BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemekaran dari wilayah Kecamatan Lemito dan terbentuknya. Kecamatan Popayato merupakan salah satu Kecamatan di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemekaran dari wilayah Kecamatan Lemito dan terbentuknya. Kecamatan Popayato merupakan salah satu Kecamatan di"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Kecamatan Popayato Kecamatan Popayato terbentuk pada tanggal 12 januari tahun 2001 hasil pemekaran dari wilayah Kecamatan Lemito dan terbentuknya Kecamatan Popayato dimotori oleh tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh wanita yang berjuang untuk mendekatkan garis koordinasi dan pelayanan lebih maksimal pada masyarakat untuk mencapai Kecamatan yang mandiri dan sejahtera. Kecamatan Popayato merupakan salah satu Kecamatan di wilayah Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Sebelum era otonomi wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Gorontalo. Pada tahun 1999 Kabupaten Gorontalo di mekarkan menjadi 2 Kabupaten dan Kecamatan Popayato menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Boalemo. Perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 2004 Kabupaten Boalemo dimekarkan kembali dan Kecamatan Popayato menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Pohuwato. Dinamika perubahan administrasi wilayah ini juga memiliki pengaruh terhadap Kecamatan Popayato itu sendiri. Sejak awal terbentuknya Kecamatan Popayato memiliki 13 desa yakni: Desa Milangodaa, Londoun, Tahele, Bunto, Maleo, Popayato, Tingki, Trikora, Telaga, Torosiaje, Dudewulo, Padengo dan

2 Molosipat. Dan ada 7 etnis yang tinggal di wilayah popayato saat itu yaitu etnis Gorontalo, Minahasa, Sangihe, Bajo, Jawa, Tomini dan Kaili. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Pohuwato nomor 03 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan. Berangkat dari PERDA tersebut pada tahun Kecamatan Popayato memekarkan diri menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat. Jika kita melihat peta wilayah provinsi Gorontalo, Kecamatan Popayato merupakan sebuah Kecamatan yang terletak di bagian barat dari Provinsi Gorontalo. Dan diapit dua kecamatan, yaitu kecamatan Popayato Timur dan Popayato Barat. Di depan wilayah ini juga terdapat empat buah pulau yaitu pulau Popayato Kanan, Popayato Kiri, Pulau Kecil dan Pulau Besar. (Sumber Data Kecamatan Popayato) Luas wilayah Luas wilayah Kecamatan Popayato ± km 2. Kecamatan Popayato terdiri dari 10 desa yaitu: Desa Popayato, Telaga, Telaga Biru, Trikora, Dambalo, Bukit Tingki, Tunas Harapan, Bumi Bahari, Torosiaje dan Torosiaje Jaya. Kecamatan Popayato memiliki batas wilayah antara lain: a) Dibagian utara berbatasan dengan kabupaten Buol, Toli-Toli b) Dibagian timur berbatasan dengan Kecamatan Popayato Timur c) Sebelah selatan berbatasan dengan teluk Tomini d) Dibagian barat berbatasan dengan Kecamatan Popayato Barat (Sumber Data Kecamatan Popayato)

3 Dikecamatan Popayato membentang jalur jalan trans Sulawesi Tengah dengan provinsi gorontalo. Jalur jalan yang telah beraspal serta kondisinya cukup baik itu sangat mempermudah hubungan antara ibu kota Kabupaten Pohuwato dengan Kecamatan yang berjarak ± 85 km yang dapat ditempuh selama ± 2 jam dengan menggunakan kenderaan bermotor maupun mobil. Selain mempermudah hubungan ke ibu kota kabupaten dapat juga mempermudah hubungan ke perbatasan Provinsi Gorontalo dengan Provinsi Sulawesi Tengah yang berjarak ± 7 km. Perjalaanan lewat jalan darat ini dapat ditempuh dengan waktu ± 15 jam dengan menggunakan kenderaan bermotor Penduduk menurut tingkat pendidikan Indikator kemajuan suatu wilayah dapat diukur dengan melihat tingkat pendidikan maupun partisispasi masyarakat untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan. Bagi masyarakat dan keluarga pendidikan memilki peranan yang cukup penting dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Karena tanpa mengenyam pendidikan maka kesulitan untuk mengikuti perkembangan zaman akan terjadi. Perbandingan yang cukup signifikan terlihat antara SD dengan tamatan SMP, SMA bahkan sarjana. Kesadaran untuk menyekolahkan anakanya saat ini telah menunjukkan peningkatan, namun peningkatan tersebut belum terjadi pada semua kalangan masyarakat. Masih terdapat beberapa orang tua yang belum melanjutkan anaknya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekarang ini masyarakat Popayato banyak anak-anaknya yang lulusan SMA, tapi banyak juga

4 yang tidak melanjuktan sampai di perguruan tinggi. Salah satu yang menjadi hambatan adalah jauhnya tempat untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi. Apabila masyarakat Popayato ingin belajar lebih tinggi lagi, maka selain kemauan juga biaya yang cukup besar untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya di luar daerah. Oleh karena itu untuk menuntut ilmu ke perguruan lebih tinggi hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu dalam segi ekonomi. Tabel 2: Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Popayato tahun 2013 No Desa Jumlah Belum Tidak Tamat Tamat Tamat Tamat penduduk Sekolah Tamat SD SMP SMA AKADEMI 1 Popayato Trikora Bukit Tingki 4 Tunas Harapan 5 Telaga Biru Bumi Bahari 7 Torosiaje Jaya 8 Torosiaje

5 9 Telaga Dambalo Sumber: Potensi Kecamatan Popayato 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa penduduk masyarakat Popayato yang berada di desa Popayato memiliki tingkat pendidikan sebagai berikut: belum sekolah 44 orang, tidak tamat 216 orang, tamat SD 441 orang, tamat SMP 125 orang, tamat SMA 94 orang dan tamat akademi 13 orang. Desa Trikora: belum sekolah 28 orang, tidak tamat 195 orang, tamat SD 306 orang, tamat SMP 146 orang, tamat SMA 84 orang dan tamat akademi 16 orang. Desa Bukit Tingki: belum sekolah 55 orang, tidak tamat 253 orang, tamat SD 369 orang, tamat SMP 107 orang, tamat SMA 86 orang dan tamat akademi 6 orang. Desa Tunas Harapan: belum sekolah 81 orang, tidak tamat 221 orang, tamat SD 116 orang, tamat SMP 87 orang, tamat SMA 34 orang dan tamat akademi 4 orang. Desa Telaga Biru: belum sekolah 94 orang, tidak tamat 159 orang, tamat SD 329 orang, tamat SMP 224 orang, tamat SMA 174 orang dan tamat akademi 17 orang. Desa Bumi Bahari: belum sekolah 86 orang, tidak tamat 273 orang, tamat SD 314 orang, tamat SMP 126 orang, tamat SMA 79 orang dan tamat akademi 19 orang. Desa Torosiaje Jaya: belum sekolah 364 orang, tidak tamat 467 orang, tamat SD 360 orang, tamat SMP 178 orang, tamat SMA 83 orang dan tamat akademi 7 orang. Desa Torosiaje: belum sekolah 348 orang, tidak tamat 352 orang, tamat SD 353 orang, tamat SMP 175 orang, tamat SMA 79 orang dan tamat akademi 3 orang. Desa Telaga: belum sekolah 191 orang, tidak tamat 361 orang, tamat SD 356 orang, tamat SMP 117 orang, tamat SMA 52 orang dan tamat akademi 2

6 orang. Desa Dambalo: belum sekolah 90 orang, tidak tamat 312 orang, tamat SD 174 orang, tamat SMP 124 orang, tamat SMA 43 orang dan tamat akademi 2 orang. Pendidikan dan faktor ekonomi memilki hubungan erat. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk berhasil dalam bidang ekonomi yang diukur dengan semakin besar pendapatannya. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak terbatas pada pendidikan formal di sekolah saja, namun pendidikan non formal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan Penduduk Menurut Mata Pencarian Sebagai manusia yang memepertahan kehidupan, maka masyarakat Popayato memilki mata pencarian. Mata pencarian masyarakat Popayato berbedabeda, tapi karena sebagian besar daerahnya pegunungan, maka mata pencarian penduduknya adalah di bidang pertanian. Tabel 3: Penduduk Menurut Mata Pencarian Kecamatan Popayato tahun 2013 No Desa Jumlah penduduk Petani Peternak Pedagang Nelayan Industri Lainlain 1 Popayato Trikora

7 3 Bukit Tingki 4 Tunas Harapan 5 Telaga Biru Bumi Bahari 7 Torosiaje Jaya 8 Torosiaje Telaga Dambalo Sumber: Potensi Kecamatan Popayato 2013 Berdasrkan uraina tabel di atas dapat dilihat Penduduk Popayato berdasarkan mata pencarian adalah sebagai berikut: Desa Popayato petani 231 orang, peternak 60 orang, pedagang 58 orang, nelayan 34 orang, industri 5 orang dan yang bekerja di bidang lain 10 orang. Desa Trikora: petani 165 orang, peternak 27 orang, pedagang 51 orang, nelayan 130 orang, industri 6 orang dan yang bekerja di bidang lain 15 orang. Desa Bukit Tingki: petani 345 orang, peternak 33 orang, pedagang 47 orang, nelayan 18 orang, industri 6 orang dan yang bekerja di bidang lain 38 orang. Desa Tunas Harapan: petani 175 orang, peternak 370 orang, pedagang 20 orang, nelayan 9 orang, industri 4 orang dan yang bekerja di bidang lain 14 orang. Desa Telaga Biru: petani 311 orang,

8 peternak 42 orang, pedagang 32 orang, nelayan 327 orang, industri 8 orang dan yang bekerja di bidang lain 44 orang. Desa Bumi Bahari: petani 307 orang, peternak 29 orang, pedagang 29 orang, nelayan 350 orang, industri 5 orang dan yang bekerja di bidang lain 26 orang. Desa Torosiaje Jaya: petani 186 orang, peternak 18 orang, pedagang 20 orang, nelayan 39 orang, industri 13 orang dan yang bekerja di bidang lain 42 orang. Desa Torosiaje: petani 106 orang, peternak 35 orang, pedagang 25 orang, nelayan 468 orang, industri 11 orang dan yang bekerja di bidang lain 17 orang. Desa Telaga : petani 352 orang, peternak 31 orang, pedagang 25 orang, nelayan 74 orang, industri 9 orang dan yang bekerja di bidang lain 28 orang. Desa Dambalo : petani 347 orang, peternak 7 orang, pedagang 16 orang, nelayan 32 orang, industri 4 orang dan yang bekerja di bidang lain 19 orang. Sejumlah ± 60 % kepala keluarga masyarakat Popayato memilki mata pencarian di sektor pertanian. Walaupulan mayoritas penduduknya sebagai petani, namun terdapat pula kepala keluarga yang mata pencarian lainnya, seperti peternak, industri kecil, jasa, nelayan dan pedagang. Bagi masyrakat yang berada di pesisir pantai sebagian besar mata pencariannya adalah nelayan. Pedagang yang ada di Popayato berbagai macam, ada yang pedagang besar yang sudah memilki toko dan ada juga pedagang kecil yang hanya menjual keperluan harian.

9 4.1.5 Penduduk Menurut Agama Tabel 4: Keadaan penduduk kecamatan Popayato menurut Agama dapat dilihat pada tabel berikut N Desa Jenis Kelamin Islam Kristen Hindu Budha o L P 1 Popayato Trikora Bukit Tingki 4 Tunas Harapan 5 Telaga Biru Bumi Bahari 7 Torosiaje Jaya 8 Torosiaje Telaga Dambalo Jumlah Sumber: Potensi Kecamatan Popayato 2013

10 Penduduk Popayato menurut agama yang dianut, yaitu di desa Popayato beragama Islam sebanyak 903 orang dan Kristen sebanyak 30 orang. Di desa Trikora Islam sebanyak 681 orang, Kristen 92 orang dan Hindu sebanyak 5 orang. Di desa Bukit Tingki islam sebanyak 1070 orang dan Kristen 6 orang. Di desa Tunas Harapan Islam sebanyak 542 orang atau semua penduduknya beragama Isllam. Di desa Telaga Biri penduduk beragama Islam sebanyak 925 orang dan beragama Kristen sebanyak 68 orang. Di desa bumi Bahari Islam sebanyak 936 orang dan Kristen sebanayk 31 orang. Di desa Torosiaje Jaya1459 orang menganut agama Islam atau semua penduduknya beragama Islam. Demikian pula pendudujk masyarakat Torosiaje seluruh penduduknya beragama Islam dengan jumlah penduduk sebanyak 1318 orang. Di desa Telaga penduduk beragma Islam sebanyak 1065 orang dan penduduk beragama Kristen sebanyak 25 orang. Di desa Dambalo penduduk beragama Islam sebanyak 697 orang dan yang beragama Kristen sebanyak 5 orang. Dari tebel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Popayato beragama Islam. Penduduk masyarakat Popayato menganut agama yang berbeda-beda, yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Karena adanya perbedaan agama yamg ada maka di Popayato juga terdapat tempat ibadah yang berbeda, yaitu Masjid dan Gereja. Bagi penduduk yang bergama islam sudah jelas beribadah di Masjid. Kegiatan yang dilakukan dalam masjid tidak hanya sebatas melaksanakan ibadah sholat saja, tetapi dalam waktu-waktu tertentu seperti dalam peringatan maulid nabi, pengajian dan membaca Al-Qur an bagi anak-anak juga bertempat di mesjid ini. Sedangkan penduduk yang beragama kristen, Gereja menjadi tempat ibadah setiap

11 minggu. Selain ibadah tersebut digunakan juga sebagai peringatan hari besar agama kristen dan juga sebagai tempat untuk latihan berbagai macam jenis seni, diantaranya seni musik dan seni tari. Penduduk Popayato didominasi oleh masyarakat yang beragama Islam. Meskipun didominasi oleh masyarakat yang beragama Islam, mereka saling menghargai antar umat beragama. Masyarakat Popayato sangat terbuka menerima masyarakat yang berdatangan dari luar meskipun berbeda keyakinan. Kedatangan orang luar dari Popayato memilki berbagai macam tujuan. Kedatangan orang dari luar Popayato memilki banyak tujuan, ada yang sekedar silaturahmi dan ada juga yang berdagang. Sejauh ini di Popayato belum pernah terjadi konflik antara agama Penduduk menurut Etnik Suatu etnik merujuk pada suatu keturunan yang sama secara turun temurun. Turunan etnik dapat dilihat dari identitas budaya yang meliputi bahasa, tradisi dan tingkah laku. Identitas etnik ini memiliki banyak tingkatan: identitas yang ditentukan sendiri, identitas yang di lukukan oleh negara dan identitas yang dilakukan oleh daerah. Tabel 5 : Penduduk menurut etnis kecamatan popayato 2013 No Menurut etnis Presentase 1 Gorontalo 55 % 2 Minahasa 22 %

12 3 Sangir 9 % 4 Bajo 7 % 5 Tomini/kaili 4 % 6 Bugis 1 % 7 Lain-lain 2 % Total 100 % Sumber: Potensi Kecamatan Popayato 2013 Penduduk Popaebanyato menurut etnik, yaitu Gorontalo sebanyak 55 %, Minahasa sebanyk 22 %, sangir sebanyak 9 %, Bajo sebanyak 7 %, Tomini/Kaili sebanyak 4 %, Bugis sebanyak 1 %, dan 2 % berasal dari suku lain. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Popayato adalah suku Gorontalo. Keberadaan masyarakat Minahasa di Popayato tidak lepas dari daerah asalnya. Walaupun telah lama menetap atau bahkan telah lahir di Popayato namun mereka telah lama mengidentifikasi diri berasal dari daerah Tonse, Tontemboan. Hal ini terlihat dari keterangan pengelolaan etnis masyarakat Minahasa di Kecamatan Popayato. Identitas etnik yang di kemukakan oleh pemerintah melalui pengisian potensi kecamatan hanya memberikan gambaran secara umum walaupun menurut salah seorang informasi mengatakan bahwa tidak kurang dari 7 etnis telah berbaur sebagai masyarakat Popayato. Faktor lokasi keberadaan masyarakat Minahasa di Popayato tidak secara cepat menerima pengaruh dari kondisi wilayah Gorontalo

13 pada umumnya, walaupun hubungan antara seluruh masyarakat yang ada di Popayato semakin terbuka. 4.2 Hasil Penelitian Proses Masuknya Masyarakat Minahasa di Popayato Setiap masyarakat yang berpindah daerah pasti mengalami berbagai macam proses. Proses perpindahan terjadi dilatar belakangi dengan alasan masing-masing individu maupun kelompok. Perang di daerah asal merupakan salah satu alasan yang terjadi kepada masyarakat yang berpindah tempat. Alasan lain adalah karena ingin mencari kehidupan yang lebih layak. Masyarakat Minahasa masuk di Popayato memiliki alasan yang tidak jauh dari keinginan mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan (11 Maret 2013), ditemukan bahwa Masyarakat Minahasa berpindah ke Popayato karena di daerah asal mereka telah terjadi perang. Perang itu disebut perang Tondano, perang Tondano terjadi secara dua kali. Ada perang Tondano I dan perang Tondano II. Pada akhir perang Tondano II ini masyarakat Minahasa berpindah ke Popayato Sesuai wawancara dengan Very Tooy (18 Maret 2013) mengatakan bahwa Pada awalnya masyarakat Minahasa tinggal di Pabeyan dan Puncur kemudian pada awal abad ke-20 mereka berlayar ke Popayato bersama tentara Belanda dengan menggunakan kapal milik Belanda. Masyarakat Minahasa yang ada pada saat itu adalah Marga Rumampuk, Tumampas, Tooy, Rakian, Rantung,

14 Rambi dan Mandagi. Pada saat pertama kali datang Di Popayato masyarakat Belanda mendirikan suatu perusahaan, yaitu perusahaan kelapa. Hasil wawancara dengan Yo Rambi (25 Maret 2013) mengatakan bahwa Banyak budaya Minahasa yang dibawa ke Popayato, diantaranya seluruh masyarakat Minahasa beragama Kristen, adat pernikahannyapun jelas sangat berbeda dengan adat pernikahan masyarakat Popayato, bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa daerah Minahasa, pertumbuhan ekonomi masyarakatnya lebih maju dari pada ekonomi masyarakat Popayato. Selain itu mereka juga memiliki makanan khas, yaitu tinutuan dan Midal. Budaya yang dibawah masayrakat Minahasa di Popayato adalah, perjamuan kasih, budaya musik yang terdiri dari, musik bambu, harmonika, kolintang dan tari maengket. Ada juga budaya mapalus atau gotong royong. Tujuan masyarakat Minahasa adalah untuk memperluas daerah kekuasaan. Masyarakat Minahasa yang ada pada saat itu adalah Marga Rumampuk, Tumampas, Tooy, Rakian, Rantung, Rambi dan Mandagi. Pada saat pertama kali datang Di Popayato masyarakat Belanda mendirikan suatu perusahaan, yaitu perusahaan kelapa. Masyarakat Minahasa yang dibawah oleh Belanda dipekerjakan di Perusahaan kelapa tersebut dengan posisi yang lebih baik dari pada masyarakat lainnya, yaitu sebagai Mandor dan bekerja di Kantor sedangkan masyarakat lainnya hanya sebagai buruh kasar. Selama masyarakat Minahasa bekerja di Perusahan Belanda mereka tinggal di Nipa yang saat ini sudah menjadi desa Popayato. Di desa inilah masyarakat Minahasa menjalani aktifitas sehari-hari. Setelah beberapa tahun

15 kemudian masyarakat Minahasa lainnya pindah ke desa Tahale yang tertinggal di Nipa hanyalah Tumampas, Rambi dan Tooy. Sejak saat itu masyarakat Minahasa mulai terbiasa dengan kehidupan yang ada di Popayato dan sudah tinggal menetap di Popayato sampai sekarang Interaksi Masyarakat Minahasa dengan Masyarakat Popayato Meskipun berbeda asal usul tapi sudah berjalan sesuah tinggal bersama di tempat yang sama sudah pasti interaksi atau hubungan sosial akan terjalin. Ineteraksi antara masyarakat yang berada di suatu daerah tidak sama. Ada interaksinya berjalan baik dan ada juga yang tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketidak cocokkan antara masyarakat yang ada. Hasil wawancara dengan Salim (10 April 2013) mengatakan bahwa Sejak pertama masyarakat Minahasa masuk di Popayato hingga sekarang belum ditemukan ada masyarakat yang bertikai ataupun berkelahi. Sesama masyarakat saling menghargai budaya yang dimiliki masing-masing daerah. Masyarakat Minahasa mampu berinteraksi dengan masyarakat Popayato. Meskipun awalnya hubungan interaksi antara masyarakat Minahasa dan Popayato hanya sekedar interaksi di tempat kerja, yaitu pada perusahaan kelapa milik Belanda, namun mereka mampu menciptakan suasana yang baik di luar tempat kerja. Interaksi antara masyarakat terjalin dengan baik diawali dengan komunikasi yang baik pula.

16 Berdasarkan hasil obsrvasi (18 Maret 2013) menemukan Interaksi antara masyarakat Minahasa dengan masayrakat Popayato berjalan dengan baik ditandai dengan tidak adanya pengaruh oleh masyarakat Popayato terhadap adat pernikahan, bahasa, makanan khas dan ekonomi yang dimiliki masyarakat Minahasa. Bahasa, makanan khas, adat pernikahan ekonomi tidak dapat dipengaruhi oleh masyarakat Popayato hanya saja masyarakat Popayato ikut menikmati makanan khas masyarakat Minahasa terkadang juga masyarakat Popayato menggunakan bahasa masyarakat Minahasa. Hasil wawancara dengan Oce (22 Maret 2013) biasanya akan terjadi konflik antara masayrakat Minahasa dan Popayato disaat ada masyarakat Minahasa pindah ke agama Islam karena mengikuti agama calon pasangan yaitu penduduk asli Popayato demikian sebaliknya. Dalam segi kominikasi masyarakat Minahasa menggunakan bahasa Minahasa yang sudah menjadi bahasa daerah mereka. Hal demikian juga terjadi pada masyarakat Popayato, mereka mengunakan bahasa daerah Gorontalo sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Meskipun memiliki perbedaan bahasa daerah nemun hal tersebut tidak mempengaruhi interaksi antara masayrakat Minahasa dengan masyarakat Popyato Adaptasi Budaya Minahasa dengan Masayrakat Gorontalo Adapatsi bagi suatu budaya sangat penting dan harus dilakukan, karena dengan adapatasi kita mampu mempertahankan hidup. Adaptasi budaya Minahasa

17 terhadap masayrakat Popayato sudah terjadi sejak masyarakat Minahasa berada di Popayato. Hasil wawancara dengan Jefry Tooy (11 Maret 2013) Sekarang ini ada budaya Minahasa yang sudah dipengaruhi oleh masyarakat Popayato, yaitu budaya Mapalus dan perjamuan kasih sudah sangat jarang ditemukan. Budaya mapalus dan perjamuan kasih hanya dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat Minahasa di tempat yang tertutup. Misalnya perjamuan kasih hanya dilakukan di Gereja tidak lagi di tempat yang terbuka Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa Budaya Minahasa yang saling mempengaruhi sejak pertama sampai saat ini adalah religi. Ada yang Islam masuk Kristen dan ada juga Kristen masuk Islam, tapi mayoritas Kristen masuk Islam. Perpindahan agama terjadi karena adanya pernikahan antara masayrakat Minahasa dengan masayrakat Popayato. Selain itu masih banyak budaya Minahasa yang beradaptasi dengan masyarakat Popayato. Diantaranya adalah budaya musik, budaya mapalus, dan perjamunan kasih. 4.3 Pokok-Pokok Temuan Proses masuknya Masyarakat Minahasa di Popayato Proses masuknya masayrakat Minahasa di Popayato bersamaan dengan perang Tondano II. Akibat perang tondano II banyak masyarakat yang meninggalkan minahasa, mereka berbaur ke berbagai daerah, salah satunya ke gorontalo. Masyarakat minahasa yang di gorontalo tepatnya tinggal di pabeyan

18 dan puncur. Masyarakat minahasa yang ada di gorontalo ini ada yang berpindah tempat dan ada juga yang menetap. Pada awal abad ke-20 masyarakat Minahasa yang ada di Pabeyan dan Puncur berlayar ke Popayato bersama tentara Belanda dengan menggunakan kapal milik Belanda. Tujuan mereka adalah untuk memperluas daerah kekuasaan. Masyarakat Minahasa yang ada pada saat itu adalah Marga Rumampuk, Tumampas, Tooy, Rakian, Rantung, Rambi dan Mandagi. Pada saat pertama kali datang Di Popayato masyarakat Belanda mendirikan suatu perusahaan, yaitu perusahaan kelapa. Masyarakat Minahasa yang dibawah oleh Belanda dipekerjakan di Perusahaan kelapa tersebut dengan posisi yang lebih baik dari pada masyarakat lainnya, yaitu sebagai Mandor dan bekerja di Kantor sedangkan masyarakat lainnya hanya sebagai buruh kasar. Selama masyarakat Minahasa bekerja di Perusahan Belanda mereka tinggal di Nipa yang saat ini sudah menjadi desa Popayato. Di desa inilah masyarakat Minahasa menjalani aktifitas sehari-hari. Setelah beberapa tahun kemudian masyarakat Minahasa lainnya pindah ke desa Tahale yang tertinggal di Nipa hanyalah Tumampas, Rambi dan Tooy. Sejak saat itu masyarakat Minahasa mulai terbiasa dengan kehidupan yang ada di Popayato dan sudah tinggal menetap di Popayato sampai sekarang. Pada saat berpindah masayrakat Minahasa membawa budaya seperti bahasa, religi, makanan khas, perekonomian yang memadai, adat pernikahan, budaya musik, perjamuan kasih dan budaya mapalus.

19 4.3.2 Interaksi Masyarakat Minahasa dengan Masyarakat Popayato Masyarakat Minahasa mampu berinteraksi dengan masyarakat Popayato. Meskipun awalnya hubungan interaksi antara masyarakat Minahasa dan Popayato hanya sekedar interaksi di tempat kerja, yaitu pada perusahaan kelapa milik Belanda, namun mereka mampu menciptakan suasana yang baik di luar tempat kerja. Interaksi antara masyarakat terjalin dengan baik diawali dengan komunikasi yang baik pula. Dalam segi kominikasi masyarakat Minahasa menggunakan bahasa Minahasa yang sudah menjadi bahasa daerah mereka. Hal demikian juga terjadi pada masyarakat Popayato, mereka mengunakan bahasa daerah Gorontalo sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Meskipun memiliki perbedaan bahasa daerah nemun hal tersebut tidak mempengaruhi interaksi antara masayrakat Minahasa dengan masyarakat Popyato. Seiring begantinya waktu interaksi masyarakat Minahasa dan masyarakat Popayato semakin akrab sudah seperti hubungan keluarga. Masyarakat Minahasa dan masyarakat Popayato sudah saling memahami satu sama lain, baik dari segi bahasa, makanan, ekonomi dan adat pernikahan. Terkadang terdapat pertikaian kecil, yaitu ketika ada yang berpindah agama Adaptasi Budaya Minahasa dengan Masyarakat Popayato Budaya Minahasa mampu beradaptasi dengan masyarakat Popayato. Banyak budaya Minahasa yang dipengaruhi oleh masyarakat Popayato. Adaptasi budaya Minahasa dengan masyarakat Popayato dapat dilihat dari segi agama. Masyarakat

20 Minahasa seluruhnya menganut agama Kristen dan masyarakat Popayato seluruhnya menganut agama Islam. Penganut agama Islam dan Kristen sudah saling mempengaruhi. Ada Islam masuk Kristen dan Kristen masuk Islam, tapi mayoritas Kristen Masuk Islam. Perpindahan agama terjadi karena adanya hubungan pernikahan antara masyarakat Minahasa dan masyarakat Popayato. Selain yang telah dijelaskan di atas masih banyak budaya Minahasa yang beradaptasi dengan masyarakat Popayato. Diantaranya adalah budaya musik, budaya mapalus, dan perjamunan kasih. 4.4 Pembahasan Proses masuknya Masyarakat Minahasa di Popayato Menurut Supit Bert "Minahasa" artinya "konfederasi" atau juga "negara yang dibentuk melalui gabungan beberapa daerah". Minahasa merupakan grup etnis yang hidup di Sulawesi Timur Laut. Sejarah mengatakan bahwa tou Minahasa merupakan turunan Raja Ming dari tanah Mongolia yang datang berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah orang turunan Raja Ming dari pulau itu. Tapi pendapat tersebut Lemah menurut David DS Lumoindong, karena jika Minahasa berasal dari keturunan Kerajaan Ming Dinasti Ming, maka seharusnya ilmu Pengetahuan kerajaan Ming yang sudah pada taraf yang maju seharusnya terlihat pada Peninggalan Arsitektur Minahasa maupun huruf dan bahasa Tionghoa ditahun , tetapi kenyataannya Sebelum bangsa Eropa datang. Peninggalan zaman Ming tidak ada di Minahasa, jadi pendapat Tandean sangat lemah untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan sejarah dan asal usul Minahasa. Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack yaitu berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia dan kesamaan Warna Kulit, yaitu Kuning Langsat. Persamaan dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol. Dan juga

21 dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun temurun oleh suku Mongol dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak, dan Korea. Asal usul masyarakat Minahasa juga dikisahkan dalam legenda Toar dan Lumimuut. Toar dan Lumimut ini terbagi dalam dua versi. Dalam legenda Toar dan Lumimuut terdapat unsur yang sama dalam varian manapun, yakni: 1) Seluruh orang Minahasa adalah keturunan dari Toar (ayah) dan Lumimut (ibu), 2) Toar pada hakikatnya adalah putra kandung dari Lumimuut, 3) Orang Minahasa pada hakekatnya bukanlah penduduk asli dari daerah yang mereka duduki atau tempati sekarang, 4) Pembagian dan penempatan wilayah-wilayah telah diatur melalui suatu upacara yang diselenggarakan di Batu Pinabetengan (watu pinawetengan in nuwu). Setelah itu para penginjil Katolik yang berasal dari Spanyol dan Portugis memasuki daerah Minahasa. Menyusul perkembangan dalam abad ke-19, ketika kegiatan zending dipimpin oleh Nederlandsche Zendelings-Genootschap (NZG) dalam masa ini bermunculan para penginjil dari Minahasa dan telah mewariskan kepada orang banyak, catatan mengenai berbagai segi dari kebudayaan Minahasa. Dari masa inilah dijumpai tulisan-tulisan mengenai asal usul penduduk Minahasa. Kisah-kisah tentang Minahasa dapat dibagi dalam tiga kategori, yakni: 1) yang direkam sebagaimana adanya dan karena itu masih mengandung unsur-unsur yang asli, terutama jika kita melihat dari sudut pemakaian bahasa, 2) yang mengandung pengaruh penyebar agama katolik, 3) yang mengandung pengaruh Zending atau

22 yang disusun sendiri oleh para penulis dan petugas Zending dengan menggunakan unsur-unsur kisah kuno sebagai dasar. Asal usul masyarakat Minahasa tidak lepas dari kerajaan-kerajaan yang ada di sulawesi Utara salah satunya adalah kerajaan Manado. Kerajaan Manado membentang sampai ke daerah yang bernama boelang (Bolaang) dan meluas terus ke barat sampai di Koeranga, yang terletak setengah hari perjalanan dari Gorontalo. Ke utara terbentang tapal batas Manado hingga ke ujung utara Poelisan (tanjung pulisan yang terkenal dengan pemujaan kepada setan-setan yang hingga kini masih berlaku), terdiri dari pulau-pulau di sekitar Selat Bangka (Lembe) serta yang lainnya di timur laut dan pantai barat. Semuanya termasuk kerajaan yang sama. Nenek moyang raja Manado ini (yang dimaksud adalah raja Bolaang yang bernama Loloda Mokoagow yang memerintah di kawasan itu ketika Pendeta Montanus berada di Manado). telah menguasai negeri Bonton (M outon) dengan kekuatan senjata dan mendapat upeti darinya. Dengan bantuan Raja Siaw, ayahnya yang sudah meninggal, telah menaklukan kerajaan Kaudipan. Kerajaan ini terutama terdiri dari dua kampung, yang pertama Dauw dan yang lainnya bolaang Itang. Dalam perjanjian yang pernah dibuat, Dauw masuk kerajaan Manado, sedangkan Bolang Itang masuk kerajaan Siau. Raja-raja Manado tidak pernah mempunyai hak di pedalaman Sulawesi (yang dimaksud adalah minahasa). Kepala pemerintahan Sulawesi Utara pernah berthata di sebelah Barat, di belakan pegunungan Kime (dalam bahasa Alifuru berari nyare, tetapi dalam bahasa Spanyol akhirnya disebut Kema, yang berarti

23 kebakaran, karena banyaknya kebakaran yang dilakukan orang Spanyol di sana). Kepala pemerintahan ini sangat dijunjung dan dihormati serta kewibaannya besar. Kedatangan Spanyol di Sulawesi Utara juga merupakan bagian dari asal usul masyarakat Minahasa. Orang Spanyol memang sudah lama muncul di wilayah Manado, jauh sebelum pembentukkan misi Jesuit di Maluku pada tahun Setelah Spanyol datang bangsa Portugis. Walaupun kehadiran Spanyol di Sulawei Utara sudah berbekas sebelum kedatangan Portugis, tapi kehadiran mereka lebih terasa sesudah kunjungan Mighel Lopez de Legaspi pada tahun Keberanian Spanyol untuk muncul secara sistematis di perairan Sulawesi Utara mulai menjadi-jadi. Satu-satunya kekuatan yang menghalani mereka adalah orang-orang Portugis. Tetapi setelah itu kehadiran Spanyol di Sulawesi Utara makin terasa. Amuran dan Manado yang tadinya hanya merupakan persinggahan, berubah menjadi pusat penjelajahan ke pedalaman Minahasa. Di pantai timur Kema menjadi mereka pula. Ini disebabkan karena mereka telah mengetahui, bahwa di pedalaman Minahasa terdapat banyak beras yang diperlukan maluku dan Cebu. Gudang-gudang beras seperti kali yang terletak di pinggir danau Tonsawang, menjadi neraka tempat orang Spanyol pembawa panji. Pada awal abad ke-17 kekuasaan Spanyol di Sulawesi Utara mulai mendapat tantangan. Setelah tiba di Banten pada tahun 1598, Cornelis meneruskan perjalanannya ke Maluku dan mempersiapkan kehadiran Belanda di Tarnate. Pada permulaan abad ke-17, yakni pada tahun 1607, setelah mengadakan perjanjian persahabatan dengan Sultan Ternate, Belanda mengadakan operasi-

24 operasi bersama ke wilayah Manado untuk mengusir orang Spanyol dari kawasan itu. Akibat kepergian orang Spanyol, orang Tondano kehilangan partner dalam perdagangan beras. Dengan Belanda mereka belum mau berhubungan. Oleh karena itu pada tahun 1661 Gubernur Cos, yang memang termasuk seorang pemberani, mengambil keputusan untuk menundukkan Tondano. Karena keadaan yang mengharuskan akhirnya orang Tondano memutuskan untuk berhubungan dengan Belanda. Karena berlimpahnya padi yang tidak terjual, orang Tondano terpaksa mengahiri keadaan perang melawan Belanda dan membangun pemukiman baru yang mereka namakan Minawanua. Suatu ironi dalam sejarah Minahasa, seratus empat puluh lima tahun kemudian, di Minawanua pun meletus peperangan. Kali ini orang Tondano, bukan saja berperang melawan Belanda, tetapi lebih dari itu, harus berperang pula melawan kelaparan. Berakhirnya perang Tondano I membawa kemajuan dalam perdagangan beras bagi Kompeni. Hal ini menyebabkan pimpinan Kompeni di Ternate cukup beralasan untuk memaksa Batavia mengubah pandangannnya mengenai Manado. Dengan harapan Manado dapat menjadi gudang beras bagi Maluku dan menjadi pos terdepan untuk menghadapi perembesan orang Makassar ke sana, Batavia akhirnya yakin betapa pentingnya de Nederlandsche Vastigheyt. Sekalipun Batavia melancarkan penghematan di Maluku, namun karena Manado sudah menjadi sangat penting baginya, pada tangggal 30 desember 1665 diputuskan bahwa de Nederlandsche Vastighyet yang dibuat dari kayu itu harus dibongkar dan diganti dengan benteng beton.

25 Persetujuan persahabatan 10 januari 1679, memberi tempat berpijak yang kuat bagi kompeni di Minahasa. Selain itu perjanjian Bongaya juga dipakai sebagai alasan menghalangi klaim Bolaang (Kerjaan Manado) atas wilayah yang sama. Sebab itu ketika pada tahun 1704 Raja Bolaang Jacobus Manoppo, menuntut pengembalian wilayah Manado (Minahasa) berdasarkan hak waris dari ayahnya Laloda Mokoagow, kompeni menolak dengan dalih, bahwa klaim sultan ternate atas daerah minahasa lebih kuat berdasarkan Bonggaisch tractaat. Tetapi peranan ternate sesungguhnya telah dihalangi kompeni dengan perjanjian Jelas tampak bahwa Belanda berusaha keras untuk menancapkan kekuasaannya dan kedaulatannya di Minahasa. Setapak demi setapak Kompeni mengkonsolidasi kekuasaan dan memperkukuh kedudukannya. Dengan alasan memperlancar perdagangan beras, kompeni mencampuri urusan rumah tangga para ukung. Tindakan-tindakan pengawasan dipergiat, selanjutnya Kompeni mengeluarkan ketentuan bahwa pemilihan kepala walak harus dimusyawarakan terlebih dahulu dengan kompeni. Akhirnya Kompeni memberanikan diri memasuki urusan pengadilan, suatu bidang yang dianggap oleh para ukung sebagai hak prerogatif mereka dan tidak boleh dicampuri. Perjanjian persekutuan (bondgenootschap) tanggal 10 september 1699 mengandung berbagai kehendak kompeni, yang telah mencoba melaksanakannya di masa sebelumnya, tetapi terbentur pada ketentuan-ketentuan dalam adat. Hal yang paling positif dalam perjanjian ini adalah, bahwa kompeni telah mengusahakan persatuan antar ukung dan menggunakan musyawarah antar ukung untuk menyelesaikan pertikaian-pertikaian mereka.

26 Setelah perjanjian tersebut terjadi, terjadi perang Tondano II. Pada tanggal 1 januari 1808, Herman Willem Daendlas, Gubernur Jenderal Belanda yang baru mendarat de pelabuhan anyer (Banten). Demokra t yang telah berbalik menjadi pengagum Napoleon Bonaparte itu, setiba di Jakarta, segera mengambil langkahlangkah pembaruan dengan gaya dan cara seorang diktator. Dalam bidang pemerintahan, ia menginstrusikan agar pengangkatan kepala pemerintahan daerah, dilakukan berdasarkan pola baru. Karena garis-garis suplai terputus sama sekali, bahaya kelaparan melanda Minawanua. Orang Tondano mulai memakan ampas sagu yang dicampur denga sedikit beras. Agar dapat memperoleh sagu, mereka harus berani menyabung nyawa memasuki hutan-hutan sagu di sekitar Minawanua yang sudah merupakan daerah patroli pasukan Belanda. Tidak sedikit dari mereka yang menjadi korban karena usha mencari sagu itu. Akibat perang Tondano II banyak masyarakat yang meninggalkan Minahasa, mereka berbaur ke berbagai daerah, salah satunya ke Gorontalo. Masyarakat Minahasa yang di Gorontalo tepatnya tinggal di Pabeyan dan Puncur. Masyarakat Minahasa yang ada di Gorontalo ini ada yang berpindah tempat dan ada juga yang menetap. Masyarakat Minahasa yang ada di Pabeyan dan Puncur berlayar ke Popayato bersama tentara Belanda dengan menggunakan kapal milik Belanda. Tujuan mereka adalah untuk memperluas daerah kekuasaan. Masyarakat Minahasa yang ada pada saat itu adalah Marga Rumampuk, Tumampas, Tooy, Rakian, Rantung, Rambi dan Mandagi. Pada saat pertama kali datang Di Popayato

27 masyarakat Belanda mendirikan suatu perusahaan, yaitu perusahaan kelapa, Masyarakat Minahasa yang dibawah oleh Belanda dipekerjakan di Perusahaan kelapa tersebut dengan posisi yang lebih baik dari pada masyarakat lainnya, yaitu sebagai Mandor dan bekerja di Kantor sedangkan masyarakat Popayato hanya sebagai buruh kasar. Posisi masyarakat Minahasa sebagai mandor membuat mereka hidup lebih sejahtera dari pada masayarakat Popayato. Perekonomian merekapun jauh lebih baik dari pada perekonomian masyarakat Popayato. Perbedaan ekonomi tidak menghalangi kerja sama antara kedua masyarakat ini, mereka tetap bekerja pada posisi masing-masing. Interaksi antara kedua masayrakat terjalin baik sudah seperti keluarga. Meskipun berbeda posisi kerja namun kerja sama dan saling membantu tetap dijalankan oleh masyarakat Minahasa dan masyarakat Popayato. Hal seperti inilah yang membuat masyarakat Minahasa betah tinggal di Popayato. Selama masyarakat Minahasa bekerja di Perusahan Belanda mereka menempati wilayah Nipa yang saat ini sudah menjadi desa Popayato. Di desa inilah masyarakat Minahasa menjalani aktifitas sehari-hari. Setelah beberapa tahun kemudian masyarakat Minahasa lainnya pindah ke desa Tahale yang tertinggal di Nipa hanyalah Tumampas, Rambi dan Tooy. Perpindahan terjadi bukan karena ketidak betahan oleh mereka sendiri, tapi karena mereka telah melakukan pernikahan dengan masayrakat Popayato. Masyarakat Minahasa sangat menikmati kehidupan di Popayato karena masyarakat Popayato sangat ramah dan menhgargai mereka. Sejak saat itu masyarakat Minahasa mulai terbiasa dengan kehidupan yang ada di Popayato dan sudah tinggal menetap di Popayato

28 sampai sekarang hingga tidak ada keinginan lagi untuk pulang ke daerah asal yaitu Minahasa. Masyarakat Minahasa membawa budaya dari daerah Minahasa. Adapaun budaya yang mereka bawa diantaranya adalah bahasa, religi, makanan khas, perekonomian yang memadai, adat pernikahan, budaya musik, perjamuan kasih dan budaya mapalus. Bahasa yang digunakan masayrakat Minahasa sejak awal datang di Popayato adalah bahasa daerahnya sendiri, agama yang mereka anut adalah Kristen, makanan khas yang sering mereka makan adalah Tinutuan dan midal, perekonomian yang mereka milkipun sangat memadai. Masyarakat Minahasa memiliki adat pernikahan yang jauh berbeda dengan adat pernikahan Popayato, budaya musik yang dimilki juga sangat unik. Selain itu masayrakat Minahasa membawa budaya perjamuan kasih, yaitu acara makan bersama yang merupakan wujud rasa sukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Selain perjamuan kasih ada juga budaya mapalus atau gotong royong, budaya ini sering digunakan untuk meringankan beban masayrakat Minahasa. Popayato memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan sangat berguna untuk masyarakatnya. Berikut sarana dan parasarana yang ada di Popayato. a. Kantor Camat Popayato Kecamatan Popayato terdiri dari 10 desa, yaitu Desa Popayato, Telaga, Telaga Biru, Trikora, Dambalo, Bukit Tingki, Tunas Harapan, Bumi Bahari, Torosiaje dan Torosiaje Jaya, segala aktifitas kecamatan berpusat di kantor camat

29 yang sekarang ini terletak di desa Popayato. Kecamatan Popayato memiliki satu lapangan yang luas, terletak di samping kiri kantor camat, sekitar seratus meter dari dari kantor kecamatan. Di lapangan inilah semua kegiatan kecamatan dilakukan seperti pertandingan olahraga dan kesenian, selain itu lapangan ini juga menjadi tempat pertunjukkan pameran yang datang dari luar daerah. Kecamatan Popayato memilki pasar yang besar, tempatnya terletak di desa Popayato jarakanya tidak jauh dari kantor kecamatan tepatnya berada di sebelah kanan dari kantor camat. Pasar merupakan suatu tempat perbelanjaan seluruh masyarakat, di pasar ini disediakan semua bahan yang diperlukan masyarakat. Pasar di Popayato dilakukan seminggu sekali, yaitu setiap hari selasa. Selain lapangan dan pasar di Kecamatan Popayato terdapat tempat wisata, yaitu pantai Lalape yang terletak di desa Trikora dan rumah terapung di desa Torosiaje. Rumah terapung yang terdapat di desa Torosiaje merupakan rumah penduduk yang merupakan tempat tinggal mereka selamanya, karena keadaannya yang unik dan pemandangannya yang indah maka desa Torosiaje banyak dikunjungi oleh wisatawan sebagai tempat untuk berwisata. Tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan yang datang dari luar daerah maupun yang datang dari Popayato sendiri. Pantai Lalape dan desa Torosiaje banyak dikunjungi masyarakat pada saat hari-hari libur. b. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di kecamatan Popayato sampai saat ini sudah sangat memadai. Di Kcematan Popayato terdapat sebuah universitas jarak jauh

30 yang meruapakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG), namun universitas ini belum memiliki gedung sendiri hanya menenpati gedung SMK. Keadaan pendidikannya belum memadai karena aktifitas pembelajaran dilkukan pada siang hari dan dosennya hanya dosen terbang. Karena kondisi pendidikannya belum memadai maka sebagian besar masyarakat Popayato yang ingin melanjutakan pendidikan ke perguruan tinggi masih pergi keluar daerah, dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh masyarakat yang mampu. Di kecamatan Popayato terdapat sebuah gedung SMA yang berada di desa Popayato dan sebuah gedung SMK yang terletak di desa Torosiaje Jaya. Kedua sekolah ini banyak memiliki siswa dan guru. Fasilitas yang ada sudah cukup memadai. Siswa yang bersekolah tidak hanya yang berasal dari kecamatan Popayato sendiri, tapi juga dari berbagai daerah ada yang masih dalam lingkungan kabupaten Pohuwato dan ada juga yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah, demikian juga dengan keadaan gurunya. Sekolah menengah pertama yang ada di kecamatan Popayato ada dua buah gedung, yaitu MTs Negeri Popayato yang ada di desa Popayato dan SMP Negeri 1 Popayato terletak di desa Bumi Bahari. Sekolah SMP Negeri 1 Popayato dulunya merupakan SMP Negeri 3 Popayato, namun pada waktu kecamatan Popayato di mekarkan menjadi 3 kecamatan maka sekolah SMP negeri 3 Popayato menjadi SMP Negeri 1 Popayato. Masayarakat yang sekolah disini berasal dari berbegai desa yang ada di kecamatan Poayato sendiri.

31 Sekolah dasar (SD) dan Paud terdapat di semua d esa yang ada di kecamatan Popayato. Masing-masing desa memiliki satu gedung Sekolah dasar (SD) dan gedung Paud. Siswa yang bersekolah di sekolah tersebut berasal dari desa masing-masing. c. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan merupakan tempat yang sangat penting bagi umat yang beragama. Sarana peribadatan sudah pasti ada di setiap daerah. Di kecamatan Popayato memiliki tempat peribadatan Masjid dan Gereja. Di kecamatan Popayato meliki banyak banyak Masjid dibandingkan dengan Gereja, hal tersebut terjadi kerena masyarakat Popayato mayoritas beragama Islam. Masjid di kecamatan Popayato sebanyak 13 buah masjid dan 3 buah Gereja. Tiga belas Masjid tersebut tersebar di seluruh desa yang ada di kecamatan Popayato dengan satu buah Masjid merupakan masjid Kecamatan yang berdirih megah di depan lapangan kecamatan Popayato. Gereja yang ada di Popayato terdapat di desa Popayato, desa Trikora dan desa Dambalo. d. Sarana Kesehatan Untuk menciptakan masyarakat yang sehat bebas dari penyakit, maka sarana kesehatan wajib di bangun di setiap daerah. Di kecamatan Popayato terdapat sarana kesehatan Puskesdes yang terdapat di masing-masing desa. Selain itu terdapat juga Puskes kecamatan yang terletak di Desa Popayato, fasilitas yang ada sudah memadai sangat membantu masyarakat sekitarnya. Waktu pelayanan di Puskes ini 1 X 24 jam, pelayanan tenaga medis yang ada sangat menyenangkan. (Sumber Data Kecamatan Popayato)

32 4.4.2 Interaksi Masyarakat Minahasa dengan Masyarakat Popayato Interaksi merupakan suatu proses hubungan sosial antara satu individu dengan individu yang lain, maupun satu kelompok dengan kelompok yang lain. Interaksi antara masayrakat Minahasa dengan masarakat Popyato terjalin melalui bahasa, makanan khas, ekonomi dan adat pernikahan. Meskipun memiliki bahasa, makanan khas, ekonomi dan adat pernikahan yang berbeda namun hal tersebut tidak mempengaruhi interaksi antara kedua masarakat tersebut Bahasa Bahasa menunjukkan bangsa, demikian pepatah yangs sering kita dengar. Memang benar kata pepatah tersebut, karena dari bahasa yang kita gunakan orang lain dapat mengetahui asal daerah kita sebenarnya. Hal tersebut terjadi pada masyarakat Minahasa, kerana mereka berasal dari daerah Minahasa maka bahasa yang sering mereka gunakan adalah bahasa Minahasa yang sudah menjadi bahasa daerah mereka. Hal demikian juga terjadi pada masyarakat Popayato, mereka mengunakan bahasa daerah Gorontalo sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Meskipun masyarakat Minahasa sering menggunakan bahasa daerah dan juga masyarakat Popayato menggunakan bahasa daerahnya sendiri, namun hal tersebut tidak mengurangi rasa kekelurgaan dan interkasi antara masyarakat Minahasa dengan masayrakat Popayato. Kedua masyarakat ini saling memahami antara bahasa daerah masing-masing. Masyarakat Minahasa mengerti bahasa Gorontalo begitu juga dengan masyarakat Popayato sudah mengerti bahasa

33 Minahasa. Penggunaan kedua bahasa disesuaikan oleh masayarakat sesuai dengan sistuasi dan kondisi yang ada Makanan khas Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sehari-hari. Tanpa makanan orang-orang tidak mempunyai energi dan sudah tentu tidak dapat menjalankan aktifitas sehari-hari sehingga mengakibatkan untuk tidak bisa mempertahankan kehidupan. Orang yang tidak dapat mempertahankan kehidupan termasuk orang yang gagal dalam berinteraksi. Setiap daerah sudah pasti memiliki makanan khas. Sangat jarang bagi suatu masyarakat bisa menikamati makanan khas dari daerah lain. Hal demikian terjadi karena adanya perbedaan selera, tapi tidak jarang juga yang menikmati semua makanan dari daerah lain. Bagi orang yang tidak bisa menikmati makanan khas daerah lain suatu saat akan bisa jika dilakukan kebiaasaan untuk mencoba menikamti makanan tersebut. Berbicara tentang makanan khas, kita bisa mengetahui makanan khas dari daerah Minahasa dan Popayato. Makanan khas daerah Minahasa adalah Tinutuan dan Midal sedangakan makanan khas daerah Gorontalo adalah binde biluhuta yang kita kenal dengan milu siram. Pada awalnya kedua makanan khas ini hanya disukai oleh orang-orang yang memang berasal dari daerahnya. Masyarakat Minahasa hanya menyukai midal dan tinutuan dan masyarakat Popayato hanya menyukai milu siram. Setelah terajdi interaksi antara masyarakat Minahasa dengan masyarakat Popayato, maka makanan khas kedua daerah ini sudah disukai

34 oleh kedua masyarakat tersebut. Masyarakat Minahasa sudah menyukai milu siram dan masarakat Popayato menyukai midal dan tinutuan Ekonomi Seseorang mempertahankan kehidupanya di suatu daerah didukung oleh faktor ekonomi. Sejahtera dan tidaknya kehidupan seseorang tergantung pada tingkat ekonomi yang dimilkinya. Faktor ekonomi berperan serta dalam interaksi masyarakat Minahasa dengan masyarakat Popayato. Ekonomi berhubungan erat dengan sumber daya manusia, sumber daya manusia inilah yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat ekonomi seseorang. Dilihat dari sumber daya manusia yang ada di Popayato, nampak jelas bahwa sumber daya manusia masyarakat Minahasa lebih banyak dari pada sumber daya masyarakat asli Popayato. Itulah sebabnya tingkat ekonomi masyarakat Minahasa lebih tinggi dari pada tingkat ekonomi masyarakat Popayato. Tinggi rendahnya kesejahteraan suatu individu maupun kelompok dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suatu ekonomi. Hal demikian dialami oleh masyarakat Minahasa dan masyarakat di Popayato. Dari tingkat ekonomi yang berbeda tersebut masyarakat Minahasa jauh lebih sejahtera dari pada masyarakat Popayato Adat Pernikahan Adat pernikahan masyarakat Minahasa tidak mempengaruhi interaksi antara masyarakat Minahasa dengan masyarakat Popayato. Proses perawatan calon pengantin dan "Posanan" (Pingitan) dilakukan sehari sebelum pernikahan pada saat "Malam Gagaren" atau malam muda-mudi. Pada proses pernikahan

35 dilakukan mandi adat "Lumelek" (menginjak batu) dan "Bacoho" hal ini dilakukan di kamar mandi di rumah calon pengantin. Lumelek merupakan sebuah acara Mandi Adat, dimana Pengantin disiram dengan air yang telah diberi bungabungaan warna putih, berjumlah sembilan jenis bunga yang berbau wangi, dengan mamakai gayung sebanyak sembilan kali disiram dari batas leher ke bawah. Secara simbolis dapat dilakukan sekedar membasuh muka oleh pengantin itu sendiri, kemudian mengeringkannya dengan handuk yang bersih dan belum pernah digunakan sebelumnya. Bacoho dilakukan Setelah mandi biasa membersihkan seluruh badan dengan sabun mandi lalu mencuci rambut dengan bahan pencuci rambut seperti shampoo.mencuci rambut "bacoho" dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara tradisional ataupun hanya sekedar simbolisasi. Secara tradisional dilakukan dengan Bahan-bahan ramuan, yang digunakan adalah parutan kulit jeruk nipis atau lemong bacoho, fungsinya sebagai pewangi, air jeruk popontolen, fungsinya sebagai pembersih lemak kulit kepala; daun pandan yang ditumbuk halus, fungsinya sebagai pewangi, bunga manduru (melati hutan) atau bunga rosi (mawar) atau bunga m elati yang dihancurkan dengan tangan berfungsi sebagai pewangi. Minyak buah kemiri untuk melemaskan rambut dicampur sedikit perasan air buah kelapa yang diparut halus. Seluruh bahan ramuan harus berjumlah sembilan jenis tanaman, untuk membasuh rambut. Sesudah itu dicuci lagi dengan air bersih lalu rambut dikeringkan.

36 Sebagai simbolisasi, Semua bahan-bahan ramuan tersebut dimasukkan ke dalam sehelai kain berbentuk kantong, lalu dicelup ke dalam air hangat, lalu kantong tersebut diremas dan airnya ditampung dengan tangan, kemudian digosokkan ke rambut calon pengantin sekadar simbolisasi. Setelah acara adat dilakukan, maka dilanjutkan dengan upacara pernikahan. Upacara pernikahan adat Minahasa dapat dilakukan di salah satu rumah pengantin pria ataupun wanita. Proses upacara adat perkawinan yang dilaksanakan dalam satu hari adalah sebagai berikut : Pada Pukul dilakukan upacara Toki Pintu. Pengantin pria kerumah pengantin wanita sambil membawa antaran (mas kawin), berupa makanan masak, buah-buahan dan beberapa helai kain sebagai simbolisasi. Wali pihak pria memimpin rombongan pengantin pria, mengetuk pintu tiga kali. Tiga ketuk dan pintu akan dibuka dari dalam oleh wali pihak wanita. Lalu dilakukan dialog dalam bahasa daerah Minahasa. Kemudian pengantin pria mengetok pintu kamar wanita. Setelah pengantin wanita keluar dari kamarnya, diadakan jamuan makanan kecil dan bersiap untuk pergi ke Gereja. Pada Pukul dilaksanakan pernikahan di Gereja yang sekaligus dinikahkan oleh negara, (apabila pe tugas catatan sipil dapat datang ke kantor Gereja). Untuk itu, para saksi kedua pihak lengkap dengan tanda pengenal penduduk (KTP), ikut hadir di Gereja.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan budaya merupakan bagian dari adat istiadat, bentuk-bentuk tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan budaya merupakan bagian dari adat istiadat, bentuk-bentuk tradisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sistem yang mempengaruhi kualitas budaya di suatu daerah adalah adaptasi budaya. Adaptasi suatu proses penyesuain diri yang dilakukan oleh masyarakat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak semata-mata mengakibatkan permusuhan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, melainkan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Marsonja 1. Geografis Desa Marsonja Desa Marsonja merupakan salah satu desa dari sekian banyak Desa yang ada di Kecamatan Sungai

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terletak di benua asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, yaitu samudra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis,

BAB I PENDAHULUAN. ordinat 5º- 6º Lintang Selatan dan 131º- 133,5º Bujur Timur dan secara geografis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Langgur merupakan Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara yang terletak di Provinsi Maluku. Secara astronomi Kabupaten Maluku Tenggara terbentang pada ordinat 5º- 6º

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR 33 BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR A. Letak Geografis Berdirinya desa pujud pada tahun ± 1901, dimana desa ini di sebelah barat berbatasan dengan desa kasangbangsawan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Kampar Asal muasal nama Kampar sampai saat sekarang belum adakesepakatan universal, namun yang perlu dipahami adalah sejarah dan harus kedepankan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI A. Sejarah Kabupaten Kuantan Singingi 10 Kabupaten kuantan singingi atau sekarang lebih dikenal dengan singkatan Kuansing, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Tanjung Setia Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu: BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung

Lebih terperinci

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh 15 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh 1. Keadaan Geografis Jalur ke Ibu kota Kecamatan 4 km, Ke Ibu Kota Payakumbuh 5 km, dan Ke Ibu Kota Provinsi

Lebih terperinci

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK Lembar BIL Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. B ila hanya ada sedikit waktu untuk berlibur, pilihan transportasi paling mudah adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Karta. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah nama sebuah Desa yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai 4.1.1. Letak Geografis Kecamatan Labuhan Maringgai merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Timur dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan ekonomi yang cukup potensial bagi Indonesia. Akselerasi globalisasi yang terjadi sejak tahun 1980-an semakin membuka peluang bagi kita

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang artinya garis keturunan berdasarkan ayah. Hal ini jelas dilihat dari kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Kampar adalah merupakan satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar dengan ketinggian 30/50 Meter dari permukaan laut, suhu maksimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan Haru Wampu, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun 4.1.1 Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun secara astronomis terbentang antara koordinat

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA Peta Konsep Peran Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran antara Asia dan Eropa O Indonesia terlibat langsung dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran antara Asia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebelumnya. Tercermin pada pasal 26, ayat 2 UU No.15 tahun 1997 tentang

I. PENDAHULUAN. sebelumnya. Tercermin pada pasal 26, ayat 2 UU No.15 tahun 1997 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya transmigrasi bukanlah hanya memindahkan penduduk semata tetapi lebih dari itu merupakan jalan perbaikan kondisi hidup bagi para transmigran. Dengan

Lebih terperinci

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba: Pesona Sumatera Utara Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara ini merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 kilometer persegi,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang BAB II PROFIL DESA KASIKAN A. Kondisi Geografi dan Demokrafi Desa kasikan adalah salah satu desa diantara beberapa desa yang terletak di Kecamatan Tapung Hulu lebih kurang 35 Km dari pusat kecamatan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah BAB 1 SKOUW WUTUNG Peta Pulau Papua A. Sejarah Provinsi Papua dulunya mencakup seluruh Pulau Papua bagian barat. Pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal,

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari beribu-ribu pulau tersebut Indonesia memiliki berbagai suku, ras, agama,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kali dibuka pada tanggal 8 Mei 1954 oleh jawatan transmigrasi dan diberi nama BANDAR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kali dibuka pada tanggal 8 Mei 1954 oleh jawatan transmigrasi dan diberi nama BANDAR 40 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bandar Jaya Barat Kelurahan Bandar Jaya Barat pada awalnya merupakan daerah transmigrasi yang pertama kali dibuka pada tanggal 8 Mei

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. atau 9,965 Ha, dengan pusat pemerintaahan berada di desa Kampar.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. atau 9,965 Ha, dengan pusat pemerintaahan berada di desa Kampar. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Kampar Timur adalah suatu wilayah yang terletak di Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Kecamatan Kampar Timur merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang permasalahan 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia. Orang-orang Tionghoa asli sudah datang ke pulau Jawa jauh sebelum kedatangan orang Barat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Tanjung Bunga adalah salah satu Desa dari beberapa desa yang berada di dalam wilayah kecamatan pulau merbau kabupaten kepulauan meranti

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Tentang Desa Kepuh Teluk 1. Letak Geografis Desa Kepuh Teluk Desa atau Kelurahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia PROLOG Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Itu potongan lagu yang sering saya nyanyikan di Sekolah Dasar ketika ada pengambilan nilai mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita adalah perempuan yang sudah dewasa, sedangkan perempuan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita adalah perempuan yang sudah dewasa, sedangkan perempuan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Wanita adalah perempuan yang sudah dewasa, sedangkan perempuan adalah orang (manusia) yang bisa menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. Jadi dalam hal ini,

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci