Jadual Peserta Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Satker dan Wilayah Semester II Tahun 2011 Kementerian Pertanian (per Wilayah Provinsi Lampung)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jadual Peserta Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Satker dan Wilayah Semester II Tahun 2011 Kementerian Pertanian (per Wilayah Provinsi Lampung)"

Transkripsi

1

2 Lampiran. Jadual Peserta Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Satker dan Wilayah Semester II Tahun 2011 Kementerian Pertanian (per Wilayah Provinsi Lampung) Peserta Workshop Tahap I, tanggal Januari Kabupaten Lampung Selatan 2. Kabupaten Tanggamus 3. Kabupaten Tulang Bawang 4. Kabupaten Tulang Bawang Barat 5. Kabupaten Mesuji 6. Kabupaten Way Kanan 7. Kabupaten Lampung Utara 8. Kabupaten Lampung Barat 9. Kabupaten Lampung Timur Peserta Workshop Tahap II, tanggal Januari Provinsi Lampung 2. Kota Bandar Lampung 3. Kabupaten Pesawaran 4. Kabupaten Pringsewu 5. Kabupaten Lampung Tengah 6. Kota Metro

3 BIODATA PESERTA 1. Nama :.. 2. NIP :.. 3. Tempat/tanggal lahir :.. 4. Instansi/ Satker :.. 5. Kode Satker :.. 6. Jabatan : Operator SAK / SIMAK BMN (pilih salah satu) 7. Alamat kantor :.. 8. Nomor telp kantor :.. Fax .. :.. 9. Alamat rumah : Nomor telp rumah/hp : Pendidikan :..

4 DAFTAR SATKER UAPPA/B-W LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN PROVINSI LAMPUNG (018) TAHUN ANGGARAN 2011 N0 Urut Kode Satker Jenis Kwnngn Eselon Nama Satker I. LINGKUP KOTA BANDAR LAMPUNG: KD 09 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung KD 06 Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Bandar Lampung KD 12 Balai Karantina Kelas I Panjang Bandar Lampung KD 10 Balai Pelatihan Pertanian Lampung DK 03 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH Prov.Lampung DK 04 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH Prov Lampuntg DK 03 Balai Proteksi TPH Prov Lampung DK 04 Balai Proteksi TPH Prov Lampung DK 03 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov.Lampung DK 04 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Lampung DK 07 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Lampung DK 08 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Lampung TP 03 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Lampung TP 07 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan holtiokultuira Prov Lampung DK 06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Lampung DK 07 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Lampung DK 08 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Lampung TP 06 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Lampuhng TP 07 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov Lampung DK 05 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung DK 07 Dinas Perklebunan Provinsi Lampung DK 08 Dinas Perkebunan Provuinsi Lampung TP 05 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung TP 07 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung DK 10 Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Prov Lampung

5 DK 11 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung TP 11 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung TP 08 Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandar Lampung II. LINGKUP KABUPATEN LAMPUNG SELATAN : TP 03 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Selatan TP 04 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan holtikultura Kab.Lampung Selatan TP 08 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Selatan TP 08 Dinas Peternakan Kab.Lampung Selatan TP 08 Dinas Perkebunana Kab.Lampung Selatan TP 11 Badan Ketahanan Pangan Kab.Lampung Selatan III. LINGKUP KABUPATEN PESAWARAN : TP 03 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.Pesawaran TP 08 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.Pesawaran TP 05 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab.Pesawaran TP 08 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab.Pesawaran IV. LINGKUP KABUPATEN PRINGSEWU : TP 03 Dinas Pertanian,Perkebunan, dan Kehutananan Kab.Pringsewu TP 04 Dinas Pertanian,Perkebunan, dan Kehutananan Kab.Pringsewu TP 05 Dinas Pertanian,Perkebunan, dan Kehutananan Kab.Pringsewu TP 06 Dinas Pertanian,Perkebunan, dan Kehutananan Kab.Pringsewu TP 08 Dinas Pertanian,Perkebunan, dan Kehutanan Kab.Pringsewu TP 08 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Pringsewu TP 08 Dinas Peternakan Kabupaten Pringsewu V. LINGKUP KABUPATEN TANGGAMUS : TP 03 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Tanggamus TP 04 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Tanggamus TP 08 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Tanggamus TP 05 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Tanggamus

6 TP 08 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Tanggamus TP 06 Dinas Pertanian Kab.Tanggamus TP 08 Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus TP 08 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab.Tanggamus TP 11 Badan Ketahanan Pangan Kab.Tanggamus VI. LINGKUP KABUPATEN LAMPUNG TENGAH : TP 03 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Tengah TP 04 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Tengah TP 08 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Tengah TP 08 Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.Lampung Tengah TP 11 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kab Lampung Tengah VII. LINGKUP KABUPATEN METRO : TP 03 Dinas Pertanian Kota Metro TP 08 Dinas Pertanian Kota Metro TP 08 Dinas Peternakan Kota Metro VIII. LINGKUP KABUPATEN TULANG BAWANG : TP 03 Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kab.Tulang Bawang TP 08 Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kab.Tulang Bawang TP 05 Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang TP 08 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab.Tulang Bawang IX. LINGKUP KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT : TP 03 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Tulang Bawang Barat TP 08 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Tulang Bawang Barat TP 08 Dinas Peternakan Kabupaten Tulang Bawang Barat X. LINGKUP KABUPATEN MESUJI : TP 03 Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Mesuji TP 08 Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Mesuji

7 XI. LINGKUP KABUPATEN WAY KANAN : TP 03 Dinas Pertanian, Peternakan & Perikanan Kab.Way Kanan TP 08 Dinas Pertanian, Peternakan & Perikanan Kab.Way Kanan TP 05 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Way Kanan TP 08 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Way Kanan XII. LINGKUP KABUPATEN LAMPUNG UTARA : TP 03 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Lampung Utara TP 08 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Lampung Utara TP 05 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Lampung Utara TP 08 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Lampung Utara TP 08 Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kab.Lampung Utara TP 11 Badan Ketahanan Pangan Kab.Lampung Uatara XIII. LINGKUP KABUPATEN LAMPUNG BARAT : TP 03 Dinas Pertanian Kab.Lampung Barat TP 04 Dinas Pertanian Kab.Lampung Barat TP 08 Dinas Pertanian Kab.Lampung Barat TP 05 Dinas Perkebunan Kab.Lampung Barat TP 08 Dinas Perkebunan Kab.Lampung Barat TP 08 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab.Lampung Barat TP 11 Badan Ketahanan Pangan Kab.Lampung Barat XIV. LINGKUP KABUPATEN LAMPUNG TIMUR : TP 03 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Timur TP 04 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab.Lampung Timur TP 05 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab.Lampung Timur TP 08 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab.Lampung Timur TP 08 Dinas Pertanian Kab.Lampung Timur TP 08 Dinas Peternakan Kab.Lampung Timur TP 11 Badan Ketahanan Pangan Kab.Lampung Timur JUMLAH SELURUHNYA 95 SATKER

8

9

Daftar Satker UAPPA-B/W Lingkup Satker Kementerian Pertanian Provinsi Lampung Tahun 2012

Daftar Satker UAPPA-B/W Lingkup Satker Kementerian Pertanian Provinsi Lampung Tahun 2012 Daftar Satker UAPPA-B/W Lingkup Satker Kementerian Pertanian Provinsi Lampung Tahun 2012 No. Uraian Jenis Kewenangan I 1 Kode Eselon Kode Satker Lingkup Provinsi Lampung/kota Bandar Lampung Lampung DK

Lebih terperinci

Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran

Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran Perkembangan harga Pangan Tingkat Pedagang Eceran minggu 1 bulan Juni tahun 214 Ayam 1 5 125 8 9 72 2 25 12 35 195 11 75 127 2 52 1 86 1 8 193 16 15 28 2 1 84 13 3 5 11 85 9 8 11 1 12 35 16 1 75 12 4 42

Lebih terperinci

Nomor : UND- 040 /WPB.017/KP.08/ Agustus 2016 Sifat : Sangat Segera Hal : Bimbingan Teknis Pengisian PPNPN

Nomor : UND- 040 /WPB.017/KP.08/ Agustus 2016 Sifat : Sangat Segera Hal : Bimbingan Teknis Pengisian PPNPN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI LAMPUNG KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDAR LAMPUNG JALAN JENDERAL GATOT SOEBROTO, NO. 91, BANDAR

Lebih terperinci

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Laporan tidak lengkap atau jarang sekali 100 persen lengkap.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu memantapkan swasembada pangan

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR G/ fjll.. /III.16/HK/2015

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR G/ fjll.. /III.16/HK/2015 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR G/ fjll.. /III.16/HK/2015 TENTANG PENETAPAN KAWASAN SAPI POTONG, SAPI PERAH, KERBAU, KAMBING, KAMBING PERAH, DAN UNGGAS DI PROVINSI LAMPUNG Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAERAH PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DI PROVINSI LAMPUNG GUBERNUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memegang peranan yang strategis dalam perekonomian nasional. Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk memperbaiki taraf dan mutu hidup serta kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena mayoritas penduduk Indonesia memperoleh pendapatan utamanya dari sektor ini. Sektor pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan ketahanan pangan Nasional pada hakekatnya mempunyai arti strategis bagi pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata,

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 164,302, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167, BELANJA LANGSUNG 33,185,325,000.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 164,302, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167, BELANJA LANGSUNG 33,185,325,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 2.01 URUSAN PILIHAN Pertanian 2.01.02 Dinas Perkebunan KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 16,302,000.00 00 00 1 2 Retribusi Daerah 16,302,000.00

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapangan pekerjaan merupakan wahana yang sangat penting bagi para tenaga kerja untuk mengeksplorasi kemampuan diri dalam bidang tertentu. Fenomena semakin banyaknya jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang. Provinsi lampung yang beribukota di Bandar Lampung memiliki areal dataran seluas 34623,80 Km 2 termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam sektor pertanian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON BPS PROVINSI LAMPUNG No. 11/18/Th.III 2015, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON,

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR ('.-.0. TAHUN 2014

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR ('.-.0. TAHUN 2014 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR ('.-.0. TAHUN 2014 TENTANG ALOKAS1 PEMBAGIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMER1NTAH PROVINSI LAMPUNG DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah daerah kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang memperoleh opini

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah daerah kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang memperoleh opini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Objek penelitian ini adalah laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang memperoleh opini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukan dari banyaknya

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2015 28 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

*Program Padat Karya Tunai Irigasi di Lampung Dilaksanakan di 151 Lokasi*

*Program Padat Karya Tunai Irigasi di Lampung Dilaksanakan di 151 Lokasi* *Rilis PUPR #2* *21 Januari 2018* *SP.BIRKOM/I/2018/032* *Program Padat Karya Tunai Irigasi di Lampung Dilaksanakan di 151 Lokasi* Lampung -- Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G / 150 / II.06 / HK / 2009 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGENDALIAN (TASK FORCE) PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009 GUBERNUR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Nomor 07 Bulan Desember 2014 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN DESEMBER TAHUN 2014 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS MS) merupakan salah satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

Lebih terperinci

ly, 5 November 2014 Sifat Hal Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja (Daftar Terlampir) Dalam Wilayah Kerja KPPN Bandar Lampung

ly, 5 November 2014 Sifat Hal Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja (Daftar Terlampir) Dalam Wilayah Kerja KPPN Bandar Lampung KANTOR WILAYAH PROVINSI BANDAR TELEPON (0721) 262071. 261717 FAKSIMILI (0721) 262287, 259518 HOMEPAGE http://ww.kppnbandarlampung.org Nomor Sifat Hal : Und- 022 /VVPB.08/KP.017/2014 : Segera : Sosialisasi

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : GI 38 ~/I1I.05/HK/2016

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : GI 38 ~/I1I.05/HK/2016 ., GUBERNUR LAMPUNG / KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : GI 38 ~/I1I.05/HK/2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KOTA TERPADU MANDIRI MESUJI KABUPATEN MESUJI, KOTA TERPADU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2016 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ ;)67'1 /III.Ol/HK/2015 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ ;)67'1 /III.Ol/HK/2015 TENTANG GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ ;)67'1 /III.Ol/HK/2015 TENTANG PENETAPAN PEMBERIAN HONORARIUM KEPADA PENYELENGGARA, TUTOR SERTA DANA BANTUAN OPERASIONAL PAKET C KELAS BARU DAN LANJUTAN

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/07/18/Th.X, 1 Juli 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan masalah Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

c. Perda ini mengatur tentang perubahan pada Ketentuan Umum dan Susunan Organisasi.

c. Perda ini mengatur tentang perubahan pada Ketentuan Umum dan Susunan Organisasi. PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH - PERUBAHAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 organisasi di lingkungan Sekretariat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Peranan strategis

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN TANGGAMUS RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN KOTA AGUNG, 15 FEBRUARI 2018 PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG Created by Bidang Pendanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

Tahun Anggaran 2016 TRIWULAN III 387,152, ,930, ,310, ,008, ,058,400,000.00

Tahun Anggaran 2016 TRIWULAN III 387,152, ,930, ,310, ,008, ,058,400,000.00 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Tahun Anggaran 2016 2. 01 Urusan Pilihan Pertanian 2. 01. 01 Dinas Pertanian dan Peternakan 2.

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Drs. Warsito No. 72 Telp , , Fax. (0721) TELUKBETUNG 35215

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Drs. Warsito No. 72 Telp , , Fax. (0721) TELUKBETUNG 35215 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Drs. Warsito No. 72 Telp. 482359, 482640, 485128 Fax. (0721) 482359 TELUKBETUNG 35215 Bandar Lampung, 21 April 2017 Kepada Nomor : 005/850a

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki masa reformasi, penyelenggaraan otonomi daerah semakin dipandang perlu sebagai jawaban terhadap tuntutan penerapan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014

PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014 RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN TIM MANAJEMEN (ROKTM) PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014 WILDA MIKASARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai sektor primer memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga tani.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat

I. PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama suatu negara, tingkat kesejahteraan masyarakat serta merta akan menjadi satu tolak ukur dalam menilai keberhasilan pembangunan.

Lebih terperinci

BPS PROVINSI LAMPUNG

BPS PROVINSI LAMPUNG BPS PROVINSI LAMPUNG No. 13/08/18/Th.II, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 35,23 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 13,34 RIBU TON, DAN

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DALAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING (NTDS) PRODUK HASIL PERTANIAN MUSYAWARAH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Lebih terperinci

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam 1 VI. I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Subsektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu dari sektor pertanian yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN KODE POS 12550 TELEPON

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam hal keuangan maupun pelayanan daerah serta mengelola kekayaan daerah baik dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi negara berkembang seperti Indonesia landasan pembangunan ekonomi negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman pangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan akan pangan, sehingga kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu merupakan hak asasi yang

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ :;2 o -} /III.Ol/HK/201S TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ :;2 o -} /III.Ol/HK/201S TENTANG GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ :;2 o -} /III.Ol/HK/201S TENTANG PENETAPAN PEMBERIAN HONORARIUM KEPADA PENYELENGGARA. TUTOR SERTA DANA BANTUAN OPERASIONAL PAKET B KELAS BARU DAN LANJUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-018.02-0/2015 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/ Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat

Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/ Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat Nomor : 638/SM.510/J.3.7/08/2014 4 Agustus 2014 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Permintaan Calon Peserta Diklat Yang terhormat, ( Terlampir ) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Pertanian di Indonesia terus berkembang seiring dengan bertambahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 01 Meningkatnya Pelaksanaan 01 Persentase Pencapaian Sistem Akuntabilitas Kegiatan Kementerian Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. 12 Bulan Rp ,00 APBD ( ) awal: akhir:

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. 12 Bulan Rp ,00 APBD ( ) awal: akhir: RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I : TAHUN ANGGARAN : 2016 1 DINAS Penyediaan Teknologi Pasca Panen Peternakan (14) 12 Bulan Rp. 369.100.000,00 APBD (2.01.01.78.10.5.2) Merupakan implementasi

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, Juni 2015

RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, Juni 2015 RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, 11-13 Juni 2015 Rapat Regional Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun 2015 merupakan pertemuan strategis

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS DAERAH PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan kajian terhadap hasil Survei Rumah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan kajian terhadap hasil Survei Rumah III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan kajian terhadap hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Tahun 2014 (SPD 2014) yang diselenggarakan

Lebih terperinci

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG

MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG MAKALAH KEBIJAKAN POLICY PAPER PENYUSUNAN INVENTARISASI PLASMA NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK DI PROVINSI LAMPUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INOVASI DAERAH PROVINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG, DESEMBER

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2015 28 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi sekaligus dapat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/01/18/Th.X, 4 Januari 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/02/18/Th.XI, 16 Februari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung Seperti diketahui bahwa Daerah Lampung baru diresmikan menjadi Propinsi sejak tanggal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait. 41 III. METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan taraf kehidupan masyarakat secara umum. Kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada

I. PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN

PENGUKURAN KINERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR CAPAIAN TUJUAN PENGUKURAN KINERJA 2009-2013 DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TARGET Tahun Dasar Realisasi NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA CAPAIAN TUJUAN 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 8

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Komoditas Basis Komoditas basis adalah komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif. Secara komparatif, tingkat keunggulan ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan konsumen di Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok masyarakat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat laten dan

Lebih terperinci

Pada hari ini Kamis tanggal Empatbelas bulan Januari tahun Dua Ribu Enam Belas, bertempat di KOTA METRO, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Pada hari ini Kamis tanggal Empatbelas bulan Januari tahun Dua Ribu Enam Belas, bertempat di KOTA METRO, kami yang bertanda tangan dibawah ini : KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR WILAYAH DJKN LAMPUNG DAN BENGKULU KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG METRO JL. AH Nasution.6 BERITA ACARA REKONSILIASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ J"?!J /B.VI/HK/2015

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ J?!J /B.VI/HK/2015 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ J"?!J /B.VI/HK/2015 TENTANG PENETAPAN PEMENANG LOMBA SEKOLAH SEHAT USAHA KESEHATAN SEKOLAH (LSS - UKS) TINGKAT PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. Menimbang

GUBERNUR LAMPUNG. Menimbang GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBER:NUR LAMPUNG NOMOR 65.a TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI PEMBAGIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (income multiplier) dan pengganda tenaga kerja (employment multiplier).

I. PENDAHULUAN. (income multiplier) dan pengganda tenaga kerja (employment multiplier). 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori ekonomi pembangunan modern memuat pandangan bahwa sektor pertanian sangat potensial untuk menjadi basis pembangunan ekonomi sebuah bangsa. Hal ini dengan syarat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/06/18/Th.X, 1 Juni 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN SEGAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/321/KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI JEJARING KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa keamanan

Lebih terperinci

JADWAL REGISTRASI PIN PPSPM SATUAN KERJA/MITRA KERJA KPPN GORONTALO

JADWAL REGISTRASI PIN PPSPM SATUAN KERJA/MITRA KERJA KPPN GORONTALO MOR Halaman 1 dari 8 RABU, 27 JUNI 2012 1 004 01 KD 890639 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 2 004 02 KD 890640 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 3 005 01 KD 099361 PENGADILAN NEGERI GORONTALO 4

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 0 BAN SM ACEH HASIL ANALISIS DATA AKREDITASI TAHUN 0 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia karena berperan dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari peranan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PE~.JIMMMMlMrelWWd NOMOR 2/1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS Revisi RENCANA STRATEGIS 205 209 BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR Sesuai dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang memuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain

I. PENDAHULUAN. Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tembakau merupakan salah satu komoditas ekspor, produksi tembakau selain dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar juga dihasilkan oleh perkebunanperkebunan

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ IS r /V.21/HK/2017 GUBERNUR LAMPUNG,

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ IS r /V.21/HK/2017 GUBERNUR LAMPUNG, -1 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ IS r /V.21/HK/2017 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA DAN PENDAMPING PEKAN NASIONAL PETANI NELAYAN XV PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang

Lebih terperinci