BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Informan Penelitian Semua informan dalam penelitian ini tidak merasa keberatan untuk disebutkan namanya, adapun informan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bapak Teguh Wibowo Selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara bapak Teguh Wibowo merupakan informan yang peneliti pertama kali wawancara dan berdiskusi ketika sebelum dan ketika dilapangan. Beliau sangat antusias untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan kapan saja asalkan tidak mengganggu kesibukan beliau dalam bekerja. Dengan penampilan yang ramah, tegas, berwibawa, lugas dalam berbicara beliau bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Beliau pun tidak segan-segan untuk membantu peneliti mencarikan informan lainnya agar bersedia menjadi informan dalam penelitian serta mencarikan data-data yang berguna bagi kesempurnaan penelitian ini. b) Bapak Sodikin Informan kedua yang peneliti wawancarai adalah bapak Sodikin. Beliau adalah seorang petani yang kesehariannya melakukan 47

2 82 aktifitasnya di ladang yang beliau miliki, namun walaupun beliau sibuk dengan urusannya di ladang saat peneliti meminta waktunya untuk wawancara tidak pernah menolak bahkan peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah seseorang yang ramah terhadap siapapun, dan bersedia menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti tanpa mengeluh sedikitpun. c) Bapak Karso Informan ketiga yang peneliti wawancarai adalah bapak Karso. Beliau memiliki pekerjaan sebagai pedagang sembako di Pasar, namun walaupun bapak Karso ini adalah seorang pedagang di pasar tetapi beliau tidak menjual sendiri hasil dari pohon cengkihnya ke pasar padahal beliau merupakan seseorang yang banyak menghabiskan waktunya di pasar. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok yang tidak mau urusan pekerjaannya terganggu oleh urusan yang lain, sehingga untuk menjual cengkih yang ia miliki saja tidak ingin merasa repot sehingga melakukan transaksi jual beli cengkih dengan sistem kontrak tersebut. d) Ibu Sumiati Informan keempat yaitu Ibu Sumiati. Beliau merupakan sosok yang sangat ramah dan murah senyum selain itu juga peneliti merasa diperlakukan sebagai seorang anak oleh beliau sehingga peneliti merasa nyaman dan tidak canggung dalam memberikan pertanyaanpertanyaan yang peneliti butuhkan. Beliau juga sangat antusias

3 83 membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Peneliti merasa sudah sangat dekat dengan beliau karena beliau merupakan salah satu warga yang rumahnya tidak jauh dari peneliti. e) Bapak Darsono Informan kelima yaitu bapak Darsono. Beliau merupakan seorang pensiunan guru yang mana sekarang sudah tua dan sulit untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang berat. Namun walaupun kesehatan beliau semakin menurun, tetapi beliau tidak merasa keberatan saat peneliti meminta waktunya untuk melakukan wawancara dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan, sehingga peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok orang yang ramah dan tidak menyepelekan orang lain walaupun orang tersebut berumur jauh lebih muda darinya. f) Bapak Wahyono Informan yang selanjutnya peneliti wawancarai adalah bapak Wahyono, beliau merupakan orang yang sedikit keras sehingga saat peneliti berkunjung ke rumah beliau untuk melakukan wawancara, beliau seperti merasa terganggu dengan kedatangan peneliti, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikanpun hanya dijawabnya dengan singkat tanpa ada obrolan-obrolan lain untuk mencairkan suasana. g) Bapak Carmu i

4 82 Informan selanjutnya yaitu bapak Carmu i. Beliau merupakan seorang petani yang mempunyai kehidupan yang sederhana, beliau juga sosok orang yang ramah terhadap siapapun sehingga saat berlangsungnya wawancara peneliti tidak merasa canggung untuk memberikan pertanyaan karena beliau memberikan respon yang baik kepada peneliti. Bahkan beliau juga berterimakasih kepada peneliti karena sudah berkunjung ke rumahnya dan bisa membantu memberikan informasi sesuai yang peneliti butuhkan. h) Ibu Cahyati Informan kedelapan adalah Ibu Cahyati, beliau peneliti lihat sebagai sosok yang ramah selain itu beliau jaga tidak keberatan untuk dimintai waktunya untuk melakukan wawancara. Walaupun peneliti dan beliau baru saling mengenal ketika peneliti meminta kesediaannya untuk menjadi informan dalam penelitian ini tetapi dengan senyum khasnya beliau mengutarakan kesediaannya. Dalam menjawab pun beliau sangat blak-blakan dan santai sehingga tidak ada rasa canggung dalam diri peneliti. i) Ibu Munadhiroh Informan yang satu ini pun tidak kalah ramahnya dari informan yang lainnya. Selain itu beliau jaga orang yang humoris dan tipikel orang yang cepat akrab dengan orang lain. Beliau juga tidak segan-segan memberikan informasi-informasi yang peniliti butuhkan,

5 83 bahkan beliau juga mempersilahkan kepada peneliti untuk datang kapanpun bila masih ada informasi yang dibutuhkan lagi. j) Bapak Supriyanto Informan yang peneliti wawancarai selanjutnya adalah bapak Supriyanto. Beliau juga merupakan seorang petani, namun walaupun beliau memiliki banyak pohon cengkih tetapi beliau merupakan salah satu warga yang kehidupannya kurang berkecukupan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja beliau merasa kurang karena beliau hanyalah sebagai buruh tani yang mana belum tentu orangorang yang meminta untuk menggarap sawahnya itu langsung membayar jasanya saat pekerjaan yang beliau lakukan tersebut selesai. k) Bapak Kasda i Informan selanjutnya yaitu bapak Kasda i. Beliau juga seorang petani, namun beliau bukan sebagai buruh tetapi beliau adalah petani yang menggarap lahannya sendiri. Saat melakukan wawancara dengan beliau, peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah orang yang tidak terlalu menyukai bila waktu senggang yang dimilikinya terganggu, karena beliau banyak menghabiskan waktunya di sawah. bahkan saat peneliti meminta waktunya untuk melakukan wawancara beliau mempersilahkan untuk menemuinya di sawah, bukan di rumahnya seperti para informan-informan yang lain. l) Bapak Dasuki

6 82 Bapak Dasuki merupakan salah satu informan sebagai pembeli cengkih dengan sistem sewa pohon yang peneliti wawancarai. Beliau juga merupakan sosok orang yang ramah dan menerima kehadiran peneliti untuk melakukan wawancara, sehingga peneliti merasa terbantu karena beliau mau menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. m) Ibu Munawaroh Informan selanjutnya yaitu Ibu Munawaroh. Beliau juga termasuk pembeli cengkih yang juga melakukan transaksi jual beli tersebut dengan sistem kontrak pohon. Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok wanita yang ramah, murah senyum serta humoris. Sehingga peneliti tidak merasa canggung saat melakukan wawancara dengan beliau walaupun peneliti baru mengenalnya saat wawancara tersebut berlangsung. n) Bapak Sahudi Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang disegani oleh warga Desa Kambangan, karena beliau merupakan sosok yang ramah dan mudah akrab dengan warga yang baru dikenalnya. Sehingga peneliti juga merasa sangat terbantu saat melakukan wawancara dengan beliau karena beliau memberikan respon yang baik terhadap peneliti. o) Bapak Khoirul Ilmin

7 83 Tokoh masyarakat yang peneliti wawancarai selanjutnya adalah bapak Khoirul Ilmin, beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang biasa mengisi pengajian rutin setiap hari jum at di masjid Desa Kambangan. Namun, beliau merupakan sosok orang yang cara berbicaranya susah untuk difahami, sehingga peneliti harus benarbenar fokus untuk mendengarkan beliau saat menjawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. p) Bapak Yusuf Beliau merupakan takmir masjid di Desa Kambangan dan sebagai kepala sekolah di SDN 02 Kambangan. Beliau merupakan sosok orang yang ramah kepada siapapun, dan mudah bergaul di lingkungan sekitar, walaupun beliau memangku jabatan yang tinggi tetapi beliau tidak pernah segan untuk berkumpul atau bergaul dengan orang-orang yang berada di bawahnya. q) Bapak Junaidi Informan selanjutnya yaitu Bapak Junaidi, beliau merupakan sesepuh di Desa Kambangan dan beliau merupakan salah satu pendiri Madrasah Diniyah yang berada di Desa Kambangan. Beliau adalah sosok orang yang keras namun juga disegani oleh orang-orang di lingkungan sekitar. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai bagaimana praktik transaksi jual beli dengan

8 82 sistem kontrak pohon cengkih diperoleh hasil yang hampir serupa antar jawaban yang satu dengan jawaban lainnya dari masing-masing informan. Seperti hasil wawancara mendalam tentang bagaimana transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan, yang dilakukan dengan bapak Sodikin sebagai berikut : kontrak pohon cengkih ini biasanya pembeli menemui langsung si pemilik pohon cengkih dan menanyakan apakah pemilik pohon cengkih tersebut akan menjual cengkih itu atau akan memetiknya sendiri, bila si pemilik ingin menjualnya maka penjual tersebut memberikan tawaran untuk membelinya namun dalam jangka waktu beberapa tahun (biasa disebut sewa pohon). 1 Kemudian peneliti lebih lanjut bertanya kepada Bapak Sodikin, apa yang menjadi alasannya untuk melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut? Beliaupun menjawab sebagai berikut: Saya melakukan jual beli ini karena pada saat pembeli tersebut datang kebetulan memang sedang membutuhkan uang jadi saya setuju untuk menjual cengkih tersebut pada beliau. 2 Ketika peneliti menanyakan kepada bapak Sodikin tentang bagaimana cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beliau menjawab: ya cuma dikira-kira saja, kalo pembeli itu kan sudah biasa membeli cengkih yang masih dipohon, jadi kalo menurut saya sudah pas ya saya setuju dengan harga yang diberikan. 3 Dan peneliti menanyakan apakah jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut menguntungkan bagi kedua belah pihak? dengan singkat Bapak Sodikin Kembali menjawab: 1 Sodikin, wawancara pribadi, Kambangan: 22 Januari Sodikin, wawancara pribadi, Kambangan: 22 Januari Sodikin, wawancara pribadi, Kambangan: 22 Januari 2016

9 83 Ada untungnya juga ada ruginya. Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan Bapak Karso, yang memberikan informasi tentang bagaimana transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan, beliau menjawab: sistem kontrak pohon cengkih ini dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun, selama masa kontrak tersebut maka pemilik tidak boleh menjual cengkihnya kepada orang lain. 4 Lebih lanjut bapak Karso juga menjawab pertanyaan dari peneliti tentang apa alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon sebagai berikut: Alasan saya karena saya repot dengan pekerjaan saya, gak ada waktu untuk memetiknya sendiri, sedangkan istri saya kan tidak bisa memetiknya sendiri, jadi saya pasrahkan saja sama pembeli cengkih yang penting dijaga bersama. 5 Sedangkan untuk pertanyaan bagaimana cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beliau menjawab: dikira-kira saja, tapi terkadang ada pembeli yang membayar cengkih tersebut saat keadaan cengkihnya masih kecil-kecil, jadi kadang-kadang saya merasa menyesal menerima uang itu karena ternyata cengkihnya masih bisa lebih besar lagi ukurannya dan kemungkinan bisa mendapatkan harga yang lebih besar lagi, tapi ya saya ikhlaskan saja, itu kan resiko dari jual beli semacam ini. 6 Kemudian informasi selanjutnya diberikan oleh Ibu Sumiati, beliau mengutarakan: kadang ada pembeli yang datang ke rumah pemilik pohon namun juga ada pemilik pohon yang menemui langsung si pembeli dan 4 Karso, wawancara pribadi, Kambangan: 20 Februari Karso, wawancara pribadi, Kambangan: 20 Februari Karso, wawancara pribadi, Kambangan: 20 Februari 2016

10 82 menawarkan cengkihnya, lalu kedua belah pihak melakukan tawar menawar. 7 Dan saat peneliti menanyakan apa alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon tersebut, beliau menjawab: Saya menjual cengkih dengan transaksi ini karena agar tidak repot minta tolong untuk memetiknya. 8 Penelitipun melanjutkan pertanyaannya tentang bagaimana cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beliaupun kembali menjawab: Ya biasanya pembeli cuma mengira-ngira saja mbak dalam satu pohon itu harganya berapa. 9 Sedangkan ketika peneliti bertanya apakah sistem kontrak pohon cengkih tersebut menguntungkan bagi kedua belah pihak? Ibu Sumiati mengemukakan jawabannya sebagai berikut: Ada untungnya si mbak, tapi juga ada ruginya untuk kedua belah pihak jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harga yang diberikan. Tapi dalam prakteknya yang lebih sering dirugikan adalah pihak penjual, karena bilamana hasil petikannya banyak pembeli akan diam saja tetapi bila hasilnya sedikit pembeli selalu bilang pada pihak penjual/ pemilik bahwa hasil dari petikannya tidak sesuai dengan perkiraan, walaupun pihak pembeli tidak meminta ganti rugi tapi hal tersebut menjadi beban bagi pemiliknya Sumiati, wawancara pribadi,kambangan: 1 Februari Sumiati, wawancara pribadi,kambangan: 1 Februari Sumiati, wawancara pribadi,kambangan: 1 Februari Sumiati, wawancara pribadi, Kambangan: 1 Februari 2016

11 83 Informan lainnya yaitu Bapak Darsono yang memberikan pernyataan sebagai berikut mengenai ytansaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan: pihak pembeli mendatangi langsung ke rumah pemilik pohon dan menawar cengkih tersebut lalu pembeli juga menawarkan apakah mau kalo pohon cengkih tersebut disewanya untuk beberapa tahun jadi dalam jangka waktu tersebut pembeli tersebutlah yang selalu membeli hasil dari pohon cengkih tersebut. 11 Sedangkan mengenai apa alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut, beliau menjelaskan: Saya melakukan jual beli ini karena tidak ada waktu untuk mengurusnya mbak, sudah tua, anak-anak juga sudah ikut suami semua. Jadi pas ada yang membeli ya saya jual saja sama dia. 12 Ketika bapak Darsono kembali ditanya apakah sistem kontrak pohon cengkih tersebut menguntungkan bagi kedua belah pihak? beliau menjawab: menguntungkan, karena saya tidak perlu repot-repot memetik dan menjual sendiri ke pasar, bahkan saya tidak perlu repot-repot untuk merawat pohon cengkih tersebut dalam jangka waktu beberapa tahun. 13 Kemudian peneliti kembali melanjutkan wawancaranya dengan Bapak Wahyono, beliau menjelaskan tentang bagaimana sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan sebagai berikut: Seperti yang sudah terjadi seperti biasanya, saya mendatangi pembeli buntuk menawarkan cengkih yang saya punya. Lalu kontrak pohon cengkih ini dilakukan dalam jangka waktu beberapa 11 Darsono, wawancara pribadi, kambangan: 29 Januari Darsono, wawancara pribadi, kambangan: 29 Januari Darsono, wawancara pribadi, kambangan: 29 Januari 2016

12 82 tahun dengan cara tiap tahunnya/ pada musim cengkih tiba kedua belah pihak saling merundingkan harga untuk setiap pohonnya. 14 Dan saat beliau ditanya apa alasannya melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih ini, beliau juga menjawab dengan singkat: Saya menjual cengkih ini karena membutuhkan uang. 15 Sedangkan mengenai cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beliau menjelaskan : Dalam menentukan harganya, si pembeli melihat langsung pohon tersebut dan harganya dikira-kira saja dalam satu pohon tersebut harganya berapa. 16 Informan selanjutnya yaitu Bapak Carmu i, beliau menjelaskan tentang bagaimana transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan, yaitu: Kontrak pohon ini dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun, biasanya warga sini menyebutnya sewa pohon. Terus selama pohon tersebut masih disewa ya berarti saya (pemilik pohon) tidak bisa memanennya sendiri. 17 Namun ketika ditanyakan apa alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut, beliau menjawab: Alasan saya ya pertama pasti karena butuh uang mbak, terus dari pada saya capek memetiknya sendiri kebetulan ada yang mau beli ya saya jual saja. 18 Sedangkan mengenai penentuan harga yang hendak dibayarkan beliau menjelaskan: 14 Wahyono, wawancara pribadi, Kambangan: 23 Februari Wahyono, wawancara pribadi, Kambangan: 23 Februari Wahyono, wawancara pribadi, Kambangan: 23 Februari Carmu i, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Februari Carmu i, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Februari 2016

13 83 Orang yang mau membeli cengkih tersebut melihat seberapa banyak cengkih yang ada di pohon, tanpa menunggu dipetik dan ditimbang dulu. Kalo cengkih itu besar-besar dan banyak maka kemungkinan besar bisa memiliki harga yang tinggi per pohonnya. 19 Kemudian peneliti juga melanjutkan wawancaranya dengan Ibu Cahyati, beliau juga memberikan penjelasan yang tak jauh berbeda dengan informan lainnya mengenai transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan sebagai berikut: Jual beli cengkih dengan sistem ini dilakukan dalam waktu beberapa tahun, selama waktu perjanjian pihak pemilik pohon tidak boleh menjual hasil dari pohon cengkih tersebut kepada orang lain. Dan setelah waktu perjanjian habis, maka pohon tersebut kembali lagi pada pemiliknya. 20 Alasan Ibu Cahyati melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih ini adalah: Alasan saya ya biar mudah saja mbak, jadi saya tinggal menerima uangnya saja. 21 Kemudian peneliti juga menanyakan pernahkah terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli dalam melaksanakan sistem kontrak pohon cengkih tersebut? Beliau menjawab: Alhamdulillah tidak mbak, kan walaupun disewa beberapa tahun tapi harganya itu dirundingkan setiap tahunnya Carmu i, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Februari Cahyati, wawancara pribadi, Kambangan: 17 Februari Cahyati, wawancara pribadi, Kambangan: 17 Februari Cahyati, wawancara pribadi, Kambangan: 17 Februari 2016

14 82 Selanjutnya informan lain yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan adalah Ibu Munadhiroh yang menjawab ketika ditanya bagaimana transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan?: Warga Desa Kambangan menjual cengkihnya dan pembeli menawarkan untuk menyewa pohon tersebut dalam waktu beberapa tahun dan pemilik pohon tidak boleh menjual cengkih itu kepada orang lain saat selama masa sewa tersebut masih berlaku. 23 Kemudian apa alasan Ibu Munadhiroh melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih adalah: Saya mengajar pulangnya sampai sore mbak, jadi waktu untuk mengurus cengkih itu sedikit, kalo hari minggu ya saya ingin santai saja di rumah, sambil mengurus pekerjaan rumah. 24 Dan bagaimana cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar? beliau menjawab: Biasanya si cuma dikira-kira saja mbak, tapi kadang ada tetangga yang juga menjual cengkihnya itu membanding-bandingkan harga yang didapatkan. Katanya kalo dijual sama si A membelinya dengan harga yang tinggi sedangkan si B pasti dengan harga yang murah. Padahal kan semua itu tergantung dari cengkihnya. 25 Informan selanjutnya yaitu Bapak Supriyanto, beliau juga menjelaskan tentang transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan sebagai berikut: Kontrak pohon cengkih ini/ sewa pohon dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun, selama masa sewa tersebut maka pemilik 23 Munadhiroh, wawancara pribadi, Kambangan: 24 Februari Munadhiroh, wawancara pribadi, Kambangan: 24 Februari Munadhiroh, wawancara pribadi, Kambangan: 24 Februari 2016

15 83 tidak boleh menjual cengkihnya kepada orang lain maupun memetiknya sendiri. 26 Sedangkan alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih ini adalah: Alasan saya karena pada waktu itu anak sedang minta sepeda jadi kebetulan ada yang meu membeli cengkih yang saya punya ya saya terima saja tawarannya, dari pada kasihan anak merengek terus mbak. 27 Dan cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beiau dengan singkat menjawabnya: Diperkirakan saja mbak, satu pohon itu harganya berapa. 28 Ketika beliau juga diberikan pertanyaan apakah transaksi kontrak pohon cengkih sudah berjalan lama, bapak Supriyantopun menjawab: Sudah cukup lama mbak, bahkan sudah seperti kebiasaan bagi mereka yang tidak mempunyai waktu untuk mengurus pohon cengkihnya sendiri. 29 Informan terakhir dari pihak pemilik pohon yaitu Bapak Kasdai, beliau juga menjelaskan mengenai transaksi jualbeli denga sistem kontrak pohon cengkih yang diterapkan oleh warga Desa Kambangan: Kontrak pohon cengkih ini dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun, selama masa kontrak tersebut maka pemilik tidak boleh menjual cengkihnya kepada orang lain. 30 Alasan beliau melakukan jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut adalah: 26 Supriyanto, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Supriyanto, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Supriyanto, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Supriyanto, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret 2016

16 82 Alasan saya karena butuh uang mbak 31 Sedangkan cara dalam menentukan harga dari hasil pohon cengkih yang hendak dibayar, beliau menjawab: Pembeli cengkih itu hanya memperkirakan saja dalam satu pohon itu dihargai berapa. 32 Dengan singkat beliau juga menjawab pertanyaan peneliti mengenai jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih tersebut menguntungkan bagi kedua belah pihak: Bisa untung juga bisa rugi. 33 Sedangkan dalam bidang perekonomian beliau juga menjelaskan bahwa transaksi tersebut juga sangat berdampak bagi masyarakat Desa Kambangan, yaitu: Sangat berdampak bagi kami, karena bisa mempunyai penghasilan tambahankarena penjualan cengkih yang kami miliki. Bukan hanya penjual dan pembeli saja yang perekonomiannya terbantu, namun para ibu rumah tangga yang biasanya menganggurpun ada kegiatan karena membantu memisahkan antara bunga dengan batangnya. 34 Selain dengan para penjual, peneliti juga melakukan wawancara dengan pembeli cengkih yang menggunakan sistem kontrak pohon tersebut. Informan yang pertama adalah Bapak Dasuki. Beliau menjelaskan ketika peneliti memberikan pertanyaan tentang bagaimana praktik jual beli cengkih yang beliau terapkan sebagai berikut: 31 Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret 2016

17 83 kalau saya melihat pohon cengkih tersebut mempunyai hasil yang lumayan banyak, biasanya saya membeli cengkih tersebut sekaligus menawarkan pada pemilik pohon untuk menyewa pohon tersebut dalam jangka waktu beberapa tahun 35 Dan ketika beliau kembali ditanya dengan pertanyaan apakah beliau melakukan penakaran/ penimbangan terhadap cengkih yang hendak dibayarkan? Beliau menjawab: Tidak, karena saya membeli cengkih tersebut saat masih ada dipohonnya 36 Sedangkan pembayaran yang beliau terapkan adalah: Cara pembayaran yang saya terapkan ya secara tunai, setelah saya dan pemilik pohon cengkih tersebut sepakat dengan harga yang kami rundingkan. 37 Dan penelitipun melanjutkan pertanyaanya mengenai apakah akad jual beli dengan sistemkontrak pohon ini dilakukan secara tertulis, maka bapak Dasuki menjawab: Tidak, kami sebagaiorang desa biasanya hanya mengandalkan rasa saling percaya, terlebih bila kami sudah saling mengenal satu dengan yang lain. Namun bila saya rasa orang tersebut kurang untuk dapat dipercayai ya saya meminta kepada pemilik pohon untuk membuat perjanjian secara tertulis agar pemilik pohon cengkih tersebut tidak lupa dengan kesepakatan yang telah kami setujui berssama. 38 Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan kepada bapak Dasuki yaitu bagaimana cara beliau menentukan jumlah cengkih yang ada dan menentukan harga yang hendak dibayarkan? Beliau menjelaskan: Cuma dengan perkiraan saja, karena kan barang yang saya beli masih berada di pohon. Jadi awalnya saya melihat pohon tersebut 35 Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret 2016

18 82 dan saya amati dengan seksama apakah pohon tersebut menghasilkan cengkih yang banyak atau tidak 39 Dan apakah cara-cara yang bapak Dasuki lakukan dalam jual beli cengkih ini menguntungkan?: Ya kadang untung, kadang juga rugi. Namanya juga manusia mbak, kalau memperkirakan sesuatu itu kan belum tentu mendapatkan hasil yang sesuai dengan perkiraan dan kalo perkiraan salah kan bisa rugi. 40 Sedangkan alasan yang mendorong bapak Dasuki melakukan jual beli cengkih dengan sistem ini adalah: Karena bisa memudahkan saya untuk membeli cengkih di tahun berikutnya, saya tidak perlu mencari orang lagi untuk menjual cengkih, tinggal merundingkan harganya saja. 41 Pembeli cengkih yang kedua yang juga biasa melakukan transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon adalah Ibu Munawaroh. Beliau juga menjelaskan bagaimana praktek jual beli hasil dari pohon cengkih yang beliau terapkan terapkan, yaitu: Jual beli cengkih yang saya tawarkan pada pemilik pohon cengkih biasanya dengan membeli langsung saat masih di pohonnya dan saya menawarkan untuk menyewa pohon tersebut untuk beberapa tahun. 42 Selanjutnya, apakah cengkih yang dibeli sebelumnya dilakukan penakaran/ penimbangan? Beliau menjawab dan menjelaskan: Tidak, karena cara saya menetukan harga dengan melihat langsung pohon cengkih tersebut, apakah pohon cengkih tersebut menghasilkan cengkih yang besar-besar dan banyak ataukah sebaliknya. Dari situlah saya bisa menaksir harganya Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Dasuki, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret 2016

19 83 Sedangkan cara pembayaran yang Ibu munawaroh terapkan adalah sebagai berikut: Terkadang saya bayar dengan tunai langsung lunas, tapi terkadang saya juga membayarnya sebagian dulu lalu setelah uangnya sudah cukup untuk melunasinya ya saya lunasi kekurangannya. 44 Kemudian peneliti melanjutkan pertanyaannya mengenai akad jual beli dengan sistem kontrak pohon tersebut apakah diterapkan dengan cara tertulis? Beliau menjawab: Tidak, karena hubungan saya dengan para pemilik pohon cengkih sudah bisa dikatakan baik jadi biasanya Cuma dengan lisan saja tidak dengan tertulis karena adanya kepercayaan juga. 45 Apakah cara-cara yang beliau lakukan dalam jual beli cengkih ini menguntungkan? ibu Munawaroh menjawab: bisa untung juga bisa rugu tapi sejauh ini misalkan saya mendapat rugi dalam jual beli ini, saya anggap sebagai resiko dagang. 46 Alasan yang mendorong Ibu Munawaroh melakukan jual beli cengkih dengan sistem tersebut adalah: Agar lebih mudah saja dalam mencari orang yang mau menjual cengkihnya. Jadi ditahun-tahun berikutnya saya tingga menemui pemilik pohon cengkih tersebut untuk merundingkan lagi harga yang hendak saya bayar. 47 Untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan olah peneliti, selain dengan para penjual dan pembeli cengkih yang melakukan transaksi tersebut, peneliti juga mewawancarai beberapa tokoh masyarakat yang 44 Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret Munawaroh, wawancara pribadi, Kambangan: 7 Maret 2016

20 82 peneliti anggap mengetahui keadaan di Desa Kambangan dan mampu menjelaskan tentang jual beli, yang pertama yaitu Bapak Sahudi, dalam pertanyaan yang peneliti ajukan yaitu apakah sudah lama pelaksanaan transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih di Desa Kambangan ini? Beliau menjawab: Yang saya tau, sistem kontrak pohon ini sudah berlangsung cukup lama di Desa Kambangan ini. 48 Dan bagaimana tanggapan bapak/ ibu mengenai transaksi jual beli cengkih dengan sistem tersebut? bapak Sahudi kembali menjawab: Menurut saya jual beli cengkih dengan sistem ini ya bisa memudahkan untuk kedua belah pihak. Tetapi juga bisa merugikan bagi kedua belah pihak. Sedangkan bila ditinjau dari ekonomi Islam, pendapat beliau tentang pelaksanaan jual beli cengkih dengan sistem tersebut adalah: Kalo di lihat dari sisi ekonomi Islam, sepertinya saya masih ragu terhadap akad yang dilakukan dalam transaksi jual beli sistem kontrak tersebut, karena walaupun dilakukan dengan kerelaan antara kedua belah pihak, adanya akad yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dan adanya barang yang diperjual belikan, karena dalam transaksi tersebut juga diikuti dengan sewa yang pada hakikatnya sewa hanyalah menggunakan/ hanya diambil manfaatnya saja, bukan mengambil hasil yaitu cengkih tersebut. Kemudian peneliti kembali bertanya menurut beliau, dalam melakukan transaksi jual beli cengkih tersebut warga Desa Kambangan sebaiknya melakukan transaksi yang bagaimana? beliau menjawab: Menurut saya lebih baik jangan melakukan transaksi jual beli dengan sistem kontrak yang biasa dilakukan oleh warga Desa Kambangan ini, agar tidak ada keraguan menurut agama karena 48 Sahudi, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Februari 2016

21 83 warga Desa Kambangan ini kan dominan beragama muslim jadi harus lebih memperhatikan lagi tentang cara berjual beli. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancaranya dengan bapak Khoirul Ilmin yang peneliti awali dengan pertanyaan apakah sudah lama pelaksanaan transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih di Desa Kambangan ini, beliau menjawab: Sepertinya transaksi jual beli dengan sistem kontrak ini sudah berlangsung cukup lama. 49 Dan berikut adalah pernyataan bagaimana tanggapan beliau mengenai transaksi jual beli cengkih dengan sistem tersebut: Kalo menurut saya, transaksi tersebut seharusnya bisa memudahkan para penjual maupun pembeli, namun kedua belah pihak juga harus memperhatikan apakah akad tersebut sudah sesuai dengan ajaran agama Islam atau belum. Sedangkan bila dilihat dari ekonomi Islam, pendapat beliau tentang pelaksanaan jual beli cengkih dengan sistem tersebut adalah: Menurut saya walaupun akad yang dilakukan sudah sesuai dengan ajaran agama Islam namun saya sendiri belum bisa memberikan keputusan apakah transaksi tersebut diperbolehkan dalam Islam atau tidak karena dalam transaksi tersebut terdapat dua akad yang berbeda yaitu akad jual beli dan juga akad sewa menyewa yang mana syarat dari kedua akad tersebut sepertinya juga belum terpenuhi semuanya, karena dalam transaksi tersebut yang saya ketahui menjual cengkih yang masih berada di pohonnya dan belum diketahui kualitas barang tersebut sehingga masih mengandung unsur gharar. Kemudian menurut beliau, dalam melakukan transaksi jual beli cengkih tersebut warga Desa Kambangan sebaiknya melakukan transaksi bagaimana? Beliau menjawab: 49 Khoirul Ilmin, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Februari 2016

22 82 Menurut saya lebih baik warga desa Kambangan ini melakukan jual beli cengkih tersebut jangan diikuti juga dengan akad sewamenyewa atau lebih baiknya lagi kalo warga desa Kambangan ini mau menjual cengkihnya dengan memetiknya sendiri atau kalo tidak punya waktu dan tenaga ya menyuruh orang untuk memetikannya lalu sebelum dijual ya sebaiknya ditimbang terlebih dahulu agar hasil yang didapatkan dari pohon tersebut bisa diketahui bersama-sama. Sehingga dari pihak penjual maupun pembeli tidak ada yang merasa dirugikan. Selanjutnya informan yang lain yaitu bapak Yusuf dengan singkat juga menjawab pertanyaan peneliti mengenai pelaksanaan transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih di Desa Kambangan ini apakah sudah berlangsung lama: Ya sudah cukup lama, dan sudah biasa dilakukan oleh warga Kambangan. Bahkan warga desa Kambangan ini malah sudah seperti menjadi kebiasaan dalam penjualan cengkih dengan sistem tersebut, padahal mereka belum mengetahui bahwa sistem tersebut dibolehkan dalam agama atau tidak Kemudian Bapak Khoirul Ilmin juga memaparkan bagaimana tanggapan beliau mengenai transaksi jual beli cengkih dengan sistem tersebut sebagai berikut: Menurut saya jual beli dengan sistem ini bisa menimbulkan rasa terpaksa untuk menjual kembali cengkih tersebut pada tahun berikutnya, karena transaksi ini kan berlangsung dalam waktu beberapa tahun. Sedangkan sifat manusia kapan saja bisa berubah, apalagi bila melihat tetangganya berbondong-bondong pergi ke pasar untuk menjual cengkih lalu mempunyai keinginan untuk memetik cengkihnya sendiri namun mereka sudah terikat pada perjanjian yang telah disepakati bersama. Dan bila ditinjau dari ekonomi Islam, pendapat bapak Khoirul Ilmin tentang pelaksanaan jual beli cengkih dengan sistem tersebut adalah: Menurut saya ya apabila dari kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan boleh-boleh saja dilakukan, tapi kalo nantinya muncul rasa terpaksa dalam melakukan transaksi tersebut lebih

23 83 baik jangan melakukan transaksi tersebut karena dalam agama Islam dalam melakukan jual beli haruslah saling suka sama suka dan dengan rasa kerelaan. Selanjutnya menurut beliau dalam melakukan transaksi jual beli cengkih tersebut warga Desa Kambangan sebaiknya melakukan transaksinya sebagai berikut: Dalam transaksi ini kan pasti para pembeli hanya menggunakan perkiraan saja dalam menentukan harga yang akan diberikan, jadi sebaiknya warga desa Kambangan ini lebih baik melakukan jual beli dengan cara ditimbang dahulu agar terhindar dari kerugian untuk kedua belah pihak. Dan agar lebih mengetahui jenis dan kualitas barang yang akan didapatkannya Informan terakhir sebagai tokoh masyarakat yang peneliti wawancarai adalah bapak Junaidi, menurut beliau pelaksanaan transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih di Desa Kambangan ini yaitu: Sudah lama, karena warga desa Kambangan ini banyak yang memiliki pohon cengkih maka banyak juga yang melakukan jual beli dengan sistem tersebut. Selanjutnya tanggapan beliau mengenai transaksi jual beli cengkih dengan sistem tersebut adalah sebagai berikut: Setiap transaksi jual beli sah-sah saja bila dilakukan dengan jujur dan tidak adanya kecurangan, tapi kita sebagai umat muslim harus memperhatikan juga apakah akad yang dilakukan sudah sesuai atau belum dengan ajaran agama Islam. Jangan hanya untuk mempermudah penjualan kemudian kita mengabaikan ketentuanketentuan yang ada dalam ajaran agama Islam. Kemudian ditinjau dari ekonomi Islam, bagaimana pendapat bapak Junaidi tentang pelaksanaan jual beli cengkih dengan sistem tersebut? beliau menjawab:

24 82 Dalam transaksi jual beli itu terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, demikian pula dengan akad sewa-menyewa. Dan apabila salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi maka akad tersebut tidak sah untuk dilakukan. Dan sepertinya bila dicermati jual beli yang dilakukan warga desa Kambangan ini sudah memenuhi rukun dan syaratnya, namun di dalamnya terdapat sistem kontrak (sewa) yang mana dalam rukun sewa-menyewa adalah adanya orang yang berakad, ijab qabul, upah dan manfaat. Sedangkan pada transaksi ini dari pihak pemilik pohon tidak mendapatkan upah dalam penyewaan pohon tersebut melainkan menerima uang dari hasil penjualan cengkih. Dari situlah saya merasa ragu dengan jual beli dengan sistem kontrak tersebut apakah sudah sesuai dengan ajaran agama Islam atau belum. Bapak Junaidi juga memaparkan, dalam melakukan transaksi jual beli cengkih tersebut menurut beliau sebaiknya dilakukan dengan cara: Menurut saya lebih baik jangan melakukan transaksi yang belum jelas diperbolehkan atau tidak dalam agama, karena kita sebagai umat muslim akan dimintai pertanggungjawaban dalam melakukan hal apapun termasuk jual beli. Jadi sebaiknya warga desa Kambangan apabila ingin menjual hasil cengkihnya itu melalui proses penimbangan terlebih dahulu. B. Pembahasan Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian lapangan yang telah dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang sesuai dengan penelitian dan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini yaitu mengenai praktik jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih dan tinjauan ekonomi syariah terhadap praktik jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih yang ada di Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah.

25 83 1. Praktik Jual beli Dengan Sistem Kontrak Pohon Cengkih Di Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah. Di dalam transaksi jual beli harus berdasarkan atas dasar suka sama suka, tidak ada unsur keterpaksaan, penipuan dan pemalsuan yang berdampak pada kerugian salah satu pihak baik dari penjual maupun pembeli. Seperti halnya yang terjadi di Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Di daerah tersebut ada sebuah praktek jual beli cengkih yang mana pembeli berani membeli hasil cengkihnya yang masih berada di pohon dan dengan sistem kontrak pohon yang berlangsung hingga beberapa tahun yang berarti dalam waktu beberapa tahun tersebut pemilik atau penjual cengkih tidak bisa menjual hasil dari pohon cengkih tersebut kepada penjual lain walaupun harga yang ditawarkan oleh pembeli tersebut lebih tinggi. Dalam hal ini pemilik pohon dibayar saat cengkih masih berada di pohonnya tanpa menimbang terlebih dahulu. Kontrak pohon cengkih merupakan salah satu transaksi jual beli hasil dari pohon cengkih yang hanya bisa dipanen atau dipetik dalam waktu sekali selama setahun yang dilakukan oleh warga Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Pohon cengkih sendiri merupakan pohon palawija yang bisa tumbuh subur di Desa Kambangan, sehingga banyak warga Desa Kambangan yang menanami ladang maupun lahan rumahnya yang masih kosong dengan pohon cengkih.

26 82 Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Kepala Desa Kambangan yaitu bapak Teguh Wibowo, beliau menyatakan bahwa pohon cengkih merupakan salah satu tanaman palawija yang menghasilkan bagi warganya, bahkan warga yang tidak mempunyai pohon cengkihpun bisa mendapatkan tambahan penghasilan saat musim cengkih tiba, dengan cara mengambil cengkih yang jatuh disekitar pohon cengkih itu ditanam. Biasanya warga yang melakukan kegiatan tersebut, melakukannya saat pagi hari sebelum mereka melakukan aktifitasaktifitas pekerjaan mereka seperti biasanya. Cengkih sendiri memiliki nilai jual yang tinggi saat awal musim cengkih itu tiba karena pada awal musim cengkih itu biasanya masih sedikit pohon cengkih yang sudah bisa di petik. Biasanya harga cengkih yang masih basah atau belum melakukan proses pengeringan bisa mencapai lebih dari / kg dan bila cengkih tersebut sudah kering harganya bisa mencapai / kg bahkan bisa lebih dari itu. Namun saat pohon cengkih sudah banyak yang bisa dipetik harga jualnya bisa turun menjadi / kg cengkih yang masih basah dan / kg cengkih yang sudah kering. 50 Dalam praktik transaksi jual beli cengkih dengan sistem kontrak pohon tersebut warga desa Kambangan mengawalinya dengan cara penjual menemui para pemilik pohon cengkih yang akan dijual dan bersedia menerima tawaran oleh pembeli untuk menjual cengkihnya namun dengan sistem kontrak dalam jangka waktu beberapa tahun, bila 50 Teguh Wibowo, wawancara pribadi, Kambangan: 18 Januari 2016

27 83 pihak pemilik pohon cengkih setuju dengan tawaran tersebut maka kedua belah pihak membuat kesepakatan/ perjanjian bahwa dalam kurun waktu yang disepakati pohon cengkih tersebut menjadi hak pembeli untuk memetik hasil dari pohon cengkih. Namun, dalam perjanjian tersebut kedua belah pihak tidak membuat perjanjian secara tertulis, melainkan hanya melalui lisan dan saling mengingat saja. 51 Namun berbeda dengan bapak Wahyono, beliau menjual hasil dari pohon cengkih tersebut bukan dari pihak pembeli yang menemui beliau, tetapi beliaulah yang datang langsung pada pihak pembeli dan menawarkan cengkihnya agar dibeli, hal tersebut terjadi bukan karena keterbatasanya waktu dan tenaga, melainkan karena pada waktu tersebut pemilik pohon cengkih sedang membutuhkan dana. 52 Penjelasan dari Bapak Darsono, praktek jual beli semacam ini dilakukan oleh masyarakat Desa Kambangan karena mereka merasa jual beli dengan sistem kontrak pohon cengkih itu menguntungkan bagi kedua belah pihak, yang mana pihak penjual diuntungkan dengan langsung mendapat hasil dari pohon cengkih tersebut tanpa harus memetik dan menjualnya ke pasar dan bahkan tidak perlu repot lagi untuk merawat pohon tersebut dalam jangka waktu beberapa tahun.sedangkan pihak pembeli diuntungkan dari hasil pohon cengkih tersebut. 53 Akan tetapi, selain menguntungkan praktek jual beli ini juga dapat merugikan kedua belah pihak yang mana pihak pemilik/ penjual akan 51 Sodikin, wawancara pribadi, Kambangan: 22 Januari Wahyono, wawancara pribadi, Kambangan: 23 Februari Darsono, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Januari 2016

28 82 rugi jika hasil dari pohon cengkih tersebut jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Begitu juga dari pihak pembeli akan rugi jika hasil petikannya tidak sesuai dengan yang diperkirakan, terlebih bila musim cengkih tersebut terjadi saat musim hujan, banyak cengkih yang jatuh dari pohonnya yang menyebabkan hasil yang akan didapatkanya berkurang. 54 Sedangkan cara menentukan harganya adalah hanya dengan melihat seberapa banyak cengkih yang berada di pohon tersebut, tanpa menunggu cengkih tersebut dipetik dan ditimbang. Bila pohon cengkih tersebut terlihat mempunyai hasil yang banyak dan besar-besar maka kemungkinan besar bisa memiliki harga yang tinggi per pohonnya. 55 Namun ada pula dari pihak pembeli menentukan harga dan membayar cenkih tersebut saat keadaan cengkihnya masih kecil sehingga pihak penjual terkadang menyesal menerima uang tersebut karena melihat cengkihnya memiliki ukuran yang lumayan besar, dan diperkirakan bisa mendapatkan harga yang lebih besar dari harga yang sudah diberikan oleh pembeli tersebut. Namun, pihak pembeli hanya bisa mengikhlaskannya saja. Karena beliau sadar itu adalah resiko yang akan beliau dapatkan bila melakukan jual beli dengan cara tersebut. 56 Selama ini, sistem kontrak pohon cengkih yang dilakukan oleh warga Desa Kambangan tidak pernah terjadi perselisihan antara pihak penjual maupun dari pihak pembeli, karena walaupun pohon cengkih 54 Sumiati, wawancara pribadi, Kambangan: 1 Februari Carmu i, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Februari Karso, wawancara pribadi, Kambangan: 20 Februari 2016

29 83 tersebut sudah dikontrak selama beberapa tahun namun harga yang akan diberikan selalu dirundingkan terlebih dahulu oleh kedua belah pihak pada setiap tahunnya saat pohon cengkih tersebut sudah mulai berbunga. 57 Hanya saja, terkadang antara pihak penjual yang satu dengan yang lainnya saling membanding-bandingkan karena apabila beda pembeli maka beda pula perkiraan hasil yang akan didapatkan dari pemetikan cengkih tersebut, maka berbeda pula harga yang akan didapatkan oleh pemilik pohon cengkih. 58 Transaksi kontrak pohon tersebut sudah berlangsung cukup lama dilakukan oleh warga Desa Kambangan, bahkan sudah seperti kebiasaan bagi mereka yang tidak mempunyai waktu untuk mengurus pohon cengkihnya sendiri. 59 Sedangkan dalam bidang ekonomi, adanya musim cengkih sangatlah berdampak besar bagi warga Desa Kambangan. Warga Desa Kambangan bisa mempunyai penghasilan tambahan karena penjualan cengkih yang mereka miliki. Bukan hanya penjual dan pembeli saja yang perekonomian mereka terbantu oleh penjualan cengkih, namun para ibu rumah tangga yang biasanya menganggurpun menjadi ada kegiatan yang bisa menambah pemasukan tiap harinya karena mereka membantu para pembeli cengkih untuk memisahkan antara bunga dengan batangnya Cahyati, wawancara pribadi, Kambangan: 17 Februari Munadhiroh, wawancara pribadi, Kambangan: 24 Februari Supriyanto, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret Kasda i, wawancara pribadi, Kambangan: 3 Maret 2016

30 82 2. Tinjauan Ekonomi Syariah terhadap Praktik Jual Beli Dengan Sistem Kontrak Pohon Cengkih Di Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah Menururut peneliti transaksi jual beli dengan sistem kontrak pohon tersebut bila dilihat dari akad jual beli maka dikategorikan kedalam jual beli jizaf, yaitu jual beli sesuatu tanpa harus ditimbang, ditakar ataupun dihitung. Akan tetapi jual beli dilakukan dengan cara menaksir jumlah obyek transaksi setelah melihat dan menyaksikannya secara cermat. Namun, selain termasuk ke dalam kategori jual beli jizaf, transaksi tersebut juga termasuk ke dalam kategori ijarah (sewamenyewa), karena dalam transaksi tersebut kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan perjanjian kontrak pohon dalam jangka waktu beberapa tahun, dan setelah waktu yang ditentukan sudah habis maka pohon tersebut kembali menjadi hak pemilik pohon, seperti sewa-menyewa pada umumnya. Imam Syafi i berpendapat bahwa akad jual beli diperbolehkan, ketika dilakukan dengan cara kerelaan kedua belah pihak, atas transaksi yang dilakukan tidak bertentangan dengan syariat. Ijma ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu tidak akan doiberikan dengan begitu saja, namun terdapat kompensasi yang harus diberikan. Dengan diisyaratkannya jual beli merupakan salah satu cara untuk merealisasikan kainginan dan kebutuhan manusia, karena pada

31 83 dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dan bantuan orang lain. Dalam Islam sendiri tidak dibenarkan seseorang mencabut hak milik orang lain tanpa adanya kerelaan dari pemiliknya. Karena hak milik pribadi dalam Islam benar-benar dihargai dan dihormati, sehingga cara memperoleh hak milik dalam Islam diatur sedemikian rupa. Dalam praktek jual beli dengan sistem kontrak pohon ini sering dilakukan oleh warga di Desa Kambangan Kecamatan Blado Kabupaten Batang, karena mereka merasa bahwa jual beli tersebut menguntungkan bagi kedua belah pihak, yang mana pihak penjual diuntungkan dengan langsung mendapatkan hasil penjualannya tanpa harus memetik dan menjualnya ke pasar, sedangkan pembeli diuntungkan dari hasil petikannya. Akan tetapi, selain menguntungkan juga merugikan kedua belah pihak yang mana bila hasil petikannya tidak sesuai dengan perkiraan, lebih banyak ataupun lebih sedikit, karena dalam jual beli semacam ini hanya menggunakan ilmu perkiraan saja. Dengan demikian menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Kambangan, bahwa jual beli dengan sistem kontrak ini masih meragukan bila dilihat dari segi syariahnya, walaupun dilakukan dengan kerelaan antara kedua belah pihak, adanya akad yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, dan adanya barang yang diperjual belikan. Karena dalam transaksi tersebut juga diikuti dengan kata kontrak/ sewa yang pada hakikatnya, kontrak/ sewa-menyewa benda hanyalah digunakan/ diambil

32 82 manfaatnya saja bukan bendanya yaitu hasil dari pohon cengkih tersebut. 61 Tokoh masyarakat lain juga menjelaskan, bahwa menurut beliau walaupun akad yang dilakukan sudah sesuai dengan ajaran agama Islam, namun dalam transaksi tersebut terdapat dua akad yang berbeda, yaitu jual beli dan sewa-menyewa (Ijarah). Sehingga beliau belum bisa memberikan keputusan bahwa transaksi tersebut diperbolehkan dalam agama Islam. Bahkan menurut penuturan beliau, sebaiknya masyarakat Desa Kambangan lebih baik menggunakan akad jual beli saja atau lebih baiknya lagi bila warga yang memiliki pohon cemngkih tidak mempunyai waktu dan tenaga untuk memetiknya bisa menyuruh orang lain untuk memetikkannya dan memberikan upah kepada orang tersebut. Setelah itu cengkih hasil petikannya dijual dengan cara ditimbang dahulu agar samasama mengetahui berapa hasil yang didapatkan dalam satu pohon cengkih, sehingga dari kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan dikemudian hari karena hasil yang diperkirakan tidak sesuai dengan yang didapatkan. 62 Selain itu sistem kontrak ini berlangsung dalam jangka waktu beberapa tahun, misalnya tiga tahun maka dalam jangka waktu tersebut pemilik pohon tidak mempunyai hak untuk memetiknya sendiri maupun menjualnya kepada orang lain. Sedangkan sifat manusia itu bisa berubah kapan saja, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Terkadang 61 Sahudi, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Februari Khoirul Ilmin, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Februari 2016

33 83 mempunyai keinginan untuk memetik cengkih itu sendiri karena melihat tetangganya banyak yang berbondong-bondong pergi ke pasar untuk menjual cengkih, dari situlah terdapat rasa keterpaksaan pada tahun berikutnya karena mereka mereka sudah membuat perjanjian di awal walaupun saat awal perjanjian antara kedua belah pihak melakukannya dengan kerelaan dan tidak ada unsur keterpaksaan. 63 Di lain waktu, bapak Junaidi juga menjelaskan tentang sistem kontrak pohon cengkih yang ada di Desa Kambangan. Beliau menuturkan, dalam jual beli itu terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, demikian pula dengan sewa-menyewa. Apabila salah satu syarat dan rukun ada yang tidak sesuai maka akad-akad tersebut tidak sah atau bisa dikatakan tidak diperbolehkan dalam Islam. Bila dicermati, jual beli cengkih yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kambangan ini sudah memenuhi syarat dan rukun sesuai dengan ajaran agama Islam, namun di dalamnya terdapat sistem kontrak yang mana rukun dalam Ijarah yaitu orang yang berakad, Ijab dan qabul, upah, dan manfaat. Sedangkan dalam transaksi tersebut, bila dicermati bukan manfaatnya yang diambil/ digunakan melainkan benda yang diambilyaitu hasil dari pohon cengkih. Selain itu uang yang diterima oleh pemilik pohon cengkihpun bukanlah upah atas penyewaan pohon tetapi uang dari penjualan cengkih. Sedangkan bila dilihat dari rukun ijarah apabila seseorang menyewakan 63 Yusuf, wawancara pribadi, Kambangan: 29 Februari 2016

34 82 sesuatu kepada orang lain, pihak penyewa harus memberikan upah atas barang/ benda yang telah dimanfaatkannya. 64 Menurut analisis peneliti, dalam transaksi yang dilakukan oleh warga desa Kambangan tersebut terdapat dua akad, yaitu: pertama akad jual beli, dimana pihak pemilik pohon cengkih menjual hasil dari pohon cengkih tersebut kepada penjual, dan kedua adalah akad sewa-menyewa (ijarah) dimana pihak pembeli selain membeli hasil dari pohon cengkih tersebut juga memberikan tawaran kepada pemilik pohon bahwa akan membeli hasil dari pohon cengkih tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasa disebut dengan sewa pohon). Di sisi lain, menurut peneliti transaksi tersebut juga masih mengandung unsur gharar dan bisa saja memunculkan unsur keterpaksaan dari pemilik pohon cengkih, karena pada tahun berikutnya hasil yang akan didapatkan belum jelas jumlahnya untuk menentukan harga yang akan diberikan kepada pemilik pohon dan apabila harga yang diberikan oleh pembeli tidak sesuai dengan keinginan pemilik pohon maka pihak pemilik/ penjual tidak bisa lepas dari perjanjian awal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut. Sehingga dari pihak pemilik pohon tersebut mau tidak mau harus menerima berapapun harga yang diberikan oleh pembeli. Selain itu, transaksi seperti ini juga bisa menyebabkan kerugian yang diterima oleh pihak penjual maupun pembeli, karena dalam transaksi ini pihak pembeli 64 Junaidi, wawancara pribadi, Kambangan: 5 Maret 2016

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN A. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo 1. Keadaan Geografis dan Pembagian Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Praktek Sistem Ngijo di Desa Sebayi Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA 61 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA A. Rukun dan syarat yang berakad Catonan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka. penelitidapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka. penelitidapat menyimpulkan beberapa hal antara lain : 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka penelitidapat menyimpulkan beberapa hal antara lain : 1. Mekanisme jual beli padi dengan cara tebasan di Desa

Lebih terperinci

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga BAB IV ANALISIS PRAKTEK JUAL BELI PADI MENGGUNAKAN SISTEM TEBASAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI DESA WARU KARANGANYAR KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN A. Praktek Jual Beli Padi Menggunakan Sistem

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Berdasarkan data monografi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN A. Profil Wilayah Desa Sumberagung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan 1. Karakteristik Geografis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO A. Analisa Hukum Islam Terhadap Asas-Asas Akad Jual Beli Power Bank Di Counter Vandhika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA A. Pelaksanaan Sewa Mobil Pada Usaha Transportasi Maju Jaya di Banyuates

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR A. Analisis Terhadap Praktik Hutang Piutang Pupuk Dalam Kelompok

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG 35 BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG A. Monografi dan Demografi Desa Budugsidorejo Kecamatan Sumobito kabupaten Jombang 1. Keadaan Monografi Desa

Lebih terperinci

BAB III MAJALENGKA. terdapat beberapa bukit, parit dan sungai. Desa Cieurih ini. berbatasan dengan desa-desa sebagai berikut:

BAB III MAJALENGKA. terdapat beberapa bukit, parit dan sungai. Desa Cieurih ini. berbatasan dengan desa-desa sebagai berikut: 45 BAB III PRAKTEK UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA A. GAMBARAN UMUM DESA CIEURIH 1. Keadaan Geografis 63 a. Letak Daerah Desa Cieurih terletak sekitar +15 km di sebelah Timur kota

Lebih terperinci

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis terhadap Praktik Penggarapan Tanah Sawah dengan Sistem Setoran di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun Temukerep yaitu pelaksanaan bagi hasil pertanian di dusun Temukerep desa Larangan kecamatan Larangan Kabupaten

Lebih terperinci

WAWANCARA Petani: Bapak Ahli

WAWANCARA Petani: Bapak Ahli Lampiran WAWANCARA I. Petani: Bapak Ahli Pewawancara: Bagaimana cara penebas menghubungi /mencari penjual? Seringkali penebas mendatangi rumah memberi tawaran apakah padi yang saya tanam mau dijual dengan

Lebih terperinci

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP Dalam kehidupan masyarakat, jual beli yang sering digunakan adalah jual beli yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa Bumiharjo, Kec Batanghari, Kab Lampung-Timur Untuk mendapatkan informasi mengenai mekanisme

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL A. Profil Wilayah Desa Karangmalang Wetan Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Sebagai gambaran

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan yaitu hasil dari wawancara dan dokumentasi, beserta data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil penelitian ini. Maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila dalam melakukan transaksi dan

Lebih terperinci

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun Wawancara dengan bapak Imam suwadi Wawancara dengan bapak Tamnun Wawancara dengan bapak Paimin Wawancara dengan bapak Rimun Salah satu alamat rumah warga yang menjadi narasumber Peta letak desa Dadaptulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN 64 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN A. Analisis Tentang Perjanjian Praktik Paron Hewan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat. menyimpulkan :

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat. menyimpulkan : 77 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan : 1. Praktik bagi hasil gaduh sapi merupakan akad kerjasama yang dilakukan oleh pemilik

Lebih terperinci

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA DI DESA MERGOSARI KAB. TUBAN

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA DI DESA MERGOSARI KAB. TUBAN BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA DI DESA MERGOSARI KAB. TUBAN A. Keadaan Geografis Dan Struktur Pemerintah Desa 1. Keadaan Geografis Pada bab ini

Lebih terperinci

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil BAB IV ANALISIS PERSEPSI KYAI DI DESA MOJORANU SOOKO MOJOKERTO TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH LADANG DENGAN PEMBAYARAN HASIL PANEN DALAM PERSPEKTIF KONSEP IJA>RAH Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO A. Gambaran Umum Desa Kenanten Desa Kenanten adalah salah satu desa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor Sebelum menganalisa praktek makelar yang ada di lapangan, terlebih dahulu akan menjelaskan makelar

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani, BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG A. Analisis Praktek Jual Beli Emas di Toko Emas Arjuna Semarang Aktivitas jual beli bagi umat Islam sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO BAB III PRAKTIK JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO Dari hasil penelitian di Desa Porong Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo ini, penulis

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Gambaran Umum Desa Pucuk Letak Daerah dan Keadaan Alam Desa Pucuk terletak di Kecamatan Dawarblandong

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PRAKTIK JUAL BELI ANAK SAPI DALAM KANDUNGAN DAN PANDANGAN TOKOH AGAMA DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO

BAB III KEGIATAN PRAKTIK JUAL BELI ANAK SAPI DALAM KANDUNGAN DAN PANDANGAN TOKOH AGAMA DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO 41 BAB III KEGIATAN PRAKTIK JUAL BELI ANAK SAPI DALAM KANDUNGAN DAN PANDANGAN TOKOH AGAMA DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO A. Gambaran Umum Jual Beli Anak Sapi dalam Kandungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PROLIMAN DALAM PENGAIRAN SAWAH DI DESA BEGED KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PROLIMAN DALAM PENGAIRAN SAWAH DI DESA BEGED KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO 69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PROLIMAN DALAM PENGAIRAN SAWAH DI DESA BEGED KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO A. Analisis Proses Terjadinya Akad Proliman Pelaksanaan ija>b qabu>l dalam

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Letak geografis yang penulis ambil sebagai obyek pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO A. Tata Cara Sewa Tanah Tegalan Desa Putat Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Tanah Perhutani Dilihat dari

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang keahlian yang dapat mendatangkan penghasilan. Setiap

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL A. Analisis hukum islam terhadap praktek jual beli bahan pokok dengan timbangan digital

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG A. Monografi dan Demografi Desa Budugsidorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang 1. Keadaan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Rejosari Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Pada bab ini akan diuraikan tentang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA A. Gambaran Umum tentang Keluarahan Gunung Sekar Kelurahan Gunung Sekar berada

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Desa Brangsong Kec. Brangsong Kab. Kendal 1. Keadaan Geografis dan Susunan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI TENTANG SEWA-MENYEWA MOTEL DI DESA PADUSAN. A. Analisis tentang Praktek Sewa-Menyewa Motel Di Desa Padusan

BAB IV DESKRIPSI TENTANG SEWA-MENYEWA MOTEL DI DESA PADUSAN. A. Analisis tentang Praktek Sewa-Menyewa Motel Di Desa Padusan BAB IV DESKRIPSI TENTANG SEWA-MENYEWA MOTEL DI DESA PADUSAN KECAMATAN PACETKABUPATEN MOJOKERTO A. Analisis tentang Praktek Sewa-Menyewa Motel Di Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Menurut

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO Pada bab ini, penulis akan mengulas secara terperinci praktik transaksi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN A. Keadaan Umum Desa Tergambang Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban Pada Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Geografis Secara geografis Kelurahan Kepel adalah merupakan dataran rendah. Berdasar data BPS Kota Pasuruan pada tahun 2013 curah hujan

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini berupaya menjawab masalah konflik peran pada Ibu bekerja yang baru pertama kali memiliki anak dan cara mereka mengatasinya. Dari penelitian

Lebih terperinci

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN BAB III PELAKSANAAN AKAD UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Tanjung merupakan salah satu

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B.

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial.

Lebih terperinci

Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara

Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara LAMPIRAN Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara 1. Startegi adalah : sebuah perencanaan dan konsep yang harus dipikirkan dengan matang. Karena konsep tersebut sangat berpengaruh terhadap tujuan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III PRAKTIK JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO BAB III PRAKTIK JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO A. Gambaran Umum Counter Vandhika Cell Kecamatan Kuaman Kabupaten Ponorogo Counter vandhika cell adalah

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL 1. Analisis Praktek Jual Beli Hasil Bumi Dengan Sistem Panjar Di Desa Jenarsari Gemuh Kendal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Akad Jual-beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Akad Jual-beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akad Jual-beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten Mojeokerto Dalam praktek jual-beli galian tanah di desa Randuharjo Kabupaten Mojokerto memiliki keunikan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisa Hukum Islam tentang Aplikasi Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond) di

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI A. Gambaran umum Desa Pondowan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati 1. Letak geografis Desa Pondowan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno Kawasan Wisata Makam Bung Karno yang terletak di Kota Blitar merupakan salah satu tujuan wisata religi para peziarah. Memasuki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak Dalam Jual Beli

Lebih terperinci

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Gambaran Umum Desa Pojok Winong Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PESANAN DI TOKO MEBEL BAROKAH DESA JEPON BLORA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PESANAN DI TOKO MEBEL BAROKAH DESA JEPON BLORA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PESANAN DI TOKO MEBEL BAROKAH DESA JEPON BLORA A. Analisis Praktik Jual Beli di Toko Mebel Barokah, Desa Jepon, Blora Jual beli pesanan di toko mebel

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tlogoagung merupakan desa yang terletak di Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah sawah, di lereng pegunungan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH 39 BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH A. Latar Belakang Obyek 1. Jenis pemanfaatan tanah No. Jenis pemanfaatan Luas 1. 2. 3. 4. 5. Tanah perumahan Tanah

Lebih terperinci

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-ijarah dalam bentuk sewa menyewa maupun dalam bentuk upah mengupah merupakan muamalah yang telah disyari atkan dalam Islam. 1 Firman Allah QS. Al- Jumu ah:

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI A. Profil Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Desa Boto merupakan salah satu desa

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Bagi rakyat Indonesia, tanah menempati kedudukan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG 32 BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG A. Gambaran Umum Jalan Medoho Raya Kel. Sambirejo Semarang 1. Letak Geografi Medoho Raya adalah nama sebuah jalan

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB. BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB. SAMPANG MADURA A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis

Lebih terperinci

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP :

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP : Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kristiana No KTP : 33.0612.6011830002 Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 20 November 1983 Menyatakan kejadian sebagai berikut : Pada awal tahun 2014 pihak

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Keadaan Umum Desa Sukomalo 1. Tata letak Desa Sukomalo Desa Sukomalo merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA A. Analisis pelaksanaan jual beli tanpa kesepakatan harga Jual beli seperti yang telah diulas dalam bab sebelumnya yakni jual beli

Lebih terperinci

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan BAB IV ANALISIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO MENGENAI PENOLAKAN GUGATAN NAFKAH MAD{IYAH DALAM PERMOHONAN CERAI TALAK NOMOR : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda A. Analisis Undang-Undang Perkawinan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN. A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu

GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN. A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu BAB III GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu Secara umum Desa Kumesu Kecamatan Reban Kabupaten Batang dengan luas wilayah 582 ha dengan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER 43 BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER A. Gambaran Umum Pasar Tanjung Kabupaten Jember Gambar: 1 Kondisi Pasar Tanjung Kabupaten Jember Sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari

Lebih terperinci

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi BAB IV ANALISIS A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa secara umum mediasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTIK PENAHANAN BAYI SEBAGAI JAMINAN PERSALINAN DI RUMAH SAKIT DR.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTIK PENAHANAN BAYI SEBAGAI JAMINAN PERSALINAN DI RUMAH SAKIT DR. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTIK PENAHANAN BAYI SEBAGAI JAMINAN PERSALINAN DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Hukum Islam memperbolehkan adanya penggunaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan 1. Letak Geografis Lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Balerejo.

Lebih terperinci