BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. seharusnya seorang investor membuat keputusan mengenai pemilihan sekuritas,
|
|
- Dewi Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Investasi Investasi dapat di artikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan mengenai pemilihan sekuritas, seberapa ekstensif investasi sebaiknya dilakukan dan kapan investasi seharusnya dilaksanakan (Sharpe, 1997:1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin, ataupun bangunan) maupun aset financial (deposito, saham, ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang dilakukan biasanya pada aset-aset finacial lain yang lebih kompleks seperti warrant, option, future maupun ekuitas internasional. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan kegiatan investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan 16
2 pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Sumber dana untuk melakukan investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain ataupun dari tabungan (Tandelilin, 2010:8). Terdapat dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan yaitu hasil (return) dan risiko (risk) (Rusdin, 2006:68). Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan. Dengan dua unsur tersebut seorang investor dapat memprediksikan saham perusahaan yang dimilikinya. Jika menguntungkan maka investor akan menahan sahamnya dalam waktu yang lama (Darmawan, 2014). Untuk memprediksikan saham perusahaan, investor perlu melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan (Halim, 2005:5), yaitu: 1) Pendekatan Fundamental Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkannya. 2) Pendekatan teknikal Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran 17
3 penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan permintaan Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuam antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal juga di artikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010:26). Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Penawaran maupun penjualan saham kepada masyarakat dilakukan melalui pasar modal, yang jenisnya sesuai dengan jenis sekuritas tersebut diperjual-belikan. Adapun jenis-jenis pasar modal bisa dijabarkan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:28-29): 1) Pasar perdana Pasar perdana terjadi saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya pada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum penawaran di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai perusahaan secara detail (disebut juga prospektus). 18
4 Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada calon investor sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan mengetahui prospek perusahaan dimasa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten. 2) Pasar Sekunder Pasar sekunder merupakan tempat perdagangan atau jual beli sekuritas oleh dan antar investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam pasar perdana. Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar yaitu pasar lelang (auction market) atau pasar negosiasi (negotiated market). Pasar lelang (auction market), pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual melalui perantara broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli maupun penjual. Dengan demikian investor tidak secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan dengan perantara broker. Pasar negosiasi (negotiated market), berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan 19
5 pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Tidak seperti broker pada pasar lelang, dealer di pasar negosiasi mempunyai kepentingan transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang dilakukannya Holding Period Menurut Jones (2000:292) holding period adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh investor untuk berinvestasi dengan sejumlah uang yang mereka keluarkan atau dengan kata lain rata-rata panjangnya waktu investor menahan saham perusahaan selama periode tertentu. Santoso (2008) menyatakan holding period merupakan rata-rata lamanya investor dalam menahan atau memegang saham suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa holding period merupakan lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi dengan sejumlah uang yang bersedia dikeluarkan. Investor dalam berinvestasi selalu mempertimbangkan risiko, oleh karena itu investor selalu memilih risiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Pengurangan risiko dapat dilakukan dengan memilih jenis saham yang berkinerja baik. Selain risiko dan kinerja perusahaan, investor juga perlu memperhatikan transaction cost untuk menentukan lamanya memegang financial asset tersebut. Investor akan menahan atau memiliki aset lebih lama jika aset tersebut memiliki transaction cost yang lebih tinggi (Amihud dan Mendelson, 20
6 1986). Pernyataan tersebut memperkuat hasil penelitian sebelumnya oleh Demsetz (1968) maupun Constantinides (1986) yang menyatakan bahwa meningkatnya transaction cost akan menurunkan volume transaksi. Jika investor menganggap saham perusahaan yang dimilikinya tersebut menguntungkan, maka investor akan cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang lebih lama, dengan harapan harga jual saham tersebut akan meningkat dimasa akan datang. Sebaliknya, investor akan segera melepas saham yang dimiliknya apabila investor menganggap saham tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko yang akan dihadapi oleh investor. Li dan Krzanowski (2000) serta Aftab et al. (2012) menyatakan bahwa rata-rata holding period diukur dengan membagi jumlah saham yang beredar pada saham perusahaan i per akhir tahun t dengan volume perdagangan saham i tahun t. Holding period dihitung dengan rumus: Bid-Ask Spread Menurut Halim (2000:18), bid ask spread merupakan selisih harga tertinggi yang trader bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham tersebut. Dalam transaksi saham, bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut, sedangkan ask menunjukkan harga yang ditawarkan oleh pihak 21
7 yang akan menjual saham tersebut. Suatu transaksi belum terjadi jika terdapat perbedaan antara bid dan ask (Darmadji dan Fakhrudin, 2012). Pada artikel sebelumnya oleh Demsetz (1968) telah meneliti tentang pentingnya biaya transaksi dan terutama bid-ask spread terhadap keputusan investasi. Dengan penelitian tersebut yang menghubungkan antara spread dengan biaya transaksi untuk memprediksi bahwa aset yang memiliki spread yang lebih besar menghasilkan return yang lebih tinggi. Penelitan tersebut juga menyatakan adanya efek clientele dimana investor dengan holding period yang lebih lama memilih asset yang memiliki spread besar. Hasil dari penelitian tersebut yaitu return meningkat seiring dengan holding period dan sebagai konsekuensi asset yang memiliki spread besar menghasilkan return yang lebih besar. Akibatnya investor mengharapkan holding period yang panjang dapat menahan asset yang memiliki spread besar. Kesimpulan tersebut juga berarti bahwa Bid-Ask Spread mempengaruhi frekuensi perdagangan dan menyebabkan investor mengharapkan untuk menahan lebih panjang asset yang memiliki biaya transaksi yang lebih tinggi (Hadi, 2008). Atkins dan Dyl (1997) menyatakan bahwa bid-ask spread merupakan suatu cerminan ukuran biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang timbul akibat adanya transaksi saham. Transaction cost yang besar akan mengurangi keuantungan investor (Brockman dan Chung, 1999). Teori tentang bid-ask spread mengemukakan bahwa pelaku pasar mempersiapkan spread untuk menutup tiga tipe biaya (Maulina,2010) yaitu: 22
8 1) Biaya pemrosesan pesanan (order processing cost). Biaya pemrosesan pesanan meliputi biaya biaya dalam mempertahankan keberadaan dealer secara terus menerus di pasar dan biaya administrasi dari perubahan nama. 2) Biaya pengendalian persediaan (inventory control cost). Biaya pengendalian persediaan terdiri dari biaya opportunity dan risiko harga jual-beli, pencatatan transaksi-transaksi, dan aktivitasaktivitas pembukuan lainnya. 3) Biaya yang timbul akibat menghindari kerugian (adverse selection cost). Biaya untuk menghindari kerugian memberikan kompensasi kepada dealer untuk risiko perdagangan dengan individu-individu yang memiliki informasi lebih baik tentang harga keseimbangan sekuritas Formulasi perhitungan bid-ask spread adalah sebagai berikut (Atkins dan Dyl, 1997): [ ( ) ] Keterangan: Spread it N Ask it Bid it = rata-rata bid-ask spread saham perusahaan i selama tahun t = jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t = harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual saham perusahaan i pada hari t = harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli saham perusahaan i pada hari t 23
9 2.1.5 Market Value Market value menunjukkan ukuran perusahaan atau merupakan nilai sebenarnya dari aktiva perusahaan yang direfleksikan di pasar (Santoso, 2008:121). Menurut Atkins dan Dyl (1997) market value merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku pasar. Sedangkan menurut Horowitz (2000), market value adalah nilai pasar ekuitas pemegang saham yang merupakan pencerminan realitas keadaan ekuitas pemegang saham yang sebenarnya. Semakin besar market value berarti semakin besar ukuran perusahaan tersebut. Market value digunakan untuk mengukur nilai dari perusahaan yang menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat berharga. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu. Disamping itu perusahaan besar diasumsikan lebih dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi daripada perusahaan kecil (Atkins dan Dyl, 1997). Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Pemodal seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu pemodal memperoleh manfaat dari deviden yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu. Secara umum makin baik kinerja suatu perusahaan emiten, makin tinggi laba usaha dan makin besar keuntungan yang dapat dinikmati para pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga saham naik (Rusdin, 2006). Tinggi rendahnya nilai pasar saham (market value) tergantung pada kekuatan tawar menawar di pasar sekunder (Darmawan, 2014). Kebanyakan 24
10 investor menganggap bahwa perusahaan besar memiliki kestabilan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, selain itu di perusahaan besar memiliki analisis keuangan yang kompeten sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan yang lebih akurat yang dapat memperpendek jarak antara pengharapan investor dengan yang sebenarnya terjadi di perusahaan (Peranginangin, 2013). Perhitungan market value ditunjukkan dengan rumus (Atkins dan Dyl, 1997): [ ] Keterangan: MVit = rata-rata market value saham perusahaan i selama tahun t N = jumlah hari transaksi saham perusahaan i selama tahun t Harga saham it = harga penutupan saham perusahaan i pada hari t Saham beredar it = jumlah saham perusahaan i yang beredar selama tahu t Dividend Payout Ratio Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga saham perusahaan pasar modal, sehingga kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh karena itu, dalam hal ini perusahaan dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari harapan akan hasil yang didambakan oleh seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu (Darmawan, 2014). Pemegang saham memiliki kesempatan memperoleh capital gain dan juga memiliki kesempatan memperoleh dividen atas keuntungan perusahaan. Dividend is the distribution of current or accumulated earning to the 25
11 shareholders of corporation pro rata based on the number of shared owned (Black s Law Dictionary dalam Purwaningputri, 2014). Diterjemahkan secara bebas oleh peneliti yaitu distribusi dari keuntungan atau akumulasi keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan berdasarkan atas jumlah saham yang dimiliki. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:159) dividend payout ratio merupakan persentase dari perbandingan dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham. Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki dampak terhadap persepsi pasar. Pemberian dividend yang memadai dapat menjadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan saham yang dimilikinya. Dividend payout ratio dihitung dengan rumus : Risk of Return Dalam berinvestasi, investor selalu mencari expected return yang paling maksimal dengan tingkat risiko tertentu yang dapat diterima. Hal tersebut dijelaskan dalam teori portofolio yang disebut efficient portfolios (Fabozzi dan Modigliani, 1996). Investasi di pasar modal selalu mengandung risiko yaitu berkenaan dengan ketidakpastian mengenai hasil atau return yang akan diperoleh para investor. Risiko dan return merupakan dua hal yang saling berkaitan. Hartono (2009:257) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas pendapatan yang 26
12 diharapkan. Hubungan return dan risiko merupakan hubungan yang searah dan linear. Aset berisiko umumnya memberikan hasil yang lebih tinggi dalam setiap periode (Choi dan Mukherji, 2010). Risiko Saham merupakan tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi terutama akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or lose) yang dicerminkan dari standar deviasi yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi (Darmawan, 2014). Menurut Samsul (2006:289), suatu investasi yang memiliki risiko tinggi seharusnya memberikan return harapan yang tinggi pula. Menurut Anoraga dan Pakarti (2006:78) ada beberapa risiko dalam melakukan investasi yaitu: 1) Risiko Finansial Yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham/obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen/bunga serta pokok investasi. 2) Risiko Pasar Yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubaan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah. 3) Risiko Psikologis Yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham. 27
13 Risk of return merupakan tingkat risiko yang dicerminkan dari standar deviasi return saham (Samsul, 2006). Return saham di formulasikan sebagai berikut: ( ) Keterangan: Return saham it = return saham dari perusahaan i selama tahun T P t = harga saham penutupan hari t P t-1 = harga saham penutupan hari t ): Formula perhitungan risk of return ditunjukkan sebagai berikut (Jones, ( ) Keterangan: Rs it = tingkat risiko dari return perusahaan i selama periode t N = jumlah data x i = return saham perusahaan i = rata-rata return saham (Jones, 2000:139) Earning Per Share Earning per share merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar (Marcellyna, 2012). Earning per share adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap lembar saham yang beredar (Darmadji, 2012: 139). Earnings per share menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. 28
14 Earnings per share atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Earnings per share diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata rata saham biasa yang beredar. Bagi investor informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:365). Jika nilai EPS besar maka hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan perusahaan. Maka dapat dikatakan semakin tinggi nilai EPS tentu saja investor akan semakin lama memegang sahamnya. Formula perhitungan earnings per share ditunjukkan sebagai berikut (Tandelilin, 2010:374):... (6) 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period Bid ask spread merupakan selisih harga tertinggi yang trader bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham tersebut (Darmawan, 2014). Dalam transaksi saham bid price adalah harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga dimana spesialis atau dealer menawar untuk membeli saham-saham, sedangkan ask price adalah harga terendah dimana dealer bersedia untuk menjual atau harga dimana spesialis atau dealer menawar untuk menjual saham-saham 29
15 Bid ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menjual atau menahan saham tersebut (Hadi, 2008). Demsetz (1968) yang menghubungkan antara spread dengan biaya transaksi untuk memprediksi bahwa asset yang memiliki spread yang lebih besar menghasilkan return yang lebih tinggi. Hal yang harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask). Bid-Ask Spread yang merupakan fungsi dari transaction cost diprediksi bahwa aset yang memiliki spread yang lebih besar menghasilkan expected return yang lebih tinggi pula, akibatnya investor menyimpan saham atau holding period yang panjang (Demsetz, 1968). Hasil penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997), Subali Zuhroh (2002), Naes dan Odeegard (2009) serta Hadi (2008), mendapatkan bahwa bid-ask spread mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: H 1 : Bid-ask spread berpengaruh positif siginifikan terhadap holding period Pengaruh Market Value terhadap Holding Period Market value digunakan untuk mengukur nilai dari perusahaan yang menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat berharga. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu (Hadi, 2008). Di samping itu perusahaan besar diasumsikan 30
16 lebih dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi daripada perusahaan kecil (Atkins dan Dyl, 1997). Pemodal jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Pemodal seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu pemodal memperoleh manfaat dari dividen yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu. Secara umum makin baik kinerja suatu perusahaan emiten, makin tinggi laba usaha dan makin besar keuntungan yang dapat dinikmati para pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga saham naik (Hadi, 2008). Market Value adalah variabel yang selalu diperhatikan oleh investor. Menurut Jones (2000), market value merupakan nilai keseluruhan yang terjadi di pasar saham pada periode tertentu. Makin besar nilai pasar suatu perusahaan, maka makin lama pula investor menahan kepemilikan sahamnya karena investor menganggap bahwa perusahaan besar biasanya lebih stabil keuangannya, memiliki risiko yang lebih kecil dan mampu menghasilkan laporan serta informasi keuangan dengan baik. Oleh karena itu market value merupakan variabel yang diperhatikan investor dalam menentukan lamanya holding period (Ratnasari,2014) Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997), Ratnasari (2014), dan Margareta (2014) menyatakan bahwa market value mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding period. H 2 : Market value berpengaruh positif signifikan terhadap holding period. 31
17 2.2.3 Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period Dividend payout ratio adalah persentase dari perbandingan dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2012:159). Menurut pendapat dividend signaling theory menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Pemberian dividend payout ratio yang memadai akan menjadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan saham yang dimilikinya (Basir dan Fakhruddin, 2005: 94). Dengan demikian investor akan cenderung memegang saham yang lebih lama dengan tujuan untuk mendapatkan bagian dividen. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Holding Period pernah dilakukan oleh Nurwani (2012) mendapatkan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap holding period. H 3 : Dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan terhadap holding period Pengaruh Risk of Return terhadap Holding Period Investor selalu mencari expected return yang paling maksimal dengan tingkat risiko tertentu yang dapat diterima. Hal tersebut dijelaskan dalam teori portofolio yang disebut efficient portfolios. Teori portofolio dikemukakan oleh Markowitz dan efficient portfolios sering disebut Markowitz efficient portfolios. (Hartono, 2009:339). 32
18 Menurut Miapuspita et al. (2003), hubungan return dan risiko merupakan hubungan yang searah linear, artinya semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Risiko saham merupakan tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi terutama akibat transaksi saham di pasar bursa (gain or lose) yang dicerminkan dari deviasi standart yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi (Hadi, 2008). Seorang investor yang pencari risiko (risk seeker) akan cenderung menginvestasikan dananya pada saham yang mempunyai variance yang besar. Setelah ia memperoleh keuntungan dari adanya perubahan harga maka ia akan menjual saham tersebut (Arma, 2013). Jadi pada dasarnya hubungan antara risk of return dengan holding period adalah negatif (Atkins dan Dyl 1997). Jika risiko saham itu besar maka periode kepemilikan saham investor akan lebih singkat, begitu pula sebaliknya. Secara teoritis, perkembangan risk of return saham yang tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2008), risk of return mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap holding period. H 4 : Risk of Return berpengaruh negatif signifikan terhadap holding period Pengaruh Earning Per Share terhadap Holding Period Earning per share merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. Earning per share merupakan rasio yang 33
19 menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001:139). Para pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan (Syamsuddin, 2007:66). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja investor akan semakin lama memegang sahamnya. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh EPS terhadap holding period pernah dilakukan oleh Hidayati dan Winarno (2011) yang menghasilkan kesimpulan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap holding period. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Margareta (2014) yang mendapatkan hasil bahwa EPS berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Holding period. H 5 : Earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap holding period. 34
BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan dalam berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. serta Atkins dan Dyl (1997) holding period merupakan rata-rata panjangnya waktu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian holding period saham Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan seorang investor dalam berinvestasi dengan sejumlah uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi investasi pasif yang sering digunakan dalam melakukan investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan keputusan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi dewasa ini menjadi pilihan masyarakat dalam menggunakan kelebihan dananya. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi merupakan komitmen atas sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Holding period adalah lamanya waktu yang diperlukan investor untuk berinvestasi dengan sejumlah uang yang bersedia dikeluarkan. Holding period juga berarti ratarata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lingkungan persaingan global yang disertai dengan dukungan teknologi informasi yang ada saat ini, membuat setiap perusahaan di negara berkembang salah
Lebih terperinciPENGARUH CURRENT RATIO
PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi dan salah satu alternatif untuk melakukan pembiayaan. Pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal
Lebih terperinciNabila. Abdul Halim Ati Retna Sari. (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kanjuruhan, Malang)
Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Analisa Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Biasa Pada Perusahaan Manufaktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada suatu lembaga atau tempat dengan harapan mendapatkan penghasilan dan atau peningkatan hasil (Ali, 2012).
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis
10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1Pengertian pasar modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya
Lebih terperinciPENGARUH BID-ASK SPREAD
PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, RISK OF RETURN, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM BIASA (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DALAM INDEKS LQ-45 PERIODE TAHUN 2009-2011) Dinar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat digunakan oleh investor untuk ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan tempat perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pasar modal dunia termasuk Indonesia melibatkan banyak pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek, broker (perantara perdagangan),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya. Pasar modal merupakan suatu mediator antara pihak yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang
BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Saham Seorang investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sahamsaham yang akan dipilihnya guna memprediksi apakah saham tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan operasional yang dilakukan suatu perusahaan, baik melalui pengembangan usaha maupun perluasan investasi tentunya membutuhkan dana dalam jumlah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional serta menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian
Lebih terperinciANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Hubungan Pasar Uang dan Pasar Modal Pasar uang dan pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market) yang merupakan sarana pengerahkan dana atau tempat mempertemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan penanaman modal oleh investor atau pemilik dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan mendapatkan keuntungan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor atau penanam modal merupakan pihak yang kelebihan dana yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan memiliki keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana alternatif bagi perusahaan untuk menghimpun dana dari investor. Pasar modal memegang peranan penting bagi perusahaan yang bertujuan menjembatani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sejak dahulu, manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara sederhana yang biasanya dilakukan manusia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi investor untuk melakukan kegiatan investasinya. Peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan era globalisasi di Indonesia mengakibatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan era globalisasia ini menjadikan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan manufaktur bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah landasan teori yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return yang optimal yaitu melalui dividen dan capital gain. Selain memberikan return, risiko yang
Lebih terperinciANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM
ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM SILABUS Pengertian Investasi: Definisi Investasi, Tujuan Investasi, Proses Investasi. Pengertian dan Instrumen Pasar Modal: Pasar Perdana, Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negaranegara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih beberapa alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk berbagai jenis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. spread, market value dan variance return terhadap stock holding period
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh bidask spread, market value dan variance return terhadap stock holding period pada saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana. Pasar modal merupakan mediator antara pihak yang kelebihan dana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu tempat untuk terjadinya perpindahan dana dari investor kepada yang membutuhkan dana. Menurut Tandelilin (2010:26-27) terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga diperlukan usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang khususnya dalam bidang ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam perekonomian suatu negara saat ini ditunjang oleh peranan penting pasar modal dimana pasar modal
Lebih terperinci1. Investment research and advise.
BID-ASK SPREAD Mekanisme penghargaan di lantai bursa pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan pasar umumnya. Tetapi jika seseorang ingin membeli atau menjual efek, orang tersebut tidak dapat langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Peran pasar modal dalam era globalisasi semakin penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan perekonomian. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia melangsungkan hidupnya dengan mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini berbenturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum memulai untuk melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. Hal ini bertujuan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Stock split merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan oleh investor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Stock Split 1. Pengertian Stok Split Stock split merupakan salah satu informasi penting yang dibutuhkan oleh investor sebagai suatu aktivitas yang dilakukan para manajer perusahaan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciPENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang berhadapan tetapi yang kepentingannya saling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap hari aktivitas manusia selalu berhubungan dan bergantung pada berbagai jenis jasa, seperti jasa transportasi, telekomunikasi, hiburan, pendidikan, jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat memudahkan suatu perusahaan untuk berinvestasi di pasar modal, sebagaimana diketahui pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana maupun pasar sekunder, investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi resiko tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) 2.1.1.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) Ketika suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan
Lebih terperinciANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO
ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di
Lebih terperinci