PEGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU IPS SMA NEGERI KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS.
|
|
- Hendra Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU IPS SMA NEGERI KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS. Irlisma & Mujiono Administrasi Bisnis Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau Abstrak Kedisiplinan guru merupakan cermin dari keberhasilan suatu organisasi sekolah. Untuk itu kedisiplinan sudah seharusnya menjadi hal pokok menjadi perhatian. Banyak faktor yang mempengaruhi kedisiplinan seorang guru, diantaranya adalah Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mampu memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung sebesar 60,69 % sementara motivasi kerjanya memberikan pengaruh sebesar 11,01%. Sedangkan pengaruh variabel lain adalah sebesar 8,3%. Artinya bahwa kepemimpinan memilki peranan penting dalam meningkatkan disiplin kerja para guru didaerah ini trutama guru IPS. Kata kunci: Disiplin Kerja guru, Motivasi Kerja guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. PENDAHULUAN Guru adalah salah satu komponen penting dalam proses pendidikan yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Peranan guru dalam pendidikan tidak hanya sebatas dalam pembelajaran, tetapi sebagai informator, organisator, motivator, fasilitator, mediator, inisiator dan evaluator. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan guru yang mempunyai rasa pengabdian yang tinggi serta tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas profesinya. Mohammad (003:140) menyatakan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan membimbing. Sebagai pengajar, guru mempunyai tanggung jawab agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat terlaksana secara optimal. Sebagai pendidik, guru harus mampu membawa perubahan tingkah laku dan perubahan sikap mental anak didik ke arah yang lebih baik. Sebagai pembimbing, guru mempunyai tanggung jawab menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Memahami uraian di atas terlihat betapa besar peranan guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak dalam menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat untuk kemajuan negara dan bangsa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tercapainya tujuan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Kenyataan inilah yang mengharuskan guru memliki disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan peran dan fungsinya, karena guru adalah tokoh yang menjadi panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Masalah disiplin kerja, erat kaitannya dengan sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi 98
2 tanggung jawabnya. Kenyataan ini sesuai dengan yang dijelaskan Siswanto (00:94) bahwa disiplin kerja adalah kesediaan seseorang dalam menghargai waktu, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, serta sanggup menjalankannya, dan tidak mengelak jika diberikan sanksi-sanksi bila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan. Artinya, guru yang mempunyai disiplin kerja tinggi, mempunyai sikap dan perilaku tepat waktu dalam melaksanakan tugas, memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugasnya, dan patuh terhadap semua aturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dalam melaksanakan tugas. Disiplin kerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, yaitu faktor yang dihubungan dengan sifat-sifat seseorang, seperti motivasi kerja, semangat kerja, dan inisiatif kerja. Faktor eksternal, yaitu faktorfaktor yang berasal dari lingkungan, seperti: tingkat kesejahteraan, kepemimpinan kepala sekolah, ketegasan, pengawasan, dan insentif. Keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dengan disiplin kerja guru dapat diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, karena dalam menegakkan kedisiplinan guru diperlukan ketegasan, keteladanan, dan pengawasan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah juga berpengaruh terhadap motivasi kerja guru, karena kepemimpinan adalah proses memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan orang lain terhadap pencapaian tujuan. Dengan demikian, untuk meningkatkan disiplin dan motivasi kerja guru diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dengan baik, yaitu yang mampu memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan guru agar dapat bekerja dengan baik dan benar sesuai aturan dan petunjuk yang telah ada. Motivasi kerja adalah dorongan, keinginan, seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan berpartisipasi aktif baik waktu maupun biaya demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Guru yang, mempunyai motivasi kerja tinggi akan berusaha melaksanakan tugas dengan lebih berdisiplin. menghargai waktu, dan mempunyai inisiatif dalan bekerja. Selain itu juga, guru yang mempunyai motivasi kerja akan lebih bertanggung jawab, bersemangat, dan mempunyai inisiatif dalam bekerja dan berupaya memberikan hasil maksimal. Dari hasil observasi dan wawancara penulis ke beberapa guru IPS dibeberapa SMA Negeri Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis, banyak guru yang mengatakan bahwa mereka masih kurang mengerti tentang tugas-tugas baru, serta mengalami hambatan-hambatan dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam hal ini tidak mendapat bimbingan dari kepala sekolah. Selain itu ada guru IPS yang memiliki semangat kerja rendah dan tidak mematuhi semua peraturan yang ada, ini juga tidak mendapatkan motivasi serta pembinaan dari kepala sekolah. Tingkat kesejahteraan yang baik dapat meningkatkan disiplin kerja seseorang pegawai. Menurut Alex (198:14), tingkat kesejahteraan yang dimaksud, adalah besarnya imbalan yang diterima, sehingga mereka dapat hidup secara layak. Fenomena di SMA Negeri Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis masih terlihat tingkat kesejahteraan guru relatif baik, seperti guru diberikan insentif transportasi, kerja melebihi jam kerja dinas mendapatkan honor tambahan, dan adanya program-program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibiayai oleh dinas. Dalam menegakkan kedisiplinan kerja, tidak cukup hanya melalui peningkatan kesejahteraan, tetapi juga diperlukan ketegasan pimpinan. Seorang kepala sekolah jangan sampai membiarkan suatu pelanggaran yang diketahui tanpa suatu tindakan, atau membiarkan pelanggaran tersebut terjadi 99
3 berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas. Alex (198:13) menjelaskan bahwa tindakan yang tegas dari pimpinan harus diikuti juga dengan ancaman, agar bagi pelanggar kedisiplinan tidak mengulangi lagi tindakan yang telah dilakukannya. Insentif yang diberikan kepada guru juga memiliki pengaruh positif terhadap disiplin kerja. Insentif adalah sesuatu yang diterima guru sebagai balas jasa untuk kerja mereka, baik yang bersifat finansial, maupun nonfinansial. Insentif yang diterima guru-guru di SMA Negeri Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis cukup baik, seperti adanya tunjangan transportasi, adanya tunjangan hari raya, adanya beberapa guru melanjutkan pendidikan dengan biaya dinas, adanya pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu motivasi, pembinaan, bimbingan dan pengawasan dari kepala sekolah sebagai pimpinan sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan guru khususnya guru IPS.. PERUMUSAN MASALAH 1. Seberapa besar kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru IPS di SMA Negeri Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis?. Seberapa besar kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja guru IPS di SMA Negeri Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis? 3. PENGERTIAN DISIPLIN KERJA Poerwadaminta (003: 97) mendefinisikan disiplin suatu ketaatan dan kepatuhan pada aturan dan tata tertib. Menurut Wursanto (1998:33) disiplin merupakan suatu kepatuhan terhadap aturan-aturan, normanorma hukum, tata tertib dan sebagainya. Alex (198:199) mengemukakan disiplin adalah suatu tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Agustiar (004:103) mendefinisikan bahwa displin pada dasarnya adalah conform to norm yaitu senantiasa mentaati norma-norma yang berlaku. Artinya, inti dari disiplin itu adalah kepatuhan terhadap aturan-aturan, normanorma yang berlaku. Disiplin kerja pada dasarnya merupakan gabungan dari kata disiplin yang dikaitkan dengan tugas seorang individu dalam pekerjaannya. Anwar (004:73) mengatakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Imron (1995:9) menyatakan disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib dan teratur seperti sebagaimana semestinya. Hadari (1986:145) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah kepatuhan seseorang dalam mematuhi setiap peraturan yang berlaku di dalam organisasi kerja, juga berbagai usaha untuk melaksanakan setiap pekerjaan sebagaimana yang seharusnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, disiplin kerja merupakan kepatuhan seseorang dalam mematuhi peraturan dari organisasi, baik yang, tertulis maupun yang tidak tertulis, seperti kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku di dalam organisasi kerja dan juga berupaya melaksanakan setiap pekerjaan sebagaimana yang seharusnya. 4. PENTINGNYA DISIPLIN KERJA Secara umum Siswanto (00:156) menyatakan bahwa pentingnya disiplin kerja adalah untuk kelangsungan suatu organisasi sesuai dengan motif organisasi masing-masing. Jika dikaitkan dengan tugas guru dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikut pembelajaran dan berperilaku di sekolah. Oleh sebab itu, 300
4 menurut Enco (008:193) guru berfungsi sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu dan ditiru, tetapi tidak diharapkan sikap yang otoriter. Menurut Bafadal (003:86), dalam pencapaian tujuan pendidikan guru bertanggungjawab mengarahkan, dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar, dan penuh perhatian. Kenyataan inilah menurut Enco (008:19), pentingnya disiplin guru dalam melaksanakan tugas, karena guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya, dan menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Menurut Alex (198:156), kedisiplinan seorang di dalam bekerja tercermin dari aspek seperti ketepatan waktu, kepatuhan, dan tanggung jawab. Selanjutnya, Siswanto (00:176) mengemukakan disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat tehadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. 5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA Menurut Alex (198:187), disiplin kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesejahteraan, ketegasan, kepemimpinan yang menjadi keteladanan, dan ancaman. Artinya, untuk meningkatkan disiplin kerja perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Veithzal (004:109) menyatakan bahwa disiplin kerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, yaitu faktor yang dihubungan dengan sifat-sifat seseorang, seperti motivasi kerja, semangat kerja, dan inisiatif kerja. Faktor eksternal, yaitu faktorfaktor yang berasal dari lingkungan, seperti: tingkat kesejahteraan, kepemimpinan kepala sekolah, ketegasan, pengawasan, dan insentif. Menurut Enco (003:158) untuk meningkatkan kedisiplinan perlu adanya tindakan atau sanksi-sanksi yang tegas dilakukan oleh seorang pimpinan. Meskipun demikian kedisiplinan sebenarnya merupakan kebiasaan, maka ancaman yang diberikan bukanlah suatu hukuman tetapi lebih baik ditekankan agar mereka melaksanakan kebiasaan yang kita anggap baik. Alex (198:183) menambahkan bahwa, ancaman diberikan sebelum dijatuhkan hukuman bertujuan memberikan kesadaran kepada guru agar bekerja dapat menghargai waktu, serta mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan. Siswanto (00:154) mengatakan bahwa faktor motivasi kerja, moral kerja, kepemimpinan, dan kompensasi yang diterima seseorang dalam suatu organisasi sangat erat korelasinya dengan disiplin kerja. Enco (003:14) mengatakan keteladanan kepala sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap disiplin kerja guru, sebab kepala sekolah adalah merupakan panutan dan sorotan dari guru. Cara kepemimpinan kepala sekolah yang dapat dijadikan panutan bagi guru adalah di depan selalu memberikan keteladanan, di tengah selalu membangkitkan semangat dan kegairahan kerja dan di belakang selalu bertindak sebagai motivator. Menurut Timpe (1990:01), salah satu cara manajemen untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai, adalah melalui pemberian kompensasi. Pemberian kompensasi akan mengakibatkan guru lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas. Selain itu juga guru akan merasakan pekerjaan yang dikerjakannya melebihi dari tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkannya, merasa dihargai, sehingga guru akan berusaha melaksanakan tugas dengan tepat waktu, sesuai aturan dan petunjuk, dan berusaha akan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat. Kemudian Gouzali (000:197) mengatakan bahwa dalam meningkatkan disiplin kerja, 301
5 diperlukan pengawasan dari pimpinan. Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin kerja guru adalah kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan atasan langsung para guru dan yang paling tahu dan paling dekat dengan para guru. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, disiplin kerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor internal tersebut meliputi motivasi kerja dan moral kerja, sedangkan faktor eksternal meliputi kesejahteraan, ketegasan, kepemimpinan, kompensasi, pengawasan oleh kepala sekolah, dan budaya organisasi. 6. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN Syaiful (004:10) menyatakan kepemimpinan adalah proses seseorang dalam mempengaruhi, memotivasi, mengajak, dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Kartini (199:13) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seorang yang mampu menjadi motivator, dinamisator dan kordinator dari sumber daya manusia, sumber daya alam, semua dana dan sarana yang disiapkan oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi. Burhanuddin (1994:73) mengatakan kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan, dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujan-tujuan organisasi. Budhi (1998:89) mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu kelompok organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Dari beberapa pengertian kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan dalam mempengaruhi, memotivasi, menggerakkan serta mengarahkan suatu kelompok sehingga tercapai tujuan organisasi. 7. PENGERTIAN MOTIVASI KERJA Winardi (001:6) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat mempengaruhi hasil kerjanya secara positif atau secara negatif. Artinya, motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk berbuat, baik yang bersifat positif maupun berbuat hal yang negatif. Panji (001:87) menyatakan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan sesorang mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung ini berarti bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang agar bersedia menggunakan semua kemampuan dan waktu untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Manulang (1985:146) mengartikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang Yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Artinya, motivasi adalah sesuatu yang tumbuh dalam diri seseorang, sehingga melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan hasil. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang agar bersedia menggunakan semua kemampuan dan waktu untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Jika dikaitkan dengan motivasi seseorang dalam bekerja, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah keinginan dan kemauan seseorang dalam menggunakan kemampuan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan guna mencapai tujuan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Ibrahim (199:56) bahwa motivasi kerja adalah keinginan dan kemauan seseorang untuk mengambil keputusan bertindak dan menggunakan seluruh kemampuan psikis, social, dan kekuatan 30
6 fisiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Panji (001:89) menyatakan motivasi kerja adalah dorongan, keinginan, seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan berpartisipasi aktif baik waktu maupun biaya, demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Kemudian, Sudarwan (003:75) mengemukakan motivasi kerja adalah dorongan yang muncul pada diri individu untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang dihadapi. Kesadaran yang dimaksud di sini dapat bersumber dari faktor-faktor internal dan dapat pula muncul dari faktor eksternal. ti = Pyxi ( 1 R yxi... yxk)( Rij) n k 1 Sebelum menjelaskan secara detil hasil pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu penulis menyajikan hasil analisis jalur (path analysis) model simultan sebagaimana gambar berikut ini: Gambar 1. Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Variabel X 1 & X Terhadap Y Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi kerja adalah keinginan, kemauan, dan dorongan yang muncul pada diri seseorang untuk secara sadar melakukan pekerjaan yang dihadapi. 8. TEKNIK ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan rumus: Pyxi h h= 1 = byxi = h h= xi Untuk koefisien X1 ke Y adalah: y h h PY X 1 = PyX 1. X + e 1 Untuk koefisien X ke Y adalah: Y= PyX. X + e 1 Untuk mengukur pengaruh variabel lain (e) digunakan rumus: Pyε = 1-R yxi... xk Kemudian untukmelihat tingkat signifikansi antara variabel bebas dan terikat dilakukan uji t. Memperhatikan hasil pengujian tersebut, diperoleh gambaran bahwa koefisien jalur dan hubungan korelasional masing-masing variabel yang diuji adalah positif, sehingga untuk mendapatkan nilai pengaruh sebagaimana yang diharapkan dalam hipotesis penelitian, dapat dijelaskan berikut ini. Tabel 1. Perhitungan Pengaruh Langsung Dan Pengaruh Tidak Langsung Variabel X 1 & X Terhadap Y (dalam %) Var Pengaruh langsung Pengaruh Tidak Langsung X 1 X Sub Total Total X X Pengaruh Total Variabel X 1 & X Terhadap Y Pengaruh Variabel Luar Selain X 1 & X 8.3 Terhadap Y Memperhatikan hasil pengujian pengaruh baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana dijelaskan dalam tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa pengaruh kepemimpinan dan motiviasi kerja terhadap disiplin kerja guru baik langsung maupun tidak langsung adalah 303
7 sebesar 71.70% dan sisanya sebesar 8.30%, disiplin guru dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian ini. Nilai pengaruh simultan sebagaimana temuan penelitian ini dapat dikategorikan berada pada tingkat pengaruh sedang. Dengan demikian penelitian ini masih relevan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Enco (003) sebagaimana dijelaskan dalam studi tersebut bahwa mengatakan keteladanan kepala sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap disiplin kerja guru, sebab kepala sekolah adalah merupakan panutan dan sorotan dari guru. Cara kepemimpinan kepala sekolah yang dapat dijadikan panutan bagi guru adalah di depan selalu memberikan keteladanan, di tengah selalu membangkitkan semangat dan kegairahan kerja dan di belakang selalu bertindak sebagai motivator. Integrasi kepemimpinan dan motivasi kerja sebagaimana ditunjukkan melalui temuan penelitian, nampak bahwa disiplin kerja dapat dipacu secara baik, terbukti dengan besarnya pengaruh simultan kedua variabel tersebut terhadap disiplin kerja guru. 9. KESIMPULAN 1) Kepemimpinan kepala sekolah yang terjadi selama ini mampu meningkatkan disiplin kerja guru pada objek penelitian ini dengan tingkat pengaruh yang besar. Hal ini terjadi sebagai dampak dari kekuatan komitmen kepala sekolah yang secara bersama-sama dengan guru IPS mematuhi aturan main yang telah disepakati. Namun demikian, hal itu belum dapat diimplementasikan secara menyeluruh karena empiris yang kurang mendukung misalnya adanya kegiatan lain diluar kesibukan mengajar misalnya studi lanjut atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya. ) Motivasi kerja guru memiliki kontribusi yang sangat kecil terhadap disiplin kerja guru. Kondisi ini terjadi sebagai dampak dari keterbatasan guru dalam menghasilkan kinerja yang sempurna. Hal ini disebabkan oleh guru mengalami hambatan-hambatan dalam menjalankan tugas-tugasnya, dalam hal ini tidak mendapat bimbingan dari kepala sekolah serta keterbatasan penyediaan fasilitas diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru sebagai upaya pemenuhan disiplin kerja guru. 3) Pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja melalui motivasi kerja guru menunjukkan tingkat pengaruh sedang. Artinya, disiplin kerja guru akan terbentuk dengan baik apabila kepala sekolah mampu menerapkan pola kepemimpinan yang selama ini telah dilaksanakan dengan baik, namun untuk konteks penelitian ini perlu digalakan pola pemotivasian guru yang lebih konsisten dengan memperhatikan faktor-faktor strategis yang mendesak pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Dharma. A Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. Nur, A.S Kepemimpinan dan Psikologi Manajemen. Diktat. Nitisesmito, A Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mulyasa, E Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya. Noname Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Saydam, G Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan. Handoko. H Manajemen, Edisi I, Yogyakarat : BPFE. Bafadal, I Inovasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Noname Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta: BumiAksara. 304
8 Kartono, K Pimpinan dan Kepemimpinan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Manullang. M Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Anoraga, P Perilaku Organisasi. Jakarta : Pustaka Jaya. Robert. M Produktivitas. Terjemahan oleh Muchdarsyah Sinungan Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Santoso, S Mengolah Data Statistik Secara Profesional Verse 7.5. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Sastrohadiwiryo, S. 00. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Soetopo dan Soemanto Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, S Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok Jakarta:Rineka Cipta. Dale, T.A Kinerja. Terjemahan Sofyan Cikimat Jakarta : PT. Gramedia. Asri Media. Rivai, V Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Wahjosumidjo Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Winardi. 00. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Wursanto Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta : Kanisius. 305
PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR YAYASAN MUTIARA GAMBUT
PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR YAYASAN MUTIARA GAMBUT Abd. Rahman Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Kedisiplinan yang didasari dengan kesadaran guru, akan dapat mendukung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline
KONTRIBUSI KOMITMEN GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU PENELITIAN KORELASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BATUSANGKAR KABUPATEN TANAH DATAR Irnawati Pegawai Kantor Kementerian
Lebih terperinciPEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA
PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Wessy Rosesti Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The aim of this research is to information
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciMORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG
MORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Sonya Soviana Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aims to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya
Lebih terperinciPengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Yulia Rachmawati (08120143) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materiil dan non materiil.
Lebih terperinciHUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG
HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG Amelia Syafruddin Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI Salah satu amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciPERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: La Ode Asfahyadin Aliddin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak hanya
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ROBIAH JASNI Guru SD Negeri 94 Pekanbaru jasnirobiah@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU SD MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN NGAMPILAN KOTA YOGYAKARTA Oleh : Sukiyah Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
Lebih terperinciMOTIVASI KERJA GURU PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT
MOTIVASI KERJA GURU PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT Yuhendriyal Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan
Lebih terperinciOleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK
1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070
Lebih terperinciPENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU. Oleh :
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 7 (1) Desember 2015 ISSN : 0216-7530 PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU Oleh : Muhammad
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG
KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA ABSTRAKSI Repi email: filivarepitasari3@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Kedisiplinan seringkali diartikan patuh dan taat pada nilai-nilai
Lebih terperinciDISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG
DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG Rosi Haryani Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The research is based on the phenomenon that shows discipline employees who
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai fungsi yang sangat penting serta sangat menentukan di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat menyampaikan materi pelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana teknologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1
PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR A s m a w i y a h 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineke Cipta. Bambang Wahyudi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sulita. Danim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari adanya Kepolisian Republik Indonesia adalah untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dalam berbagai lini kehidupan masyarakat. Selain
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMK NEGERI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMK NEGERI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA MUHAMMAD SYUKRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen pendukung di antaranya adalah komponen guru, peserta didik, sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK
KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK ABSTRAKSI Evi Mariati Email: mariayati764@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Faktor-faktor yang
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU
PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU Nasrun Syahputra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian Jl. Tuanku Tambusai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada perencanaan tujuan yang hendak dicapai di masa depan dengan perilaku yang diharapkan dari keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, sektor pendidikan memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, sektor pendidikan memegang peranan penting, baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Dengan sendirinya sektor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang
Lebih terperinciPERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN
307 PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN Oleh Kadek Dewi Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dsetiawati445@gmail.com Abstrak Diera globalisasi
Lebih terperinciKONTRIBUSI PEMBINAAN MORAL KERJA GURU SEKOLAH DASAR
KONTRIBUSI PEMBINAAN MORAL KERJA GURU SEKOLAH DASAR Nellitawati E-mail: nellitawati_unp@yahoo.com Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Barat Padang, 25171 Abstract: The purpose of this
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Hasibuan (2005 : 1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperinciMORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract
MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research is motivated from the observation of the author at SMK Negeri 6 of Padang
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM Anggi Andrian Latif Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Penelitian ini membahas tentang kinerja pegawai dengan tujuan
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI DINAS PASAR KOTA PADANG
KINERJA PEGAWAI DINAS PASAR KOTA PADANG Wiwied Kurniawati Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study to obtain information on employee perceptions of the process, style and effectiveness
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Pembinaan Disiplin Kerja
103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Pembinaan Disiplin Kerja yang Dilakukan Oleh Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka perlu pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai suatu lembaga, sekolah memiliki struktur organisasi dalam menjalankan aktivitas lembaganya dan salah satu di antaranya adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)
PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang) Christina Wynda Deswarati Kusdi Rahardjo Mochammad Djudi Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hal hal yang diatur di dalamnya mencakup tentang
Lebih terperinciDETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan
DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation
Lebih terperinciBABI. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula.
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakaog Masalab Proses pelaksanaan pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga. masyarakat, dan persekolahan. Dengan melalui proses pendidikan, diharapkan manusia dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru. Dimana peranan guru sangatlah besar dalam menyiapkan generasi bangsa yang unggul
Lebih terperinciPENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : Mangasa Panjaitan, SE, M.Si Dosen Universitas Methodist Indonesia, Medan Abstrak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
13 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI
HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI Affan Fattria N. Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research in background overshadow
Lebih terperinciPENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti
PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK Utin Wigiatri Endang Hendrayanti ABSTRACT The aim of this study is to know about employee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Disiplin 1.1.1 Pengertian Disiplin Di dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, disiplin sering didefinisikan dengan cekatan, tepat, baik waktu maupun tempat.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1
HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi pemerintah saat ini adalah berkaitan dengan disiplin kerja pegawai. Pada umumnya suatu intansi
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: NIDYA SHELVIE NIM: 03831 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah sumber dari kekuatan yang berasal dari manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi. 1 Apapun bentuk serta tujuannya,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG. Oleh Rina Milyati Yuniastuti.
35 ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. ORGANIK AGRO SYSTEM (OASIS) BANDAR LAMPUNG Oleh Rina Milyati Yuniastuti. ABSTRAK CV. Organik Agro System (OASIS) adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dimana terjadi kompetisi di bidang ekonomi yang semakin ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.
Lebih terperinciKONTRIBUSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
KONTRIBUSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT Refki Yuliarman Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aim to to get information
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupkan faktor penting agar organisasi tersebut tetap memberikan hasil
Lebih terperinciGAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DITINJAU DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DITINJAU DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM Hardianto Dosen UPP dan STAI Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Abstrak Sekolah merupakan lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak didik dalam dunia pendidikan merupakan subjek utama. Dialah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak didik dalam dunia pendidikan merupakan subjek utama. Dialah yang belajar setiap saat. Anak didik dalam belajar, harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA PADA ANGGOTA SABHARA POLDA JATENG
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA PADA ANGGOTA SABHARA POLDA JATENG Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciABSTRAKSI. Pendahuluan
FAKTOR-FAKTOR KEDISIPILANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT ERNA DJULIAWATI PONTIANAK Rony Baskaro Sembiring Email: caikincai@gmail.com Program Studi Manajemen STIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan dalam sebuah pemerintahan negara yang diatur dan dilaksanakan
Lebih terperinciPERANAN KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PT FRAMAS INDONESIA
PERANAN KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PT FRAMAS INDONESIA Raden Minda Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Pasim Jl. Dakota No.8a Sukaraja Bandung Email
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan dan Jaringan Malang) Ni Luh Bakti Mesha Murti Kusdi Rahardjo
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan sebuah intitusi pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen tersebut ialah kepala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciMOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY
MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY Oleh: Ernawaty Nasution Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO
HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO Zamaludin Suleman 1, Yulianto Kadji 2, Erman I Rahim 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur)
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur) Disusun oleh : Desrizal Widyaisawara Muda Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto, 2015 I. PENDAHULUAN Salah satu aset
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang dalam tubuh karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,
Lebih terperinciPENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010
PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010 Tandi Kadang (Staf Pengajar Jurusan Adminsitrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda)
Lebih terperinciKONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN
KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Siska Handayani Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik kepada pemimpin maupun kepada aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara
Lebih terperinciHubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi
Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Summary Skripsi Penyusun Nama : Khairunnisya Sholikhah NIM : 14030110151036
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian MSDM Menurut Hasibuan (2009:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
Lebih terperinci