KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR:131.1/Kpts./OT/I/4/201423/Kpts/KP.460/I/1/2014 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR:131.1/Kpts./OT/I/4/201423/Kpts/KP.460/I/1/2014 TENTANG"

Transkripsi

1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR:131.1/Kpts./OT/I/4/201423/Kpts/KP.460/I/1/2014 TENTANG PANDUAN UMUM PROGRAM DETASIR SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas dan profesionalisme SDM lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian diperlukan pembinaan dalam bentuk detasir peneliti, penyuluh, perekayasa, teknisi litkayasa, dan fungsional lainnya; b. Bahwa detasir adalah penugasan dan penempatan sementara SDM fungsional untuk jangka waktu tertentu dalam rangka transfer dan peningkatan ilmu pengetahuan, 1

2 keahlian dan keterampilan SDM Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang Panduan Umum Program Detasir Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pegembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494); 2

3 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5135); 5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 234); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi K yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 141); 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 142); 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan 3

4 Fungsional Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012 (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 235); 9. Keputusan Presiden Nomor 157/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya; 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap; 13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 4

5 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 14. Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor 23/KEP/M.PAN/II/2003 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor KEP/193/M.PAN/11/2004 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa dan angka kreditnya; 15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/128/M.PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya; 16. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 101.2/Kpts/OT.160/I/4/2013 tanggal 1 April 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pembinaan SDM (Pokja SDM) Balitbangtan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Panduan Umum Program Detasir Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian seperti tercantum pada lampiran Keputusan ini. 5

6 KEDUA : Para tenaga SDM fungsional Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang ditugaskan atau ditempatkan di suatu wilayah tertentu melalui program detasir Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian wajib mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Panduan Umum ini. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta, Pada tanggal 21 April 2014 KEPALA BADAN, HARYONO NIP Salinan Keputusan ini disampaikan Yth.: 1. Menteri Pertanian; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 4. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; 6

7 5. Kepala Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, BPTP, Loka Penelitian dan Loka Pengkajian lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 6. Pokja Pembinaan SDM Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 7

8 PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka dan terpercaya dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri berkelanjutan, maka upaya untuk meningkatkan peran serta atau kontribusi Balitbangtan dalam pembangunan pertanian nasional perlu terus ditingkatkan. Sistem penelitian pertanian yang efektif membutuhkan sumber daya yang berkualitas, baik sumber daya manusia (SDM), sarana-prasarana dan sistem manajemen penelitian. Pengembangan SDM Balitbangtan sebagai investasi jangka panjang bagi pembangunan nasional berkaitan erat dengan UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN ), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabinet Indonesia Bersatu dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Arah dan kebijakan tersebut diharapkan dapat lebih mempertajam keahlian SDM yang harus dikembangkan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan daya saing, kemandirian dan kesejahteraan bangsa. Sebagaimana telah dijabarkan dalam RPJM, prioritas Pemerintah Indonesia dalam bidang Iptek saat ini adalah penguatan Sistem Inovasi Nasional yang juga menjadi Program Kementerian Pertanian. Pemerintah menyadari pentingnya penguatan kualitas, penguasaan dan pemanfaatan Iptek untuk mendukung cita-cita bangsa guna meningkatkan keunggulan kompetitif menuju bangsa yang perekonomiannya berbasis penelitian dan ilmu pengetahuan. Hasil invensi dan inovasi merupakan indikator utama yang menentukan kualitas suatu lembaga penelitian. Untuk mencapai indikator tersebut, diperlukan SDM yang profesional, ahli di bidangnya dan memiliki integritas tinggi. SDM dimaksud pada kenyataannya 8

9 semakin terbatas dan belum tersebar secara proporsional di setiap unit kerja (UK) dan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Balitbangtan. SDM yang pensiun terutama para peneliti ahli dan berpengalaman kurang diimbangi dengan penerimaan pegawai baru. Sementara itu, tantangan pembangunan pertanian yang semakin berat dan kompleks, baik secara inheren dan global, biofisik dan sosial ekonomi membutuhkan inovasi pertanian yang semakin komprehensif. Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan Program detasir dalam rangka transfer dan peningkatan ilmu pengetahuan, serta keahlian dan keterampilan SDM fungsional peneliti, penyuluh, perekayasa dan fungsional lainnya. Program detasir akan dilembagakan untuk mendorong SDM yang kompeten dan berpengalaman untuk berkontribusi dalam pengembangan SDM pada UK/UPT lingkup Balitbangtan. Mekanisme program detasir ini antara lain: 1) Penugasan SDM fungsional junior di berbagai lembaga yang berkompeten dan/atau program tematik dalam kegiatan magang, 2) Penugasan SDM fungsional senior atau pakar yang berkompeten dalam jangka waktu tertentu ke suatu UK/UPT untuk melakukan mentoring. Agar program detasir dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan suatu panduan pelaksanaan yang memuat pengertian, tujuan, luaran dan sasaran serta ruang lingkup dan mekanisme pelaksanaan. Pengertian dan Definisi 1. Detasir adalah program penugasan dan penempatan tenaga SDM fungsional dalam jangka waktu tertentu dalam rangka transfer dan peningkatan ilmu pengetahuan, serta keahlian dan keterampilan peneliti, penyuluh, perekayasa dan fungsional lainnya. Detasir dilakukan dalam rangka pembinaan SDM dan kelembagaan lingkup Balitbangtan, yang mencakup magang dan mentoring. 2. Magang adalah penugasan fungsional junior (disebut Pemagang) untuk bekerja, berlatih dan menimba ilmu dengan 9

10 mengikuti kegiatan penelitian dan pengembangan secara terencana di suatu lembaga yang kompeten. 3. Pemagang adalah SDM fungsional junior yang ditugaskan berdasarkan persyaratan dan kriteria tertentu serta kebutuhan untuk melakukan kegiatan magang. 4. Mentoring adalah penugasan tenaga fungsional senior (Mentor) untuk membina, dan bekerja bersama tenaga fungsional junior yang berada di lembaga yang membina atau di lembaga yang dibina. 5. Mentor adalah SDM fungsional senior dan/atau pakar yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan tertentu untuk melakukan pembinaan dan pengembangan di suatu UK/UPT. 6. Pakar adalah SDM yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pembinaan dalam bidang tertentu yang diperlukan dalam rangka pengembangan SDM lingkup Balitbangtan. 7. UK/UPT adalah unit kerja dan/atau unit pelaksana teknis pada lingkup Balitbangtan. 8. UK/UPT yang membina adalah UK/UPT yang memiliki mentor dan fasilitas yang memadai. 9. UK/UPT yang dibina adalah UK/UPT yang menjadi tempat penugasan Mentor untuk peningkatan kapasitas SDM, program dan kelembagaan. 10. Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP) adalah suatu kegiatan dan/atau unit percontohan yang mengimplementasikan program korporasi berskala pengembangan, berwawasan agribisnis dengan luasan tertentu, bersifat holistik dan komprehenesif, ajang pengkajian untuk perbaikan teknologi, sekaligus percontohan dalam rangka promosi dan diseminasi inovasi teknologi kepada petani/pengguna dengan dukungan perekayasaan kelembagaan. 10

11 Tujuan Tujuan, Luaran, dan Sasaran 1. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM fungsional dalam penyelenggaraan litkajibangrap, pengembangan diri, karir dan keprofesian, 2. Meningkatan mutu penyelenggaraan litkajibangrap (perencanaan s/d pelaporan, teknis dan manajemen) berbasis science-innovation-networks, dengan sasaran science dan impact recognition, 3. Membangun jaringan kerja sama dan litkajibangrap antar UK/UPT lingkup Balitbangtan atau dengan pihak eksternal lainnya baik secara substantif maupun manajerial. Luaran 1. Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM fungsional dalam penyelenggaraan litkajibangrap, pengembangan diri, karir dan keprofesian, 2. Peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan hasil litkajibangrap berbasis science-innovation-networks, 3. Terbangunnya jaringan kerjasama dan litkajibangrap antar UK/UPT dan atau dengan pihak eksternal baik secara substantif maupun manajerial, 4. Terbangunnya interaksi internal antar SDM fungsional dan antar kelompok fungsional melalui jejaring litkajibangrap yang efektif berbasis keilmuan dan komunikasi. Sasaran 1. SDM fungsional yang kompeten dan profesional dalam penyelenggaraan litkajibangrap berbasis science-innovationnetworks, 11

12 2. Penyelenggaraan litkajibangrap yang berorientasi impact recognition, 3. Pengembangan jaringan kerjasama dan litkajibangrap antar UK/UPT dan pihak eksternal lainnya. Perkiraan Dampak 1. Terwujudnya profesionalisme SDM fungsional dan keseimbangan kapasitas SDM antar UK/UPT, 2. Mantapnya kinerja perencanaan dan pelaksanaan litkajibangrap, 3. Tingginya produktivitas dan mutu serta termanfaatkannya hasil litkajibangrap, 4. Terbangunnya UK/UPT yang terkemuka dan memiliki jaringan kerja litkajibangrap yang solid. 12

13 RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN PROGRAM DETASIR Ruang Lingkup Implementasi program detasir mencakup SDM fungsional peneliti, perekayasa, penyuluh, teknisi litkayasa dan fungsional lainnya. Kegiatan utama program detasir adalah meningkatkan kompetensi, kapasitas dan profesionalisme serta kemampuan manajerial SDM fungsional dalam pelaksanaan litkajibangrap dan/atau tupoksi UK/UPT. Program detasir dikelompokkan berdasarkan bentuk dan sasaran kegiatan, sebagai berikut: Pola A: Magang SDM Fungsional Penugasan SDM fungsional junior dari suatu UK/UPT untuk magang ke suatu UK/UPT dan atau lembaga lain yang relevan dengan bidang peningkatan kapasitas tugas fungsionalnya dengan bimbingan mentor dalam kepakaran terkait. A.1. Magang Peningkatan Profesionalisme Fungsional Tertentu Penugasan tenaga fungsional (peneliti, perekayasa, dan penyuluh) untuk melakukan magang di Laboratorium/Kebun Percobaan/ Kelti pada suatu kegiatan litkajibangrap secara utuh dengan bimbingan mentor hingga menghasilkan karya tulis/invensi/inovasi/prototipe dan keluaran lainnya yang ditetapkan. A.2. Magang Peningkatan Kemampuan Fungsional. Penugasan tenaga fungsional (peneliti, perekayasa, penyuluh, teknisi litkayasa, arsiparis, pustakawan, pranata komputer, stastistisi, analis, dan lain-lain) untuk melakukan magang dengan tujuan peningkatan keterampilan atau kemampuan dalam bidang tertentu. 13

14 Pola B: Mentoring SDM Fungsional Penugasan SDM fungsional untuk membantu, membimbing atau melatih pelaksanaan litkajibangrap dan/atau tupoksi UK/UPT, dalam jangka kurun waktu tertentu : B.1. Mentoring Peningkatan Profesionalisme Fungsional. Penugasan SDM fungsional senior dan pakar untuk memberikan pembinaan, pembimbingan, pelatihan dan pendampingan dalam bidang kepakaran/keahlian dan pengalaman lainnya di suatu UK/UPT. B.2. Mentoring Pembinaan UK/UPT. Penugasan dan/atau penempatan sementara seorang atau berapa orang SDM fungsional senior dan atau pakar di suatu UK/UPT selama jangka waktu tertentu (musim) dalam rangka membantu pengembangan atau peningkatan kompetensi SDM dan/atau mendukung penyelenggaraan litkajibangrap dan/atau tupoksi suatu UK/UPT yang masih memerlukan bantuan pembinaan. Pola C: Detasir SDM Fungsional Terpadu. Pemanfaatan Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP) atau kegiatan tematik tertentu sebagai media untuk memadukan penugasan SDM fungsional senior (mentoring) dan SDM fungsional junior (magang) dalam pengembangan LLIP atau kegiatan tematik tertentu. Pola ini untuk membangun sistem pembimbingan, pendampingan dan pelatihan dalam manajemen lintas bidang kepakaran dan komoditas, serta lintas jabatan fungsional melalui litkajibangrap secara terpadu. 14

15 Pelaksanaan Program Detasir Pola A: Magang SDM Fungsional. Sasaran Kegiatan: 1. Peserta program diharapkan dapat menyelesaikan tupoksi utama fungsional secara lengkap seluruh proses litkajibangrap sesuai dengan jenis fungsionalnya. Sebagai contoh, SDM fungsional peneliti junior, bersama pembimbing mampu melakukan tugas penelitian mulai dari penetapan topik, penyusunan metodologi, pelaksanaan hingga menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk laporan dan karya ilmiah. 2. Bagi fungsional peneliti harus menghasilkan karya tulis ilmiah yang diterbitkan untuk publikasi terakreditasi atau suatu invensi dan inovasi yang siap untuk diajukan untuk mendapatkan HKI. Sedangkan bagi fungsional non peneliti, harus menghasilkan karya unggulan dalam bidang tupoksi fungsionalnya. 3. Program detasir ini mampu membangun budaya jejaring kerja antar tenaga fungsional di dalam dan luar UK/UPT serta komunikasi yang lebih intensif antara senior dan junior guna mendorong mengembangkan karir dan alih kemampuan. Persyaratan: 1. Pemagang dalam program ini adalah SDM fungsional yang belum maupun telah menduduki jabatan fungsional Peneliti Pertama dan Peneliti Muda atau jenjang yang setingkat untuk fungsional lainnya, dan/atau sesuai kebutuhan UK/UPT. 2. Mentor yang ditetapkan sudah mencapai Profesor Riset atau Peneliti Utama atau jenjang tertinggi untuk fungsional lainnya, dan atau pakar pada bidang keahlian dan kasus tertentu. 3. UK/UPT tempat pemagangan memiliki fasilitas yang layak dan dapat mendukung pelaksanaan tugas fungsional secara penuh selama tugas pemagangan. 15

16 Pola B: Mentoring SDM Fungsional Sasaran Kegiatan: 1. Pelaksanaan mentoring mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM fungsional junior dalam proses perencanaan, pelaksanaan, analisis data, pelaporan dan penulisan karya ilmiah serta implementasi dari program kegiatan fungsionalnya. 2. Pelaksanaan mentoring mampu meningkatkan kinerja UK/UPT dan jaringan kerjasama dan litkajibangrap dalam aspek manajemen dan pelaksanaan. 3. Pelaksanaan mentoring mampu menumbuhkan motivasi, interaksi dan rasa kebersamaan yang tinggi dalam bertukar ilmu pengetahuan, dan memupuk integritas, kreativitas, dan sinergi antar SDM fungsional, 4. Pelaksanaan mentoring diharapkan mampu memberikan saran masukan kepada pimpinan UK/UPT dalam membangun sistem dan strategi pengelolaan litkajibangrap serta jejaring internal dan eksternal. Persyaratan: 1. Mentor memiliki jenjang fungsional tertinggi dari suatu jabatan fungsional, pengalaman dalam manajemen lembaga penelitian, dan atau kepakaran untuk bidang keahlian tertentu, 2. Mentor bersedia ditugaskan di UK/UPT selama kurun waktu tertentu secara penuh berdasarkan jadwal kegiatan dan keluaran yang diharapkan, 3. UK/UPT binaan harus melaksanakan ketentuan program mentoring dan menugaskan para SDM yang relevan untuk mengikuti kegiatan secara intensif agar dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya selama kehadiran tenaga mentor di UK/UPT yang bersangkutan. 16

17 Pola C: Detasir SDM Fungsional Terpadu. Sasaran Kegiatan: 1. Pemanfaatan LLIP sebagai area pengembangan teknologi terpadu dan sebagai area belajar, mengajar, bimbingan, dan latihan serta interaksi antara mentor dan pemagang. 2. Pembinaan secara utuh dan terpadu mencakup kegiatan penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan teknologi dan inovasi di LLIP; 3. Peningkatan kemampuan manajerial dalam kegiatan dan jejaring kerjasama lintas bidang kepakaran, komoditas dalam sistem litkajibangrap di LLIP. Persyaratan: 1. Peserta dalam program detasir terpadu ini, bersifat terbuka untuk seluruh SDM fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dan penugasan; 2. SDM fungsional yang dapat ditugaskan sebagai mentor adalah yang memiliki jenjang fungsional tertinggi dari suatu jabatan fungsional, pengalaman dalam litkajibangrap, dan atau kepakaran untuk bidang keahlian tertentu; 3. SDM fungsional yang dibina (pemagang) adalah SDM fungsional yang belum maupun telah menduduki jabatan fungsional Peneliti Pertama dan Peneliti Muda atau jenjang yang setingkat untuk fungsional lainnya yang ditugaskan dalam pelaksanaan kegiatan LLIP. 17

18 OPERASIONALISASI KEGIATAN Struktur Organisasi Organisasi pengelolaan program detasir Balitbangtan terdiri atas: 1. Pengarah, 2. Pembina, 3. Pengelola Program Detasir a. Tim Evaluator UK/UPT b. Tim Evaluator Mentor dan Pemagang c. Tim Pelaksana Struktur dan susunan organisasi seperti tersaji dalam lampiran 1 (LAMPIRAN SK) Prosedur Pelaksanaan a. Analisis Kebutuhan Umum oleh Tim Evaluator UK/UPT i. Pemetaan bidang permasalahan dan kapasitas SDM fungsional dari setiap UK/UPT, penanggung jawab LLIP dan program tematik berdasarkan formulir isian; ii. Seleksi UK/UPT yang perlu mendapat pembinaan; iii. Seleksi UK/UPT yang akan menjadi pembina; iv. Seleksi LLIP dan program tematik yang siap dijadikan tempat detasir terpadu; b. Kriteria dan Penentuan Mentor dan Pemagang oleh Tim Evaluator SDM i. UK/UPT mengajukan usulan mentor dan pemagang sesuai kebutuhan berdasarkan formulir isian; ii. UK/UPT dapat mengajukan sebagai pembina dengan menawarkan mentor dan fasilitas yang dimiliki; 18

19 iii. SDM fungsional senior dan atau pakar diseleksi untuk menjadi mentor berdasarkan usulan UK/UPT maupun usulan langsung individu; iv. Seleksi pemagang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan; c. Penetapan Pelaksanaan Mentoring dan Pemagangan oleh Pengelola Program Detasir i. Pengelola program detasir mengusulkan UK/UPT yang akan dibina dengan para mentornya, ii. Pengelola program detasir mengusulkan pemagang, mentor dan UK/UPT yang membina, iii. Pengelola program detasir mengusulkan LLIP dan atau program tematik yang perlu dijadikan pola detasir terpadu serta menseleksi mentor dan pemagang yang terlibat dalam LLIP, iv. Hasil seleksi pengelola program detasir untuk para mentor, pemagang dan UK/UPT diusulkan untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Balitbangtan; d. Penetapan Pelaksanaan Tugas i. Mentor, Pemagang dan UK/UPT serta tempat detasir ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Balitbangtan; ii. Mentor, Pemagang dan Tenaga Berbantuan menandatangani pernyataan kesediaan menaati tata tertib pelaksanaan detasir dengan disetujui oleh Kepala UK/UPT tempat yang bersangkutan bekerja iii. Mentor, Pemagang dan Tenaga Berbantuan dibiayai sepenuhnya oleh DIPA Balitbangtan berdasarkan ketentuan yang berlaku 19

20 Jangka Waktu Penugasan Jangka waktu pelaksanaan tugas tenaga detasir ini dapat ditetapkan atas jenis kegiatannya, yaitu : (a) magang dapat dilaksanakan maksimum 1 (satu) tahun yang dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan; (b) mentoring dapat dilaksanakan selama 7-14 hari untuk satu kali kunjungan dan dapat dilakukan beberapa kali kunjungan dalam setahun sesuai kebutuhan; dan (c) pelaksanaan kegiatan detasir terpadu disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan kegiatan LLIP dan kegiatan spesifik lainnya. 20

21 PEMBIAYAAN DAN FASILITAS Pembiayaan kegiatan detasir dibebankan pada DIPA Balitbangtan. Besarnya biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan kepada institusi yang menjadi tempat pelaksanaan detasir diharapkan dapat memfasilitasi selama kegiatan berlangsung. PENUTUP Detasir merupakan langkah terobosan untuk membangun keseimbangan kapasitas SDM fungsional dan peningkatan kinerja UK/UPT lingkup Balitbangtan melalui peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para tenaga fungsional antar UK/UPT lingkup Balitbangtan. Kegiatan ini juga akan dapat membangun profesionalisme fungsional, jejaring antar fungsional dan lintas fungsional, serta mendorong hasil-hasil penelitian untuk ditumbuhkan menjadi inovasi-inovasi unggulan Balitbangtan. PUSTAKA Badan Litbang Pertanian Rumusan Sementara Temu Koordinasi Peneliti, Perekayasa, Penyuluh dan Pustakawanlingkup Badan Litbang Pertanian (Regional Bandung) 1-3 Maret Badan Litbang Pertanian. Ditjen Dikti Pedoman Program Mobilisasi Dosen Pakar/Ahli (d.h. Detasering). Direktorat. Jendral Pendidikan Tinggi, tahun Dewan Riset Nasional 2006 Agenda Riset Nasional , 227p. Kementerian Riset dan Technologi. Surjadjaja, C Indonesia s Prosperity through Science and Technology. In. Innovative Indonesia: Facing the Challenges of the Twnty First Century Indonesia Academy of Sciences. 21

22 Form A1 Magang Peningkatan Profesionalisme Fungsional Tertentu Peneliti/Perekayasa/Penyuluh (pilih salah satu) Uraian/Deskripsi 1. Identitas Pemagang a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Masa Kerja (Tahun) d. Jabatan Fungsional Isian/Respon 2. Deskripsi Kepakaran a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Peneliti/Perekayasa/Penyulu h c. Spesialisasi d. Topik khusus e. Bidang keahlian yang akan ditingkatkan 3. Media Magang (Sebutkan secara rinci) a. Laboratorium b. Kebun Percobaan c. Kelompok Peneliti 22

23 Uraian/Deskripsi d. Lainnya Isian/Respon 4. Jangka Waktu Magang (Bulan-Minggu) Uraian/Deskripsi Isian/Respon 5. Pilihan Lokasi Magang a. UK/UPT Balitbangtan (sebutkan) b. UK/UPT di luar Balitbangtan (sebutkan) c. Alasan Pemilihan lokasi tersebut 6. Pilihan Mentor a. Nama b. Bidang Kepakaran c. Jabatan Fungsional d. Lembaga (UK/UPT) e. Alasan Pemilihan Mentor tersebut (sebutkan) 7. Sasaran/Target (Jelaskan secara spesifik) a. Karya tulis b. Invensi c. Inovasi d. Prototipe e. Lainnya 23

24 Uraian/Deskripsi 8. Tanggapan dan Rekomendasi Kepala UK/UPT a. Kualifikasi Pemagang b. Harapan UK/UPT terhadap pemagang c. Peluang keberhasilan pemagang 9. Legalisasi (tanda tangan/ nama jelas) a. Pemagang b. Kepala UK/UPT Isian/Respon 24

25 Form A2 Magang Peningkatan Kemampuan Fungsional Peneliti, perekayasa, penyuluh, teknisi litkayasa, arsiparis, pustakawan, pranata komputer, stastistisi, analis, dan lain-lain Uraian/Deskripsi 1. Identitas Pemagang a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Masa Kerja (Tahun) d. Jabatan Fungsional Isian/Respon 2. Deskripsi Kepakaran a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Fungsional c. Spesialisasi d. Topik khusus e. Bidang keterampilan yang perlu ditingkatkan 3. Media Magang (Sebutkan secara rinci) a. Laboratorium b. Kebun Percobaan c. Kelompok Peneliti d. Perpustakaan e. Lab. Komputer f. Lainnya (sebutkan) 4. Jangka Waktu Magang (Bulan-Minggu) 5. Pilihan Lokasi Magang 25

26 Uraian/Deskripsi a. UK/UPT Balitbangtan (sebutkan) b. UK/UPT di luar Balitbangtan (sebutkan) c. Alasan Pemilihan lokasi tersebut Isian/Respon 6. Pilihan Mentor a. Nama b. Bidang Kepakaran c. Jabatan Fungsional d. Lembaga (UK/UPT) e. Alasan Pemilihan Mentor tersebut (sebutkan) 7. Sasaran/Target (Jelaskan secara spesifik) a. Keterampilan tertentu b. Kemampuan tertentu c. Lainnya (sebutkan) 8. Tanggapan dan Rekomendasi Kepala UK/UPT a. Kualifikasi Pemagang b. Harapan UK/UPT terhadap pemagang c. Peluang keberhasilan pemagang 9. Legalisasi (tanda tangan/ nama jelas) a. Pemagang b. Kepala UK/UPT 26

27 Form B.1 Mentoring Peningkatan Profesionalisme Fungsional (SDM Fungsional Senior/Pakar) Uraian/Deskripsi 1. Identitas Mentor a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Masa Kerja (Tahun) d. Jabatan Fungsional e. UK/UPT/Lembaga f. Alamat g. h. No. Telepon/HP Isian/Respon 2. Deskripsi Kepakaran a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Fungsional c. Spesialisasi d. Bidang keahlian tertentu yang dimiliki e. Pengalaman Kerjasama penelitian (Nasional/Internasional) f. Pengalaman Struktural (sebutkan) 3. Fasilitas pendukung (Sebutkan secara rinci) a. Laboratorium b. Kebun Percobaan c. Kelompok Peneliti d. Perpustakaan e. Lab. Komputer 27

28 Uraian/Deskripsi f. Lainnya (sebutkan) Isian/Respon 4. Jangka Waktu Mentoring (Bulan-Minggu) 5. Pilihan Lokasi Magang a. UK/UPT Balitbangtan (sebutkan) b. Alasan Pemilihan lokasi tersebut 6. Sasaran/Target dan Komitmen (Jelaskan secara spesifik) a. Pembinaan b. Pembimbingan c. Pelatihan d. Pendampingan e. Lainnya (sebutkan) 7. Legalisasi (tanda tangan/ nama jelas) a. Mentor b. Kepala UK/UPT *CV lengkap harap dilampirkan 28

29 Form B.2 Mentoring Pembinaan UK/UPT (Puslitbang/Pusat/Balai Besar/Balit/BPTP) Uraian/Deskripsi 1. Identitas UK/UPT a. Nama UK/UPT b. Alamat c. E mail d. No. Telepon/Fax. Isian/Respon 2. Kebutuhan Pembinaan a. Kompetensi SDM - Permasalahan SDM - Kebutuhan pembinaan spesifik - Jumlah SDM yang perlu dibina b. Penyelenggaaraan Litkajibangrap - Permasalahan Litkajibangrap - Kebutuhan pembinaan spesifik - Jumlah SDM yang perlu dibina 3. Pilihan Mentor a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Fungsional c. Spesialisasi d. Bidang keahlian tertentu yang dimiliki 29

30 Uraian/Deskripsi e. Pengalaman Kerjasama penelitian (Nasional/Internasional) f. Pengalaman Struktural (sebutkan) Isian/Respon 3. Fasilitas pendukung (Sebutkan secara rinci) a. Laboratorium b. Kebun Percobaan c. Kelompok Peneliti d. Perpustakaan e. Lab. Komputer f. Lainnya (sebutkan) 4. Jangka Waktu Mentoring (Bulan-Minggu) 5. Sasaran/Target (Jelaskan secara spesifik) a. Peningkatan Kompetensi SDM b. Peningkatan Kinerja Litkajibangrap c. Pemantapan Tusi UK/UPT 6. Legalisasi (tanda tangan/nama jelas) a. Kepala UK/UPT 30

31 Form C Detasir SDM Fungsional Terpadu (Puslitbang/Pusat/Balai Besar/Balit/BPTP) Uraian/Deskripsi 1. Identitas UK/UPT a. Nama UK/UPT b. Alamat c. E mail d. No. Telepon/Fax. Isian/Respon 2. Deskripsi LLIP a. Inovasi Teknologi b. Inovasi Kelembagaan c. Komoditas Utama/Pendukung d. Sistem Pengembangan Agribisnis (hulu/hilir) e. Agro Ecological Zone (AEZ) LLIP f. Kinerja LLIP (antisipasi replikasi/best practices) g. Lokasi LLIP 3. Kebutuhan Detasir Terpadu a. Aspek Tematik - Permasalahan tematik - Kebutuhan pembinaan tematik - Jumlah SDM yang perlu dibina b. Aspek Litkajibangrap 31

32 Uraian/Deskripsi - Permasalahan Litkajibangrap - Kebutuhan pembinaan litkajibangrap - Jumlah SDM yang perlu dibina Isian/Respon 4. Kebutuhan Mentor a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Fungsional c. Spesialisasi d. Bidang keahlian tertentu yang dimiliki e. Pengalaman Kerjasama penelitian (Nasional/Internasional) f. Pengalaman Struktural (sebutkan) 5. Kualifikasi Pemagang a. Bidang Kepakaran b. Kelompok Peneliti/Perekayasa/Penyulu h c. Spesialisasi d. Bidang keahlian yang akan ditingkatkan e. Jumlah pemagang yang akan dibina 6. Fasilitas Pendukung UK/UPT a. Laboratorium b. Lab. Komputer c. Lainnya (sebutkan) 32

33 Uraian/Deskripsi 7. Jangka Waktu (Bulan- Minggu) Isian/Respon 8. Sasaran/Target (Jelaskan secara spesifik) a. Peningkatan Kompetensi SDM b. Peningkatan Kinerja Litkajibangrap 9. Legalisasi (tanda tangan/nama jelas) a. Kepala UK/UPT 33

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 24/Kpts/KP.310/I/01/2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN JANGKA PANJANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN JANGKA PENDEK LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Organisasi Sumber Daya Manusia

Organisasi Sumber Daya Manusia Organisasi Sumber Daya Manusia Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 7.780 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.344 orang (42,%) adalah tenaga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/ /Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/ /Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG PANDUAN UMUM MANAJEMEN KORPORASI BADAN LITBANG PERTANIAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 343/Kpts/OT.140/I/10/2013 36/Kpts/OT.160/I/1/2013 TENTANG PANDUAN PENERAPAN

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%)

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%) Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.229 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 2.540 orang (30,8%)

Lebih terperinci

pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian.

pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian. pengembangan kapasitas tenaga peneliti terus dilakukan dilakukan bersamaan dengan pengembangan kegiatan penelitian. Hasil penelitian mulai mewarnai pembangunan pertanian di Indonesia dan mencapai puncaknya

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009.

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009. Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.124 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 3.346 orang (41,18%)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN. Pasal 1

MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN. Pasal 1 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 53/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut,

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut, Sumber Daya Manusia B adan LitbangPertanian Pertaniansaat saatini inididukung didukung oleh oleh sumber sumber daya daya manusia manusia Badan Litbang dalam jumlah relatif besar yaitu 7.643 orang. Dari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2008 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI Menimbang PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, : a. bahwa untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian, Agustus 2006

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian, Agustus 2006 Sumber Daya Manusia Pada tahun 2006 Badan Litbang Pertanian didukung sumber daya manusia sejumlah 7.643 orang. Dari jumlah tersebut, 2.840 orang (37,16%) adalah tenaga fungsional khusus, sisanya adalah

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.495, 2018 KEMENRISTEK-DIKTI. Inpassing. Jabatan Fungsional PLP. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1859, 2015 KEMENKES. Jabfung. Teknisi Transfusi Darah. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia Pada September 2007 Badan Litbang Pertanian didukung sumber daya manusia sejumlah 7.812 orang. Dari jumlah tersebut, 2.553 orang (32,68%) adalah tenaga fungsional khusus, sisanya adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KERJA JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemba

2018, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.406, 2018 BAPPENAS. Tata Kerja Jabatan Fungsional Perencana. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK Nomor : 17/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013

Lebih terperinci

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2029, 2015 KEMTAN. Pejabat Fungsional. Pemeriksa. Perlindungan Varietas Tanaman. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 68/Permentan/OT.110/12/2015

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENELITIAN

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu

2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu No.1928, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Uji Kompetensi. Fungsional. Medik Veteriner. Pedoman PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji K BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1929, 2014 KEMENTAN. Pejabat Fungsional. Paramedik Veteriner. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133/Permentan/OT.140/12/2014

Lebih terperinci

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2016 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/M/PER/XII/2011 TENTANG SUSUNAN DAN TATA KERJA JABATAN FUNGSIONAL KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA RISET SUMBER DAYA DAN KERENTANAN PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Budidaya Rumput Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembara

2017, No Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Budidaya Rumput Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembara No.491, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Loka Riset Budidaya Rumput Laut. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma

2017, No Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keterampilan melalui Penyesuaian/Inpassing di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Ma No.1363, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. kategfori Keterampilan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1330, 2014 LAN. Formasi. Jabatan Fungsional. Analis Kebijakan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu No.1867, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Jabatan Fungsional. Pustakawan. Formasi. PERATURAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 071 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) REKRUITMEN DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN UJI POTENSI DAN UJI KELAYAKAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.67/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG STANDAR DAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan No.2043, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pemeriksa. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran No.1171, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Jabatan Fungsional. Penguji Mutu Barang. Uji Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/M-DAG/PER/7/2016

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.863A, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Auditor. Jafung. Angka Kreditnya. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2015 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMETROLOGIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PERMEN-KP/2017

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 10 /MBU/2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL UMUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.10/MEN/2011 TENTANG IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017

PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 PANDUAN TEKNIS PENILAIAN PROPOSAL PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2017 Nomor : 08/PUI/P-Teknis/Litbang/2017 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.13/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I No.1365, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pengawas Farmasi dan Makanan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KERJA JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci