PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN"

Transkripsi

1 PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH ANGGI SETIAWAN NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

2 PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH ANGGI SETIAWAN NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i

3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ANGGI SETIAWAN NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi pada Asuhan Keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Ruang Melati RSUD Karanganyar Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 21 Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan ANGGI SETIAWAN NIM P ii

4 iii

5 iv

6 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum. Wr. Wb. Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI PADA ASUHAN KEPERAWATAN An. N DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Atiek Murhayati, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Sekertaris Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekaligus sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta memberikan masukan dengan cermat dan perasaan yang nyaman dalam bimbingan, sehingga membantu penulis dalam penyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do a, pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhiri ni. 5. Rumah Sakit Umum Daerah karanganyar yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan pengelolaan kasus. 6. Kedua orang tua saya yang terhormat, saya haturkan beribu-ribu Terimakasih atas segala kasih sayang selama ini, selalu memberikan v

7 semangat, do a, pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhir ini. 7. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta dan semua pihak yang terkait didalamnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun tugas di kasus ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Wa alaikumsalam. Wr. Wb Surakarta, Mei 2015 Penulis, vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTARTABEL... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan Penulisan... 7 C. Manfaat Penulisan... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pengertian ISPA Etiologi Patofisiologi Tanda dan Gejala Penatalaksanaan Pencegahan Komplikasi Asuhan Keperawatan B. Kualitas Tidur Yang Baik Pengertian Tidur Bayi Kualitas Tidur Bayi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi vii

9 C. Pijat Bayi Pengertian Pijat Bayi Awal Mula Pijat Bayi Manfaat Pijat Bayi Waktu Pijat Bayi Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi Urutan Pemijatan Bayi D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Aplikasi Riset B. Tempat dan Waktu C. Media Dan Alat Yang Digunakan D. Prosedur Tindakan E. Alat Ukur BAB IV LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien B. Pengkajian C. Daftar Perumusan Diagnosa Keperawatan D. Perencanaan E. Implementasi F. Evaluasi BAB V PEMBAHASAN A. Pengkajian B. Diagnosa Keperawatan C. Intervensi D. Implementasi Keperawatan E. Evaluasi viii

10 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ix

11 DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Kerangka Teori Gambar 2. Kerangka Konsep x

12 DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1 Prosedur Tindakan Pijat Bayi Tabel 3.2 Alat ukur (BISQ) Tabel 4.1 Pengkajian Kualitas Tidur xi

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Penilaian BISQ Lampiran 2 Usulan Judul Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Lampiran 4 Surat Pernyataan Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 6 Jurnal Lampiran 7 Asuhan Keperawatan Lampiran 8 Log Book Lampiran 9 Pendelegasian xii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas dan sering menyerang anak-anak. Pada kondisi dengan komplikasi yang berat dapat menyebabkan kematian. Adapun tiga istilah penting dalam penyakit ISPA yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan infeksi akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Saluran pernafasan organ-organ yang bermula dari hidung hingga alveoli beserta dengan aneksanya yang meliputi sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.infeksi akut adalah infeksi untuk kejadian baru yang berlangsung kurang dari 14 hari (Sinaga, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit seperti ISPA. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Meningkatnya tingkat pendidikan penduduk pada dasarnya akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga kesehatan yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. Sebuah hasil penelitian systematic review menunjukkan bahwa ISPA adalah penyebab utama naiknya angka kesakitan dan kematian pada saat bencana karena berkaitan dengan ketersediaan tempat tinggal yang sehat dan kepadatan hunian, baik pada saat 1

15 2 fase bencana terjadi maupun pada saat fase respon darurat. Dampak yang paling besar terjadi pada populasi bayi dengan usia kurang dari 12 bulan (Sinaga, 2012). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), di Indonesia tercatat jumlah kelahiran hidup. Secara alamiah, bayi baru lahir akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh yaitu tinggi badan dan berat badan, sedangkan perkembangan merupakan peningkatan kapasitas untuk berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi menurut (Muscari, 2005 dalamsari, 2014). Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang, ISPA menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunya. Pada Negara sedang berkembang angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup yakni 15-20%per tahunnya, serta pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita (WHO, 2003). Prevalensi ISPA tahun 2007 di Indonesia adalah 25,5% (rentang 17,5%-41,4% dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Kasus ISPA umumnya terdeteksi berdasarkan gejala penyakit. Setiap anak di perkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahumya,angka ISPA tertinggi pada balita (>35%) sedangkan terendah pada kelompok umur tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur, antar laki-laki dan perempuan relatif sama dan sedikit lebih tinggi di pedesaan. ISPA cederung lebih tinggi pada kelompok dengan

16 3 pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita lebih rendah (Riskerdas, 2007). Penyakit ISPA juga merupakan masalah kesehatan utama di Jawa Tengah. Penyakit pneumoni adalah penyebab nomor satu (15,7%) dari penyebab kematian balita di rumah sakit (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2001). Penyakit ISPA juga banyak ditemukan di RSUD karanganyar dari data yang penulis dapatkan dari RSUD Karanganyar tercatat dari tahun adalah 230 yang menderita penyakit ISPA. Masa keemasan anak terjadi pada saat anak masih bayi, dimasa itu pertumbuhan anak harus diperhatikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah tidur dan istirahat yang cukup. Tidur yang nyenyak dapat memberikan pertumbuhan bayi secara optimal, hal ini harus diperhatikan oleh seorang ibu. Di Indonesia cukup banyak bayi yang mengalami masalah tidur, yaitu sekitar 44,2% bayi mengalami gangguan tidur seperti sering terbangun di malam hari. Namun lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan tidur pada bayi bukan suatu masalah atau hanya masalah kecil, hal tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian pada tahun yang dilaksanakan di lima kota besar di Indonesia ( Minarti, 2012). Proses pertumbuhan dan perkembangan terutama sekali pada masa bayi dan masa balita merupakan proses yang teramat penting bagi kehidupan manusia. Karena pada masa itulah proses tumbuh kembang menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku. Laju pertumbuhan dan perkembangan pada setiap tahapan usia tidaklah selalu sama, tergantung dari faktor keturunan, konsumsi gizi, perlakuan orang tua dan dewasa, dan

17 4 lingkungannya. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa lingkungan turut mempengaruhi perkembangan anak. Jika tidak mendapat kesempatan dan lingkungan yang baik untuk berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuan yang maksimal (Bambang, 2011) Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi dengan kualitas tidur yang baik akan memiliki perkembangan yang baik pula, biasanya bayi yang aktif dan tumbuh normal mempunyai waktu tidur yang baik. Membiasakan bayi tidur siang yang cukup akan meningkatkan kecerdasan otak bayi, tetapi perlu diperhatikan juga jangan membiasakan bayi tidur pada sore hari karena kebanyakan bayi akan rewel pada malam hari ( Wong, 2001 dalam Riadiani, 2010). Lingkungan menjadi peran penting terhadap kualitas tidur bayi, karena tidur harus menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk bayi. Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk memberikan suasana yang nyaman pada saat bayi tidur. Selain itu kondisi kesehatan bayi juga dapat menyebabkan si kecil susah tidur, contohnya jika bayi terkena ISPA (Marni, 2014). Saat ini berbagai terapi untuk mengatasi masalah tidur bayi sudah banyak dikembangkan, seperti terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Salah satu contoh terapi non farmakologis adalah dengan terapi pijat bayi. Pijat bayi adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah, tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi

18 5 komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Sebenarnya, pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan didunia ini sejak berabad- abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012). Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan kedunia. Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2010). Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan orang tua bertambah intim (Pratyahara, 2012).

19 6 Keuntungan dari pijat bayi adalah menjalin kasih sayang dengan orangorang terdekat yang memijat, memacu system sirkulasi darah, jantung, pernapasan, pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh bayi dan anak (menurunkan adrenalin dan meningkatkan corticosteroid sehingga bayi akan tenang dan kekebalan tubuhnya akan meningkat), melatih bayi untuk lebih tenang dalam menghadapi seres, juga mendorong pertumbuhan susunan otot dan kelenturannya (Pratyahara, 2012). Berdasarkan jurnal pemberian intervensi pijat bayi dapat mempertahankan serta meningkatkan kualitas tidur bayi. Hasil penelitian menunjukan peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi yaitu 21 responden (70%), sedangkan 9 responden (30%) tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah diberikan intervensi pijat bayi. Hasil penelitian juga menunjukan mean atau rata-rata kualitas tidur pre sebesar 23,77 dan mean kualitas post sebesar 30,83 (Minarti, 2012). Pada pengkajian yang di lakukan penulis pada tanggal 13 maret 2015 selama praktek di RSUD Karanganyar di dapatkan hasil keperawatan An. N dengan keluhan demam, dan batuk-pilek, dan ibu pasien mengatakan An. N rewel dan susah tidur. Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan aplikasi jurnal dalam asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada asuhan Keperawatan An. N Dengan Ingfeksi Saluran Pernafasan Akut Di ruang Melati RSUD Karanganyar.

20 7 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengaplikasikan tindakan pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada An. N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di di ruang Melati RSUD Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. c. Penulis mampu menyusun intervensi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada An.N dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Masyarakat

21 8 Untuk mengetahui banyak manfaat-manfat pemberian pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi yang baik. 2. Rumah Sakit Sebagai bahan menambah referensi untuk lebih meningkat mutu pelayanan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pola tidur dalam pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi. 3. Bagi Instituti Pendidikan Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (Keperawatan Anak) di STIKES Kusuma Husada Surakarta Prodi D III Keperawatan khususnya dalam pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi. 4. Bagi Penulis Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya dalam pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi pada asuhan keperawatan An. N atas indikasi ISPA dengan gangguan pola tidur.

22 BAB II TINJAUAN TEORI A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi pada sistem pernafasan dideskripsikan sesuai dengan areanya, pernafasan atas atau saluran pernafasan atas (upper airway) yang meliputi hidung dan faring. Sistem pernafasan bawah meliputi bronkus, bronkiolus (bagian reaktif pada saluran pernafasan karena ototnya yang halus dan kemampuan untuk membatasi), dan alveolus. Infeksi pernafasan menyebar dari satu struktur ke struktur lain karena terhimpitnya membrane mucus yang membentuk garis lurus pada seluruh system. Akibatnya infeksi seluruh pernafasan meliputi beberapa area daripada struktur tunggal, walaupun efeknya berpengaruh pada banyak penyakit (Hartono, 2012). Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses inflasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, mikroplasma, atau aspirasi subtansi asing, yang melibatkan semua bagian saluran pernapasan bawah (termasuk jaringan paru-paru) menurut (Wong, 2004). Sedangkan menurut (Misnadiarly, 2008) Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proes infeksi akut pada bronkus 9

23 10 (biasanya disebut broncho pneumonia) yang ditandai dengan demam, batuk, dan pilek (Marni, 2014). 2. Etiologi Menurut (Hartono, 2012) Jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut kebanyakan terjadi pada anak. Etiologi dan infeksinya mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada. a. Agen penginfeksi Sistem pernafasan menjadi terpengaruh oleh bermacammacam organisme terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus, terutama respiratorysynctial virus (RSV). Agen lain melakukan serangan pertama atau kedua melibatkan group A β-hemolytic streptococcus trachomatis, mykoplasma, dan pneumococci. b. Umur Bayi di bawah umur 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah, karena fungsi pelindung dari antibodi keibuan. Infeksi meningkat pada umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan produksi antibodi bayi itu sendiri. c. Ukuran Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem pernafsan. Diameter saluran pernafasan terlalu kecil pada anak-anak akanmenjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi sekresi. Disamping itu jarak antara struktur dalam system yang

24 11 pendek pada anak-anak, walaupun organism bergerak dengan dengan cepat ke bawah sistem pernafasan yang mencakup secara luas. Pembuluh Eustchius relatif pendek dan terbuka pada anak kecil dan anak muda yang membuat pathogen mudah untuk masuk ke telinga bagian tengah. d. Daya tahan Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko terinfeksi.kondisi lain yang mempengaruhi daya tahan adalah malnutrisi, anemia, kelelahan, dan tubuh yang menakutkan. e. Variasi musim Banyaknya pathogen pada sistem pernafasan yang muncul dalam wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi mykoplasma sering muncul pada musim gugur dan awal musim dingin. 3. Patofisiologi Perjalanan klinis penyakit ISPA di mulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafan.iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar fukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.

25 12 Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri, sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Virus yang menyerang menyebar ke saluran nafas bawah dan dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri. System imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan cirri khas system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran pernfasan bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA (siga) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas menurut (Misnadiarly, 2008) dalam (Muslikha, 2012). 4. Tanda dan Gejala Gejala-gejala ISPA menurut (Misnardiarly, 2008) dalam (Muslikha, 2012) adalah : a. Batuk bukaan pneumonia 1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Pernafasan normal

26 13 3) Batuk pilek biasa 4) Sesak yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu bicara atau menangis) 5) Demam suhu >38 C b. Pneumonia 1) Tidak ada penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Demam 3) Pernafasan cuping hidung 4) Sianosis sekitar hidung dan mulut 5) Nyeri pada dada 6) Terdapat nafas cepat 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2-12 bulan, 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan-5 tahun c. Pneumonia berat 1) Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam 2) Kejang 3) Anak terlihat gelisah 4) Terdapat nafas cepat 5) Sianosis sekitar hidung dan mulut 6) Dahak berwarna kuning kehijauan. Menurut Rasmaliah (2004) bahwa tanda bahaya bisa dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Secara klinis pada pemeriksaan respirasi akan terdapat tanda gejala sebagai berikut: takipnea, nafas tidak teratur (apnea), retraksi dinding thoraks,

27 14 nafas cuping hidung, sianosis, suara nafas lemah atau hilang, grunting ekspiratoir dan wheezing. Sedangkan pada system kardiovaskuler akan menunjukkan gejala takikardi, bradikardikardi, hipertensi, hipotensi, dan cardiac arrest. Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium adalah jika ditemukan hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis metabolik maupun asidosis respiratorik (Marni, 2014). 5. Penatalaksanaan Pengobotan anak yang menderita ISPA bisa dirawat dirumah tanpa antibiotik antara lain: a. Istirahat untuk menurunkan metabolik tubuh b. Anak dengan batuk dianjurkan untuk datang ke petugas kesehatan jika keadaanya memburuk atau terdapat tanda-tanda pneumonia c. Memberi makan pada anak dengan nilai gizi dan kalori yang tinggi untuk menghindari berat badan. Anak yang sedang sakit umumnya hanya makan sediki, karena itu setelah sembuh berikan makanan setiap hari selama seminggu atau sampai brat badan bayi mencapai normal, karena infeksi akan mempermudah atau memperberat penyakut infeksi d. Bersihkan lubang hidung dari ingus/lendir yang telah mengering dengan kain bersih supaya hidung tersumbat e. Usahakan anak minum lebih banyak ASI, karena anak dengan infeksi saluran pernafasan dan demam mengalami kehilangan cairan lebih banyak dari biasanya

28 15 f. Gunakan bahan yang aman seperti kecap manis atau madu yang dicampur dengan jeruk nipis untuk meredakan batuk dan meredakan tenggorokan (Muslikha, 2012). 6. Pencegahan Pencegahan ISPA menurut (Rasmaliah, 2004) adalah: a. Melindungi anak dari udara asap rokok b. Memperbaiki keadaan rumah seperti: mengatur ventilasi udara, mengurangi kepadatan penghuni, terutama mengatur tempat tidur c. Memperbaiki nutrisi, karena nutrisi dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap infeksi d. Menjauhkan anak dari batuk-pilek. 7. Komplikasi Apabila penyskit ISPA tidak diobati dan jika disertai dengan malnutrisi, maka penyakit tersebut akan menjadi berat dan akan menyebabkan terjadinya bronchitis, pneumonia, otitis media, sinusitis, gagal nafas, cardiac aerrest, syok, dan sebagainya (Marni, 2014). 8. Asuhan Keperawatan a. Pengkajian Pengkajian yang perlu dilakukan pada anak yang menderita yang menderita infeksi saluran pernafasan akut adalah kaji status pernafasan pasien, baik frekuensi, kedalaman, irama, kesulitan bernafas, dan pola nafas. Observasi adanya reteraksi, suara serak, stridor, batuk, apakah ada pernafasan cuping hidung, auskultasi paru, catat adanya penyimpangan

29 16 yang terjadi, misalnya ada mengi, wheezing, krakela. Observasi warna kulit, apakah kulit berwarna merah muda atau sianosis, cata perubahan yang terjadi. b. Diagnosa Keperawatan Menurut Wong, (2003) diagnosa yang sering muncul pada pasien anak dengan ISPA adalah: 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri 2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif 3) Nyeri berhubungan dengan roses inflamasi dan atau insisi pembedahan 4) Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas c. Intervensi Keperawatan 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi atau nyeri Hasil yang diharapkan : pasien mempertahankan jalan nafas yang paten, jalan nafas tetap bersih, anak mampu bernafas dengan mudah. Intervensi a) Beri posisi yang nyaman, semi fowler untuk memudahkan ekspansi paru

30 17 b) Lakukan suction sesuai kebutuhan c) Ajarkan dan anjurkan anak untuk batuk efektif bila memungkinkan d) Lakukan fisioterapi dada pada anak e) Jika terjadi takipnea hebat, puasakan anak untuk mencegah terjadinya aspirasi f) Berikan obat ekspektoran dan bronkodilator. 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif Hasil yang diharapakan: anak menunjukan bukti penurunan gejala infeksi. Intervensi a) Pakailah sarung tangan ketika merawat pasien b) Pakailah alat pelindung diri c) Ajarkan dan anjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi dengan cara mencuci tangan, memakai masker, membuang tisu kotor dan lain sebagainya d) Batasi jumlah pengunjung, anggota keluarga, dan periksa adanya penyakit baru e) Kurang kontak dengan benda-benda disekitar pasien, yang kemungkinan menimbulkan kontaminasi. 3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi dan atau insisi pembedahan

31 18 Hasil yang diharapkan: anak tidak menalami nyeri. Intervensi a) Kaji keluhan nyeri pasien b) Observasi lokasi pembedahan c) Berikan kompres hangat atau dingin pada area yang sakit d) Jika tenggorokan sakit berikan kumur atau tablet hisap untuk mengurangi nyerinya e) Berikan analgetik yang sesuai. 4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas Hasil yang diharapkan orang tua bersama anak dan memberikan rasa nyaman, anak mampu melakukan aktivitas dengan tenang. Intervensi a) Anjurkan orang tua untuk menemani anak, saat istirahat maupun saat anak dilakukan prosedur b) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan c) Hindari melakukan prosedur tindakan yang menyebabkan anak cemas d) Anjurkan perawatan yang berfokus keluarga dengan melibatkan orang tua e) Berikan bronkodilator atau ekspektoran sesuai petunjuk f) Berikan aktivitas pengalihan yang sesuai dengn kognitif anak.

32 19 B. Kualitas Tidur Yang Baik 1. Pengertian Tidur Bayi Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur aktif. Tidur bagi bayi adalah suatu keharusan seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Para ahli mengatakan, tidur memberi efek yang sangat positif untuk perkembangan bayi karena tidur merupakan salah satu perangsang tumbuh kembang sikecil (Prasetyono, 2013). Pola tidur bayi berbeda-beda tergantung dari usia bayi tersebut, kecerdasan seorang anak dapat dipengaruhi oleh tidur bayi yang aktif. Ketika tidur aktif aliran darah keotak akan meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat dan dapat merangsang fungsi-fungsi otak. Semakin bertambahnya usia bayi, maka tidur aktif juga akan berkurang (Prasetyono, 2013). 2. Kualitas Tidur Bayi Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologis tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu terbangun. Jika kualitas tidurnya bagus artinya fisiologis tubuh, dalam hal ini sel otak akan pulih kembali seperti semula saat bangun tidur. Bayi dengan tidur yang baik tanpa sering terbangun, pada saat terbangun akan lebih bugar dan tidak gampang rewel. Kualitas tidur yang baik pada bayi tidak hanya mempengaruhi kecerdasan dan

33 20 perkembanganotak bayi, tetapi juga mempengaruhi sikap bayi pada saat bayi sudah terbangun (Wahyuni, 2008 dalam Riadiani, 2010). Tidur memberikan efek yang sangat positif untuk perkembangan bayi, karena tidur merupakan salah satu stimulasi tumbuh kembang si kecil.sekitar 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat anak tidur, hormon bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk otak. Hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada ditubuh. Proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat ketika si kecil tidur nyenyak. Tidur juga menjaga daya tahan tubuh anak dari gangguan infeksi. Jika kurang tidur kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun, sehingga efektifitas sistem daya tahan tubuh juga menurun, anak menjadi mudah sakit dan pertumbuhannya terganggu (Prasetyono, 2012) Kualitas tidur yang tidak baik akan mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi pada anak. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktifitas sehari-hari dan daya tahan tubuh akan melemah. Sedangkan dampak psikologis yang biasa terjadi adalah emosi anak lebih labil, cemas, tidak konsentrasi dan menggabungkan pengalamannya lebih rendah (Saputra, 2009 dalam Riadiani, 2010). 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Bayi Kualitas tidur bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : a. Lingkungan

34 21 Keadaan lingkungan yang baik dapat memberikan kenyamanan tersendiri bagi kualitas tidur bayi. Hindarkan bayi dari suara bising pada saat bayi tidur, sebaiknya jangan menggunakan obat pengusir nyamuk karena hal ini dapat membuat bayi sesak saat bernafas. Jangan membiasakan bayi tidur dalam ruangan yang sangat terang, hal ini dapat membuat bayi tidak bisa membedakan antara siang dan malam karena bayi terlalu sering melihat cahaya terang. b. Latihan fisik Keletihan aktivitas sehari-hari akan memerlukan lebih banyak waktu tidur, hal ini untuk menjaga keseimbangan energi yang di keluarkan. Melakukan pemijatan bayi sebelum tidur membuat tubuh bayi menjadi lebih rilek dan mudah merasa ngantuk, sehinga bayi lebih mudah tertidur. c. Nutrisi Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. Asi terbukti mengandung alfa protein yang cukup tinggi, yang merupakan protein halus dan mudah dicerna. Penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur, jika bayi merasa belum kenyang akan sulit tidur atau sulit terbangun. d. Penyakit

35 22 Setiap penyakit yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidak nyamanan fisik dapat menyebabkan masalah tidur, contohnya sakit gigi, gangguan pernafasan, dan gangguan saluran pencernaan (Riadiani, 2010). C. Pijat Bayi 1. Pengertian Pijat Bayi Touch therapy atau massage (pemijatan) adalah salah satu tekhnik yang mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dengan manfaat emosional seperti ikatan batin (bounding). Aktivitas pijat menimbulkan kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman karena dampak psikologis dari pemijatan ini adalah menyatakan rasa sayang. Terlebih lagi bila pemijatan dilakukan dengan memberi penghangat sehingga secara fisik badan anak akan terasa hangat, sedangkan secara kejiwaan hubungan anak dengan orang tua bertambah intim (Pratyahara, 2012). Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh. Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini sudah dikenal oleh berbagai bangsa dan kebudayaan di dunia ini sejak berabad-abad yang lalu. Pijat bayi berkembang dalam berbagai bentuk jenis gerakan, terapi dan tujuan. Selain sebagai salah satu terapi yang banyak memberikan manfaat, pijat bayi ini juga merupakan salah satu cara pengungkapan kasih sayang antara orang tua dan anak, melalui sentuhan

36 23 pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi, dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012). 2. Awal Mula Pijat Bayi Pijat bayi merupakan tradisi lama yang digali kembali dengan sentuhan ilmu kesehatan dan tinjauan ilmiah yang bersumber dari penelitian-penelitian para ahli neonatologi, saraf, dan psikologis anak.laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran pada zaman Mesir kuno. Di India juga ditemukan tentang seni pengobatan pijat ini dalam kitab Ayur-Veda, buku kedokteran tertua (sekitar 1800 sebelum Masehi) yang menuliskan tentang pijat, diet dan olah raga sebagai penyembuhan utama pada masa itu (Riksani, 2012). Di Indonesia pijat bayi juga merupakan salah satu jenis pijat yang sudah lama berkembang dan diperhatikan oleh masyarakat.namun, teknik dan gerakan yang dilakukan paada pijat bayi tradisional tidak disertai dengan adanya penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional diyakini dengan sugesti yang megandung banyak manfaat bagi tubuh bayi (Riksani, 2012). 3. Manfaat Pijat Bayi Secara umum, berikut ini adalah beberapa manfaat dari pijat bayiadalah : a. Membantu perkembangan sistem imun tubuh b. Merelaksasikan tubuh bayi

37 24 c. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak d. Menigkatkan proses pertumbuhan bayi e. Menumbuhkan perasaan positif terhadap bayi f. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainya g. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega h. Memperlancar peredaran darah serta menambah energi bayi i. Mempererat ikatan kasih sayang antara bayi dan orang tua. Melalui sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orang tua akan menambah kuatnya kontak batin antara keduanya (Riksani, 2012). 4. Waktu Pijat Bayi Pijat bayi bisa dilakukan segera setelah bayi dilahirkan, atau sesuai dengan keinginan orang tua. Apabila dilakukan pemijatan lebih dini, bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih besar. Hasil yang lebih optimal akan didapat jika pemijatan dilakukan sejak bayi baru lahir secara teratur setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan, pemijatan bisa dilakukan lebih dari 1 kali dalam sehari. Waktu yang terbaik untuk melakukanya saat bayi dalam keadaan terjaga dengan baik. Hindari saatsaat ketika bayi anda terlihat lapar, kekenyangan, lelah, atau sedang menangis. Pemijatan dapat dilakukan dalam waktu-waktu berikut ini :

38 25 a. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk mulaiberaktifitas b. Pada malam hari, sebelum tidur. Jika bisa dilakukan pada ssat ini, akan membantu tidur bayi lebih nyenyak (Riksani,2012). 5. Hal-hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Pemijatan Bayi Berikut ini kondisi yang tidak boleh dilakukan saat melakukan pijat bayi: a. Memijat bayi langsung setelah makan b. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat c. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat d. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi e. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan (Riksani, 2012). 6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat bayi Persiapan sebelum melakukan pijat bayi menurut (Riksani, 2012) adalah: a. Mencuci tangan b. Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi c. Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap d. Bayi tidak dalam keadaan lapar e. Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melalukan pemijatan f. Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman g. Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih h. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak, lotion atau baby oil

39 26 i. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai diwajahnya sambil mengajak bicara j. Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, miyak telon atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. 7. Perkembangan Bayi Untuk Proses Pemijatan Bayi Dalam gerakan pemijatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembangan usia bayi. Berikut ini adalah fase-fase perkembangan untuk proses pemijatanbayi: a. Usia bayi usia 0-1 bulan, bayi cukup dipijat dengan gerakan halus seperti mengusap-usap b. Usia bayi 1-3 bulan, dilakukan gerakan halus sambil sedikit memberikan tekanan ringan dalam waktu yang singkat c. Usia bayi >3 bulan, gerakan tekanan pemijatan semakin meningkat (Riksani, 2012). 8. Urutan Pemijatan Bayi a. Kaki 1) Perahan cara India a) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang soft ball

40 27 b) Gerakan tangan kebawah secara bergantian, seperti gerakan memerah susu. 2) Peras dan putar a) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dan kedua tangan secara bersamaan b) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki. 3) Telapak kaki Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. 4) Tarikan lembut jari Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. 5) Gerakan peregangan (strecth) a) Dengan mempergunakan sisi jari-jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari kearah tumit b) Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kakipada daerah pangkal kakikerah tumit.

41 28 6) Titik tekanan Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit kearah jari-jari. 7) Punggung kaki Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan punggung kaki kearah jari-jari. 8) Peras dan putar pergelangan kaki Buatlah pergerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi. 9) Perahan cara swedia Peganglah pergelangan kaki bayi anda, gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki kepangkal paha bayi. 10) Gerakan menggulung a) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan b) Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki. 11) Gerakan akhir a) Rapatkan kedua kaki bayi, letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha bayi

42 29 b) Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki. b. Perut 1) Mengayuh sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas kebawah perut bergantian kanan dan kiri. 2) Mengayuh sepeda dan kaki diangkat a) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan b) Denagn tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai kejari-jari kaki 3) Ibu jari a) Letakan ibu jari d isamping kanan kiri pusar perut b) Gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut kana kiri. 4) Bulan - Matahari a) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari) ulangi beberapa kali b) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran yang dimulai dari bagian kanan bawah perut sampai bagian kiri perut bayi (seolah

43 30 membentuk gambaran bulan), kemudian lakukan gerakan ini bersama-sama. 5) Gerakan I Love You I : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf I LOVE : Pijat perut bayi membentuk huruf L terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah YOU : Pijatlah perut bayi membentuk huruf U terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri bawah. 6) Gelembung atau jari-jari berjalan a) Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan b) Gerkan jari-jari pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian perut bayi guna meluarkan gelembunggelembung udara. c. Dada 1) Jantung besar a) Buatlah gerakan yang meggambargan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda ditengan dada bayi atau ulu hati.

44 31 b) Buat gerakan keatas sampai bawah leher, kemudian kesamping di atas tulang selangka, lalu kebawah membentuk bentuk jantung, dan kemudian kembali ke ulu hati. 2) Kupu-kupu Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri dan kembali ke ulu hati. d. Tangan 1) Memijat ketiak (armpits) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas kebawah.perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan. 2) Perahan cara India Arah perahan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna cara pemijatan ini adalah untuk relakasi kanan atau melemaskan otot. a) Peganglah lengan bayi bagian pundakdengan tangan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan bayi.

45 32 b) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan c) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memeras susu sapi. 3) Peras dan putar (squeeze and twist) Cara lain adalah dengan menggunkan kedus tangan secara bersamaan. Peras dan putar tangan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. 4) Membuka tangan Pijat telaak tangan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari. 5) Putar jari-jari Pijatlah dengan lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung jari dengan gerakan memutar, kemudian akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari-jari bayi anda. 6) Punggung tangan Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan anda, usap punggung tangannya dari pergelangan tangan kearah jarijari dengan lembut.

46 33 7) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist circle) Peraslah sekeliling pergelangan tangan bayi anda dengan ibu jari dan jari telunjuk. 8) Perahan cara swedia Arah pemijatan dengan cara swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan, pijatan ini digunakan untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru. a) Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara bergatian mulai dari pergelangan tangan bayi ke arah pundak b) Lanjutkan dengan piajtan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak. 9) Gerakan menggulung a) Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan a) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju ke arah pergelangan tangan atua jar-jari. e. Muka Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka 1). Dahi : Menyetrika dahi (open book) a) Letakan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi bayi b) Tekan jari-jari anda dengan lembut, mulai dari tengah dahi kemudian keluar kesamping kanan dan kekiri seolah

47 34 melakukan gerakan menyetrika dahi atau membuka lembaran buku c) Gerakan ke bawah ke derah pelipis, buatlah lingkaranlingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata. 2). Alis : Menyetrika alis a) Letakan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis b) Gunakan kdua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah kesamping seolah menyetrika alis 3). Hidung : Senyum I a) Letakan kedua ibu jari anda pada prtengahan alis b) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan kesamping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum. 4). Mulut bagian atas : Senyum II a) Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat hidung b) Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah kesamping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. 5). Mulut bagian bawah : Senyum III a) Letakan kedua ibu jari anda di tengah dagu

48 35 b) Tekankan kedua ibu jari anda pada dagu bayi dengan melakukan gerakan dari tengah kesamping. Kemudian ke atas ke arah pipi seolah-olah membuat bayi tersenyum. 6). Lingkaran kecil di rahang (small chircles around jaw) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi. 7). Belakang telinga a) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri bayi anda b) Kemudian gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu. f. Punggung 1). Gerakan maju mundur (kursi goyang) a) Tengkurapkanbayi anda melintang di depan anda dengan kepala berada disebelah kiri dan kaki di sebelah kanan anda b) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan anda, kemudian pijatlah bawah leher bayi sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. 2). Gerakan menyetrika Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.dengan tangan kiri, pijatlah mulai darileher kebawah sampai bertemu dengan

49 36 tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. 3). Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. 4). Gerakan melingkar a) Dengan menggunakan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk kemudian turun kebawah disebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat bayi b) Kemudian mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil didaerah leher, dan lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. 5). Gerakan menggaruk Dalam posisi tengkurap tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan anda pada punggung bayi.selanjutnya, buatlah gerakan menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi (Riksani, 2012).

50 37 D. Kerangka teori Gambar 2.1. Kerangka Teori Infeksi saluran pernafasan akut : proses inflasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, mikroplasma, atau aspirasi subtansi asing, yang melibatkan semua bagian saluran pernapasan bawah (termasuk jaringan paru-paru) Mengakibatkan peningkatan produksi sekret Gangguan pola tidur Ketidaka efektifan bersihan jalan nafas Terapi pijat bayi Kualitas tidur bayi meningkat E. Kerangka Konsep Gambar 2.2. Kerangka Konsep Gangguan pola tidur Pemberian terapi pijat bayi Kualitas tidur meningkat

51 BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET A. Subjek Aplikasi Riset Subjek aplikasi riset ini adalah pemberian terapi pijat terhadap kualitas tidur bayi usia 3 bulan 29 hari pada asuhan keperawatan An. N dengan Infeksi Saluran Penafasan Akut diruang Melati RSUD Karanganyar. B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Pengelolaan aplikasi tindakan terapi pijat bayi dilakukan diruang Melati RSUD Karanganyar 2. Waktu Pengelolaan aplikasi tindakan dilakukan pada tanggal Maret C. Media dan Alat yang digunakan 1. Alas yang empuk dan lembut 2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti 3. Minyak untuk memijat 4. Air hangat dan waslap. 38

52 39 D. Prosedur Tindakan Table 3.1 Prosedur tindakan pijat bayi No Aspek Yang Dinilai A. Fase Orientasi 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan 4. Menjelaskan prosedur 5. Menanyakan kesiapan pasien B. Fase Kerja 1. Mencuci tangan dengan benar 2. Mengatur posisi klien 3. Memasang perlak atau alas 4. Membuka pakaian klien 5. Tuangkan minyak pada telapak tangan usapkan secara lembut pertama pada kaki dengan perahan cara india, peras dan putar, telapak kaki dengan dua ibu jari, jari kaki, peregangan, titik tekanan, memijat punggung kaki, peras dan putar pergelangan kaki, perahan cara swedia, gerakan menggulung, gerakan mengusap kedua kaki. 6. Pada bagian perut dengan seperti menggayuh sepeda, menggayuh sepeda dengan kaki di angkat, ibu jari kesamping, gerakan bulan matahari, gerakan pijat I love u, jari-jari berjalan. 7. Bagiann dada dengan jantung besar, gerakan kupu-kupu. 8. Tangan memijat ketiak, perahan cara india, peras dan putar, membuka tangan, putar jari-jari, punggung tangan, peras dan putar pergelangan tangan, perahan cara swedia, gerakan menggulung.

53 40 9. Wajah pertama pada dahi, alis, hidung, mulut bagian atas, mulut bagian bawah, membuat lingkaran kecil pada rahang, belakang telinga. 10. Bagian punggung gerakan seperti korsi goyang, gerakan menyetrika, gerakan kombinasi, gerakan melingkar, gerakan menggaruk. 11. Mengelap klien dengan air hangat 12. Mengusap klien dengan handuk 13. Memakaikan pakaian klien 14. Merapikan alat 15. Mencuci tangan C. Fase Terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Menyampaikan rencana tindak lanjut 3. Berpamitan E. Alat Ukur No Menurut Minarti (2012) bahwa untuk mengevaluasi kualitas tidur anak menggunakan alat ukur evaluasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner kualitas tidur anak yang diadopsi dari A Brief Screening Qustionarre (BISQ) Tabel 3.2 Alat ukur A Brief Screening Qustionarre (BISQ) Ukuran tidur 3 Tidak masalah 2 Masalah kecil 1 Masalah berat 1. Durasi tidur malam ( ) ( ) ( ) (Jam WIB) 2. Durasi tidur siang ( ) ( ) ( )

54 41 (Jam WIB) 3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam WIB lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam ) 4. Tidur tepat waktu malam hari (Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya) 5. Durasi terjaga selama jam malam (Jumlah jam terbangun) Keterangan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 1. Durasi tidur malam (Jam WIB) a. Masalah berat : tidur kurang dari 3 jam semalam b. Masalah ringan : tidur 6 jam semalam c. Tidak masalah : tidur 9 jam semalam 2. Durasi tidur siang (Jam WIB) a. Masalah berat : tidur kurang dari 2 jam b. Masalah ringan : tidur 2 jam c. Tidak masalah : tidur siang 4 jam 3. Jumlah terbangun saat tidur malam (Mulai jam WIB lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam ) a. Masalah berat : terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun lebih dari 1 jam b. Masalah ringan : terbangun kurang dari 3 kali dan lama terbangun kurang dari 1 jam c. Tidak masalah : Terbangun kurang dari 2 kali 4. Tidur tepat waktu malam hari (Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan hari-hari sebelumnya)

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

Lebih terperinci

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. MODUL PIJAT BAYI Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November 2007 Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2007

Lebih terperinci

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1. Catatan Observasi CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... No. Observasi Umur L/P Jumlah jam Tidur dalam 24 jam Berapa Kali terbangun dalam 1 x tidur malam hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian penyuluhan a. Penyuluhan kesehatan adalah usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Pijat Bayi Pijat bayi adalah pemijatan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi mtrik pada bayi, mengurangi masalah tidur serta memberikan pengalaman

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Fungsi Tidur Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar. Pijat bayi sebenarnya tidak hanya bermanfaat untuk fisik si kecil, tetapi juga bisa menjadi sarana dimana Anda dan bayi Anda bisa berduaan dalam suasana rileks dan menyenangkan. Bahkan, bagi para ibu baru

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0

MODUL PIJAT BAYI. Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 PRODI DIII KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA 2013 MODUL PIJAT BAYI Oleh : [Type the company name] Error! No text of specified style in document. 0 KETERAMPILAN KLINIK PIJAT BAYI I. DISKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN A. PENGERTIAN Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi 1. Pengertian Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03 Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU Luluk Nur Fakhidah Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH SAMBENG DESA SAMBENG TODANAN BLORA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006). BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Bronchiolitis Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan adanya edema atau pembengkakan

Lebih terperinci

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi

Lebih terperinci

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya.

Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Medicine Massage Therapy: Tehnik dan Cara Pijat Bayi Peregangan Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya. Pegang kedua kaki dan lututnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini zaman semakin berkembang seiring waktu dan semakin memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. Saat ini tingkat ozon naik hingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Asuhan Pelayanan Kebidanan Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny.M Tanggal : 15 Agustus 2015 Tempat : Klinik Sumiariani A.

Lebih terperinci

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan

Sunday, January 20, Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan. Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Sunday, January 20, 2013 Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Totok atau Pijat Wajah Untuk Kesehatan Tubuh sehat merupakan aset yang tak ternilai. Beragam cara akan kita tempuh demi mendapatkan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). Asma merupakan penyakit inflamasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan MAKALAH BATUK EFEKTIF 1. Batuk Efektif 1.1 Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana sains terapan fisioterapi oleh: NURNARITA

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit. BAHAN AJAR : 1. Tujuan dan manfaat Perawatan Kulit Wajah : a. Mempertahankan kondisi kulit dari keriput dan noda-noda pada kulit b. Meremajakan jaringan otot dan sel-sel kulit c. Menanggulangi kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian yang tersering pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE Disusun Oleh : 1. Agustia Hastami P17420108041 2. Arsyad Sauqi P17420108044 3. Asih Murdiyanti P17420108045 4. Diah Ariful Khikmah P17420108048 5. Dyah Faria Utami P17420108050

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Latihan batuk efektif merupakan aktifitas perawat untuk membersihkan sekresi pada jalan nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan mobilisasi sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi gizi kurang merupakan suatu ancaman bagi generasi yang akan datang. Masa bayi ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Heni Hirawati Pranoto *), Sugeng Maryanto **) *) Staf Pengajar Program Studi D-III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Kala I Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan Jika ibu tampak kesakitan, dukungan yg dapat dierikan : Perubahan posisi, tetapi jika

Lebih terperinci

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C) Nama : Ardian Nugraheni (23111307C) Nifariani (23111311C) MACAM-MACAM PENYAKIT A. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) 1) Pengertian Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode

Lebih terperinci