BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP SEKOLAH TINGGI ILMU BAHASA ASING Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan sekolah tinggi ilmu bahasa asing dimuali dari definisi, fasilitas yang diperlukan, studi banding, dan hal lain terkait pendidikan ilmu bahasa asing. 2.1 Tinjauan Mengenai Pendidikan Tinggi Pengertian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta programspesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia Bentuk-Bentuk Lembaga Perguruan Tinggi Bentuk-bentuk lembaga perguruan tinggi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 59 adalah sebagai berikut: Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 7

2 1. Universitas Universitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 2. Institut Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 3. Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 4. Politeknik Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 5. Akademi Akademi adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu. 6. Akademi Komunitas Akademi Komunitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus 2.2 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi Pengertian Sekolah Tinggi Dari penjabaran mengenai jenis-jenis lembaga perguruan tinggi yang telah dibahas sebelumnya, Sekolah Tinggi memiliki pengertian yaitu sebuah lembaga Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik (pendidikan jenjang Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 8

3 S1 sampai S3) dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi (pendidikan jenjang D I- D IV) dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi Fungsi Sekolah Tinggi Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 4, Sekolah Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi berfungsi sebagai: a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. b. Mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dankooperatif melalui pelaksanaan tridharma. c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora Unsur-Unsur Sekolah Tinggi Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 pasal 61, unsur-unsur penyelenggara Perguruan Tinggi merupakan unit kerja Perguruan Tinggi yang secara bersama melaksanakan kegiatan Tridharma dan fungsi manajemen sumber daya. Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi paling sedikit terdiri atas unsur sebagai berikut: a. Penyusun kebijakan b. Pelaksana akademik c. Pengawas dan penjaminan mutu d. Penunjang akademik atau sumber belajar e. Pelaksana administrasi atau tata usaha. Mengenai Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi diatur dalam Statuta Perguruan Tinggi yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) no. 139 Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi, dimana dari peraturan tersebut, organisasi perguruan tinggi paling sedikit terdiri atas: a) Senat Sekolah Tinggi sebagai unsur penyusun kebijakan yang menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik b) Pemimpin Sekolah Tinggi sebagai unsur pelaksana akademik yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik dan pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 9

4 perguruan tinggi untuk dan atas nama Menteri yang terdiri atas Ketua untuk pemimpin Sekolah Tinggi. c) Satuan Pengawas Internal yang dibentuk oleh pemimpin perguruan tinggi yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik untuk dan atas nama pemimpin perguruan tinggi. d) Dewan Penyantun atau nama lain yang menjalankan fungsi pertimbangan non-akademik. Mengenai susunan organisasi dalam Sekolah Tinggi adalah sebagai berikut: 1. Senat Sekolah Tinggi Senat sekolah tinggi memiliki anggota yang berasal dari wakil dosen yang mewakili bidang ilmu dan teknologi atau kelompok bidang ilmu dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam statuta perguruan tinggi. 2. Pemimpin Sekolah Tinggi Pemimpin perguruan tinggi terdiri atas Ketua untuk pemimpin sekolah tinggi. Ketua dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang pembantu ketua yaitu: a. Pembantu ketua bidang akademik b. Pembantu ketua bidang non-akademik. Pembagian fungsi Pembantu Ketua diatur dalam organisasi dan tata kerja Sekolah Tinggi yang bersangkutan. Pembantu Ketua pada Sekolah Tinggi paling banyak berjumlah 4 (empat) Pembantu Ketua. Unit organisasi di bawah pemimpin perguruan tinggi terdiri atas: a. Unit pelaksana pendidikan, yaitu dalam hal ini adalah Program Studi pada sekolah tinggi. Program Studi atau sebutan lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya pendukung, yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, vokasi, dan/atau profesi dalam 1 (satu) atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Program Studi terdiri atas: 1) Ketua 2) Sekretaris 3) Laboratorium/bengkel/studio b. Unit Pelaksana Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Merupakan pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada sekolah tinggi. Pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 10

5 merupakan unit pelaksana akademik di bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Pusat pada sekolah tinggi terdiri atas: 1) Ketua (bukan jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi tugas tambahan) 2) Subbagian/petugas tata usaha 3) Kelompok jabatan fungsional. c. Unit Pelaksana Penjaminan Mutu Unit pelaksana penjaminan mutu sekolah tinggi merupakan unit organisasi yang bertugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan sistem penjaminan mutu internal sekolah tinggi dapat berbentuk badan/pusat penjaminan mutu. Badan/pusat penjaminan mutu terdiri atas: a) Ketua atau sebutan lain yang sejenis (bukan jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi tugas tambahan) b) Pusat sesuai dengan kebutuhan c) Subbagian/petugas tata usaha. d. Unit Pelaksana Administrasi atau Ketatausahaan Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan pada Sekolah Tinggi merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas dan layanan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Sekolah Tinggi. Penyelenggaraan layanan administrasi atau ketatausahaan pada SekolahTinggi bidang akademik dan non-akademik, meliputi: Layanan administrasi bidang akademik: 1) Pendidikan, terdiri atas: a) Penerimaaan mahasiswa b) Penyelenggaraan perkuliahan c) Penilaian hasil belajar d) Wisuda/dies natalis/pertemuan ilmiah e) Kegiatan kemahasiswaan (akademik dan non-akademik) f) Alumni. 2) Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat: a) Proposal b) Seminar Hasil Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 11

6 c) Publikasi d) HKI (Hak Kekayaan Intelektual) e) Perijinan/PPM. Layanan administrasi bidang non-akademik meliputi: 1) Organisasi dan tata laksana: a) Evaluasi, penataan, dan pengembangan unit organisasi b) Analisis jabatan dan beban kerja c) SOP dan mekanisme hubungan kerja d) Pelayanan publik. 2) Hukum dan perundang-undangan: a) Penyusunan peraturan perundang-undangan; dan b) Penyiapan bahan pertimbangan dan pemberian bantuan hukum. 3) Ketatausahaan dan kerumahtanggaan: a) Layanan tata usaha pimpinan b) Persuratan c) Kearsipan d) Keprotokolan e) Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana f) Layanan perkantoran lainnya. 4) Perencanaan: a) Penyusunan rencana dan program jangka panjang, jangka menengah, dan renstra; b) Penyusunan rkt; c) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program;dan d) Penyusunan laporan pelaksanaan program. 5) Keuangan: a) Pecairan anggaran b) Penerimaan, pembelanjaan, dan pengelolaan anggaran c) Akuntansi dan pelaporan keuangan. 6) Ketenagaan: a) Penerimaan/pengangkatan sumber daya manusia b) Penugasan, pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia c) Mutasi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 12

7 d) Penghargaan dan kesejahteraan e) Pemberhentian sumber daya manusia. 7) Sarana dan prasarana: a) Pengadaan sarana dan prasarana b) Pemanfaatan sarana dan prasarana c) Pemeliharaan sarana dan prasarana d) Inventarisasi dan penghapusan sarana dan prasarana e) Pelaporan sarana dan prasarana. 8) Kemahasiswaan dan alumni: a) Kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler b) Organisasi kemahasiswaan c) Pembinaan bakat dan minat mahasiswa. 9) Kerja sama: a) Dokumen kerja sama b) Evaluasi c) Fasilitasi kegiatan kerja sama d) Layanan internasional. 10) Hubungan masyarakat: a) Penyusunan bahan dan layanan informasi b) Publikasi c) Promosi d) Peliputan kegiatan pimpinan e) Dokumentasi kegiatan f) Penanganan pengaduan masyarakat g) Monitoring berita media masa. 11) Pelayanan teknis serta administrasi lainnya. Unit pelaksana administrasi atau ketatausahaan dalam Sekolah tinggi berbentuk bagian. Unit pelaksana administrasi yang berbentuk bagian pada Sekolah Tinggi paling banyak terdiri atas 4 (empat) bagian, masing-masing bagian paling banyak terdiri atas 3 (tiga) subbagian. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 13

8 e. Unit Pengembangan dan Pelaksana Tugas Strategis Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis pada Sekolah Tinggi merupakan unit organisasi yang menyelenggarakan fungsi pengembangan dan pelaksanaan tugas-tugas strategis sesuai dengan kebutuhan. Unit pengembangan dan pelaksana tugas strategis dapat berbentuk badan/pusat. Badan/pusat dapat terdiri atas: 1) Ketua atau sebutan lain yang sejenis yang bukan merupakan jabatan struktural tetapi jabatan fungsional yang diberi tugas tambahan 2) Pusat sesuai dengan kebutuhan; dan/atau 3) Subbagian/kelompok jabatan fungsional. f. Unit Penunjang Akademik atau Sumber Belajar Unit penunjang akademik atau sumber belajar pada Sekolah Tinggi merupakan unit kerja yang mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola yang tidak dilaksanakan oleh unit Sekolah Tinggi. Unit penunjang akademik atau sumber belajar pada Sekolah Tinggi dibentuk sesuai kebutuhan. Unit penunjang akademik atau sumber belajar terdiri atas: 1) Kepala 2) Subbagian/kelompok jabatan fungsional. 3. Satuan Pengawas Internal 4. Dewan penyantun atau nama lain Jenjang Pendidikan dalam Sekolah Tinggi Dalam sekolah tinggi, jenjang pendidikan yang dapat diadakan adalah jenjang D I D IV (program diploma/pendidikan vokasi) dan jika memenuhi syarat dapat mengadakan jenjang S1-S3 (pendidikan akademik). Berikut adalah pengertian dari jenjang pendidikan akademi dan pendidikan vokasi tersebut menurut UU Republik Indonesia no. 12 tahun 2012 pasal 18-21: a. Program Sarjana (S1) merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah. Program sarjana menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 14

9 dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional. Program sarjana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Lulusan program sarjana berhak menggunakan gelar sarjana. b. Program Magister (S2) Program magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program magister mengembangkan Mahasiswa menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi profesional. Program magister wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau yang sederajat. Lulusan program magister berhak menggunakan gelar magister. c. Program Doktor (S3) Program doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan program magister atau sederajat sehingga mampu menemukan, menciptakan, dan/atau memberikan kontribusi kepada pengembangan, serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Program doktor mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai filosof dan/atau intelektual, ilmuwan yang berbudaya dan menghasilkan dan/atau mengembangkan teori melalui Penelitian yang komprehensif dan akurat untuk memajukan peradaban manusia. Program doktor wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik lulusan program doktor atau yang sederajat. Lulusan program doktor berhak menggunakan gelar doktor. d. Program Diploma I-Diploma IV (D I-D IV) Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan keterampilan dan penalaran dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 15

10 Teknologi. Program diploma menyiapkan Mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Program diploma terdiri atas program: a. Diploma Satu b. Diploma Dua c. Diploma Tiga d. Diploma Empat atau Sarjana Terapan. Program diploma sebagaimana wajib memiliki Dosen yang berkualifikasi akademik minimum lulusan program magister atau sederajat. Pada program Diploma Satu dan Program Diploma Dua dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasi akademik minimum lulusan Diploma Tiga atau sederajat yang memiliki pengalaman Sistem Kredit Semester (SKS) Waktu perkuliahan diterapkan dengan SKS (Sistem Kredit Semester) sesuai dengan ketentuan sistem pendidikan nasional. Bobot SKS pada tiap mata kuliah tidak selalu sama. Satu SKS sama dengan 3 jam kerja mahasiswa per minggu dalam satu semester. Untuk kemahiran berbahasa, 1 SKS sama dengan 5 jam kerja mahasiswa per minggu dalam 1 semester. Untuk kerja lapangan dan laboratorium, 1 SKS sama dengan 80 jam kerja mahasiswa (termasuk penyusunan laporan) dalam 1 semester. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya. Dalam satu tahun akademik, diselenggarakan perkuliahan semester ganjil (September Januari tahun berikutnya), dan semester genap (Februari Juli). Untuk mempersingkat masa studi dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki indeks prestasinya menjadi lebih baik, akan diselenggarakan semester pendek/padat di antara semester genap dan ganjil. Diantara semester ganjil dan genap tidak diselenggarakan semester pendek. Semester pendek/padat dilaksanakan dalam waktu 2 minggu dan terdiri dari pertemuan, termasuk Ujian Akhir- Semester (UAS). Pada semester pendek/padat tidak diadakan Ujian Tengah- Semester (UTS). (STBA LIA, 2014) Untuk Sekolah Tinggi yang menyelenggarakan program diploma dan vokasi tentunya memiliki bobot yang berbeda tiap jenjangnya. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 16

11 2.2.6 Daya Tampung Sekolah Tinggi Berdasarkan Surat Dirjen Dikti No. 2920/DT/2007 Perihal Penetapan Daya Tampung Mahasiwa, kapasitas perguruan tinggi dapat dihitung dengan standar aspek pelayanan sebagai berikut: 1. Rasio Dosen tetap terhadap mahasiswa 1 : Ruang Kuliah : 2 m 2 /mahasiswa 3. Ruang Laboratorium : 2 m 2 /mahasiswa 4. Ruang Kerja dosen : 4 m 2 /mahasiswa 5. Ruang Komputer : 1 m 2 /mahasiswa 6. Akses Internet : 1 kbps/mahasiswa Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Tinggi Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 31, standar prasarana pembelajaran sebagaimana paling sedikit terdiri atas: a. Lahan b. Ruang kelas c. Perpustakaan d. Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi e. Tempat berolahraga f. Ruang untuk berkesenian g. Ruang unit kegiatan mahasiswa h. Ruang pimpinan perguruan tinggi i. Ruang dosen j. Ruang tata usaha k. Fasilitas umum, antara lain: jalan, air, listrik, jaringan komunikasi suara dan data. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 31 sampai 35, standar sarana untuk perguruan tinggi adalah sebagai berikut: (1) Lahan harus berada dalam lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat untuk menunjang proses pembelajaran Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 17

12 (2) Lahan pada saat perguruan tinggi didirikan wajib dimiliki oleh penyelenggara perguruan tinggi. (3) Bangunan perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan, serta dilengkapi dengan instalasi listrik yang berdaya memadai dan instalasi, baik limbah domestik maupun limbah khusus, apabila diperlukan. (4) Standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas: a. Perabot b. Peralatan pendidikan c. Media pendidikan d. Buku, buku elektronik, dan repositori e. Sarana teknologi informasi dan komunikasi f. Instrumentasi eksperimen g. Sarana olahraga h. Sarana berkesenian i. Sarana fasilitas umum j. Bahan habis pakai k. Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan. (5) Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasio penggunaan sarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran dan pelayanan administrasi akademik. (6) Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh mahasiswa yang berkebutuhan khusus, antara lain pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara, lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus, peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul, dan toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), syarat-syarat yang menjadi standar sarana dan prasarana Sekolah Tinggi sebagai lembaga perguruan tinggi adalah sebagai berikut: Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 18

13 1. Sarana dan Prasarana Kuliah a. Ruang kuliah adalah ruang tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Kegiatan pembelajaran ini dapat dalam bentuk ceramah, diskusi, seminar, tutorial, dan sejenisnya. b. Kapasitas maksimum ruang kuliah adalah 25 orang dengan standar luas ruang 2 m 2 /mahasiswa, luas minimum 20 m 2. c. Setiap kampus perguruan tinggi menyediakan minimum satu buah ruang kuliah besar. d. Kapasitas minimum ruang kuliah besar adalah 80 orang dengan standar luas ruang 1,5 m 2 /mahasiswa. 2. Sarana dan Prasarana Perpustakaan a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat mahasiswa dan dosen memeroleh informasi dari berbagai media dan tempat pustakawan mengelola perpustakaan. b. Minimum terdapat satu ruang perpustakaan per kampus perguruan tinggi. Perpustakaan dapat disediakan di tingkat universitas, fakultas, dan program studi, sepanjang memenuhi standar sesuai dengan jumlah sivitas akademika yang menggunakannya. c. Rasio luas ruang perpustakaan adalah 0,2 m 2 per mahasiswa satuan pendidikan tersebut, dengan luas total minimum 200 m 2 dan lebar minimum 8 m. d. Ruang perpustakaan terletak di tempat yang strategis dalam kampus sehingga mudah dicapai dan memperhatikan pemakai berkebutuhan khusus. 3. Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) a. Sarana TIK berfungsi sebagai penunjang kegiatan pembelajaran dan pencarian informasi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta mendukung kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan komputer. b. Sarana TIK minimum terdiri dari: 1) 1 server internet/kampus 2) 1 access point/15 pengguna Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 19

14 3) Bandwidth 2 Kbps/mahasiswa (dihitung untuk jumlah seluruh mahasiswa), minimum uplink/downlink: 128Kbps/256Kbps. 4) Komputer/laptop sebanyak 2% dari jumlah mahasiswa 5) Printer 6) Scanner 7) Akun institusi 4. Sarana dan Prasarana Dosen a. Ruang dosen berfungsi sebagai tempat dosen bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik mahasiswa maupun tamu lainnya. b. Rasio minimum luas ruang dosen adalah 4 m 2 /dosen dan luas minimum 24 m 2 untuk setiap program studi. 6. Sarana dan Prasarana Bersama a. Ruang bersama berfungsi sebagai wadah untuk berbagai kegiatan informal mahasiswa yang mendukung kegiatan pembelajarannya. b. Ruang bersama dapat berupa ruang diskusi, ruang duduk, ruang berkumpul dan bentuk-bentuk ruang lainnya yang dapat menjadi wadah terbentuknya atmosfir akademik yang baik. c. Ruang bersama dapat menampung minimum 40% dari jumlah mahasiswa program magister, doktor, pascasarjana dan profesi. d. Rasio minimum luas ruang bersama adalah 2 m 2 /mahasiswa dan luas minimum 40 m 2 untuk setiap program studi. 7. Sarana dan Prasarana Pimpinan a. Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan perguruantinggi, pertemuan dengan pimpinan lembaga di bawahnya, dosen dan karyawan, dan tamu lainnya. b. Ruang pimpinan terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi, Fakultas dan Program Studi. c. Luas minimum 12 m2/pimpinan dan lebar minimum 3 m. d. Ruang pimpinan mudah diakses oleh tamu. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 20

15 8. Sarana dan Prasarana Tata Usaha a. Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat bekerja pegawai tata usaha untuk mengerjakan administrasi perguruan tinggi. b. Ruang tata usaha terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan Program Studi. c. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/orang pegawai. Luas minimum ruang tata usaha adalah 48 m2 dengan lebar minimum 6 m. d. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman atau dari luar lingkungan perguruan tinggi, serta dekat dengan ruang pimpinan. 9. Sarana dan Prasarana Rapat a. Ruang rapat berfungsi sebagai tempat kegiatan pertemuan koordinasi pimpinan baik dengan pejabat yang berada di bawahnya maupun pihakpihak mitra lainnya. b. Ruang rapat terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi dan/atau Program Studi. c. Luas minimum ruang rapat adalah 48 m 2. Lebar minimum adalah 6 m. d. Ruang rapat mudah diakses oleh pimpinan dan tamu/mitra kerja. 10. Sarana dan Prasarana Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) a. Ruang PPM berfungsi sebagai tempat mengadministrasi kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi. b. Ruang PPM terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi. c. Luas minimum ruang PPM adalah 48 m 2 termasuk ruang pimpinan, ruang rapat minimum seluas 16 m 2 dan ruang penyimpanan arsip. Lebar minimum adalah 6 m. 11. Sarana dan Prasarana Penjaminan Mutu a. Ruang penjaminan mutu berfungsi sebagai tempat pengelolaan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi. b. Ruang penjaminan mutu terdapat pada tingkat Perguruan Tinggi. c. Luas minimum ruang penjaminan mutu adalah 20 m 2. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 21

16 12. Sarana dan Prasarana Tempat Beribadah a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu kuliah/kerja. b. Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika, dengan luas total minimum adalah 24 m Sarana dan Prasarana Ruang Konseling a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat mahasiswa mendapatkan layanan konseling individu atau kelompok dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir. b. Luas ruang konseling sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika, dengan luas total minimum 12 m 2. c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi mahasiswa. 14. Standar Toilet a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air kecil atau besar bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa. b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 mahasiswa, 1 unit jamban untuk setiap 30 mahasiswi, 1 unit jamban untuk setiap 40 dosen dan/atau karyawan laki-laki, dan 1unit jamban untuk setiap 30 dosen dan/atau karyawan perempuan. c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m 2. d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban. 15. Standar Gudang a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran dan peralatan lembaga yang tidak/belum dimanfaatkan serta arsip lembaga. b. Luas gudang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total minimum 24 m 2. c. Gudang dapat dikunci. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 22

17 16. Standar Kantin a. Kantin berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman bagi sivitas akademika pada saat hari kerja/kuliah. b. Luas kantin sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total minimum 20 m 2. c. Kantin dilengkapi dengan konter makanan/minuman, tempat duduk untuk makan danminum, air bersih untuk mencuci tangan dan mencuci alat makan dan minum, serta tempat sampah yang memadai. 17. Standar Luas Tempat Parkir a. Tempat parkir berfungsi untuk menyimpan sementara kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat milik dosen, karyawan, dan mahasiswa selama jam dan hari kerja. b. Tempat parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan peraturan daerah atau peraturan nasional. Bila standar dimaksud belum tersedia, maka standar minimum yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 10 mahasiswa dan 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 2 karyawan atau dosen. 2) Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 40 mahasiswa dan1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 10 karyawan atau dosen. 3) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda dua adalah 1,5 m x 1 m, dengan luas lahan minimum 3 m 2 per satuan ruang parkir (SRP) termasuk sirkulasi. 4) Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda empat adalah 5 m x 2,5 m, dengan luas lahan minimum 25 m 2 per satuan ruang parkir (SRP) termasuk sirkulasi. Tempat parkir dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan keperluan. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 23

18 2.3 Tinjauan Mengenai Ilmu Bahasa Asing Ilmu Bahasa Ilmu bahasa atau linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Objek pengamatannya adalah bahasa, khususnya struktur bahasa. Linguistik mencoba memberikan penjelasan tentang hal-hal yang menyangkut masalah dasar dalam bahasa, seperti hakekat bahasa, cara bekerja bahasa, perbedaan antara bahasa manusia dengan bahasa binatang, dan perubahan atau perkembangan bahasa. (Zainuddin, 1985:11) Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi (bunyi bahasa), morfologi (bentuk kata), sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kata). (Suhardi, 2013:13) Secara umum terdapat tiga hal yang tercakup dalam linguistik: 1. Linguistik Deskriptif Linguistik deskriptif adalah studi bahasa untuk memberikan deskripsi (gambaran) berkaitan dengan proses kerja dan penggunaan bahasa oleh penuturnya pada kurun waktu tertentu (deskripsi sinkronik). Studi bahasa sinkronik ini tidak terbatas pada bahasa yang masih hidup, tetapi juga bisa pada bahasa yang sudah mati asalkan memiliki dokumen yang tertulis lengkap. (Suhardi, 2013:15) Menurut Gleason, studi deskriptif sinkronik dapat dibagi atas dua jenis, yaitu: a. Studi Fonologi Fonologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji tentang bunyi-bunyi bahasa. (Suhardi, 2014:15) b. Studi Grammar/Gramatika Grammar berasal dari bahasa Inggris yang berarti aturan atau kaidah berbahasa. Dalam studi bahasa Indonesia, kata grammar indentik dengan kata tata bahasa. Contoh tata bahasa baku bahasa Indonesia. Gramatika merupakan alat penting berbahasa yang baik. (Suhardi, 2014:16) Terdapat beberapa istilah grammar, antara lain sebagai berikut: (a) Pedagogical grammar, gramatika yang disusun untuk maksud pengajaran. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 24

19 (b) Scientific grammar, gramatika yang berfungsi untuk menyelidiki bahasa secara umum atau satu bahasa tertentu saja. (c) Synchrnic grammar, gramatika yang menjelaskan bahasa pada masa tertentu. (d) Comparative grammar, gramatika yang membandingkan dua bahasa atau lebih. (e) Formal grammar, gramatika yang kajiannya dilandaskan sepenuhnya pada bentuk-bentuk pemakaian bahasa yang teramati. (Suhardi, 2014:17) 2. Linguistik Historis (Linguistik Diakronik) Linguistik historis (diacronics linguistic) adalah salah satu cabang linguistik yang membicarakan tentang perkembangan sejarah bahasa tertentu. Mulai dari masa silam hingga kini. Perkembangan sejarah bahasa minimal atas 2 tahapan, misalnya dari zaman Orde Lama hingga Orde Baru atau sekarang. Perubahan yang terjadi mencakup apa saja, baik secara kualitas maupun kuantitas. Perubahan tersebut mencakup internal history dan external history. Internal history mencakup perubahan bunyi, struktur kalimat, kosakata, dan sebagainya. Sementara external history mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nonlinguistik seperti faktor politik, sosial budaya, geografis, dan sebagainya. (Suhardi, 2014:17) 3. Linguistik Komparatif Linguistik Komparatif menurut Alwasilah (1993:95) adalah kajian atau studi bahasa yang meliputi perbandingan bahasa-bahasa serumpun atau perkembangan sejaraj satu bahasa. Alwasilah menjelaskan lebih lanjut bahwa studi komparatif bahasa tidak selalu diakronik, tetapi bisa saja sinkronik, seperti studi antara dua dialek (dialektologi) atau studi antara dua bahasa yang berbeda (linguistik kontrasif). (Suhardi, 2014:17) Fungsi Ilmu Bahasa Richards, Platt, dan Weber (1985) menguraikan bahwa bahasa sering dikatakan mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi deskriptif, fungsi ekspresif, dan fungsi sosial. Fungsi deskriptif bahasa adalah untuk menyampaikan indormasi faktual. Fungsi ekspresif adalah memberi informasi mengenai Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 25

20 pembicara itu sendiri, mengenai perasaan-perasaannya, kesenangannya, prasangkanya, dan pengalaman-pengalamannya yang telah lewat. Fungsi sosial bahasa terkait dengan upaya melestarikan hubunga-hubungan sosial antarmanusia. Pendidikan bahasa harus menekankan pada kemampuan mengekspresikan fungsi-fungsi bahasa tersebut. (Kusumah, 2011:114) Pendidikan Ilmu Bahasa Asing Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, dan juga merupakan suatu life skill yang perlu dikuasai. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Mandarin, Jepang, dan lainnya sangat diperlukan demi perkembangan diri agar dapat bersaing di tengah komunitas global. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan oleh berbagai kalangan, khususnya bagi masyarakat Bali yang bekerja dalam sektor pariwisata terlebih Bali sendiri merupakan wilayah pariwisata dengan jumlah wisatawan yang tidak sedikit. Dengan meningkatkan kemampuan bahasa asing, tentunya kualitas sumber daya manusia akan turut meningkat. a. Tujuan Pendidikan Ilmu Bahasa Asing Menurut National Standard in Foreign Language Education (2000), tujuan pendidikan bahasa asing adalah: 1) Memiliki kemahiran berkomunikasi dengan bangsa lain 2) Mengetahui dan memahami budaya yang terkadang dalam bahasa asing 3) Mengaitkan pengetahuan bahasa dengan disiplin ilmu lain yang relevan 4) Membandingkan dan mengkontraskan bahasa yang dipelajarinya dengan bahasa lain 5) Merangkum keempat kemampuan tersebut sehingga dia merasa nyaman menjadi warga dunia 2.4 Tinjauan Mengenai Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Pengertian Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah sebuah lembaga pendidikan formal berupa perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu bahasa asing Tujuan Tujuan dari Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah: (STIBA Saraswati, 2015) Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 26

21 a. Menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi khalayak umum untuk mempelajari bahasa asing. b. Meningkatkan kualitas dan efisiensi proses belajar mengajar yang didukung oleh staff pengajar dan staff administrasi yang berkualifikasi dan berdedikasi tinggi dalam rangka menciptakan suasana akademik yang sehat. c. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. d. Menghasilkan lulusan yang berpengetahuan dan profesional yang siap bersaing di dunia ketenagakerjaan terutama di bidang pariwisata. e. Menghasilkan lulusan yang mampu mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan Fungsi Fungsi dari Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah sebagai wadah bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan potensi diri di dunia kerja terutama di dunia pariwisata. Meningkatnya potensi diri dalam berbahasa asing tentu dapat menunjang peningkatan karir serta menjadi salah satu syarat dalam merebut pasar bebas Program Studi Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi. (UU RI No. 12 Tahun 2012 Pasal 1) Dalam hal ini, program studi yang diadakan akan terbatas pada satu lingkup ilmu pengetahuan yaitu ilmu bahasa asing. 2.5 Studi Banding STIBA Saraswati Denpasar Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Saraswati merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing yang berlokasi di Jalan Kamboja no.11a, Denpasar. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang berada dalam komplek bangunan pendidikan Saraswati. STIBA Saraswati dibangun dengan tujuan untuk mewadahi masyarakat khususnya di Bali yang ingin melanjutkan pendidikan dalam bidang keahlian ilmu bahasa. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 27

22 Gambar 2.1 Gedung STIBA Saraswati Denpasar Karena STIBA Saraswati berada dalam komplek pendidikan Saraswati yang diselenggarakan oleh pihak swasta, gedung STIBA Saraswati merupakan gedung common-use yang digunakan bersama dengan SLUB (Sekolah Lanjutan Umum tingkat Bawah) Saraswati dengan sistem bergilir (shift). Di siang hari, ruang-ruang kelas di gedung digunakan untuk siswa-siswa SLUB Saraswati, di malam hari ruang-ruang kelas digunakan untuk kegiatan perkuliahan mahasiswa STIBA Saraswati. Jumlah mahasiswa STIBA Saraswati tiap tahunnya bersifat fluktuatif, akan tetapi pada tahun 2015 ini mengalami peningkatan khususnya pada Program Studi Sastra Inggris. Terhitung dari tahun ajaran 2015, total jumlah seluruh mahasiswa aktif STIBA Saraswati adalah 1015 mahasiswa. STIBA Saraswati merupakan Sekolah Tigggi Terakreditasi B. a. Program Studi STIBA Saraswati Program Studi yang disediakan oleh STIBA Saraswati adalah Sastra Inggris S1 dan Sastra Jepang S1. Sebelumnya STIBA Saraswati juga menyelenggarakan program D3, akan tetapi program tersebut ditutup karena kurangnya mahasiswa yang berminat pada program tersebut dan lebih memilih program Sarjana. 1) Sastra Inggris (S1) Adalah Program Studi yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan kesusasteraan Inggris. Program Studi ini memiliki peminat yang lebih tinggi dibanding Program Studi Sastra Jepang. Saat ini (tahun ajaran 2015) rata-rata jumlah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris di STIBA Saraswati setiap angkatan adalah sekitar 245 orang per angkatan. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 28

23 2) Sastra Jepang (S1) Adalah Program Studi yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan kesusasteraan Jepang. Pada tahun ajaran 2015, rata-rata jumlah mahasiswa Program Studi Sastra Jepang di STIBA Saraswati tiap angkatan adalah 70 orang per angkatan. b. Fasilitas STIBA Saraswati Berikut adalah fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan perkuliahan STIBA Saraswati: 1) Perpustakaan Fasilitas ini merupakan sebuah ruangan yang diberi sekat-sekat sehingga memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi perpustakaan dan fungsi laboratorium multimedia. Untuk mengakses laboratorium multimedia, civitas harus mengakses perpustakaan terlebih dahulu lalu melepas sepatu dan memasuki area laboratorium komputer. Perpustakaan merupakan sarana mahasiswa untuk membaca dan mencari referensi materi perkuliahan. Gambar 2.2 Perpustakaan STIBA Saraswati Laboratorium komputer, dapat dilihat pada Gambar 2.3 merupakan ruangan berukuran 8x6 m yang memiliki kapasitas 1 komputer server dan 30 komputer client. Laboratorium komputer digunakan untuk mendukung aktivitas perkuliahan mahasiswa yang berhubungan dengan Teknologi Informasi. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 29

24 Di siang hari saat tidak ada kegiatan perkuliahan, kedua fasilitas ini tetap terbuka dan dapat diakses oleh mahasiswa STIBA Saraswati. Gambar 2.3 Laboratorium Komputer STIBA Saraswati 2) Laboratorium Bahasa Ruang Laboratorium Bahasa, dapat dilihat pada Gambar 2.4, terletak di lantai 4 gedung STIBA Saraswati. Ruangan ini khusus digunakan untuk mata kuliah Listening, dimana mahasiswa bisa mendengarkan percakapan baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Jepang dengan baik karena ditunjang dengan fasilitas yang ada di lab ini. Tidak seperti perpustakaan dan lab komputer, ruangan ini ditutup dan tidak dapat diakses di siang hari saat sedang tidak ada perkuliahan. Gambar 2.4 Laboratorium Bahasa STIBA Saraswati Sumber: Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 30

25 2.5.2 STBA Yapari-ABA Bandung Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA Bandung, dapat dilihat pada Gambar 2.5, adalah lembaga perguaran tinggi swasta yang berlokasi di Jl. Cihampelas No. 194 Bandung. Dalam sekolah tinggi ini terdapat beberapa program studi jenjang Strata 1 yaitu Jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, dan Bahasa Perancis. Selain jenjang S1, STBA Yapari ABA Bandung juga menyediakan program studi jenjang D3 jurusan Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Gambar 2.5 Gedung STBA Yapari-ABA, Bandung Sumber: STBA Yapari-ABA Bandung (lihat Gambar 2.5) memiliki fasilitas gedung setinggi 5 lantai, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Internet/Hotspot, ruang-ruang kuliah yang dilengkapi dengan LCD proyektor, pengumuman hasil ujian melalui SMS dan komputer, Ruang Konsultasi dan Bimbingan, Ruang Multimedia, Mushalla, GOR untuk bola basket, futsal, dan bulu tangkis. Jumlah mahasiswa lembaga perguruan ini adalah orang. a. Program Studi STIBA Yapari-ABA Program Studi Strata 1 yang disediakan oleh STIBA Yapari-ABA Bandung adalah sebagai berikut: 1) Bahasa Inggris (S1) 2) Bahasa Jepang (S1) 3) Bahasa Jerman (S1) 4) Bahasa Perancis (S1) Selain program S1, STBA Yapari-ABA juga menyediakan program studi D3, antara lain : Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 31

26 1) Bahasa Inggris (D3) 2) Bahasa Jepang (D3) b. Fasilitas STIBA Yapari-ABA 1) Laboratorium Bahasa 2) Laboratorium Komputer Ruang Laboratorium komputer, seperti pada Gambar 2.6, digunakan untuk mata kuliah yang menggunakan komputer sebagai bahan ajar. Gambar 2.6 Lab. Komputer STBA Yapari-ABA Sumber: 3) Ruang Kuliah 4) Ruang Konsultasi dan Bimbingan 5) Ruang Multimedia 6) Mushalla 7) GOR Gedung Olah Raga ini dapat digunakan untuk arena olah raga bola basket, futsal, dan bulu tangkis. Selain itu, kegiatan-kegiatan kampus seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.7, juga terkadang dilaksanakan pada gedung ini. Gambar 2.7 Kegiatan STBA Yapari-ABA di GOR Kampus Sumber: Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 32

27 2.5.3 STIKOM Bali Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bali merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Jl. Raya Puputan no. 86, Renon., Denpasar- Bali. Gedung STIKOM Bali terletak pada lahan seluas ± m 2 dan memiliki luas bangunan m 2. Pada lantai basement gedung digunakan sebagai ruang parkir, lantai 1 digunakan sebagai ruang laboratorium, ruang administrasi, dan akademik, lantai 2 digunakan sebagai ruang kelas perkuliahan, laboratorium, dan kantor pimpinan, dan kantor pegawai lembaga. Sedangkan lantai 4 digunakan sebagai aula dan ruang kelas. Lembaga ini fokus pada satu bidang studi yaitu ilmu komunikasi yang berkaitan dengan teknologi informasi (TI). Dalam sekolah ini terdapat 3 program studi, antara lain Sistem Komputer (S1), Sistem Informasi (S1), dan Manajemen Informatika (D3). Selain itu, STIKOM Bali juga mengadakan program internasional dual degree dimana mahasiswa pada saat lulus dapat meraih 2 gelar sekaligus. Berdasarkan data dari Pangkalan Data Dikti, STIKOM Bali memiliki mahasiswa sebanyak orang. a. Fasilitas STIKOM Bali 1) Lobby Ruang Lobby merupakan ruang sirkulasi pada STIKOM Bali. Di dalam lobby terdapat resepsionis, beberapa tempat duduk, dan computer box, satu kolom yang empat sisinya Gambar 2. 8 Computer Box pada Lobby digunakan sebagai tempat komputer yang dapat digunakan oleh seluruh mahasiswa STIKOM Bali untuk melakukan kegiatan yang memerlukan akses internet. (Lihat Gambar 2.8) 2) Ruang Kelas Seluruh ruang kelas,seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.9 tempat perkuliahan pada STIKOM Bali memiliki dimensi dan kapasitas yang kurang lebih sama. Dimensi dari ruang kelas adalah seluas 75 m 2 dan berkapasitas maksimal 40 orang. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 33

28 Gambar 2.9 Ruang Kelas STIKOM Bali Setiap ruang kelas memiliki fasilitas AC dan mounted LCD Projector yang terpasang di langit-langit dan layarnya (lihat Gambar 2.10). Gambar 2.10 Fasilitas pada Ruang Kelas 3) Perpustakaan Perpustakaan STIKOM Bali ini memiliki luas ±180 m 2. Dalam perpustakaan, disimpan berbagai jenis buku mulai dari arsip skripsi para mahasiswa yang telah lulus, buku bacaan, hingga buku referensi. Fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan ini antara lain: ruang ber-ac, loker tempat menyimpan tas mahasiswa, meja pustakawan, rak buku, 16 tempat membaca bersekat, kursi, dan meja. Gambar 2.11 Perpustakaan STIKOM Bali 4) Aula Ruang aula memiliki luas ±206 m 2. Pada ruang aula ini sering diadakan berbagai acara kampus seperti seminar atau acara dari UKM (Lihat Gambar 2.12). Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 34

29 5) Kantin Gambar 2.12 Seminar pada Aula STIKOM Bali Sumber: 6) Laboratorium Robotic 7) Laboratorium Mobile Programming 8) Laboratorium Web Programming 9) Laboratorium Networking Laboratorium Bahasa Universitas Udayana Laboratorium Bahasa Universitas Udayana merupakan salah satu fasilitas milik Universitas Udayana. Fasilitas ini diperuntukkan bagi para civitas Udayana serta masyarakat yang ingin mengikuti TOEFL untuk kepentingan pekerjaan maupun akademis. Fasilitas ini terbuka untuk umum dan tidak terbatas hanya untuk civitas Universitas Udayana saja. Gedung Laboratorium Bahasa Universitas Udayana terletak dalam Kompleks Universitas Udayana di Jl. PB Sudirman, Denpasar. Gambar 2.13 Gedung Laboratorium Bahasa Universitas Udayana Sebelum menghadapi TOEFL, para peserta dapat mengikuti kursus terlebih dahulu. Kursus diadakan setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis jam pagi. Dalam gedung ini, terdapat satu ruang Lab. Bahasa dan tiga ruang kelas. Selain fasilitas tersebut, terdapat juga fasilitas fotokopi dan kantin kecil untuk membeli minuman ringan. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 35

30 a. Fasilitas Laboratorium Bahasa Universitas Udayana 1) Ruang Lab. Bahasa Ruang lab bahasa merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat untuk kursus persiapan sebelum menghadapi tes bagi para peserta yang akan mengikuti TOEFL di Laboratorium Bahasa Universitas Udayana. Ruangan dengan dimensi 10x7m ini memiliki kapasitas 24 komputer client dan 1 komputer server. Ruang lab bahasa dilengkapi dengan AC, dan terdapat LCD Projector yang terpasang di plafond. Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan buatan dengan lampu downlight. Dinding ruangan terbuat berongga dan diisi material peredam suara serta dilapisi dengan kain untuk membantu meredam suara. Gambar 2.14 Lab Bahasa Universitas Udayana Untuk memudahkan peserta mengikuti kegiatan kursus, ruang ini didesain memiliki empat level ketinggian. Level pertama dibuat sejajar dengan kursi instruktur yang ada di depan, level kedua lebih tinggi ± 35 cm, level ketiga ± 70 cm, dan seterusnya. 2) Ruang Kelas Gambar 2.15 Ruang Kelas Pertama Gambar 2.16 Ruang Kelas Kedua Ruang kelas digunakan sebagai tempat diadakannya tes TOEFL. Dalam gedung Lab. Bahasa, terdapat 3 ruang kelas, masing-masing ruang memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Ruang kelas pertama, dapat dilihat pada Gambar Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 36

31 2.15, terletak di lantai 1. Ruang kelas di lantai 1 memiliki kapasitas 20 orang peserta dan 3 petugas/pengawas. Ruang kelas kedua, dapat dilihat pada Gambar 2.16, terletak di lantai 2. Ruang ini memiliki kapasitas 12 orang peserta dan 2 orang petugas/pengawas. Ruang kelas ketiga, dapat dilihat pada Gambar 2.17, juga terletak di lantai 2. Ruang kelas ini memiliki kapasitas 30 orang peserta dan 3 orang petugas/pengawas. Dalam masing-masing ruang kelas terdapat fasilitas 1 unit komputer, 1 unit LCD Projector dan 1 set sound system untuk mendukung berlangsungnya tes TOEFL. Gambar 2.17 Ruang Kelas Ketiga Kesimpulan Studi Banding Dari studi banding yang telah dilakukan, dapat disimpulkan aspek-aspek yang berpengaruh bagi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing. Aspek pembanding dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbandingan Proyek Sejenis No Pembanding STIBA Saraswati STBA Yapari STIKOM Bali 1 Lokasi 2 Kapasitas/Jumlah Mahasiswa Jl. Kamboja no. 11A, Denpasar Jl. Cihampelas no. 194, Bandung Jl. Raya Puputan no. 86, Renon, Denpasar Lab. Bahasa Unud Jl. PB Sudirman, Denpasar orang 1) Lab.Bahasa 3 Fasilitas 1) Perpustakaan 2) Lab.Bahasa 3) Lab.Komputer 4) Ruang Kuliah (shared dengan SLUB Saraswati) 2) Lab.Komputer 3) Ruang Kuliah 4) Ruang Konsultasi dan Bimbingan 5) Ruang Multimedia 1) Ruang Kuliah 2) Perpustakaan 3) Lab Robotic 4) Lab Mobile Programming 5) Lab Web Programming 6) Lab. Networking 7) Mushalla 8) Aula 1) Lab. Bahasa 2) Ruang Kelas 6) Mushalla 4 Civitas Mahasiswa, dosen, ketua, administrasi, pengelola, 7) GOR Mahasiswa, dosen, ketua, administrasi, Mahasiswa, dosen, ketua, administrasi, Peserta, administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 37

32 pegawai pengelola, pegawai pengelola, pegawai pengelola, pengajar, pegawai Berdasarkan objek strudi banding yang telah diamati, terdapat beberapa kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh masing masing objek sehingga menjadi fasilitas yang dipilih untuk dijadikan objek studi fasilitas sejenis dalam laporan ini. Mengenai kelemahan serta kekurangan dari masing-masing objek akan dijelaskan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan masing-masing Objek Studi No Objek Studi Kelebihan Objek Kekurangan Objek 1 STIBA Saraswati 2 STBA Yapari, Bandung 3 STIKOM Bali 1. Merupakanobjek yang paling mendekati fasilitas yang merupakan proyek dalam laporan ini. 2. Merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing dengan jumlah mahasiswa yang relatif besar dan sudah dikenal masyarakat. 1. Merupakan Sekolah Tinggi dengan prodi bahasa asing yang memilki fasilitas-fasilitas yang tergolong lengkap. 2. Menyediakan jumlah prodi bahasa asing yang lebih banyak dibandingkan perguruan tinggi di Bali Memiliki ruang kelas perkuliahan dan fasilitas publik dengan fasilitas lebih memadai dibandingkan objek studi lainnya. Fasilitas yang tersedia masih tergolong sederhana dan kurang lengkap karena gedung dari STIBA Saraswati berbagi pakai dengan SLUB Saraswati. Fasilitas-fasilitas perkuliahan yang tersedia masih tergolong sederhana. Terdapat perbedaan fasilitas antara STIKOM dan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa karena perbedaan program studi. 4 Laboratorium Bahasa Universitas Udayana Memiliki ruang Laboratorium Bahasa dengan fasilitas yang lebih baik dibandingkan laboratorium bahasa pada perguruan tinggi. Bukan merupakan lembaga perguruan tinggi sehingga ruangan yang dapat menjadi objek studi terbatas pada ruang laboratorium bahasa saja. Dari data studi banding tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Lokasi Lokasi yang tepat untuk lembaga perguruan tinggi adalah wilayah perkotaan dan terletak pada jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. 2. Fasilitas Fasilitas yang diperlukan pada Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah ruang-ruang kelas, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa untuk kegiatan perkuliahan. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 38

33 3. Fungsi Fungsi dari Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ini adalah sebagai lembaga perguruan tinggi yang menciptakan SDM kompeten dalam bidang ilmu bahasa asing. 2.6 Spesifikasi Umum Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Pengertian Berdasarkan pengertian mengenai Sekolah Tinggi dan Ilmu Bahasa Asing yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diartikan sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan juga dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi/profesional dalam satu rumpun ilmu pengetahuan yaitu ilmu bahasa yang mengkhusus pada bahasa asing Tujuan Tujuan dari dirancangnya Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing ini adalah menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang ilmu bahasa sehingga dapat memudahkan masyarakat Indonesia dalam berkompetisi di tengah masyarakat global dan juga mendukung aktivitas pariwisata di wilayah Bali Fungsi Fungsi Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing adalah sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menuntut ilmu bahasa asing di jenjang yang lebih tinggi Sasaran Sasaran pengguna Sekolah Tinggi dan Ilmu Bahasa Asing adalah masyarakat lulusan SMA/SMK di Bali sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah pariwisata dan juga masyarakat yang memerlukan dan keahlian bahasa asing secara profesional Fasilitas Fasilitas yang diperlukan akan, menyesuaikan dengan peraturan resmi pemerintah mengenai fasilitas perguruan tinggi dan ditambah dengan kebutuhan ruang bidang ilmu Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing. Berikut fasilitas yang diperlukan dalam Sekolah Tinggi dan Ilmu Bahasa Asing: a. Lahan b. Ruang kelas c. Perpustakaan d. Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi e. Tempat berolahraga Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar 39

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 580/B/STMIK Ketua/VIII/2016 A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN KodeDokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 DiajukanOleh Disetujui oleh : Tim PenjaminanMutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANAPEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANAPEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//06/2017 Halaman1dari10 STD-SPM.Pol//06/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.606, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Sriwijaya. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Berdasarkan Permenristekdikti RI Nomor 44 tahun 2015 UU Nomor12 tahun 2012 Tentang Dikti Pasal 52 ayat(3)

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.605, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Negeri Gorontalo. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4. No.1392, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Institut Seni Indonesia Denpasar. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR SARANA DAN PRASANA PEMBELAJARAN No : 06/STD-PEND/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 5 STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tim Pengembang SPMI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Prasarana dan Sarana merupakan salah satu fasilitas pendukung dalam proses pembelajaran sehingga

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MATARAM SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind No.177, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UT. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: (031) 5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG DRAFT 25 April 2016 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR DI BAWAH REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. UTM. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR TAHUN 0 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL DI KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis Oleh: Melinda Fauziyah, Sukawi, Agung Budi Sardjono Universitas Esa Unggul adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1393, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No.630, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.06 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 6 STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega No. 1667, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Politeknik Negeri Jember. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BUKU III STANDAR SPMI

BUKU III STANDAR SPMI PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) PTNU 2016 BUKU III STANDAR SPMI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI L P T N U LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI NAHDLATUL ULAMA (PTNU) DAFTAR ISI Daftar Isi ii BAB I. STANDAR

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1109, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74,2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri. Media Kreatif. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016

SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016 SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016 MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18 Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa dosen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

U IVERSITAS AIRLA GGA

U IVERSITAS AIRLA GGA U IVERSITAS AIRLA GGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALINAN PERATURAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMUM

STANDAR PELAYANAN MINIMUM 6. SPM UNJA NO / SUB 1 PENDIDIKAN 1. KOMPETENSI LULUSAN 1. Sistem penerimaan 2. Proses penerimaan 3. Registrasi 1. Rasio pendaftar dan yang diterima % 8.3 8.3 7.7 7.7 7.1 2. Rasio diterima dan pendaftar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN STANDAR PENDIDIKAN TINGGI OLEH PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2017 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16, 2014 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Starlet Gerdi Julian / 15105241034 / http://juliancreative.blogs.uny.ac.id/?page_id=239 Standar Nasional Pendidikan Tinggi A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3.

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR SARANA DAN PRASARANA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 10 SEMARANG 2O16 Standar Sarana dan Prasarana Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No No.1540, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UNSIKA. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON SALINAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK

Lebih terperinci

Smart, Innovative, Professional

Smart, Innovative, Professional email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Institut Agama Islam Negeri. Ambon. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA. Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA

DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA. Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA DRAF RANCANGAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Tentang STANDAR PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA TIM FARMASI Draf Rancangan PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI,

Lebih terperinci