ANALISIS LATAR NASKAH BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE Oleh: Fatmah Supu Ipong Niaga S.Sn, M.Sn ABSTRAK

Transkripsi

1 ANALISIS LATAR NASKAH BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE Oleh: Fatmah Supu Ipong Niaga S.Sn, M.Sn ABSTRAK Fatmah Supu. Nim Analisis Latar Naskah Barabah Karya Motinggo Busye: Artikel Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo di bawah bimbingan Bapak Ipong Niaga, S.Sn, M.Sn. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan latar naskah Barabah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Objek dalam penelitian ini adalah naskah drama Barabah karya Motinggo Busye. Data primer dalam penulisan skripsi ini berasal dari naskah tertulis drama Barabah karya Motinggo Busye dan Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan riwayat hidup pengarang. Penulisan skripsi ini menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut: Literatur dan dokumentasi. Sedangkan tehnik analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa latar pada naskah drama Barabah karya Motinggo Busye berdasarkan analisis unsur intrinsiknya menghasilkan kesimpulan bahwa latar pada naskah Barabah tersebut terbagi menjadi tiga yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Kata Kunci: Analisis, Latar, Naskah Barabah 1

2 I Karya sastra pada umumnya menceritakan kenyataan hidup dalam bentuk artistik sehingga kehadirannya mempunyai arti tersendiri bagi pembaca. Drama merupakan karya sastra yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. yang pada umumnya menceritakan tentang kenyataan hidup. Drama biasanya membahas tentang masalah kehidupan manusia yang tidak terlepas dari aspek-aspek sosial masyarakat dalam hubungan manusia dengan manusia lainnya. Menurut Harymawan 1988: 1 Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya. Drama berarti perbuatan, tindakan. Drama, merupakan suatu genre sastra yang mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre sastra yang lain. Kekhususan drama yakni drama ditulis oleh pengarangnya tidak hanya berhenti pada peristiwa untuk dinikmati secara imajinatif oleh pembaca, tetapi juga harus dilanjutkan pada sebuah pementasan secara visual di atas panggung pertunjukan. Kekhususan drama inilah yang menjadikan drama sebagai genre sastra yang mengarah pada seni pertunjukan dibanding genre sastra yang lain. Seperti halnya puisi dan prosa, drama sebagai karya sastra perlu diapresiasi lewat pembacaan terhadap naskahnya. Kajian tentang latar termasuk dalam analisis unsur intrinsik sebuah karya sastra. Latar harus mampu membentuk tema dan plot tertentu yang dalam dimensinya terkait dengan tempat, waktu, daerah dan orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup dan cara berpikir (Fananie, 2000: 98). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana latar naskah Barabah karya Motinggo Busye. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan latar naskah Barabah dengan manfaat penulisan bagi Mahasiswa sangat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa sendratasik sebagai stimulus untuk mengkaji naskah drama asli Indonesia dan bagi peneliti, Penelitian ini pun dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peneliti sendiri. Penelitian 2

3 ini dapat menambah wawasan dan pengetahun peneliti mengenai pementasan drama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis yakni untuk menganalisis naskah drama Barabah dan mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan latar naskah Barabah, seperti yang telah di definisikan oleh Ratna, K. Nyoman (2004: 53) Metode penelitian deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Objek dalam penelitian ini adalah naskah drama Barabah karya Motinggo Busye. Data dan sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari naskah tertulis drama Barabah karya Motinggo Busye. Data sekunder di peroleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan riwayat hidup pengarang, karya Motinggo Busye yang lain. Tehnik pengumpulan data dalam penulisan ini melalui dua cara yaitu literatur dan dokumentasi. Proses analisis data di lakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,penciptaan karya ini memerlukan data-data pendukung. Terutama yang dijadikan sebagai sumber acuan berkarya, yakni tentang unsur-unsur intrinsik karya sastra (drama), naskah Barabah, dan riwayat hidup Motinggo Busye. II Sinopsis Naskah Barabah Salah satu naskah drama Indonesia adalah naskah drama Barabah. Naskah drama ini merupakan naskah karya Motinggo Busye. Motinggo Busye bernama asli Bustami Djalid lahir di Kupangkota, Bandar Lampung, 21 November 1937 dan meninggal di Jakarta, 18 Juni 1999 pada umur 61 tahun. Karya dramanya, Malam Jahanam (1958), mendapat Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama Bagian Kesenian Departemen P & K tahun 1958 dan cerpennya, 3

4 "Nasehat buat Anakku", mendapat hadiah majalah Sastra tahun Karyakaryanya banyak diterjemahkan ke bahasa asing, antara lain Bahasa Ceko, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Korea, Jepang, dan Mandarin. Sebagai penyair, karyakaryanya masuk dalam antologi penyair Asia (1986) dan antologi penyair dunia (1990). Sepanjang hidupnya Motinggo telah menulis lebih dari 200 karya yang sampai saat ini masih tersimpan di Perpustakaan Kongres di Washington, DC.. Di taman kota Seoul, Korea Selatan, namanya terpahat diantara penyair dunia ( Naskah Barabah hanya terdiri dari satu babak. Meski hanya satu babak, naskah ini mampu memunculkan sebuah peristiwa yang cukup menarik, yaitu menceritakan tentang dialog tokoh Banio dan Barabah yang menggelikan sekaligus mengharukan. Naskah drama Barabah menceritakan kehidupan seorang lelaki tua bernama Banio yang sudah sebelas kali mengalami pernikahan sekaligus perceraian. Ketika menikah lagi untuk yang kedua belas kali dengan seorang gadis bernama Barabah, Banio merasa istrinya tersebut merupakan istri yang terbaik dan terakhirnya. Dalam dialog-dialog yang diucapkan Banio kepada Barabah, perceraian dengan istri-istrinya sebelumnya disebabkan karena Banio merasa tidak nyaman dengan perilaku-perilaku mereka yang mengecewakannya. Berbagai masalah terjadi dan telah dialami oleh Banio dalam rumah tangganya yang dibentuknya sebelas kali. Latar dalam Naskah Barabah Latar dalam naskah drama menggambarkan lokasi dimana dan kapan berlangsungnya sebuah cerita. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok. Tiga unsur pokok itu meliputi; 1) latar tempat, 2) latar waktu, 3) latar sosial (Nurgiyantoro, 2010: 227). Latar dalam naskah drama Barabah dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Latar Tempat Latar tempat menjelaskan di mana peristiwa terjadi yang tersirat dari berbagai unsur, seperti tata bahasa, dialek khas, dan ujaran-ujaran yang digunakan 4

5 di dalam dialog. Pada naskah drama Barabah, peristiwa yang digambarkan berlangsung di dalam rumah Banio. Hal ini dibuktikan dalam dialog nomor : 119 ZAITUN (gugup) Tentulah...tentulah saya. Ma af, saya ingin bertanya dulu. Apa betul ini rumah pak Banio? Sebenarnya saya tadi sudah menanyakan pada orangorang di seberang jalan, Cuma saya takut salah. 120 BARABAH Iya betul, ini rumah pak Banio 121 ZAITUN Bolehkah saya bertemu dengan pak Banio? Saya Zaitun. (Barabah Terdiam) 2. Latar Waktu Latar waktu mengarahkan imajinasi pembaca tentang kapan peristiwa berlangsung di atas panggung. Latar waktu dapat diwujudkan dalam tata cahaya, Di dalam teks drama, latar dapat dianalisis dari isi dialog. Peristiwa dalam naskah drama Barabah terjadi pada sore hari antara pukul hingga BARABAH Beliau sekarang ada di ladang 123 ZAITUN Sedang apa beliau disana? 124 BARABAH (kesal) Beliau di ladang sedang mencabuti alang-alang...! 125 ZAITUN Oh...rajinnya, ternyata meskipun sudah tua, beliau masih kuat Dialog Barabah dan Zaitun mengungkapkan bahwa Banio sedang berada di ladang dan mencabut alang-alang yang tumbuh di ladang ini menandakan bahwa hari masih siang. Jika malam hari alang-alang tidak akan terlihat jelas dan Banio tidak akan pergi ke ladang 5

6 3. Latar Sosial Latar sosial, menyangkut status sosial seorang tokoh, penggambaran keadaan masyarakat, kebiasaan hidup, pandangan hidup, adat istiadat dan cara berfikir dan bersikap, termasuk status sosial tokoh yang bersangkutan. Drama Barabah menggambarkan keadaan kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia di era awal pemerintahan presiden Soekarno. Keadaan ekonomi dan politik pemerintahan belum benar-benar stabil. Selain itu kejadian pada naskah Barabah berlangsung di tahun 1960an. Selain hal-hal di atas pengaruh adat tradisional masih kental pada tokoh Barabah. Hal ini tercermin pada perilaku dan dialog para tokohnya. a. Barabah Salah satu dialog tokoh Barabah yang menggambarkan latar sosial naskah Barabah adalah: 232 BARABAH Bung, kita ini orang timur. Saya bisa menghormati tamu-tamu saya. Tapi suami saya memesankan, janganlah menerima tamu lelaki ketika suami tidak ada di rumah. Saudara sepupu saya yang lelaki saja terpaksa saya suruh berkeliling dulu sebelum suami saya datang. 233 ADIBUL Tapi saya datang dengan maksud baik. Saya bukan lelaki sembarangan. 234 BARABAH Saya juga bukan perempuan sembarangan! Suami saya sekarang tidak ada di rumah. Ia pergi ke stasiun Dari dialog di atas, diketahui bahwa Barabah masih memegang prinsip kehormatan dan kesetiaan seorang perempuan. Jika ia berada pada posisi sendiri di dalam rumah, dengan suaminya yang sedang pergi, sangatlah tidak pantas jika ia menerima tamu lelaki. b. Banio Dialog Banio yang menggambarkan latar sosial naskah Barabah adalah: 300 BANIO Orang-orang itu benci melihat aku membagi tanah, mematuhi undangundang landriform pemerintah. Mereka bilang aku cari muka! Coba 6

7 kaupikir, buat apa cari muka, kalau aku mau aku bisa menjadi pegawai pemerintah kalau mau. Tapi bukan itu yang kuinginkan. Lagipula aku sadar, pada akhirnya aku hanya butuh dua meter persegi saja. 301 ADIBUL Tapi bapak awet muda. Dua puluh tahun lagi, pasti masih kuat! 302 BANIO Kuat apa? 303 ADIBUL Kuat untuk hidup 304 BANIO Hidupku baru saja mulai. Ini memang hidupku. Aku bangga dengan sisa hidupku ini. Dialog di atas menggambarkan perilaku Banio yang mendukung adanya undang-undang landriform dan pro terhadap pemerintah. Sesuai dengan arsip sejarah, undang-undang agraria tersebut sedang marak-maraknya dibicarakan di tahun 1960 dan mempengaruhi kehidupan sosial politik masyarakat. Diketahui bahwa pada saat itu sebagian besar masyarakat tidak setuju adanya undangundang landreform terutama kaum tuan tanah dan bangsawan yang memiliki tanah berhektar-hektar ( landreform-by.html). c. Zaitun Dialog Zaitun yang menunjukkan latar sosial naskah Barabah adalah: 102 BARABAH Masuklah... (heran dengan kelakuan Zaitun) Ada apa? 103 ZAITUN Saya melihat cicak 104 BARABAH Cicak atau tikus? 105 ZAITUN (Melangkah Masuk) Cicak. Sepasang cicak yang saling memburu. Ibu saya menafsirkan itu 7

8 adalah pertanda jodoh 106 BARABAH Jodoh? 107 ZAITUN Ya, jodoh. Ibu saya ahli sekali dalam hal bertenung kartu 108 BARABAH Silakan duduk 109 ZAITUN (Duduk) Dialog di atas menggambarkan tokoh Zaitun yang dibesarkan di lingkungan masyarakat tradisional yang masih mempercayai hal-hal berbau klenik dan takhayul. Sikap Zaitun yang melihat cicak dan mengkaitkannya dengan tanda perkawinan yang bahagia menunjukkan perilaku masyarakat yang ingin lari dari realita saat itu, dimana keadaan ekonomi dan politik tidak menentu yang dimanifestasikan pada kepercayaan pada hal-hal gaib dan di luar akal sehat. d. Adibul Dialog tokoh Adibul yang menggambarkan latar sosialnya adalah sebagai berikut: 320 ADIBUL Pekerjaan saya kusir, pak 321 BANIO Dari tadi aku mengujimu, kau tetap jujur. Kusir? Kusir yang begini? (Memeragakan perilaku kusir lengkap dengan desahannya) Pantas kau bongkok. Tapi apa kau mencintai pekerjaanmu? 322 ADIBUL Cinta sekali Dialog Adibul di atas menggambarkan karakter yang jujur, rendah hati dan apa adanya. Hal ini menunjukkan profesinya sebagai kusir sado di pedesaan yang jauh dari kota. Pada saat itu, tingkat sosial kusir sado masih sederajat dengan pengemudi mobil atau kendaraan lain pada umumnya, karena sado masih dibutuhkan masyarakat sebagai sarana transportasi baik di kota maupun di desa. 8

9 III Kesimpulan Pembahasan latar naskah drama Barabah karya Motinggo Busye berdasarkan hasil analisis menghasilkan kesimpulan bahwa latar dalam naskah Barabah tersebut terbagi menjadi tiga yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. 1. Pada latar tempat, peristiwa yang digambarkan berlangsung di dalam rumah Banio dan Barabah di sebuah kampung kecil di pinggir kota, di sekitar daerah Bukittinggi. 2. Pada latar waktu, peristiwa dalam naskah drama Barabah terjadi pada suatu siang hari hingga sore hari antara pukul hingga Latar sosial drama Barabah menggambarkan keadaan pedesaan di Indonesia pada awal pemerintahan presiden Soekarno. Keadaan ekonomi dan politik pemerintahan belum benar-benar stabil. Saran Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan unsur-unsur yang membangun yang berhubungan dengan penggarapan naskah drama agar dapat dipahami. Para peneliti diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian lanjutan. Selain itu, untuk menumbuhkan rasa ketertarikan pembaca. 9

10 DAFTAR PUSTAKA TERTULIS Fananie, Zaenuddin Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Harymawan Dramaturgi. Bandung: Rosdakarya Nurgiantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. INTERNET

11 11