LAPORAN PENELITIAN PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA. Oleh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA. Oleh :"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA Oleh : Dewi Amaliah Nafiati, S.Pd. Dra. Faridah, M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2 PENGESAHAN Dengan ini kami mengesahkan bahwa : Judul Penelitian Bidang Ilmu : Persepsi Wanita Penyapu Jalan Raya di Kota Tegal dalam Kedudukan dan Peran Ekonomi di Rumah Tangga : Sosial Peneliti : Ketua : Dewi Amaliah Nafiati, S.Pd. Anggota : Dra. Faridah, M.Si. Jabatan : Asisten Ahli Waktu Penelitian : Semester Gasal Tahun Akademik 2008/2009 Sumber Biaya : Anggaran Belanja Universitas Pancasakti Tegal Telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penelitian yang berlaku dan pengembangan yang berlaku di Universitas Pancasakti Tegal. Ketua Lembaga Penelitian Peneliti, Siswanto, S.H., M.H. Dewi Amaliah Nafiati, S.Pd. NIP NIPY

3 PRAKATA Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan laporan Penelitia Akademis. Judul dari Penelitian Akademis ini adalah Persepsi Wanita Penyapu Jalan Raya di Wilayah Kota Tegal dalam Kedudukan dan Peran Ekonomi di Rumah Tangga Walaupun sederhana, namun besar harapan peneliti agar laporan akhir ini dapat dijadikan bahan kajian oleh sivitas akademika Universitas Pancasakti Tegal, untuk kepentingan penelitian lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Pancasakti Tegal, atas keseluruhan biaya yang dialokasikan untuk penelitian dan penyusunan laporan akhir ini. 2. Kepala Lembaga Penelitian Universitas Pancasakti Tegal, yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepad peneliti baik selama proses penelitian berlangsung, maupun sepanjang penyusunan laporan akhir ini. 3. Dekan FKIP Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian. 4. Ibu-ibu penyapu jalan raya di wilayah kota Tegal yang telah mengizinkan dan membantu penelitian ini dengan sebaik-baiknya. 5. Teman-teman Dosen yang telah membantu dan memberi asuhan tentang pelaksanaan dan hasil penelitian ini. 3

4 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi demi terlaksananya penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada peneliti. Amin Yarobbal Alamiin. Tegal, 20 Desember 2009 Peneliti 4

5 PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA ABSTRAK Peningkatan kualitas wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam bidang ekonomi akan sangat berarti dalam pembangunan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan peran wanita penyapu jalan raya terutama di Kota Tegal diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam kedudukan dan peran ekonomi di dalam rumah tangga, mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif terhadap pembagian waktu dalam tugas sebagai ibu rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi, dan mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif bersama suaminya terhadap pembagian waktu dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, pada umumnya merupakan pekerjaan utama untuk menunjang penghasilan suami terutama untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Lama bekerja berkisar antara dua tahun sampai 35 tahun, yaitu 30 % bekerja 2 5 tahun; 25 % selama 6 10 tahun dan lebih dari 26 tahun; 5 % selama tahun dan tahun; dan 10 % selama tahun. Ratarata penghasilan harian berkisar antara Rp ,00 sampai Rp ,00 ; yaitu 2 orang/10% berpenghasilan Rp ,00 Rp ,00/hari; 4 orang/20% berpenghasilan Rp ,00 Rp ,00/hari, 12 orang/60% berpenghasilan Rp ,00-Rp ,00 dan 2 orang/10% berpenghasilan lebih dari Rp ,00. Seluruh responden tidak ada yang memiliki peluang untuk menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan. Artinya bahwa kehidupan ekonomi tergolong subsistens, atau menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Rata-rata pengeluaran harian adalah 25 % mengkonsumsi penghasilannya Rp ,00 Rp ,00/hari; 40 % berpengeluaran Rp ,00 Rp ,00/hari; 20 % berpenghasilan Rp ,00 Rp ,00/hari; dan 15 % mengkonsumsi penghasilannya lebih dari Rp ,00/hari. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan adalah 10 % menanggung 2 orang, 15 % menanggung 3 orang, 45 % menanggung 4 orang, 10 % menanggung 5 orang, 15 % menanggung 6 orang dan 5 % menanggung 8 orang. Kata Kunci : Wanita Penyapu Jalan Raya, Kota Tegal, Kedudukan Dan Peran Ekonomi 5

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL 1 HALAMAN PENGESAHAN...2 PRAKATA..3 ABSTRAK..5 DAFTAR ISI..6 DAFTAR TABEL...8 BAB I PENDAHULUAN...9. A. Latar Belakang... 9 B. Perumusan Masalah..12 C. Tujuan Penelitian D. Kontribusi Penelitian.13 BAB II TINJAUN PUSTAKA..14 A. Peran Wanita B. Kedudukan Wanita C. Kedudukan Wanita dalam Ekonomi...16 D. Pemberdayaan Wanita.18 E. Kondisi Kehidupan Wanita Penyapu Jalan Raya di Wilayah Kota Tegal.21 BAB III METODe PENELITIAN.. 24 A. Pendekatan Penelitian B. Populasi dan Sampel..25 C. Proses Pengumpulan Data..25 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...26 E. Teknik Analisis Data..28 BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN...32 A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 32 B. Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Penyapu Jalan Raya di Kota Tegal

7 C. Pola Konsumsi Wanita Wanita Penyapu Jalan Raya di Kota Tegal.40 D. Persepsi Sosial Ekonomi Wanita Penyapu Jalan Raya di Kota Tegal...44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48 A. Kesimpulan 48 B. Saran...50 DAFTAR PUSTAKA

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1. Penduduk Kota Tegal Usia Lima Tahun Ke Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan 34 Tabel 4.2. Jumlah Murid dan Satuan Pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA di Kota Tegal 35 Tabel 4.3. Indikator Ketenagakerjaan di kota Tegal 37 Tabel 4.4 Lama Bekerja Responden 39 Tabel 4.5 Rata-rata Penghasilan Harian dan Peluang Menabung Responden 41 Tabel 4.6 Rata-rata Pengeluaran Harian Responden 42 Tabel 4.7 Anggota Keluarga Tanggungan Responden 43 8

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan sumber daya manusia di segala bidang, pada dasarnya mengikutsertakan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, baik lakilaki ataupun perempuan. Pada hakikatnya pembangunan menyangkut tindakan (doing) dan kemampuan (being). Upaya untuk menghilangkan kemiskinan, mengurangi kebodohan dan melepaskan diri dari ikatan hidup yang sia-sia merupakan tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat. Kenyataan dalam pelaksanaannya selama ini menunjukkan bahwa proses dan tahapan pembangunan kurang mengikutsertakan perempuan, meskipun potensi perempuan sangat besar. Keikutsertaan perempuan dalam pembangunan muncul seiring dengan berkembangnya ideologi modernisme ke dalam konsep pembangunan di Indonesia. Dalam perkembangannya keikutsertaan perempuan yang pernah ditawarkan modernisme belum berhasil secara optimal. Pembangunan ekonomi yang semakin maju ternyata banyak menempatkan perempuan sebagai objek pembangunan. Pembangunan belum memberikan manfaat secara adil terhadap perempuan dan laki-laki. Pembangunan yang semula dapat diharapkan memberikan manfaat kepada semua warga ternyata memberikan kontribusi terhadap timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan jender yang dikenal dengan istilah 9

10 kesenjangan jender (gender gap) yang menimbulkan permasalahan jender (gender issues). Kesenjangan jender di berbagai bidang pembangunan itu misalnya dapat dilihat dari (Lies Marcoes-Natsir, 2001 : 14): 1. Masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha terutama di sektor formal; 2. Rendahnya akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi, seperti teknologi, informasi, pasar, kredit dan modal kerja; 3. Pembagian kerja yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki dimana perempuan telah terlibat dalam pekerjaan produksi, namun kerja reproduksi di dalam rumah dianggap tetap sebagai tanggung jawab perempuan; 4. Posisi perempuan di wilayah sosial politik masih rendah dibandingkan dengan laki-laki; 5. Meskipun penghasilan perempuan pekerja memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap penghasilan dan kesejahteraan keluarga, namun perempuan masih dianggap sebagai pencari nafkah tambahan dan pekerja keluarga. Model pembangunan yang dapat mengakomodir kepentingan perempuan dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan perempuan ke dalam pembangunan. Pendekatan ini lebih dikenal dengan Woman In Development (WID), dimana melalui pendekatan ini perempuan diharapkan tampak dan diterima keberadaannya dengan karakteristik bahwa perempuan yang ikut 10

11 dalam pembangunan tidak boleh melupakan peran keibuannya sebagai kodrat perempuan. Karakteristik perempuan yang ikut bergabung dalam pembangunan adalah yang dapat menyejajarkan kodrat keibuannya dengan mobilisasinya dalam pembangunan. Kodrat ibu mendidik anak-anaknya untuk tumbuh menjadi generasi yang baik sehingga mampu menjadi penerus pembangunan. Peningkatan peran wanita terutama dalam bidang ekonomi, akan sangat berarti bagi pembangunan yang sedang dilaksanakan saat ini. Untuk meningkatkan peran wanita terutama di Kota Tegal, diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Program ini dapat terlaksana dengan baik apabila dilakukan penelitian terlebih dahulu tentang persepsi dan perilaku wanita itu sendiri terhadap kedudukan dan peran mereka dalam bidang ekonomi. Penelitian ini memilih Kota Tegal karena daerah ini memiliki potensi yang besar untuk program pembinaan wanita dalam bidang ekonomi. Hal ini disebabkan karena Kota Tegal merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sarana dan Prasarana yang demikian berkembang, terutama perkembangan jalan di sepanjang kota, baik perbaikan maupun pelebaran jalan kota. Perkembangan jalan tersebut, ternyata berdampak pada hal kebersihan, terutama budaya membuang sampah pada tempatnya. Kondisi tersebut berpotensi menciptakan kegiatan ekonomis yaitu berupa peluang dan kesempatan kerja sebagai penyapu jalan raya. 11

12 B. PERUMUSAN MASALAH Kedudukan dan peran ekonomi wanita memiliki pengertian yang amat luas. Oleh karena itu, pembahasan kedudukan dan peran ekonomi wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal adalah dilihat dari kedudukan wanita dibandingkan laki-laki di dalam memasuki lapangan kerja tertentu dan tingkat pendapatan serta pola konsumsinya. Peran wanita dalam penelitian ini adalah peran wanita yang bekerja untuk memperoleh penghasilan guna menambah pendapatan rumah tangganya dengan melihat upah/keuntungan yang diperolehnya. Permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam kedudukan dan peran ekonomi di dalam rumah tangga. 2. Bagaimana persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif terhadap pembagian waktu dalam tugas sebagai ibu rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi. 3. Bagaimana persepsi dan perilaku penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif bersama suaminya terhadap pembagian waktu dalam tugas rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi. 12

13 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam kedudukan dan peran ekonomi di dalam rumah tangga. 2. Mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif terhadap pembagian waktu dalam tugas sebagai ibu rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi. 3. Mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif bersama suaminya terhadap pembagian waktu dalam D. Kontribusi Hasil Penelitian Informasi empirik dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beragam pihak, sebagai umpan balik desain program pembinaan wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, khususnya dalam meningkatkan peran ekonomi mereka. 13

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Wanita Ada dua teori utama tentang peran wanita dan laki-laki dalam masyarakat yang berusaha untuk menjelaskan sebab-sebab terpusatnya kegiatan wanita di ranah domestik dan kegiatan laki-laki yang terpusat di luar ranah domestik, yaitu : 1. Teori Nature, yang beranggapan bahwa peran laki-laki dan wanita ditentukan oleh factor biologis; dan 2. Teori Nurture, yang beranggapan bahwa perbedaan peran antara wanita dan laki-laki tercipta melalui proses belajar dari lingkungan. Adanya pembagian kerja antara wanita dan laki-laki menurut Talcott Parsons dalam Arif Budiman (1986), salah seorang penganut teori Nurture disebabkan oleh proses belajar mengajar dan keadaan lingkungan. Sementara itu teori Nature yang antara lain didukung oleh Sigmubd Freud, menyatakan bahwa pembagian kerja menurut jenis kelamin disebabkan oleh perbedaan biologis antara wanita dan laki-laki. Pembagian kerja secara seksual yang membedakan wanita dan laki-laki sudah berlangsung sejak dahulu kala, sehingga orang cenderung menganggapnya sebagai sesuatu yang alamiah. Banyak orang percaya bahwa wanita sudah sewajarnya hidup dalam lingkungan rumah tangga. Tugas wanita adalah tugas yang diberikan oleh alam kepadanya, yaitu melahirkan anak, 14

15 membesarkan anak, melayani suami dan lain-lain. Sedangkan suami pergi keluar rumah mencari nafkah bagi keluarganya. Tidak perlu dipertanyakan apakah pembagian kerja sepeti itu adil atau tidak. Dalam masyarakat sering adanya anggapan bahwa, pekerjaan wanita di rumah tangga cenderung dilihat sebagai pekerjaan yang kurang berharga dibansingkan dengan laki-laki yang bisa menghasilkan uang. Harga social seseorang cenderung untuk dihubungkan dengan kesanggupan mencari uang. Pekerjaan wanita di rumah tangga sering dianggap tidak mempunyai nilai pasar, tidak mempunyai nilai tukar meskipun pekerjaan itu jelas berguna. Dalam suatu masyarakat dengan kondisi seperti itu, tampaknya bahwa keterlibatan wanita di ranah produktif perlu ditingkatkan, karena kemandiriannya secara ekonomi bisa mempengaruhi atau dapat meningkatkan statusnya baik dalam rumah tangga atau dalam masyarakat. Meskipun demikian, masih ada factor lain, misalnya pendidikan, nilai-nilai budaya dalam masyarakat yang bersangkutan dan lain-lain yang mempengaruhi status wanita. B. Kedudukan Wanita Meskipun sampai saat ini Indonesia belum menempatkan diri dalam suatu keadaan final dalam hal-hal yang telah dicapai oleh wanita, namun dapat dikatakan bahwa kedudukan dan peran wanita di ranah sosial semakin diakui. Walaupun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita di Indonesia lebih rendah dibandingkan laki-laki (karena factor social, budaya dan agama), 15

16 bila dicermati lebih lanjut ada kecenderungan bahwa TPAK wanita terus meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan TPAK laki-laki justru cenderung menurun (Ken Suratiyah dalam Irwan Abdullah, 2003). Semakin meningkatnya TPAK wanita mengandung dua arti yang sangat perlu untuk diperhatikan, yaitu : pertama, kecenderungan itu menunjukkan suatu pernyataan semakin banyak wanita yang bekerja; kedua, menimbulkan pertanyaan : apakah semakin banyak wanita yang bekerja itu menjadi tanda meningkatnya status wanita, apakah mereka bekerja pada pekerjaan yang statusnya lebih tinggi atau justru pekerjaan rendahan saja. C. Kedudukan Wanita dalam Ekonomi Dalam masyarakat khususnya masyarakat Jawa kecenderungan pembagian kerja yang cukup jelas berdasarkan jenis kelamin. Dalam rumah tangga jawa, seorang isteri terutama berkewajiban mengurus rumah tangganya, walaupun suami sebagai kepala rumah tangga, suami lebih mengutamakan hal-hal yang berada di luar rumah tangga dan jarang sekali menaruh perhatian terhadap masalah sehari-hari dalam rumah tangganya. Suami memberikan uang belanjanya pada waktu-waktu tertentu kepada isteri, sedangkan isteri harus mengelola uang itu sedemikian rupa sehingga cukup. Namun demikian konsep mengenai status wanita dalam masyarakat jawa nampaknya juga ditentukan oleh kekuasaannya dalam bidang ekonomi. Dalam hal ini, status wanita jawa tergolong tinggi. Wanita bisa memiliki tanah dan mengawasi penggarapnya. Dengan memiliki tanah ia memiliki kesempatan 16

17 yang lebih besar untuk menguasai sumber-sumber ekonomi strategis dalam masyarakat tersebut. Selain itu, wanita memiliki akses ke sebagian besar pekerjaan termasuk berbagai corak kerja seperti kerja sawah ladang, dagang kecil, jual beli borongan, usaha kecil membantu rumah tangga dan mengajar. Tentu saja ada beberapa pekerjaan yang tertutup bagi wanita, khususnya yang menuntut kekuatan fisik yang besar. Ketentuan mengenai pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin pada masyarakat jawa, khususnya dalam keluarga, sedikit banyak tergantung pada tipe masyarakatnya. Secara umum ada lima pola kerja sama antara isteri dan suami di dalam rumah tangga keluarga jawa, yaitu : 1. Pola yang lazim di perkotaan : suami bekerja di luar rumah, isteri di rumah, kadang-kadang menggarap pekerjaan rumah tangganya sendiri, kadang-kadang mengawasi pembantu yang melakukan segala pekerjaan rumah tangga. 2. Pola yang berlaku pada keluarga petani : suami dan isteri bekerja bersamasama. Disini tidak terdapaat garis pemisah yang tajam antara dunia lakilaki dan wanita, walaupun pada umumnya terdapat pembagian tugas secara tradisional, misalnya laki-laki membajak sawah dan wanita menyiangi. 3. Suami melakukan pekerjaan produktif utama, isteri melakukan pekerjaan ringan di rumah seperti menjahit, beternak ayam atau berjualan sembako untuk keluarga. 17

18 4. Suami dan isteri melakukan dua pekerjaan yang berbeda, kemudian pendapatannya dijadikan satu. 5. Mitra usaha : baik suami atau isteri bekerja bersama. Bentuk yang paling umum dari pola pekerjaan ini ditentukan di kalangan pedagang batik. Uraian di atas memperlihatkan bahwa konsepsi jawa mengenai kedudukan dan peran wanita dalam masyarakat relatif lentur dan kontekstual, tergantung pada kebudayaan yang berlaku di dalam golongan-golongan masyarakat tertentu (atas, menengah, bawah) maupun tipe-tipe masyarakat tertentu (perkotaan dan pedesaan). Selain itu wanita pun memiliki akses untuk meningkatkan kedudukan sosialnya, antara lain melalui peningkatan perekonomiannya. Keadaan ini dapat saja ditafsirkan sebagai suatu lahan yang baik guna menyemaikan program peningkatan wanita. D. Pemberdayaan Wanita Dinamika politik dan budaya di Indonesia pasca reformasi telah menumbuhkan kesadaran dan apresiasi terhadap pemberdayaan wanita. Isu penting yang berkenaan dengan pemberdayaan tersebut ialah perlunya political will yang kuat dalam menciptakan consensus dan budaya kesetaraan jender. Isu itu menuntut dimasukkannya perspektif jender ke dalam semua kebijakan dan program pemerintah yang mengarah ke kesetaraan jender. Lebih lanjut, isu itu menekankan pula pentingnya menempatkan wanita dalam posisi strategis di berbagai sector kehidupan. 18

19 Sejalan dengan itu, peluang pemberdayaan wanita harus memiliki landasan kebijakan yang konstruktif dalam kerangka otonomi daerah. Konsepsi dasar dan karakteristik Pemerintahan Daerah yang merujuk kepada kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang tersirat dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan otonomi daerah bukan didasarkan pada alasan kepentingan ekonomi dan keuangan daerah sebagai factor utama, melainkan pada penegakan kedaulatan rakyat sebagai wujud demokratisasi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. 2. Bagaimana membatasi penggunaan kekuasaan agar aparatur dapat meningkatkan citra dan wibawa pemerintah serta tidak lagi melakukan KKN. 3. Bagaimana agar kepentingan masyarakat lebih diutamakan dan pelayanan masyarakat dapat lebih ditingkatkan efisiensi dan efektifitasnya. 4. Ada jaminan kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat di daerah untuk mengelola daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat, serta menggali dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan daerah lain di dalam dan di luar negeri. 5. Bagaimana peraturan perundang-undangan mampu mendorong pemerintah untuk melakukan reposisi dan restrukturisasi terhadap kewenangan, kelembagaan, kepegawaian dan tata laksana dalam upaya meningkatkan kinerja aparatur. 19

20 Pemerintah Indonesia telah menandatangani Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita, pada tahun 1980 di Kopenhagen. Kemudian ditindaklanjuti oleh ratifikasi konvensi tersebut dengan menetapkan UU No 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita. Tahun 1955, di dalam Mission Statement Plan of Action dari Jakarta Declaration for the Advancement of Woman in Asia and The Pacific disebutkan tujuan untuk mencapai kedudukan kesetaraan yaitu wanita sebagai peserta, pengambil keputusan, dan penikmat dalam kehidupan politik, ekonomi, social dan budaya (Soeseno & Sarwono, 1994 : 1). Ditinjau secara lebih jauh lagi bahwa secara social budaya, wanita di Indonesia harus diposisikan setara dengan laki-laki. Dari perspektif sosiologis, kesetaraan yang dimaksud adalah meliputi pula pemerataan kesempatan berpartisipasi di dalam pengambilan keputusan dan penempatan wanita dalam posisi strategis di berbagai ranah kehidupan. Analisis jender dengan menggunakan kerangka pemberdayaan perempuan terdapat lima aspek yang dianalisis, yaitu : (Een Nuraeni, 2001) 1. Kesejahteraan, batasan untuk menganalisis aspek kesejahteraan, adalah mengenai suplai makanan, pendapatan dan perawatan kesehatan. 2. Akses, batasan untuk menganalisis aspek akses, adalah mengenai akses yang sama ke tanah/lahan, pekerjaan, penghargaan, pelatihan dan akses fasilitas lainnya. 20

21 3. Keyakinan, batasan untuk menganalisis aspek keyakinan, adlaah mengenai pemahaman masyarakat tentang perbedaan seks dan jender, kepercayaan terhadap pembagian kerja secara seksual. 4. Partisipasi, batasan untuk menganalisis aspek partisipasi, adalah mengenai partisipasi perempuan yang setara dlam proses pembuatan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan hingga evaluasi. 5. Kontrol, batasan untuk menganalisis aspek kontrol, adalah mengenai persamaan kontrol, suatu keseimbangan kontrol antara laki-laki dan perempuan (tidak ada salah satu yang lebih dominan dalam kontrol). E. Kondisi Kehidupan Wanita Penyapu Jalan Raya Di Wilayah Kota Tegal Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, selayaknya berangkat dari kerangka teori yang lebih khusus tentang itu. Namun ternyata kerangka teoritis yang demikian itu dalam arti acuan analitis dan empiris tentang wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal sebagai pelaku ekonomi atau sebagai anggota komunitas masih sulit ditemukan. Karena itu telaah kepustakaan ini mungkin lebih banyak diwarnai oleh sejumlah teoritika dan kenyataan sosial yang ditemukan di lapangan. Penyediaan kesempatan kerja bagi wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, membuka peluang berusaha dan peluang bekerja sehingga bermuara pada pendapatan melalui upah dan gaji yang pada gilirannya membuat mereka mampu membiayai pangan, sandang, papan, pendidikan dan 21

22 kesehatan bagi keluarganya sesuai dengan sasaran delapan jalur pemerataan. (Darus : 1993) Peluang berusaha tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan dan kemampuan meningkatkan kesejahteraan hidup wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal. Konsentrasi ukuran tingkat kesejahteraan antara lain dengan pendapatan, macam dan jumlah barang konsumsi yang dikuasai, serta tingkat kebebasan menentukan pilihan barang atau usaha apa yang akan dikerjakan untuk meningkatkan kepuasaan hidupnya. Sedangkan kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan dapat berupa pemilihan sarana usaha yang cukup serta keterampilan yang memadai. Taraf hidup wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal tersebut pada umumnya rendah. Hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai penyapu jalan raya, sering tidak seimbang antara pengorbanan tenaga dengan pendapatan yang diperoleh. Maka untuk mencukupi kebutuhan konsumsinya, seringkali mereka menggadaikan barang-barang miliknya dengan harga seperdelapan dari harga beli yang sebenarnya. Mengingat bunga gadai yang cukup tinggi, akibatnya seringkali mereka tidak mampu menebus kembali barang miliknya tersebut. Selain itu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, mereka juga banyak yang meminjam uang pada tukang kredit keliling atau biasa dikenal dengan nama Bank Mendreng, dengan sistem pengembalian atau mencicil uang secara harian. Secara teoritis gambaran kasus di atas merupakan fenomena yang lumrah terjadi di daerah pedesaan. Fenomena tersebut dilukiskan oleh Edi 22

23 Susilo sebagai suatu peringkat dimana kondisi kehidupan wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang penuh dengan ketidaktentuan, mengidentikkan mereka pada suatu posisi siap dimangsa. Selanjutnya diterangkan posisi wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal pada peringkat ini lebih merupakan orang-orang yang ingin mempertahankan hidupnya (hak atau substansi) dengan bantuan orang-orang yang menarik keuntungan atas bantuan yang diberikannya itu. (Susilo : 1986) Sekalipun telaah kepustakaan ini masih terasa kurang tandas dalam menjelaskan kondisi sosial ekonomis wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, namun sebagai kerangka berfikir lebih lanjut, ia tetap mengandung potensi untuk dikembangkan atau bahkan disintesiskan dengan deskripsi hasil penelitian nanti. 23

24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berspektif gender timbul karena metode penelitian pada umumnya bersifat sexist atau menempatkan satu kategori jenis kelamin di atas yang lainnya. Hal terpenting dalam sensitifitas gender yaitu harus mengintegrasikan metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian tersebut mencakup masalah perempuan dalam relasinya dengan laki-laki, gender sebagai tool of analysis, metodologi berperspektif gender, dan berorientasi pada manfaat. A. Pendekatan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan atau survey, yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan. Terdapat beberapa pertimbangan yang mendasari digunakannya pendekatan tersebut. Pertama, peneliti bermaksud mengembangkan konsep pemikiran, pemahaman atas pola yang terkandung di dalam data, melihat secara keseluruhan suatu keadaan, proses, individu dan kelompok tanpa mengurangi variabel, sensitif terhadap orang yang diteliti dan mendeskripsikannnya secara induktif. Kedua, peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa yang berkaitan dengan perilaku dan persepsi manusia terhadap lingkungan sosialnya. 24

25 B. Populasi dan Sampel Penelitian Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal. Sampel ditarik secara prosedur simple random sampling. Hal ini dikarenakan semua elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai subjek dalam sample. Penentuan sampelnya dengan langsung menemui responden di pusat-pusat berkumpulnya wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal. C. Proses Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini mengikuti prosedur yaitu : 1. Tahap orientasi dan overview. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menetapkan fokus penelitian, dengan cara mempelajari berbagai dokumen termasuk kajian teoritik, wawancara dan observasi. 2. Tahap eksplorasi Pada tahap ini peneliti melakukan penajaman atas focus penelitian sehingga pengumpulan data lebih terarah dan spesifik, dengan cara wawancara dilakukan secara terstruktur dan observasi serta kajian teoritik yang paling berhubungan dengan fokus penelitian. 3. Tahap ketiga, member chek Pada tahap ini peneliti mengecek kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan sehingga kredibilitas hasil penelitian dapat dicapai. 25

26 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik dan Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa angket, observasi, wawancara dan studi pustaka. 1. Angket Pengertian angket atau kuesioner menurut Winarno Surachmad (1992 : 182) adalah teknik mendapatkan satu data dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden secara tertulis pula. Sedangkan menurut Djumhur dan Moh. Surya (1995:55) angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi secara tertulis dengan sumber data. Pengertian angket menurut Yatin Rianto (1996:70) merupakan alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan kepada responden secara tertulis pula berdasarkan atas keadaan dari responden itu sendiri atau orang lain yang mengetahui keadaan responden. Adapun macam-macam angket menurut Sutrisno Hadi (1996:98) sebagai berikut : 1. Ditinjau dari subjek yang menjawab, angket dibedakan menjadi dua : a. Angket langsung Angket langsung adalah data yang diperoleh dari responden atau siswa yang bersangkutan. b. Angket tidak langsung Angket tidak langsung adalah data yang diperoleh melalui orang lain. 2. Ditinjau dari bentuknya, angket dibedakan menjadi tiga : 26

27 a. Pertanyaan tertutup (close form questions) yaitu pertanyaanpertanyaan yang berbentuk dimana responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan did lam angket itu. terbuka b. Pertanyaan yang terbuka (open form questions) yaitu dimana pertanyaan masih memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi responden untuk memberikan jawabannya atau tanggapannya terhadap angket tersebut. c. Pertanyaan yang terbuka dan tertutup (open and close form questions) yaitu merupakan percampuran dari kedua macam pertanyaan yang terbuka juga terdapat pertanyaan yang tertutup. Berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, dengan memilih jawaban yang telah tersedia. Pemilihan jawaban oleh responden adalah memilih jawaban yang paling sesuai menurut pertimbangannya. Disamping itu angket juga berisi pertanyaan yang dijawab oleh responden secara terbuka sesuai dengan kenyataan yang dialami oleh masing-masing responden. 2. Observasi Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan dengan tingkatan partisipasi aktif dan pasif secara bergantian, dengan memperhatikan sifat situasi dan peristiwa yang terjadi di lapangan sebagai tempat keterlibatan peneliti dengan responden. Pilihan tingkat partisipasi tersebut dimaksudkan agar penulis dapat melakukan pendekatan terhadap semua responden dalam suasana persahabatan. Sejalan dengan itu, peneliti pun berkeinginanagar kehadiran di lokasi penelitian tidak mengganggu atau mempengaruhi kewajaran proses kegiatan yang biasa dilakukan oleh responden. 3. Wawancara 27

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT 1 TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (Kasus: Kampung Hijau Rawajati, RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Kotamadya Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta)

Lebih terperinci

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENDIDIKAN ANAK KELUARGA NELAYAN DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2013 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA : ANNA NURFARHANA

PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA : ANNA NURFARHANA PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA NAMA : ANNA NURFARHANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR

KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR (Studi Kasus: Di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak) SKRIPSI Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Lebih terperinci

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK)

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK) Daftar Isi Sekapur Sirih 3 Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK) PPKK & Upaya Penanggulangan Kemiskinan & 8 Kerentanan di Indonesia Kebijakan & Landasan Hukum 15

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Dalam Bab ini diuraikan secara mendetail mengenai gambaran umum kondisi Kabupaten Banyuwangi. Secarasistematis bahasan diurutkan berdasarkan sub bab aspek geografi dan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat *

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat * PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat * Oleh: Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Disampaikan pada Sarasehan DPD GOLKAR

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia International Labour Organization Jakarta Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Kerjasama dan Usaha yang Sukses Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja Modul EMPAT SC RE Kesinambungan Daya Saing dan

Lebih terperinci

Iklim Usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU): Kajian Kondisi Perekonomian dan Regulasi Usaha

Iklim Usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU): Kajian Kondisi Perekonomian dan Regulasi Usaha Menuju Kebijakan Promasyarakat Miskin melalui Penelitian Iklim Usaha di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU): Kajian Kondisi Perekonomian dan Regulasi Usaha Deswanto Marbun, Palmira Permata Bachtiar, & Sulton

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1 P a g e 2 P a g e Daftar Isi DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1.1. Latar Belakang...14 1.2. Perumusan Masalah...16

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI DANA PNBP TAHUN ANGGARAN 2012 STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN GORONTALO (Studi Kasus

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk. oleh SEMARANG

SKRIPSI untuk. oleh SEMARANG i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS RUMAH HUNIAN PENDUDUK KELURAHAN MANGUNSARI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Apriani Yunita

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi 103 BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Dalam bagian ini diuraikan profil Kota Denpasar, yaitu meliputi lokasi geografi, demografi, ekonomi dan pariwisata, politik dan pemerintahan, serta sosial dan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA

GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA Oleh: Makmun 1 Abstraksi Dalam rangka penanggulangan masalah kemiskinan diperlukan adanya penanganan secara sungguh-sungguh. Seiring dengan dinamika masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara II. TINJAUAN PUSTAKA A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah 1. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING DAERAH DI JAWA TENGAH

ANALISIS DAYA SAING DAERAH DI JAWA TENGAH ANALISIS DAYA SAING DAERAH DI JAWA TENGAH (Studi Kasus: Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal Tahun 2009-2011) Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

MEMILIH BENTUK USAHA DAN PERIJINAN

MEMILIH BENTUK USAHA DAN PERIJINAN MODUL 12 KEWIRAUSAHAAN SMK MEMILIH BENTUK USAHA DAN PERIJINAN Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Mohammad Ali, M.A Pengembang dan Penelaah Model : Dr. H. Ahman, M.Pd. Drs. Ikaputera Waspada, M.M Dra. Neti

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) TAHUN

PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS) TAHUN Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 25 TAHUN 2000 (25/2000) Tanggal: 20 NOVEMBER 2000 (JAKARTA) Sumber: LN 2000/206 Tentang: 2000-2004 PROGRAM PEMBANGUNAN NASIONAL (PROPENAS)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan untuk mempelajari

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA SEKTOR UKM DI INDONESIA

PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA SEKTOR UKM DI INDONESIA PENGARUH PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA SEKTOR UKM DI INDONESIA Oleh Ade Raselawati NIM: 107084000542 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL)

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Richo Dian Krisno.A 7450406053

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PDRB, IPM, PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN / KOTA JAWA TENGAH

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PDRB, IPM, PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN / KOTA JAWA TENGAH ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PDRB, IPM, PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN / KOTA JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 ANALISIS DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG T E S I S Oleh: JAMES ERIK SIAGIAN 057018033 / EP SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD

SKRIPSI. Oleh: Nama NIM PGPAUD SKRIPSI UPAYA PENINGKATANN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADAA KELOMPOK A TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI JATIROKEH SONGGOM BREBES Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto KATA PENGANTAR Modul ini merupakan salah satu modul yang membahas tentang demokrasi. Sub kompetensi yang harus dicapai siswa dengan mempelajari modul Menjunjung tinggi mekanisme dan hasil keputusan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI SKRIPSI Oleh AYUK WAHDANFIARI ADIBAH NIM. 3223103015 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Marta Dwi Ningrum NIM. 11102241039

SKRIPSI. Oleh Marta Dwi Ningrum NIM. 11102241039 DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI TAMAN BACAAN MASYARAKAT MATA AKSARA BAGI PEREMPUAN DI DESA UMBULMARTANI, KECAMATAN NGEMPLAK, KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Laporan Independen NGO

Laporan Independen NGO Laporan Independen NGO Implementasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) Di Indonesia Pemenuhan Hak Asasi Perempuan Pedesaan Pasal 14, CEDAW Dipersiapkan oleh: Koalisi

Lebih terperinci