-besaran dan kurangnya upaya budidaya dapat mengancam kepunahan ikan ini. Pernyataan ini sesuai dengan Haryono (2 006) menyatakan bahwa populasi genus Tor di Indonesia terancam punah akibat penggundulan hutan dan penangkapan secara berlebihan. Terbitan IUCN (International Union for Conservation of Nature and

20 Natural Resources) tahun 2012 tercantum 12 jenis dari ikan Genus Tor yang terancam punah, diantaranya Tor tambraides dan Tor tambra dari Indonesia. Ikan Tor tambroides merupakan ikan penghuni sungai hutan tropis terutama pada kawasan pegunungan. Ikan Tor tambroides didomestikasi dari DAS Hulu Barito kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah, dan wilayah ini merupakan wilayah yang tersisa dan satu-satunya dari habitat alami ikan ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan dengan memperhatikan kondisi yang cocok dan baik untuk reproduksi dan pertumbuhannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu suhu. Sehingga alternatif yang dapat digunakan untuk menghadapi berbagai masalah seperti di atas yaitu dengan memberikan perlakuan suhu yang tepat dan baik dalam inkubasi telur ikan Tor tambroides. Suhu memberikan pengaruh terhadap tingginya kematian ikan pada fase awal kehidupan serta dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan rata rata dan berpengaruh langsung pada proses perkembangan embrio dan larva. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian agar diketahui suhu optimum dalam media inkubasi serta pengaruhnya terhadap daya tetas dan lama waktu penetasan telur ikan Tor tambroides. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, yaitu : 1. Mempelajari pengaruh suhu inkubasi berbeda terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides. 2. Mempelajari suhu yang optimal untuk perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides. 3. Mempelajari pengaruh suhu yang tinggi terhadap perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang suhu optimum dalam proses inkubasi telur ikan Tor tambroides. 2

21 D. Kerangka Pemikiran Ikan Tor tambroides merupakan salah satu ikan yang bernilai ekonomi tinggi dan digemari. Ikan Tor tambroides dapat dijadikan sebagai ikan konsumsi karena memiliki cita rasa yang enak, gurih, dan dagingnya tebal. Beberapa spesies dari ikan Tor juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias karena sisiknya yang mengkilap. Tetapi, untuk budidaya ikan Tor tambroides sendiri masih kurang karena biasanya untuk mendapatkan ikan ini hanya mengandalkan tangkapan dari alam. Maka diperlukannya usaha budidaya seperti inkubasi telur serta pembenihan pada ikan Tor tambroides. Subagja (2009) menyebutkan bahwa telur ikan tambra yang telah dibuahi akan menetas dalam waktu 4-5 hari pada suhu inkubasi o C. Proses inkubasi pada ikan Tor tambroides sering terjadi kematian massal karena suhu yang tidak optimal. Menurut Leis (1987), lama inkubasi telur tergantung jenis spesies dan suhu. Hal ini dijelaskan pula oleh Effendie (1997) bahwa spesies ikan dan beberapa faktor luar dapat mempengaruhi lama tidaknya pengeraman ikan. Salah satu sumber menyebutkan bahwa pada media inkubasi yang lebih tinggi akan semakin cepat dan menghasilkan larva yang lebih cepat menetas, hal ini disebabkan karena telur yang diinkubasi pada suhu tinggi akan memacu metabolisme embrio (Andriyanto et al., 2013; Budiardi et al., 2005). Pada suhu o C penetasan telur sebesar 68,52% menghasilkan persentase kelangsungan hidup larva patin jambal sebesar 76,58% Agustina (2007). Pada larva ikan kerapu sunu dengan suhu penetasan 28 o C menghasilkan persentase penetasan yang tertinggi, yaitu sebesar 83% dan persentase kelangsungan hidup tertinggi sebesar 73,08% Busroni (2008). Sedangkan menurut Masrizal et al., (2001), pada suhu 32 o C diperoleh persentase daya tetas telur ikan patin tertinggi yaitu 90,18%. Suhu menjadi sangat penting dalam gametogenesis untuk keberhasilan dalam proses pemijahan dan daya tetas telur (Olivia et al, 2012). Menurut Hemming and Buddington (1988), suhu optimum dalam proses perkembangan larva, menghasilkan larva yang berukuran besar, porsi kuning telur menjadi jaringan lebih cepat, kemampuan makan dan kemampuan berenang lebih besar, kuat dan 3

22 tidak mudah sakit. Suhu optimum menyebabkan daya tahan larva tinggi, sehingga diharapkan akan meningkatkan persentase kelangsungan hidup/survival rate (SR). Direktorat Jendral Perikanan (1987) menyatakan bahwa suhu mempengaruhi derajat penetasan, waktu penetasan, penyerapan kuning telur dan pertumbuhan awal larva. Suhu penetasan yang berbeda akan memberikan prosentase daya tetas telur yang berbeda pula, daya tetas telur tersebut tertinggi terjadi pada suhu 27 C dengan daya tetas 68.7% dan terendah pada suhu 31 C dengan daya tetas 28.33% (Ali et al., 2014). Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi suhu pada inkubasi telur serta perkembangan larva ikan Tor tambroides. Ikan Tor tambroides Kurangnya benih dipengaruhi Kematian masal saat inkubasi Penanganan suhu yang baik mempengaruhi Perkembangan Embrio Hatching Rate Survival Rate Gambar 1. Diagram kerangka pemikiran 4

23 BAB II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September 2015, bertempat di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. Instalasi ini merupakan Instalasi dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT). B. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1, yaitu: Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian beserta fungsinya. No Keterangan Nama 1 Alat Akuarium Timbangan Termometer Mikroskop Heater Jumlah/ Ukuran/ Perbesaran/ Ketelitian / Tegangan 12 buah (20x20x15cm 3 ) 0,001Gram 1 o C 40x V 50/60 Hz Fungsi wadah pemeliharaan menimbang bobot indukkan mengukur suhu pada media pemeliharaan mengamati telur dan larva ikan Tor tambroides menstabilkan suhu pada proses inkubasi telur Aerator V 75 Watt suplai oksigen 2 Bahan Kain/Tissu 1 gulung mengeringkan tubuh dan lubang genital sebelum indukkan distripping Induk ikan Tor tambroides 1 pasang menghasilkan sperma dan telur ikan Tor tambroides 5

24 C. Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) yang dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga kali ulangan. Adapun kelompok perlakuan yang digunakan adalah suhu air dalam media inkubasi yang berbeda, yaitu: P1 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan o C P2 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan o C P3 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan o C P4 = Suhu inkubasi telur ikan Tor tambroides dengan o C Gambar skema rancangan perlakuan wadah inkubasi telur adalah sebagai berikut: Keterangan : Px = Perlakuan y = Ulangan Gambar 2. Skema rancangan perlakuan 1. Prosedur Penelitian Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: a. Persiapan Wadah Wadah yang digunakan merupakan akuarium yang terlebih dahulu dibersihkan. Akuarium yang digunakan untuk penelitian berukuran 20x20x15cm 3 dengan ketinggian air 10cm. Kemudian ke 12 akuarium diberi heater untuk menstabilkan suhu pada proses inkubasi telur dan aerasi yang 6

25 bertujuan sebagai suplai oksigen. Kemudian akuarium diberi label sesuai perlakuan yang digunakan. b. Seleksi Induk Seleksi induk bertujuan untuk mendapatkan induk ikan Tor tambroides sesuai kriteria sehingga menghasilkan benih yang unggul. Seleksi induk dilakukan sebelum proses pemijahan dilakukan yang bertujuan untuk membedakan induk jantan dan betina, membedakan induk yang sudah matang gonad, memilih induk yang paling baik, tidak cacat, dan sehat. Seleksi induk dilakukan dengan menggunakan teknik kanulasi untuk mengetahui derajat kematangan gonad induk betina dengan mengukur keseragaman diameter telur. Kanulasi dilakukan dengan memasukkan selang kecil (katet er) pada lubang kelamin sedalam cm ke dalam ovarium. Ujung selang yang lain dihisap dengan mulut, kemudian selang ditarik keluar dari lubang kelamin dan ditiup untuk mendorong telur keluar dari selang. Indukan betina yang sudah siap untuk memijah memiliki ukuran telur yang seragam, telur kenyal, serta berwarna kuning pudar dan berminyak. Induk betina yang digunakan memiliki bobot gram. (a) (b) (c) Gambar 3. Proses seleksi induk ikan Tor tambroides (a) Penagkapan induk; (b) Kanulasi; (c) Kateter Induk ikan Tor tambroides yang telah matang gonad dengan ciri-ciri diantaranya induk beruaya ke arah sumber mata air, induk jantan akan mengejar induk betina. 7

26 Tabel 2. Ciri-ciri induk jantan dan betina. No Keterangan Jantan Betina 1. Bentuk badan Lebih langsing Agak menggembung 2. Warna sisik Lebih gelap Kuning cerah 3. Papila Runcing Bulat (Haryono et al., 2009). Perbandingan induk yang digunakan untuk pemijahan yaitu 1 ekor betina dengan 2 ekor jantan atau dengan sex ratio 1:2. Perbandingan tersebut digunakan agar proses pembuahan dapat terjadi secara maksimal karena jumlah sperma lebih banyak dari jumlah telur sehingga diharapkan telur yang dibuahi lebih banyak. Gambar 4. Morfologi ikan Tor tambroides c. Proses Pembuahan Pengurutan/stripping telur pada induk betina dilakukan oleh 2 orang. Induk yang akan distripping dimasukkan kedalam kain basah dengan tujuan memberi rasa nyaman dan mengurangi pergerakan saat pengurutan. Pengurutan dilakukan secara hati-hati bertujuan untuk mencegah induk melakukan gerakan. Pengurutan dilakukan mulai dari bagian dada sampai menuju ke arah genital papila. Telur ditampung dalam mangkuk yang bersih dan kering. Mangkuk yang digunakan harus bersih dan kering dengan tujuan untuk mencegah telur terkontaminasi. Telur dicampurkan dengan sperma kemudian diaduk rata menggunakan bulu ayam. Setelah tercampur, dibersihkan menggunakan air untuk menghilangkan sisa-sisa sperma yang tidak membuahi telur. 8

27 (a) (b) Gambar 5. Proses pembuahan eksternal pada ikan Tor tambroides (a)stripping; (b) Pengadukan telur dan sperma d. Perhitungan dan Penetasan Telur Perhitungan telur dilakukan setelah proses stripping. Perhitungan jumlah telur yang dihasilkan dari proses stripping ikan Tor tambroides yaitu dengan menggunakan metode gravimetri. Jumlah telur diambil sebanyak 1 gram, kemudian sampel satu gram dihitung untuk mengetahui jumlah telur yang ada untuk dikonversi dengan jumlah total berat telur yang dikeluarkan oleh induk betina setelah distripping. Gambar 6. Telur ikan Tor tambroides yang dikeluarkan Sampel yang digunakan dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan perhitungan statistika yang dihitung dari fekunditas dan volume air dalam akuarium inkubasi. Fekunditas = telur dalam 1 gr sampel x telur yag dikeluarkan = 50 butir x 33,14 gram = butir 9

28 Menurut aturan statistika, perhitungan yang digunakan antara 3-10% dari jumlah telur. Sehingga: Jumlah sampel yang digunakan = x 3% = 49,71 = 50 butir Jumlah telur ikan Tor tambroides yang baik dalam inkubasi adalah butir telur per liter (Balai Cijeruk, Bogor). Volume air = 20cm x 20cm x 10cm = cm 3 = 4 dm 3 = 4 liter Sehingga : Jumlah sampel yang digunakan = 12 x 4 = 48 butir Maka jumlah sampel telur yang digunakan 3% dari fekunditas dan 12 butir per liter air sehingga sampel telur untuk masing-masing perlakuan adalah sebanyak 50 butir telur. Kemudian sampel telur dimasukkan kedalam media penetasan yang telah dipersiapkan. Telur yang terfertilisasi terlihat dari warna telur yang bening. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rustidja (2004) bahwa telur yang perkembangannya sehat adalah berwarna transparan dan bersih, sehingga mudah dibedakan dengan telur yang mati. 2. Parameter Penelitian a. Pengamatan Suhu Pengukuran suhu bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu pada media inkubasi. Sehingga semakin rendah suhu, maka penetasan akan semakin lama. Pengukuran suhu dilakukan tiga kali dalam sehari secara kontinyu pada pagi hari pukul WIB, siang hari pukul WIB dan sore hari pukul WIB. 10

29 b. Pengamatan Perkembangan Telur Pengamatan perkembangan telur dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati setiap fase perkembangan embrio mulai dari fertilisasi hingga menetas. Pengamatan telur dilakukan setelah telur dimasukkan kedalam akuarium pada masing-masing perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap 60 menit sekali selama 4 jam setelah telur dimasukkan kedalam akuarium. Setelah itu, pengamatan dilakukan 2 jam sekali. Waktu perubahan setiap fase perkembangan embrio dicatat dan didokumentasikan. c. Lama Waktu Penetasan Lama waktu penetasan merupakan waktu yang dibutuhkan telur untuk dapat menetas. Perhitungan lama waktu penetasan atau Hatching time telur dengan menggunakan rumus: Dimana : HT = H t H o HT H t H o = Hatching Time = Lama waktu akhir penetasan = Waktu pasca pembuahan d. Persentase Daya Tetas/Hatching Rate (HR) Setelah penetasan terjadi maka dilakukan pengamatan untuk mengetahui daya tetas telur atau hatching rate. Upaya ini bertujuan untuk mengetahui jumlah telur yang menetas dari jumlah telur yang dihasilkan. Pada saat telur sudah menetas semua, larva dihitung kemudian dilakukan perhitungan mencari hatching rate dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1997). HR = x 100% 11

30 e. Laju Penyerapan Volume Kuning Telur Ikan Menurut Budiardi et al., (2005) aktivitas metabolisme yang tinggi memerlukan energi yang besar sehingga menyebabkan laju penyerapan volume kuning telur menjadi lebih cepat. Volume kuning telur yang besar akan menghasilkan sumber energi yang mencukupi bagi perkembangan embrio telur ikan sehingga telur cepat menetas. Menurut Sriyani (1993), volume kuning telur dihitung dengan rumus: V = C 1 C 2 2 Dimana : V = Volume Kuning Telur (mm 3 ) C1 = Panjang kuning telur (mm) C2 = Lebar kuning telur (mm) Sedangkan untuk mencari laju penyerapan kuning telur menggunakan rumus menurut Ardimas (2012): LPKT = Dimana : LPKT = Laju Penyerapan Kuning Telur (mm 3 /hari) Vo = Volume kuning telur awal (mm 3 ) Vt = Volume kuning telur akhir (mm 3 ) T = waktu (hari) f. Waktu Penyerapan Kuning Telur (WPKT) Waktu penyerapan kuning telur diamati dengan mencatat waktu prolarva mulai menetas sampai kuning telur hampir habis seluruhnya dapat dihitung menggunakan rumus Adriana et al., (2013): WPKT = t kh t n 12

31 Dimana: WPKT = waktu penyerapan kuning telur (hari) t n t kh = waktu menetas = waktu kuning telur habis g. Persentase Keabnormalitasan Pengamatan abnormalitas dalam penelitian ini meliputi bentuk kepala, bentuk tubuh, dan bentuk ekor. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besarnya abnormalitas seperti dikemukakan oleh Wirawan (2005), yaitu: Abnormalitas = x 100 % h. Persentase Kelangsungan Hidup / Survival Rate (SR) Persentase kelangsungan hidup / survival rate (SR) adalah kemampuan untuk menyesuaikan daur hidupnya secara keseluruhan dengan faktor dari dalam dan luar lingkungannya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus: SR = x 100% Dimana : SR = derajat kelangsungan hidup (%) Nt = jumlah larva pada akhir pemeliharaan (ekor) No = jumlah larva pada awal pemeliharaan (ekor) 3. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis sidik ragam uji F (ANOVA) dengan menggunakan software SPSS pada parameter lama waktu penetasan, persentase HR ( Hatching Rate), laju penyerapan kuning telur, lama waktu penyerapan kuning telur, persentase keabnormalitasan, dan persentase SR ( Survival Rate). Kemudian dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil ( BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf nyata 0,05 jika ada pengaruh atau beda 13

32 nyata. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan perkembangan embrio dan suhu disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif, sedangkan lama waktu penetasan, persentase HR (Hatching Rate), laju penyerapan kuning telur, lama waktu penyerapan kuning telur, persentase keabnormalitasan, dan persentase SR (Survival Rate) disajikan dalam bentuk grafik dan gambar. 14

33 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Suhu inkubasi yang berbeda berpengaruh pada telur dan larva ikan Tor tambroides seperti perkembangan embrio, lama waktu penetasan, persentase daya tetas/hatching rate (HR), laju penyerapan kuning telur, dan waktu penyerapan kuning telur. Sedangkan persentase kelangsungan hidup/survival rate (SR) dan persentase keabnormalitasan tidak dipengaruhi oleh suhu inkubasi yang berbeda. 2. Suhu optimal untuk perkembangan telur dan larva ikan Tor tambroides adalah pada P2 dengan suhu o C. 3. Suhu yang tinggi (29-31 o C) menyebabkan kematian pada perkembangan telur di fase gastrula sehingga tidak ada telur yang menetas menjadi larva. B. Saran Sebaiknya dilakukan uji lanjut tentang pertumbuhan pada larva ikan Tor tambroides pada suhu yang berbeda karena masih terbatasnya informasi tentang ikan Tor tambroides.

34 DAFTAR PUSTAKA Affandi R, Sjafei DS, Rahardjo MF, Sulistiono Fisiologi Ikan. Pencernaan dan Penyerapan Makanan. Dep. Managemen Sumberdaya Perairan. FPIK, IPB. Bogor. Ali, Muhammad. Raider Sigit Junianto Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Peneliti pada Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Andriyanto, W., B. Slametdan I. M. D. J. Ariawan Perkembangan Embrio dan Rasio Penetasan Telur Ikan Kerapu Raja Sunu (Plectropomalaevis) pada Suhu Media Berbeda. Jurnal Ilmu dan Tekonologi Kelautan Tropis. 5 (1) : Ardimas, Yohanes Anugrah Yoga Pengaruh gradien suhu media pemeliharaan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus Bloch). Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ariffansyah Perkembangan embrio dan penetasan telur ikan gurame (Osphronemus gouramy) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. (tidak dipublikasikan). Asih, sidi. Jojo Subagja. Haryono Manajemen Induk Ikan Tambra dalam Proses Domestikasi dan Reproduksinya secara Intensif. Lembaga Ilmu Pengeahuan Indonesia (LIPI). Bogor Budiardi, T. W. Cahyaningrum dan I. Effendi Efisiensi pemanfaatan kuning telur embrio dan larva ikan mannvis (Ptherophyllum scalare) pada suhu inkubasi berbeda. Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jurnal Akuakultur Indonesia 4 (1) : Campbell, N. A., J. B. Reece dan L. G. Mitchell Biologi. Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta. hal Chumaidi. Darti Satyani dan Sudarto Teknik Pembenihan Ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus). Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Depok Direktorat Jendral Perikanan, Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Pemijahan Rangsangan dan Pemeliharaan Larva Ikan Jambal Siam (Pangasius suutchi).laporan Kegiatan BBAT Th 1987.Sukabumi.116 hal.

35 Doi, M., T. Singhagraiwan Biology and culture of the red snapper, Lutjanus argentimacnlatus,. The research project of fishery resource development in the Kingdom of Thailand. 5l pp Effendie, M.I Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogjakarta. 155 hlm. Effendie, M.I Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Haryono Aspek Biologi Ikan Tambra (Tor tambroides Blkr) yang Eksotik dan Langka Sebagai Dasar Domestikasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. 7 (2): Haryono Tambra, Ikan Kancra dari Pegunungan Muller. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Haryono dan M.F. Rahardjo Pengenalan Jenis Ikan Tambra Yang Bernilai Komersial Tinggi dan Telah Rawan Punah untuk Mendukung Domestikasinya (Bagian I) dalam Proses Domestikasi dan Reproduksi Ikan Tambra yang Telah Langka Menuju Budidayanya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal Haryono dan M.F. Rahardjo Bioekologi Ikan Tambra Sebagai Dasar (Bagian II) dalam Proses Domestikasi Dan Reproduksi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal 26. Haryono dan M.F. Rahardjo Pertumbuhan Anakan Ikan Tambra Hasil Reproduksi Buatan (Bagian VI) dalam Proses Domestikasi dan Reproduksi Ikan Tambra yang Telah Langka Menuju Budidayanya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Hal 81. Heming, T. A. & R. K. Buddington Yolk Absorption in Embryonic and Larval Fishes, p: In W. S. Hoar and D. J. Randall (Eds.). Fish Physiology. Volume XI, Part A. The Physiology of Developing Fish, Egg and Larvae. IUCN IUCN Red List of Threatened Species. Version Downloaded on 15 March 2013.Kamler, E Early Life History of Fish. An Energetic Aprroach. Chapman & Hall.London. 267 p. Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo Freshwater Fishes of Wstern Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition. 221 pages Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R.Miller Ichthyology. John Wiley and Sons, Inc. New York. 545 p. 40

36 Leis, J.M Review of the early life history of tropical groupers (Serranidae) and snappers (Lutjanidae). In: Polovina, J.J. and S. Ralston (eds.). Tropicall snappers and groupers: biology and fisheries managemet. Westview Press/Boulder and London pp. Mackinon, K., G. Hatta, H. Halim dan A. Mangalik The Ecology of Kalimantan. Prehalindo. Jakarta. Monalisa, S.S dan I. Minggawati Kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan ikan nila (oreochromis sp.) di kolam beton dan terpal. Jurnal of Tropical Fisheries 5(2): Mukti, A. T Perbedaan Keberhasilan Tingkat Poliploidisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) melalui Kejutan Panas Mei hal. Nugraha, Dimas, Mustofa N.S, dan Subiyanto Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Perkembangan Embrio, Daya Tetas Telur dan Kecepatan Penyerapan Kuning Telur Ikan Black Ghost (A. Albifrons) pada skala laboratorium. Journal of Management of Aquatic Resources. Vol. 1, No.1. Olivia, S., G. H. Huwoyon, dan V. A., Prakoso Perkembangan Embrio dan Sintasan Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) pada Berbagai Suhu Air. Bulletin Litbang, 1 (2) : Primardian, R Pengaruh Suhu Terhadap Derajat Pembuahan dan Penetasan Telur Ikan Synodentis. Karya Tulis. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjajaran. Jatinangor. Pudjirahaju, A., K. Bungas dan K. Yuliany Pengaruh Perbedaan Suhu Kejutan Panas terhadap Keberhasilan Gynogenesis pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Journal of Tropic Fisheries, 1(2): Putri, D.A Persentase Penetasan Telur Ikan Betok (Anabas Testudineus) Dengan Suhu Inkubasi Yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN : Rachmatika, I Biodiversitas Ikan di DAS Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun Kalimantan Barat. Skripsi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Rustidja Pemijahan Buatan Ikan-Ikan Daerah Tropis. Bahtera Press. Malang. hal 91. Satyani, D Reproduksi dan Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. 41

37 Sriyani, R Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Embrio dan Larva Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk). Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 65 hal. Subagja, Jojo. Sidi Asih. Haryono Teknik Reproduksi Ikan Tambra untuk Mendukung Proses Domestikasinya (Bagian v). Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Sukendi Vitelogenesis dan Manipulasi Fertilisasi pada Ikan. Bagian bahan matakuliah reproduksi ikan Jurusan Budidaya Perairan Faklutas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Wirawan, I Efek Pemaparan Copper Sulfat (CuSO4) terhadap Daya Tetas Telur, Perubahan Histopatologik Insang dan Abnormalitas Larva Ikan Zebra (Brachydanio rerio). Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. 77 hal. Yuningsih, Y.S Perkembangan larva ikan tambakan (Helostoma teminckii C.V). (Skripsi) Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.(tidak dipublikasikan). 42

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) ABSTRAK

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) ABSTRAK PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TOR (Tor tambroides) Benedikta E Yuliyanti 1, Rara Diantari 2, Otong Z Arifin 3 ABSTRAK Ikan Tor tambroides merupakan ikan air tawar asli Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Indah Wahyuningtias

Lebih terperinci

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy) Aquacultura Indonesiana (2008) 9 (1) : 55 60 ISSN 0216 0749 (Terakreditasi SK Nomor : 55/DIKTI/Kep/2005) Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan yang banyak dipelihara di daerah Jawa Barat dan di Sumatera (khususnya Sumatera Barat). Ikan nilem ini mempunyai cita

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :34-45 (2013) ISSN :

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :34-45 (2013) ISSN : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :34-45 (2013) ISSN : 2303-2960 LAJU PENYERAPAN KUNING TELUR TAMBAKAN (Helostoma temminckii C.V) DENGAN SUHU INKUBASI BERBEDA Yolk Adsorption Rate of Kissing Gouramy

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi

Lebih terperinci

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus) Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele (Clarias gariepinus) (Temperature shock on egg hatching and survival rate of catfish larvae, Clarias gariepinus) Christo V. S. Aer 1,

Lebih terperinci

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal** Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Dari Hasil Penambahan Madu pada Bahan Pengencer Sperma Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Egg Hatching Rate and Survival of Larvae produced from Supplementation of Honey

Lebih terperinci

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN :

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :184191 (2013) ISSN : 23032960 PERSENTASE PENETASAN TELUR IKAN BETOK (Anabas testudineus) DENGAN SUHU INKUBASI YANG BERBEDA The Hatching Of Climbing Perch Eggs (Anabas

Lebih terperinci

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock) Standar Nasional Indonesia SNI 7471.1:2009 Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock) ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7471.1:2009 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham.

V. SIMPULAN DAN SARAN. dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham. V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh derajat penetasan telur dan kelangsungan hidup larva ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus Ham. Buch.) dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari April 2010 sampai Januari 2011, di Laboratorium Pembenihan Ikan Ciparanje dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN Pangasius hypophthalmus UKURAN 1 INCI UP (3 CM) DALAM SISTEM RESIRKULASI FHEBY IRLIYANDI SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 57 61 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 57 EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 253-260 ISSN : 2088-3137 PENGARUH PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN TORSORO (Tor soro)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA 825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LAMA WAKTU KEJUTAN SUHU TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN GINOGENESIS IKAN KOI (Cyprinus carpio)

PENGARUH PEMBERIAN LAMA WAKTU KEJUTAN SUHU TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN GINOGENESIS IKAN KOI (Cyprinus carpio) PENGARUH PEMBERIAN LAMA WAKTU KEJUTAN SUHU TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN GINOGENESIS IKAN KOI (Cyprinus carpio) R. Selfi Nendris Sulistiawan, S.Pi * Rukoyah, S.Pi ** RINGKASAN Ginogenesis adalah suatu

Lebih terperinci

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA Herzi Jeantora 1, M. Amri 2, Usman Bulanin 2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail : Jhean_tora@yahoo.com

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 211 215 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 211 PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN

Lebih terperinci

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK 417 Siklus reproduksi tahunan ikan ringan... (Lili Solichah) SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK ABSTRAK Lili Solichah,

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North

Lebih terperinci

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN Ikan Dui Dui... di Danau Towuti Sulawesi Selatan (Makmur, S., et al.) IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN Safran Makmur 1), Husnah 1), dan Samuel 1) 1)

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 11 Maret 2013, di Laboratorium Akuakultur dan untuk pengamatan selama endogenous

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan hike adalah nama lokal untuk spesies ikan liar endemik yang hidup pada perairan kawasan Pesanggrahan Prabu Siliwangi, Desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman : Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 2089 3469 Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN 2540 9484 Halaman : 147 160 Pengaruh Perbedaan Suhu Inkubasi Terhadap Waktu Penetasan dan Daya Tetas Telur Ikan Sinodontis

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN PATIN PASUPATI PADA TINGKAT KEPADATAN TEBAR YANG BERBEDA. (Skripsi) Oleh. Sri Esti Suciati

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN PATIN PASUPATI PADA TINGKAT KEPADATAN TEBAR YANG BERBEDA. (Skripsi) Oleh. Sri Esti Suciati PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN PATIN PASUPATI PADA TINGKAT KEPADATAN TEBAR YANG BERBEDA (Skripsi) Oleh Sri Esti Suciati 0614111059 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2010 ABSTRAK PERTUMBUHAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC.

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC. PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC. UKURAN 2 CM Oleh : Giri Maruto Darmawangsa C14103056 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

EMBRIOGENESIS IKAN SYNODONTIS Synodontis eupterus (Boulenger, 1901) Disusun oleh :

EMBRIOGENESIS IKAN SYNODONTIS Synodontis eupterus (Boulenger, 1901) Disusun oleh : EMBRIOGENESIS IKAN SYNODONTIS Synodontis eupterus (Boulenger, 1901) Disusun oleh : FIRMAN HIKMAWAN C14103067 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Budidaya Perairan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur 2.1.1 Persiapan Wadah Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah kolam pemeliharaan induk berukuran 20x10x1,5 m. Kolam disurutkan, lalu dilakukan pemasangan patok-patok

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

Jatinangor, Juli Eka Hariani Suhardi. vii

Jatinangor, Juli Eka Hariani Suhardi. vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Suhu Media

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN RASIO PENETASAN TELUR IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis) PADA SUHU MEDIA BERBEDA

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN RASIO PENETASAN TELUR IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis) PADA SUHU MEDIA BERBEDA Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1, Hlm. 192-203, Juni 2013 PERKEMBANGAN EMBRIO DAN RASIO PENETASAN TELUR IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis) PADA SUHU MEDIA BERBEDA EMBRYONIC

Lebih terperinci

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius) PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius) Arli 1, Yuneidi Basri 2, Mas Eriza 2 E-mail : aarnye@ymail.com 1 Mahasiswa Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ ¹Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus).

Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Further Effect of Egg Hatching Temperature on the Baung Fish (Hemibagrus nemurus)

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Gedung IV Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April hingga

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU 110302072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Indeks Gonad Somatik (IGS) Hasil pengamatan nilai IGS secara keseluruhan berkisar antara,89-3,5% (Gambar 1). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bioflok

Lebih terperinci

THE EMBRYONIC OF PAWAS (Osteochilus hasselti C.V) WITH DIFFERENT TEMPERATURE ABSTRACT

THE EMBRYONIC OF PAWAS (Osteochilus hasselti C.V) WITH DIFFERENT TEMPERATURE ABSTRACT 1 THE EMBRYONIC OF PAWAS (Osteochilus hasselti C.V) WITH DIFFERENT TEMPERATURE By M. Nawir 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine Science University of Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 103 108 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 103 PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VI (2) : 56-61 ISSN : 0853-6384 PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE EMBRYONIC AND LARVAL DEVELOPMENT OF BASTAR, BLUESAFIR,

Lebih terperinci

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu

Lebih terperinci

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar SNI 7471.3:2009 ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7471.3:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin Pengaruh Jurnal Akuakultur Tiroksin Indonesia, terhadap Larva 1(1): Ikan 21 25(2002) Gurami Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 21 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH UMUR

Lebih terperinci

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME (Osphronemous gouramy Lac.) PADA MEDIA PEMELIHARAAN BERSALINITAS 3 ppt ADHI KURNIAWAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS PADA BERBAGAI KEPADATAN DALAM AKUARIUM DENGAN LANTAI GANDA, SERTA PENERAPAN SISTEM RESIRKULASI DEDY AKBAR SKRIPSI PROGRAM

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2012. Penelitian dilaksanakan di Ruang Penelitian, Hanggar 2, Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 bertempat di Desa Toto Katon, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Juli 2009 di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Pengembangbiakkan dan Genetika Ikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6483.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Deskripsi...

Lebih terperinci

PENGARUH KEJUTAN SUHU PANAS DAN LAMA WAKTU SETELAH PEMBUAHAN TERHADAP DAYA TETAS DAN ABNORMALITAS LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PENGARUH KEJUTAN SUHU PANAS DAN LAMA WAKTU SETELAH PEMBUAHAN TERHADAP DAYA TETAS DAN ABNORMALITAS LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009 PENGARUH KEJUTAN SUHU PANAS DAN LAMA WAKTU SETELAH PEMBUAHAN TERHADAP DAYA TETAS DAN ABNORMALITAS LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier)

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier) PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier) Deddy Kristianto Waruwu 1, Hafrijal Syandri 2 dan Azrita 3 E-mail : kristian_dwar@yahoo.com 1

Lebih terperinci

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Wisnu Prabowo C SKRIPSI

Wisnu Prabowo C SKRIPSI PENGARUH DOSIS BACITRACINE METHYLE DISALISILAT (BMD) DALAM EGG STIMULANT YANG DICAMPUR DENGAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP PRODUKTIVITAS IKAN LELE SANGKURIANG Clarias sp Wisnu Prabowo C14102006 SKRIPSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda. Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda. Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(2): 67 66 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 67 ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda

Lebih terperinci

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda Yogi Himawan, Khairul Syahputra, Didik Ariyanto Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl.

Lebih terperinci

3.KUALITAS TELUR IKAN

3.KUALITAS TELUR IKAN 3.KUALITAS TELUR IKAN Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: umur induk, ukuran induk dan genetik. Faktor eksternal meliputi: pakan,

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-6 Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-6 Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-6 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ZEOLIT TERHADAP KINERJA FILTER AIR DALAM SISTEM RESIRKULASI PADA PEMELIHARAAN IKAN ARWANA Sceleropages formosus DI AKUARIUM

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ZEOLIT TERHADAP KINERJA FILTER AIR DALAM SISTEM RESIRKULASI PADA PEMELIHARAAN IKAN ARWANA Sceleropages formosus DI AKUARIUM EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ZEOLIT TERHADAP KINERJA FILTER AIR DALAM SISTEM RESIRKULASI PADA PEMELIHARAAN IKAN ARWANA Sceleropages formosus DI AKUARIUM ADITYA PRIMA YUDHA DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017

Lebih terperinci

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh : Rido Eka Putra 0910016111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terrarium II Taman Margasatwa Ragunan (TMR), DKI Jakarta selama 2 bulan dari bulan September November 2011. 3.2 Materi

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a b c

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a b c BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Embrio Ikan Nilem Hasil pengamatan embriogenesis ikan nilem, setelah pencampuran sel sperma dan telur kemudian telur mengalami perkembangan serta terjadi fase

Lebih terperinci

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) BY FITRIA RONAULI SIHITE 1, NETTI ARYANI 2, SUKENDI 2) ABSTRACT The research

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Percobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, Dramaga. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2011. 2.1.1 Persiapan

Lebih terperinci

Respon Tingkat Kepadatan Telur Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy. Lac. ) Yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur 1

Respon Tingkat Kepadatan Telur Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy. Lac. ) Yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur 1 RESPON TINGKAT KEPADATAN TELUR IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy. Lac. ) YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS TELUR. Muhammad Sugihartono 1 Abstract Carp ( Osphronemus gouramy. LAC. ) Is one type of fish consumption

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus. e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Skripsi. Oleh INDAH WAHYUNINGTIAS

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Skripsi. Oleh INDAH WAHYUNINGTIAS PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN TELUR DAN LARVA IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Skripsi Oleh INDAH WAHYUNINGTIAS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRAK PENGARUH SUHU

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PROBIOTIK

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PROBIOTIK PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI PROBIOTIK Vibrio SKT-b MELALUI Artemia DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP PASCA LARVA UDANG WINDU Penaeus monodon ASRI SUTANTI SKRIPSI PROGRAM

Lebih terperinci