PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA SURABAYA"

Transkripsi

1 PENERAPAN PSAK NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KPRI CIPTA KARYA SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI DIAJUKAN OLEH OKTORIA ANDRIANTO No. Pokok : KEPADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2009

2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAK. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. i iv v ix x DAFTAR LAMPIRAN.. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan Skripsi 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dasar Koperasi Pengertian Koperasi Prinsip-Prinsip Koperasi Ciri-Ciri Koperasi.. 8 v

3 2.1.4 Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Karakteristik Koperasi Usaha dan Jenis Koperasi Struktur Organisasi Koperasi Keanggotaan Koperasi Modal Koperasi Laporan Keuangan Untuk Koperasi Karakteristik Khusus Laporan Keuangan Koperasi Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Koperasi Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan PSAK No Ruang Lingkup Laporan Keuangan Koperasi Ekuitas Modal Anggota Modal Penyertaan Modal Sumbangan Cadangan Sisa Hasil Usaha Kewajiban Aktiva Pendapatan dan Beban Penelitian Sebelumnya.. 32 vi

4 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data Prosedur Pengumpulan Data Teknik Analisis 40 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Koperasi Sejarah Berdirinya Koperasi Perkembangan Keanggotaan Koperasi Manajemen dan Organisasi Koperasi Perkembangan Modal Koperasi Jenis Usaha Koperasi Deskripsi Hasil Penelitian Pembahasan Evaluasi Perbandingan Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Sesuai Dengan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian.. 67 vii

5 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Saran 84 DAFTAR PUSTAKA viii

6 DAFTAR TABEL TABEL 2.1 Neraca Koperasi Pembangunan Rakyat 34 TABEL 2.2 Perhitungan Hasil Usaha Koperasi Pembangunan Rakyat 35 TABEL 2.3 Laporan Promosi Ekonomi Anggota. 36 TABEL 4.1 Perkembangan Keanggotaan Tiga Tahun Terakhir TABEL 4.2 Sumber Modal Tiga Tahun Terakhir TABEL 4.3 Perkembangan Modal Sendiri Untuk Tahun TABEL 4.4 Kegiatan Usaha dan Hasil Usaha Untuk Tahun TABEL 4.5 Neraca Komparatif TABEL 4.6 Perhitungan Sisa Hasil Usaha.. 60 TABEL 4.7 Laporan Perubahan Ekuitas.. 61 TABEL 4.8 Neraca Komparatif Tahun 2007 (PSAK No. 27).. 79 TABEL 4.9 Perhitungan Hasil Usaha (PSAK No. 27) TABEL 4.10 Pembagian dan Penggunaan SHU TABEL 4.11 Daftar Anggota Beserta SHU TABEL 4.12 Jasa Bunga Pinjaman. 73 TABEL 4.13 Jasa Bunga Barang. 73 TABEL 4.14 Laporan Arus Kas (PSAK No. 27) TABEL 4.15 Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PSAK No. 27) ix

7 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi KPRI Cipta Karya. 45 x

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi keuangan Indonesia beberapa tahun ini telah mengalami krisis disemua bidang yang berkepanjangan dan sampai saat ini belum terasa betul perubahannya. Baik itu dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Hal ini disebabkan karena dampak yang dirasakan dari ke-5 bidang tersebut sangat berkaitan dan sulit dipecahkan. Tetapi yang paling berpengaruh pada masyarakat pada saat ini adalah krisis ekonomi, dimana harga sembilan bahan pokok tersebut banyak mengalami kenaikan sehingga baik badan usaha milik negara maupun swasta dan tak terkecuali koperasi diharapkan mampu terlibat secara langsung dalam menyelesaikan krisis yang sedang dihadapi saat ini sehingga dapat membangkitkan kembali perekonomian di Indonesia. Kenyataanya, dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan koperasi ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam UUD Kekurangan yang dihadapi koperasi terutama adalah akibat keterbatasan sumber daya yang meliputi manajerial, perencanaan, administrasi, kepemimpinan, teknologi, system dan sumber daya manusia. Karena banyaknya keterbatasan yang dimiliki koperasi itulah maka peluang dalam melakukan perbaikan menjadi sangat begitu luas. Baik dalam bidang manajerialnya maupun dalam bidang akuntansinya. Dalam bidang 1

9 2 manajerial dapat diketahui bagaimana cara mengatur koperasi sebagai badan usaha yang efektif, efisien, dan ekonomis dengan sumber daya yang terbatas. Sedangkan dalam bidang akluntansi dapat digunakan sebagai media untuk mengolah dan menyampaikan informasi kuantitatif dalam kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang baik bagi semua pihak. Salah satu wujud nyata kontribusi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap perbaikan koperasi dalam bidang akuntansi adalah dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 27 (PSAK No.27) tentang Akuntansi Perkoperasian yang mengatur secara menyeluruh praktik akuntansi berkaitan dengan koperasi. Penerapan standar secara khusus terhadap koperasi ini untuk menjawab adanya karakteristik khusus koperasi yang berbeda dengan usaha lain, sehingga diharapkan pengungkapan dan informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat lebih berguna bagi pemakai laporan keuangan koperasi yang juga berbeda dengan pemakai laporan keuangan milik badan-badan usaha lain. Dengan berpedoman pada standar akuntansi perkoperasian ini, maka diharapkan khususnya dari segi pelaporan keuangan maupun pelaksanaan aktivitasnya, koperasi dapat bertindak lebih efisien dengan suatu tingkat keseragaman dari segi perlakuan akuntansinya, dan secara umum, tujuan untuk mewujudkan koperasi yang makin maju dan professional dapat direalisasi.

10 3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka pokok permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana penerapan PSAK No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada KPRI Cipta Karya Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini antara lain untuk mengetahui penerapan PSAK No.27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada KPRI Cipta Karya Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Obyek Penelitian Dapat memberikan sumbangan informasi bagi koperasi agar dapat menerapkan perlakuan akuntansi perkoperasian dengan tepat sebagai upaya untuk memberdayakan koperasi. b. Bagi Penulis Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan serta dapat dijadikan tolak ukur dalam mengukur kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya terjadi di lapangan.

11 4 c. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan koperasi. 1.5 Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pembahasan, penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini memberikan penjelasan tentang teori-teori yang mendukung penelitian, dalam hal ini antara lain mengenai akuntansi perkoperasian menurut PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian, konsep dasar koperasi itu sendiri, dan mengenai karakteristik khusus laporan keuangan koperasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya. Teori-teori ini akan digunakan sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah penelitiannya.

12 5 BAB 3 : METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini, dimana di dalamnya meliputi pendekatan penelitian yang digunakan, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian yang mencakup gambaran umum subyek penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan berdasarkan teori-teori yang ada didalam bab 2. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan masalah serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) pengertian laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca (menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rugi (menggambarkan kinerja), laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihakpihak diluar korporasi Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurur Standar Akuntansi Keuangan (2004:4) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

14 pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan Pemakai Informasi Laporan Keuangan Pemakai laporan keuangan meliputi para investor, dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2-3) mengemukakan pemakai laporan keuangan meliputi: 1. Investor Para investor dan para penasehatnya berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu merekan juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informassi mengenai stabilitas dan proivitas profitabilitas. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

15 3. Kreditor (pemberi pinjaman) Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlihat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karena berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang

16 yang dipekerjakan dan perlindungan terhadap para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya Asumsi Dasar Dan Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:6) penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi: 1. Dasar Akrual Dengan dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian, dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. 2. Kelangsungan Usaha Entitas usaha akan tetap melanjutkan usahanya dimasa depan, dan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi, atau mengurangi secara material skala usahanya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:7) karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Sehingga sangat penting sekali apabila dalam penyajiannya harus disajikan secara wajar sehingga dapat diterima umum. Terdapat 4 karakteristik kualitatif pokok yaitu:

17 1. Dapat dipahami Maksudnya adalah kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan oleh memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan untuk mempelajari dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pamakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya, informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan materialitas, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar informasi dapat dikatakan andal, maka: a. Penyajian jujur

18 Maksudnya informasi dapat menggambarkan secara jujur transaksi serta peristiwa-peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b. Substansi mengungguli bentuk Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. c. Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. d. Pertimbangan sehat Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidak pastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. e. Kelengkapan Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (ommission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

19 4. Dapat dibandingkan Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut sehingga pemakai informasi dapat melakukan perbandingan antara laporan keuangan tahun ini dan laporan keuangan tahuntahun sebelumnya Konsep Dasar Koperasi Pengertian Koperasi Pengertian koperasi menurut PSAK No. 27 koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya. Sedangkan pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan batasan koperasi ini, koperasi Indonesia mengandung 5 unsur sebagai berikut: 1. Koperasi adalah badan usaha (business enterprise)

20 Sebagai badan usaha, maka koperasi harus memperoleh laba. Laba merupakan elemen kunci dalam suatu system usaha bisnis, dimana system itu akan gagal bekerja tanpa memperoleh laba. 2. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan hukum koperasi Ini berarti bahwa kopersai Indonesia bukan kumpulan modal. Dalam hal ini UU No. 25 tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang ingin membentuk organisasi kopersai (minimal 20 orang), untuk koperasi primer dan 3 badan hukum untuk koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah bahwa anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. 3. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan Prinsip-Prinsip Koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992, ada 7 prinsip kopersai Indonesia. Secara singkat prinsip kopersai ini pada dasarnya merupakan jati diri koperasi. 4. Koperasi Indonesia adalah Gerakan Ekonomi Rakyat Ini berarti bahwa, kopersai Indonesia merupakan bagian dari system perekonomian Nasional. Dengan demikian kegiatan usaha koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga kepada masyarakat umum. 5. Koperasi Indonesia berazaskan kekeluargaan Dengan azas ini, keputusan yang berkaitan dengan usaha dan organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Segala keputusan yang diambil seyogyanya berdasarkan musyawarah dan mufakat. Inti dari azas

21 kekeluargaan yang dimaksud adalah adanya rasa keadilan dan cinta kasih dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dan yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Keanggotaan bersifat sukarela, 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis, 3. Pembagian SHU dilakukan adil dan seimbang dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, 5. Kemandirian, 6. Pendidikan perkoperasian, 7. Kerjasama antar anggota Ciri-Ciri Koperasi Menurut Baswir (2000:54-56) ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu dari segi pelakunya, segi usahanya dan segi hubungannya dengan negara : 1. Dilihat dari segi perilakunya Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas. Orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas ini, secara sulkarela menyatukan

22 dirinya dalam koperasi, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dengan latar belakang sepertri ini dapat disaksikan bahwa koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk perusahaan alternative, yang didirikan oleh masyarakat ekonomi lemah, yang karena keterbatasan ekonominya tidak mampu melibatkan diri di dalam kerja sama ekonomi melalui bentuk-bentuk perusahaan selain koperasi. 2. Dilihat dari segi tujuan usahanya Tujuan usaha koperasi pada dasarnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Karena anggota koperasi secara keseluruhan terdiri dari warga kelompok masyarakat yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para anggotanya. Para anggota koperasi ini secara sadar menyatukan diri didalam koperasi agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya itu dengan harga terjangkau. 3. Dilihat dari segi hubungannya dengan Negara Sebagai salah satu pelaku ekonomi, peranan koperasi didalam perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh system perekonomian dan system politik yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Namun demikian, bila diperhatikan perkembangan koperasi di banyak negara, dapat dilihat bahwa keberadaan koperasi pada umumnya sangat besar manfaatnya bagi perkembangan negara-negara tersebut Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi

23 Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan masyarakat umum. Selanjutnya menurut UU. No. 25 tahun 1992 pasal 4 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah: a. Membangun dan mengembangkan potnsi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususny dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dab sosialnya. b. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagao soko gurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Karakteristik Koperasi

24 Koperasi yang merupakan usaha bersama atas dasar azas kekeluargaan mempunyai bebrapa karakteristik yang membedakannya dengan badan usaha lainnya menurut Tunggal (2002: 3 ) adalah: 1. Perkumpulan orang 2. Pembagian keuntungan perbandingan jasa dibatasi 3. Tujuannya meringankan beban ekonomis anggota, memperbaiki kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota. 5. Tidak mementingkan pemasukan modal atau pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi dan prinsip kebersamaan. 6. Dalam rapat anggota, tiap anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-masing. 7. Setiap anggota bebas untuk keluar atau masuk (anggota bergantian) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanent. 8. Seperti halnya perusahaan yang berbetuk Perseroan Terbatas (PT) maka koperasi mempunyai bentuk badan hukum. 9. Menjalankan suatu usaha. 10. Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya. 11. Koperasi adalah usaha bersama, kekeluargaan dan kegotongroyongan. Setiap anggota berkewajiban untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota.

25 12. Kerugian dipikul bersama antara anggota, apabila suatu koperasi menderita atau mengalami kerugian. Bagi anggota yang tidak mampu maka dibebaskan atas beban atau tanggungan kerugian. Kerugian ditanggung oleh anggota yang mampu. Dalam PSAK No. 27 dinyatakan karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (own oriented firm), oleh karena itu: a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggotaanggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain. c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the member s welfare).

26 e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat non anggota koperasi Usaha dan jenis Koperasi Koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lainnya seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi dan jasa lainnya. Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama, menurut PSAK No. 27 dapat digolongkan kedalam 4 jenis yaitu: 1. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama. 2. Koperasi produsen, yait koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan, atau mengelola sarana produksi bersama. 3. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan pinjaman untuk anggotanya. 4. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran bersama.

27 2.2.7 Struktur Organisai Koperasi Struktur organisai koperasi di Indonesia menurut Arifin Sitio (2001:34) dapat ditetapkan berdasarkan perangkat organisasi koperasi yaitu: 1. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang diorganisasikan oleh pengurus koperasi untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Kedudukannya secara hukum ditegaskan dalam pasal 22 UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yang menyebutkan bahwa: a. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi b. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaanya diatur dalam anggaran dasar/ rumah tangga. Rapat anggota berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 pasal 23 menetapkan: a. Anggaran dasar. b. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.

28 e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. f. Pembagian sisa hasil usaha. g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. 2. Pengurus Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelola organisasi dan usaha. Pasal 29 ayat 2 UU Koperasi No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pasal 30 UU Koperasi No. 25 tahun 1992 merinci tugas dan wewenang pengurus koperasi. Pengurus bertugas: a. Mengelola koperasi dan usahanya. b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan belanja koperasi c. Menyelenggarakan rapat anggota d. Mengajukan laporan keuangan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas. e. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Pengurus berwenang: a. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.

29 c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. 3. Pengawas Pengwas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha koperasi. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1 menyebutkan bahwa pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan ayat 2 menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. 4. Pengelola Pengelola koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara efisien dan professional. Karena itu kedudukan pengelola adalah sebagai pegawai atau karyawan yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus Keanggotaan Koperasi Para anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Anggota koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan dalam

30 Anggaran Dasar. Setiap anggota koperasi memiliki kewajiban dan hak dimana harus dipertanggungjawabkan dalam setiap langkah yang diambilnya. Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban antara lain: a. Memenuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang disepakati dalam Rapat Anggota. b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas azas kekeluargaan. Setiap anggota memepunyai hak: a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota. b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas. c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar. d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta. e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota. f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.

31 2.2.9 Modal Koperasi Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: a. Simpanan pokok Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan pokok dapat diambil kembali selama bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. b. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayar oleh anggota dalam waktu dan kesempatan, misalkan tiap bulan. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan rapat anggota. c. Simpanan Sukarela Simpanan sukarela merupakan suatu jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota terhadap koperasi atas kehendak. 2.3 Laporan Keuangan Untuk Koperasi Laporan Keuangan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan di dalam suatu entitas atau perusahaan, tak terkecuali pada bentuk usaha koperasi yaitu sebagai alat untuk pengambilan keputusan. Dalam hal penyajian laporan keuangan koperasi berbeda dengan laporan keuangan.

32 2.3.1 Karakteristik Khusus Laporan Keuangan Koperasi Karakteristik khusus dari koperasi berpengaruh juga terhadap kebutuhan laporan keuangan dari koperasi. Yang bisa disebut sebagai pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak. Menurut Tunggal (2002:46) kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi adalah: 1. Menilai pertanggungjawaban pengurus 2. Menilai prestasi pengurus 3. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi Beradasarkan kepentingankepentingan tersebut, bahwa laporan keuangan koperasi diharapkan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama maupun yang lain untuk: 1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dangan menjadi anggota koperasi 2. Mengetahui prestaasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran 3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban, dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaiatan dengan anggota dan bukan anggota

33 4. Mengetahui transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota 5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi Kebutuhan khusus dalam bidang akuntansi tersebut mendapat respon dari IAI dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dengan revisi terbaru yang mulai berlaku efektif untuk laporan keuangan koperasi yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Standar ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menciptakan keseragaman perlakuan akuntansi dengan mengakomodasi karakteristik khusus yang dimiliki koperasi Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Koperasi Sifat dan keterbatasan laporan keuangan koperasi adalah: a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan

34 d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa dari pada bentuk hukumnya (formalitas) g. Lapoaran keruangan disusun dengan menggunakan istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan h. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahaan 2.4 Laporan Keuangan Koperasi Berdasarkan PSAK No Ruang Lingkup Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan koperasi sesuai PSAK No. 27 meliputi neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan.

35 1. Neraca Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. 2. Perhitungan Hasil Usaha (PHU) Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan arus kas yang meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu. 4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu: a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama,

36 b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama, c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi, d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankan. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosure) yang memuat: a. Perlakuan akuntansi, antara lain: 1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengn transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota, 2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaaan, piutang, dan sebagainya, 3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota. b. Pengungkapan informasi lain, antara lain: 1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi,

37 2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendididkan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota, 3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota, 4. Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota, 5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan, 6. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi, 7. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta, 8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan, 9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan, 10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.

38 2.4.2 Ekuitas Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, sisa hasil usaha belum dibagi Modal Anggota Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat menjadi anggota. Simpanan pokok ini bersifat permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota. Simpanan wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis simpanan wajib lain yang dalam prakteknya justru dapat diambil setelah pinjaman yang bersangkutan lunas atau pada waktu-waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai ekuitas. Walupun simpanan pokok dan simpanan wajib dapat diambil kembali jika yang bersangkutan keluar dari anggota koperasi, namun diasumsikan bahwa anggota koperasi akan tetap menjadi anggota dalam waktu yang tidak terbatas. Dengan demikian simpanan pokok dan simpanan wajib tersebut bersifat

39 permanen. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib dapat dilakukan dengan angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran dasar atau ketentuan lain. Penyajian nilai simpanan pokok dan simpanan wajib di neraca adalah dengan menyajikan nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib. Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima dari anggota disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota. Rapat anggota dapat menetapkan jumlah setoran simpanan pokok dan simpanan wajib bagi anggota baru yang masuk kemudian yang jumlahnya setara dengan jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib pendiri. Jika terdapat kelebihan nilai setoran simpanan tersebut diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri, maka kelebihan tersebut diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota. Modal ini bukan milik anggota penyetor, karena itu tidak dapat diambil kembali pada saat anggota keluar dari keanggotaan koperasi. Apabila koperasi juga menetapkan simpanan lain selain simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai ekuitas, maka bila terdapat penyetoran lebih dari nilai nominal simpanan oleh anggota baru, maka kelebihan tersebut juga diakui sebagai modal penyertaan partisipasi anggota.

40 Modal Penyertaan Modal penyertaan ikut menutup resiko kerugian dan memiliki sifat relative permanent, dan imbalan atas pemodal didasarkan atas hasil yang diperoleh. Oleh karena itu modal penyertaan tersebut diakui sebagai ekuitas. Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan dalam hal modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku pada saat diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran. Penjelasan yang cukup harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan atas penilaian yang dilakukan. Ketentuan mengenai penyajian dengan pemodal yang menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan hasil kerugian, jangka waktu, dan hak-hak pemodal harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan Modal Sumbangan Oleh karena koperasi mengemban misi nasional untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan menjadi soko guru perekonomian nasional, maka dimungkinkan koperasi memperoleh sumbangan dari pemerintal dan pihak lain. Sumbangan tersebut dapat diakui sebagai ekuitas jika dapat menanggung risiko atas kerugian. Kadangkala sumbangan diterima oleh koperasi dengan persyaratan tertentu yang mengikat, sehingga hakikat sumbangan tesebut adalah pinjaman. Sumbangan ini tidak dapat diakui sebagai ekuitas, tetapi harus diakui sebagai

41 kewajiban lain-lain jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan Cadangan Pembentukan cadangan dapat ditujukan antara lain untuk pengembangan usaha koperasi, menutup risiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi. Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha dicatat dalam akun cadangan. Tujuan penggunaan cadangan tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembayaran tambahan kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi diatas jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain-lain dibebankan pada cadangan. Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang diperoleh setiap tahun buku yang dimaksudkan untuk pemupukkan modal untuk pengembangan usaha dan untuk menutup resiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas. Sebagai bagian dari ekuitas, cadangan berpengaruh tehadap total nilai kekayaan bersih koperasi yang mencerminkan nilai pemillikan anggota dalam koperasi. Oleh karena itu anggota yang keluar dalam tahun berjalan, selain menerima pengembalian simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain sebesar nilai nominalnya, koperasi dapat menetapkan pembayaran tambahan dalam jumlah yang proporsional dengan nilai kekayaan bersih koperasi atau jumlah tertentu yang ditetapkan rapat anggota. Pembayaran tambahan tersebut dibebankan pada cadangan koperasi.

42 Sisa Hasil Usaha Suatu kebiasaan dalam koperasi bahwa sisa hasil usaha yang diperoleh dalam tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga. Keharusan pembagian sisa hasil usaha tersebut dinyatakan dalam undang-undang perkoperasian. Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut diantaranya adalah untuk anggota, dana pendidikan, dan untuk kopersi sendiri. Jumlah yang merupakan hak koperasi diakui sebagai cadangan. Pembagian sisa hasil usaha tersebut harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi hasil usaha yang belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporaan keuangan Kewajiban Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebagai nominalnya. Simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai ekuitas adalah sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai

43 perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung risiko kerugian dan sifatnya sementara karena diakui sebagai kewajiban Aktiva Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaanya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lainlain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai soko guru perekonomian nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva tetap tersebut tidak dapat dijual untuk menutup kerugian. Dalam hal aktiva tetap tersebut tidak dapat menutup risiko kerugian sebagaimana diisyaratkan oleh penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian sumbangan, maka aktiva tetap tersebut dikelompokkan dalam aktiva lain-lain. Sifat pembatasan aktiva tetap dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Rapat anggota koperasi dapat menetapkan pengumpulan dana tertentu dari anggotanya yang digunakan untuk tujuan khusus sesuai kepentingan anggota. Dana tersebut merupakan milik anggota yang pengelolaannya dikuasakan kepada koperasi. Misalnya dana pemeliharaan jalan dan peremajaan kebun pada koperasi

44 perkebunan kelapa sawit. Dana tersebut tidak diakui sebagai aktiva koperasi, namun sebagai pengelola koperasi harus membuat pertanggungjawaban tersendiri dan keberadaan dana tersebut harus dijelaskan dalam catatan atass laporan keuangan Pendapatan dan Beban Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto. Sedangkan partisipasi bruto adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota. Dalam pengadaan barang partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil produksi anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota baik kepada anggota maupun non anggota. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi non anggota diakui sebagai pendapatan atau penjualan dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transasksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non anggota. Dalam hal koperasi memiliki kelebihan kapasitas setelah pelayanan kepada anggota, koperasi memanfaatkan kelabihan kapasitas tersebut kepada non anggota. Dalam hal ini berarti koperasi memasuki pasar bebas dan kedudukan koperasi adalah sama seperti badan usaha lain. Koperasi boleh menggunakan motivasi mencari laba sebesar-besarnya sejauh pelanggan adalah pasar bebas.

45 Oleh karena laporan keuangan koperasi harus dapat mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan hasil usaha harus menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan secara terpisah dari pendapatan yang berasal dari non anggota. Penyajian ini lebih mencerminkan bahwa usaha koperasi lebih mementingkan transaksi atau pelayanan kepada anggotanya daripada non anggota. Beban uasaha dan bebanbeban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis yang memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi pada anggota, tetapi juga harus menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan kemampuan sumber daya anggota, baik secara khusus maupun sumberdaya koperasi secra nasional. Kegiatan ini tidak dilakukan oleh badan usaha lain. Beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini antara lain adalah beban pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota, dan beban iuran untuk gerakan koperasi. 2.5 Penelitian Sebelumnya Febrina Mustikasari telah mengadakan penelitian pada tahun 2006 yang berjudul Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Mengenai Akuntansi Perkoperasian Pada KPRI Adil Sentosa Kabupaten Nganjuk. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses penyusunan dan

46 penyajian laporan keuangan, KPRI Adil Sentosa belum berpedoman secara tepat pada PSAK No. 27 tentang akuntansi perkoperasian. Penyusunan laporan keuangan KPRI Adil Sentosa belum lengkap yaitu belum menyajikan Laporan Arus Kas dan Laporan Ekonomi Anggota sesuai dengan laporan keuangan yang disyaratkan oleh PSAK No. 27. Saran dalam penelitian ini adalah dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, pengurus KPRI Adil Sentosa dapat memperbaiki kualitas laporan keuangan dengan melakukan penyesuaian penyusunan dan penyajian yang berpedoman pada PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah obyek penelitian, dimana penelitian sebelumnya dilakukan di KPRI Adil Sentosa di Nganjuk, sedangkan penelitian sekarang dilakukan di KPRI Cipta Karya di Surabaya. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi 2.1.1.1. Pengertian Menurut Undang-Undang Nomer 25/1992 pasal 1 butir 1, yang dimaksud dengan Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang bukan milik perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya koperasi, perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya mengandalkan sumber pemerintah saja tetapi juga partisipasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hanya mengandalkan sumber pemerintah saja tetapi juga partisipasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya yang bertujuan untuk mewujudkan Undang- Undang Dasar 1945 (UUD

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya. Salah satu keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan

Lebih terperinci

2012, No.755 LAMPIRAN

2012, No.755 LAMPIRAN 5 2012, No.755 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Per/M.KUKM/VII/2012 PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN (PSAK NO. 27) PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH MAMBAUL HIDAYAH DI SIAK Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan sebagaimana yang disebut dalam pasal 33 UUD 1945. Salah satu bentuk badan

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation. Sesuai dengan arti kata itu, koperasi secara harfiah berarti kerja sama. Pengertian koperasi MenurutUndang-Undang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai BAB II T1NJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002 dalam KDPPLK par. 07 menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Definisi Akuntansi Definisi akuntansi Menurut Kieso,et all. (2008), pengertian akuntansi keuangan adalah : Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur di Indonesia wajib memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini cenderung terjadi stagnasi akibat dari inflasi yang berlangsung lama yang dapat melumpuhkan perekonomian. Kondisi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, -1- PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia Pengertian Koperasi Secara Harfiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia Pengertian Koperasi Secara Harfiah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Indonesia 2.1.1. Pengertian Koperasi Secara Harfiah Koperasi dilihat dari asal katanya berasal dari co, yang berarti bersama,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG -1- MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat tiga pelaku perekonomian nasional, yaitu swasta, pemerintah, dan koperasi. Koperasi mempunyai kedudukan dan peranan yang sama dengan badan-badan

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014 Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-02-04 Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care

Lebih terperinci