JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 5 (2014) Copyright 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 5 (2014) Copyright 2014"

Transkripsi

1 JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 5 (2014) Copyright 2014 PERANAN BLHD DALAM PENYELESAIAN KASUS DUGAAN PENCEMARAN LINGKUNGAN ANTARA KELOMPOK TANI MAKMUR DAN PT. ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA DI KECAMATAN SANGA-SANGA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Abstrak Adhie Hiendra Baskara 1 (Adhiez_the89ers@yahoo.co.id) La Sina 2 (lasina@fhunmul.ac.id) K. Wisnu Wardhana 3 (wisnuwardhana@fhunmul.ac.id) BLHD menangani kasus pencemaran yang terjadi akibat dari aliran air yang berlebih dari PT. Adimitra Baratama Nusantara ke sawah warga dan berakibat matinya tanam tumbuh warga karena terkena air bercampur lumpur. Kejadian ini terjadi di RT. 1 kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil penelitian yang saya dapat bahwa Kelompok Tani Makmur menyepakati nominal ganti rugi dari PT. Adimitra Baratama Nusantara. Realitasi ganti rugi dan pemulihan lingkungan sudah di lakukan PT. Adimitra Baratama Nusantara dan oleh desakan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Kutai Kartanegara. Kata Kunci : Pencemaran Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Daerah, Ganti Rugi 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 2 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 3 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

2

3 BLHD ROLE IN ENVIRONMENTAL POLLUTION CASES OF ALLEGED PROSPEROUS DISTRICT FARMERS GROUP SANGA-SANGA KUTAI KARTANEGA REGENCY Adhie Hiendra Baskara 4 (Adhiez_the89ers@yahoo.co.id) La Sina 5 (lasina@fhunmul.ac.id) K. Wisnu Wardhana 6 (wisnuwardhana@fhunmul.ac.id) Abstract BLHD case of pollution caused by excessive water flow from PT. Adimitra Baratama archipelago rice to citizens and residents resulted in the death of crops because of wet mud. This incident occurred at RT. 1 Java village Sanga Sanga District of Kutai regency. The results of the research that I can Makmur Farmer's Group agreed that nominal compensation from PT. Adimitra Baratama archipelago. Realitasi compensation and environmental restoration already done PT. Adimitra Baratama Archipelago and by urging the Environment Agency Regions Kutai regency. Keywords : Environmental Pollution, Regional Environmental Agency, Torts 4 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 5 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 6 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

4 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk ekosistem 7. Jumlah sumber daya alam sangat banyak tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia.Namun seiring berjalannya waktu, keindahan dan kesegaran yang dimiliki lingkungan Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan lingkungan tersebut. Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus ada penegakan hukum lingkungan. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) merupakan salah satu Badan/Organisasi Pemerintah yang dibentuk dengan Perda Nomor: 15 Tahun 2008 mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang lingkungan hidup, yang dilandasi keinginan agar pembangunan dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien dan merata disemua daerah dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. 8 Di Kalimantan Timur kegiatan pertambangan yang membawa dampak positif banyak di rasakan oleh masyarakat sekitar pertambangan tetapi lepas dari hal hal positif tersebut kegiatan pertambangan juga membawa dampak negatif bagi warga sekitar pertambangan, salah satu nya yang di alami persawahan 7 Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan hidup 8 diakses tanggal 16 Juni 2013 Pukul 22:25 WITA 2

5 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) kelompok Tani Makmur yang berada di RT. 1 Kelurahan Jawa Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kartanegara dan kebetulan lokasi pertanian mereka berdekatan dengan kegiatan pertambangan batu bara PT. Adimitra Baratama Nusantara. Kejadian dugaan pencemaran lingkungan yang di lakukan oleh PT. Adimitra Baratama Nusantara yang di sebabkan oleh sistem pembuangan PT. Adimitra Baratama Nusantara. Air dari keluaran settling pond PT. Adimitra Baratama Nusantara penambangan yang melewati sawah warga. Akibat kejadian tersebut warga masyarakat pemilik sawah yang tergabung dalam Kelompok Tani Makmur menderita kerugian karena tanah tumbuh mereka mati karena tidak dapat bernafas akibat dari tertimbunnya tanaman oleh air yang bercampur lumpur tersebut. Dalam kasus di atas UPT. Dinas Pertanian Melayangkan surat bantuan verifikasi lapangan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupatan Kutai Kartanegara karena perlu adanya campur tangan lembaga terkait dalam penanganan kasus pencemaran lingkungan. BLHD sebagai lembaga lingkungan hidup yang sangat erat kaitan dengan kasus ini berhasil menyelesaikan kasus ini dan menghasilkan Win-win Solution antara PT. Adimitra Baratama Nusantara dan Kelompok Tani Makmur dengan dasar Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan Dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencamaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup 3

6 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 PEMBAHASAN 1. Peran BLHD Dalam Penegakan Dugaan Adanya Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara BLHD Sebagai salah satu instansi pemerintah yang berfungsi membantu dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi daerah dalam memberhasilkan program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, berupaya membangun sistem penegakan hukum lingkungan baik penegakan hukum administrasi, penegakan hukum perdata, penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan atau melalui pengadilan, dan tindakan pidana lingkungan bagi perusak dan/atau pencemar lingkungan baik yang dilakukan dengan sengaja atau kelalaian. Upaya penegakan hukum lingkungan yang konsisten akan memberikan landasan kuat bagi terselenggaranya pembangunan, baik dibidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan. Namun dalam kenyataan untuk mewujudkan supremasi hukum tersebut masih memerlukan proses dan waktu agar supremasi hukum dapat benar-benar memberikan implikasi yang menyeluruh terhadap perbaikan pembangunan nasional. Dalam hubungan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu : 4

7 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) a. Penegakan hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi / Tata Usaha Negara. b. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Perdata. c. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Pidana. Tata cara penegakan hukum, BLHD berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan Dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaraan Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup. Dalam kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara, pengaduan yang di terima berupa pengaduan tertulis dari UPT Dinas Pertanian Kecamatan Sanga-sanga yang kemudian di tangani oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dengan urutan : a. Penerimaan laporan dari Kelompok Tani Makmur; b. Penelaahan lebih lanjut laporan konflik lingkungan atau bukan; c. Verifikasi lapangan oleh BLHD dan Dinas yang terkait d. Rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi; dan e. Penyampaian perkembangan dan hasil tindak lanjut verifikasi pengaduan kepada Kelompok Tani Makmur. 9 9 Pasal 11 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan Dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaraan Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup 5

8 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 BLHD berperan sebagai penengah ataupun fasilitator 10 yang membantu dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama dengan berdasarkan asas tanggung jawab mutlak 11 PT. Adimitra Baratama Nusantara dibebankan untuk memulihkan lingkungan 12 persawahan dan melakukan pencegahan dengan menambah gorong-gorong yang di beri pintu air agar dapat mengatur debit air di persawahan agar kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan baik yang dilakukan dengan sengaja atau kelalaian di harapkan tidak terulang kembali. Karena keberhasilan pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh BLHD sebagai aparat birokrasi bukan ditentukan oleh banyaknya orang yang masuk penjara Penyelesaian serta apa saja upaya dan kendala BLHD dalam menangani kasus dugaan pencemaran lingkungan antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara peran BLHD dalam upaya penegakan hukum perdata di luar pengadilan bedasarkan permintaan dari Kelompok Tani Makmur yaitu ganti rugi terhadap lahan warga yang rusak serta sanksi lain yang bersifat pemulihan dan pencegahan. Dalam kasus ini 10 Pasal 63 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 11 Pasal 88 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 12 Pasal 54 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 13 Kasubbid. Advokasi Hukum Lingkungan Aisyah Halide, SH,.M.Si. (kutipan Hasil wawancara. tanggal 7 Desember 2013) 6

9 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) BLHD menempatkan diri sebagai fasilator 14 bukan sebagai mediator. BLHD berhak mengkordinasi dan memfasilitasi kerja sama dan penyelesian perselisihan antar daerah serta antara sengketa sengketa juga melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum berdasarkan Pasal 63 Ayat 1 Huruf (q) dan Huruf (aa) Undang-undang 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengolahaan Lingkungan Hidup. Alur proses penyelesaian kasus bermula dari surat Kecamatan Sanga-sanga perihal permohonan bantuan cek lahan 15. Dalam surat tersebut di tuliskan bahwa tanam tumbuh padi petani terkena limbah dari perusahaan batubara dan permohonan untuk meninjau atau mengecek lahan yang terkena limbah tersebut di Kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga 16. Menanggapi laporan tersebut Langkah pertama BLHD Kukar yaitu melayangkan surat balasan perihal verifikasi lapangan untuk memeriksa lahan pertanian yang terkena limbah yang diduga kegiatan PT. Adimitra Baratama Nusantara, kegiatan verifikasi lapangan bertujuan untuk memastikan dugaan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan di lokasi persawahan Kelompok Tani Makmur, yang di awali dengan melihat aliran air dari hulu yaitu dari lokasi Settling Pond 9 milik PT. Adimitra Baratama Nusantara dan lokasi persawahan milik kelompok Tani Makmur di RT. 1 Kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga. Sesuai dengan salah satu fungsi BLHD sebagai 14 Pasal 63 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 15 Surat UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan /Kepada BLHD No UPT- DP.II.2012, Perihal Permohonan Bantuan Pengecekan Lahan, tanggal 29 Februari Surat UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan /Kepada BLHD No UPT- DP.II.2012, Perihal Permohonan Bantuan Pengecekan Lahan, tanggal 29 Februari

10 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup, pencegahan pencernaran kerusakan, pernulihan serta pelestarian lingkungan hidup berdasarkan Peraturan Daerah Kutai Kartanegara Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 17. Setelah kegitan verifikasi lapangan tersebut BLHD, tim teknis serta kedua belah pihak yang bersengketa yaitu Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara kembali ke dalam kantor PT. Adimitra Baratama Nusantara untuk membuat Berita Acara yang terkait dengan peninjauan bersama dugaan pencemaraan lingkungan persawahaan Kelompok Tani Makmur Kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga. Berdasarkan hasil lapangan dapat di sampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Air Pada SP-09 (milik PT. ABN) telah di lakukan pengelolaan air limbah dengan baik dibuktikan dengan pengecekan langsung (air insitu) dengan Ph antara 6-7 (dengan lakmus). Air yang mengalir terlihat jernih dan air tersebut mengalir kea rah persawahan Kelompok Tani Makmur 2. Berdasarkan saran kajian teknis Dinas Pertanian KUKAR dan UPT. Dinas Pertanian Sanga-sanga, serta permintaan Kelompok Tani Makmur kepada PT. ABN untuk menambah gorong-gorong yang di beri pintu air agar dapat mengatur debit air di persawahan, dengan waktu paling lambat 1 bulan sejak di buatnya berita acara ini. 17 Pasal 15 Huruf (b) Peraturan daerah nomor 15 Tahun 2008 Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara 8

11 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) 3. PT. ABN agar segera meninjak lanjuti kesepatakan pada tanggal 1 Maret 2012 tentang penggantian nilai ganti rugi limbah yang terjadi pada tanggal 28 Februari 2012 paling lambat minggu ke-3 Maret Dari penyelesaian kasus diatas BLHD berhasil menjalankan tugasnya sebagai lembaga pemerintah yang menjalankan tugasnya dengan baik sebagai penegakan hukum di bidang lingkungan 19 dengan melakukan pengawasan penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan 20 terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan Hidup. Ganti rugi terhadap Kelompok Tani Makmur dengan bantuan desakan BLHD dan lembaga terkait untuk segera merealisasikan ganti rugi yang di sepakati oleh Kelompok Tani Makmur dan PT.Adimitra Baratama Nusantara serta langkah pencegahan dari PT. Adimitra Baratama Nusantara agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Kegiatan rehabilitasi lingkungan ini dapat berupa kegiatan penghijauan, reboisasi atau kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki, memulihkan kembali dan/atau meningkatkan kondisi lingkungan. Sedangkan dari segi kedua belah pihak yang beselisih BLHD mengupayakan : 18 Berita Acara Peninjauan Bersama Dugaan Pencemaran Lingkungan Persawahan Kelompok Tani Makmur Kelurahan Jawa Kecamatan Sanga-sanga, tanggal 15 Maret Pasal 63 ayat (3) huruf (p)undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 20 Pasal 63 ayat (3) huruf (i) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Linkungan Hidup 9

12 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 a. Memfasilitasi kedua belah pihak yang bersengketa, yaitu Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara untuk menyelesaikan kasus pencemaran tersebut b. Memonotoring atau melakukan pengawasan atas hasil kesepakatan bersama agar kedua belah pihak menjalankan kewajibannya masing-masing agar tidak berat sebelah atau terciptanya Win-Win Solution. c. Menjaga agak kedua belah pihak yang bersengketa yaitu Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara supaya tidak melakukan pelanggaran hukum yang dapat mempersulit dan merugikan pihak-pihak yang sedang bersengketa Upaya BLHD dalam menyelesaian Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara bukan nya tanpa kendala. Apapun kendala BLHD dalam menyelesaikan kasus tersebut : a. Kurangnya pemahaman Kelompok Tani Makmur mengenai proses/alur penyelesaian sengketa khususnya peraturan perundang-undangan, Mekanisme pelaporan adanya dugaan, Indikasi perusakan dan/atau pencemaran. b. Tidak percayanya Kelompok Tani Makmur pada hasil test lapangan yang di lakukan BLHD dan tim teknis terkait c. Perbedaan waktu kejadian dugaan pencemaran dengan masuknya laporan menyebabkan sulit menerapkan asas kasualitas untuk mencari hubungan sebab akibat terjadinya pencemaran di persawahan Kelompok Tani Makmur 10

13 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) d. Sulit menunjuk pelaku Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara karena dalam pembuktianya tidak sesederhana dalam kasus-kasus lain. e. Jauhnya jarak atau geografi dari kantor BLHD yang ada di Kutai Kartanegara ke Sanga-sanga untuk menangani Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi salah satu kendala sehingga kadang perusahaan yang diduga melakukan pencemaran sudah melakukan pembersihan terhadap pencemaran pada saat petugas datang. 21 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam kasus Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara proses penegakan hukum lingkungan yang di lakukan BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) melalui prosedur perdata Penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang ditempuh luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa tetapi posisi BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) bukan sebagai mediator melainkan sebagai fasilitator yang membantu dan mencari alternatif pemecahan masalah. BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) Kutai kartanegara sebagai salah satu 21 Kasubbid. Advokasi Hukum Lingkungan Aisyah Halide, SH,.M.Si. (kutipan Hasil wawancara. tanggal 7 Desember

14 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 badan organisasi pemerintah yang bergerak menangani kasus lingkungan hidup saya anggap berhasil sebagai penegak hukum dengan menyelesaikan Kasus Pencemaran Lingkungan Antara Kelompok Tani Makmur dan PT. Adimitra Baratama Nusantara di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai Kartanegara dengan penyelesain perdata di luar pengadilan dan menghasilkan Win-Win Solution, dengan alur prosedur sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan Dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaraan Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup. Setelah tinjauan berkala dari pihak BLHD dan badan terkait lainnya, sesuai fakta dilapangan BLHD Kutai Kartanegara menyimpulkan bahwa PT. Adimitra Baratama Nusantara terbukti melakukan pencemaran dan kerusakan serta bertanggung jawab penuh atas pencemaran dan kerusakan lingkungan yang di berdampak pada matinya tanam tumbuh milik Kelompok Tani Makmur dengan membayar ganti rugi dan melakukan pemulihan lingkungan hidup serta bersedia menuruti permintaan Kelompok Tani Makmur, BLHD dan tim teknis terkait untuk memperbaiki saluran pembuangan air yang di miliki PT. Adimitra Baratama Nusantara agar kejadian tersebut tidak terulang kembali SARAN Bila terjadi kasus serupa di harapkan warga sekitar langsung mengadukan kasus pencemaraan lingkungan tersebut ke BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) karena laporan kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup setempat, merupakan tugas dari BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) setempat agar pemerintah setempat lebih giat melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Negara 12

15 Peranan BLHD Dalam Penyelesaian Kasus (Adhie Hiendra) Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup. Karena menurut saya sebagian warga yang berlokasi di sekitar area pertambangan kurang mengerti tentang mekanisme pelaporan apabila terjadi kasus serupa DAFTAR PUSTAKA Andi, Hamzah, 2005, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta Assad, Ilyas, 2008, Penegakan Hukum yang berkaitan dengan Hukum Lingkungan di Indonesia, Sinar Grafika, 2008 BPS Kaltim., 2011, Kondisi Sosial Ekonomi dan Indikator Penting Kalimantan Timur Edisi Januari 2011, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2011 Husin, Sukanda, 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta HS, Salim, 2005, Hukum Pertambangan Di Indonesia, PT. RajaGrafindo, Jakarta McnNaughton, SJ dan Wolf, L. Lary, General Ecology Second Edition, Saunders Collage Publishing, 1973 Moestadji, 1983, Pelestarian Kemampuan Lingkungan hidup, Jakarta: Kejaksaan Agung RI N.H.T., Siahaan, 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Jakarta Rahmadi, Takdir, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Rangkuti, Siti Sundari, 2005, Hukum Lingkungan dan Kebijakan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press, Surabaya Santoso, Mas Achmad, 2001, Good Governance & Hukum Lingkungan, ICEL, Jakarta Soemartono, Gatot, 1996, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta Soerjani, 1987, Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, Universitas Indonesia Press, Jakarta Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada Univ. Press, Yogyakarta Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan di Indonesia Sebuah Pengantar, Sinar Grafika, Jakarta Taufik Makarao, Mohammad, 2011, Aspek-aspek Hukum Lingkungan, PT.Indeks Jakarta Wijoyo Suparto, 2004, Penyelesaian Sengketa Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya 13

16 Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 5 Peraturan Perundang undangan Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 Tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan Republik Indonesia, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 9 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengaduan Dan Penanganan Pengaduan Akibat Dugaan Pencemaraan Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, peraturan daerah daerah nomor 9 tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur Republik Indonesia, Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Dokumen dan Hasil Penelitian Laporan Verifikasi Lapangan Terkait Laporan Kepala UPT Pertanian Sanga-sanga Tentang Dugaan Adanya Pencemaran Dan/Atau Perusakan LingkunganYang Diduga Diakibatkan Oleh aktifitas PT.Adimitra Baratama Nusantara. Berita Acara Peninjauan Bersama Dugaan Pencemaraan Lingkungan PersawahanKelompok Tani Makmur Kelurahan Jawa Kecamatan Sangasanga. Laporan Penelitian Kajian Dampak Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara. 14

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor9 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor9 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN HUKUM TANGGUNG JAWAB PERDATA PT. CAHAYA ENERGI MANDIRI KEPADA WARGA AKIBAT

Lebih terperinci

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN YURIDIS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA TERHADAP USAHA

Lebih terperinci

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI TAHU A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dapat dilaksanakan secara maksimal.

BAB III PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dapat dilaksanakan secara maksimal. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penulisan dan analisis penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Penegakan hukum terhadap perusakan lingkungan sebagai akibat penambangan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP Pasal 30 Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa.

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone No.421, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Sengketa Lingkungan Hidup. Penyelesaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN CV ARJUNA TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT JEBOLNYA TANGGUL PENGELOLAAN CV ARJUNA DI KELURAHAN MAKROMAN

TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN CV ARJUNA TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT JEBOLNYA TANGGUL PENGELOLAAN CV ARJUNA DI KELURAHAN MAKROMAN JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 8 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN CV ARJUNA TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT JEBOLNYA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E

BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Berita Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2009 Seri: E PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR: 3 TAHUN 2009 TENTANG PROSEDUR PENANGANAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Lingkungan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota

BAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota Yogyakarta merupakan kewajiban sosial, bukan merupakan pelaksanaan prinsip pencemar membayar karena

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan pada BAB 3, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Implementasi Pemberian Izin Lingkungan di Kota Surakarta telah dilaksanakan

Lebih terperinci

NOMOR : 101 TAHUN 2007 NOMOR : B/5576/VII/2007/Datro NOMOR : B-3845/0.1/GP/06/2007 NOMOR : Kep-41B/PPLH-R.eg.4/06/2007 TENTANG

NOMOR : 101 TAHUN 2007 NOMOR : B/5576/VII/2007/Datro NOMOR : B-3845/0.1/GP/06/2007 NOMOR : Kep-41B/PPLH-R.eg.4/06/2007 TENTANG GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METROPOLITAN JAKARTA RAYA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, DAN KEPALA PUSAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP REGIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka

BAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat di perbaharui. Potensi yang sangat

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pertambangan rakyat di Kabupaten

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 15 PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU DI DKI JAKARTA

BAB 15 PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU DI DKI JAKARTA BAB 15 PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU DI DKI JAKARTA 376 15.1 Pendahuluan Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di Propinsi DKI Jakarta sudah semakin meningkat yang mengarah kepada semakin

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN 392 LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 393 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIFITAS PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Studi Kasus di Perumahan Palaran City Oleh PT.Kusuma Hady Property)

DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIFITAS PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Studi Kasus di Perumahan Palaran City Oleh PT.Kusuma Hady Property) JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 11 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIFITAS PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT,

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT, PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH JAWA BARAT KEPALA KEPOLISIAN DAERAH METRO JAYA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT 77 TAHUN 2009 NOMOR : B/9544/VI/2009 B/5711/VI/DATRO/19-6-09

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 4 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 4 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 4 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 PERANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TERHADAP PENGAWASAN HEWAN TERNAK DI TEMPAT

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber: LN 1997/68; TLN NO.3699 Tentang: PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN LAHAN (Studi Perumahan Villa Tamara)

TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN LAHAN (Studi Perumahan Villa Tamara) JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 8 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA p PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 6 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 6 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 6 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 ANALISA KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.59/DJ-PSDKP/2011 TENTANG PENGAWASAN PENCEMARAN PERAIRAN DIREKTORAT PENGAWASAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, baik berupa minyak dan gas bumi, tembaga, emas dan lain-lain. Kekayaan alam Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 20, 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2017 KEMEN-LHK. Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran. Perusakan Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Hutan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I No.165, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK.Kawasan Hutan. Konflik Tenurial. Penanganan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/2015 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG Menimbang NOMOR 02 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN TABALONG

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

BUPATI KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA PERATURAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU 1 GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT GALIAN C DI DESA SEBUDI KABUPATEN KARANGASEM

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT GALIAN C DI DESA SEBUDI KABUPATEN KARANGASEM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT GALIAN C DI DESA SEBUDI KABUPATEN KARANGASEM Oleh : Tria Mantra A.A Ngr Dirksen Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dilingkungan hidup adalah merupakan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, www.hukumonline.com PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa air merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 78 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 78 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 78 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PERMOHONAN PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP DI LUAR PENGADILAN PADA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa potensi pembudidayaan perikanan

Lebih terperinci

Aisyah. Abstrak. Kata kunci : Pengelolaan Sampah, sampah berbasis masyarakat

Aisyah. Abstrak. Kata kunci : Pengelolaan Sampah, sampah berbasis masyarakat JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 12 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI RT 50 KELURAHAN SUNGAI

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 LINGKUNGAN HIDUP. WAWASAN NUSANTARA. Bahan Berbahaya. Limbah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699). UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM LINGKUNGAN STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : HKA4003 JUMLAH SKS : 3 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : 5 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Hukum Lingkungan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2014 T E N T A N G PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN ANTARA PT.MULTI HARAPAN UTAMA DENGAN MASYARAKAT DESA BELORO DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NASKAH PUBLIKASI

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN ANTARA PT.MULTI HARAPAN UTAMA DENGAN MASYARAKAT DESA BELORO DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NASKAH PUBLIKASI PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN ANTARA PT.MULTI HARAPAN UTAMA DENGAN MASYARAKAT DESA BELORO DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NASKAH PUBLIKASI DIAJUKAN OLEH : SARTIKA NIM.0908015147 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 16 2000 SERI.D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 32 TAHUN 2000 T E N T A N G PEDOMAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si VISI DAN MISI KOTA TANGERANG SELATAN VISI : Terwujudnya Kota Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA Menimbang : Mengingat PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UMUM (1) Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA, SALINAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH OLEH INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa BUPATI SUBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa BUPATI SUBANG Menimbang : a. bahwa Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang sebagai

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN

BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Terhadap Kewajiban Pengelolaan Dan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BERKENAAN DENGAN INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BERKENAAN DENGAN INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BERKENAAN DENGAN INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL DiajukanOleh : JATMIKO YUWONO NPM :070509637 Program Studi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2009 Di Kota Jambi

Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2009 Di Kota Jambi Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2009 Di Kota Jambi Oleh : Fitria 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk:1. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Siti Kamsiah Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Samarinda ABSTRACT. Keywords: water pollution and administrative sanctions ABSTRAK

Siti Kamsiah Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Samarinda ABSTRACT. Keywords: water pollution and administrative sanctions ABSTRAK PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP KASUS PENCEMARAN AIR OLEH PT. KALTIM PRIMA COAL DI SUNGAI BANDILI KABUPATEN KUTAI TIMUR (Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan sekitarnya. Manusia dalam hidupnya baik secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat selalu berintegrasi dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI

PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI PENGAWASAN DAN PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI Drs. IMBANG MURYANTO, M. Si. KABID. TATA LINGKUNGAN DAN PENAATAN LINGKUNGAN BLHD KOTA MAKASSAR Setiap Usaha Wajib Memiliki AMDAL/UKL-UPL/SPPL Pasal 36 UU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 SERI E.1 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN

Lebih terperinci

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA - 1 - BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, Menimbang : a. bahwa kualitas lingkungan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya, sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL LOGAM, MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN 20... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA Menimbang : a. bahwa sumber air sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan keperduliannya terhadap masalah-masalah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan keperduliannya terhadap masalah-masalah lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah berkembang sebagai isu global, sehingga menjadi penting untuk ditelaah lebih jauh mengenai aspek perlindungan hukumnya.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR, BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI WALIKOTA WALIKOTA BOGOR, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai banyak kekayaan alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Jenis kekayaan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci