BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Di samping itu, pada bab ini juga dibahas konsep-konsep yang terkait dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Di samping itu, pada bab ini juga dibahas konsep-konsep yang terkait dengan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan kajian pustaka yang terkait dengan analisis iklan. Di samping itu, pada bab ini juga dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini, yaitu landasan teori, dan model penelitian yang digunakan. 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri atas beberapa tesis dan disertasi yang memiliki keterkaitan dengan iklan hotel berbahasa Jepang. Kajian pustaka dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Mulyawan (2005) dalam tesisnya yang berjudul Wacana Iklan Komersial Media Cetak:Kajian Hipersemiotika menganalisis sejumlah iklan komersial media cetak dalam empat tatanan. Adapun keempat hal yang dianalisis adalah (1) bagaimana komposisi struktur iklan komersial media cetak, (2) bagaimana struktur gramatikal dan leksikalnya, (3) makna dan pesan apa yang ingin disampaikan, dan (4) ideologi apa yang melatarbelakangi iklan komersial tersebut. Teori utama yang digunakan dalam penelitian Mulyawan (2005) adalah teori struktur wacana oleh van Dijk (dalam Sobur, 2001) dan teori hipersemiotika olehyasraf Amir Piliang ((2003). Untuk struktur iklan dianalisis dengan teori Leech dan Bathia (1966) dan teori semantik oleh Ullmann. 8

2 9 Hasil penelitian Mulyawan menyatakan bahwa (1) iklan komersial media cetak memiliki delapan pola perpaduan struktur pembentuk iklan, (2) unsur verbal dalam setiap iklan melibatkan pemanfaatan kohesi gramatikal dan leksikal secara maksimal- efektif, (3) makna dan pesan yang ingin dikomunikasikan setiap iklan mengeksploitasi tanda nonverbal hingga melebihi batas realitas, dan (4) ideologi iklan lebih dipengaruhi oleh visi dan misi pihak produsen. Penelitian Mulyawan relevan dengan penelitian ini karena memiliki persamaan dalam penelitian iklan komersial. Selanjutnya, perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada objek kajian, yaitu objek penelitian ini adalah iklan hotel berbahasa Jepang, sedangkan Mulyawan (2005) menggunakan iklan komersial berbahasa Indonesia. Perbedaan lainnya adalah bahwa penelitian ini meneliti persepsi konsumen terhadap produk iklan yang ditampilkan oleh produsen pada iklan hotel berbahasa Jepang, sedangkan Mulyawan (2005) tidak mengkaji hal tersebut. Triandjojo (2009) dalam tesisnya yang berjudul Semiotika Iklan Mobil di Media Cetak menganalisis sejumlah iklan mobil. Iklan iklan tersebut dilihat dari (1) hubungan penanda dan petanda, (2) makna denotatif dan konotatif, (3) kandungan tanda ikonis, indeksial, simbolis, (4) penggunaan bahasa retorika yang digunakan, dan (5) daya relasi (power relation) bahasa iklan yang ingin dibangun produsen atas konsumen lewat iklan yang tersaji. Penelitian Triandjojo (2009) menggunakan beberapa teori, yaitu teori diadik oleh Ferdinand de Saussure, teori triadik oleh Charles Sanders Peirce, teori tanda oleh Roland Barthes, dan teori gaya bahasa oleh Edward F. McQuarrie.

3 10 Teori diadik oleh Ferdinand de Saussure digunakan untuk mengetahui hubungan penanda dan petanda, yaitu yang dimaksudkan antara bentuk (bahasa) dan tampilan iklan. Teori triadik oleh Charles Sanders Peirce digunakan untuk mengetahui kandungan tanda ikonis, indeksial, dan simbolis yang terdapat pada iklan mobil. Teori tanda dari Ronald Barthes. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana tanda yang terdapat pada iklan mobil memungkinkan mengasilkan makna. Teori gaya bahasa dari Edward F.McQuarrie digunakan untuk mengetahui jenis bahasa retorika dan daya relasi(power relasi) bahasa iklan yang disajikan produsen kepada konsumen. Hasil penelitian Triandjojo (2009) menyatakan bahwaiklan mobil di media cetak menunjukkan adanya hubungan penanda dan petanda, yaitu yang dimaksudkan antara bentuk (bahasa) dan tampilan iklan. Selain itu, juga terdapat kandungan tanda ikonis, indeksial, dan simbolis. Dari segi gaya bahasa retorika yang ditemukan adalah rima, aliterasi, anafora, epistrope, anadiposis, parison, antesis, hiperbola, retorika, metonini, metafora, homonimi, atanaklasis, paradoks, dan ironi. Daya relasiyang terdapat pada iklan mobil di media cetak meliputi reward power, expert power, legitimate power, referent power, dan coercive power. Penelitian yang dilakukan oleh Triandjojo relevan dengan penelitian ini terutama pada aspek penerapan kerangka teori semiotik. Perbedaannya adalah bahwa dalam penelitian Triandjojo tidak dibahas mengenai struktur mikro, yakni struktur gramatikal dan leksikal yang terdapat dalam iklan.

4 11 Mahayani (2011) dalam tesisnya yang berjudul Teks Iklan Layanan Kesehatan Masyarakat :Kajian Semiotik mengkaji dua buah iklan layanan kesehatan, yaitu iklan antinarkoba dan HIV /AIDS. Penelitian ini menganalisis iklan layanan kesehatan masyarakat dari segi struktur mikro pada teks verbal, makna pada tanda verbal dan nonverbal, dan ideologi yang melatarbelakangi iklan layanan kesehatan masyarakat. Sebagai teori utama dalam penelitian Mahayani (2011) digunakan teori semiotik oleh Roland Barthes (1977). Sementara itu, teori pendukung digunakan teori struktur wacana oleh van Dijk (1997) dan teori tindak tutur oleh Austin (dalam Thomas, 1995). Penelitian Mahayani menggunakan teori semiotik Barthes (1977) dalam tatanan struktur makro untuk mengungkaptanda yang terdapat dalam iklan, sedangkan penelitian ini menggunakan teori semiotik Peirce (dalam van Zoest,1996:1 22) dalam tatanan struktur makro. Selain itu,mahayani menganalisis iklan layanan kesehatan masyarakat, sedangkan penelitian ini menganalisis iklan komersial hotel berbahasa Jepang. Hasil penelitian Mahayani menyatakan bahwa dalam struktur mikro teks iklan layanan kesehatan masyarakat terdapat beberapa unsur, yaitu unsur sintaksis, style, dan restroris; makna denotatif yang terdapat pada iklan layanan masyarakat dieksplisitkan, makna konotatif masih merupakan perkembangan dari makna denotatif yang diimplisitkan. Ideologi yang terdapat pada iklan layanan kesehatan masyarakat, yaitu ideologi imbauan hidup sehat, ideologi kesetiaan, dan ideologi tidak melakukan seks bebas.sukarini (2012) dalam disertasinya yang bejudul Iklan Layanan Masyrakat: Kajian Teks dan Semiotik, mengkaji tiga iklan

5 12 layanan masyarakat kesehatan. Ketiga iklan yang dikaji, yaitu : (1) penyakit menular seksual HIV/AIDS; (2) penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan atau disebut dengan penyakit degeneratif, yaitu kanker ; dan (3) program pengendalian serta pertumbuhan jumlah penduduk yang dikenal dengan Program Keluarga Berencana (KB). Penelitian tersebut menganalisis iklan layanan masyarakat dalam tiga tatanan. Adapun hal-hal yang dianalisis adalah (1) bagaimanakah struktur gramatikal dan variasi leksikal teks; (2) bagaimanakah keterhubungan trikotomi tanda (representamen, objek, dan interpretan) dengan tiga komponen tanda pada objek; (3) apakah ideologi-ideologi dan pesan-pesan yang ada dibalik teks pada iklan layanan masyarakat kesehatan. Untuk menjawab ketiga permasalah tersebut, Sukarini dalam disertasinya menggunakan enam teori, yaitu teori semantik, teori semiotik oleh Peirce, teori tindak tutur, teori hermeneutik, teori struktur wacana, dan teori fungsi bahasa. Ketiga jenis iklan layanan masyarakat yang diproduksi oleh pemerintah semuanya menginformasikan tema yang sudah diketahui dan dilakukan oleh masyarakat, yaitu budaya sehat. Penelitian yang dilakukan Sukarini dan penelitian ini samasama menggunakan teori semiotik Peirce. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sukarini adalah bahwa penelitian ini tidak membahas struktur pembentuk iklan.

6 Konsep Ada limakonsep yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu konsep iklan, struktur iklan,wacana,semiotik dan persepsi. Konsep diatas diuraikan secara terperinci dibawah ini Iklan Iklan adalah pesan yang disampaikan oleh perorangan, kelompok, perusahaan, atau badan pemerintahan dalam suatu harian (Shadaly,1992:1376). Menurut Bovee (dalam Liliweri, 1992:47), iklan mempunyai fungsi pemasaran, komunikasi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi sosial. Fungsi pemasaran ialah menjual informasi tentang barang atau jasa melalui media. Fungsi komunikasi, yaitu iklan berisi informasi mengenai barang atau jasa yang disebarluaskan kepada khalayak. Fungsi pendidikan tampak dari aktivitas masyarakat yang membaca, menonton, ataupun mendengar yang dapat memetik suatu pelajaran dari sebuah iklan. Iklan merupakan sarana yang digunakan oleh para produsen untuk memasarkan produk barang dan jasa. Produsen sangat diuntungkan karena bisa meningkatkan hasil penjualan. Disisi lain konsumen mengetahui barang apa yang ada di pasaran dan lokasi penjualan produk yang terdekat ataupun terjauh. Berdasarkan fungsinya iklan dibedakan menjadi (1) iklan produk dan iklan bukan produk. Serta (2) iklan komersial dan bukan komersial. Iklan produk mempunyai tujuan memperkenalkan suatu produk tertentu yang dihasilkan. Iklan komersial bertujuan mengomersilkan barang dagangan kepada masyarakat,

7 14 sedangkan iklan bukan komersial tidak mengharapkan keuntungan komersial, tetapi mengharpakan keuntungan sosial (Djuronto,2000:83). Iklan hotel berbahasa Jepang salah satu bentuk iklan komersial berdasarkan fungsinya, dimana iklan ini dimuat untuk menyasar kalangan wisatawan Jepang. Iklan sebagai teks dapat dipandang sebagai sebuah hasil produksi (produk). Iklan tidak lebih dari sebuah bentuk kreasi perpaduan tanda (semiotik) murni terlepas dari fungsi sosialnya sebagai sebuah media komunikasi dan pemasaran. Sebagai wacana, iklan dipandang sebagai sebuah bentuk media komunikasi dan pemasaran produk barang atau jasa. Iklan tidak lagi dipandang sebagai perpaduan tanda (semiotik) semata, tetapi juga dipandang sebagai sebuah bentuk komunikasi yang melibatkan aspek kontekstual di luar unsur tekstual pembentuknya Struktur Iklan Struktur iklan dalam media cetak dapat dilihat berulang - ulang dan setiap saat menurut kebutuhan pembacanya. Hal itu menjadikannya lebih mudah diamati (Kasali, 1995:82). Struktur iklan yang ditampilkan biasanya dengan urutan judul, subjudul, tubuh iklan, dan slogan meskipun tidak semua bagian yang ditampilkan ada dalam sebuah iklan. Judul pada media cetak merupakan bagian utama dan terpenting meskipun tidak selalu terletak diawal tulisan. Subjudul dibuat untuk memudahkan dalam memahami teks. Tubuh iklan merupakan penjelasan tentang produk dan memberitahukan secara lengkap apa

8 15 yang ditawarkan (Riyanto, 2000:22). Selanjutnya, Leech (1966: 59) menyatakan bahwa struktur iklan terdiri atas headline, illustration, body copy, signature lines, dan standing details. Dalam penelitian ini struktur iklan Leech lebih cocok digunakan karena secara terperici dalam menjelaskan struktur pembentuk iklan Wacana Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi di atas kalimat dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987:27). Menurut Beratha (2012:16), wacana adalah studi tentang bahasa dalam penggunaan (language in use). Dalam wacana terkandung pembahasan unsur makna yang dilengkapi dengan komponen-komponen tertentu untuk membentuk sebuah teks. Sedangkan wacana menurut van Dijk (1980: ) dibagi menjadi tiga struktur yaitu, struktur mikro, struktur makro, dan super struktur. Struktur mikro teks dapat diamati dari bagian satuan verbal sebuah teks, yakni kata, kalimat, proposisi, dan paraphrase. struktur makro makna global/ umum sebuah teks dapat diamati dari topik yang diangkat dari sebuah teks, dan super struktur suatu teks, meliputi susunan atau rangkaian struktur elemen sebuah teks dalam membentuk satu kesatuan bentuk yang koheren, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan simpulan. Terkait dengan struktur gramatikal dan leksikal dalam penelitian ini menggunakan teori wacana van Dijk (1980: ) hanya dari struktur mikro saja, yaitu membedah teks iklan hotel berbahasa Jepang dari bentuk satuan kata

9 16 dan kalimat dari struktur leksikal. Struktur gramatikal mengacu pada penggunaan penanda partikel pada kalimat iklan hotel berbahasa Jepang. Unsur leksikal adalah dari segi kelasa kata yag terdapat pada iklan htel berbahsa Jepang Semiotik de Saussure (1966) menyatakan bahwa konsep tanda atau bentuk terdiri atas signified ataupun penanda bersifat abstrak dan yang menandai atau disebut penanda signifian. Hubungan penanda dan petanda sangatlah erat, petanda selalu hadir dengan penanda layaknya dalam suatu iklan. Unsur verbal merupakan penanda dan unsur non verbal merupakan petanda. Konsep semiotik mengkaji tentang tanda, yaitu sesuatu yang mewakili sesuatu. Proses mewakili terjadi pada saat tanda itu ditafsirkan dengan yang mewakili (Hoed, 2002: 301). Menurut Pierce (dalam van Zoest, 1993:1-- 22),semiotik adalah triple connection of sign, thing signified, cognition produced in the mind. Peirce menyebut semiotik berupa proses triadik yang mencakup tiga unsur bersamaan, yakni tanda (T), hal yang diwakilinya (disebut objek, disingkat O), dan kognisi yang terjadi pada pikiran seseorang pada waktu menangkap tanda itu (disebut interpretan, disingkat I). Tanda menurut Pierce (dalam Sobur, 2003:35) dapat dibedakan atas dalam tiga jenis tanda utama yang meliputi: (1) tanda ikonis bergantung pada pertalian kemiripan antara yang menandai dan yang ditandai; (2)Tanda indeksial dihasilkan oleh aksi langsung dari yang mewakilinya; (3)Tanda simbol kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diintepretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari kebiasaaan.penelitian ini menggunakan

10 17 konsep semiotik Pierce yang terdiri dari tanda ikonis, indeksial, dan simbolis, karena iklan hotel berbahasa Jepang ini memiliki karakteristik sesuai dengan konsep triadik Pierce Persepsi Pembentukan persepsi dimulai dengan penerimaan rangsangan dari berbagai sumber melalui pancaindra yang dimiliki. Selanjutnya diberikan respons sesuai dengan penilaian dan pemberian arti terhadap rangsangan lain, setelah rangsangan diterima atau data yang ada diseleksi. Untuk menghemat perhatian yang digunakan rangsangan-rangsangan yang telah diterima diseleksi lagi untuk diproses pada tahapan lebih lanjut. Setelah diseleksi, rangsangan diorganisasikan berdasarkan bentuk sesuai dengan rangsangan yang telah diterima. Setelah data diterima dan diatur, proses selanjutnya data yang diterima ditafsirkan dengan berbagai cara. Dalam hal in telah terjadi persepsi setelah data atau rangsangan tersebut berhasil ditafsirkan (Kuper, 2010:963). Dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan sesuatu yang didahului oleh pengindraan berupa pengamatan, pengingat dan pengidentifikasian suatu objek. Agar individu dapat menyadari dan mengadakan persepsi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu (a) adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan, (b) adanya alat indra/ reseptor,dan (c) adanya perhatian. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tetapi ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Faktor- faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang

11 18 yang melihat sesuatu mungkin memberikan interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya. Secara umum, terdapat tiga faktor yang memengaruhi persepsi seseorang, sebagai berikut. (1) Faktor pelaku persepsi, yaitu interpretasi tentang apa yang dilihat itu. Ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh, seperti sikap, motif kepentingan, minat, pengalaman, dan harapan. (2) Faktor sasaran persepsi dapat berupa orang, benda, atau peristiwa. (3) Faktor situasi merupakan keadaan seseorang ketika melihat sesuatu dan mempersepsikannya. Untuk mengetahui persepsi tersebut maka dilakukan kuesioner survei yang disebarkan kepada wisatawan Jepang. Pengukuran persepsi menggunakan skala Guttman. Skala Guttman pengukuran yang akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya -- tidak, benar -- salah, pernah --tidak pernah, positif negatif dan lain-lain, skala model ini dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda (dalam Sugiyono, 2014: 96). 2.3 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji, penelitian ini menggunakan empat teori, yaitu (1) teori struktur iklan oleh Leech (1966: 59) untuk mengkaji struktur iklan hotel berbahasa Jepang, (2) teori wacana oleh van Dijk (1980: ) untuk mengkaji

12 19 struktur gramatikal dan leksikal, (3) teori semiotik oleh Charles Sanders Peirce (dalam van Zoest, 1993:1--22) untuk mengakaji tanda, ikonis, indeksial, dan simbolis, dan (4) teori skala Guttman (dalam Sugiyono, 2014: 93 97) untuk mengkaji persepsi iklan hotel berbahasa Jepang Struktur iklan Sebuah iklan yang dipublikasikan melalui media cetak pada dasarnya memiliki struktur. Struktur iklan khususnya media cetak memiliki bagian-bagian pembentuk. Dalam penelitian ini teori Leech (1966:59) digunakan untuk menganalisis struktur iklan hotel berbahasa Jepang. Menurut Leech, struktur iklan dapat dibagi sebagai berikut: a) Headline merupakan kepala / pembuka sebuah iklan, yang berfungsi sebagai eye catcher / attention getter. b) Illustration(s) merupakan latar belakang sebuah iklan yang memberikan ilustrasi terhadap iklan tersebut. c) Body copy merupakan tubuh / isi sebuah iklan yang berisikan informasi dan pesan iklan. d) Signature line (logo) merupakan tampilan produk yang diiklankan berikut harga, slogan, atau merk (trade mark). e) Standing details merupakan kaki / penutup sebuah iklan yang terdapat pada bagian bawah / akhir iklan. Penutup biasanya berupa informasi tambahan terkait dengan produk yang diiklankan, seperti alamat perusahaan, pusat informasi, dan lain-lain. Bagian ini biasanya berupa tulisan yang kecil dan tidak mencolok.

13 Struktur Wacana van Dijk Dalam analisis wacana, van Dijk (1980: ) menghubungkan analisis tekstual yang memusatkan perhatian pada teks ke arah analisis yang komprehensif, yaitu bagaimana sebuah teks tersebut diproduksi. Ada tiga kerangka analisis wacana yang terdiri atas tiga strukur utama, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro Struktur makro Struktur makro merupakan makna global/ umum sebuah teks yang dapat diamati dari topik yang diangkat sebuah teks. Dengan kata lain, analisis struktur makro merupakan analisis sebuah teks yang dipadukan dengan kondisi sosial di sekitarnya untuk memperoleh satu tema sentral. Tema sebuah teks tidak terlihat secara eksplisit di dalam teks, tetapi tercakup di dalam keseluruhan teks tidak terlihat sebagai satu kesatuan bentuk yang koheren. Jadi, tema sebuah teks dapat ditemukan dengan cara membaca teks tersebut secara keseluruhan sebagai sebuah wacana sosial sehingga dapat ditarik satu ide pokok atau topik atau gagasan yang dikembangkan dalam teks tersebut Superstruktur Superstruktur merupakan kerangka suatu teks yang meliputi susunan atau rangkaian struktur elemen sebuah teks dalam membentuk satu kesatuan bentuk

14 21 yang koheren, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan simpulan. Dengan kata lain, analisis superstruktur merupakan analisis skema atau alur sebuah teks Struktur Mikro Struktur mikro adalah analisis sebuah teks yang dapat diamati dari bagian kecil sebuah teks, yakni kata, kalimat, proposisi, dan parafrase. Struktur mikro terdiri atas empat unsur yang meliputi hal-hal berikut. (a) Unsur semantik dikategorikan makna yang ingin ditekankan dalam teks. Makna tersebut muncul dari kata, klausa, kalimat, dan paragraf, disamping itu juga hubungan antarkata, hubungan antarklausa, dan antarkalimat yang membangun satu kesatuan makna dalam satu kesatuan teks. (b) Unsur sintaksis merupakan salah satu elemen bagaimana sebuah kalimat dilihat dari bentuk ataupun susunan yang dipilih, seperti pemilihan penggunaan kata, kata ganti, preposisi, konjungsi, dan pemilihan bentuk kalimar seperti kalimat aktif atau pasif. (c) Unsur stilistik merupakan unsur pilihan kata yang dipakai dalam sebuah teks. Gaya bahasa sebuah teks bisa menampilkan ragam bahasa melalui diksi/pilihan kata, pilihan kalimat, majas, mantra, atau ciri kebahasaan yang lainnya. (d) Unsur retoris merupakan satu elemen dengan cara penekanan sebuah topik dalam sebuah teks. Gaya penekanan ini berhubungan erat denganbagaimana pesan sebuah teks disampaikan, yang meliputi gaya hiperbola, metafora, aliterasi, atau gaya yang lainnya.

15 22 Teori wacana van dijk (1980: ) yang digunakan adalah analisis struktur mikro untuk mengkaji analisis struktur gramatikal dan leksikal iklan hotel berbahasa Jepang Teori Semiotik Semiotik mengkaji tanda, yaitu sesuatu yang mewakili sesuatu. Proses mewakili terjadi pada saat tanda itu ditafsirkan dengan yang mewakili (Hoed, 2002: 301). Menurut Pierce (dalam van Zoest, 1993:1--22),semiotik adalah triple connection of sign, thing signified, cognition produced in the mind. Peirce menyebut semiotik berupa proses triadik yang mencakup tiga unsur bersamaan, yakni tanda (T), hal yang diwakilinya (disebut objek, disingkat O), dan kognisi yang terjadi pada pikiran seseorang pada waktu menangkap tanda itu (disebut interpretan, disingkat I). Proses kognisi merupakan dasar dari proses semiosis karena tanpa proses kognisi itu proses semiosis tidak terjadi. Secara teoretis hubungan antara tanda (T), objek (O), dan interpretan (I), dalam hal ini. (I) dapat berubah menjadi (I) baru, yang pada gilirannya menjadi (T) baru dan seterusnya. Artinya, proses triadik berjalan terus menjadi suatu proses yang berlanjut dan pada akhirnya proses semiosis tersebut dibatasi yang disebut sebagai conssesual judgement (kesepakatan bersama) (Eco, 1990:38--42). Misalnya, kata telepon merupakan sebuah tanda (T), tanda ini mengacu pada sebuah benda yang digunakan sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, kata telepon kini berkedudukan sebagai tanda (T) yang berhubungan lagi dengan kata-kata yang lain, misalnya alat

16 23 komunikasi jarak jauh. Kata ini kemudian dapat menjadi tanda (T) dengan interpretan (I) yang baru, misalnya handphone kata ini pun dapat menjalin relasi dengan (I) lain dan proses ini terus berlanjut tanpa pernah usai. Menurut Pierce, tanda akan selalu mengacu ke sesuatu yang lain, yang disebut objek,.kata Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Tanda baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan dalam benak penerima tanda melalui interpretan. Jadi, intepretan ialah pemahaman makna yang muncul dalam diri penerima tanda. Hubungan ketiga unsur tersebut dinamakan segitiga semiotik. Selanjunya, dikatakan bahwa tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah suatu gambaran dalam bentuk linguistik ataupun dalam bentuk citra (image). Ikon merupakan tanda yang mengandung kemiripan rupa (resemblance) yang dapat dikenali pemakainya. Di dalam ikon, hubungan antara tanda dan objeknya terwujud kesamaan dalam beberapa kualitas. Jadi, yang termasuk dalam ikon bisa berupa tanda linguistik ataupun tanda berupa gambar. Dalam sebuah iklan, ikon bisa berupa foto hotel dilengkapi dengan fasilitas hotel yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan. Indeks memiliki keterkaitan fenomenal antara tanda dan objek. Sifat hubungan antara tanda dan objek itu merupakan suatu hubungan sebab akibat. Misalnya, dalam iklan image seseorang yang sedang makan di restoran yang ada pada salah satu hotel mewah dengan perlengkapan alat makan mewah memberikan indeks bahwa ia adalah orang yang mempunyai kekuatan finansial yang tinggi dan berkelas.

17 24 Simbol berupa sesuatu yang dapat mewakili ide, pikiran, perasaan, dan benda. Namun acuan pada objeknya bukan karena kemiripan atau hubungan sebab akibat, melainkan merupakan kesepakatan sosial. Dalam hal ini hubungan tersebut tidak berupa hubungan secara alamiah antara tanda dan yang disimbolkan. Dalam iklan, logo suatu perusahaan, merek atau cap suatu produk sering mengandalkan diri pada tanda- tanda simbolis. Menurut Haig dan Herper (1997:xiii), sebuah logo merupakan jantung dan jiwa dari pesona yang didesain, baik yang menetapkan citra perusahaan maupun yang ditetapkan. Logo yang didesain dengan baik berpengaruh pada citra perusahaan yang akan diterima baik oleh masyarakat. Hal ini kemudian menjadi simbol perusahaan tersebut. Semiotik tidak berfokus pada transmisi pesan, tetapi ada pembangkitan makna. Teks dan interaksi teks dengan budaya memproduksi atau menerima teks tersebut. Fokusnya adalah peran komunikasi dalam membentuk dan menjaga nilai- nilai. Nilai-nilai tersebut memungkinkan komunikasi menjadi bermakna (Fiske, 2007: ). Teori Pierce (dalam van Zoest, 1993: 1--22) digunakan untuk menganalisis pemakaian makna ikon, indeks, dan simbol yang terdapat pada iklan hotel berbahasa Jepang Skala Guttman Skala Guttman pengukuran yang akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya -- tidak, benar -- salah, pernah --tidak pernah, positif negatif dan lain-lain, skala model ini dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda (dalam Sugiyono, 2014: 96). Dalam penelitian ini mengacu pada pengukuran skala

18 25 Guttman, yaitu hanya ada dua interval jawaban setiap satu pertanyaan, yaitu ya tidak. Alasan menggunakan skala Guttman adalah ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap satu permasalah iklan hotel berbahasa Jepang. Adapun perhitungannya dapat dikatakan sebagai berikut: Jumlah persepsi x 100% Jumlah masing-masing variabel Sebagai tolak ukur dalam menentukan iklan tersebut berhasil atau tidak ditentukan dengan perhitungan berikut. 21 % % = sangat kurang 41 % -- 60% = kurang 61 % -- 80% = baik 81 % % = sangat baik Responden yang digunakan pada penelitian ini secara purposive yaitu, berjumlah tiga puluh responden. Kriteria dalam penentuan responden adalah jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Jenis kelamin terdiri dari laki laki dan perempuan.berdasarkan usia responden yang dipilih dibagi menjadi dua yaitu, produktif dengan berkisar kurang lebih sembilas tahun sampai dengan tiga puluh lima tahun. Sedangakan untuk usia non produktif berkisar tiga puluh enam tahun sampai lima puluh lima tahun. Dari variabel pekerjaan dibedakan menjadi dua yaitu, pariwisata dan non pariwisata. Perhitungan persepsi dilakukan pada setiap iklan dengan variabel responden di atas.

19 Model Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang dibedah dengan empat teori. Struktur iklan hotel berbahasa Jepang dikaji dengan teori Leech (1966:59), teori wacana van Dijk (1980: ) mengkaji tatanan unsur verbal yaitu, gramatikal dan leksikal, unsur verbal yang didukung unsur non verbal dari tanda ikonis, indeksial, dan simbolis sehingga membentuk makna dikaji dengan teori semiotik Pierce (dalam van Zoest, 1993: 1--22). Persepsi wisatawan jepang terhadap iklan hotel berbahasa Jepang dengan menggunkan skala Guttman (dalam Sugiyono, 2014: 96).

20 27 IKLAN HOTEL BERBAHASA JEPANG PENDEKATAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF MASALAH dan TEORI MASALAH TEORI 1.Bagaimanakah struktur iklan hotel Teori Leech (1966) berbahasa Jepang pada media cetak? 2. Bagaimanakah struktur gramatikal dan leksikal iklan hotel berbahasa Jepang? 3. Bagaimanakah pemakaian tanda yang berupa ikonis, indeksial, dan simbolis pada iklan hotel berbahasa Jepang? 4. Bagaimanakah persepsi wisatawan Jepang terhadap iklan hotel berbahasa Jepang yang dimuat pada media cetak? Teori wacana van Dijk (1980) Teori semiotik Pierce (dalam van Zoest, 1993) skala Guttman (dalam Sugiyono, 2014). HASIL PENELITIAN Bagan I

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik Bali

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu destinasi kunjungan wisatawan favorit bagi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik Bali bagi wisatawan bukan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. yang diperlukan dan digunakan untuk penelitian yang akan datang.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. yang diperlukan dan digunakan untuk penelitian yang akan datang. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya yaitu bab II dan bab III. Selain itu bab ini juga menyajikan saransaran yang diperlukan

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk memperkuat dan mengubah kognisi dalam menciptakan sejumlah makna-makna konotatif. Namun bahasa tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam masyarakat. Media massa merupakan bagian yang penting dalam memberikan informasi dan pengetahuan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi karena melalui bahasa manusia dapat memenuhi hasratnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

STRUKTUR WACANA IKLAN MEDIA CETAK KAJIAN STUKTUR VAN DJIK. I WAYAN MULYAWAN Universitas Udayana

STRUKTUR WACANA IKLAN MEDIA CETAK KAJIAN STUKTUR VAN DJIK. I WAYAN MULYAWAN Universitas Udayana STRUKTUR WACANA IKLAN MEDIA CETAK KAJIAN STUKTUR VAN DJIK I WAYAN MULYAWAN Universitas Udayana Abstrak Wacana bidang periklanan khususnya iklan komersial media cetak jika dilihat perkembangannya menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Charles Sander Pierce. Alasan peneliti menngunakan

Lebih terperinci

ANALISIS IKLAN RUMAH SPA DAN SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN UBUD

ANALISIS IKLAN RUMAH SPA DAN SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN UBUD RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1 April 2017, 16-29 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret ANALISIS IKLAN RUMAH SPA DAN SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN UBUD Indra Brata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian, peneliti menggunakan paradigma kritis. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

Lebih terperinci

Iklan Hotel Berbahasa Jepang: Kajian Semantik

Iklan Hotel Berbahasa Jepang: Kajian Semantik Iklan Hotel Berbahasa Jepang: Kajian Semantik NI PUTU GRAHAYANI KARANG email : aniek_karang@yahoo.com Pan Indonesia Bank Jalan Raya Legian No. 80 X Kuta -- Bali Telepon 0361-757666,Ponsel 082138970808

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis

BAB III ANALISIS WACANA. analisis teks media diantaranya analisis wacana (discourse analysis), analisis BAB III ANALISIS WACANA A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian non kancah atau studi literature dengan metode analisis teks media. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan yang terdapat pada media, baik media elektronik maupun media cetak, yang

BAB I PENDAHULUAN. iklan yang terdapat pada media, baik media elektronik maupun media cetak, yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membuat keberadaan iklan sebagai sarana dalam mempromosikan barang dan jasa menjadi sangat diperhitungkan. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian yang bersifat Kualitatif. Metode ini adalah meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, baik itu tanda diluar rumah, dalam rumah, maupun dilingkungan sekitar. Namun manusia tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly). BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat dihadapkan pada banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana komunikasi sangat efektif digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana komunikasi sangat efektif digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi sangat efektif digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan ide yangada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

PRATIWI AMALLIYAH A

PRATIWI AMALLIYAH A KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA WACANA DIALOG JAWA DALAM KOLOM GAYENG KIYI HARIAN SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI-APRIL 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB II SEMIOTIK. A. Sistem Kerja Semiotik dalam Penelitian ini

BAB II SEMIOTIK. A. Sistem Kerja Semiotik dalam Penelitian ini 27 BAB II SEMIOTIK wherever a sign is present, ideology is present too. everything ideological prossesses a semiotic value tanda selalu menghadirkan ideologi di dalamnya serta memiliki nilai semiotis A.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang mendukung penelitian ini. Menurut KBBI (2002: 588) konsep itu sendiri adalah

Lebih terperinci

IKLAN HOTEL BERBAHASA JEPANG: KAJIAN SEMIOTIK

IKLAN HOTEL BERBAHASA JEPANG: KAJIAN SEMIOTIK TESIS IKLAN HOTEL BERBAHASA JEPANG: KAJIAN SEMIOTIK NI PUTU GRAHAYANI KARANG PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS IKLAN HOTEL BERBAHASA JEPANG: KAJIAN SEMIOTIK NI PUTU GRAHAYANI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita. Setiap hari ketika kita mendengarkan radio, menonton televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam melakukan komunikasi untuk mendukung proses interaksi. Secara umum bentuk dari bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. empiris (bisa diamati indra manusia) dan siste matis (menggunakan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. empiris (bisa diamati indra manusia) dan siste matis (menggunakan tahapan 39 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Sugiono adalah cara ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah diartikan yaitu, rasional (terjangkau akal), empiris (bisa diamati indra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan melalui berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan melalui berbagai media. Bagi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Interpretasi Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jeni s Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam program televisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapatdalam penelitian (Usman&Akbar,2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 13 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id DEFINISI TANDA Sejak zaman Pra-sejarah Sesuatu yang mewakili

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci