BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Ony Widilestariningtyas, Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Ony Widilestariningtyas, Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Akuntansi biaya Menurut Ony Widilestariningtyas, Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012) bahwa akuntansi biaya dapat diartikan menjadi : proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Obyek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Menurut Matz dan Usry (2010:10) memberikan penjelasan mengenai akuntansi biaya sebagai berikut : Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan seperangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan rutin maupun keputusan stategik. a. Tujuan akuntansi biaya Menurut Ony Widilestariningtyas, Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok ; 1) penentuan harga pokok produk, 2) pengendalian biaya, dan 3) pengambilan keputusan khusus. 5

2 6 Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis. Pengumpulan, presentasi, dan analisis dari informasi mengenai biaya dan keuntungan membantu manajemen menyelesaikan tugas-tugas berikut : 1) Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. 2) Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas. 3) Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetpan harga dan evaluasi kinerja. 4) Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode akuntansi atau untuk periode lain yang lebih pendek. 5) Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya. b. Sistem akuntansi biaya Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu : 1) Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan

3 7 sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan. 2) Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan. c. Biaya 1) Pengertian biaya Menurut Ony Widilestariningtyas, Dony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012:10) biaya adalah : Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat Pengertian biaya menurut Bastian dan Nurlela (2010:7) adalah sebagai berikut : Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukan dalam neraca. Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian biaya adalah ilmu dan seni mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan informasi berkenaan dengan pengorbanan sumber ekonomi (kas atau nilai setara kas yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi) yang diukur dalam satuan uang, untuk tujuan mendapatkan barang atau jasa

4 8 yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. 2) Karateristik biaya Karakteristik yang melekat pada istilah biaya (Cost) sebagai berikut : a) Cost merupakan pengukur (a measurement) dalam unit moneter suatu sumber ekonomi yang digunakan atau dikorbankan untuk tujuan tertentu; b) Cost dinyatakan dalam unit moneter khususnya dalam kerangka akuntansi sebagai penyedia informasi kuantitatif; c) Pengukuran cost selalu dihubungkan dengan suatu fokus atau objek atau dengan tujuan atau pusat perhatian; d) Secara fisik, kesatuan usaha menguasai dan mengelola sumber ekonomi yang disebut aktiva; e) Sebagai dasar pengukuran, cost tidak mempunyai konotasi sebagai sesuatu hal yang negatif (mengurangi). 3) Klasifikasi biaya Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya. Pengertian klasifikasi biaya atau penggolongan biaya menurut Bastian dan Nurlela (2010:12) adalah sebagai berikut : Suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.

5 9 Terdapat lima cara penggolongan biaya yaitu diantaranya sebagai berikut: a) Dasar penggolongan biaya menurut objek pengeluaran terdiri dari: (1) Biaya bahan baku (2) Biaya tenaga kerja langsung (3) Biaya overhead b) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan: (1) Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. (2) Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. (3) Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. c) Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayainya: (1) Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayainya. Jika sesuatu yang dibiayainya tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. (2) Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut

6 10 dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). d) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas: (1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (2) Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. (3) Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. (4) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. e) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya: (1) Pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). (2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. 4) Akumulasi biaya Metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan dan memiliki aspek yang sama yaitu perhitungan biaya berdasarkan proses dan

7 11 perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis akan lebih banyak membahas metode harga pokok pesanan sesuai dengan unit yang diteliti. 1) Perhitungan biaya berdasarkan proses (Process cost) Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stok. 2) Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order cost) Menurut Garrison dan Noreen (2013:95) bahwa metode job order costing biaya produksinya ditelusuri dan dialokasikan ke pesanan kemudian biaya dari pesanan tersebut dibagi dengan jumlah unit dalam pesanan untuk mendapatkan biaya rata-rata per unitnya. Jadi, metode perhitungan harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok, dimana biaya diakumulasikan dan dikumpulkan pada setiap pesanan tertentu. 2. Harga Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dengan demikian pengertian biaya mencakup pula biaya yang akan datang, yang akan dikorbankan untuk tujuan tertentu. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang

8 12 ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. a. Pengertian harga Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang ataupun jasa yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll). Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tarif sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi. Harga merupakan hasil akhir dari interaksi dua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran. Menurut Swastha (2010:147) : harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Kemudian menurut Kotler dan Armstrong (2010) : harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Termasuk di dalamnya : harga pokok, diskon, syarat pembayaran, potongan harga dan kredit.

9 13 Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. b. Pengertian harga jual Penetapan harga tidak hanya sekedar perkiraan saja, tetapi harus dengan perhitungan yang cermat dan teliti yang harus diselesaikan dengan sasaran yang dituju oleh perusahaan. Harga merupakan nilai pengganti suatu barang, untuk itu harga harus disesuaikan dengan kegunaan barang tersebut untuk konsumen. Menurut Mulyadi (2005) : harga jual adalah besarnya harga yang dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya nonproduksi dan laba yang diharapkan. b. Penetapan harga jual Manajemen perusahaan konstruksi merupakan contoh pihak yang memanfaatkan informasi biaya yang dihasilkan dengan metode harga pokok pesanan. Dalam perusahaan tersebut, biaya dihitung menurut proyek, dan digunakan untuk mengajukan penawaran harga yang akan dibebankan kepada pemilik proyek dalam proses pelelangan proyek (tender). Jika pelanggan proyek dimenangkan oleh perusahaan konstruksi tersebut, maka metode harga pokok pesanan digunakan untuk mengumpulkan biaya proyek yang

10 14 sesungguhnya dikeluarkan untuk pengendalian biaya proyek dan menetapkan harga jual dengan laba yang diinginkan. 1) Pengertian penetapan harga Menurut Fandy (2012:320) program penetapan harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk produk tertentu, relative terhadap tingkat harga para pesaing. Keputusan harga memilik peran stategik yang penting dalam implementasi strategi pemasaran. Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non-ekonomis lainnya. 2) Tujuan penetapan harga Tujuan penetapan harga menurut Fandy (2012:320) bisa mendukung strategi pemasaran berorientasi pada permintaan primer apabila perusahaan meyakini bahwa harga yang lebih murah dapat meningkatkan jumlah pemakai atau tingkat pemakaian atau pembelian ulang dalam bentuk atau kategori produk tertentu. Berikut adalah tujuan penetapan harga dari strategi pemasaran :

11 15 a) Strategi permintaan primer (1) Meningkatkan jumlah pemakai (a) Mengurangi risiko ekonomi dari percobaan produk (b) Menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk produk pesaing (2) Menaikkan tingkat pembelian (a) Meningkatkan frekuensi konsumsi (b) Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak b) Strategi permintaan selektif (1) Memperluas pasar yang dilayani (a) Melayani segmen yang berorientasi pada harga (b) Menawarkan versi produk yang lebih mahal (2) Merebut pelanggan pesaing (a) Mengalahkan pesaing dalam hal harga (b) Menggunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi (3) Mempertahankan/meningkatkan permintaan pelanggan saat ini (a) Mengeliminasi keunggulan harga pesaing (b) Menaikkan penjualan produk komplementer 3) Keputusan penetapan harga jual Penentuan harga jual bagi perusahaan atau penjual jasa merupakan keputusan manajemen yang sangat penting. Keputusan penetapan harga juga muncul oleh karena adanya kenyataan bahwa hasil penetapan harga jual

12 16 yang telah didapat dari prosedur harga ternyata masih belum mampu memecahkan persoalan tentang harga. Dalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode yang dapat dipakai oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini Hidayat mengemukakan bahwa ada 3 metode dalam penetapan harga jual yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu : a) Cost Oriented Pricing b) Deman Oriented Pricing c) Competition Oriented Pricing Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: a) Cost Oriented Pricing Suatu cara penetapan harga jual yang dinyatakan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan menambahkan suatu prosentase tertentu sebagai labanya. Metode ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : (1) Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing method) Hubungan biaya dengan harga tidak selalu sama. Pengukuran biaya sangat penting apabila pembeli telah setuju untuk membayar harga berdasarkan biaya. Biaya produk sering dijadikan patokan terendah untuk harga jual, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah barang tentu tanpa memperhatikan konsep biaya yang digunakan, perusahaan harus selalu menekan biaya sekecil mungkin

13 17 dengan menerapkan metode produksi dan pemasaran yang paling efisien. Berikut adalah beberapa metode penetapan harga berdasarkan biaya-plus yang dikemukakan oleh Gayle Rayburn dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya yaitu: (a) Penetapan Harga berdasarkan biaya variabel (variabel cost pricing), menekankan marjin kontribusi dengan membedakan perilaku biaya variabel dan tetap. Salah satu bentuk dari penetapan harga berdasarkan biaya variabel adalah dengan menambahkan markup terhadap biaya variabel hingga mencapai biaya penuh. Para pendukung penetapan harga berdasarkan biaya variabel berpendapat bahwa metode ini memungkinkan manajer untuk menentukan harga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena hal itu terkait dengan pengaruh perbedaan harga terhadap total biaya tetap. Akan tetapi ada bahayanya bila terlalu memusatkan perhatian kepada biaya variabel dan marjin kontribusi. Misalkan perusahaan mempunyai dua produk, yaitu lotion dan sabun dengan laporan operasi bulanan sebagai berikut:

14 18 TABEL 2.1 CONTOH PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA VARIABEL Lotion Sabun Penjualan (masing-masing Unit) $ $ Dikurangi beban variabel $ $ Marjin Kontribusi $ $ Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II Karena Lotion dan sabun mempunyai marjin kontribusi yang sama, mungkin ada kecenderungan untuk memperlakukan keduanya dengan cara yang sama dalam penetapan harga. Akan tetapi analisis yang hanya didasarkan atas marjin kontribusi dapat mengarah kepada kesimpulan yang salah. Jika produk ini memerlukan upaya dan biaya pemasaran, analisis eksekutif, dan penelitian serta rekayasa yang berbeda-beda, maka manajemen harus memperhitungkan hal-hal tersebut dalam menentukan biaya. (b) Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential cost pricing), juga disebut penetapan harga berdasarkan biaya marjinal (marginal cost pricing) memusatkan perhatian pada biaya tetap dan laba yang diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan markup kepada biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu pesanan sama dengan

15 19 kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi unit-unit tambahan. Penetapan harga ini memperhitungkan baik biaya tetap maupun variabel sebagai biaya diferensial sebelum ditambahkan dengan markup dan cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya yang bersifat jangka pendek. Untuk mengilustrasikan penetapan harga berdasarkan biaya diferensial, anggaplah terdapat biaya produk berikut dari catatan akuntansi: TABEL 2.2 CONTOH PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA DIFERENSIAL Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Overhead pabrik: Variabel Diferensial Tetap Alokasi Tetap Ikat pinggang $ Topi $ Total biaya produksi $ 21 $ 12 Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II Biaya diferensial bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik adalah $ 18 untuk ikat pinggang dan $ 10 untuk topi. Dengan markup 25% diatas biaya diferensial, harga jual menjadi:

16 20 TABEL 2.3 CONTOH MARK-UP PADA PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA DIFERENSIAL Markup diatas biaya diferensial Biaya penuh Ikat pinggang (25%x$18) $ 4,50 21,00 Topi (25%x$10) $ 2,50 12,00 Harga jual $25,50 $14,50 Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II Perusahaan secara tepat dapat menggunakan teori penetapan harga berdasarkan biaya diferensial dan biaya variabel ketika menghadapi masa-masa sulit dan pasti menghasilkan laba bila penerimaannya melampaui biaya variabel atau diferensial. (c) Penetapan Harga berdasarkan biaya penuh (Full-cost pricing), metode ini tidak hanya menentukan biaya langsung produk tetapi juga mengalokasikan biaya tidak langsung yang tidak terkait langsung dengan salah satu lini produk. Jika manajemen menetapkan harga jual sebesar $28 untuk ikat pinggang dan $16 untuk topi, marjin kotor adalah 25% dari harga jual. Marjin kotor sebesar $7 untuk ikat pinggang dan $4 untuk topi sama

17 21 dengan 33 1 / 3 % markup diatas biaya produksi ($7/$21 biaya penuh ikat pinggang dan $4/$12 biaya penuh topi). (d) Penetapan harga berdasarkan biaya konversi (conversion cost pricing), metode ini tidak memperhitungkan bahan yang digunakan dalam produk, sebaliknya penekanannya adalah pada tenaga kerja dan overhead pabrik yang diperlukan, yang dikenakan sebagai biaya konversi. Perusahaan lazimnya menggunakan penetapan harga berdasarkan biaya konversi bila bahan disediakan oleh pembeli. Dengan cara ini perusahaan dapat merealisasikan laba yang lebih besar dengan mengarahkan perhatian pada produk yang tidak banyak memerlukan tenaga kerja dan overhead karena mereka dapat menghasilkan serta menjual unit yang lebih besar. Perusahaan dapat menggunakan teori penetapan harga ini secara efektif jika kapasitas pabriknya terbatas karena kendala kapasitas adalah biaya tenaga kerja dan overhead. Dalam penetapan harga berdasarkan biaya penuh diatas, topi memerlukan jumlah bahan yang sama dengan ikat pinggang, tetapi hanya memerlukan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik sebesar $7 sedangkan ikat pinggang memerlukan $16. Bila kita menggunakan markup 25% atas biaya konversi, maka harga jual setiap produk akan menjadi:

18 22 TABEL 2.4 CONTOH PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA KONVERSI Ikat Pinggang Topi Biaya penuh $ 21,00 $ 12,00 Markup atas biaya konversi (25%x$16) $ 4,00 (25%x$7) $ 1,75 Harga jual $ 25,00 $ 13,75 Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II (e) Penetapan harga berdasarkan biaya langsung (direct cost pricing), perusahaan menentukan harga jual beberapa persen diatas biaya langsung produk bersangkutan. Penetapan harga dengan cara ini sangat tepat apabila biaya tidak langsung yang seharusnya ditanggung secara merata oleh setiap lini produk pada hakikatnya merupakan persentase yang sama dari biaya langsung dan apabila aktiva yang dugunakan setiap lini produk adalah sama. Hal berikut ini mengilustrasikan penetapan harga kemeja berdasarkan biaya langsung. Dengan biaya tidak langsung sekitar 18% dari biaya langsung dan manajemen ingin menghasilkan laba sebesar 25% dari total biaya, perhitungan berikut membandingkan metode penetapan harga berdasarkan biaya langsung dan berdasarkan biaya penuh:

19 23 TABEL 2.5 CONTOH PENETAPAN HARGA BERDASARKAN BIAYA LANGSUNG Kemeja Biaya langsung Biaya tidak langsung Total biaya Kelebihan diatas biaya (mark-on) = [ 18%+25%+ (25%x18%)] =47% Berdasarkan biaya langsung $ 17 ($17x47%) 8 Berdasarkan biaya penuh $ 17 3 $ 20 ($20x25% ) 5 Harga jual $ 25 $ 25 Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II Total biaya sebesar $20 yang dihitung menurut metode biaya penuh kita kalikan dengan persentase laba yang diinginkan sehingga diperoleh markup sebesar $5 dan harga jual $25. Jika pendekatan biaya langsung yang digunakan, maka persentase mark-on harus menutup biaya tidak langsung ditambah persentase laba yang diinginkan sebesar 25%. Markon sebesar 47% dihitung sebagai berikut [ 18%+25%+

20 24 (25%x18%) ]= 47%. Dengan mark-on sebesar 47% terhadap biaya tidak langsung, kita mendapatkan harga jual sebesar $25, sama seperti yang dihitung dengan menggunakan metode penetapan harga berdasarkan biaya penuh. (2) Metode Penetapan harga mark-up (Mark-Up Pricing Method) adalah bentuk variasi lain dari metode cost plus. Perhitungannya hampir sama hanya perbedaannya adalah bahwa metode mark-up ini diterapkan terhadap produk yang dibeli untuk dijual kembali pada pihak lain (tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut). Sedangkan dalam metode cost plus produk tersebut adalah dibuat atau dibiayai sendiri kemudian dijual pada pihak lain. Penetapan metode ini misalnya banyak dipakai oleh pedagang atau perantara. Dalam bentuk formula metode ini dapat dirumuskan: TABEL 2.6 RUMUS PENETAPAN HARGA DENGAN METODE MARK-UP Harga Jual = Harga Beli + Markup Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II Jadi Markup ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian Markup tersebut. Selain itu pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambilkan dari sebagian Markup.

21 25 (3) Target Pricing Dalam penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang diinginkan. Dalam bentuk formula metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut: TABEL 2.7 RUMUS PENETAPAN HARGA BERDASARKAN ROI Biaya Per unit + Tingkat Pengembalian x Modal yang Yang Diinginkan diinvestasikan Harga = Sasaran Unit Penjualan Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II b) Demand Oriented Pricing Adalah suatu cara penetapan harga jual yang didasarkan pada banyaknya permintaan. Jika permintaan naik harga pun cenderung naik, dan sebaliknya jika permintaan turun maka harga cenderung turun walaupun mungkin biaya yang di keluarkan sama saja. c) Competition Oriented Pricing Adalah suatu cara penetapan harga yang didasarkan pada harga pesaing. Metode ini ditetapkan agar harga jual tidak lebih tinggi dari harga pesaing. Tingkat harga jual dapat ditetapkan 3 (tiga) kebijakan yaitu : sama, lebih rendah, atau lebih tinggi dari harga pesaing. Kebijaksanaan harga akan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prosedur penetapan harga, kemudian memutuskan ke arah

22 26 mana hasil prosedur harga dapat dimodifikasikan dengan tidak usah menyimpang dari tujuan perusahaan. Keputusan harga jual yang salah sering kali berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha perusahaan sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Namun demikian dengan adanya sistem manajemen yang baik dan benar maka price taker tersebut tidak akan salah melangkah didalam pengambilan keputusan mengenai harga jual. Menurut Kotler dan Armstrong (2010) terdapat tujuh metode penerapan harga yang termasuk dalam metode penerapan harga berbasis permintaan, antara lain : a) Skimming pricing Strategi inii diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga pada saat persaingan mulai ketat. b) Penetration Pricing Perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk dengan harga rendah dengan harapan memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu yang relatif singkat. c) Prestige Pricing Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas suatu barang atau jasa. Dengan demikian, bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka tingkat permintaan tersebut juga turun.

23 27 d) Price Lining Digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis produk berbeda. e) Odd-Even Pricing Penetapan harga ganjil digunakan untuk mempengaruhi pemikiran konsumen. f) Demand-Backward Pricing Perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal g) Bundle Pricing Strategi pemasaran yang menggunakan harga paket untuk dua atau lebih produk. 3. Job order costing (Harga pokok pesanan) Menurut Garrison dan Noreen (2013:95) bahwa metode job order costing biaya produksinya ditelusuri dan dialokasikan ke pesanan kemudian biaya dari pesanan tersebut dibagi dengan jumlah unit dalam pesanan untuk mendapatkan biaya rata-rata per unitnya. Jadi, metode perhitungan harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok, dimana biaya diakumulasikan dan dikumpulkan pada setiap pesanan tertentu. Dalam bisnis jasa, tenaga kerja langsung dan biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja biasanya lebih besar daripada biaya-biaya lain, sehingga jumlah yang dibebankan ke setiap pesanan per jam tenaga kerja langsung sudah termasuk biaya tenaga kerja dan overhead.

24 28 Satu-satunya item yang tertinggal untuk dibebankan ke pesanan adalah biaya-biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke pesanan selain tenaga kerja. Di bengkel, kategori ini biasanya mencakup biaya-biaya suku cadang, yang setara dengan bahan baku langsung dalam proses manufaktur. Tetapi dalam bisnis jasa profesional, ada banyak biaya yang dapat ditelusuri secara langsung selain tenaga kerja. Contohnya adalah biaya perjalanan, makanan, representasi, telepon interlokal, fotokopi, dan jasa-jasa yang disubkontrakkan. Dalam menelusuri biayabiaya ini ke pesanan, hubungan penting dalam sistem akuntansi adalah fakta bahwa banyak dari biaya ini dikeluarkan oleh karyawan yang kemudian meminta penggantian dalam bentuk uang tunai. Misalnya saja, seorang karyawan yang mengeluarkan biaya yang dapat diganti seperti makanan, perjalanan, atau representasi biasanya diharuskan untuk melaporkan tanggal pengeluaran, nama klien atau nomor pesanan, jenis biaya, dan bukti asli untuk jumlah besar. Informasi tersebut memberikan legitimasi atas penggantian kembali dan memungkinkan biaya ditelusuri secara langsung ke setiap pesanan. Tujuannya untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok pesanan secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan di hitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut.

25 29 a. Karakteristik job order costing method Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi (2012:38) karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut : 1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan dimulai dengan pesanan berikutnya. 2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. 3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang

26 30 digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2) Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. 4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. 5) Harga pokok produksi per-unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. b. Manfaat penggunaan job order costing method Manfaat dari penggunaan job order costing bagi pihak manajemen menurut Mulyadi (2012:39) adalah :

27 31 1) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini : TABEL 2.8 PENAKSIRAN HARGA PRODUKSI Taksiran biaya bahan baku Rp xx Taksran biaya tenaga kerja langsung Xx Taksiran biaya overhead pabrik xx + Taksiran biaya produksi Sumber : Akuntansi biaya Rp xx Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut :

28 32 TABEL 2.9 PENENTUAN HARGA JUAL Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xx Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan xx + Taksiran total biaya pesanan Rp xx Laba yang diinginkan xx + Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Sumber : Akuntansi biaya Rp xx Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan yang diinginkan oleh pemesan dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. 2) Mempertimbangkan dalam hal menerima atau menolak pesanan. Ada kalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh

29 33 pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini : TABEL 2.10 TAKSIRAN HARGA POKOK PESANAN Biaya produksi pesanan : Taksiran biaya bahan baku Rp xx Taksiran biaya tenaga kerja xx Taksiran biaya overhead pabrik xx + Taksiran total biaya produksi Rp xx Biaya nonproduksi : Taksiran biaya administrasi & umum Rp xx Taksiran biaya pemasaran xx + Taksiran biaya nonproduksi xx + Taksiran total harga pokok pesanan Rp xx Sumber : Akuntansi biaya 3) Memantau realisasi biaya produksi. Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Informasi taksiran biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses

30 34 produksi untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi per pesanan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula berikut ini : TABEL 2.11 PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx Taksiran biaya overhead pabrik xx* + Total biaya produksi sesungguhnya Rp xx Sumber : Akuntansi biaya *) pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik menurut tarif yang ditentukan di muka (taksiran) karena harga pokok pesanan harus dihitung pada saat pesanan selesai, padahal tidak semua biaya overhead pabrik dapat dihitung pada saat itu. 4) Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan. Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya

31 35 dikeluarkan untuk tiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan. Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sebagai berikut : TABEL 2.12 PERHITUNGAN LABA RUGI Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xx Biaya produksi pesanan tertentu : Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx Taksiran biaya overhead pabrik xx + Total biaya produksi pesanan xx - Laba bruto Rp xx Sumber : Akuntansi biaya 5) Menentukan beban pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Pada saat perusahaan dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan barang jadi dan harga pokok yang sampai dengan tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan pencatatan biaya produksi untuk setiap pesanan. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada

32 36 pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan. Di samping itu, berdasarkan catatan itu pula manajemen dapat menentukan harga pokok dari produk yang sampai dengan tanggal penyajian neraca masih dalam proses pengerjaan. c. Persamaan dan perbedaan perhitungan harga pokok pesanan dan harga pokok proses Menurut Garrison dan Noreen (2013) persamaan antara perhitungan harga pokok pesanan dan harga pokok proses adalah sebagai berikut : 1) Kedua sistem memiliki tujuan utama yang sama-untuk membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik ke suatu produk dan untuk menyediakan mekanisme perhitungan biaya per unit. 2) Kedua sistem menggunakan akun manufaktur dasar yang sama, termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. 3) Aliran biaya melalui akun-akun manufaktur pada dasarnya sama untuk kedua sistem tersebut. Seperti terlihat pada perbandingan tersebut, perhitungan harga pokok pesanan juga dapat diterapkan untuk perhitungan harga pokok proses. Dan berikut perbedaan harga pokok pesanan dan harga pokok proses :

33 37 TABEL 2.13 PERBEDAAN HARGA POKOK PESANAN DENGAN HARGA POKOK PROSES No. Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses 1. Pesanan yang berbeda dikerjakan pada periode yang berbeda, dan memiliki persyaratan produksi yang berbeda pula. 2. Biaya diakumulasikan per pesanan. 3. Biaya per unit dihitung berdasarkan pesanan pada kartu Hanya satu jenis barang yang diproduksi secara terus-menerus atau jangka panjang. Semua unit produksi adalah identik. Biaya diakumulasikan per departemen. Biaya per unit dihitung per departemen. biaya. Sumber : Akuntansi Manajerial (Garrison, dkk 2013) d. Tahapan Job Order Costing Method Menurut Sutikno (2012), langkah-langkah perhitungan job order costing yaitu : (1) Mengidentifikasi pekerjaan sesuai dengan obyek biaya. (2) Mengidentifikasi biaya langsung pekerjaan. Dalam mengidentifikasi biaya manufaktur, yang dikategorikan menjadi biaya manufaktur langsung yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung. (3) Memilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan. Biaya manufaktur tidak langsung adalah

34 38 biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan suatu pekerjaan namun tidak dapat dilacak langsung ke pekerjaan tertentu. (4) Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi biaya. Alokasi tunggal berdasarkan jam kerja tenaga manufaktur langsung dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung bagi produk. (5) Hitung tarif perunit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan. Untuk setiap costpool, tarif biaya tidak langsung (indirect cost rate) dihitung dengan cara membagi biaya overhead total dalam pool biaya (yang ditentukan pada langkah 4) dengan kuanitas total dari dasar alokasi biaya (yang ditentukan pada langkah 3), untuk perhitungannya dapat dilihat di bawah ini : TABEL 2.14 TARIF BIAYA TIDAK LANGSUNG Tarif biaya tidak langsung aktual = Biaya total aktual dalam cost pool biaya tidak langsung Total kuantitas aktual dari dasar alokasi biaya Sumber : Akuntansi biaya (6) Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan. Biaya tidak langsung dari suatu pekerjaan dihitung dengan mengalihkan kuantitas aktual dari setiap dasar alokasi biaya (satu dasar alokasi untuk setiap pool)

35 39 yang terkait dengan pekerjaan itu dengan tarif biaya tidak langsung dari setiap dasar alokasi biaya (yang dihitung pada langkah 5). (7) Hitung biaya total pekerjaan dengan menambah seluruh biaya langsung dan tidak langsung yang dibebankan kepekerjaan. Seluruh biaya yang terkait seperti manufaktur langsung yang meliputi bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung, serta biaya manufaktur tidak langsung. e. Kartu harga pokok (Job order cost sheet) Kartu harga pokok merupakan catatan penting dalam metode harga pokok pesanan, kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk pengerjaan suatu pesanan dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

36 40 Sumber : Akuntansi Biaya GAMBAR 2.1 KARTU HARGA POKOK PESANAN Lembar ini merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung semua biaya yang terkait dengan pesanan tersebut. Sebagai berikutnya : 1) Formulir permintaan bahan baku digunakan untuk membebankan biaya bahan baku langsung pada setiap pekerjaan. 2) Kartu jam kerja untuk tenaga kerja langsung digunakan untuk menelusuri jam kerja dari tenaga kerja langsung pada setiap pekerjaan. Biaya setiap pekerjaan diakumulasikan pada lembar biaya pesanan. Jumlah biaya pekerjaan terdiri atas biaya aktual bahan baku langsung, biaya aktual tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan dengan menggunakan sebuah tarif atau besaran yang telah ditentukan sebelumnya. 3) Saldo untuk barang dalam proses terdiri atas saldo semua pekerjaan yang belum terselesaikan. Ketika suatu pekerjaan selesai, biayanya akan

37 41 ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi. Kemudian ketika pesanan tersebut terjual, akan masuk dalam harga pokok penjualan. Variansi overhead umumnya tidak terlalu besar sehingga ditutup pada harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan sebelum penyesuaian dengan variansi overhead disebut sebagai harga pokok penjualan yang normal. Setelah penyesuaian dengan dengan variansi overhead dilakukan, hasilnya disebut dengan harga pokok penjualan yang disesuaikan. Angka inilah yang akan muncul sebagai beban pada laporan laba rugi. f. Pencatatan akuntansi 1) Akuntansi biaya bahan baku Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Pada saat pembelian: Persediaan bahan baku xxx Utang/kas Pada saat terjadi retur pembelian Utang Persediaan bahan baku Pada saat pembebanan BDP - Biaya bahan baku xxx Persediaan bahan baku xxx xxx xxx xxx

38 42 2) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Pembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan. Pada saat pembayaran kepada karyawan Utang gaji dan upah xxx Kas xxx Pada saat pembebanan BDP - Biaya tenaga kerja xxx Gaji dan upah xxx 3) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan (predetermined rate). Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut: a) Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu b) Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dan lain-lain) c) Menentukan tarif BOP berdasarkan: Taksiran BOP Tarip BOP = = Rp.../Dasar pembebanan Dasar pembebanan Pada saat pembebanan BDP - Biaya overhead pabrik BOP yang dibebankan xxx xxx

39 43 Mencatat BOP Sesungguhnya BOP yang sesungguhnya Berbagai rekening dikredit xxx xxx 4) Pencatatan Barang Jadi Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok. Persediaan barang jadi BDP - Biaya bahan baku BDP - Biaya tenaga kerja BDP - Biaya overhead pabrik xxx xxx xxx xxx 5) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan barang dalam proses xxx BDP - Biaya Bahan Baku BDP - Biaya Tenaga Kerja BDP - Biaya Overhead Pabrik xxx xxx xxx 6) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada Pemesan Piutang xxx Penjualan xxx 7) Pencatatan Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan xxx Persediaan barang jadi xxx

40 44 4. Laba a. Pengertian laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak di laporan keuangan, tepatnya laba rugi. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. b. Jenis-jenis laba 1) Laba kotor Laba kotor (keuntungan penjualan) adalah perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi biaya overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. Perhatikan bahwa ini berbeda dari laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak). Penjualan bersih dihitung sebagai berikut: Penjualan bersih = penjualan kotor - retur penjualan dan diskon penjualan

41 45 2) Laba operasi Laba operasi (operating income) merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung (Subramanyam, 2010:9). Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seperti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga. Laba operasi dihitung sebagai berikut: Penghasilan operasi = Pendapatan operasi - Beban operasi 3) Laba sebelum pajak Laba sebelum bunga dan pajak (LSBP) atau penghasilan operasi adalah ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan yang tidak termasuk bunga dan beban pajak penghasilan. Laba sebelum pajak dihitung sebagai berikut: Laba sebelum bunga dan pajak = Pendapatan operasi - Beban operasi +Pendapatan non-operasi 4) Laba bersih Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.

42 46 c. Operating Profit Margin (OPM) Operating profit margin (OPM) dapat digunakan untuk mengetahui keuntungan operasional dari setiap barang yang dijual perusahaan. Operating profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan operasi perusahaan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Operating profit margin (OPM) merupakan rasio yang menunjukan berapa persen keuntungan operasi perusahaan yang dapat diperoleh oleh perusahaan dari total penjualan yang dilakukan. Rumus untuk menghitung OPM adalah : TABEL 2.15 RUMUS MENGHITUNG OPERATING PROFIT MARGIN Operating profit margin = Earning Before Interest Tax (EBIT) Sales Revenue Sumber : Akuntansi biaya Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan perusahaan bersangkutan. Hasil perhitungan rasio ini harus dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya untuk melihat apakah terdapat peningkatan atau penurunan operating profit margin (OPM).

43 47 5. Penelitian terdahulu TABEL 2.16 PENELITIAN TERDAHULU Nama Peneliti Tahun Penelitian Lokasi Penelitian Ruchi Maylana Skripsi 2008 PT. PINPAD (Persero) Bandung Erawati dan Lili Syafitri Jurnal 2013 CV. Harapan Inti Usaha Palembang Arry Yudistia, Lewi Malisan, dan Bramantika Oktavianti Jurnal 2012 Metode Penelitian Deskriptif dengan metode studi kasus Deskriptif CV, Sumber Deskriptif Mitra Utama Samarinda Variabel X : penetapan harga pokok pesanan Y : efektifitas penetapan harga jual produk X : penetapan harga pokok produksi Y : penentuan harga jual produk X : Metode Margin Pricing Y : penentuan harga jual produk Hasil Penelitian Harga jual yang diterapkan berdasarkan harga pokok pesanan perusahaan telah efektif. Adanya kesalahan dalam proses pengklasifikasian biaya oleh perusahaan sehingga pengambilan keputusan oleh perusahaan kurang tepat. Perusahaan melakukan kebijakan penetapan harga jual dengan marjin yang kecil karena penjualan sedang meningkat dan persaingan pun meningkat.

44 48 D. Rerangka Teori Dengan semakin ketatnya persaingan diantara peusahaan yang menghasilkan produk yang sama, menyebabkan masing-masing perusahaan berlomba untuk menarik konsumen dengan produk yang dihasilkannya. Pimpinan perusahaan harus berusahaan agar produk yang dihasilkan bisa lebih murah, lebih bagus, dan lebih menarik daripada produk yang dihasilkan pesaing. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, pimpinan perusahaan akan dihadapkan pada beberapa alternatif dalam mengambil suatu keputusan. Harga pokok pesanan adalah salah satu metode yang tepat dalam menilai kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam memproduksi pesanan tertentu. Untuk mendapatkan harga pokok yang sistematis atau tersusun secara benar, perusahaan dapat menggunakan alat bantu berupa sistem akuntansi yangberkaitan dengan perhitungan biaya, yaitu akuntansi biaya. Adapun tujuan akuntansi biaya menurut Sony W.F, Sri Dewi Anggadini (2012) bahwa akuntansi biaya dapat diartikan menjadi : proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Untuk tujuan penentuan harga pokok ada dua metode, yaitu pengumpulan biaya produk yang dapat digunakan dengan metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Penggunaan meode tersebut tergantung pada sifat dan karakteristik pengolahan bahan menjadi produk jadi, maksudnya tergantung apakah produk tersebut diproduksi apabila ada pesanan saja atau diproduksi untuk memenuhi persediaan di gudang. Tetapi, dalam penelitian ini hanya membahas

45 49 metode harga pokok pesanan saja, yaitu produk yang diproduksi apabila ada pesanan. Menurut Garrison dan Noreen (2013:95) bahwa metode job order costing biaya produksinya ditelusuri dan dialokasikan ke pesanan kemudian biaya dari pesanan tersebut dibagi dengan jumlah unit dalam pesanan untuk mendapatkan biaya rata-rata per unitnya. Pada metode harga pokok pesanan, tujuan produksinya adalah untuk melayani pesanan dan sifat produksinya akan terputus-putus yaitu apabila produk pesanan sudah selesai dikerjakan maka proses produksi dihentikan. Pesanan yang satu selesai diolah, kemudian dilanjutkan dengan mengolah pesanan selanjutnya. Pada metode harga pokok pesanan, harga pokok sesungguhnya dikumpulkan untuk setiap pesanan, yaitu dihitung pada saat pesanan selesai. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, memproses produknya untuk memenuhi pesanan pelanggan. Dengan demikian, biaya produksi dihitung pada setiap pesanan untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. Harga pokok pesanan perlu dihitung terlebih dahulu untuk tujuan penetapan hargajual, untuk tujuan penyediaan sumber-sumber dana yang dibutuhkan guna melaksanakan proses produksi dan untuk tujuan pengendalian biaya. Dengan harga pokok pesanan yang telah ditentukan, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan perkiraan mengenai besarnya harga pokok pesanan yang kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang disajikan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintah, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci