BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pendapat serta gagasan atau kritik baik secara lisan maupun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pendapat serta gagasan atau kritik baik secara lisan maupun"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat digunakan untuk memengaruhi cara pikir atau mengubah ideologi seseorang. Sebagai sara komunikasi, bahasa dapat digunakan untuk mengungkapkan pendapat serta gagasan atau kritik baik secara lisan maupun tulisan. Ada dua macam bentuk komunikasi, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Wacana sebagai bentuk komunikasi baik lisan maupun tertulis diharuskan adanya penyapa dan pesapa. Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis, penyapa menuangkan ide/ gagasannya dalam kode-kode kebahasaan. Kode-kode kebahasaan tersebut nantinya ditafsirkan oleh pembaca (pesapa). Berdasarkan tujuan komunikasinya, wacana dapat dibedakan menjadi wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi. Wacana deskripsi merupakan jenis wacana yang ditujukan kepada penerima pesan agar dapat membentuk suatu citra tentang sesuatu hal. Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan suatu hal kepada pembaca agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana argumentasi adalah bentuk wacana yang berusaha memengaruhi pembaca agar menerima penyataan yang dipertahankan. Wacana narasi berisi cerita yang di dalamnya harus terdapat unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Wacana persuasi merupakan wacana bertujuan untuk memengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. 1

2 2 Arifin (2000:36) menjelaskan bahwa iklan adalah salah satu jenis penggunaan bahasa yang bertujuan memengaruhi dan menyerang calon konsumen agar menggunakan suatu layanan jasa ata produk yang diiklankan. Menurut media penyampaiannya, iklan dapat dijumpai pada media cetak maupun elektronik. Berkaitan dengan pemakaian bahasa, iklan dapatdisampaikan secara lisan maupun dalam bentuk tulisan. Iklan tempel merupakan salah satu iklan media cetak yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Bentuk persuasi dalam Wacana Iklan Tempel misalnya kata ahli, pakar, murah, dan gratis. Iklan tempel ditulis dan dicetak pada satu lembar kertas. Kertas yang digunakan biasanya berukuran hvs(30 x 21 cm) atau lebih kecil. Dalam iklan tempel, unsur verbal lebih dominan. Hanya sedikit pengiklan yang memasukkan unsur visual atau gambar pada iklannya. Iklan tempel sering dijumpai di pinggir jalan raya atau sekitar pemukiman warga. Pengiklan menempel iklan di tiang listrik, tiang lampu apill, tembok, serta batang pohon. Dalam Wacana Iklan Tempel terdapat unsur verbal dan visual. Unsur verbal berupa kata-kata, sedangkan unsur visual berupa gambar. Unsur verbal dalam Wacana Iklan Tempel lebih dominan apabila dibandingkan dengan unsur visualnya. Wacana Iklan Tempel menawarkan barang dan jasa. Jasa yang ditawarkan dalam iklan tempel antara lain jasa sedot WC, jasa reparasi alat elektronik, jasa pembuatan dan pembimbingan skripsi, jasa penerjemahan, jasa pembuatan SIM, jasa jemputan, jasa les privat, dan lain sebagainya. Barang yang ditawarkan dalam iklan tempel biasanya merupakan barang atau alat-alat rumah tangga. Selain menawarkan barang atau jasa, beberapa iklan tempel juga berupa iklan lowongan

3 3 pekerjaan, iklan acara, iklan rumah dikontrakkan atau kos, iklan terlambat bulan, dan lain sebagainya. Barang dan jasa yang ditawarkan merupakan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari barang dan jasa yang ditawarkan, iklan tersebut berasal dari usaha kecil sampai usaha kelas menengah. Selain dilihat dari barang atau jasa yang ditawarkan dalam iklan, media dan tempat pemasangan iklan juga mengindikasikan bahwa iklan dibuat oleh usaha kecil sampai menengah. Media yang digunakan adalah satu lembar kertas berukuran hvs atau lebih kecil. Sebagian besar iklan tempel dicetak dengan menggunakan kertas berwarna putih dan tulisan berwarna hitam. Ada beberapa iklan tempel yang dicetak dengan menggunakan warna selain hitam-putih. Selain itu, iklan dipasang dengan cara ditempel pada tempat yang strategis menurut pengiklan, yaitu di tiang listrik, lampu apill, serta tembok-tembok di pinggir jalan. (1) (2) (3) Ketiga data di atas merupakan beberapa bentuk iklan tempel. Data (1) merupakan iklan yang menawarkan jasa sedot wc, ahli sumur, dan saluran buntu. Data (2) merupakan iklan yang menawarkan jasa pembuatan skripsi. Data (3) dapat berarti menawarkan jasa reparasi televisi, dapat juga jasa pembelian televisi

4 4 rusak. Dalam data (3), ada dua maksud yang terkandung dalam iklan. Ambiguitas pada iklan tempel muncul karena ruang penulisan yang terbatas. Terbatasnya ruang penulisan membuat pengiklan tidak mencantumkan informasi yang dibutuhkan pembaca atau calon konsumen. Widyatama (2011:91) menjelaskan bahwa ada tiga bagian struktur iklan, yaitu bagian awal atau opening, bagian tengah tubuh iklan atau body ad, dan bagian terakhir penutup atau closer. Ketiga bagian tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu kesatuan sehingga memiliki kejelasan tujuan. Bagian awal atau opening merupakan bagian yang bertugas untuk merebut perhatian konsumen. Pada bagian badan iklan atau body ad, pesan iklan diurai secara rinci untuk mempersuasi konsumen. Selanjutnya, bagian penutup atau closing merupakan bagian yang berfungsi menyimpulkan, mengarahkan, menegaskan, menginformasikan, bahkan membujuk calon konsumen. Dalam Wacana Iklan Tempel tidak ditemukan ketiga bagian iklan sekaligus. Minimal ada dua unsur bagian iklan tempel, yaitu barang atau jasa yang ditawarkan serta alamat. Alamat dalam iklan tempel dapat berupa nomor telepon, tempat, website,nama orang, serta gabungan dari keempatnya. Selain kedua hal tersebut, sebuah iklan biasanya mengandung informasi mengenai nama pengiklan atau nama perusahaan, deskripsi barang atau jasa secara rinci, fasilitas, harga barang atau biaya jasa yang ditawarkan, serta alamat pengiklan. Akan tetapi, unsur-unsur tersebut menjadi unsur yang tidak wajib ditampilkan dalam iklan tempel. Unsur yang wajib ada dalam Wacana Iklan Tempel adalah barang atau

5 5 jasa yang ditawarkan serta alamat. Sementara itu, selain kedua unsur tersebut merupakan unsur tidak wajib atau optional dalam Wacana Iklan Tempel. Struktur bagian Wacana Iklan Tempel berbeda dari iklan pada umumnya. Unsur-unsur yang mungkin hadir sebagai unsur wajib dalam iklan tertentu, masuk ke dalam unsur tidak wajib atau optional dalam Wacana Iklan Tempel. Wacana Iklan Tempel juga memiliki bentuk fisik serta karakteristik kebahasaan tertentu. Hal tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai wacana iklan tempel. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat tiga masalah yang dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimana struktur wacana iklan tempel? b. Bagaimana karakteristik kebahasaan wacana iklan tempel? c. Mengapa iklan tempel memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan iklan jenis lain? 1.3 TujuanPenelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas dapat ditentukan tiga tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut. a. Mendeskripsikan struktur wacana iklan tempel. b. Mendeskripsikan karakteristik kebahasaan wacana iklan tempel.

6 6 Menjelaskan sebab iklan tempel memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan iklan jenis lain. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat berupa manfaat teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya perkembangan bahasa pada wacana iklan. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan pembaca terkait pemanfaatan aspek kebahasaan dalam wacana iklan. Karakteristik kebahasaan dalam wacana iklan tempel mencerminkan kreativitas manusia dalam memanfaatkan aspek kebahasaan dalam ruang yang terbatas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ini akan membahas tentang Wacana Iklan Tempel. Iklan tempel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah iklan tempel berbahasa Indonesia. Wacana Iklan Tempel yang akan diteliti meliputi iklan penawaran barang atau jasa, penyewaan barang, pembelian barang, kursus, lowongan pekerjaan, serta iklan promosi acara. Data diambil dari lapangan dengan mendokumentasikan iklan tempel. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan mendokumentasikan iklan yang tertempel pada tiang listrik, tembok di pinggir jalan, lampu apill, serta batang pohon di sekitar jalan raya maupun sekitar pemukiman warga.

7 7 Penelitian ini terbatas pada beberapa hal. Pertama, struktur Wacana Iklan Tempel. Dalam bab ini akan dibahas unsur-unsur pembentuk Wacana Iklan Tempel serta penjelasan mengenai struktur wacana iklan. Kedua, karakteristik kebahasaan Wacana Iklan Tempel. Bab 2 akan membahas bentuk fisik dan karakteristik kebahasaan dalam Wacana Iklan Tempel. Ketiga, kekhasan Wacana Iklan Tempel. Dalam bab ini dijelaskan alasan-alasan iklan tempel memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan iklan jenis lainnya. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai wacana iklan sudah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai wacana iklan tempel belum pernah dilakukan. Adapun penelitian-penelitian terkait wacana iklan akan disajikan sebagai berikut: Penelitian mengenai struktur bahasa dalam iklan pernah dilakukan olehrina Pujiastuti (2010) berjudul Analisis Wacana Iklan Baris tentang Kursus dalam Harian Kedaulatan Rakyat. Skripsi tersebut membahas ciri dan tipe wacana, struktur wacana, dan fungsi komunikatif wacana. Hasil penelitiannya adalah wacana iklan baris tentang kursus memiliki kekhasan, yaitu pada tipe, ciri, struktur, serta fungsi komunikatifnya. Tipe wacana iklan baris tentang kursus digolongkan dalam wacana hortatori. Struktur wacana iklan baris tentang kursus menyangkut urutan hal-halyang disampaikan dalam wacana iklan baris tentang kursus, antara lain informasipokok dan pelengkap. Informasi pokok merupakan jenis kursus yang ditawarkanoleh suatu lembaga kursus. Pelengkap terdiri dari biaya kursus, fasilitas, waktu,syarat peserta, dan alamat.struktur wacana iklan

8 8 baris tentang kursus terdiri dari informasi pokokalamat,informasi pokok-waktualamat, biaya-informasi pokok-alamat, informasipokok-fasilitas-alamat, informasi pokok-biaya-alamat, informasi pokok-syarat-alamat,dan informasi pokok-biayafasilitas-alamat.fungsi komunikatif yang paling menonjol dalam wacana iklan baristentang kursus dalam harian Kedaulatan Rakyat adalah fungsi menyuruh. Selanjutnya, penelitian mengenai struktur bahasa dalam iklan pernah dilakukan oleh Ari Istina Wati (2010) dalam skripsinya Analisis Wacana Iklan Blok Pengobatan Alternatif tentang Gairah Seks dalam Harian Kedaulatan Rakyat. Penelitian tersebut membahas jenis-jenis wacana, unsur-unsur wacana, dan struktur bahasa wacana iklan blok pengobatan alternatif tentang gairah seks. Hasil analisisnya adalah wacana iklan blok pengobatan alternatif mempunyai kekhasan yang terdapat pada jenis, unsur, struktur, dan fungsi komunikatif. Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Wacana Iklan Rumah pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Ayu Dutika Damayanti (2006) membahas struktur iklan rumah, pilihan kata, dan gaya bahasa dalam wacana iklan rumah. Penulis meneliti gaya bahasa wacana iklan rumah berdasarkan pilihan kata, struktur kalimat, serta langsung atau tidaknya makna. Atika Noviyani (2006) juga menulis skripsi tentang iklan. Skripsinya berjudul Analisis Wacana Iklan HP di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat. Ia mendeskripsikan wacana iklan HP dan ciri-ciri, unsur pembentuk dan jenis wacana, diksi dan kekhasan, serta gaya bahasa. Wacana Iklan HP memiliki ciriciri berupa penyingkatan kata, pelesapan, inverse, penggunaan kalimat pasif, dan terikat konteks. Unsur-unsur pembentuk Wacana Iklan HP meliputi merk HP,

9 9 harga, alamat, fasilitas HP, dan keterangan tambahan. Diksi Wacana Iklan HP meliputi kata berfrekuensi rendah, kesalahan pemenggalan kata, dan tingkat keterbacaan. Kekhasan Wacana Iklan HP terlihat dari campur kode, pola kalimat, penggunaan kata-kata yang bersifat menyemangat, serta penggunaan gaya bahasa. Selain itu, ada skripsi berjudul Iklan Politik Calon Legislator di Yogyakarta: Kajian Sosiopragmatik yang meneliti tentang iklan. Skripsi ditulis oleh Monica Widyaningtyas pada tahun Skripsi tersebut meneliti iklan politik calon legislator di Yogyakarta. Penulis mendeskripsikan ciri-ciri iklan politik, jenis-jenis tindak tutur, serta menjelaskan aspek-aspek luar bahasa dalam iklan politik calon legislator di Yogyakarta. Ada berbagai pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan dalam iklan politik calon legislator di Yogyakarta. Pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan tersebut adalah subtitusi bunyi dengan tanda apostrof, permainan bunyi, pemanfaatan akronim, pemanfaatan singkatan, bahasa percakapan, plesetan, pemanfaatan bahasa daerah, campur kode, alih kode, pemanfaatan koteks, pemanfaatan peribahasa, dan pemanfaatan gaya bahasa. Berdasarkan analisisaspek-aspek luar bahasa, iklan politik calon legislator tidakhanya berfungsi untuk membujuk dan meraih simpati dari lawan tutur (calon pemilih)tetapi juga untuk menggambarkan citra positif dari penutur (calon legislator). Dari uraian di atas, penelitian mengenai iklan telah banyak dilakukan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang mengkhususkan iklan tempel. Penelitian wacana iklan, seperti yang telah diuraikan di atas, membahas struktur wacana dan fungsi komunikatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan struktur wacana iklan tempel

10 10 beserta karakteristik kebahasaannya. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dijelaskan sebab iklan tempel memiliki karakteristik berbeda apabila dibandingkan dengan iklan jenis lain. 1.7 Landasan Teori Teori yang digunakan sebagai landasan dalam menganalis Wacana Iklan Tempel adalah teori morfologi, sosiolinguistik, analisis wacana, serta teori periklanan. Teori morfologi diperlukan dalam penelitian ini untuk menjelaskan karakteristik kebahasaan berupa pemendekan dalam iklan tempel. Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk-beluk bentuk kata. Kridalaksana (2007:159) menjelaskan bahwa pemendekan atau abreviasi merupakan proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Kependekan tersebut dapat berbentuk singkatan, akronim, dan penggalan kata. Teori sosiolinguistik diperlukan dalam penelitian untuk menjelaskan penggunaan bahasa pada Wacana Iklan Tempel. Selain itu, teori sosiolinguistik juga digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab iklan tempel memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan jenis iklan lain. Sosiolinguistik adalah suatu cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat dengan tujuan memahami secara lebih baik struktur bahasa dan bagaimana berfungsi dalam berkomunikasi (Wardaugh, 1992:13). Menurut Hymes (via Chaer, 1995:62), peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen yang biasa disebut SPEAKING (Setting and scene,

11 11 Participants, Ends, Act sequences, Key, Instrumentalities, Norm of interaction and interpretation, Genre). Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scenemengacu pada situasi tempat dan waktu. Participants adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan. Endsmerujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Act sequences mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Keymengacu pada nada, cara, dan semangat suatu pesan disampaikan. Instrumentalities mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Genre mengacu pada jenis bentuk penyampaian pesan. Penelitian ini tidak menjelaskan semua komponen tutur. Komponen tutur yang akan dijelaskan hanya komponen yang berkaitan dengan gejala kebahasaan pada Wacana Iklan Tempel. Sebagai contoh, unsur setting dan sceneyang mengacu pada waktu, tempat, serta situasi tuturan berhubungan dengan variasi Wacana Iklan Tempel. Iklan yang mengandung informasi mengenai jasa pembuatan skripsi, obat haid, dan jasa penerjemah banyak ditemukan di jalanjalan sekitar kampus. Haltersebut berbeda dengan iklan-iklan jasa sedot wc dan gali sumur. Iklan-iklan yang mengandung informasi tersebut banyak ditemukan di jalan-jalan dekat pemukiman warga. Wacana Iklan Tempel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Wacana Iklan Tempel berbahasa Indonesia. Namun demikian, terdapat beberapa iklan yang mencampur kode bahasa Indonesia dengan bahasa lain, misalnya bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan bahasa Arab. Keadaan tersebut dinamakan campur kode. Teori campur kode digunakan untuk menjelaskan hal tersebut. Menurut Chaer (1995:158) campur kode adalah digunakannya serpihan-serpihan

12 12 dari bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa yang mungkin memang diperlukan sehingga tidak dianggap suatu kesalahan atau penyimpangan. Wacana adalah unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan lengkap. Satuan pendukung kerbahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Menurut Mulyana (2005: 51 52), berdasarkan media penyampaiannya, wacana dapat dibagi menjadi 2, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan disampaikan secara lisan, sedangkan wacana tulis disampaikan melalui tulisan. Wacana terdiri dari beberapa bagian, yaitu pembuka, isi, serta penutup. Bagian-bagian tersebut saling terhubung satu dengan yang lainnya. Teori periklanan juga digunakan dalam penelitian mengenai Wacana Iklan Tempel. Menurut Bolen (1984 dalam Arifin, 2000:56), wacana iklan memiliki tiga unsur pembentuk struktur wacana, yaitu butir utama (headline), badan (body), dan penutup (close). Butir utama iklan (headline) berisi proposisi-proposisi yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian pembaca atau calon konsumen. Misalnya proposisi yang menekankan keuntungan calon konsumen. Biasanya keuntungan tersebut diungkapkan dengan kata gratis, gratisan, diskon, berhadiah, dan lain sebagainya. Bagian badan iklan (body) berisi alasan objektif (rasional) dan alasan subjektif (emosional). Tujuan dari bagian badan iklan adalah menarik minat dan kesadaran pembaca atau calon konsumen. Terakhir, bagian penutup (close) biasanya berisi informasi-informasi lain yang berhubungan dengan topic yang

13 13 diiklankan. Informasi tersebut dapat berupa nomor telepon, cap dagang, dan tempat pelayanan. Tujuan pada bagian penutup ini adalah mengubah tindakan tertentu pada diri konsumen. Leech (1966:59) menjelaskan bahwa setiap iklan khususnya iklan media cetak terdiri atas beberapa bagian, yaitu headline, illustration, body copy, signature line, dan standing details.headline adalah bagian pembuka dari sebuah iklan yang berfungsi sebagai eye catcher atau attention getter, yakni menarik perhatian calon konsumen. Illustration merupakan latar belakang iklan yang berisi ilustrasi mengenai iklan tersebut. Body copy adalah isi dari sebuah iklan yang memuat informasi serta pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Signature line (logo) berisi tampilan barang yang diiklankan, harga, slogan, atau merk (trade mark). Terakhir, standing details merupakan penutup sebuah iklan yang berisi informasi tambahan terkait dengan barang yang diiklankan, seperti alamat perusahaan dan pusat informasi. Bagian ini biasanya terdapat pada bagian bawah atau akhir sebuah iklan dengan tulisan berukuran kecil dan tidak mencolok. Selain itu, Leech (1966:123) juga menjelaskan empat fungsi utama dalam iklan, yaitu Attention Value, Readability, Memorability, dan Selling Power. Attention value berarti iklan harus menarik perhatian dan rasa ingin tahu. Pada tingkat linguistik, hal ini dapat dicapai dengan melanggar konvensi penggunaan bahasa seperti menggunkan ejaan yang salah, neologi, permainan kata-kata, kata yang tidak gramatikal, sajak, serta menempatkan bahasa dalam konteks yang tidak pantas atau tidak lazim.

14 14 Readabilitymaksudnya sebagian besar iklan menggunakan bahasa yang biasa dipakai sehari-hari, kosakata yang familiar dan sederhana. Bahasa iklan ditandai dengan tingkat redundansi yang tinggi karena banyaknya pengulangan. Memorabilty maksudnya adalah pesan yang terdapat dalam iklan mudah diingat dan familiar oleh pembaca atau calon konsumen. Aspek kebahasaan yang biasa digunakan misalnya pengulangan, yaitu dapat berupa aliterasi (mengulang bunyi yang sama), kesimetrisan irama (mengulang irama yang sama), rima (mengulang bunyi akhir), serta kesejajaran gramatikal (mengulang struktur gramatikal). Selain ketiga hal tersebut, Leech juga menjelaskan tentang Selling Power. Maksud dari selling power adalah kekuatan penjualan dalam iklan. Dalam wacana iklan, biasanya terdapat kata-kata yang menjual, seperti baru, bagus, lebih bagus, gratis, enak, dan lain sebagainya. 1.8 Data dan Metode Data dikumpulkan dengan metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa yang terdapat dalam iklan tempel. Teknik yang digunakan adalah teknik catat dan dokumentasi, yaitu mencatat dan mendokumentasikan dengan menggunakan kamera ponsel. Pengambilan data dilakukan di jalan-jalan protokol dan jalan-jalan sekitar pemukiman warga di Yogyakarta. Data dianalisis menggunakan metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007:57). Metode padan adalah

15 15 metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007:49). Metode agih digunakan untuk mendeskripsikan bentuk dan ciri-ciri wacana iklan tempel. Teknik yang digunakan adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik bagi unsur langsung adalah teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsurunsur itu dipandang sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud. Alat penentu teknik bagi unsur langsung adalah intuisi kebahasaan peneliti terhadap bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007:58). Dengan teknik ini, satuan lingual data dibagi menjadi bagian-bagian atau unsur-unsur. Data (4) terdiri atas dua bagian, yaitu bagian barang atau jasa yang ditawarkan dan alamat yang berupa nomor telepon. Data (5) terdiri atas empat bagian, yaitu pengiklan, barang/jasa yang ditawarkan, fasilitas, serta alamat yang berupa nomor telepon. BARANG/ JASA ALAMAT (4)

16 16 NAMA PENGIKLAN BARANG/ JASA FASILITAS ALAMAT FASILITAS (5) ALAMAT Penelitian ini juga menggunakan metode padan. Metode padan digunakan untuk menjelaskan adanya ambiguitas dalam Wacana Iklan Tempel. Contohnya, ada sebuah data seperti berikut, AC. 0877XXXX. Data tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu barang/ jasa dan cara mendapatkan. AC dalam data tersebut tidak jelas maknanya. Kata AC dapat bermakna pengiklan menawarkan sebuah AC, pengiklan menawarkan jasa reparasi AC, atau pengiklan ingin membeli AC. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa iklan tempel tersebut tidak memiliki bentuk yang lengkap. Bentuk iklan tersebut yang sederhana menyebabkan pembaca menginterpretasikan iklan dengan arti yang berbeda. Selanjutnya, hasil analisis disajikan secara formal dan informal. 1.9 Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi pengantar yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, ruang lingkup, tinjauan pustaka, landasan teori, data dan metode, serta sistematika

17 17 penyajian. Bab kedua berisi pembahasan mengenai struktur wacana iklan tempel. Bab ketiga berisi pembahasan mengenai kararteristik kebahasaan iklan tempel. Bab keempat berisi pembahasanmengenai sebab-sebab iklan tempel memiliki karakteristik yang tersendiri dibandingkan dengan iklan jenis lain. Bab kelima berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Penomoran data dalam penelitian ini digunakan angka (1) dan seterusnya. Pada babselanjutnya, penomoran dilakukan dengan melanjutkan nomor data pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor mulai mendominasi jalan-jalan di kota besar, contohnya kota Bandung. Hal menarik yang dapat dilihat dari sepeda motor adalah kegemaran pengendaranya menempelkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan pedagang. Pasar juga tempat untuk bertransaksi, sedangkan transaksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak sekali media yang menawarkan berbagai macam hal dari yang berupa barang sampai dengan jasa. Karena kuatnya persaingan dalam usaha itu, maka tidak jarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang cukup dikenal dan menjadi trend para anak remaja, khususnya remaja puteri. Majalah

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila dalam perkembangannya. masyarakat adalah dengan cara memasang iklan.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila dalam perkembangannya. masyarakat adalah dengan cara memasang iklan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah manusia semakin berkembang dan sejalan dengan itu berkembang pula permintaan terhadap barang dan jasa. Makin jauh perkembangan peradaban manusia, makin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan guna mencapai derajat sarajan S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah S U T A N T I A 310 040 085

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Bahasa itu terdiri atas dua bagian yaitu lisan, seperti percakapan, pembacaan berita, berpidato,kegiatan diskusi/seminar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks sangat diperlukan oleh khalayak masyarakat bahasa dalam komunikasi dengan informasi yang utuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan dan profesi baik dibidang politik, wirausaha, instansi pemerintah, pendidikan, dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun 2015 menjadi masa penting bagi Kabupaten Sragen karena menjadi salah satu wilayah yang harus melaksanakan pilkada serentak gelombang pertama dari ratusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting oleh masyarakat. Surat kabar dikatakan sebagai sebuah simbol bagi peradaban masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan pesan yang disampaikan oleh komunikator tentang barang dan jasa kepada komunikan yang bertujuan untuk memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB  SKRIPSI PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU DI SITUS WEB http://ketawa.com/ SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan bukanlah sesuatu hal yang asing dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan penjualan dan untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang lain maupun antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di lingkungan formal. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam melakukan komunikasi untuk mendukung proses interaksi. Secara umum bentuk dari bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu menggunakan bahasa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 2 Polanharjo merupakan sekolahan yang letaknya di pinggiran Kabupaten Klaten tepatnya di Jalan Raya Tegalgondo-Janti km 3, Sidowayah, Polanharjo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam hal inilah bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sebagai alat untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah yang tidak terhingga. Tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan bahasa. Oleh sebab itu, bahasa berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya. Bahasa dianggap sebagai sarana yang paling utama dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:17). Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian mengenai wacana Plesetan Pantun yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi. Penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Dalam iklan, tuturan atau kata-kata adalah paling efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Dalam iklan, tuturan atau kata-kata adalah paling efektif untuk BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Iklan merupakan salah satu contoh pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam iklan, tuturan atau kata-kata adalah paling efektif untuk menggambarkan dan mengungkapkan

Lebih terperinci

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Orang Indonesia pasti pandai berbahasa Indonesia, orang Belanda pasti pandai berbahasa Belanda, orang Jepang pasti pandai berbahasa Jepang, orang Korea tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi bahasa yaitu sebagai sarana komunikasi. Sarana komunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi bahasa yaitu sebagai sarana komunikasi. Sarana komunikasi secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa yaitu sebagai sarana komunikasi. Sarana komunikasi secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedudukan bahasa Indonesia saat ini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Pemakaian bahasa Indonesia mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana komunikasi yang paling penting sesama masyarakat adalah bahasa. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. 1. Pengertian Bahasa Kridalaksana (1983) : bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam

STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam 1 STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: Bagaimana stuktur wacana iklan dalam media massa

Lebih terperinci