perilaku biaya. Apabila manajer mengetahui konsep biaya maka akan mampu mengoptimalkan serta meningkatkan efisiensi biaya dalam pengelolaan sumber
|
|
- Sudirman Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Dalam mengambil keputusan, seorang manajer harus mengetahui tentang perilaku biaya. Apabila manajer mengetahui konsep biaya maka akan mampu mengoptimalkan serta meningkatkan efisiensi biaya dalam pengelolaan sumber daya perusahaan (Persada, 2006). Berdasarkan perilakunya biaya terdiri dari biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi-variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang totalnya berhubungan dengan perubahan input atau output secara proporsional, sedangkan total biaya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan input atau output dan biaya semi-variabel merupakan biaya yang totalnya dipengaruhi oleh volume sumber daya tapi tidak proporsional (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Namun terdapat temuan bahwa biaya meningkat lebih tinggi saat volume aktivitas meningkat dibanding penurunan biaya saat aktivitas menurun, perilaku tersebut disebut perilaku Sticky cost (Cooper dan Kaplan, 1998). Biaya disebut sticky ketika kenaikan biaya yang disebabkan oleh penambahan volume lebih besar dibandingkan penurunan biaya yang disebabkan penurunan volume (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Anderson et al. (2003) menguatkan hal yang sama bahwa sticky cost adalah peningkatan biaya lebih tinggi ketika penjualan naik daripada penurunan biaya saat penjualan turun. Beberapa penelitian membuktikan adanya sticky cost di beberapa negara. Porporato dan Werbin (2010) meneliti adanya indikasi perilaku sticky cost pada bank-bank di Amerika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi sticky cost 1
2 pada bank di Argentina, Brazil dan Canada. Dan menghasilkan kesimpulan biaya penjualan, administrasi dan umum meningkat sebesar 0,60 persen di Argentina, 0,82 persen di Brazil, dan 0,94 persen di Canada setiap satu persen kenaikan volume aktivitas dan menurun sebesar 0,38 persen di Argentina, 0,48 persen di Brazil dan 0,94 persen di Canada setiap satu persen penurunan volume aktivitas hal ini mengindikasikan adanya perilaku sticky cost pada bank-bank di Amerika. Medeiros dan Costa (2005) menemukan indikasi adanya sticky cost pada perusahaan-perusahaan di Brazil dan menemukan bahwa pada biaya penjualan, administrasi dan umum meningkat 0,5 persen per kenaikan satu persen dalam penjualan, namun menurun hanya 0,32 persen per penurunan satu persen dalam penjualan. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perilaku sticky cost pada perusahaan-perusahaan di Brazil. Teruya et al. (2010) menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada perusahan-perusahan di Jepang. Penelitian ini menggunakan sampel semua perusahaan yang terdaftar pada Tokyo Stock Exchange dari tahun Pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Thailand Pichetkun dan Panmanee (2012) melakukan penelitian tentang determinan dari perilaku sticky cost dengan menggunakan adjustment cost theory, agency cost theory, political cost theory dan corporate governance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio pada adjustment cost theory yaitu asset intensity, employee intensity, stock intensity, equity intensity dan capital intensity dan rasio-rasio pada agency 2
3 cost theory yaitu risk (BETA), concentration /rate (COMPETE), tax ratio secara bersamaan berhubungan secara positif dengan tingkat sticky cost, sedangkan political cost theory dan corporate governance berhubungan secara negatif dengan tingkat sticky cost. Windyastuti dan Biyanto (2005) menganalisis stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada penjualan bersih dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dari tahun Penelitian ini menemukan bahwa biaya pemasaran, administrasi dan umum naik sebesar 0,68 persen per satu persen kenaikan volume, tetapi menurun hanya 0,08 persen per satu persen penurunan volume. Selain itu juga menemukan bahwa tingkat sticky cost meningkat sesuai dengan peningkatan asset intensity tetapi menurun bersamaan dengan employee intensity. Penelitian yang dilakukan oleh Pitchekun dan Panmanee (2012), Anderson et al. (2003), Calleja et al. (2005), Weiss (2010), Yasukata dan Kajiwara (2011) mengunakan pendekatan adjustment cost theory untuk melihat perilaku sticky cost. Teori ini menyatakan bila manajer melakukan adjustment cost sesegera mungkin setelah terjadinya ketidaksesuaian antara rencana dan aktualisasi, maka sticky cost tidak akan terjadi. Sebagai ilustrasi setiap tahun manajer membuat anggaran, yaitu anggaran penjualan dan anggaran produksi, lalu anggaran dilihat berjalan atau tidak. Apabila dalam realisasinya tidak sesuai dengan yang dianggarkan manajer akan mengambil keputusan. Jika manajer optimis, manajer akan mempertahankan utilization maka biaya akan membengkak dan sticky cost terjadi, sedangkan jika manajer pesimis manajer akan menyesuaikan utilization 3
4 sehingga biaya dapat disesuaikan dan sticky cost tidak terjadi. Sehingga penelitian ini akan mencoba melihat pengaruh dari asset intensity dan employee intensity terhadap sticky cost pada sektor manufaktur di Indonesia. Alasan pemilihan sektor manufakturdi Indonesia karena Hidayatullah et al (2011), Windyastuti dan Biyanto (2005) menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada sektor manufaktur di Indonesia. Selain itu dikarenakan pemilihan periode untuk mendapatkan data terbaru. Penelitian ini akan mencoba menjawab rumusan masalah apakah asset intensity dan employee intensity mempengaruhi sticky cost? Manfaat penelitian ini adalah bisa menjadi saran bagi perusahaan yang memiliki kondisi-kondisi tertentu yang mengakibatkan sticky cost menjadi tinggi, sebab sticky cost memberikan dampak negatif bagi perusahaan yaitu mengurangi laba (Anderson et al, 2006 dan Weiss, 2010) dan menjadikan pertimbangan bagi investor untuk memilih perusahaan yang tidak beresiko memiliki tingkat sticky cost yang tinggi melihat dari rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian. 4
5 TINJAUAN PUSTAKA Sticky Cost Sticky cost pertama kali ditemukan oleh Malcolm pada tahun Beberapa biaya cenderung mempunyai karakter tidak sebanding dengan perubahan aktivitasnya. Jadi biaya ini cenderung kaku dan melekat karena adanya fix cost yang terlalu tinggi, bahkan jika aktivitas menurun, oleh karena itu biaya tersebut diberi label sticky cost. Penelitian Anderson et al. (2003) menemukan sticky cost adalah biaya yang meningkat lebih tinggi ketika volume penjualan naik daripada saat volume penjualan turun pada proporsi yang sama. Sticky cost terjadi karena ketidakseimbangan penyesuaian sumberdaya yaitu lebih lambat dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian yang meningkat. Selain itu manajer cenderung memilih tetap mempertahankan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan pengurangan sumberdaya ketika penjualan menurun. Alasan utama bagi keberadaan sticky cost adalah ketidakpastian tentang permintaan masa depan dari produk yang dijual oleh perusahaan yang mengakibatkan manajer cenderung memilih tetap mempertahankan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan pengurangan sumberdaya ketika penjualan menurun. Namun sebaliknya, jika manajer memilih untuk menyesuaikan biaya maka sticky cost tidak akan terjadi (Anderson et al., 2003). Keputusan manajer tersebut adalah keputusan yang disengaja berdasarkan alasan yang subjektif yaitu prospek peningkatan penjualan di masa mendatang, hal ini 5
6 menyebabkan sticky cost. Ini dibuktikan oleh Yasukata dan Kajiwara (2011) dengan menggunakan menggunakan The Deliberate Decision Theory dan Cost Adjustment Delay Theory. The Deliberate Decision Theory menyebutkan bahwa sticky cost terjadi akibat keputusan yang disengaja oleh manajer, sedangkan Cost Adjustment Delay Theory menjelaskan bahwa perilaku sticky cost terjadi akibat keputusan manajer yang menunda penyesuaian biaya. Ada beberapa penelitian yang menguji apa saja yang mempengaruhi perilaku sticky cost. Canon (2011) menyatakan bahwa sticky cost muncul karena marginal cost penambahan kapasitas saat permintaan meningkat lebih besar dari marginal benefit dari pengurangan kapasitas saat permintaan menurun. Pichetkun dan Panmanee (2012) menyatakan bahwa rasio-rasio pada adjustment cost theory dan agency cost theory mempengaruhi tingkat sticky cost. Adjustment CostTheory Adjutment cost theory diperkenalkan oleh Lucas (1967). Ketika terjadi keadaan yang tidak terduga, perusahaan tidak dapat mengubah tingkat faktor produksi secara tiba-tiba tanpa adanya penyesuaian biaya (cost of adjustment). Maka dari itu mengubah level produksi memerlukan biaya. Adjustment cost terjadi karena ketidaksesuaian antara biaya yang direncanakan dengan biaya yang terjadi akibat perubahan volume. Banyak penelitian yang diadaptasi dari konsep ini seperti mengubah investment atau capital (Mortensen, 1973; Epstien & Denny, 1986; Cooper & Haltiwanger, 2006; Groth & Khan, 2010), mengubah tenaga 6
7 kerja (Leitao, 2011; Nakamura, 1993) dan mengubah tingkat inventories (Danziger, 2008). Adjustment cost disajikan secara implisit pada laporan keuangan, ini berarti adjustment cost tidak dilaporkan dan diukur pada akun pendapatan maupun beban (Hamermesh & Pfann, 1996). Jika manajer ingin menaikkan atau menurunkan utilization, adjustment cost akan terjadi. Penelitian sebelumnya pada cost on stickiness(anderson et al., 2003; Subramaniam & Weidenmier, 2003; Medeiros & Costa, 2004; Yang et al., 2005; Anderson, Chen, & Young, 2005) menggunakan intensity of total assets dan intensity of employees sebagai proxy dari adjustment cost. Untuk mendukung ini, penelitian-penelitian tersebut mengindikasikan bahwa sticky cost dipengaruhi oleh intensity of asset dan intensity of employees. Sticky Cost Pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum Banyak penelitian terdahulu yang menggunakan penjualan bersih sebagai proxy dari volume penjualan, karena volume penjualan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku biaya pada biaya penjualan, administrasi dan umum dapat dipelajari dengan menghubungkan aktivitas penjualan karena volume penjualan mempengaruhi beberapa komponen biaya administrasi dan umum (Cooper dan Kaplan, 1998). Biaya penjualan, administrasi dan umum memiliki komponen fix dan komponen variabel maka biaya ini memiliki sifat semi variabel. Biaya administrasi dan umum menjadi sticky ketika besarnya biaya administrasi dan 7
8 umum meningkat lebih tinggi ketika volume penjualan naik dibandingkan besarnya biaya administrasi dan umum yang menurun ketika volume penjualan menurun (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi jika manajer memutuskan untuk menahan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan adjustment cost ketika volume mengalami penurunan oleh karena itu manager mugkin ragu untuk mengurangi utilization ketika penjualan menurun maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan naik karena tidak segera disesuaikan (Anderson et al. 2003). H1 : Peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum lebih tinggi pada saat penjualan naik dibandingkan penurunan biaya pada saat penjualan menurun. Sticky Cost dan Asset Intensity Asset intensity adalah rasio total aset terhadap penjualan bersih. Asset intensity diukur dari total aset/penjualan (Pichetkun dan Panmanee, 2012). Gambaran logis tentang indikasi sticky cost pada asset intensity, ketika penjualan mengalami peningkatan, maka perusahaan harus membeli sebuah mesin lagi untuk menyesuaikan peningkatan penjualan tersebut (Windyastuti dan Biyanto 2005). Misalnya perusahaan mempunyai sebuah mesin dengan kapasitas produksi sebesar unit setiap satu periode dengan biaya perawatan dan depresiasi sebesar Rp ,00. Pada saat penjualan mengalami peningkatan sebesar 50 persen atau sebesar unit, perusahaan akan membeli satu buah mesin lagi. Sehingga biaya perawatan dan depresiasi akan ikut meningkat menjadi 8
9 Rp Namun saat penjualan menurun sebesar 50 persen atau unit, perusahaan tidak akan mengurangi mesin karena manajer berpikir pada periode yang akan datang akan terjadi peningkatan penjualan, sehingga perusahaan tidak harus membeli mesin lagi karena biaya pengadaan mesin ini mahal. Maka, walaupun terjadi penurunan penjualan manajer akan mempertahankan mesin tersebut dan tetap menanggung biaya perawatan dan depresiasi sebesar Rp ,00 dengan kapasitas yang belum tentu digunakan. Ini menunjukkan adanya indikasi sticky cost, ketika penjualan naik biaya perawatan dan depresiasi akan meningkat, sedangkan saat penjualan menurun biaya tersebut tidak ikut menurun (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Karena biaya perawatan dan depresiasi termasuk dalam komponen biaya penjualan, administrasi dan umum, maka semakin tinggi asset intensity maka sticky cost juga akan tinggi. Sehingga peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan asset intensity (Nugroho dan Endarwati, 2013). H 2a : Peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan asset intensity perusahaan. Sticky Cost dan Employee Intensity Employee intensity adalah rasio jumlah karyawan terhadap penjualan bersih. Employee intensity diukur dari jumlah karyawan/penjualan (Pichetkun dan Panmanee, 2012). Biaya gaji dan upah termasuk dalam komponen biaya penjualan, administrasi dan umum, sehingga penjualan mempengaruhi biaya gaji. 9
10 Ketika penjualan menurun, perusahaan harus tetap menanggung biaya gaji. Menghentikan tenaga kerja adalah mahal karena perusahaan harus membayar biaya pesangon. Perusahaan akan kehilangan investasi yang spesifik ketika pekerja diberhentikan saat penjualan menurun dan menambah karyawan saat penjualan meningkat. Sehingga biaya gaji bersifat sticky (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Namun bila manajer mengambil keputusan untuk melakukan adjustment terhadap biaya gaji dengan kata lain manajer melakukan pemutusan hubungan kerja maka sticky cost tidak terjadi (Anderson et al, 2003). H 2b : Peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan employee intensity perusahaan. 10
11 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Data yang diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi Indonesia Derivatif Exchange. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya penjualan, administrasi dan umum, pendapatan penjualan bersih, aset bersih dan jumlah tenaga kerja yang diambil dari laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report). Pengambilan data dengan metode purposive sampling yaitu dengan kriteria perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode dan biaya penjualan,administrasi dan umum tidak melebihi penjualan bersih. Metode Analisis Model untuk melihat sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pertama kali diciptakan oleh Anderson et al. (2003). Model ini digunakan pula oleh Windyastuti dan Biyanto (2005), Hidayatullah et al.(2011), Subramanian dan Weidenmier (2003) dan menemukan indikasi adanya sticky cost. Oleh sebab itu peneliti menggunakan model yang sama dengan Anderson et al.(2003). Interaksi antara variabel Decreased Dummy (DECRDUM) mengambil nilai 1 jika penjualan menurun antara periode t-1 dan t, dan 0 jika sebaliknya 11
12 (Hidayatullah et al. 2011). Dikarenakan model diuji dengan regresi berganda sehingga harus memenuhi uji asumsi klasik. Pengujian Hipotesis 1 : Log[PA&U i,t /PA&U i,t1 ]=β 0 +β 1 [Sales i,t /Sales i,t1 ]+β 2 *DECRDUM i,t *log[sales i,t /Sal es i,t-1 ]+ε i,t model dimana: PA&U i,t = Biaya Pemasaran, Administrasi dan Umum perusahaan i pada periode t-1 PA&U i,t-1 = Biaya Pemasaran, Administrasi dan Umum perusahaan i pada periode t-1 Sales i,t = Penjualan bersih pada periode t Sales i,t-1 = Penjualan bersih pada periode t-1 DECRDUM i,t = Variabel Dummy bernilai 1 jika penjulan bersih turun antara periode t dan t-1, serta 0 jika sebaliknya. ε i,t = Residual Koefisien β 1 mengukur presentase kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat kenaikan penjualan bersih sebesar satu persen karena variabel dummy yang bernilai nol pada saat penjualan bersih tidak menurun. Presentase penurunan biaya penjualan administrasi dan umum akibat penurunan penjualan 12
13 bersih sebesar satu persen diukur oleh penjumlahan dari koefisien β 1 + β 2. Apabila biaya penjualan, administrasi dan umum bersifat sticky, maka variasi peningkatan biaya administrasi dan penjualan bersih harus lebih besar dibandingkan saat penurunan penjualan bersih. Asumsi β 1 >0, β 2 <0 yang menjadi dasar hipotesis 1, yaitu peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum lebih tinggi pada saat penjualan naik dibandingkan penurunan biaya pada saat penjualan menurun (Anderson et al. 2003). Pengujian Hipotesis 2 : Log[A&U i,t /A&U i,t1 ]=β 0 +β 1 *log[sales i,t /Sales i,t1 ]+β 2 *DECRDUM i,t *log[sales i,t/sales i,t1 ]+β 3 *DECRDUM i,t *log[sales i,t /Sales i,t1 ]*log[totalasset i,t /Sales i,t1 ]β 4 *DECRDUM i,t *log[sales i,t /Sales i,t-1 ] *log[number of employee i,t /Sales i,t-1 ]+ε i,t dimana: Total Asset/Sales = Asset Intensity Number of employe/sales = Employee Intensity Asset Intensity dan employee intensity berpengaruh jika signifikansi secara statistik dengan nilai α (alpha) sebesar 0,05. Alasan penentuan nilai α (alpha) sebesar 0,05 karena sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu Windyastuti dan Biyanto (2005), Anderson et al. (2003), Nugrohodan Endarwati (2013). Dengan signifikannya variabel-variabel tersebut maka analisis kondisi dan situasi yang mempengaruhi derajat stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum dapat dilakukan. 13
14 Pengaruh asset intensity dan employee intensity terhadap derajat stickiness biaya penjualan, administrasi dan umum terlihat dari β 3 dan β 4 yang bertanda negatif dan signifikan. Ini berarti bila asset intensity dan employee intensity naik, maka variasi penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih kecil dibandingka ketika asset intensity dan employee intensity tidak mengalami kenaikan. 14
15 PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang digunakan adalah biaya penjualan, administrasi dan umum, pendapatan penjualan bersih, aset bersih dan jumlah tenaga kerja yang diambil dari laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report). Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria biaya penjualan,administrasi dan umum tidak melebihi penjualan bersih. Dalam penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 117 perusahaan dari total 138 perusahaan terbentuk sampel 351 kemudian dihilangkan 7 outlier hingga menjadi 344 data. Outlier dihilangkan karena melebihi batas Z score. Batas nilai Z score adalah -2,5 sampai +2,5. Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel Sektor Emiten Sampel yang tidak terpilih Sampel Emiten Sampel Data Outlier Total Sampel Data Manufaktur Deskriptif Statistik Di bawah ini adalah tabel statistik deskriptif untuk perubahan pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum; Penjualan, Aset, serta Karyawan perusahaan manufaktur pada tahun , dan
16 Tabel 2 Deskriptif Statistik Perusahaan Manufaktur Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Tahun 2010/2009 Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Tahun 2011/2010 Perubahan Biaya Penjualan, Administrasi & Umum Tahun 2012/2011 Perubahan Penjualan Tahun 2010/2009 Perubahan Penjualan Tahun 2011/2010 Perubahan Penjualan Tahun 2012/2011 Perubahan Aset Tahun 2010/2009 Perubahan Aset Tahun 2011/2010 Perubahan Aset Tahun 2012/2011 Perubahan Karyawan Tahun 2010/2009 Perubahan Karyawan Tahun 2011/2010 Perubahan Karyawan Tahun 2012/2011 Rata-rata Dalam (Rp), (jumlah karyawan) Sampel Mengalami Penurunan Sampel Mengalami Peningkatan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp (25)
17 Dapat dilihat pada tabel di atas pada periode biaya penjualan, administrasi dan umum mengalami peningkatan sebesar 77 persen yang dialami 90 perusahaan. Rata-rata perubahannya adalah Rp Penjualan pada periode tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 76 persen yang dialami 89 perusahaan. Rata-rata perubahannya adalah Rp Aset pada periode tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 75 persen yang dialami 88 perusahaan. Rata-rata perubahannya adalah Rp Jumlah karyawan pada periode tersebut juga mengalami penurunan sebesar 60 persen yang dialami 47 perusahaan. Perubahannya adalah -25. Ini menunjukkan bahwa ketika penjualan meningkat maka biaya penjualan, administrasi dan umum serta aset mengalami peningkatan. Akan tetapi karyawan mengalami penurunan. Pada periode terjadi peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum sebasar 76 persen yang dialami oleh 89 perusahaan. Rata-rata perubahannya adalah Rp Pada penjualan juga mengalami peningkatan sebesar 86 persen yang dialami oleh 101 perusahaan, dengan rata-rata perubahannya adalah Rp Aset pada periode tersebut sebesar 77 persen yang dialami oleh 90 perusahaan dengan rata-rata perubahannya Rp Karyawan pada periode ini juga mengalami peningkatan sebesar 54 persen yang dialami oleh 63 perusahaan dengan rata-rata perubahan menjadi 208 orang. Ini menunjukkan saat penjualan meningkat, biaya penjualan, administrasi dan umum, aset serta karyawan juga mengalami peningkatan. Pada periode biaya penjualan, administrasi dan umum mengalami peningkatan sebesar 86 persen yang dialami oleh 96 perusahaan. Rata- 17
18 rata perubahannya adalah Rp Penjualan pada periode tersebut juga mengalami peningkata sebesar 74 persen yang dialami oleh 87 perusahaan dengan rata-rata perubahannya menjadi Rp Aset pada periode ini mengalami peningkatan sebesar 81 persen yang dialami oleh 95 perusahaan dengan rata-rata perubahannya menjadi Rp Karyawan pada periode ini juga mengalami peningkatan sebesar 64 persen yang dialami oleh 75 perusahaan dengan rata-rata perubahan menjadi 307 orang. Ini menunjukkan pada saat penjualan meningat, biaya penjualan, administrasi dan umum, aset dan karyawan juga meningkat. Pengujian Hipotesis Sebelum melakukan pengujian sticky cost pada sektor manufaktur, terlebih dahulu penulis melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh hasil model yang baik. Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat pada lampiran 3. 18
19 Hasil Pengujian Hipotesis 1 Tabel 3 Hasil Uji Regresi Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) Penjualan Periode Hasil pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari tabel diatas bahwa nilai β 1 sebesar 0,475 ini berarti pada saat penjualan meningkat sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum meningkat sebesar 0,475 persen. Sedangkan nilai β 2 sebesar -0,066 sehingga nilai β 1 + β 2 menjadi 0,409 yang berarti pada saat penjualan menurun sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan menurun sebesar 0,409 persen. Temuan ini mendukung hipotesis 1 yaitu peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum lebih tinggi pada saat penjualan naik dibandingkan penuruna biaya pada saat penjualan menurun. Hal ini mengindikasikan adanya sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada perusahaan manufaktur di Indonesia, sehingga hipotesis 1 diterima.stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi jika manajer memutuskan untuk menahan sumberdaya yang tidak terpakai daripada melakukan adjustment cost ketika volume mengalami penurunan oleh karena itu manager mugkin ragu untuk 19
20 mengurangi utilization ketika penjualan menurun maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan naik karena tidak segera disesuaikan (Anderson, et al, 2003). Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa peneleitian sebelumnya oleh Windiyastuti dan Biyanto (2005), Hidayatullah et al. (2011), Dewi (2012). Hasil Pengujian Hipotesis 2 Tabel 4 Hasil Uji Regresi Unstandardized Coefficients Model B Std. Error t Sig. 1 (Constant) Penjualan Periode Asset Karyawan Hasil Pengujian Hipotesi 2a Dari hasil pengujian di atas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05. Ini berarti asset intensity berpengaruh terhadap tingkat sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum. Pengaruh asset intensity terhadap sticky cost terlihat ada nilai β 3 yaitu - 1,566. Nilai β 3 yang negatif berarti apabila asset intensity naik, maka variasi penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih kecil dibandingkan asset intensity tidak mengalami kenaikan. Dengan kata lain semakin tinggi asset intensity maka semakin tinggi pula sticy cost. 20
21 Hal ini dibuktikan dengan data aset pada Tabel 2 pada periode hingga periode terjadi peningkatan aset sebesar Rp begitu pula dengan penjualan yang mengalami peningkatan pada periode hingga periode sebesar Rp Ini memungkinkan bahwa perusahaan berinvestasi pada aset dan operasi perusahaan bergantung pada aset. Ketika aset meningkat sebesar 1 persen maka biaya akan meningkat sebesar 0, persen dan penjualan meningkat sebesar 0, persen, ini mengindikasikan adanya pengaruh dari asset intensity terhadap sticky cost. Tingkat sticky cost akan lebih tinggi pada perusahaan yang mempergunakan aset untuk menjalankan kegiatan operasionalnya (Rahmadi, 2012 dan Dewi, 2012). Sticky cost terjadi karena manager tidak segera menyesuaikan biaya (Anderson et al. 2003). Tindakan untuk menjual aset ketika penjualan bersih menurun sangat beresiko karena perusahaan akan kehilangan investasi yang spesifik (Anderson et al. 2003). Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya oleh Windyastuti dan Biyanto (2005), Rahmadi (2012), Nugroho dan Endarwati (2013). Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis 2a bahwa peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan asset intensity perusahaan. 21
22 Hasil Pengujian Hipotesis 2b Dari hasil pengujian di atas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 <0,05. Ini berarti employee berpengaruh terhadap tingkat sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum. Pengaruh employee intensity terhadap sticky cost terlihat ada nilai β 4 yaitu 0,697. Nilai β 4 yang positif berlawanan dengan kerangka teori. Ini berarti apabila employee intensity naik, maka variasi penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih besar dibandingkan employee intensity tidak mengalami kenaikan. Dengan kata lain semakin tinggi empoyee intensity maka sticy cost semakin kecil. Dengan demikian hipotesis 2b yang menyatakan peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan employee intensity perusahaan tidak didukung. Ini dikarenakan adanya efisiensi pada perusahaan tersebut. Ini dibuktikan dengan data, ketika karyawan menurun 1 persen maka biaya akan menurun sebesar 4%. Sedangkan pada saat karyawan meningkat 1 persen maka biaya akan meningkat sebesar 0,194% dan penjualan meningkat sebesar 0,4 %. Efisisensi biaya terjadi karena manajer mampu menyesuaikan biaya dengan baik berdasarkan pergerakan penjualan. Hal ini mengakibatkan tingkat sticky cost menjadi lebih rendah (Anderson et al, 2006). Anderson et al. (2006) menambahkan biaya yang mengikuti pergerakan penjualan secara proporsional memberikan sinyal bahwa terjadi efisiensi biaya. 22
23 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, ditemukan adanya indikasi perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode Hal ini dibuktikan dengan kenaikan pada biaya penjualan, administrasi dan umum yang lebih tinggi ketika penjualan bersih meningkat dibandingkan dengan penurunan biaya biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan bersih menurun. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2a dapat disimpulkan bahwa besarnya sticky cost dipengaruhi oleh asset intensity. Ini berarti peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum sesuai dengan peningkatan asset intensity perusahaan. Dengan kata lain saat asset intensity meningkat, sticky cost juga akan meningkat. Sedangkan pada hasil pengujian hipotesis 2b dapat disimpulkan bahwa besarnya sticky cost dipengaruhi oleh employee intensity, namun dengan arah yang berbeda. Ini berarti peningkatan employee intensity tidak sesuai dengan peningkatan sticky cost. Dengan kata lain saat employee intensity meningkat, sticky cost akan menurun. 23
24 Implikasi Dari hasil penelitian yang menemukan adanya indikasi sticky cost pada biaya penjualan administrasi dan umum pada perusahaan manufaktur di Indonesia, maka manajer harus mengenali dan mengendalikan sticky cost. Karena sticky cost berdampak buruk yaitu dapat mengurangi laba (Anderson et al, 2006 dan Weiss, 2010). Selain itu dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dari asset intensity yang meningkat seiring peningkatan sticky cost, manajer harus mengambil keputusan untuk menahan sumberdaya ketika penjualan menurun atau melakukan penyesuaian. Keterbatasan dan Saran Pada penelitian ini pengukuran rasio employee intensity menggunakan perbandingan antara jumlah karyawan dengan penjualan bersih. Hal ini kurang relevan karena satuan ukurnya berbeda. Untuk itu pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan rasio dengan perbandingan total biaya gaji dengan total penjualan bersih. 24
25 DAFTAR PUSTAKA Anderson, M. C., Banker, R. D. and Jankiraman, S. N. (2003). Are Selling, General, AndAdministrative Costs Sticky?. Journal Of Accounting Research. Anderson, MC., Banker, RD., and Janakiraman, SN., Huang, R. (2006). Cost Behavior and Fundamental Analysis of SG&A Costs. AAA 2007 Management Accounting Section (MAS) Meeting Paper. Anderson, W. S., Chen, C. X., and Young, S. M. (2005). Sticky Cost as Competitive Response:Evidence on Strategic Cost Management at Southwest Airlines. Working Paper. Rive University. Calleja, Kenneth., Steliaros,M., and Thomas, D.C. (2005). Further Evidence on The Sticky Behaviour of Costs". Cass Business School Research Paper, Working Paper. SSRN Canon, Jim (2011). Determinants of "Sticky Costs:" An Analysis of Cost Behavior using United States Air Transportation Data. Iowa State University. Cooper, R., And R. Kaplan (1998). The Design Of Cost Management Systems: Text, Cases And Readings. Upper Saddle River, Nj: Prentice Hall. 25
26 Danizger, L.(2008). Adjustment Costs, Inventories and Output. The Scandinavian Journal of Economic. De Medeiros, Otavio Ribeiro and Costa, Patricia De Souza. (2004). Cost Stickiness in Brazilian Firm. Paper presented at the 4th USP Congress of Managerial Control and Accounting. SSRN. Dewi, A.A.K. (2012). Apakah Kelengketan Biaya Terjadi Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Working Paper. Universitas kristen Satya Wacana. Salatiga. Epstein, L. G., and Denny, M.G.S. (1986). The Multivariate Flexible Accelerator Model: Its Empirical Restrictions and an Application to U.S. Manufacturing". Econometrica Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hamermesh, D. S., and Pfann, G. A. (1996). Adjustment Costs in Factor Demand. Journal of Economic literature. 26
27 Hidayatullah, I. J, Utami, W., Herliansyah, Y., (2011). Analisis Perilaku Sticky Cost Terhadap Prediksi Laba Menggunakan Model Cost Variability dan Cost Stickiness (CVCS) Pada Emiten di BEI untuk Industri Manufaktur. Universitas Mercu Buana. Kama, I., Weiss D. (2010). Do Managers' Deliberate Decisions Induce Sticky Costs?. SSRN. Lucas, R.E. (1967). Adjustment Cost and Theory of Supply. The Journal of Political Economy. Malcom, Robert E. (1991). Overhead Control Implications of Activity Costing. Accounting Horizons. Mortensen, D. T. (1973). Generalized Costs of Adjustment and Dynamic factor Demand Theory. Econometrica. Nakamura, S. (1993). An Adjustment Cost model of Long-term Employment in Japan. Journal of Applied Econometrics. Noviyanti, Astri and Setyono, P. (2008). Analysis of Selling, General and Administrative Cost Stickiness on Net Sales at Different Economic Condition 27
28 Nugroho, P.I., Endarwati, W. (2013). Do the Cost Stickiness in The Selling, General and Administrative Cost Occur in Manufacturing Companies in Indonesia?. SNA 16. Manado. Persada I. (2006). Cost Behavior Analysis: The Stickiness of Selling, General, and Administrative Cost. Department of Accounting International Program Faculty of Economics Indonesia Islamic University Yogyakarta. Pervan Maja, Pervan. I. (2012). Analysis of sticky cost: Croatian Evidence. University of Split. Pichetkun, N., & P. Panmanee. (2012). The Determinants of Sticky Cost Behavior A StructuralEquation Modeling Aproach. Rajamangala University of Technology. Thanyaburi. Porporato, Marcela., Werbin, E. (2010). Active Cost Management in Banks: Evidence of sticky cost in Argentina, Brazil and Canada. York University. Canada. Rahmadi, W.A. (2012). Apakah Biaya Operasional Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sticky?. Working Paper. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. 28
29 Teruya, Jenny., Shimizu, T., and He, D. (2010). Sticky Selling, General, and Administrative Cost Behavior and It's Changes in Japan. Global Journal of Business Research. Walpole, Ronald E dan Myers, R.H. (1986). Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuan. ITB. Bandung. Weidenmier, M.L., Subramaniam, C. (2003). Additional Evidence on Sticky Behavior of Costs. TCU Working Paper. Texas University. Windyastuti dan Biyanto, F. (2005). Analisis Perilaku Kos: Stickiness Kos Pemasaran, Administrasi & Umum Pada Penjualan Bersih (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. SNA VIII. Solo. Yang, D. H., Lee, Y. T., and Park, K. H. (2005). Sticky Cost Behavior Analysis of General Hospitals in Korea. Korean Journal of Health Policy and Administration. Yasukata, K., Kajiwara, T. (2011). Are Sticky Cost The Result of Deliberate Decision of Managers?. Working Paper. SSRN 29
30 Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Kode BUDI TRST ULTJ SAIP IPOL CTBN UNIC AMFG TFCO DAVO AISA INRU FPNI TSPC MASA POLY FASW ADMG MYOR INDR RMBA CPIN AUTO KLBF JPFA TPIA UNVR SMCB GJTL IMAS ICBP INTP BRPT SMGR Emiten PT. Budi Acid Jaya Tbk PT. Trias Sentosa Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk PT. Citra Turbindo Tbk PT. Unggul Indah Cahaya Tbk PT. Asahimas Flat Glass Tbk PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk PT. Davomas Abdi Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Toba Pulp Lestari Tbk PT. Titan Kimia Nusantara Tbk PT. tempo Scan Pasific PT. Multistrada Arah Sarana Tbk PT. Asia Pasific Fibers Tbk PT. Fajar Surya Wisesa Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Indo Rama Synthetic Tbk PT. Bentoel International Investama Tbk PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT. Astra Auto Part Tbk PT. Kalbe Farma Tbk PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Holcim Indonesia Tbk PT. Gajah Tunggal Tbk PT. Indomobil Sukses International Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk PT. Barito Pasific Tbk PT. Semen Indonesia Tbk 30
31 KRAS HMSP GGRM INDF ASII IKAI BRNA JECC TIRT ESTI LMPI RICY STAR AKPI ROTI DLTA INDS CEKA KBLI KBRI SSTM ARNA NIKL DVLA GDST TCID HDTX MLBI GDYR SMSM TOTO MAIN SCCO PBRX ALMI TBMS VOKS SPMA ARGO PT. Krakatau Steel Tbk PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Astra International Tbk PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk PT. Berlina Tbk PT. Jembo Cable Company Tbk PT. Tirta Mahakam Resources Tbk PT. Ever Shine Tex Tbk PT. Langgeng Makmur Industry Tbk PT. Ricky Putra Globalindo Tbk PT. Star Petrochem Tbk PT. Argha Karya Prima Industry Tbk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indospring Tbk PT. Cahaya Kalbar Tbk PT. KMI Wire and Cable Tbk PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk PT. Arwana Citra Mulia Tbk PT. Pelat Timah Nusantara Tbk PT. Darya Varia Laboratoria Tbk PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk PT. Mandom Indonesia Tbk PT. Panasia Indo Resources Tbk PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Selamat Sempurna Tbk PT. Surya Toto Indonesia Tbk PT. Malindo Feedmill Tbk PT. Surpreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk PT. Pan Brothers Tbk PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk PT. Voksel Electric Tbk PT. Suparma Tbk PT. Agro Pantes Tbk 31
32 KIAS BRAM SULI KAEF MYTX PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk PT. Indo Kordsa Tbk PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT. Kimia Farma Tbk PT. Apac Citra Centertex Tbk 32
33 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk PYFA PT. Pyridam Farma Tbk ERTX PT. Eratex Djaya Tbk INCI PT. Intan Wijaya International EKAD PT. Ekadharma International Tbk LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk UNTX PT. Unitex Tbk SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk KARW PT. ICTSI Jaya Prima Tbk SKLT PT. Sekar Laut Tbk YPAS PT. Yana Prima Hasta Persada Tbk NIPS PT. Nipress Tbk SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk ADES PT. Akasha Wira International Tbk IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk UNIT PT. Nuasantara Inti Corpora Tbk CNTX PT. Century Textile Industry Tbk APLI PT. Asiaplast Industries Tbk JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk LION PT. Lion Metal Works Tbk SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SRSN PT. Indo Acitama Tbk MRAT PT. Mustika Ratu Tbk MBTO PT. Martina Berto Tbk PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk BATA PT. Sepatu Bata Tbk INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk MERK PT. Merck Tbk PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 33
34 Lampiran 2 Sampel Data Log[PA&Ui,t/PA&Ui,t-1] log [Salesi,t/Salesi,t-1] KODE 2009/ / / / / /2012 AKKU -0, , , , , , KICI 0, , , , , , BIMA 0, , , , , , LMSH 0, , , , , , BTON -0, , , , , , PYFA 0, , , , , , ERTX -0, , , , , , INCI 0, , , , , , EKAD 0, , , , , , LPIN 0, , , , , , UNTX 0, , , , , , SIAP 0, , , , , , ALKA 0, , , , , , KARW -0, , , , , , SKLT 0, , , , , , YPAS 0, , , , , , NIPS 0, , , , , , SCPI 0, , , , , , ADES 0, , , , , , IGAR 0, , , , , , UNIT -0, , , , , , CNTX -0, , , , , , APLI 0, , , , , , JPRS 0, , , , , , LION 0, , , , , , SQBI -0, , , , , , SRSN -0, , , , , , MRAT 0, , , , , , SULI 0, , , , , , MBTO 0, , , , , , PSDN 0, , , , , ,
35 BATA 0, , , , , , INAI 0, , , , , , MERK 0, , , , , , PRAS -0, , , , , , KBLM 0, , , , , , ETWA 0, , , , , , KDSI 0, , , , , , PICO -0, , , , , , IKBI 0, , , , , , IKAI 0, , , , , , BRNA 0, , , , , , JECC -0, , , , , , TIRT -0, , , , , , ESTI 0, , , , , , LMPI 0, , , , , , RICY 0, , , , , , STAR -1, , , , , , AKPI -0, , , , , , ROTI 0, , , , , , DLTA 0, , , , , , INDS 0, , , , , , CEKA -0, , , , , , KBLI 0, , , , , , KBRI -0, , , , , , SSTM 0, , , , , , ARNA 0, , , , , , NIKL 0, , , , , , DVLA 0, , , , , , GDST 0, , , , , , TCID 0, , , , , , HDTX -0, , , , , , MLBI 0, , , , , , GDYR 0, , , , , , SMSM 0, , , , , , TOTO 0, , , , , , MAIN 0, , , , , , SCCO 0, , , , , , PBRX -0, , , , , , ALMI 0, , , , , ,
36 TBMS 0, , , , , , VOKS 1, , , , , , SPMA 0, , , , , , ARGO -0, , , , , , KIAS 0, , , , , , BRAM 0, , , , , , KAEF 0, , , , , , MYTX 0, , , , , , BUDI 0, , , , , , TRST 0, , , , , , ULTJ 0, , , , , , SAIP -0, , , , , , IPOL 0, , , , , , CTBN 0, , , , , , UNIC 0, , , , , , AMFG 0, , , , , , TFCO -0, , , , , , DAVO -0, , , , , , AISA 0, , , , , , INRU -0, , , , , , FPNI -0, , , , , , TSPC 0, , , , , , MASA 0, , , , , , POLY 0, , , , , , FASW 0, , , , , , ADMG 0, , , , , , MYOR 0, , , , , , INDR 0, , , , , , RMBA 0, , , , , , CPIN 0, , , , , , AUTO 0, , , , , , KLBF 0, , , , , , JPFA 0, , , , , , TPIA 0, , , , , , UNVR 0, , , , , , SMCB 0, , , , , , GJTL -0, , , , , , IMAS 0, , , , , , ICBP 0, , , , , ,
37 INTP 0, , , , , , BRPT 0, , , , , , SMGR -0, , , , , , KRAS 0, , , , , , HMSP -0, , , , , , GGRM 0, , , , , , INDF 0, , , , , , ASII 0, , , , , ,
38 DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1] KODE 2009/ / /2012 AKKU 0, , , KICI 0, , , BIMA 0, , , LMSH 0, , , BTON -0, , , PYFA 0, , , ERTX -0, , , INCI 0, , , EKAD 0, , , LPIN 0, , , UNTX 0, , , SIAP 0, , , ALKA 0, , , KARW -0, , , SKLT 0, , , YPAS 0, , , NIPS 0, , , SCPI 0, , , ADES 0, , , IGAR 0, , , UNIT -0, , , CNTX -0, , , APLI 0, , , JPRS 0, , , LION 0, , , SQBI -0, , , SRSN -0, , , MRAT 0, , , SULI 0, , , MBTO 0, , , PSDN 0, , , BATA 0, , , INAI 0, , , MERK 0, , , PRAS 0, , , KBLM 0, , , ETWA 0, , ,
39 KDSI 0, , , PICO -0, , , IKBI 0, , , IKAI 0, , , BRNA 0, , , JECC 0, , , TIRT -0, , , ESTI 0, , , LMPI 0, , , RICY 0, , , STAR -1, , , AKPI 0, , , ROTI 0, , , DLTA 0, , , INDS 0, , , CEKA -0, , , KBLI 0, , , KBRI -0, , , SSTM 0, , , ARNA 0, , , NIKL 0, , , DVLA 0, , , GDST 0, , , TCID 0, , , HDTX -0, , , MLBI 0, , , GDYR 0, , , SMSM 0, , , TOTO 0, , , MAIN 0, , , SCCO 0, , , PBRX -0, , , ALMI 0, , , TBMS 0, , , VOKS 0, , , SPMA 0, , , ARGO -0, , , KIAS 0, , , BRAM 0, , ,
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan No Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira Inernational Tbk 2 ALKA PT Alaska Industrindo Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat
Lebih terperinciDAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA THN No Kode Perusahaan Y X1 X2 X3 2011 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.98914427 0.59677419 0.0106 0.510 2 SMCB PT.
Lebih terperinci1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk
Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel No Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010 No Nama Perusahaan Kode Saham 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 3 Asiaplast Industries Tbk. APLI 4 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 Data sempel penelitian DER, SIZE dan ROE
71 LAMPIRAN 2 Data sempel penelitian DER, SIZE dan ROE nama tahun struktur modal ukuran perusahaan profitabilitas total debt total equity DER total aktiva size EAT total equity ROE 1 ADES 2010 224,615
Lebih terperinciLAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN. 1. Sample Penelitian
LAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN 1. Sample Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN TAHUN 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2013 2014 2015 2 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 2013 2014 2015 3 ALMI Alumindo Light Metal
Lebih terperinciAUTO 10. BATA 11. BIMA 12. BRNA 13. BTON 14. BUDI 15. CPIN 16. DLTA PT 17. DVLA PT 18. EKAD 19. ERTX 20. ETWA 21. FASW 22. GDST
Lampiran 1 Sampel Data Penelitian NO Kode Perusahaan 1. ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk 2. AKKU Alam Karya Unggul Tbk 3. ALKA Alaska Industrindo Tbk 4. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 5. AMFG
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 3 ALKA PT
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 3 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
Lebih terperinciLampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
79 80 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2010 NO. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 3 PT Asahimas Flat
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1 PT Akasha Wira International ADES 2 PT Polychem Indonesia Tbk. ADMG 3 PT Tiga Pilar
Lampiran 1. Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1 PT Akasha Wira International ADES 2 PT Polychem Indonesia Tbk. ADMG 3 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 4 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. AKKU
Lebih terperinciJEB, Vol. 8, No. 2, Juli 2014:
PENGARUH ASSET INTENSITY DAN EMPLOYEE INTENSITY TERHADAP STICKY COST PADA BIAYA PENJUALAN, ADMINISTRASI DAN UMUM Oleh: Yuniasih Wahyuningtyas (Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 - Daftar Populasi dan Sampel. No Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Sampel
LAMPIRAN 1 - Daftar Populasi dan No Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Industri Semen 1 Indocement Tunggal INTP 1 Prakasa 2 Holcim Indonesia SMCB 2 3 Semen Gresik SMGR X - Industri Keramik 4 Asahimas
Lebih terperinciLampiran 1 : Nama Perusahaan Sampel Penelitian
70 Lampiran 1 : Nama Perusahaan Sampel Penelitian No KODE Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo
Lebih terperinciLAMPIRAN. Efek Indonesia) periode tahun 2010 sampai 2014 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (SAHAM OK) TAHUN 2010 TAHUN 2012
LAMPIRAN Lampiran 1: Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode tahun 2010 sampai 2014 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (SAHAM OK) 2010 2011 2012
Lebih terperinciLAMPIRAN. Data Identitas Perusahaan Sampel. 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
LAMPIRAN Data Identitas Perusahaan Sampel NO KODE NAMA EMITEN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 3 MYOR PT Mayora Indah Tbk 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 5
Lebih terperinciDaftar Populasi dan Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4-1 ADES ADES ALFINDO PUTRASETIA X - 2 ADMG POLYCHEM INDONESIA x X x - 3 AKKU ANEKA KEMASINDO UTAMA x X x
Lebih terperinciNO KODE NAMA PERUSAHAAN SEKTOR 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
Lampiran 1. Daftar Nama Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN SEKTOR 1 ADES PT. Akasha Wira International 2 AKKU Alam Karya Unggul Industri Dasar 3 ALKA Alaska Industrindo Industri Dasar 4 ALMI Alumindo Light
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Laba Kotor, Laba Bersih dan Arus Kas. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisien mungkin sehingga
Lebih terperinciLampiran 1 Populasi dan Sampel
Lampiran 1 Populasi dan Sampel NAMA SAMPEL SAMPEL NO PERUSAHAAN 1 2 3 4 Basic Industry 1 AKKU X X 2 ALDO 1 3 ALKA 2 4 ALMI 3 5 AMFG 4 6 APLI 5 7 ARNA 6 8 BAJA 7 9 BRNA 8 10 BRPT 9 11 BTON X X X 12 BUDI
Lebih terperinciLampiran 1. Pemilihan Sampel
Lampiran 1 Pemilihan Sampel No Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3 1. ADES (Akasha Wira International Sampel 1 2. ADMG (Polychem Indonesia Sampel 2 3. AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciSAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2010 2014 NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 4 ARNA Arwana Citramulia
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun 2012-2015 NO Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu : selanjutnya diharapkan bisa meneliti selain di industri manufaktur.
35 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji perbedaan pembayaran dividen pada perusahaan keluarga dan perusahaan non keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Berdasarkan
Lebih terperinciNO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI
DAFTAR LAMPIRAN 1 Lampiran 1 : Daftar Nama Sampel Perusahaan Terseleksi NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI 1 ADES ADES (Akasha Wira International Tbk) Makanan & Minuman 2 AKPI AKPI (Argha
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN Lampiran Sampel Perusahaan TAHUN Nama perusahaan Kode perusahaan 2013 PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASII 2013 PT ASTRA OTOPARTS Tbk AUTO 2013 PT Indospring TBK INDS 2013 PT Berlina
Lebih terperinci1 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 2 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3 SMGR Semen Gresik (persero) Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass tbk 5 KIAS Keramika
No Kode perusahaan Nama Perusahaan 1 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 2 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3 SMGR Semen Gresik (persero) Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass tbk 5 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua perusahaan yang go public terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) harus melapor dan memperlihatkan hasil audit independen atas laporan keuangan perusahaannya untuk bisa dibaca
Lebih terperinciData Populasi dan Sampel Penelitian
Lampiran 5 Data Populasi dan Sampel Penelitian Kode Nama Perusahaan Kriteria No 1 2 3 4 1 ADMG Polychem Indonesia Tbk X 2 ADES PT Akasha Wira International Tbk X 3 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Kode ADES ADMG AISA AKPI ALDO ALKA ALMI ALTO AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BRNA BRPT BTON BUDI CEKA CNTX CPIN CTBN DLTA DPNS DVLA EKAD ESTI FASW FPNI GDST GDYR
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap opini
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara langsung di lapangan tetapi merupakan data
Lebih terperinciLAMPIRAN Jumlah. Perusahaan yang bergerak di
69 LAMPIRAN Lampiran 1 : Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2010-2014 Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Perusahaan yang bergerak di 127 127 127 127 127 635 bidang manufaktur Perusahaan manufaktur
Lebih terperinciNO. KODE PERUSAHAAN. 1 AALI PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL ADES 2
LAMPIRAN Data Perusahaan yang diteliti: NO. KODE PERUSAHAAN 1 AALI PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL ADES 2 Tbk 3 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( )
LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (2011-2013) No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 2. Holcim Indonesia Tbk SMCB 3. Semen Gresik Tbk SMGR
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar harga saham harian closing price perusahaan sampel
Lampiran 1 Daftar harga saham harian closing price perusahaan sampel 1. PT. Astra international, Tbk (ASII) 2010-2013 ASII 2010 (1 Desember 2011) ASII 2011 (1 Juli 2012) 51900 52450 54050 63550 65550 66300
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 ASII PT. Astra International Tbk 4 AUTO PT. Astra Otopart Tbk
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sam 1 2 3 pel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA - - 3 Tri
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. DAFTAR EMITEN SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Per 15 April 2011
LAMPIRAN 1. DAFTAR EMITEN SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Per 15 April 2011 A. Sektor : Aneka Industri A.1. Kelompok Usaha : Alas Kaki 1 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 3 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur
Lebih terperinciLAMPIRAN POPULASI DAN SAMPEL
LAMPIRAN NO KODE EMITEN POPULASI DAN SAMPEL KRITERIA 1 2 3 4 1 ADES 2 ADMG 3 AISA 4 AKKU 5 AKPI 6 ALDO 7 ALKA 8 ALMI 9 ALTO SAMPEL 10 AMFG 1 11 APLI 12 ARGO 13 ARNA 14 ASII 15 AUTO 16 BAJA 2 17 BIMA 18
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau
LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau Keuangan No Nama Perusahaan Tahun 1 Indocement
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 3 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 4 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 5 ALMI
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2011-2013 No. Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 2 3 4 1 AKKU Alam Karya Unggul Tbk X - 2 ALKA Alaska Industrindo Tbk X - 3 ALDO
Lebih terperinciDaftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel
LAMPIRAN 1 Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel Emiten 1 2 1. Akasha Wira International Tbk ADES 2. Polychem Indonesia Tbk ADMG 3. Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira 2 CEKA PT Cahaya Kalbar 3 DAVO PT Davomas Abadi 4 DLTA PT Delta Djakarta 5 FAST PT Fast Food Indonesia 6 INDE PT Indofood
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi perusahaan adalah perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan
Lebih terperinciDaftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel No Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3 1 ADES (Akasha Wira International Tbk) x 2 ADMG (Polychem Indonesia Tbk) x x 3 AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN NO NAMA PERUSAHAAN KODE INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA TBK HOLCIM INDONESIA TBK SMCB 1 SEMEN INDONESIA TBK SMGR X -
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Daftar Populasi dan Sampel Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA 1 2 3 SAMPEL INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA INTP - - HOLCIM INDONESIA SMCB
Lebih terperinciLAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan
LAMPIRAN Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015 No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan 1 Indocement Tunggal Prakasa Industri Dasar dan Kimia 2 Semen Baturaja Industri Dasar dan Kimia 3 Holcim
Lebih terperinciDAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-2015 No Kode Nama Perusahaan 1. AKPI Argha Karya Prima Industry 2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 3. ASII
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah biaya operasional dan
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciLampiran Perusahaan Populasi
81 Lampiran Perusahaan Populasi No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Tanggal Pendaftaran 1 ADES Akasha Wira International Tbk d 13/06/1994 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk 20/10/1993 3 AISA Tiga Pilar Sejahtera
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT.
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT. Astra International, Tbk 4. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Perusahaan 1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk 3 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 5
Lebih terperinciTabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia
L1 Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia Peneliti, Tahun Permasalahan Sampel Metodologi Hasil Anna Suzanti Meneliti apakah ada pengaruh 130 perusahaan Teknik analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di PT. Bursa Efek Indonesia, tepatnya pada Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas
Lebih terperinciPerusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014
Lampiran 1 Perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014 NO Kode perusahaan Nama perusahaan 1 ADES Akasha Wira International
Lebih terperinciIndonesia (BEI) Periode Tahun
Lampiran 1 Data Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2011-2015 No Kode Nama Perusahaan Sektor 1 ADES Akasha Wira International Tbk Sektor industri barang konsumsi
Lebih terperinciLAMPIRAN KODE. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran I Sampel Perusahaan NO KODE KRITERIA PERUSAHAAN 1 2 3 SAMPEL 1 ADES 1 2 ADMG 2 3 AISA X X X 4 AKKU X X 5 AKPI X X X 6 ALDO 3 7 ALKA X X 8 ALMI X X 9 ALTO X X X 10 AMFG 4 11 APLI X X X
Lebih terperinciPerkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :
LAMPIRAN 1 Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama 2010-2012: No. Nama Perusahaan Kode Tanggal 2010 2011 2012 IPO 1
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Tahun Kode MANAJERIAL INSTITUSIONAL ROA DER DPR SKLT ULTJ
LAMPIRAN 1 Data Persentase Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Return on Asset, dan Debt to Equity Ratio Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang
Lebih terperinciDaftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4
Lebih terperinciLAMPIRAN PERUSAHAAN 2008
LAMPIRAN PERUSAHAAN 2008 NO CODE COMPANY 1 AQUA AQUA GOLDEN MISSISSIPPI 2 AKRA AKR CORPORINDO 3 AMFG ASAHIMAS FLAT GLASS 4 ASGR ASTRA GRAPHIA 5 ASII ASTRA INTERNATIONAL 6 AUTO ASTRA OTOPARTS 7 BATI BAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011 (3 tahun).
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 3 DLTA Delta Djakarta Tbk 4 FAST Fast Food Indonesia Tbk 5 INDF Indofood
Lebih terperinciDaftar Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan No. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 3 ASII Astra International Tbk. 4 AUTO Astra Auto Part Tbk. 5 CTBN Citra Turbindo
Lebih terperinciSampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun
Lampiran 1 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2011 2015 No Kode Perusahaan 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALDO PT Allindo Naratama Tbk 4 AMFG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Desember 2015. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria No Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 2 3 4 Sampel 1. ADES Akasha Wira International Tbk 1 2. ADMG Polychem Indonesia Tbk - - 3. AISA Tiga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dengan mengambil laporan keuangan yang bersumber dari website
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN 35 LAMPIRAN 1 Daftar Identitas Perusahaan Manufaktur yang Dijadikan Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Nama Sampel Perusahaan
63 Lampiran 1. Daftar Nama Sampel Perusahaan No KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT. AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK 2 CEKA PT. CAHAYA KALBAR TBK 3 DAVO PT. DAVOMAS ABADI TBK 4 DLTA PT. DELTA DJAKARTA TBK 5 FAST
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion
BAB V KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan reputasi KAP terhadap pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan
Lebih terperinci1 Progam sosial (kesehatan, pendidikan) 2 Kebijakan Lingkungan 3 Apresiasi Karyawan
Lampiran : Checklist Luas Pengungkapan Sukarela No. Item Informasi Umum Perusahaan (Informasi Strategis) Pernyataaan misi 2 Pengenalan Singkat Histori Perusahaan 3 Cuplikan statement keuangan 2 tahun 4
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston Fundamentals of financial management. Edisi 7. Florida: The Dryaen Press.
DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Fundamentals of financial management. Edisi 7. Florida: The Dryaen Press. Brealey, Richard A., Stewart C Myers, Alan J. Marcus. 2006. Dasar-dasar
Lebih terperinciLampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela
Lampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela No. Item 1. Informasi Umum Perusahaan (Informasi Strategis) Pernyataan misi Pengenalan Singkat Histori Perusahaan Cuplikan statement keuangan 2 tahun kebelakang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia.
BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Sampel ( Unit Analisis ) Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciDaftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian
83 Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Tbk 2 AKPI PT. Argha Karya Prima Indusrty. Tbk 3 ALMI PT. Alumindo Light Metal
Lebih terperinciKMO and Bartlett's Test. Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..478 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df 15. Sig..
Lampiran 1: Hasil Uji Kaiser-Meyer-Olkin KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..478 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 9.364 df 15 Sig..858 Lampiran 1a :
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
47 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang memenuhi kriteria sample
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria sample No Nama Perusahaan Kode 1 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 3 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 4 PT. Mayora Indah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -
LAMPIRAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian NO KODE NAMA EMITEN Kriteria 1 2 3 1 ADES PT Ades Waters Indonesia v v - Lampiran i Sampel 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi, v v v 1 3 CEKA PT Cahaya Kalbar
Lebih terperinciLampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
Lampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 No Nama Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 2013 1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2014 No. KODE Perusahaan Kriteria 1 2 3 Sampel 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk x - 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk x - 3 AHAD
Lebih terperinciDaftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi
Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi No Emiten Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciDaftar Populasi Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian No. Nama Emiten Kode Kriteria 1 2 3 1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES X - 2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA X - 3. PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
Lebih terperinciLAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM
Lebih terperinciLAMPIRAN. Dafter Sampel Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Dafter Sampel Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN 1. Astra Internasional Tbk ASII 2. Astra Otoparts Tbk AUTO 3. Sepatu bata Tbk BATA 4. Indo kordosa Tbk BRAM 5. Berlina Tbk BRNA
Lebih terperinciPERILAKU STICKY COST BIAYA PENJUALAN, BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM SERTA HARGA POKOK PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERILAKU STICKY COST BIAYA PENJUALAN, BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM SERTA HARGA POKOK PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Lea Ratnawati Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Yeterina
Lebih terperinciPerusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangannya secara lengkap dari tahun secara berturut-turut dalam satuan rupiah
LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 Distribusi Sampel Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangannya secara lengkap dari tahun 2012 2015 secara berturut-turut dalam satuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI) yang terletak
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR ITEM PERTANYAAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD
LAMPIRAN 1 DAFTAR ITEM PERTANYAAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD No Item Item Pengungkapan 1 Apakah Perseroan membayarkan deviden (interim dan final/ tahunan) secara adil dan tepat waktu ; yaitu
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Kode Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Selama Tahun 2008-2008 FOOD & BEVERAGES 1 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 2 FAST PT Fast Food
Lebih terperinciISSN : PERILAKU STICKY COST BIAYA PENJUALAN, ADMINISTRASI DAN UMUM DAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERILAKU STICKY COST BIAYA PENJUALAN, ADMINISTRASI DAN UMUM DAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Oleh: Lea Ratnawati (Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. AICPA, APB Statement No. 4. Dalam Harahap Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA AICPA, APB Statement No. 4. Dalam Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers. Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar
Lebih terperinciDescriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2 ASII Astra International Tbk 3 AUTO Astra Auto Part Tbk 4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 5 EKAD Ekadharma International Tbk
Lebih terperinciDAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang
DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang dapat meliputi gaji atau upah, tunjangan, dan pemotongan. 2. Informasi mengenai nilai tambah, dapat
Lebih terperinci