HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Shinta Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Umum Wilayah DKI Jakarta Secara geografi Jakarta terletak pada posisi koordinat LS dan BT yang terbagi kedalam 5 wilayah kota dan 1 kabupaten Kepulauan Seribu yaitu kota Jakarta Pusat (8 Kecamatan), Jakarta Barat (8 Kecamatan), Jakarta Utara (6 Kecamatan), Jakarta Timur (10 Kecamatan) dan Jakarta Selatan (10 Kecamatan). Gambar 5 menunjukan Topografi keseluruhan Jakarta relatif datar tanpa ada pegunungan dengan 1 sungai mengalir dari daerah penopang Jakarta dan bermuara di laut Jawa yang bersinggungan langsung dengan pantai Jakarta utara. Luas wilayah Jakarta sekitar 661,5 km² dengan rata-rata ketinggian 8 m dpl (diatas permukaan laut). Kondisi karakteristik wilayah seperti ini memungkinkan adanya bencana-bencana yang berkaitan aliran air (bencana banjir) akibat dari curah hujan wilayah Jakarta sendiri dan kiriman dari luar daerah Jakarta. Gambar 4. Peta Topografi DKI Jakarta Dengan status kota Jakarta sebagai ibu kota Negara dan kota metropolitan yang bergelimang fasilitas serta lapangan kerja, menjadikan kota ini sebagai tujuan utama para pencari kerja dari luar daerah sehingga tingkat kepadatan kota
2 17 Jakarta sangat tinggi. Selain kepadatan penduduk, tingginya volume kendaraan juga menyebabkan kualitas udara Jakarta kurang baik. Hal ini sebagai dampak pencemaran dari gas buang kendaraan. Bila dilihat dari sisi klimatologis, suhu kota Jakarta secara teoritik merupakan suhu optimum untuk perkembangan nyamuk aedes aegypti ditambah penunjang genangan curah hujan sebagai tempat perkembangbiakannya, sehingga diyakini kalau Jakarta mempunyai kerentanan pada sektor kesehatan sebagai dampak dari perubahan iklim. Jml Kasus DBD (Org),000 1,800 1,600 1,400 1,00 1, CEMPAKA PUTIH GAMBIR JOHAR BARU KEMAYORAN MENTENG SAWAH BESAR SENEN RATA-RATA TAHUNAN KASUS DBD TINGKAT KECAMATAN PROPINSI DKI JAKARTA TANAHABANG CILINCING KELAPA GADING KOJA PADEMANGAN PENJARINGAN TANJUNGPRIOK CENGKARENG GROGOLPETAMBURAN KALIDERES KEBONJERUK KEMBANGAN PALMERAH TAMANSARI TAMBORA CILANDAK JAGAKARSA KEBAYORAN BARU KEBAYORAN LAMA MAMPANGPRAPATAN PANCORAN PASARMINGGU PESANGGRAHAN SETIA BUDI TEBET CAKUNG CIPAYUNG CIRACAS DUREN SAWIT JATINEGARA KRAMATJATI MAKASAR MATRAMAN PASARREBO PULOGADUNG Gambar 5. Rata-rata Tahunan Kasus DBD DKI Jakarta Deskrptif Kasus DBD Hasil analisis deskriptif data kasus DBD tingkat kecamatan di Provinsi DKI Jakarta, tampak pada Gambar 5 bahwa rata-rata tahunan tertinggi terdapat pada kecamatan Duren Sawit (1.785 kasus) dan terendah di kecamatan Tanah Abang (51 kasus). Secara keseluruhan setiap kecamatan mempunyai tingkatan kasus DBD yang berbeda namum demikian bila ditinjau secara spatial setiap posisi atau jarak antara wilayah saling mempengaruhi. Hal ini ditunjukan juga pada Gambar 6 sebaran kasus DBD yang telah diklasifikasikan, dimana pola sebaran tampak dipengaruhi oleh kedekatan wilayah.
3 18 Gambar 6. Peta Sebaran Kasus DBD di Provinsi DKI Jakarta Hampir sepanjang tahun di DKI Jakarta selalu terjadi kasus DBD. Hal ini tampak jelas pada Gambar 7 yang menggambarkan kasus DBD berdasarkan waktu dan menunjukan pola sinusoidal seperti halnya pola curah hujan. Puncak kasus DBD terjadi pada bulan April untuk kemudian menurun sedikit satu bulan berikutnya dan terus menurun hingga Oktober sebagai titik minimum, bulan November naik kembali hingga puncaknya bulan April membentuk siklus tahunan DBD.
4 19 Jml Kasus DBD (Org) RATA-RATA BULANAN KASUS DBD PROPINSI DKI JAKARTA JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES Gambar 7. Rata-Rata Bulanan Kasus DBD Propinsi DKI Jakarta Kajian Iklim dan Sosial Kependudukan DKI Jakarta Curah Hujan Unsur iklim yang menjadi bahasan penelitian ini yaitu Curah Hujan dan Suhu, dimana dalam luasan wilayah provinsi DKI Jakarta (661,5 km², Sumber : Bapeda DKI Jakarta) dan terdiri dari 4 kecamatan hanya terdapat 5 Stasiun Meteorologi/Klimatologi/Geofisika serta 8 pos Hujan (Gambar 8). Kondisi ini tentu perlu kajian khusus untuk mendapatkan data seluruh wilayah DKI Jakarta mengingat unit penelitian penyusunan model kerentanan DBD yaitu level kecamatan. Curah hujan bulanan untuk wilayah Jakarta berkisar antara 50 mm sampai dengan 50 mm, puncak tertingginya terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus atau September. Bila dilihat pola tahunan curah hujan, maka bulanbulan pada awal tahun merupakan waktu dengan limpahan air yang banyak bahkan berlebih, sehingga apabila sudah terjadi kejenuhan tanah dalam menampung air akan terjadi genangan atau banjir. Bencana ini akan menimbulkan sanitasi lingkungan memburuk yang berdampak timbulnya bibit penyakit, selain itu banyaknya genangan air di berbagai lokasi akan menjadi tempat pertumbuhan nyamuk. Dari Gambar 9 tampak bahwa pola curah hujan menyerupai pola kasus
5 0 DBD dengan lag time bulan lebih awal, informasi ini cukup penting sebagai awal dalam mendeteksi timbulnya kasus DBD. Gambar 8. Peta Sebaran Stasiun BMKG dan Pos Hujan DKI Jakarta dan sekitarnya CURAH HUJAN RATA-RATA AREA BULANAN PROVINSI DKI JAKARTA Curah Hujan (mm) JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES Gambar 9. Curah Hujan Rata-Rata DKI Jakarta
6 1 Secara spasial curah hujan diwilayah DKI Jakarta pada saat terjadinya puncak kasus DBD berkisar antara 100 mm sampai dengan 00 mm, lebih spesifik lagi hampir 75% wilayahnya berada pada kisaran curah hujan mm, sedangkan 5% berkisar pada mm seperti tampak pada Gambar 10. Gambar 10. Peta Curah Hujan Rata-rata pada saat puncak DBD Pada kondisi sebagai besar wilayahnya mempunyai curah hujan yang masih cukup hingga tinggi, kemungkinan besar aktifitas manusia sebagian besar berada didalam ruangan dan relatif tidak banyak bergerak, hal ini berpeluang sangat besar akan terkena gigitan nyamuk aedes aegypti vektor penyabab penyakit DBD yang sebagian besar sudah tumbuh menjadi nyamuk dewasa setelah mendapatkan banyak tempat berkembang pada genangan-genangan air bulan sebelumnya.
7 Selain gambaran diatas, rentannya manusia terkena penyakit adalah akibat dari internal daya tahan tubuh yang lemah. Hal ini bisa dipahami bahwa pengaruh eksternal pada saat kondisi cuaca sering turun hujan cukup dominan, tetapi aktifitas olah raga menurun, sedangkan di sisi lain kondisi tubuh dituntut untuk beradaptasi menyesuaikan ketahanannya. Bila kondisi ketahanan tubuh baik maka tingkat kerentanan seseorang akan terkena penyakit menjadi rendah, sebaliknya bila ketahanan tubuh pengaruh lemah maka resiko kerentanan seseoarang akan terkena penyakit menjadi tinggi. Sehingga dari uraian diatas jelas bahwa pengaruh tidak langsung faktor iklim mempunyai peranan penting dalam menentukan kerentanan sektor kesehatan Temperatur/ Suhu Udara Suhu udara untuk wilayah Jakarta berkisar antara 0 0 C C, dengan suhu tertinggi terjadi pada bulan Agustus dan terendah terjadi pada bulan Januari. Bila dilihat secara spasial seperti pada Gambar 11, suhu untuk wilayah Jakarta bagian utara lebih panas dibanding bagian selatan, namun secara keseluruhan kisaran suhu di Jakarta sepanjang tahun memungkinkan untuk pertumbuhan nyamuk aedes aegypti. Dari gambaran suhu udara sepanjang tahun, terkait dengan puncak kasus DBD di DKI Jakarta rata-rata terjadi pada bulan April, maka dapat dijelaskan bahwa pada bulan puncak kasus DBD suhu yang terjadi berkisar antara 7 0 C C. Menurut teori kisaran suhu seperti tersebut merupakan kondisi optimum bagi pertumbuhan nyamuk aedes aegypti yang bulan-bulan sebelumnya telah bertelur dalam genangan air pada tempat-tempat terbuka.
8 Gambar 11. Peta Temperatur Jakarta Sosial Kependudukan Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia mempunyai kepadatan penduduk cukup tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, kepadatan penduduk wilayah Jakarta untuk masing-masing wilayah kota tingkat.ii ditampilkan pada Tabel 1. Dari kelima wilayah kota tingkat.ii, jumlah penduduk terbesar berada di Kota Jakarta Timur orang sedangkan terendah berada di Kota Jakarta Pusat , namum bila ditinjau dari tingkat kepadatannya maka Kota Jakarta Pusat yang terpadat yaitu kepadatan/km.
9 4 Tabel.1 Jumlah Kepadatan Penduduk per Wilayah Kota Administrasi Bulan : Januari 011 Wilayah WNI WNA Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Total Luas (Km ) Kepadatan / Km Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Timur , , , , , Sebaran penduduk berdasarkan wilayah administrasi Kecamatan Jakarta sangat variatif, dari 4 kecamatan yang berada di Jakarta Daratan, Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat adalah Tambora dan terendah Sawah Besar. Selain kecamatan tersebut masih terdapat 9 kecamatan yang tergolong padat dengan jumlah penduduk berkisar antara orang (Gambar 1), kesembilan kecamatan tersebut adalah Tanjungpriok, Koja, Cakung, Durensawit, Makasar, Cipayung, Tebet, Jatinegara, dan Kramatjati. Bila ditinjau dari kepadatannya maka 10 Kecamatan tersebut mempunyai tingkat kerentanan kesehatan yang lebih dibanding kecamatan lainnya sebagai dampak dari perubahan iklim.
10 5 PETA KLASIFIKASI JUMLAH PENDUDUK DAN RATA-RATA KASUS DBD/BULAN Gambar 1. Peta Klasifikasi Jumlah Penduduk & Tingkat DBD di Jakarta PETA KLASIFIKASI SARANA KESEHATAN DAN RATA-RATA KASUS DBD/BULAN Gambar 1. Peta Klasifikasi Sarana Kesehatan & Tingkat DBD di Jakarta
11 6 PETA KLASIFIKASI SARANA PENDIDIKAN DAN RATA-RATA KASUS DBD/BULAN Gambar 14. Peta Klasifikasi Sarana Pendidikan & Tingkat DBD di Jakarta Analisis Asosiasi Peubah Penyusun Kerentanan DBD Sebagai Dampak Perubahan Iklim Analisis asosiasi dalam hal ini korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara peubah penyusun kerentanan (iklim dan sosial kependudukan) dengan tingkat kasus DBD. Secara lengkap hasil analisis asosiasi masing-masing peubah (Iklim dan Sosial Kependudukan) terhadap DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. Korelasi Peubah Penyusun Kerentanan DBD dengan Tingkat DBD No Peubah Kerentanan Nilai korelasi dengan DBD 1 Jumlah Penduduk 0.49 Skor Jumlah Sarana Kesehatan 0.7 Skor Jumlah Sarana Pendidikan Bobot Temperatur Bobot Curah Hujan 0.10
12 7 Berdasarkan nilai korelasi antara peubah kerentanan dengan kasus DBD, tampak pada tabel bahwa untuk peubah sosial kependudukan (jumlah penduduk, skor sarana kesehatan dan skor sarana pendidikan) mempunyai hubungan yang dekat dengan kasus DBD. Kedekatan ini dipahami karena peubah sosial kependudukan bersinggungan langsung dengan kasus DBD, berbeda dengan peubah iklim yang tidak secara langsung berdampak pada kasus DBD. Seperti dijelaskan sebelumnya pola iklim mempunyai lag waktu yang berbeda untuk berdampak pada kasus DBD, dari gambar 7 dan 9 terlihat pola iklim (curah hujan) mempunyai beda waktu antara 1- bulan. Pemodelan Kerentanan DBD Model kerentanan yang dimaksud pada penelitian ini yaitu kerentanan berdasarkan kasus DBD yang disetarakan dengan peubah kerentanan pada fungsi kerentanan dari IPCC. Penyusunan model kerentanan DBD didasari oleh tujuan sebagai peringatan peningkatan kewaspadaan masayarakat dalam mengantisifasi kejadian yang akan terjadi. Hal ini menjadi kunci dalam penetapan peubah-peubah penyusun model kerentanan berkaitan dengan waktu kejadian tertinggi kasus DBD. Dari hasil analisis deskriptif kejadian tertinggi kasus DBD yaitu pada bulan April, sehingga peubah-peubah lainnya yang berkaitan dengan waktu disesuaikan/ dengan hal tersebut. Untuk pemodelan kerentanan, terdapat beberapa kandidat peubah bebas yang berpengaruh terhadap kerentanan DBD sebagai dampak perubahan iklim, peubah-peubah tersebut merupakan hasil adopsi dari fungsi kerentanan yaitu paparan, sensitifitas dan kapasitas adaptasi seperti yang telah diuraikan pada Bab III Data dan Metode. Dengan adanya beberapa kandidat peubah dalam penyusunan model, maka tentu dihasilkan beberapa model yang memungkinkan, sehingga perlu dilakukan pengujian dari beberapa model tersebut untuk kemudian dipilih model terbaik sesuai dengan kriteria ukuran kebaikan model. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian secara individu masing-masing koefisien dan konstanta pada setiap model serta uji secara keseluruhan dari model yang ada.
13 8 Adapun kategori indek kerentanan terdapat 5(lima) kelas, yaitu : - Sangat Rendah (1) - Tinggi (4) - Rendah () - Sangat Tinggi (5) - Menengah () Berikut adalah beberapa model yang disusun oleh peubah-peubah berbeda untuk kemudian dipilih model terbaik : Tabel. Koefisien Model dan uji individu terhadap koefisien-konstanta No Model Nama Peubah Koefisien P-Value Odds Konstanta(1) Konstanta() Konstanta() I Konstanta(4) X 1 = Jumlah Penduduk X = Jumlah Fasilitas kesehatan X = Bobot Fasilitas Pendidikan Konstanta(1) Konstanta() Konstanta() Konstanta(4) II X 1 = Jumlah Penduduk X = Jumlah Fasilitas Kesehatan X = Bobot Fasilitas Pendidikan X 4 = Bobot Curah Hujan X 5 = Bobot Temperatur
14 9 Pada tabel. tampak ada dua kandidat model, yaitu model yang pertama hanya melibatkan peubah prediktor sosial kependudukan dan model yang kedua melibatkan peubah prediktor sosial kependudukan dan iklim. Dari kedua model ini akan dianalisis guna mendapatkan informasi sejauh mana pengaruh perubahan iklim dalam menentukan tingkat kerentanan kesehatan (DBD) di DKI Jakarta, hal ini secara umum bisa dilihat dari perubahan koefisien regresi logistik pada kedua model yaitu model yang melibatkan unsur iklim dan model yang tidak melibatkan unsur iklim. Model I Untuk model indek kerentanan pertama (model I) yang disusun hanya oleh peubah sosial kependudukan akan diperoleh informasi masing-masing peubah prediktor terhadap respon tingkat DBD, peubah sosial kependudukan yang menyusun model I diantaranya yaitu: - X 1 (Jumlah Penduduk) - X - X (Jumlah Fasilitas Kesehatan) (Skor Fasilitas Pendidikan) Berdasarkan koefisien regresi logistik pada model I ini tampak pengaruh masingmasing peubah prediktor terhadap peubah respon (tingkat DBD), untuk X1 yaitu peubah jumlah penduduk nilai β = , X (Jumlah Fasilitas Kesehatan) nilai β = -0.44, X (Skor Fasilitas Pendidikan) nilai β = Semua nilai koefisien berbeda nyata dengan nol, artinya semua peubah dalam model berpengaruh nyata terhadap tingkat DBD. Di tinjau dari nilai odds dapat dijelaskan bahwa untuk jumlah penduduk dengan nilai odds 1 menandakan bahwa dengan asumsi peubah lain tidak berubah, maka peningkatan prosentase peubah jumlah penduduk akan menurunkan peluang kerentanan suatu kecamatan sebesar 1 kali dari peluang yang ada sebelumnya. Untuk peubah jumlah fasilitas kesehatan nilai oddsnya 0.71, artinya dengan asumsi peubah lain tidak berubah, maka peningkatan prosentase peubah jumlah fasilitas kesehatan akan menurunkan peluang kerentanan suatu kecamatan sebesar 0.71 kali dari peluang yang ada
15 0 sebelumnya. Begitupun juga untuk peubah skor fasilitas pendidikan yang mempunyai nilai odds 0.17, artinya dengan asumsi peubah lain tidak berubah, maka peningkatan prosentase skor fasilitas pendidikan akan menurunkan peluang kerentanan suatu kecamatan sebesar 0.17 kali dari peluang yang ada sebelumnya. Dari uraian diatas jelas bahwa faktor fasilitas kesehatan sangat berperan penting terhadap tingkat kerentanan DBD, bila di analisis lebih lanjut dengan adanya fasilitas kesehatan yang cukup, secara tidak langsung tingkat pembelajaran dan pemahaman masyarakat sekitar terhadap kerentanan DBD menjadi lebih kuat. Tabel. 4 Uji Individu Parameter Model I No Model Nama Peubah Z P-Value I Konstanta(1) Konstanta() Konstanta() Konstanta(4) X 1 = Jumlah Penduduk X = Jumlah Fasilitas kesehatan X = Bobot Fasilitas Pendidikan Hipotesis untuk pengujian parameter secara individu adalah H0 : β = 0 H1 : β 0 Kriteria Uji dengan menggunakan pendekatan X df=1 adalah X 0 =. 84, dari hasil hitung nilai Z yang bersesuain dengan x α, 1, maka hanya ada satu yang menerima H0 yaitu α 1 (0.84 <.84) yang berarti bahwa konstanta tersebut tidak berbeda secara nyata dengan nilai 0(nol) atau dengan kata lain tidak berpengaruh. Untuk nilai uji parameter lainnya semua menolak H0 yang berarti bahwa semua parameter tersebut berpengaruh secara nyata terhadap pendugaan tingkat kerentanan DBD.Pengujian parameter ini juga dimaksudkan untuk menyeleksi model terbaik diantara dua model yang ada pada tabel..05,1
16 1 Model II Peubah prediktor pada model indek kerentanan yang kedua ini (model II) adalah peubah sosial kependudukan dan unsur iklim saat ini. Prediktor untuk model II antara lain : - X 1 (Jumlah Penduduk) - X - X - X - X 4 5 (Skor FasilitasKesehatan) (Skor Fasilitas Pendidikan) (Bobot Curah Hujan) (Bobot Temperatur) Berbeda dengan model yang pertama, pada model yang kedua ini sudah ditambahkan unsur iklim yang pada saat ini telah mngalami perubahan, seperti halnya pada model I akan dilakukan analisis pengaruh masing-masing peubah prediktor terhadap respon tingkat DBD. Untuk X1 yaitu peubah jumlah penduduk nilai β = , X (Skor Fasilitas Kesehatan) nilai β = , X (Skor Fasilitas Pendidikan) nilai β = , X 4 (Bobot Curah Hujan) nilai β = -.079, X 5 (Bobot Temperatur) nilai β = Semua koefisien dari model II berbeda nyata dengan nol, artinya semua peubah berpengaruh terhadap kerentanan DBD. Semakin besar nilai koefisien menandakan semakin besar pengaruh suatu peubah terhadap responnya. Tanda negatif pada koefisien berarti bahwa setiap kenaikan nilai pada peubah akan mengurangi peluang kerentanannya. Bila dilihat dari masing-masing odds dapat dijelaskan bahwa untuk peubah bobot curah hujan rasio oddsnya 0.1, artinya dengan asumsi peubah lain tidak berubah, maka peningkatan prosentase bobot curah hujan akan menurunkan peluang kerentanan suatu kecamatan sebesar 0.1 kali dari peluang yang ada. Demikian juga untuk peubah bobot temperatur, dengan nilai odds 0.15, artinya dengan asumsi peubah lain tidak berubah, maka peningkatan prosentase bobot temperatur akan menurunkan peluang kerentanan suatu kecamatan sebesar 0.15 kali dari peluang yang ada. Interpretasi ini berlaku untuk kisaran temperatur dimana nyamuk aedes aegypti mampu bertahan hidup (<. O C). Bila dilihat perubahan koefisien model I pada model II, masuknya peubah iklim secara signifikan bisa mempengaruhi besarnya pengaruh peubah sosial pendidikan terhadap tingkat kerentanan DBD. Dengan masuknya peubah iklim
17 pada model, tingkat kapasitas dalam beradaptasi yang diwakili oleh peubah sosial pendidikan harus lebih ditingkatkan, fasilitas kesehatan harus lebih siap, hal ini guna mengurangi tingkat kerentanan DBD yang ada pada saat ini. Tabel. 5 Uji Individu Parameter Model II No Model Nama Peubah Z P-Value II Konstanta(1) Konstanta() Konstanta() Konstanta(4) X 1 = Jumlah Penduduk X = Jumlah Fasilitas Kesehatan X = Bobot Fasilitas Pendidikan X 4 = Bobot Curah Hujan X 5 = Bobot Temperatur Hipotesis untuk pengujian parameter secara individu adalah H 0 H 1 : β = 0 : β 0 X.05,1. 84 Kriteria Uji dengan menggunakan pendekatan X 0 = df=1 adalah, dari hasil hitung nilai Z yang bersesuaian dengan x α,1, maka semua hasil uji parameter secara individu berada pada kriteria untuk menolak H 0 (Z hitung >.84) yang berarti bahwa semua parameter tersebut berpengaruh terhadap tingkat kerentanan DBD. Uji Kesesuaian Model Pengujian keseluruhan kebaikan model dilakukan dengan menggunakan uji Khi-kuadrat pearson, dan untuk pemilihan model terbaik dilihat dari nilai-nilai ukuran kebaikan model dalam melakukan pendugaan terhadap tingkat kerentanan DBD diantaranya yaitu nilai AIC (Akaike Information Criteria), BIC (Bayesian Information Criteria), konkordan, diskordan dan Ties.
18 Tabel.6 Uji kesesuaian dan Pemilihan Model Terbaik Uji Kesuaian Model Pemilihan Model Terbaik Model Khi Kuadrat Df Nilai P Konkordan Diskordan Ties Pearson Model I Model II Hipotesis Uji Kesesuian Model H β1 = β =... = β k = 0 0 : (Model tidak mempunyai kecocokan/ berpengaruh dalam melakukan pendugaan respon tingkat kerentanan DBD) H β 0 1 : Min ada satu (Model mempunyai kecocokan/ berpengaruh dalam melakukan pendugaan respon tingkat kerentanan DBD) Hasil uji keseuaian model pada α=95%, baik model I maupun model II berdasarkan nilai P (P-Value) maka Ho ditolak, yang berarti bahwa model I dan model II mempunyai kecocokan/ berpengaruh dalam melakukan pendugaan respon tingkat kerentanan DBD. Untuk pemilihan model terbaik, berdasarkan nilai konkordan yaitu nilai yang menjadi ukuran prosentase sejauh mana model benar dalam menduga tingkat kerentanan DBD, nilai konkordan untuk model II sebesar 80% lebih baik daripada model I(77%), selain itu berdasarkan uji individu pada model I ada satu konstanta regresi yang tidak signifikan, maka dengan bukti-bukti tersebut Model II lebih baik dari model I. Bentuk model persamaan Model II yaitu : π ( X ) = P( Y 1 exp = 1+ exp 1 X ) ( X X 1.575X.079X X 5 ) ( X X 1.575X.079X 1.899X ) 1 4 5
19 4 π ( X ) = P( Y exp = 1+ exp π ( X ) = P( Y exp = 1+ exp π ( X ) = P( Y 4 exp = 1+ exp X ) π ( X ) 1 ( X X 1.575X.079X X 5 ) ( X X 1.575X.079X 1.899X ) X ) π ( X ) 1 ( X X 1.575X.079X X 5 ) ( X X 1.575X.079X 1.899X ) 4 X ) π ( X ) 1 ( X X 1.575X.079X X 5 ) ( X X 1.575X.079X 1.899X ) π ( X ) 1 π ( X ) π ( X ) π 5( X ) = 1 π 4( X ) Persamaan regresi logistik ini digunakan untuk mengehitung kerentanan DBD setiap kategori pada masing-masing kecamatan. Penentuan suatu wilayah masuk ke dalam tingkat kategori kerentanan tertentu, berdasarkan nilai peluang terbesar dari lima peluang yang ada. Evaluasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan analisis tabel tabulasi silang sebagai berikut : Tebel 7. Tabulasi Silang untuk Evaluasi Model Klasifikasi nilai sebenarnya Klasifikasi hasil perhitungan Model Hasil evaluasi model yang tampak pada tabel 1, menunjukan bahwa dari 4 nilai dugaan, sebanyak 0 nilai sesuai. Dari hasil ini jelas bahwa kemampuan model untuk menduga cukup baik dengan prosentase 48%.
20 5 Peta Potensi Kerentanan DBD Setelah model terbaik logistik kerentanan kesehatan (DBD) sebagai dampak dari perubahan iklim terbentuk, maka persamaan logistik kerentanan tersebut digunakan menghitung dan menghasilkan nilai kerentanan dari seluruh lokasi untuk kemudian ditampilkan dalam Peta Potensi Kerentanan seperti tampak pada Gambar 15. Bila dibandingkan dengan peta tingkat klasifikasi DBD, maka 48% nilainya sesuai. Gambar 15. Peta Potensi Kerentanan DBD DKI Jakarta
21 Tabel.8 TINGKAT KERENTANAN DBD SEBAGAI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI DKI JAKARTA Unit Wilayah Kerentanan Kecamatan Tingkat Kerentanan Sangat Rendah Rendah Menengah Tinggi Sangat Tinggi - Cempaka Putih Cengkareng Cakung Jatinegara Ciracas Cilandak Cengkareng Kramatjati Gambir Cipayung Cilincing Tambora Grogolpetamburan Ciracas Cipayung Jagakarsa Gambir Duren Sawit Jagakarsa Jatinegara Johar Baru Kalideres Kalideres Kelapa Gading Kebayoran Lama Kebayoran Baru Kosambi Kebonjeruk Kebayoran Lama Makasar Kelapa Gading Kebonjeruk Pademangan Kemayoran Kemayoran Palmerah Kembangan Koja Pancoran Kramatjati Kramatjati Pasarrebo Makasar Makasar Pondokgede Mampangprapatan Pasarminggu Sawah Besar Palmerah Pesanggrahan Senen Pancoran Pulogadung Tanahabang Pasarminggu Setia Budi Pasarrebo Tamansari Penjaringan Tanjungpriok Pesanggrahan Tebet Senen Tanahabang Tanjungpriok Tebet
PENGARUH KENAIKAN MUKA LAUT DAN GELOMBANG PASANG PADA BANJIR JAKARTA
PENGARUH KENAIKAN MUKA LAUT DAN GELOMBANG PASANG PADA BANJIR JAKARTA Rabu, 09 Juli 2008 Dr. Armi Susandi, MT. Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciGubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN KAS DI LINGKUNGAN KANTOR PERBENDAHARAAN DAN
Lebih terperinciPENCAPAIAN PROGRAM KB PROVINSI DKI JAKARTA
PENCAPAIAN PROGRAM KB PROVINSI DKI JAKARTA SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 216 Oleh : Bidang Teknologi Tepat Guna & Jaringan Informasi BPMPKB Provinsi DKI Jakarta CAKUPAN LAPORAN TEMPAT PELAYANAN KB BULAN
Lebih terperinciTabel : SP (T). JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KOTORAN MANUSIA Kotamadya : JAKARTA SELATAN Tahun : 2009
BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SP-3.6.1 (T). RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KOTORAN MANUSIA Kotamadya : JAKARTA SELATAN Tahun : 2009 KECAMATAN LUAS PENDUDUK RUMAH
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KERJA BHAKTI BAGI PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA 01
Lebih terperinciNo Kota_administrasi Kecamatan Kelurahan RW 1 Jakarta Pusat Sawah Besar Pasar Baru 0 2 Jakarta Pusat Tanah Abang Gelora 0 3 Jakarta Pusat Gambir
No Kota_administrasi Kecamatan Kelurahan RW 1 Jakarta Pusat Sawah Besar Pasar Baru 0 2 Jakarta Pusat Tanah Abang Gelora 0 3 Jakarta Pusat Gambir Kebon Kelapa 0 4 Jakarta Pusat Menteng Menteng 2 5 Jakarta
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (0) 7330 / Fax: 736 Website : http://wwwstaklimpondoketungnet Jln Raya Kodam Bintaro No Jakarta Selatan
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur pelaksana
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Sejarah Singkat Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan Daerah pada tanggal 11 September 1952. Dinas Pendapatan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3069/ 2003 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3069/ 2003 TENTANG KELURAHAN SASARAN PENEMPATAN KOMPUTER PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN AKTA CATATAN SIPIL DALAM WILAYAH PROPINSI
Lebih terperinciPETUNJUK PROGRAM CETAK uckpd SMP MTS 2010
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN SIMDIK DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA Gedung PPGTK Rawa Bunga Jakarta Timur PETUNJUK PROGRAM CETAK PETUNJUK PROGRAM CETAK uckpd SMP MTS 2010 0 PETUNJUK UJICOBA
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciCARUT MARUT DAFTAR PEMILIH PILKADA DKI 2012 KPUD TIDAK KREDIBEL & PROFESIONAL
CARUT MARUT DAFTAR PEMILIH PILKADA DKI 2012 KPUD TIDAK KREDIBEL & PROFESIONAL TEMUAN DPS BERMASALAH BUKTI ADANYA KESALAHAN SISTEMATIS DAN MASIF OLEH PENYELENGGARA PILKADA JAKARTA GAP yang BESAR antara
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Penggunaan Lahan 5.1.1. Penggunaan Lahan di DAS Seluruh DAS yang diamati menuju kota Jakarta menjadikan kota Jakarta sebagai hilir dari DAS. Tabel 9 berisi luas DAS yang menuju
Lebih terperinciREKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm
REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI 2014 NO 1 JAKARTA TIMUR 1 2 1 JATINEGARA 1 Bidara Cina 2 Kampung Melayu 3 Cipinang Muara 2 KRAMAT JATI 5 Cawang 4 Cipinang Besar Selatan TERDAMPAK KECAMATAN KELURAHAN
Lebih terperinciDAMPAK LEGISLASI PERUNGGASAN TERHADAP MATA PENCAHARIAN PETERNAK AYAM BURAS DAN ITIK DI JAKARTA
DAMPAK LEGISLASI PERUNGGASAN TERHADAP MATA PENCAHARIAN PETERNAK AYAM BURAS DAN ITIK DI JAKARTA Muhammad Iqbal, Adang Agustian, dan A. Rozany Nurmanaf Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciKONDISI CUACA TERKINI WIL. INDONESIA
BMKG PRESS CONFERENCE KONDISI CUACA TERKINI WIL. INDONESIA OLEH SOEPRIYO, S.Si, Dipl.AIT Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika - BMKG Jakarta, 16 Januari 2013 1 TATASAJI
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur
Lebih terperinciDATA SURAT KETERANGAN DOMISILI SEMENTARA TAHUN 2014
DATA SURAT KETERANGAN DOMISILI SEMENTARA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU UTR
Lebih terperinciDATA JUMLAH KEPALA KELUARGA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014
DATA JUMLAH KEPALA KELUARGA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN JUMLAH KK JUMLAH KK LAKI-LAKI PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU
Lebih terperinciDATA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014
DATA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN LUAS WILAYAH (KM2) KEPADATAN (JIWA/KM2) 2014 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU
Lebih terperinciNAMA WAJIB KTP WAJIB KTP TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN
TAHUN NAMA PROVINSI NAMA WAJIB KTP WAJIB KTP NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN 2013 PROVINSI DKI JAKARTA KAB.ADM.KEP.SERIBU KEP. SERIBU UTR P. PANGGANG 2094 2002 2013 PROVINSI
Lebih terperinciDATA PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA BERDASARKAN WAJIB KTP TAHUN 2014
DATA PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA BERDASARKAN WAJIB KTP TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN WAJIB KTP LAKI-LAKI WAJIB KTP PEREMPUAN 2014 PROVINSI DKI JAKARTA
Lebih terperinciRENCANA TATA RUANG DKI JAKARTA
RENCANA TATA RUANG DKI JAKARTA Bahan Penjelasan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pada Acara : Penerimaan Kunjungan Lapangan Panja RUU tentang Penataan Ruang DPR-RI ke Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciDATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TAHUN 2014
DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TAHUN 2014 TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KABUPATEN/KOTA NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN Islam Kristen Katholik Hindu Budha Khonghuchu Aliran Kepercayaan 2014 PROVINSI DKI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson
HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Poisson Hubungan antara jumlah penderita DBD dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Lt 4 Jl Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan Telp: Fax: BELUM MENGAJUKAN
BELUM MENGAJUKAN NO NAMA SATUAN PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAMATAN KOTA TELPON BERAKHIR 1 SDN Pulau Harapan 02 - Kepulauan Seribu Selatan Kepulauan Seribu / 2013-12-30 2 SDS Budi Mulia - Sawah Besar
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 20 1 2 3 4 5 6 1 P. PANGGANG 10 4.029 3.049 980 48 3 3.100 76,94 1.668 54,85 20 0,66 210 6,91 587 19,30 33 1,09
Lebih terperinciDATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 JUMLAH TERDAMPAK KETINGGIAN AIR
DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 1 JAKARTA BARAT 1 CENGKARENG 1 CENGKARENG BARAT 2 CENGKARENG TIMUR 3 DURI KOSAMBI 4 KAPUK 5 KEDAUNG KALI ANGKE 6 RAWA BUAYA
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA NO KELURAHAN TPS PASANGAN CALON 1 3 1 P. PANGGANG 10 4.051 2.861 1.190 27 1 2.889
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI AUTOCORRELATION BASED REGIOCLASSIFICATION (ACRC) DAN NON-ACRC UNTUK DATA SPASIAL CUT WINA CRISANA
ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI AUTOCORRELATION BASED REGIOCLASSIFICATION (ACRC) DAN NON-ACRC UNTUK DATA SPASIAL CUT WINA CRISANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBUKU XI KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA
BUKU XI KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA K O D E (Km) DKI JAKARTA.0. ADM. KEP. SERIBU - 0,.09 UU No. 9/00.0.0 Kepulauan Seribu Utara -.0.0.00 Pulau Panggang.0.0.00 Pulau Kelapa.0.0.00
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA
HASIL PEROLEHAN AN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA NO KELURAHAN TPS DLM DPT PASANGAN CALON 1 3 TIDAK 1 P. PANGGANG 10 4.051 2.861
Lebih terperinciPeran Tanah Terhadap Evaluasi Banjir ( Studi Kasus Banjir di DKI Jakarta ) Oleh : Bhian Rangga FKIP Geografi UNS
Peran Tanah Terhadap Evaluasi Banjir ( Studi Kasus Banjir di DKI Jakarta ) Oleh : Bhian Rangga FKIP Geografi UNS A. Pendahuluan Bencana banjir merupakan salah satu bencana yang melanda di setiap wilayah
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Lt 4 Jl Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan Telp: Fax: SUDAH MENGAJUKAN
SUDAH MENGAJUKAN NO NAMA SATUAN PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAMATAN KOTA TELPON WAKTU PENGAJUAN 1 SMK Negeri 38 Akomodasi Perhotelan Gambir Jakarta Pusat 0213441788/ 2013-03-20 12:59:53 2 SMK Negeri
Lebih terperinciPERBANDINGAN JUMLAH DPT, JUMLAH TPS PILPRES II TAHUN 2004 DAN PILKADA 2007 PROVINSI DKI JAKARTA
PERBANDINGAN, TAHUN DAN 1 PETOJO UTARA 14.391 12.074 17.918 51 27 2 PETOJO SELATAN 10.025 10.450 14.550 38 20 3 DURI PULO 17.914 15.530 19.631 68 32 4 CIDENG 13.191 11.540 15.738 50 25 5 GAMBIR 2.834 2.406
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinci1. Tempat Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian D. Identifikasi Variabel Penelitian E. Definisi Operasional Variabel...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAN LEMBAR PERSETUJUAN... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... viii SURAT PERNYATAAN... ix KATA PENGANTAR... x ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciKODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA
KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA K O D E (Km) DKI JAKARTA.0. ADM. KEP. SERIBU - 0,.0.0.0 Kepulauan Seribu Utara -.0.0.00 Pulau Panggang.0.0.00 Pulau Kelapa.0.0.00 Pulau Harapan.0.0
Lebih terperinciPEROLEHAN SUARA CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PUTARAN I TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA
B H I N EK G G AL I KA PEMILIHAN 6 7 8 1 PETOJO UTARA 898 2.965 2.970 3.468 275 10.576 2 PETOJO SELATAN 863 1.934 2.395 2.803 138 8.133 3 DURI PULO 1.286 4.306 3.482 5.179 346 14.599 4 CIDENG 724 3.727
Lebih terperinciN A M A / J U M L A H
BUKU XI PROVINSI DKI JAKARTA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/.
Lebih terperinciREKAPITULASI KINERJA HARIAN 22-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.
REKAPITULASI KINERJA HARIAN 22-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah 1837 397 92.54 2,0 1.581 2 Kota Administrasi Jakarta Timur 1521 309 98.44 2,0 1.335 3
Lebih terperinciREKAPITULASI KINERJA HARIAN 21-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.
REKAPITULASI KINERJA HARIAN 21-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah 2226 460 96.78 2,0 1.897 2 Kota Administrasi Jakarta Selatan 1474 300 98.26 2,0 1.298
Lebih terperinciDATA KELURAHAN DAN KOPERASI PENERIMA DANA BERGULIR PEMK TAHUN 2014
DATA KELURAHAN DAN KOPERASI PENERIMA DANA BERGULIR PEMK TAHUN 2014 No Nama Koperasi 1 KJK PEMK Cengkareng Barat Cengkareng Barat CENGKARENG JAKARTA BARAT 2 KJK PEMK Cengkareng Timur Cengkareng Timur CENGKARENG
Lebih terperinciPEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (DPR) TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA
1 PETOJO UTARA 7 12 146 7 767 24 21 72 1.929 38 20 12 534 88 414 1.901 337 1.201 756 709 57 13 3 6 9.074 2 PETOJO SELATAN 5 7 63 14 598 27 16 14 1.366 13 12 12 558 86 215 1.524 451 926 571 510 46 5-5 7.044
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN KELAPA GADING DAN PADEMANGAN DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA UTARA, KECAMATAN PALMERAH, KALIDERES DAN KEMBANGAN DI
Lebih terperinciLOW CARBON DEVELOPMENT POLICY DI DKI JAKARTA
CARBON FINANCE CAPACITY BUILDING WORKSHOP JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2011 LOW CARBON DEVELOPMENT POLICY DI DKI JAKARTA OLEH: SARWO HANDHAYANI KEPALA BAPPEDA PROV. DKI JAKARTA 1. KONDISI DKI JAKARTA LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NO.60 TAHUN 1990, TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH NO.60 TAHUN 1990, TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN KELAPA GADING DAN PADEMANGAN DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA UTARA, KECAMATAN PALMERAH, KALIDERES DAN KEMBANGAN DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA
Lebih terperinciPEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (DPRD) TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA
BHIN E KA TUNGGA L IKA PEMILIHAN UMUM 25 26 27 1 PETOJO UTARA 11 12 151 11 737 11 19 60 1.886 45 19 10 525 103 304 1.891 321 1.322 806 720 68 14 6 1 9.053 2 PETOJO SELATAN 8 5 65 11 569 9 15 21 1.327 16
Lebih terperinciPEROLEHAN SUARA CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PUTARAN II TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA
BH IN E K A TU NGG AL IKA PEMILIHAN 3 4 8 1 PETOJO UTARA 3.637 6.088 9.725 2 PETOJO SELATAN 2.469 5.122 7.591 3 DURI PULO 5.712 8.096 13.808 4 CIDENG 4.418 5.076 9.494 5 GAMBIR 782 1.463 2.245 6 KEBON
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 eigenvalue masing-masing mode terhadap nilai total eigenvalue (dalam persen). PC 1 biasanya menjelaskan 60% dari keragaman data, dan semakin menurun untuk PC selanjutnya (Johnson 2002, Wilks 2006, Dool
Lebih terperinciBAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis
BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akibat virus yang ditularkan oleh vektor nyamuk dan menyebar dengan cepat. Data menunjukkan peningkatan 30 kali lipat dalam
Lebih terperinciN A M A / J U M L A H
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN B. KODE DAN DATA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI, UPATEN/. DAN DESA/ SELURUH INDONESIA
Lebih terperinciPMI Greater Jakarta Urban Disaster Risk Reduction Project: Activities in Vulnerability Assessment of Climate Change Impact along the Ciliwung River
1 2 DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN... 7 1.1 Latar Belakang... 7 1.2 Tujuan... 7 BAB 2. PROYEKSI KERENTANAN IKLIM DI WILAYAH BOGOR... 9 2.1 Proyeksi Kebencanaan Iklim di Wilayah Bogor... 9 2.2 Proyeksi Kerentanan
Lebih terperinciJADWAL BIMTEK PENERAPAN TKD DINAMIS
JADWAL BIMTEK PENERAPAN TKD DINAMIS No. Hari: Kamis Tanggal : 5 Februari 2015 Waktu : Pukul 07.30 s.d selesai Tempat : Ruang Rapat Serbaguna Lt.22, Gd. Balaikota SKPD/UKPD PESERTA RAPAT I II III Kota Administrasi
Lebih terperinciZONA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lampiran III : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 737 Tahun 2014 Tanggal : 14 Mei 2014 ZONA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Lebih terperinciPoverty Map of Jakarta Poverty Headcount Poverty Headcount Level, Code
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.0298 0.0053 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.0211 0.0053 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.0254 0.0069 3173000000
Lebih terperinci25 The SMERU Research Institute, January 2003
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.2928 0.0078 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.2967 0.0101 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.2814 0.0094 3173000000
Lebih terperinciPoverty Map of Jakarta Monthly Per Capita Expenditure (Rupiah) Number Number
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 305,577.82 8,336.69 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 329,076.13 14,033.11 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 303,242.49
Lebih terperinci19 The SMERU Research Institute, January 2003
Province: 3100000000 D K I JAKARTA 2,204,219 8,246,736 0.0014 0.0003 District: 3171000000 JAKARTA SELATAN 458,352 1,763,159 0.0010 0.0003 3172000000 JAKARTA TIMUR 607,959 2,322,795 0.0012 0.0004 3173000000
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi data Tahap pertama dalam pembentukan model VAR adalah melakukan eksplorasi data untuk melihat perilaku data dari semua peubah yang akan dimasukkan dalam model. Eksplorasi
Lebih terperinciDATA FASILITAS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DATA FASILITAS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NO NAMA FASILITAS JENIS FASILITAS ALAMAT A UPT. GELANGGANG OLAHRAGA 1 UPT. Gelanggang Olahraga Rawamangun UPT. Gelanggang
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONDISI URBAN HEAT ISLAND DKI JAKARTA. (Characteristics of Urban Heat Island Condition in DKI Jakarta)
KARAKTERISTIK KONDISI URBAN HEAT ISLAND DKI JAKARTA (Characteristics of Urban Heat Island Condition in DKI Jakarta) SITI BADRIYAH RUSHAYATI 1), RACHMAD HERMAWAN 1) 1) Bagian Hutan Kota dan Analisis Spatial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Studi PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Untuk mencapai PDAM Subang dapat ditempuh melalui darat
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi SPL Dari pengamatan pola sebaran suhu permukaan laut di sepanjang perairan Selat Sunda yang di analisis dari data penginderaan jauh satelit modis terlihat ada pembagian
Lebih terperincitunda satu bulan (lag 2) berarti faktor iklim mempengaruhi luas serangan pada WBC pada fase telur.
6 regresi linier berganda untuk semua faktor iklim yang dianalisis. Data faktor iklim digunakan sebagai peubah bebas dan data luas serangan WBC sebagai peubah respon. Persamaan regresi linier sederhana
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Perkembangan Kasus DBD Di Wilayah Jakarta Timur
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Perkembangan Kasus DBD Di Wilayah Jakarta Timur Berdasarkan hasil pengolahan data kasus DBD di wilayah kota madya Jakarta Timur periode tahun 2003 hingga 2007, yang ditampilkan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PENELITIAN
33 IV. KONDISI UMUM PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Peta Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Jakarta Timur Kecamatan Ciracas dan Jatinegara merupakan salah satu kecamatan yang terletak di jakarta
Lebih terperinciKEGIATAN DINAS KEBERSIHAN YANG DIBIAYAI APBD TAHUN ANGGARAN 2013
KEGIATAN DINAS KEBERSIHAN YANG DIBIAYAI APBD TAHUN 2013 NOMOR PROGRAM / KEGIATAN VOLUME 1.03.01 Program Penerapan kaidah Good Governance dalam penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum 1.03.01.001 Pra FS Pembangunan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG B M K G Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki persepsi yang berbeda terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciHASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN I
HASIL PEROLEHAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JARTA TAHUN 2012 PUTARAN I PEMILIH DPT DPT PEMILIH TID 1 4.029 3.049 3.100 P. PANGGANG 10 980 48 3 3.100 76,94
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB I PENDAHULUAN Pengaruh pemanasan global yang sering didengungkan tidak dapat dihindari dari wilayah Kalimantan Selatan khususnya daerah Banjarbaru. Sebagai stasiun klimatologi maka kegiatan observasi
Lebih terperinciDATA FASILITAS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NO. NAMA FASILITAS JENIS FASILITAS ALAMAT A.
DATA FASILITAS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NO. NAMA FASILITAS JENIS FASILITAS ALAMAT A. UPT GELANGGANG REMAJA 1. GELANGGANG REMAJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT Telp.
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Lt 4 Jl Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan Telp: Fax: SUDAH MENGAJUKAN
SUDAH MENGAJUKAN NO NAMA SATUAN PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAMATAN KOTA TELPON WAKTU PENGAJUAN 1 SDN Pulau Kelapa 01 Pagi - Kepulauan Seribu Utara Kepulauan Seribu 081806114439/087883220408 2013-04-09
Lebih terperinciBerikut adalah data DAYA TAMPUNG SEMENTARA pada masing-masing SMA Negeri yang melaksanakan proses PPDB online. Update terakhir: 29/06/2010 12:54:15 WIB. Sumber : http://sma.ppdbdki.org/# NO NAMA SEKOLAH
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, terletak di bagian selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG
I SALINAN I GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNITPELAKSANA KEBERSIHAN
Lebih terperinciDAFTAR KANTOR PELAYANAN PAJAK PENANAMAN MODAL ASING BERDASARKAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA (KLU) WAJIB PAJAK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA
Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : 9/PJ/2008 TENTANG : TEMPAT PENDAFTARAN BAGI WAJIB PAJAK TERTENTU DAN ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK TERTENTU DAFTAR KANTOR PELAYANAN
Lebih terperinciGambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.
11 yang akan datang, yang cenderung mengalami perubahan dilakukan dengan memanfaatkan keluaran model iklim. Hasil antara kondisi iklim saat ini dan yang akan datang dilakukan analisis dan kemudian dilakukan
Lebih terperinciLombok Timur Dalam Data
Lombok Timur Dalam Data 2016 1 GEOGRAFI Lombok Timur Kabupaten Terluas di Pulau Lombok. Luas Daratan Lombok Timur Mencapai 33,88 Persen Dari Luas Pulau Lombok. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten
Lebih terperinciKeywords: community empowerment, posyantek, appreciate technology, community welfare
IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI POSYANTEK (POS PELAYANAN TEKNOLOGI) DI PROVINSI DKI JAKARTA (Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana DKI Jakarta)
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.
KATA PENGANTAR Penyajian Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Provinsi Sumatera Selatan ditujukan untuk memberi informasi kepada masyarakat, disamping publikasi buletin agrometeorologi, analisis dan prakiraan
Lebih terperinciKarakteristik Wilayah Studi. A. Letak Geografis. Wonosari. Luas wilayah Kecamatan Playen 1.485,36 km 2.Kecamatan Playen
III. Karakteristik Wilayah Studi A. Letak Geografis Kecamatan Playen adalah Salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan
Lebih terperinciVARIASI SPASIAL TEMPORAL SUHU PERMUKAAN DARATAN DI KOTA JAKARTA TAHUN 2015 DAN 2016
VARIASI SPASIAL TEMPORAL SUHU PERMUKAAN DARATAN DI KOTA JAKARTA TAHUN 2015 DAN 2016 Lina Hardyanti 1, Sobirin 2, Adi Wibowo 3 1 mahasiswa Jurusan Geografi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi adalah suatu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat penunjang yang digerakan dengan tenaga manusia, hewan dan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH
16 BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 0,88340 o LU- 122,8850 o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar
Lebih terperinciJADWAL PENGAMBILAN USER ID DAN PASSWORD ADMIN SKPD/UKPD SIMDKLAT DAN KONSULTASI TAHUN 2017
JADWAL PENGAMBILAN USER ID DAN PASSWORD ADMIN SKPD/UKPD SIMDKLAT DAN KONSULTASI TAHUN 2017 NO Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) HARI/TANGGAL WAKTU 1 Badan Pengembangan
Lebih terperinciANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA
ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA Salmani (1), Fakhrurrazi (1), dan M. Wahyudi (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinci