Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Dr. H.M. Jusuf Kalla Pada Saat Menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Dr. H.M. Jusuf Kalla Pada Saat Menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015"

Transkripsi

1 Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Dr. H.M. Jusuf Kalla Pada Saat Menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015 DI JAKARTA CONVENTION CENTER (JCC) SENAYAN, JAKARTA Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Selamat malam, salam sejahtera untuk semuanya. Yang saya hormati Saudara Gubernur Bank Indonesia, selaku shohibul bait, Bapak Ketua Lembaga Negara dan Ketua DPD, Wakil Ketua DPR dan BPK, serta teman-teman Anggota DPR, Ketua OJK, para Menteri, Para Gubernur dan seluruh hadirin-hadirat yang saya hormati. Marilah kita selalu menyampaikan ucapan syukur atas kehadiran kita semua dalam malam yang berbahagia ini. Dan saya, pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Bank Indonesia dan seluruh pimpinan Bank Indonesia atas kerja keras dan usaha selama ini sehingga kita dapat mencapai hal-hal yang baik, seperti yang tadi telah diuraikan oleh Saudara Gubernur. Dari sisi pemerintaah Bank Indonesia adalah partner yang baik untuk menjalankan kegiatankegiatan nasional kita, khususnya dibidang ekonomi menuju tujuan bernegara kita yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Itu tujuan Negara, karena Bank Indonesia bagian dari bernegara yang tentu kepala negaranya Presiden. Tentu juga Bank Indonesia, hubungannya dengan pemerintah adalah independen dengan musyawarah. Kenapa? Karena Undang-undang Bank Indonesia, khususnya setelah direvisi pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 menjelaskan bahwa pasal 7 dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia, kebijakan moneter, harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Tapi di lain pihak, juga dijelaskan pada pasal yang lainnya bahwa pemerintah wajib meminta pandangan Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakannya dan wajib mengundang Bank Indonesia dalam rapat kabinet. Jadi itu hubungannya luar biasa, satu wajib mendengarkan pemerintah, satu wajib mengundang Bank Indonesia ke Sidang Kabinet, itu Undang-undang menyatakan begitu, sehingga yang dimaksud independen ialah independen dengan musyawarah, tidak lepas seperti itu, karena itu jelas di isi dalam Undang-undang. Kenapa demikian? Karena kita mempunyai tujuan yang sama untuk memajukan negeri ini. Tadi sudah dijelaskan bahwa memang dalam hal tertentu kita mempunyai ukuran-ukuran keberhasilan yang berbeda sesuai dengan tugas masing-masing. Bank Indonesia selalu mengukur keberhasilan dalam nilai tukar dan inflasi. Tapi pemerintah mengukur keberhasilannya dalam 1 / 6

2 pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Bagaimana menyeimbangkan dua hal ini? Stabilitas mata uang rupiah dan inflasi pada saat yang sama harus meningkatkan pertumbuhan dan memperbesar lapangan kerja. Di situ letaknya kita selalu berkoordinasi bagaimana hal ini dapat terjadi. Kita tidak bisa masing-masing pihak menjalankan kebijakan masing-masing secara independen, karena diikat oleh Undang-undang dimana Bank Indonesia harus mendengarkan pemerintah, kebijakannya dan pemerintah harus mendengarkan Bank Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah. Itulah inti daripada malam ini. Tadi saya sudah mendengarkan Bank Indonesia, sekarang Bank Indonesia mendengarkan pemerintah, apa maksud dari pemerintah, supaya kita, jangan salah paham, sering dikatakan Bank Indonesia independen, karena dulu berat, siapa yang mencampuri Bank Indonesia mesti penjara 2 tahun dan bayar denda 2 milyar rupiah. Sekarang dengan Undang-undang baru tidak lagi, karena harus saling mendengarkan, kan begitu kan. Jadi itulah makna daripada hubungan Bank Indonesia dan pemerintah bahwa masing pihak harus saling menjalankan, dan saling terikat pada hubungan kerja itu. Bapak-Ibu sekalian, Memang Bank Indonesia juga dengan aturan-aturan yang baru, tentu tujuannya tetap berat walaupun secara administrasi sudah mulai ada lembaga-lembaga yang berjalan bersama-sama BI, ada OJK, ada LPS yang untuk menjalankan tugas kebersamaan itu. Jadi pemerintah makin banyak koordinasinya, akibat lembaga yang terpecah ini semuanya. Tapi ini tentu masing-masing menjalankan tugasnya dengan tujuan yang sama, menjalankan pemerintahan agar kesejahteraan naik, pertumbuhan naik dan lapangan kerja meningkat di negeri ini. Jadi apabila ada hal-hal yang keluar daripada tujuan bersama maka tentu kita harus saling mengoreksinya, saling mengoreksinya. Karena tanpa itu, pemerintah tidak boleh bertindak sampai inflasi naik, tapi Bank Indonesia juga harus menjalankan kebijakannya agar pertumbuhan naik, agar lapangan kerja tercapai, tidak boleh saling melanggar tujuan itu, karena itulah saya katakan independen dalam musyawarah. Itulah antara kita menjalankan seperti itu tugas-tugas masing-masing kenegaraan. Nah, sekarang bagaimana keadaan kita? saya kira sudah dijelaskan dengan sangat rinci, dengan baik oleh Saudara Gubernur Bank Indonesia bahwa ekonomi dunia ini tidak bisa lagi terpisahpisah, selalu terjadi sesuatu interdependensi satu sama lain. Kita tidak bisa mengatakan, ah itu negeri anda, negeri saya, tidak mungkin lagi terjadi perbedaan-perbedaan. Kalau China turun ekonominya, kita tidak bisa mau jual ke China, kita tidak bisa menjual ke China, pendapatan kita turun. Begitu juga Amerika, begitu juga Eropa maka apabila tiga daerah ini menjadi bermasalah maka hampir semuanya juga bagian-bagian melemah. Namun masing-masing negara mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi ini, dan mempunyai 2 / 6

3 kekuatan-kekuatan tersendiri untuk mengatasi masalahnya walaupun mempunyai sebab yang sama. Kalau kita lihat, pengalaman adalah guru yang baik supaya kita tidak mengulangi. Secara singkat apa yang menyebabkan ekonomi Amerika menurun? kita tahu semua, defisitnya besar, karena ongkos perangnya sangat besar, mengalami krisis karena bubble dalam hal-hal moneternya sehingga akibatnya seperti ini. Artinya perang dan kebijakan-kebijakan moneter yang terlalu los dan luar biasa menyebabkan masalah. Apa yang terjadi di Eropa? Di Eropa adalah terlalu besarnya sistem sosialnya yang tinggi sehingga kemudian terjadi banyak masalah-masalah di beberapa bagian Eropa, Yunani, Spanyol, tapi karena dia terikat dalam suatu Euro maka satu Negara menyebabkan juga melemahkan negara lain, dan juga akibat-akibat seperti itu. Apa yang terjadi di China? China over investment, di bidang-bidang industri dan infrastruktur negerinya, sehingga begitu ada penurunan permintaan di banyak negara, langsung dia menjadi over capacity dan over capacity menyebabkan tentu masalah pengangguran, masalah kapasitas yang tidak terpakai, maka masalah kemudian terjadi. Semua masalah ini tentu menyebabkan akibab-akibat lainnya, yaitu tadi, karena di sini over capacity, terjadi penurunan produksi maka tentu ekspor Indonesia harga-harga turun, efeknya pendapatan batubara turun, sawit turun, karet turun, akibatnya pendapatan di Kalimantan turun, pendatan di Sumatera turun, akibatnya pasti kurang membeli hasil industri, di Jawa terjadilah penurunan-penurunan tertentu di negeri ini. Nah, apa akibat selanjutnya? Apa yang harus dibuat? Apa kelebihan kita? Kelemahan kita, kita harus balik menjadi kekuatan kita. Apa kelemahan kita yang digambarkan tadi? Kita masih banyak mengimpor, beras pun masih kita impor, jagung kita impor, apa lagi coba, itu kelemahan yang kita harus jadikan kekuatan. Kita masih mengimpor baja, kita masih mengimpor barang-barang lain yang tinggi dan sebagainya dan sebagainya, itulah kekuatan yang kita harus dipakai untuk mengatasi masalah. Kalau kita masih mengimpor jagung, kita mengimpor gula maka dengan mudah sebenarnya kita atasi dengan meningkatkan produktivisanya. Tadi pagi, kita butuh baja 11 juta ton, kita punya produkvitas baru 4 juta ton maka kita butuh 7 juta ton. Tadi pagi baru ditandatangani antara Krakatau Steel dengan Posco Korea untuk meningkatkan 7 juta ton itu. Jadi di dalam kesulitan, kita investasi, karena itu adalah mengatasi masalah. Artinya adalah mengatasi masalah di negeri kita ini ialah dengan produktivitas yg tinggi pada barang-barang yang kita hasilkan agar menutup impor, karena suatu Negara apabila sulit mengekspor maka dia harus menurunkan impornya, tidak ada jalan lain, itu teori apapun hanya di situ, apabila ekspor turun maka mesti turun juga impornya, dengan cara produktivitas dinaikkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Kekuatan kita adalah, karena kita mempunyai penduduk yang cukup untuk menjadi konsumen sekaligus menjadi produsen. Tentu tidak segampang Singapura yang penduduknya 4 juta atau 3 / 6

4 Malaysia 25 juta, karena kita mempunyai tingkat konsumsi yang tinggi, yang baik, cuma yang tidak ada ialah daya beli pada dewasa ini, karena pendapatannya menurun. Nah, akibat itu diperbaiki ialah tentu bagaimana meningkatkan daya beli dengan produktivitas, dengan persaingan. Apa kelemahan persaingan kita? Ada 4 kelemahan persaingan kita, bersaing dengan negara lain. Yang pertama sektor keuangan, karena tingkat bunga kita masih lebih tinggi dibanding Negaranegara di sekeliling kita. Kalau kita masih tingkat bunga dipatok masih 10, 11%, 12%, di Malaysia 5%, kita kalah di situ, apalagi di China, sektor keuangan. Yang kedua sektor logistik dengan infrastruktur, karena itulah kita mengejar infrastruktur itu, sekaligus memberikan lapangan kerja, jalan, jembatan, pelabuhan, listrik dan sebagainya. Ketiga, birokrasi yang masih panjang dan mahal. Karena itulah, dari beberapa kebijakan itu ada 3 kebijakan untuk mempercepat birokrasi ini. Dari ijin 1 bulan harus menjadikannya 2 hari, 3 hari ataupun 3 jam. Itu mempercepat birokrasi itu. Kedua tentunya itulah yang paling mendasar dari persaingan ini. Karena itulah maka apabila saya berbicara di sini, di teman-teman yang menggeluti sektor keuangan, marilah kita selesaikan efisiensi bangsa di sektor keuangan. Kita tidak mungkin membangun, teori apapun yang kita pakai, selalu mengatakan, apabila bunga tinggi maka pasti investasi rendah. Tadi juga disampaikan, kenapa pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia 90% masih sektor perbankan dan hanya 10% saham. Hal yang sama tadi bicara di bursa, tidak mungkin orang membeli saham selama bunga deposito masih 8-10%, sekian %, tidak mungkin, orang lebih pasti mendapat 8% daripada deposito atau berapapun nilainya, dibanding membeli saham yang belum pasti berapa dia dapat. Tapi coba kalau bunga depositonya hanya 4-5% seperti di Malaysia ataupun di Singapura, atau dimanapun, pasti orang pilih beli saham, lebih baik. Nah, ini suatu kontradiksi yang harus diselesaikan dari sisi kita semua, karena dimanapun ini tidak mungkin terjadi dua-duanya, bunga tinggi, investasi tinggi, tidak akan terjadi, mesti salah satunya dipilih untuk kita semua. Nah, begitu juga apabila kita bicara inflasi, inflasi itu adalah suatu high cost, salah satu cost, tingkat cost yang tinggi dibanding negara-negara lain. Di Indonesia saya katakan, cost di sektor keuangan, logistik dan birokrasi. Pemerintah sudah akan menurunkan biaya ijin-ijin dan sebagainya dan prosedur, dan memperbaiki infrastruktur agar logistik lebih mudah, nah tentu gilirannya adalah bagaimana memperbaiki biaya di sektor keuangan ini. Pemerintah hanya bisa memperbaiki di sektor UKM. Karena itulah maka dengan apapun biayanya, pemerintah menurunkan biaya atau bunga UKM, KUR, dari 22% ke 12%, ini keterlewatkan memang, terus terang keterlewatan, tolong anda selalu, minta maaf, dulu Bank Indonesia, Ketua OJK mengontrol seperti ini, jangan ada ketidakadilan di negeri ini. Masa bunga untuk korporasi lebih rendah 10% dibandingkan dengan UKM, tidak ada negara di dunia yang menjalankan itu, cuma kita yang menjalankan itu. Karena itu pemerintah, dengan biaya berapapun harus menurunkan bunga KUR. Kita terkecoh di sini, bahwa pemerintah sudah menjamin segala kredit KUR itu tapi masih memakai 22% yang lalu, apapun teorinya itu, tidak bisa terjadi di negeri yang 4 / 6

5 Pancasilais ini, lebih mahal bunga untuk UKM dibanding dengan korporasi. Saya sebagai pengusaha dulu sebenarnya tidak rela seperti ini, karena itu dalam pemerintah, turunkan!, apapun resikonya. Harus, tahun depan 9%, kita harus jalankan itu, apapun resikonya, karena inilah cara, negara, negara tidak ada yang berontak kalau pertumbuhannya itu rendah. Tapi Negara apapun terjadi masalah kalau keadilannya tidak tercapai. Ini kan ketidakadilan yang harus dikontrol baik oleh BI dan juga OJK, jangan terjadi ketidakadilan dalam sistem keuangan di bangsa ini. Di bangsa apapun, konflik terjadi karena ketidakadilan, tidak karena pertumbuhan. Karena itulah maka saya minta ini di sisi lain diperbaiki hal yang seperti ini. Bapak-Ibu sekalian, Nah, dari sisi itu, apabila kita memperbaiki ini, dengan potensi yang ada ini, saya yakin bahwa pertumbuhan dengan investasi, karena tidak ada suatu pertumbuhan, dimanapun di dunia ini dengan hanya kebijakan moneter. Semua pertumbuhan, dimanapun di dunia ini hanya dengan produktivitas. Kebijakan moneter harus mendukung produktivitas, kita tujuannya produktivitas. Tidak perlu kita dengan alasan apapun, Fed-lah, naikkan bunganya, apapun naik bunganya, bukan alasan itu untuk menolong republik ini. Jangan para penasehat, jangan para analis keuangan hanya tiap hari bicara bunga-bunga bank, apa urusannya bunga bank itu, Fed paling tinggi naik ¼%, itu menjadi berita besar di Amerika karena bunganya 1/4 %, naik ¼% berarti naik 100% bunga itu. Sampai di Indonesia dengan 7,5% BI rate, naik ¼%, dollar tidak ada soalnya di Indonesia. Orang akan tetap tertarik untuk makan itu, tapi jangan kita dimakan dengan hal itu, jangan dimain-mainkan itu di republik ini. Jangan terlalu seperti itu, tolong di-entertain produktivitasnya, tidak di-entertain masalah keuangannya, walaupun keuangan itu penting. Apa itu uang? uang ukuran kekayaaan, kekayaaan adalah aset itu, sawah itu, pabrik itu bukan uangnya, uang hanya ukurannya saja. Itulah tentu makna daripada kita berbicara bagaimana mensinkronkan kebijakan itu. Karena itulah maka dengan pengertian ini, saya sangat menghargai, semua kita hadir disini, tapi tujuan kita hadir di sini ialah untuk memajukan bangsa ini, memberikan kemakmuran bangsa ini dengan produksivitas yang tinggi. Begitu juga meratakan negeri ini, daerah-daerah, karena gubernur hadir di sini, ada dari Jawa, dari Indonesia Timur, ada dari Sumatera, secara bersama-sama memajukan negeri ini. Semua daerah mempunyai kelebihankelebihan yang harus dijamin dan harus dibantu. Karena itulah pemerataan di bidang layanan infrastruktur, layanan perbankkan, bunga yang stabil, inflansi yang stabil adalah sesuatu yang baik. Inflansi yang sedang-sedang, yang rendah bukan sesuatu penyakit yang istimewa. Kadang-kadang orang selalu berfikir karena dianggap inflasi selalu berbahaya maka deflasi dianggapnya kebaikan, padahal jauh lebih berbahaya deflasi daripada inflasi, asal jangan ketinggian. Kita pernah mendapat perlakuan kebijakan yang sangat keliru pada jaman, pada saat krisis tahun IMF mengajarkan kalau kita untuk mengatasi ini, naikkan bunga, naikkan bunga 5 / 6

6 Powered by TCPDF ( Wakil Presiden Republik Indonesia - Jusuf Kalla terus inflasi naik terus sehingga bunga naik 60%, inflasi 75%, karena selalu percaya hanya selalu kebijakan moneter dapat memperbaiki segala-galanya. Maka bunga dinaikkan ke atas, inflasi lebih naik lagi ke atas maka hancurlah republik ini, sampai sekarang kita masih bayar itu, janganlah terulang kebijakan itu. Inilah suatu pelajaran yang sangat berharga untuk republik ini. Sama dengan, saya juga tidak akan pernah setuju apabila masalah kerusakan di perbankan dibayar oleh rakyat, tidak akan pernah terjadi selama saya masih ada di pemerintahan. Apa yang terjadi? tanggung jawab yang membuatnya, bukan rakyat yang menanggungnya, yang kena kita banyak pada waktu itu, itulah dosa terbesar pengambil kebijakan, bahwa apa yang diperbuat di sektor kauangan, dibayar dengan APBN, dibayar oleh rakyat. Itulah resiko yang dibayar sampai sekarang oleh bangsa ini, yang mungkin 30 tahun lagi baru selesai. Jadi kita tidak boleh seperti itu, kita harus betul-betul, semua menjalankan ini dengan betul, percaya bahwa masing-masing harus bertanggung jawab kepada apa yang dibuatnya. Karena apapun yang terjadi, pengalaman tahun 2008, semua ingin mendesak bailout, semua mau blanket guarantee, untung kita tidak lakukannya, hampir kita terjadi krisis yang kedua yang besarbesaran. Inilah tentu menjadi bahagian kebijakan yang mengharuskan kita berhati-hati tetap menjaga keadilan, menjaga pertumbuhan. Dan sekali lagi saya mengharapkan di sini, kita maju bersama bukan maju satu ke kiri, satu ke kanan, tujuannya ialah pertumbuhan dan lapangan kerja untuk mencapai kemakmuran yang adil bangsa ini. Terima kasih. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh 6 / 6

SAMBUTAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA M. JUSUF KALLA PADA SAAT MENGHADIRI PERTEMUAN TAHUNAN PELAKU INDUSTRI JASA KEUANGAN 2017

SAMBUTAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA M. JUSUF KALLA PADA SAAT MENGHADIRI PERTEMUAN TAHUNAN PELAKU INDUSTRI JASA KEUANGAN 2017 SAMBUTAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA M. JUSUF KALLA PADA SAAT MENGHADIRI PERTEMUAN TAHUNAN PELAKU INDUSTRI JASA KEUANGAN 2017 MENJAGA STABILITAS SEKTOR JASA KEUANGAN DAN MEMBANGUN OPTIMISME UNTUK

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016 SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016 Yang kami hormati, Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ganjar Pranowo, Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah; Keynote Speech - Seminar Nasional Peran Strategis Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Memelihara Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, Bali, 4 Mei 2017 Yang kami hormati, Bapak Fauzi Ichsan,

Lebih terperinci

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Sambutan Gubernur Bank Indonesia Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, Rabu, 22 April 2009

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, Rabu, 22 April 2009 SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, 22-4-09 Rabu, 22 April 2009 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru

Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru Ekonomi 2009: Perlu langkah-langkah Baru Yoke Muelgini** Senin, 19 Januari 2009 SELAIN bagaimana menyiapkan kado agenda pemilu dalam pesta demokrasi 2009, tantangan besar yang mengancam sepanjang 2009

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

Sabutan Presiden RI pada Peresmian Program Strategis Pertahanan, 15 Januari 2010 Jumat, 15 Januari 2010

Sabutan Presiden RI pada Peresmian Program Strategis Pertahanan, 15 Januari 2010 Jumat, 15 Januari 2010 Sabutan Presiden RI pada Peresmian Program Strategis Pertahanan, 15 Januari 2010 Jumat, 15 Januari 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PROGRAM-PROGRAM STRATEGIS PERTANAHAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015 Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan Salam Sejahtera Bagi

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SIDANG KABINET TERBATAS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015 Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015 Jakarta, 10 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum

Lebih terperinci

Problema dan Upaya Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Nasional

Problema dan Upaya Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Nasional Problema dan Upaya Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Nasional Oleh : Marsuki 1. Review Krisis Keuangan Global 2. Dampak Pada Perekonomian Nasional 3. Langkah Menghindari Dampak

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM

Lebih terperinci

Pengarahan Presiden RI kepada Manajemen dan Karyawan Panasonic, Jumat, 01 Mei 2009

Pengarahan Presiden RI kepada Manajemen dan Karyawan Panasonic, Jumat, 01 Mei 2009 Pengarahan Presiden RI kepada Manajemen dan Karyawan Panasonic, 01-5-09 Jumat, 01 Mei 2009 ACARA PENGARAHAN PRESIDEN RI KEPADA MANAJEMEN DAN KARYAWAN PANASONIC DI CIBUBUR, JAKARTA TIMUR PADA TANGGAL 01

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Tahun 2009, Kamis, 11 Juni 2009

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Tahun 2009, Kamis, 11 Juni 2009 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Tahun 2009, 11-6-09 Kamis, 11 Juni 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA TAHUN 2009 ARENA PRJ, JAKARTA

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013

Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013 Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI PENURUNAN NILAI TUKAR RUPIAH PADA

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HUT KE-3 GERAKAN KEWIRAUSAHAAN

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN IKM TAHUN 2016 PALEMBANG, 21 APRIL 2015 Yang Saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA DR. DARMIN NASUTION PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH 2011 JAKARTA, 16 MARET 2011 Yang terhormat Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof.

Lebih terperinci

Salam sejahtera bagi kita semua

Salam sejahtera bagi kita semua Menteri Perindustrian Ropublik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI KAKAO INDONESIA JAKARTA, 18 SEPTEMBER 2013 Yth. : 1. Sdr. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rl

Lebih terperinci

Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011 Selasa, 20 Desember 2011

Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011 Selasa, 20 Desember 2011 Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011 Selasa, 20 Desember 2011 PENGARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA DAN KONSULTASI NASIONAL KE XXVII

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA DAN KONSULTASI NASIONAL KE XXVII Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA DAN KONSULTASI NASIONAL KE XXVII KUPANG, 14 APRIL 2016 Yang Saya Hormati: 1. Gubernur NTT; 2. Ketua Umum

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Penyerahan DIPA Tahun 2014, di Istana Bogor, tgl 10 Des 2013 Selasa, 10 Desember 2013

Sambutan Presiden RI Pd Penyerahan DIPA Tahun 2014, di Istana Bogor, tgl 10 Des 2013 Selasa, 10 Desember 2013 Sambutan Presiden RI Pd Penyerahan DIPA Tahun 2014, di Istana Bogor, tgl 10 Des 2013 Selasa, 10 Desember 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR II/MPR/2002 TENTANG REKOMENDASI KEBIJAKAN UNTUK MEMPERCEPAT PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara FORUM EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR Jakarta, 11 September 2013

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara FORUM EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR Jakarta, 11 September 2013 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara FORUM EKSPOR INDUSTRI MANUFAKTUR Jakarta, 11 September 2013 Yang Terhormat : Saudara Menteri Keuangan; Saudara Menteri Perdagangan; Para Pejabat Eselon I dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. UNILEVER INDONESIA, TBK BEKASI, 25 AGUSTUS 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. UNILEVER INDONESIA, TBK BEKASI, 25 AGUSTUS 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. UNILEVER INDONESIA, TBK BEKASI, 25 AGUSTUS 2015 Yth. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; Yth. Bupati Kabupaten Bekasi; Yth. Mr. Pier

Lebih terperinci

Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband

Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband KEYNOTE SPEECH MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN dalam SEMINAR NASIONAL BROADBAND ECONOMY Kementerian Komunikasi dan Informatika Hotel Borobudur,

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla Pada Peresmian Pembukaan Simposium Nasional dengan Tema Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara RI

Lebih terperinci

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) Dosen: Dr Jamal Wiwoho, dkk 4/9/2012 www.jamalwiwoho.com 1 Sejarah LPS Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia, yang ditandai dengan dilikuidasinya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Penyerahan Penghargaan Pemerintah di Bidang Industri th 2010, Senin, 20 Desember 2010

Sambutan Presiden RI pada Penyerahan Penghargaan Pemerintah di Bidang Industri th 2010, Senin, 20 Desember 2010 Sambutan Presiden RI pada Penyerahan Penghargaan Pemerintah di Bidang Industri th 2010, 20-12-2010 Senin, 20 Desember 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN PENGHARGAAN PEMERINTAH DI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Perekonomian empat sektor adalah perekonomian yg terdiri dari sektor RT, Perusahaan, pemerintah dan sektor LN. Perekonomian empat sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) 2015 LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) Proses Terbentuknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Krisis moneter tahun 1998 menurunnya Angkat kepercayaan masyarakat terhadap LK Penutupan 16 bank nasional dan pembekuan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari : Kamis Tanggal : 31 Juli 2008 Pukul : 09.00 Wib

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA SAMBUTAN ANGGOTA V PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para

Lebih terperinci

TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PANEN RAYA PADI PULAU BURU-MALUKU, 18 MARET 2006

TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PANEN RAYA PADI PULAU BURU-MALUKU, 18 MARET 2006 TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PANEN RAYA PADI PULAU BURU-MALUKU, 18 MARET 2006 Bismillahirahmanirahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera

Lebih terperinci

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA Pengantar Ekonomi Makro INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA NAMA : Hendro Dalfi BP : 0910532068 2013 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum LOGO www.themegallery.com Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum Company Logo www.themegallery.com Secara potensi, kondisi geografis dan demografis Indonesia khususnya Prov. Sumatera Utara menawarkan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN: MANDAT TERBESAR DARI RAKYAT KEPADA KITA SEMUA ) Oleh Kwik Kian Gie ) Saudara-saudara dan hadirin sekalian.

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS MEMBAHAS TENTANG LANGKAH-LANGKAH

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017 SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Jakarta, 30 Oktober 2017 Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI pasca penetapan APBN-P 2012, Jakarta, 31 Maret 2012 Sabtu, 31 Maret 2012

Keterangan Pers Presiden RI pasca penetapan APBN-P 2012, Jakarta, 31 Maret 2012 Sabtu, 31 Maret 2012 Keterangan Pers Presiden RI pasca penetapan APBN-P 2012, Jakarta, 31 Maret 2012 Sabtu, 31 Maret 2012 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI LANGKAH-LANGKAH PEMERINTAH PASCA PENETAPAN APBN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode 2013-2014 ini, maka dapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

Issu-Issu Global Menyikapi Krisis Ekonomi Tahun 2009

Issu-Issu Global Menyikapi Krisis Ekonomi Tahun 2009 Issu-Issu Global Menyikapi Krisis Ekonomi Tahun 2009 Oleh : Marsuki Disampaikan pada acara: Pendidikan dan Pelatihan Juru Kampanye DPD-II Partai Golkar Provinsi Makassar Makassar, 20-22 Desember 2008 1.

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Gubernur Bank Indonesia Laporan Pengendalian Inflasi Daerah Rakornas VI TPID 2015, Jakarta 27 Mei 2015 Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia Yth. Para Menteri Kabinet Kerja Yth. Para Gubernur Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai jembatan antara pihakyang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Bank diharapkan dapatmemberikan

Lebih terperinci

Pidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia

Pidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia Pidato Sambutan Pencanangan Gerakan Indonesia Menabung dan Peluncuran Produk TabunganKu Jakarta, 20 Februari 2010 Pjs Gubernur Bank Indonesia Yang saya hormati, - Bapak Presiden Republik Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa Seluruh Indonesia, Senin, 08 Juni 2009

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa Seluruh Indonesia, Senin, 08 Juni 2009 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa Seluruh Indonesia,08-6-09 Senin, 08 Juni 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA Â PEMBUKAAN KONGRES KEPALA DESA DAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Closing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran

Closing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran Closing Remarks Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran Yang terhormat: Bp. M. Edhie Purnawan, Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia, Anggota Muspida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA PADA TANGGAL 29 JULI 2010 Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri perbankan, khususnya bank umum, merupakan pusat dari sistem keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan dana, membantu pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian nasional. Fungsi utama bank dalam suatu perekonomian adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci