WACANA-WACANA TAKDIR KEMANUSIAAN : EKSPLORASI LUAR ANGKASA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WACANA-WACANA TAKDIR KEMANUSIAAN : EKSPLORASI LUAR ANGKASA"

Transkripsi

1 WACANA-WACANA TAKDIR KEMANUSIAAN : EKSPLORASI LUAR ANGKASA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa : Nurrachmat Widyasena Nama Pembimbing : Aminudin TH Siregar, M.Sn Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ito.nurrachmat@yahoo.com Kata Kunci : Space Age, teknologi, wacana Abstrak Space Age merupakan sebuah periode waktu yang mencakup kemajuan besar dalam teknologi penjelajahan luar angkasa dalam sejarah umat manusia. Namun penulis tidak melihat Space Age sebagai sebuah kemajuan dalam bidang teknologi saja, penulis melihat bagaimana Space Age dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mencoba mempertajam, memperbarui, dan membentuk baik secara budaya dan politik akan mimpi masa depan umat manusia untuk hidup lebih baik secara global. Space Age yang penulis angkat dalam karya Tugas Akhir ini adalah sebuah bentuk pembahasaan atas situasi atau permasalahan. Dilandasi dengan lunturnya semangat Space Age di penghujung dekade 80-an, penulis mencoba menarik kembali ke masa sekarang ide-ide lama yang terlupakan, khususnya mengenai penjelajahan luar angkasa sebagai sebuah takdir kemanusiaan. Karya ini diharapkan mampu menjadi sebuah pandangan baru yang dapat memberikan sebuah probabilitas Abstract Space Age is a period that includes major advances in the technology of space exploration in human history. But the author does not see the Space Age as an advance in technology alone, the authors look at how the Space Age with the help of technology and science, trying to refine, improve, and reshape both culturally and politically of the dream of the humanity to live a better life globaly. Space Age that the author adopted in this final project work is a form of submission of the situation or problem.based on the spirit of the Space Age that becoming stale in the late 80 s, the author tries to draw back to the present old but forgotten ideas, especially about space exploration as a destiny of humanity. The work is expected to be a new paradigm that can give a probability. 1. Pendahuluan Despite the tremendous technological leaps of the past several decades, in many ways our vision of the future remains just the same as it was 40 years ago. As we hurtle into 1999, a distinct nostalgia for the unfulfilled promise of the future mostly the idea that we would one day be liberated from the mundane lies at the core of much of our popular culture...some call it "retrofuturism." James Sullivan, "Visions of Tomorrowland; How past concepts of the future are taking over pop culture," The San Francisco Chronicle, January 3, 1999 Kebenaran dari masa depan masih menjadi hal yang bias meskipun dalam otak-otak cemerlang para pemikir visioner. Tetapi ini tidak membuat mimpi akan masa depan yang lebih baik menjadi pudar, banyak sekali prediksi, ilustrasiilustrasi, dan usaha-usaha yang dilakukan. Para visioner berusaha memprediksi seperti apa masa depan yang akan datang baik melalui usaha yang serius dengan menggunakan proyeksi teknologi yang telah berkembang atau dalam ilustrasi-ilustrasi karya visual, cerita, dan film-film bertemakan sicence fiction. Penulis memiliki ketertarikan khusus dalam menggali wilayah science fiction, khususnya dalam segi teknologi dan ilmu science yang mengedepankan wacana-wacana masa depan. Motif awal tersebut kemudian dilanjutkan oleh ketertarikan penulis akan sebuah konsep atau trend yang berkembang pada tahun 1960-an, dimana pada industri kreatif pada masa tersebut muncul sebuah gaya yang dikenal dengan sebutan retro futurism. Sebuah gaya yang menggabungkan gaya klasik masa lampau atau retro dengan teknologi teknologi masa depan yang futuristik. Sebut saja film buatan tahun 1968 oleh Stanley Kubrick, 2001: A Space Odyssey dimana pendaratan di bulan merupakan sebuah hal yang rutin, konsep meal in pill dimana banyak peneliti pada masa-masa

2 tersebut bermimpi akan makanan sintetis yang dapat dikonsumsi hanya dalam bentuk pil kapsul saja, atau ilustrasiilustrasi di masa depan bagaimana mobil terbang sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Pada karya kali ini, penulis mengkhususkan diri pada salah satu sub topik sekaligus konsepsi yang cukup mudah diidentifikasi sebagai bagian dari tema besar yang penulis angkat, yaitu Space Age. Space Age yang ditekankan oleh penulis merupakan sebuah masa waktu pada tahun 1940-an hingga tahun 1980-an dimana manusia berlomba-lomba dan tertuju perhatiannya pada pengembangan teknologi penjelajahan luar angkasa (space race, space technology, space exploration), dan perkembangan kultur yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tersebut. Banyak sekali janji-janji modernisme yang menyebutkan Space Age sebagai sebuah takdir kemanusiaan untuk hidup yang lebih baik. Titik utama yang menjadi ajuan penulis untuk mengedepankan Space Age disebabkan karena hal tersebut banyak sekali muncul serta memiliki kecendrungan yang kuat dalam wacana-wacana, ilustrasi-ilustrasi, yang dilontarkan oleh para pemikir visioner dan Space Age menjadi sebuah penanda yang menarik bagi penulis untuk mendalaminya. Selain itu penulis mengangkat sub topik ini karena penulis menyayangkan lunturnya semangat Space Age sebagai sebuah takdir kemanusiaan untuk masa depan yang lebih baik. Semangat tersebut luntur karena perlombaaan besarbesaran akan teknologi luar angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat pada masa Perang Dingin berakhir dengan hancurnya Uni Soviet sehingga Amerika Serikat merasa sudah menaklukan teknologi penjelajahan luar angkasa. Selain itu semangat, perhatian dan wacana-wacana akan Space Age yang ikut dirayakan oleh sebagian besar umat manusia di dunia pada masa tersebut seolah memudar dan mulai terlupakan dengan berakhirnya Space Age. Penulis akhirnya mencoba menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat global, menagih kembali janji-janji modernisme serta wacana-wacana masa depan yang diutarakan pada masa lampau, seperti apa masa depan atau dunia alternatif, dengan cara menarik kembali ide-ide lama yang walaupun samar kejelasannya, seperti halnya yang penulis kutip dari seniman Pablo Picasso, You have to have an idea of what you are going to do, but it should be a vague idea 12 Oktober 2012 Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 2

3 2. Proses Studi Kreatif Nama Penulis ke-1 Yesterdays Tomorrow Is Still The Future Rumusan Masalah Mengapa janji-janji modernisme dimana space age adalah sebuah takdir kemanusiaan untuk hidup yang lebih baik tidak tercapai pada masa ini? Landasan Teori - Literatur Space Age& Cold War - Literatur Retro Futurisme - Literatur teknik drawing, kolase, dan artefak. Sejauh manakah ide-ide / wacana lama mengenai masa depan khususnya space age dapat ditarik lagi ke masa kini? Bagaimana membahasakan permasalahanpermasalahan tentang space age menjadi karya seni, dalam hal ini secara lebih khusus menjadi karya tugas akhir seni grafis? Batasan Masalah - Objek-objek space age baik secara realitas dan fantasi - Teknik-teknik grafis khususnya drawing, etching, cetak digital, dan cetak saring. Tujuan Berkarya - Pelengkap syarat mata kuliah Tugas Akhir Seni Grafis SR Memekakan apresiator terhadap terhadap isu-isu yang mengedepankan wacana masa depan khususnya space age. Proses Berkarya - Media fotografi dan internet digunakan untuk mendapatkan acuan objek yang akan dijadikan karya. - Hasil foto dan internet diolah dengan komputer dan dijadikan sketsa atau gambar acuan. - Gambar acuan kemudian diolah ke atas media plat, kertas, dan kayu dengan menggunakan berbagai teknik seperti cetak saring, drawing, cetak digital, dan etching. Karya akhir Kesimpulan Gambar 3.1 Retrospect : The New Sea Heroes, 67 x 100 cm, cetak saring di atas alumunium (5 buah), Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 3

4 3. Hasil Studi dan Pembahasan Retrospect : The New Sea Heroes Gambar 3.1 Retrospect : The New Sea Heroes, 67 x 100 cm, cetak saring di atas alumunium (5 buah), Karya ini menampilkan lima buah plat alumunium yang diremukkan seolah membentuk kertas yang telah diremas dan dibuka kembali. Secara berjajar, plat-plat alumunium ini didisplay secara melayang dengan menggunakan benang nylon. Pada masing-masing plat, terdapat sebuah komposisi visual yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak saring. Pada plat pertama penulis menghadirkan tiga sosok figur yang kerap disebut sebagai bapak sci-fi dunia. Kemudian pada plat kedua terdapat beberapa ikon-ikon budaya pop yang kerap dikaitkan dengan semangat Space Age. Plat ketiga menampilkan serangkaian tokoh-tokoh politik dan peniliti yang turut berperan dalam Space Age. Beberapa visual hewan seperti anjing dan kera yang dikirim untuk kepentingan penejalajahan luar angkasa dihadirkan pada plat keempat. Sedangkan pada plat yang terakhir, penulis menampilkan sosok-sosok astronot yang turut mewarnai sejarah penjelajahan luar angkasa umat manusia. Melalui karya ini, penulis menarik kembali ke masa kini beberapa motif dan peran yang terjadi semasa Space Age. Hal ini direpresentasikan dari bentuk plat yang seolah membentuk kertas yang baru dibuka setelah diremas dan dibuang. Pada plat pertama penulis menampilkan motif Space Age sebagai sebuah tempat ideal untuk menguraikan berbagai visivisi utopia dan distopia dari masa depan melalui paradigma teknologi. Kemudian pada plat kedua penulis mengangkat fenomena Space Age yang memanifestasi kedalam budaya populer yang terus berpengaruh hingga hari ini. Plat ketiga menampilkan fungsi Space Age sebagai sebuah alat untuk melayani kepentingan negara. Pengorbanan hewan-hewan yang dianggap sebagai bentuk kepahlawanan ditampilkan pada plat keempat. Pada plat terakhir, penulis mengangkat peran astronot sebagai sosok garis depan umat manusia dalam penjelajahan luar angkasa. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 4

5 The Falcon & The Eagle Nama Penulis ke-1 Gambar 3.2 The Falcon & The Eagle, 60 x 120 cm, media campur di atas multiplex (2 buah), Karya ini berbicara mengenai mimpi manusia di masa lampau akan penjelajahan luar angkasa sebagai sebuah takdir kemanusiaan yang masih sekedar mimpi di masa sekarang. Visual pesawat yang dimunculkan pada karya ini dianggap merepresentasikan gagasan penjelajahan luar angkasa yang diangkat oleh penulis.penggunaan plat asam dan sketsa ungkah dari pesawat luar angkasa, memperkuat pencapaian kesan wacana serta ide lama yang sudah terlupakan. Sketch Studies Of The Old But Forgotten Ideas : Space Age Gambar 3.3 Sketch Studies Of The Old But Forgotten Ideas : Space Age 370 x 180 cm, media campur di kalkir (24 buah), Pada karya ini penulis menampilkan sejumlah kolase di atas kalkir yang dipajang menggunakan bingkai-bingkai berbagai ukuran dan sebuah buku. Kolase ini terdiri dari berbagai ukuran kalkir dengan A3 sebagai acuan dimensi terbesar. Pada setiap kalkir, penulis mengkomposisikan solasi kertas, tulisan-tulisan tangan atau gambar menggunakan pensil dan spidol putih, dan hasil cetakan dijital yang telah dipersiapkan sebelumnya menggunakan komputer. Cetakan dijital yang ditampilkan dalam elemen karya ini cukup beragam, mulai dari pakaian astronot, mainan luar angkasa, poster film sci-fi, pesawat penjelajah baik yang fiktif maupun tidak, dan masih banyak lagi. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 5

6 Gambar 3.4 Sketch Studies Of The Old But Forgotten Ideas : Space Age Detil Buku. Pada karya ini penulis mencoba melakukan sebuah studi dan merepresentasikan kembali ide-ide lama yang sudah terlupakan dengan cara mencorat-coret, menggambar ulang, menyalin, dan membayangkan kembali berbagai konteks yang telah diajukan dalam Space Age. Penulis menghadirkan jukstaposisi konteks realitas Space Age yang telah dicapai dan konteks fantasi dari visi-visi atau wacana yang pernah dilontarkan di masa Space Age. Selain itu penulis juga mencoba menghadirkan dualitas peran Space Age dimana Space Age berperan sebagai alat untuk melayani kepentingan negara dan Space Age sebagai sebuah semangat jaman yang merepresentasikan umat manusia. Hal ini direpresentasikan dengan penggunaan kertas kalkir, solasi kertas, coretan, dan hasil cetakan dijital yang representatif dengan kontekskonteks gagasan yang diangkat. Yesterday s Tomorrow Is Still The Future Gambar 3.5 Yesterday s Tomorrow Is Still The Future, 160 x 350 x 100 cm (terbuka) & 160 x 210 x 12 cm (tertutup), instalasi, Karya ini menggunakkan lemari kayu berbahan multiplex sebagai sebuah wadah untuk menampilkan artefak-artefak arkaik yang berhubungan dengan tema Space Age. Pada bagian tengah dari lemari ini, terdapat susunan kertas-kertas berbagai ukuran yang dikomposisikan hingga membentuk sebuah pesawat penjelajah luar angkasa USS Enterprise yang kita kenal dari serial populer Star Trek. Pada bagian kiri pintu lemari, penulis menampilkan sebuah plat alumunium yang terlah diasam bervisualkan peta bulan berukuran 75 x 38 cm dan 24 buah gambar hasil cetak foto berukuran 11 x 18 cm. Di sisi pintu yang lain, penulis menampilkan 40 buah plat-plat alumunium yang juga telah melewati proses asam bervisualkan logo-logo departemen luar angkasa dari berbagai penjuru dunia dan logo-logo misi eksplorasi luar angkasa. Selain itu pada sisi kanan pintu lemari ini, penulis juga menampilkan kutipian pidato dari Presiden Kennedy mengenai Space Age. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 6

7 Nama Penulis ke-1 Gambar 3.6 Yesterday s Tomorrow Is Still The Future Detil depan saat posisi tertutup. Pada karya ini penulis memaparkan kembali semangat, perhatian dan wacana-wacana akan Space Age sebagai sebuah takdir kemanusiaan yang telah memudar dan mulai terlupakan di masa sekarang. Menggunakan lemari sebagai sebuah simbol penyimpanan, penulis membuka kembali lemari tersebut dan menampilkan artefak- artefak arkaik yang berhubungan dengan Space Age sebagai sebuah takdir kemanusiaan. Hal tersebut ditandai dengan dimunculkannya medium plat-plat asam, foto-foto, dan kutipan pidato dari Presiden John F. Kennedy. Pesawat U.S.S. Enterprise yang ditampilkan pada bagian tengah karya ini merupakan simbol kuat yang menurut penulis cukup merepresentasikan semangat penjelajahan luar angkasa.hal tersebut didukung dengan slogan film Star Trek dimana pesawat ini berasal, To go where no man has gone before. 4. Penutup / Kesimpulan Space Age merupakan tema yang diangkat oleh penulis dalam karya ini. Penulis melihat Space Age sebagai sebuah masa yang menarik untuk diinterpretasikan ke dalam karya seni khususnya karya seni dengan bermedium teknik grafis. Penulis menyadari bahwa Space Age yang penulis angkat pada awal pengajuan karya ini dan apa yang pada akhirnya tidaklah identik sama. Pada awalnya penulis mengangkat tema ini sebagai sebuah respon terhadap kejemuan yang dimiliki penulis terhadap teknologi umat manusia pada saat ini yang belum mencapai tahap ajaib seperti yang dilontarkan oleh para visioner pada masa lampau. Seiring dengan pendalaman penulis terhadap penciptaan karya ini, penulis melihat adanya kemungkinan-kemungkinan lain dalam melihat Space Age, khususnya pada nilai substansi filsafat. Dalam mengangkat tema ini, penulis mencoba mengangkat kembali Space Age sebagai sebuah cara pandang lain dalam melihat sebuah masa waktu dalam peradaban manusia. Dalam hal ini, Space Age bukan hanya sebagai sebuah kemajuan dalam bidang teknologi saja, penulis melihat bagaimana Space Age dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mencoba mempertajam, memperbarui, dan membentuk baik secara budaya, sosial, dan politik akan takdir kemanusiaan untuk hidup lebih baik secara global. Sayangnya, dengan berakhirnya Space Age, semangat dan janji-janji modernisme yang dilontarkan pada masa tersebut seolah luntur dan hanya menjadi sebuah bagian dari sejarah yang telah lalu. Penciptaan karya Tugas Akhir ini merupakan segala upaya penulis dalam menafsirkan pengetahuan yang penulis miliki. Segala yang muncul dalam karya dan penulisan mengenai karya ini adalah upaya penulis dalam memaparkan kesadaran-kesadaran yang penulis miliki. Melalui karya ini penulis seolah bermain-main dengan persimpangan realitas dan fantasi. Mencoba bermimpi dan menciptakan seperti apa masa yang akan datang atau dunia alternatif mengenai luar angkasa melalui paradigma penulis sebagai seorang seniman dan juga menarik kembali ke masa kini older but now forgotten ideas dengan cara penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa seni, khususnya seni rupa tidak dapat menjadi solusi atau kiblat yang memberikan jawaban yang jelas benar. Namun penulis percaya bahwa seni merupakan salah satu perangkat bahasa yang dapat mengajak manusia untuk berbuat sesuatu yang lebih baik melalui visual yang ditampilkan. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 7

8 Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bapak Aminudin TH Siregar, M.Sn.. Daftar Pustaka - Atkins, Robert. Art Speak: A Guide to Contemporary Ideas, Movements, and Buzzwords. Abbeville Press, Avery, John. Space Age Science and Stone Age Politics. Danish Pugwash Group & Danish Peace Academy, Dick, Stephen J. Remembering Space Age. Washington DC : Nasa History Division, Phaidon. Vitamin D : New Perspectives in Drawing. New York : Phaidon Press Inc, Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 8

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D

SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG

LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Mahasiswa Ahmad Nursalim Nama Pembimbing Agung Hujatnika, M. Sn. Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Intermedia, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan

Lebih terperinci

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Sendi Adrianov Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

Perancangan Buku Visual Grafis Perkembangan Era Fashion Dunia

Perancangan Buku Visual Grafis Perkembangan Era Fashion Dunia Perancangan Buku Visual Grafis Perkembangan Era Fashion Dunia Taranita Mulia Sim 1, Prayanto Widya 2, Adiel Yuwono 3 1 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berkarya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkarya Tuhan, iman, agama, dan kepercayaan pada saat sekarang ini kembali menjadi satu hal yang penting dan menarik untuk diangkat dalam dunia seni rupa, dibandingkan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI 328 Teknologi Gadget (Deny Wicaksono) TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI GADGET TECHNOLOGY AS THE INSPIRATION OF PAINTING CREATION IN THE FINAL ARTWORK ASSIGNMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain Komunikasi Visual (DKV) yang sebelumnya popular dengan sebutan Desain Grafis selalu melibatkan unsur-unsur seni rupa (visual) dan disiplin komunikasi, Semenjak

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard

Lebih terperinci

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA

REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa REPRESENTASI KEINDAHAN ALAM BENDA Nama Mahasiswa : Della Aprilia Lestari Art Nama Pembimbing : Dr. Nuning Y. Damayanti, Dipl. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU SEBAGAI SARANA INFORMASI TENTANG MANFAAT PENCAK SILAT UNTUK ANAK UMUR 6-10 TAHUN. Oleh Irene NRP

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU SEBAGAI SARANA INFORMASI TENTANG MANFAAT PENCAK SILAT UNTUK ANAK UMUR 6-10 TAHUN. Oleh Irene NRP ABSTRAK PERANCANGAN BUKU SEBAGAI SARANA INFORMASI TENTANG MANFAAT PENCAK SILAT UNTUK ANAK UMUR 6-10 TAHUN Oleh Irene NRP 1064082 Laporan tugas akhir ini berjudul Perancangan Buku Sebagai Sarana Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan proses manual di zaman yang serba digital seperti sekarang ini. Kita tidak dapat mengelak,

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR

PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Hilma Sophia Aminudin TH Siregar, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... x. 1.1 Latar belakang...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... x. 1.1 Latar belakang... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... i ii iii v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog

MONOLOG WAJAH. Pendahuluan. Kata Kunci : Drawing, Mimik, Monolog MONOLOG WAJAH Misha Ahmad Azizia Misha Ahmad Azizia Tisna Sanjaya, M.Sn Program Studi Sarjana Seni Rupa Studio Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: mishaahmad@yahoo.com Kata Kunci :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA

PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA PERKEMBANGAN DESAIN ANTARMUKA DALAM FILM BERGENRE FIKSI ILMIAH DAN HUBUNGANN- YA DENGAN DUNIA NYATA Abstrak: Buku ilustrasi tema kesenian Betawi ondel-ondel yang ditujukan untuk anak Sekolah Dasar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Anusapati SENI PATUNG DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA 1* Anusapati Patung dan aspek-aspek utamanya Di dalam ranah seni klasik/tradisi, pengertian

Lebih terperinci

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)

Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Dikenal sebagai seniman perwakilan Indonesia di Venice Biennale 2013, Albert Yonathan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Pada perancangan buku cerita anak ini memiliki konsep yang Beragam yaitu adanya bermacam jenis bentuk, pola, warna, teks mencakup cara penggambaran karakter

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Penentuan Konsep Konsep merupakan dasar utama dalam membuat perancangan desain sebagai acuan pembuatan desain. Untuk itu dalam pembuatan desain Company Profile CV.Hensindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia, salah satunya adalah dengan sistem

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Perwujudan Karya Pengalaman dari para ahli merupakan hal yang sangat berharga untuk dipelajari. Khususnya dalam hal pembuatan karya, pengalaman sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. METODE/TEKNIK PENCIPTAAN 1. Persiapan Dalam hal persiapan ini, penulis mencoba mengamati berbagai teori dan teknik yang didapat untuk membuat karyanya tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai suatu budaya. Seseorang dapat dengan mudah memperoleh sesuatu yang ada dipikirannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artwork Mini Album Hahawal,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artwork Mini Album Hahawal, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini, sebuah rilisan fisik karya musik menjadi populer kembali setelah eksistensinya sempat redup pada beberapa tahun terakhir. Rilisan karya musik seperti

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis Untuk referensi konsep proses perancangan buku ilustrasi pop-up saya jadikan panduan adalah contoh desain Majalah Best Of Superbus (2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BUMANTARA DALAM KENANGAN

BUMANTARA DALAM KENANGAN BUMANTARA DALAM KENANGAN Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Dila Alima Dikdik Sayahdikumullah, Ph.D. Program Studi Sarjana Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: dila.alima@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 box office movies Akhir tayang 1 Star Wars : The Force $933,118,528 18/12 - No. Film Total pendapatan Awal tayang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 box office movies Akhir tayang 1 Star Wars : The Force $933,118,528 18/12 - No. Film Total pendapatan Awal tayang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, science-fiction menjadi salah satu genre yang laku keras di industri perfilman Hollywood. Seperti yang dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman agama, adat, tradisi dan sejarah serta budaya berkesenian yang dalam kehidupan sehari-harinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern membuat arus globalisasi menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga mengikuti arus globalisasi

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Black Metal dikenal sebagai salah satu aliran musik yang mempunyai ciri khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black Metal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya desain Eropa dan Amerika telah lama menjadi kiblat para desainer grafis terutama type foundry di dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dimulai pada masa revolusi

Lebih terperinci

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi.

STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI. 1. Pendahuluan. Kata Kunci: Bermain, Kreativitas, Proses Kreasi. STUDI MEMORI: IDENTITAS DIRI Nama Mahasiswa : Satrio Yudho P. Nama Pembimbing : Oco Santoso, M.Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

TINJAUAN DKV 1. PENDAHULUAN. Taufik Murtono, M.Sn.

TINJAUAN DKV 1. PENDAHULUAN. Taufik Murtono, M.Sn. TINJAUAN DKV 1. PENDAHULUAN Taufik Murtono, M.Sn. Overview Istilah Desain Komunikasi Visual sering disamakan dengan istilah Desain Grafis dan Grafis Komunikasi, walaupun sebenarnya ada sedikit perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki

Lebih terperinci

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti

Lebih terperinci

AKU DAN MASA. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Art Nouveau, Cetak Saring, Lukisan Kaca Cirebon, Masa depan, Tarot

AKU DAN MASA. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Art Nouveau, Cetak Saring, Lukisan Kaca Cirebon, Masa depan, Tarot AKU DAN MASA Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa Fiesta Ramadanti Dr. Tisna Sanjaya, M.Sch Program Studi Sarjana Seni Rupa Email: fiestaramadanti@yahoo.com Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia lima tahun sekali melaksanakan pemilihan umum baik itu Legislatif maupun Presiden, pada tanggal 9 April 2014 yang lalu telah dilaksanakan Pemilihan Umum Legislatif

Lebih terperinci

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page LAMPIRAN Program Studi dan Kurikulum Modern School of Design Kurikulumnya terbagi menjadi 30% teori (mata kuliah umum dan teori - teori penunjang perancangan) dan 70% praktek, yaitu terdiri dari; 1. Mata

Lebih terperinci

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU Indriwati 1 ABSTRAK Masalahan pokok dalam artikel ini adalah kreativitas anak yang belum berkembang sesuai harapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses keadaan berada atau berlangsung. Manusia modern menganggap waktu adalah hal yang berharga, setiap aktifitas

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni grafis tradisional ditengah arus kemajuan dibidang percetakan. Cetak tradisional mampu mempertahankan eksistensinya di masyarakat, karena sebuah karya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan budaya yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Seni dan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

AV ANTGARDE MCMLIII. Science Lab Project Guidebook

AV ANTGARDE MCMLIII. Science Lab Project Guidebook AV ANTGARDE MCMLIII Science Lab Project Guidebook Insight Challenge : Science Lab Project Insight Challenge : Science Lab Project adalah sebuah kompetisi yang diadakan oleh ITB INSIGHT 2017 dengan tujuan

Lebih terperinci

Model dan Pemodelan. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi

Model dan Pemodelan. Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Model dan Pemodelan Teori dan Pemodelan Sistem TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Pasca UTS Konsep model dan pemodelan Definisi dan terminologi Kegunaan Prinsip pengembangan model Klasifikasi model Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Norma kesusilaan dalam kehidupan sosial saat ini, ada banyak hal yang tidak dapat dituangkan secara langsung melalui tindakan maupun perkataan jika dihadapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian interpretif dengan pendekatan kualitatif. Paradigma merupakan sebuah konstruksi manusia yaitu gagasan

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan Buku sumber bahan ajar adalah sarana untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran. Buku sumber bahan ajar dapat berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGENAI ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT UNTUK ANAK-ANAK. Oleh Devi Avianti Firmansyah NRP

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGENAI ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT UNTUK ANAK-ANAK. Oleh Devi Avianti Firmansyah NRP ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF MENGENAI ALAT MUSIK TRADISIONAL JAWA BARAT UNTUK ANAK-ANAK Oleh Devi Avianti Firmansyah NRP 1364101 Indonesia kaya akan keseniannya, salah satunya adalah alat musik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Pengembangan dan penelitian adalah hal yang terus bergulir di segala aspek terutama pada aspek-aspek yang krusial dalam pembentukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

CONTOH BAB I PENDAHULUAN

CONTOH BAB I PENDAHULUAN CONTOH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi yang meningkat, industri buku di Indonesia juga ikut berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat terlihat dari laporan IKAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tentu ingin peristiwa sejarah kerajaan dalam negerinya dapat dikenal oleh masyarakat luar. Tetapi hal seperti ini sangat sulit untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. diproduksi dalam format elektronik biasa disebut dengan e-book.

BAB 4 KONSEP DESAIN. diproduksi dalam format elektronik biasa disebut dengan e-book. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori Buku Buku adalah sebuah tulisan yang dituangkan di atas media seperti lembaran kertas, perkamen, atau variasi media lainnya, yang diikat sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wellek and Warren (1963:22) mengatakan bahwa literature seems best

BAB I PENDAHULUAN. Wellek and Warren (1963:22) mengatakan bahwa literature seems best BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di dalam kehidupan ada banyak realitas yang dialami oleh setiap manusia yang dapat mempengaruhi sifat dan sikap manusia itu sendiri. Setiap peristiwaperistiwa akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 23 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Superman adalah tokoh fiksi karakter superhero yang paling terkenal dan sangat berpengaruh di dunia dari salah satu penerbit komik asal Amerika Serikat yakni

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual T E M A dalam FOTOGRAFI b@yu widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain TEMA Adalah panduan utama di dalam menentukan obyek dan cara selanjutnya di dalam bidang apapun TEMA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1 Konsep Tema Perancangan Pada perancangan Desain Label Kemasan Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Susu Kacang Kedelai Milky Soya akan dirancang

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO

FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO 38 PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR FOTOGRAFI MODEL SEBAGAI BAGIAN PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN MODEL STUDIO MODEL SOLO Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat dalam Meraih

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Masa kecil perupa hingga dewasa banyak terinspirasi oleh informasi yang di dapat dari seniman dengan karya instalasi, membaca biografi, cerita fiksi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra 38 BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian Dalam kerja praktek ini, penulis berusaha menemukan permasalahan yang ada dan mempelajari serta menganalisis permasalahan yang ada PT. Suara Mitra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, bentuk materi maupun non-materi mengalami sebuah siklus perubahan yang natural terjadi dalam segala aspek kehidupan yang mencakup mulai dari

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI Modul ke: 14Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Pengantar: Muslim dan Fenomena Globalisasi Era globalisasi ditandai dengan kemajuan

Lebih terperinci

Minggu 3 Landasan Teori sebagai pijakan Meneliti dan Merancang

Minggu 3 Landasan Teori sebagai pijakan Meneliti dan Merancang Minggu 3 Landasan Teori sebagai pijakan Meneliti dan Merancang Sumber : Buku Metodologi Penelitian Visual Dr. Didit Widiatmoko, Drs. MSn. Landasan Teori sebagai pijakan Meneliti Landasan teori ini penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebelum kita terjun ke lapangan untuk melakukan suatu penelitian, kita harus mempersiapkan metode atau cara apa yang akan kita lakukan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Kegemaran penulis pada desain khususnya ilustrasi secara digital, menjadikan semangat untuk terus berkarya. Proses pengolahan gambar pada media komputer dan

Lebih terperinci

ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN

ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN Oleh Clarissa Shephina NRP 0964216 Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman

Lebih terperinci

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN

PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Emiria Larasati Drs. Adhi Nugraha, MA, Ph.D Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. PERWUJUDAN KARYA Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus dipersiapkan beberapa hal. Poster film tentunya membutuhkan sebuah cerita

Lebih terperinci