RANCANGBANGUN DAN PENGUJIAN MESIN PENGUPAS LADA (Piper Nigrum L.) TIPE SILINDER PUTARAN VERTIKAL ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGBANGUN DAN PENGUJIAN MESIN PENGUPAS LADA (Piper Nigrum L.) TIPE SILINDER PUTARAN VERTIKAL ABSTRAK"

Transkripsi

1 RANCANGBANGUN DAN PENGUJIAN MESIN PENGUPAS LADA (Piper Nigrum L.) TIPE SILINDER PUTARAN VERTIKAL Design and Testing of Vertical Axis Rotating Cylinder Type of Pepper Decorticator Suhendra 1, Abdul Rozaq 2, Bambang Purwantana 2 ABSTRAK Di Indonesia proses pengupasan lada untuk memperoleh lada putih umumnya masih dilakukan secara tradisional yaitu dengan merendam lada selama 8 14 hari untuk kemudian dilakukan pengupasan kulit secara manual. Perendaman dapat menyebabkan lada menjadi bau, terkontaminasi mikroba, dan menurunkan kadar minyak atsirinya. Disamping itu kualitas air perendaman sangat mempengaruhi warna lada yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah tersebut melalui penelitian ini telah dikembangkan rancangbangun mesin pengupas kulit lada yang dapat mengupas tanpa melalui proses perendaman. Mekanisme pengupasan dirancang melalui proses gesekan, dimana biji lada berada diantara tabung vertikal yang berputar di dalam silinder statis dengan penggerak motor listrik. Bagian luar tabung pengupas dan bagian dalam silinder statis dilengkapi dengan karet beralur. Lada yang memasuki celah antara dua dinding silinder, berputar dan terkupas dengan tekanan dan gaya gesek selama berputar. Pengujian mesin dilakukan pada tiga variasi kecepatan pengupasan (524, 480 dan 352 rpm), tiga variasi lebar celah (3,8, 3,2 dan 2,7 mm), dan tiga variasi panjang silinder (10, 7,5 dan 5 cm). Hasil pengujian menunjukkan bahwa lebar celah dan panjang silinder memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja pengupasan dibanding kecepatan pengupasan. Hasil uji kinerja terbaik diperoleh pada kecepatan putar pengupasan 352 rpm, lebar celah 3,2 mm dan panjang silinder 5 cm dengan pengupasan 83,2%, kapasitas kerja mesin 10,3 kg/jam dan kerusakan 11,2%. Kata kunci: lada putih, mesin pengupas, gesekan, poros vertikal ABSTRACT In Indonesia the pepper decortication to produced white pepper is commonly done traditionally by soaking harvested pepper for 8 14 days and removing the pericarp manually. Soaking method could cause in pepper smelly, contaminated by the microbe, and decreases of volatile oil content. Besides that, the quality of water will significantly affects the color of pepper. To overcome the problem a pepper decorticator without soaking procedure was developed. The decortication mechanism was designed by shearing the pepper on a gap between a static vertical cylinder and a vertical axis rotating tube powered by an electric motor. A grooved rubber sheet was attached on inner gap of the static cylinder and outer gap of rotating tube. The peppers enter into the gap be rotated and decorticated by compressive and shearing force during rotation. Experiments were done in three angular speed variations (524, 480 and 352 rpm), three width of gaps (3,8, 3,2 and 2,7 mm) and three length of rotating cylinders (10, 7,5 and 5 cm). The result shows that the 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Terpikat Sambas, Kalimantan Barat 2 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

2 width of gap and the length of rotating cylinder had significant effect on the pepper decortication performance. Meanwhile, the angular speed gave less significant effect. The best performance was found in 352 rpm of rotating speed, 3,2 mm width of gap and 5 cm length of cylinder which resulted 83,2% of decortication, 11,2% broken pepper and 10,3 kg/hour working capacity. Key words: white pepper, decorticator, shearing, vertical axis PENDAHULUAN Tanaman lada telah lama dibudidayakan di Indonesia. Daerah sentra produksi utama lada antara lain adalah Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bengkulu dan Sumatera Selatan (Winarti dan Nurdjannah, 2007). Lada telah menjadi salah satu komoditas ekspor tradisional andalan Indonesia yang peranannya sangat besar dalam perekonomian nasional. Dalam sejarah perdagangan Indonesia, lada tercatat sebagai produk pertama yang diperdagangkan ke Eropa melalui Arab dan Persia (Wahid, 1996). Indonesia merupakan negara produsen lada ketiga didunia dibawah Vietnam dan India, dengan produksi sebesar ton pada tahun Sedangkan untuk ekspor lada, Indonesia berada pada urutan kedua didunia dibawah Vietnam (IPC, 2005). Pengolahan lada khususnya pengupasan berperan sangat penting dalam menjamin kualitas lada. Sampai saat ini pengolahan lada putih secara umum masih dikerjakan secara tradisional (Risfaheri et al., 1992). Pengolahan lada putih secara tradisional dilakukan melalui proses perendaman, pengupasan kulit, pencucian dan pengeringan. Tahapan perendaman dalam pengolahan buah lada menjadi lada putih sangat mempengaruhi kualitas dan aroma lada putih (Purseglove et al., 1981). Proses perendaman merupakan masalah utama dalam menghasilkan lada putih dengan kualitas yang baik. Perendaman yang terlalu lama menyebabkan produk menjadi bau dan menyebabkan kandungan minyak atsiri pada lada putih menjadi rendah (Usmiati dan Nurdjannah, 2006). Menurut Rubiyanti (2009), tinggi rendahnya kadar minyak atsiri lada sangat menentukan tinggi rendahnya aroma dalam biji lada. Disamping itu, kebersihan lada putih yang dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas air yang digunakan untuk perendaman. Untuk mengatasi masalah pengupasan lada, beberapa upaya telah dilakukan antara lain dengan pengembangan alat dan mesin proses pengolahan lada. Iskandar (1986) membuat alat pengupas lada tipe sirip (fin) menggunakan komponen pengupas yang dibuat menyerupai ulir. Laksmanahardja dan Rusli (1988) mengembangkan alat pengupas lada dengan mendorongkan buah lada ke dalam saringan berlobang. Hidayat et al. (2001) telah mengembangkan alat pengupas lada tipe piringan yang digerakkan secara manual dengan sistem engkol. Risfaheri et. al. (1992) mengembangkan alat pengupas lada tipe piringan dengan sistem pedal. Alat yang dikembangkan memiliki kapasitas pengupasan yang masih sangat rendah. Risfaheri dan Hidayat (2002) merancang alat pengupas lada terpadu tipe piringan dengan arah pengupasan horizontal yang memiliki kecepatan optimal 325 rpm dan menghasilkan efisiensi pengupasan 97,5%. Dari lada yang terkupas 93,6% terkupas utuh dan 6,4% lada pecah atau rusak. Alat pengupas yang dirancang ini sesuai untuk tujuan produksi lada putih bubuk, sedangkan untuk produksi lada putih butiran masih kurang optimal karena persentase lada pecah masih cukup tinggi. Dalam penelitian lainnya, Chithra et al. (2009) merancang alat pengupas lada menggunakan sepasang gerinda untuk proses pengupasannya. Dilaporkan bahwa efisiensi pengupasan yang dicapai adalah 69,52% sehingga masih perlu ditingkatkan. Dari berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh kapasitas dan efisiensi serta kualitas hasil

3 pengupasan yang baik maka pengembangan alat pengupas lada untuk pengolahan lada putih butiran masih perlu terus dilakukan. Salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kinerja peralatan dan mesin pengupas lada adalah pengembangan rancangbangun pengupas lada dengan sistem gesekan pada silinder dengan putaran poros secara vertikal. Mekanisme putaran vertikal dipilih dengan harapan dapat menghasilkan kapasitas pengupasan yang besar karena secara gravitasi massa lada akan membantu mempercepat lada yang terkupas turun keluar dari ruang pengupasan. Tipe ini juga diperhitungkan dapat lebih memudahkan dalam mengatur panjang lintasan pengupasan yang optimal. Lintasan pengupasan yang panjang menyebabkan proses pengupasan lada berlangsung lebih lama sehingga persentase lada yang terkupas sempurna akan lebih tinggi. Sebaliknya, lintasan pengupasan yang pendek akan menyebabkan proses pengupasan berlangsung lebih singkat sehingga persentase lada terkupas sempurna lebih rendah. Untuk meminimalkan kerusakan lada dapat dilakukan dengan cara pemilihan lebar celah yang sesuai dan penggunaan karet pada silinder pengupas. Prinsip kerja pengupasan dilakukan dengan menempatkan buah lada pada suatu celah atau ruang antara silinder pengupas yang berputar dan dinding silinder statis. Buah lada yang berada pada celah akan melakukan kontak dengan silinder pengupas melalui gerak rotasi silinder pengupas. Buah lada akan ikut bergerak mengelilingi ruang pengupasan dan mendapatkan gaya gesek yang menyebabkan kulit buah terkupas. Lada yang telah terkupas bergerak ke bawah menuju saluran pengeluaran. Upaya merealisasikan konsep tersebut diatas, menguji, dan juga mengoptimasikan kinerjanya maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk: (1) merancangbangun dan membuat mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal dengan sumber penggerak motor listrik. (2) mendapatkan parameter kerja yaitu kecepatan putar, lebar celah dan panjang silinder pengupas terbaik untuk menghasilkan produk lada putih butiran. Penelitian juga ditujukan untuk mengkaji pengaruh faktor rancangbangun mesin terhadap kinerja pengupasan lada. Hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan prototipe mesin pengupas lada yang dapat memberikan manfaat bagi petani dalam peningkatan efisiensi pengolahan lada putih. METODE PENELITIAN Rancangbangun mesin dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Pengumpulan data awal perancangan meliputi pengukuran sifat fisik bahan uji seperti diameter lada, massa jenis lada, sphericity lada dan koefisien gesek lada dengan karet pengupas. Pengumpulan data perancangan mesin meliputi sifat fisik dan mekanik bahan komponen mesin seperti jenis bahan, modulus elastisitas, kekuatan tarik dan momen inersia yang selanjutnya dianalisis untuk menentukan ukuran komponen mesin. Pembuatan dan pengujian mesin dilaksanakan di bengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak, Kalimantan Barat. Bagian utama mesin pengupas lada meliputi hopper, silinder pengupas, motor listrik, mekanisme pemindah daya dan rangka. Hopper adalah bagian dari mesin pengupas lada yang berfungsi sebagai penampung buah lada sebelum memasuki ruang pengupasan. Hopper dirancang berbentuk kerucut dan menjadi satu kesatuan dengan dinding pengupas dan saluran keluar. Silinder pengupas lada merupakan bagian mesin yang berfungsi untuk mengupas kulit lada. Silinder pengupas dilapisi karet pada bagian luarnya untuk mengurangi benturan pada saat proses pengupasan. Mekanisme pemindah daya terdiri dari poros, 3 puli, sabuk-v dan 2 bantalan. Bagian ini berfungsi untuk meneruskan daya putar dari motor listrik ke silider pengupas. Rangka mesin berfungsi untuk menempatkan dan mengikat bagian-bagian mesin lainnya. Dalam

4 perancangan ini rangka mesin terbuat dari besi tuang berbentuk siku (profil L) karena ringan, kuat dan banyak tersedia di pasaran. Pada tahap pengujian, data yang dikumpulkan meliputi kecepatan putar mesin, lebar celah, panjang silinder, torsi, persentase pengupasan lada, persentase kerusakan lada dan kapasitas kerja mesin. Bahan yang diuji adalah lada varietas Bengkayang dalam keadaan yang masih segar. Sebelum memasuki ruang pengupasan diperlukan sortasi awal untuk mengurangi keragaman ukuran yang berlebihan dari bahan uji. Peralatan pendukung dalam pengujian antara lain adalah timbangan, stopwatch, wadah, tachometer dan jangka sorong. Rancangan percobaan yang digunakan dalam pengujian adalah uji faktorial tiga faktor memakai tipe split-split-plot design. Percobaan dilakukan pada tiga kecepatan putar pengupasan (352, 480 dan 524 rpm), tiga lebar celah pengupasan (3,8, 3,2 dan 2,7 mm), dan tiga panjang silinder pengupas (5, 7,5 dan 10 cm), sehingga secara keseluruhan diperoleh 27 kombinasi perlakuan dengan masing-masing pengulangan sebanyak 3 kali. Pengujian dilakukan memasukkan lada dengan massa 0,2 kg untuk setiap kombinasi perlakuan kedalam hopper. Parameter kinerja yang diamati dan dianalisis meliputi persentase lada yang terkupas, persentase lada yang rusak, dan kapasitas kerja mesin. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangbangun dan konstruksi Gambar 1 memperlihatkan gambar kerja mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal hasil rancangan. Berdasarkan gambar kerja tersebut telah dilakukan konstruksi dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 2. Selanjutnya dilakukan uji verifikasi dan uji fungsional. Hasil uji verifikasi menunjukkan bahwa tidak terdapat penyimpangan mekanisme dan dimensi mesin hasil konstruksi. Dari hasil uji fungsional diperoleh masukan tentang perlunya alur pada permukaan gesek untuk meningkatkan efektifitas pengupasan. Untuk itu telah dilakukan penambahan alur pada lapisan karet pada sisi luar silinder pengupas. Spesifikasi mesin hasil rancangan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi mesin pengupas lada hasil rancangan Keterangan 1. Nama 2. Prinsip kerja 3. Sumber penggerak 4. Dimensi - Panjang - Lebar - Tinggi 5. Silinder pengupas - Panjang silinder 1 - Panjang silinder 2 - Panjang silinder 3 6. Kecepatan pengupasan - Kecepatan 1 - Kecepatan 2 - Kecepatan 3 7. Lebar celah - Celah 1 - Celah 2 - Celah 3 8. Sistem transmisi Spesifikasi Pengupas lada tipe silinder putaran vertikal Sistem gesekan Motor listrik 1,4 HP 85 cm 45 cm 80 cm Pipa besi berdiameter 127 mm tebal 5 mm 10 cm 7,5 cm 5 cm 524 rpm 480 rpm 352 rpm 3,8 mm 3,2 mm 2,7 mm Puli dan Sabuk - V

5 Keterangan : 1. Rangka mesin 6. Pengganjal 11. Poros 2. Motor listrik 7. Silinder pengupas 12. Baut pengikat 3. Puli 8. Saluran keluar bahan 13. Puli 4. Bantalan 9. Baut pengikat 14. Puli 5. Hopper 10. Bantalan 15. Sabuk V Gambar 1. Gambar kerja mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal Gambar 2. Mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal hasil rancangan

6 Hasil uji kinerja Uji kinerja mesin dilakukan terhadap persentase pengupasan, persentase kerusakan, dan kapasitas kerja mesin. Tabel 2 memperlihatkan rangkuman pengaruh kecepatan putar, lebar celah dan panjang silinder terhadap persentase lada yang terkupas. Terlihat bahwa kecepatan putar dan lebar celah tidak secara konsisten berkorelasi dengan kinerja pengupasan, sedang dimesi silinder berkorelasi terbalik yaitu semakin pendek silinder semakin meningkatkan persentase pengupasan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kecepatan putar silinder pengupas tidak berpengaruh nyata terhadap persentase pengupasan. Sebaliknya, lebar celah dan panjang silinder pengupas berpengaruh sangat nyata terhadap persentase pengupasan. Dari Tabel 2 terlihat bahwa lebar celah 3,2 mm menghasilkan rata-rata persentase pengupasan yang lebih baik dibanding lebar celah 3,8 dan 2,7 mm. Panjang silinder 5 cm menghasilkan rata-rata persentase pengupasan terbaik. Pengurangan panjang silinder pengupas diperkirakan dapat meningkatkan angka persentase pengupasan. Tabel 2. Pengaruh kecepatan putar, lebar celah dan panjang silinder terhadap rata-rata persentase pengupasan Perlakuan Pengupasan (%) Kecepatan putar (rpm) Lebar celah (mm) Panjang silinder (cm) N b N a N a S1 3, b S2 3, a S3 2, c L c L2 7, b L3 5, a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk tiap perlakuan tidak berbeda nyata pada uji LSD taraf 5 %. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebar celah yang sempit dan silinder pengupas yang panjang menyebabkan banyak lada yang rusak, sedangkan lebar celah yang renggang dan silinder pengupas yang pendek menyebabkan banyak lada yang tidak terkupas. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kecepatan putar silinder pengupas tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan. Lebar celah dan panjang silinder pengupas berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kerusakan. Tabel 3. Pengaruh kecepatan putar, lebar celah dan panjang silinder terhadap rata-rata persentase kerusakan. Perlakuan Kerusakan (%) Kecepatan putar (rpm) Lebar celah (mm) Panjang silinder (cm) N a N a N a S1 3, c S2 3, b S3 2, a L a L2 7, b L3 5, c Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk tiap perlakuan tidak berbeda nyata pada uji LSD taraf 5 %.

7 Lebar celah mempengaruhi tekanan terhadap lada saat proses pengupasan. Semakin sempit celah berarti tekanan menjadi lebih besar sehingga lada yang rusak semakin banyak. Panjang silinder pengupas mempengaruhi panjang lintasan pengupasan. Semakin panjang silinder pengupas, maka lintasan pengupas semakin panjang, sehingga proses pengupasan berlangsung lebih lama dan mengakibatkan tingkat kerusakan yang lebih tinggi. Rata-rata persentase kerusakan terendah diperoleh pada kecepatan putar 480 rpm sebesar 26,44 %, lebar celah 3,8 mm sebesar 15,46 % dan panjang silinder 5 cm sebesar 11,63 %. Tabel 4 menunjukkan bahwa secara statistik kecepatan putar tidak berpengaruh nyata terhadap kapasitas pengupasan, sedangkan lebar celah dan panjang silinder berpengaruh nyata terhadap kapasitas pengupasan. Kapasitas kerja mesin tertinggi diperoleh pada perlakuan kecepatan putar 524 rpm, lebar celah 3,2 mm dan panjang silinder pengupas 5 cm. Peningkatan kecepatan putar dan pengurangan panjang silinder pengupas cenderung meningkatkan kapasitas kerja mesin, penambahan dan pengurangan dari lebar celah 3,2 mm dapat menurunkan kapasitas kerja mesin. Peningkatan kecepatan putar silinder pengupas dapat menambah kecepatan keluarnya lada pada mekanisme pengupasan, lebar celah yang terlalu besar menyebabkan banyak lada tidak terkupas, lebar celah yang terlalu sempit menyebabkan banyak lada yang rusak, sedangkan pengurangan panjang silinder pengupas dapat mengurangi panjang lintasan pengupasan sehingga proses pengupasan berlangsung lebih cepat. Tabel 4. Pengaruh kecepatan putar, lebar celah dan panjang silinder terhadap rata-rata kapasitas kerja mesin Perlakuan Kapasitas (kg/jam) N a Kecepatan putar N a (rpm) N a Lebar celah (mm) Panjang silinder (cm) S b S a S b L c L b L a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama untuk tiap perlakuan tidak berbeda nyata pada uji LSD taraf 5 %. Hasil pengamatan menunjukkan kinerja mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal terbaik pada interaksi perlakuan kecepatan putar 352 rpm, lebar celah 3,2 mm dan panjang silinder 5 cm dengan hasil pengupasan 83,2 %, kerusakan 11,2 % dengan kapasitas kerja mesin 10,3 kg/jam. Chithra et al. (2009), mendapatkan hasil efisiensi pengupasan lada putih tertinggi sebesar 69,52%. Jika dibandingkan dengan mesin pengupas lada terpadu (Risfaheri dan Hidayat, 2002) dengan persentase lada putih utuh 93,60% dan lada putih pecah 6,40 %, maka hasil pengujian menunjukkan persentase kerusakan lada masih cukup tinggi sehingga perlu dicari kemungkinan lain yang menyebabkan tingginya persentase kerusakan lada. Mesin pengupas lada hasil rancangbangun diuji menggunakan silinder pengupas dengan tiga variasi panjang. Pemilihan panjang silinder pengupas pada pengujian ini kemungkinan terlalu panjang dibanding panjang lintasan pengupasan optimal. Lintasan pengupasan yang panjang menyebabkan proses berlangsungnya gesekan antara lada dan silinder pengupas lebih lama. Hal ini menyebabkan resiko tingkat kerusakan lada lebih besar dan kapasitas kerja yang rendah. Tingkat kerusakan lada pada proses pengupasan selain sangat dipengaruhi oleh panjang silinder pengupas dan lebar celah, dimungkinkan juga karena faktor jenis karet

8 yang digunakan. Untuk mengurangi tingkat kerusakan dapat dilakukan dengan memilih jenis karet pengupas yang lebih elastis. Kapasitas mesin hasil rancangan masih relatif rendah. Hal ini terutama disebabkan karena disain hopper yang belum sempurna yang menyebabkan lada sulit memasuki celah pengupas. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan rancangan inlet dengan menambahkan mekanisme penekan untuk membantu system pengumpanan bahan. Lada yang rusak dan lada yang tak terkupas dari hasil pengujian agar tak terbuang dapat diproses lebih lanjut. Lada yang rusak dapat dijadikan lada bubuk, sedangkan lada yang tak terkupas dapat dilakukan proses pengupasan ulang, sehingga lada yang diproses tidak ada yang terbuang. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Hasil rancang bangun dan konstruksi prototipe mesin pengupas lada tipe silinder putaran vertikal dapat berfungsi melakukan proses pengupasan lada tanpa perlakuan perendaman. 2. Kinerja pengupasan terbaik diperoleh pada kecepatan putar silinder pengupas 352 rpm, lebar celah pengupas 3,2 mm dan panjang silinder pengupas 5 cm. Kinerja terbaik menghasilkan pengupasan 83,2%, kapasitas 10,3 kg/jam dan kerusakan 11,2%. 3. Lebar celah dan panjang silinder memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja pengupasan, sedangkan kecepatan putar silinder pengupas tidak berpengaruh secara nyata. Saran Perbaikan sistem pengumpanan, penggunaan panjang silinder pengupas kurang dari 5 cm, pemakaian karet pengupas yang lebih elastis dan perbaikan sistem pengeluaran hasil kupasan perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengupasan. DAFTAR PUSTAKA Chithra G., Mathew S.M., and Deepthi C., 2009, Performance Evaluation of A Power Operated Decorticator for Producing White Pepper from Black Pepper, Journal of Food Process Engineering, Willey Interscience Hidayat, T., Risfaheri., Nurdjannah N., 2001, Rancang bangun alat perontok lada model aksial, Jurnal Penelitian Tanaman Industri, Vol 7, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian International Pepper Community, Journal of the Pepper Industry, Focus on Pepper (Pepper nigrum L.), Vol II, No 1/2005 Iskandar, A. 1986, Desain Mesin Pengupas Kulit Lada Tipe Sirip (fin), Skripsi S1 Fateta PB, Bogor. Laksmanahardja M.P., dan Rusli S., 1988, Kemungkinan pengolahan lada putih dengan alat pengupas kulit buah lada, Makalah pada Seminar Pasca Panen Badan Litbang Pertanian, Bogor Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L., and Robbins, S.R.J., 1981, Pepper, Species, Longman, London and New York. Risfaheri, Hidayat, T., 2002, Rancang Bangun Alat Pengupas Lada Terpadu, Buletin Tanaman Rempah dan Obat, Vol. XIII, Bogor.

9 Risfaheri, Hidayat, T., Pandji, M.L., 1992, Pengembangan Alat Pengupas Lada (Tipe Silinder) dengan Sistem Pedal dan Analisis Ekonominya, Buletin Penelitian Tanaman Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Bogor. Rubiyanti, 2009, Fermentasi Lada (piper nigrum L.): pengaruhnya terhadap kemudahan pengupasan dan kualitas lada yang dihasilkan, Tesis S-2 FTP UGM Yogyakarta. Usmiati Sri dan Nanan Nurdjannah, 2006, Pengupasan Kulit Buah Lada dengan Enzime Pektinase, Jurnal Badan PenelitianTanaman Rempah dan Minyak Atsiri, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Minyak Atsiri, Bogor Wahid, P., 1996, Identifikasi Tanaman Lada, Monograf Tanaman Lada, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Winarti, C., Nurdjannah N., 2007, Pedoman Pengolahan Lada Putih dan Hitam, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang

Lebih terperinci

PENGERINGAN LADA PADA MESIN PENGERING DENGAN VARIASI PUTARAN MOTOR. Jl.Merdeka no. 04 Pangkalpinang *

PENGERINGAN LADA PADA MESIN PENGERING DENGAN VARIASI PUTARAN MOTOR. Jl.Merdeka no. 04 Pangkalpinang * PENGERINGAN LADA PADA MESIN PENGERING DENGAN VARIASI PUTARAN MOTOR Yudi Setiawan 1*, Eka Sari W 2, Irfan Wahyudi 3, Ahmad Mustofa 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Bangka Belitung Jl.Merdeka

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System ABSTRACT

Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System ABSTRACT 1 TEKNOLOGI PERTANIAN Modifikasi Mesin Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Sistem Double Roll Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System

Lebih terperinci

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : 2085-2614 JOURNAL HOMEPAGE : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/rtp Uji Kinerja Mesin Sortasi Jeruk Sistem Rotasi untuk Penyortiran Jeruk Siam Pontianak (Citrus nobilis

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang 1 7 2 6 5 3 4 Gambar 4.1. Desain Mesin Pengupas Kulit Kentang Komponen-komponen inti yang ada pada mesin pengupas kulit kentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

The Designing of Disk Type Peanut Shell Cracker

The Designing of Disk Type Peanut Shell Cracker PENGEMBANGAN ALAT PENGUPAS KULIT POLONG KACANG TANAH TIPE PIRING The Designing of Disk Type Peanut Shell Cracker Tamrin Jurusan Teknik Pertanian - Fakultas Pertanian - Universitas Lampung Jl. Sumantri

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1

KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1 KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1 Bambang Purwantana 2, Tri Purwadi 3, Muhammad Fauzi 4 ABSTRAK Pati aren merupakan komoditas yang banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM Ir.Soegitamo Rahardjo 1, Asep M. Tohir 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR MESIN PENGUPAS KACANG TANAH TIPE RUJI VERTIKAL TERHADAP KUPASAN. Kata kunci: kacang tanah, ruji vertikal, kecepatan putar

PENGARUH KECEPATAN PUTAR MESIN PENGUPAS KACANG TANAH TIPE RUJI VERTIKAL TERHADAP KUPASAN. Kata kunci: kacang tanah, ruji vertikal, kecepatan putar 25 PENGARUH KECEPATAN PUTAR MESIN PENGUPAS KACANG TANAH TIPE RUJI VERTIKAL TERHADAP KUPASAN Danang Henri Wibowo 1), Xander Salahudin 2), Sri Widodo 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penanganan Awal Kacang Tanah Proses pengupasan kulit merupakan salah satu proses penting dalam dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah dan dilakukan dengan maksud untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian PENGEMBANGAN MESIN PENYOSOH SORGUM Oleh : Ana Nurhasanah, Novi Sulistyosari, Mardison dan Abi Prabowo Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Permasalahan umum yang dihadapi dalam pemanfaatan biji

Lebih terperinci

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.) Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.) Oleh: Bambang Purwantana 1, Tri Purwadi 1, Muhammad Fauzi 2 Abstrak Pati aren merupakan komoditas yang banyak digunakan

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN : Model Efisiensi Mesin Sortasi Jeruk (Citrus nobilis) Tipe Rotasi dengan Pendekatan Analisis Dimensi Budi Setiawan 1), Suhendra 1) 1) Politeknik Negeri Sambas Email : setiawanbudi5379@yahoo.com Email :

Lebih terperinci

efektif alat (kg/jam)

efektif alat (kg/jam) Lampiran 1.Data pengamatan hasil penelitian Jumlah Mata Pisau Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) M1 I 48 3.2 3.2 II 46.95 3.3 4.16 III 42.51 4.26 3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A.WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Desain pembuatan prototipe, uji fungsional dan uji kinerja dilaksanakan di Bengkel

Lebih terperinci

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL (Test of Rotor Gap and Varian of Knife Edge Shape on Mechanical Coffee Pulper Equipment Singular Cylinder)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

1 PENGGUNAAN SISTEM PEMANAS DALAM PENGEMBANGAN ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH Renny Eka Putri *), Andasuryani, Santosa, dan Riki Ricardo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL

UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL SKRIPSI OLEH ADELLA GINTING 100308044 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M.

RANCANG SECARA. Diajukan. Program. Oleh M. RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH JERAMI SECARA VERTIKAL KAPASITAS 1000 [KG/JAM] LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Spesialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%) 38 Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian Jarak Mata Pisau (mm) Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) A(1)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LUAR KOPI KAPASITAS 70 KG/JAM

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LUAR KOPI KAPASITAS 70 KG/JAM RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LUAR KOPI KAPASITAS 70 KG/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI PERAWATAN

Lebih terperinci

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL Gatot Pramuhadi 1), Abdul Wahhaab 2), Gina Rahmayanti 2), Nurwan Wahyudi 2), Syahidin Nurul Ikhwan 2) 1) Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

Mesin Pencacah Cengkeh

Mesin Pencacah Cengkeh Volume 10 No 1, April 2017 Hlm. 59-64 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Mesin Pencacah Cengkeh Ah. Sulhan Fauzi 1, Engga Predianto 2, Fatkur Rhohman 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

II. PASCA PANEN KAYU MANIS 1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISA PENGARUH PUTARAN TERHADAP KUALITAS BIJI KOPI DENGAN MENGGUNAKAN MESIN PENGUPAS BIJI KOPI KAPASITAS KG/JAM Amelia 1), Ian Hardianto Siahaan 2) dan Inkar Palisu 3) 1,2) Dosen Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart Penelitian Mulai Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat Dimasukan kertas kedalam alat Dihitung

Lebih terperinci

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji Standar Nasional Indonesia Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji ICS 65.060.50 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)

Lebih terperinci

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN Xander Salahudin, Sri Widodo, Muhammad Hasan Zuhdi, Danang Henri Wibowo, Rachman Satya Pamungkas, Bagas Dwi Prakoso Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pengiris Ubi Dengan Kapasitas 30 Kg/jam

Rancang Bangun Mesin Pengiris Ubi Dengan Kapasitas 30 Kg/jam Rancang Bangun Mesin Pengiris Ubi Dengan Kapasitas 30 Kg/jam M.Sajuli (1) Ibnu Hajar (2) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei Alam, Bengkalis Riau ibnu@polbeng.ac.id Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013. 13 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013. Proses modifikasi dan pengujian alat pemipil jagung dilakukan di Laboratorium Daya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR 20411296 Latar Belakang Di Indonesia, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok, tetapi bonggolnya masih belum termanfaatkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG DAGING TANAMAN LIDAH BUAYA KAPASITAS 100 [KG/JAM]

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG DAGING TANAMAN LIDAH BUAYA KAPASITAS 100 [KG/JAM] RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG DAGING TANAMAN LIDAH BUAYA KAPASITAS 100 [KG/JAM] LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III SPESIALISASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

RANCANG [KG/JAM] MEDAN Diajukan untuk. Memenuhi. Oleh : M.A LUBIS FAHMI NIM: SUWANDI. vii

RANCANG [KG/JAM] MEDAN Diajukan untuk. Memenuhi. Oleh : M.A LUBIS FAHMI NIM: SUWANDI. vii RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ADONAN TERASI BAHAN BAKU UDANG SISTEM SCREW KAPASITAS 15 [KG/JAM] LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM

ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM ANALISA HASIL CRACKED MIXTURE pada ALAT PEMECAH BIJI (RIPPLE MILL) KELAPA SAWIT KAPASITAS 250 KG/JAM Mahyunis ST, MT 1, Arnold PG Lbn Gaol, ST 2, Rayi Hidayah Lestari 3 Program Studi Teknologi Pengolahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

MESIN PENGUPAS BIJI JENITRI SISTEM ROTARI UNTUK MEMBANTU UKM PENGRAJIN BIJI-BIJIAN LANGKA. Tembalang Kota Semarang 50275

MESIN PENGUPAS BIJI JENITRI SISTEM ROTARI UNTUK MEMBANTU UKM PENGRAJIN BIJI-BIJIAN LANGKA. Tembalang Kota Semarang 50275 MESIN PENGUPAS BIJI JENITRI SISTEM ROTARI UNTUK MEMBANTU UKM PENGRAJIN BIJI-BIJIAN LANGKA Paryono 1),Agus Suwondo 2), Teguh Budi Santoso )2 1 Jurusan Teknk Mesin Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

UJI BERBAGAI TINGKAT KECEPATAN PUTARAN TERHADAP KUALITAS HASIL PADA ALAT PENGERING KELAPA (DESICCATED COCONUT)

UJI BERBAGAI TINGKAT KECEPATAN PUTARAN TERHADAP KUALITAS HASIL PADA ALAT PENGERING KELAPA (DESICCATED COCONUT) Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 2 Th. 2017 UJI BERBAGAI TINGKAT KECEPATAN PUTARAN TERHADAP KUALITAS HASIL PADA ALAT PENGERING KELAPA (DESICCATED COCONUT) (Testing The Speed

Lebih terperinci

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di bengkel las Citra Damai Kemiling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. pertanian yang mampu menghasilkan devisa bagi Negara. Pada tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agrobisnis merupakan permasalahan yang sedang ditangani secara serius oleh pemerintah Indonesia sampai saat ini, mengingat begitu pentingnya pemanfaatan hasil perkebunan

Lebih terperinci

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional 25 4 PENDEKATAN RANCANGAN Rancangan Fungsional Analisis pendugaan torsi dan desain penjatah pupuk tipe edge-cell (prototipe-3) diawali dengan merancang komponen-komponen utamanya, antara lain: 1) hopper,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN 5.1 Pelaksanaan Pembuatan Mesin 1. Tahap awal dalam pembuatan mesin adalah pembuatan rangka mesin, bodi mesin, pembubutan poros pemegang mata pisau pengupas, pembuatan mata

Lebih terperinci

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM Yafid Effendi, Fajar Danuriyanto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lada atau pepper (Piper nigrum L) disebut juga dengan merica, merupakan jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah menjadi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengirisan (pisang) Proses pengirisan pisang ini terlebih dahulu dilakukan persiapan bahan, dan mengupas kulitnya. Dan membersihkan dikarenakan pisang memiliki getah. Dikarenakan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik

Lebih terperinci

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) 1 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Limau Manis, Pauh, Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 80% produksi kopi berasal dari perkebunan rakyat yang merupakan kumpulan dari kebun-kebun sempit milik petani yang menjadi salah satu pilar ekspor biji kopi

Lebih terperinci

UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN

UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN UJI BERBAGAI DIAMETER PULI TERHADAP KUALITAS HASIL ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN (Study of Pulley Diameter Effect on Product Quality of Grain s Chip Molder) Alex Candra Pardede 1,2, Saipul Bahri Daulay

Lebih terperinci

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL A. Dimensi Keseluruhan - Tipe/Merek : BEJE-UT 18 - Panjang : 1155 mm - Lebar : 780 mm - Tinggi : 1485 mm - Bobot operasi : 470 kg - B. Ruang Penggiling - Dimensi

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type]

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type] Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 23-28 MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type] Oleh : Ahmad Harbi 1, Tamrin 2,

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT ULIR DAN KOMODITAS TERHADAP KINERJA ALAT SCREW CONVEYOR PADA DUA VARIASI KECEPATAN PUTAR

PENGARUH SUDUT ULIR DAN KOMODITAS TERHADAP KINERJA ALAT SCREW CONVEYOR PADA DUA VARIASI KECEPATAN PUTAR Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4, No. 3: 209-218 PENGARUH SUDUT ULIR DAN KOMODITAS TERHADAP KINERJA ALAT SCREW CONVEYOR PADA DUA VARIASI KECEPATAN PUTAR THE EFFECT OF SCREW ANGEL AND COMMODITIES TO

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci