PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN"

Transkripsi

1 PENGUASAAN KETERBELAJARAN GERAK SISWA SD NEGERI WATUGAJAH KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Ali Fathoni NIM JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

2 PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada, hari : Minggu tanggal : 30 Agustus 2009 Ketua, Panitia Sekretaris, Drs. M. Nasution, M.Kes. Dra. Heny Setyawati, M.Si. NIP NIP Penguji, 1. Drs. Sugiharto, M.Kes.. NIP Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes. NIP Drs. Prapto Nugroho, M.Kes. NIP ii

3 SARI Skripsi ini berjudul Penguasaan Keterbelajaran Gerak Siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah pertama usia anak SD merupakan usia yang sangat penting untuk meningkatkan keterbelajaran gerak sehingga mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan dan perkembangan keterbelajaran geraknya, kedua keterbelajaran gerak merupakan suatu aktifitas tubuh yang wajib dikuasai oleh manusia, karena pada dasarnya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bergerak dan ketiga pemilihan siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan sebagai sampel penelitian, kebetulan penulis mengajar di SD tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterbelajaran gerak yang dimiliki siswa SD Negeri Watugajah kecamatan Kesesi kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 anak, dengan rincian siswa putra berjumlah 15 anak dan siswa putri berjumlah 15 anak. Variabel dalam penelitian ini adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Metode penelitian yang digunakan adalah tes, untuk mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan melakukan tes keterbelajaran gerak. Hasil penelitian menunjukkan Keterbelajaran gerak Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan kategori kurang tidak ada; kategori sedang tidak ada; kategori baik 33,33% dengan jumlah 10 siswa; kategori baik sekali 66,67% dengan jumlah 20 siswa. Kesimpulan penelitian ini penguasaan keterbelajaran gerak siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2008/2009 dalam kategori baik dari hasil analisis deskriptif prosentase menunjukkan angka 66,67% dengan jumlah 20 sampel yang berkategori baik sekali. Hasil penelitian ini diharapkan 1) Bagi siswa hendaknya lebih meningkatkan latihan olahraga, agar siswa lebih meningkatkan dan menjaga kesegaran jasmani dengan berolahraga; 2) Sebaiknya orang tua memperhatikan keterbelajaran gerak anak di rumah, dengan cara memberikan makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh; 3) Sebaiknya pihak sekolah lebih mengoptimalkan kegiatan penjas, ekstrakurikuler, dan program pengembangan diri khususnya dibidang olahraga. iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia paling tidak dipengaruhi oleh 3 perubahan besar, yaitu sumber daya yang terbatas, adanya kebijakan disentralisasi dan perkembangannya kesadaran akan pentingnya motto (Depkes RI, 2003: 1) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Kedua orang tua yang tercinta sebagai Dharma Bhakti Ananda; 2. Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas limpahan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjuknya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, disampaikan penghargaan yang setinggitingginya serta terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. Harry Pramono, M.Si, atas ijin penelitian; 2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Bapak Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., atas dorongannya, sehingga skripsi ini dapat selesai; 3. Pembimbing Utama Bapak Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes., atas bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini; 4. Pembimbing Pendamping Bapak Drs. Prapto Nugroho, M.Kes., atas bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini; 5. Kepala SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan atas izin untuk mengadakan penelitian pada sekolah tersebut; 6. Calon istriku Ristiyani, atas dorongan semangat yang tiada pernah henti. 7. Kakak dan adikku, atas bantuan moril dan dorongan motivasi untuk belajar; Semoga segala bantuan dan bimbingan menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semarang, September 2009 Penulis v

6 DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i PENGESAHAN... iii SARI... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Penegasan Istilah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Keterbelajaran Gerak Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability) Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Ability) Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak Pada Fase Anak Besar (6-10 Tahun) Klasifikasi Keterampilan Gerak Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian vi

7 3.2 Obyek Penelitian Penentuan Populasi Penentuan Sampel Penentuan Variabel Metode Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan Data Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Deskripsi Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/ Deskripsi Hasil Tiap Item Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/ Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama Tabel 3.5 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Kedua Tabel 3.6 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Pertama Tabel 3.7 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putri Lima Tes Kedua Tabel 4.1 Hasil Tes Keterbelajaran gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Tabel 4.2 Deskriptif Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/ Tabel 4.3 Deskriptif Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan 2008/ Tabel 4.4 Deskriptif Tes 1 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.5 Deskriptif Tes 1 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.6 Deskriptif Tes 2 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.7 Deskriptif Tes 2 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.8 Deskriptif Tes 3 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.9 Deskriptif Tes 3 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan viii

9 Tabel 4.10 Deskriptif Tes 4 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.11 Deskriptif Tes 4 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.12 Deskriptif Tes 5 Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.13 Deskriptif Tes 5 Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.14 Deskriptif Tes 1 Item Kedua Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.15 Deskriptif Tes 1 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.16 Deskriptif Tes 2 Item Kedua Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.17 Deskriptif Tes 2 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.18 Deskriptif Tes 3 Item Kedua Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.19 Deskriptif Tes 3 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.20 Deskriptif Tes 4 Item Kedua Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.21 Deskriptif Tes 4 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.22 Deskriptif Tes 5 Item Kedua Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tabel 4.23 Deskriptif Tes 5 Item Kedua Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan ix

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Deskripsi Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra dan Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Gambar 4.2 Deskriptif Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putra SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Gambar 4.3 Deskriptif Tes Keterbelajaran gerak Siswa Putri SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ x

11 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Hasil Keterbelajaran Gerak Siswa Kelas V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Lampiran 2 Daftar Petugas Pembantu Penelitian Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Penetapan Pembimbing Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7 Surat Penunjukan/Pengangkatan Penguji Skripsi xi

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Pendidikan olahraga memegang peranan penting karena satu-satunya materi pendidikan yang dapat secara langsung mengembangkan dan membina fisik sehat dan kuat. Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara jasmani dan rohani. Pandangan tersebut mengarahkan bahwa pelaksanaan pendidikan haruslah ditujukan pada manusia yang merupakan satu kesatuan tersebut. Dengan demikian pendidikan olahraga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan, karena sebagai faktor penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri (Aip Sarifudin dan Muhadi, 1993:1). Tujuan umum pendidikan jasmani di SD adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan keterbelajaran gerak, menanamkan nilai, sikap dan kebiasaan hidup sehat (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1993:5). Menurut Yusuf Adi Sasmita (1989:30) pendidikan jasmani ada kemungkinan untuk mencakup keterampilan yang berkenaan dengan keterampilan olahraga, keterampilan menari, keterampilan akrobat dan lain sebagainya. Untuk 1

13 2 melakukan hal tersebut harus menguasai keterbelajaran gerak yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari seperti berjalan, duduk, mendorong, mengangkat dan keterampilan gerak yang digunakan dalam bekerja, olahraga dalam waktu luang, dalam pekerjaan rumah atau bidang kehidupan lainnya. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan. Tujuan belajar adalah menghasilkan perubahan perilaku yang melekat. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar. Melalui proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang relative melekat. Secara sederhana pendidikan jasmani tidak lain adalah proses belajar untuk bergerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran dalam pendidikan jasmani anak diajarkan untuk bergerak melalui pengalaman itu akan terebntuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya (Rusli Lutan, 2003:15). Pada hakekatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak, dalam pengertian ini ada dua hal yang harus dipahami yaitu pertama menjadikan gerak sebagai alat pendidikan, kedua menjadikan gerak sebagai alat pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik (Yanuar Kiram, 1992:1). Pendidikan jasmani berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Pertumbuhan adalah bertambahnya, keadaan fisik secara kuantitas seperti bertambahnya tinggi, berat dan besar. Sedangkan berkembang adalah kemampuan yang bersifat kualitas seperti cerdas, pintar, kemampuan berpikir

14 3 meliputi kemampuan intelektual. Dengan olahraga pendidikan sebagai salah satu alat pendidikan dapat dibentuk sikap tubuh maupun gerak tubuh yang sempurna sesuai dengan fungsi alat-alat tubuh tersebut. Tubuh tidak bongkok, tidak miring, dapat berjalan melompat dengan baik, maupun melakukan kegiatan lainnya sebagaimana mestinya (Aip Syarifuddin, 1993:19). Pola gerak sebanyak mungkin/akan menyebabkan gerak selanjutnya. Untuk melakukan gerakan olahraga usia anak sangat penting untuk mempelajari sebanyak mungkin keterbelajaran gerak dari setiap gerakan yang akan dilaksanakan oleh setiap individu. Individu banyak memiliki keterampilan gerak yang banyak dalam usia muda dapat melakukan pola-pola gerakan yang rumit dalam tahun-tahun berikutnya. Keterbelajaran gerak dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor adalah gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lain, misalnya merangkak, berjalan, dan berlari. Gerak non lokomotor adalah gerak yang melibatkan tangan atau kaki dan togok, contoh gerakan ini adalah memutar lengan, mengayun kaki, membungkuk dan memutar togok. Gerak manipulatif adalah gerakan memanipulasi atau memainkan objek tertentu dengan menggunakan tangan, kaki atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif memerlukan koordinasi bagian tubuh yang digunakan untuk memanipulasi objek dengan indera penglihat dan peraba, contoh gerakan ini adalah memainkan bola menggunakan tangan, menggunakan kaki, atau menggunakan kepala (Sugiyanto, dkk. 1993:220). Pendidikan jasmani mengandung karakteristik khusus yang berhubungan

15 4 dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk latihan-latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak. Untuk dapat memiliki keterampilan gerak yang lebih baik, maka terlebih dahulu dikembangkan unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelek maupun tindakan fisik, dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat dari proses belajar. Keterampilan dibagi menjadi empat jenis yaitu keterampilan kognitif, keterampilan reaktif, keterampilan motorik dan keterampilan interaktif. Keterampilan reaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam menghadapi sesuatu, sedang keterampilan interaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam mempengaruhi atau berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam mempengaruhi atau memodifikasi suatu situasi. Unsur kelelahan yang sering muncul dalam kegiatan latihan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat keterampilan gerak, akibat lambatnya pemulihan terhadap otot yang melakukan kegiatan. Faktor strategi mengajar yang digunakan tanpa melihat karakteristik siswa, dapat menjadi gangguan dalam penguasaan keterampilan gerak yang hendak dicapai. Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak, tetapi merupakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif.

16 5 Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respons fisik yang dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang. Dengan pola keterbelajaran gerak yang berbeda, maka belajar keterampilan gerak pada setiap individu akan berbeda, tergantung kepada kekhususan keterampilan gerak yang dibutuhkan. Beberapa tahun terakhir ini siswa di SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan sering mendapatkan prestasi dalam cabang olah raga. Akan tetapi kualitas keterbelajaran gerak siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang tingkat keterampilan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan Bagaimanakah penguasaan keterbelajaran gerak pada siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009? 1.3 Penegasan Istilah Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang dari judul penelitian, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan

17 6 dalam penelitian ini Penguasaan Keterbelajaran Gerak Penguasaan keterbelajaran gerak adalah keterampilan dalam belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: 234) Siswa Siswa dan murid (terutama dari tingkat SD dan menengah adalah pelajar (Tim Penyusun KBBI, 1998:849). Adapun yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Sekolah Dasar Negeri Watugajah Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan formal yang didirikan pemerintah untuk meletakkan pendidikan dasar kepada anak usia 7 sampai 12 tahun. Sekolah Dasar Negeri Watugajah merupakan salah satu SD yang terletak di Kecamatan Kesesi, tepatnya di Desa Watugajah, Kecamatan Kesei Kabupaten Pekalongan. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

18 7 1.5 Manfaat Penelitian Bagi pihak sekolah informasi ini, nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja pembelajaran guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Memberikan informasi kepada guru dalam peningkatan pengetahuan dan profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan Dari hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan untuk prodi PJGSD tentang kekurangan dan kelebihan kinerja pembelajaran guru Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut untuk mempunyai relevansinya Berguna bagi pembaca yaitu dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

19 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keterbelajaran Gerak Pelaksanaan tugas gerak merupakan tugas Jantung dari pendidikan jasmani di sekolah dasar. Yang diutamakan adalah pengembangan dan kemudian penghalusan keterampilan keterbelajaran gerak untuk kemudian menjadi dasar pelaksanaan olahraga atau kegiatan rekreasi. Konsentrasi pelaksanaan tugas gerak adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak anak. Atas dasar itu anak akan semakin terampil. Ada beberapa istilah yang sering muncul dan sangat sering dipergunakan dalam belajar gerak (motorik), misalnya : keterampilan (skill), kemampuan (ability), pola gerak (movement patern), belajar motorik (motor learning), perkembangan motorik (motor development), persepsi, atensi, pemrosesan informasi (information procesing), practiced dan lain sebagainya (Yanuar Kiram, 1992:11) Ketrampilan (skill) Keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak dan harus dipelajari agar supaya mendapatkan bentuk yang benar (Yanuar Kiram, 1992:11) Kemampuan (Ability) Menurut Edwin Fleissman dalam Yanuar Kiram (1992:11) menyatakan bahwa kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan dengan prestasi berbagai macam keterampilan lebih tepatnya dikatakan sebagai a 8

20 9 general capacity of the individual that relateds to the performance of a variety of skill or task Pola Gerak (Movement Patern) Godfrey dalam Yanuar Kiram (1992:12) mendefinisikan pola gerak ialah serangkaian tindakan motorik ekstensif yang dibentuk dengan tingkatan yang lebih rendah dibandingkan dengan tindakan yang dikategorikan sebagai keterampilan (skill), tetapi ditujukan untuk mencapai tujuan eksternal.gerakan yang digolongkan sebagai pola gerak adalah melempar bola over hand (over hand throw) Belajar Motorik (motor skill) Belajar motorik adalah perubahan internal dalam bentuk gerak (motor) yang dimiliki individu yang disimpulkan dari perkembangan prestasinya yang relative permanen dan inisemua merupakan hasil dari suatu latihan (Yanuar Kiram, 1992:12) Perkembangan Motorik (motor development) Perkembangan motorik terutama untuk mempelajari perilaku yang ditinjau dari pandangannya. Adapun perilaku yang diperhatikan dalam konteks ini adalah perilaku dalam bentuk motorik (Yanuar Kiram, 1992:12). 2.2 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:101), perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda

21 10 dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan. Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola keterbelajaran gerak yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola keterbelajaran gerak, adaptasi dan modifikasi terhadap keterbelajaran gerak perlu dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36) Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability) Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity) Adalah kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6 meliputi: Gerak Reflek

22 11 Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219) Keterbelajaran Gerak Fundamental Keterbelajaran gerak fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak lahir, keterbelajaran gerak fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang Kemampuan Perspektual Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus yang masuk melalui organ indera Kemampuan Fisik Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ tubuh didalam melakukan aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik, kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan (endurance), kekuatan (strenght), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (aqility) (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993: ).

23 Gerakan Keterampilan Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya Komunikasi non-diskursif Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi non-diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi nondiskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui gerakangerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan ekspresif dan interpretif. 2.3 Perkembangan Penguasaan Keterbelajaran Gerak pada Fase Anak Besar (6-10 Tahun) Sejalan dengan meningkatnya kemampuan tubuh dan kemampuan fisik maka meningkat pula kemampuan gerak anak besar. Berbagai kemampuan keterbelajaran gerak yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil sudah mulai dikuasai. Peningkatan kemampuan gerak bisa didefinisikan dalam bentuk sebagai berikut: (1) Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang semakin efisien, (2) Gerakan semakin lancar dan terkontrol, (3) Pola atau bentuk gerakan bervariasi, (4) Gerakan semakin bertenaga. Apabila ditinjau dari segi kebenaran mekanika tubuh dan kecepatan dalam melakukan berbagai gerakan maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan gerak anak adalah faktor-faktor peningkatan

24 13 koordinasi ukuran tubuh dan kekuatan otot. Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan lari, loncat, lempar (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:119) Perkembangan Kemampuan Lari Perkembangan kemampuan lari bisa diukur dengan mengukur kecepatannya. Kecepatan lari bisa dihasilkan dari panjangnya langkah dan cepatnya irama langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh panjang kaki, sedangkan cepatnya irama dipengaruhi otot kaki. Pada masa anak besar pertumbuhan panjang kaki cukup cepat begitu juga pertumbuhan jaringan ototnya terutama pada tahun terakhir. Dengan kecenderungan tersebut akan sangat mendukung perkembangan kemampuan lari. Kemampuan ini meningkat cukup besar pada masa anak besar. Berikut ini gambar yang berupa grafik yang bisa menunjukkan irama perkembangan kemampuan lari anak-anak usia antara 5-17 tahun. Anak laki-laki kecepatan larinya lebih baik dibanding anak perempuan. Perbedaannya sangat kecil, hal ini berlangsung sampai dengan usia 13 tahun dan sesudahnya perbedaannya semakin besar. Hal ini dibuktikan dari kecenderungan perkembangan fisiknya yaitu bahwa anak laki-laki sesudah usia 13 tahun perkembangan fisiknya makin terus berkembang, sedangkan anak perempuan justru mengalami penurunan Perkembangan Kemampuan Loncat Kemampuan loncat bisa digunakan sebagai perkiraan kekuatan tubuh dan

25 14 juga bisa merupakan tes diagnotik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan kemampuan loncat berkaitan dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh. Perbandingan kemampuan loncat anak laki-laki dengan anak perempuan sampai umur lebih kurang 9 tahun hanya sedikit perbedaannya dan sesudahnya perbedaan itu makin besar. Anak laki-laki lebih baik kemampuan loncatnya, baik ditinjau dari daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya. Kecepatan perkembangannya dari kemampuan loncat tegak dengan loncat jauh ternyata tidak sama. Hal ini terbukti dari penelitian Warren R Johnson dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:121), tentang kemampuan dalam dua macam loncatan tersebut pada anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-12 tahun. Perkembangan kemampuan loncat tegak meningkat cepat sampai usia kurang 9 tahun pada anak laki-laki maupun anak perempuan, sesudah itu pada anak perempuan hanya kecil peningkatannya. Pada anak laki-laki peningkatan menjadi kecil pada usia antara 9-12 tahun, untuk kemudian sesudah usia 12 tahun meningkat dengan cepat kembali Perkembangan Kemampuan Lempar Perkembangan kemampuan lempar yang terjadi pada anak besar seperti halnya perkembangan kemampuan gerak lainnya meliputi dua aspek yaitu: Perkembangan yang bersifat kualitatif, yaitu anak semakin jauh perkembangan lemparnya Perkembangan yang bersifat kuantitatif, yaitu kualitas gerakan lemparnya semakin baik

26 15 Kemampuan lempar bisa diukur dengan mengukur jauhnya lemparan menggunakan bola dengan beberapa ukuran, juga menggunakan cara menilai ketepatan lemaran suatu sasaran. Sedangkan untuk menilai kemampuan yang bersifat kualitatif bisa menggunakan analisis sinematografis, yaitu analisa rekaman gambar gerakan untuk menilai kebenaran mekaniknya. Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki-laki lebih menguntungkan terhadap perkembangan kemampuan lemparan terutama ditinjau secara kuantitatif atau jauh lemaparan. Perbedaan kemampuan lempar antara anak laki-laki dan perempuan cukup besar. Pada anak laki-laki sampai usia 17 tahun masih terus meningkat kemampuannya. Sedangkan anak perempuan peningkatannya hanya terjadi umur kurang lebih 14 tahun. 2.4 Klasifikasi Keterampilan Gerak Keterampilan gerak dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut: Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan Bila diperlukan, ada yang dengan mudah diketahui bagian awal dan akhir gerakannya, tetapi ada juga yang sulit diketahui. Berdasarkan karakteristik ini, keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill), yaitu keterampilan gerak yang dapat ditentukan dengan mudah awal dan akhir gerakannya atau

27 16 dapat dibedakan dengan jenis titik awal dan akhir gerakannya. Seperti melempar bola, gerakan dalam senam artistik atau menembak Keterampilan gerak serial (serial motor skill) yaitu keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut Keterampilan gerak kontinyu (countinous motor skill) yaitu keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah diketahui titik awal dan akhir dari gerakannya. Dalam hal ini pelakulah yang menentukan titik awal dan akhir Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak Jenis otot-otot yang terlibat dapat menentukan kecermatan pelaksanaan gerak. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi dua yaitu: Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) Keterampilan gerak halus (fine motor skill) Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar dalam pelaksanaannya sebagai basis utama gerakan. Sedangkan keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot halus agar pelaksanaan keterampilan yang sukses tercapai. Keterampilan ini sering disebut keterampilan mata tangan seperti menulis, menggambar dan bermain piano Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak Dalam melakukan gerakan keterampilan menghadapi kondisi lingkungan

28 17 yang dapat berubah dan tetap. Dengan kondisi lingkungan seperti itu maka keterampilan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada lingkungan yang berubah-ubah dan berlaku gerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan bisa bersifat temporal dan spatial (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:256). Keterampilan terbuka adalah keterampilan yang ketika di lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak dimana stimulus pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah dan geraknya timbul dari dalam si pelaku sendiri. Pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi banyak faktor. Adapun faktorfaktor yang menentukan keterampilan sebagai berikut : Faktor proses belajar (learning procsess) Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dari perilaku individu peserta didik Faktor pribadi (personal factor) Setiap manusia merupakan individu yang berbeda-beda, baik dalam hal fisik, emosional maupun kemampuan lainnya. Ada ungkapan yang sering

29 18 didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dan sebagainya. Demikian juga jika kita mendengar seorang anak lebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memerlukan waktu lebih lama. Semua ini merupakan pertanda bahwa kita merupakan individu yang memiliki ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda. Menurut Singer ada sekitar 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian keterampilan, yaitu: Ketajaman indera yaitu kemampuan mengenal tampilan rangsang secara akurat Persepsi yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang berlangsung Intelegensi yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah serta membuat keputusan yang berhubungan dengan keterampilan gerak Ukuran fisik, adanya tingkatan ideal dari ukuran tubuh yang diperlukan untuk sukses dalam cabang olahraga tertentu Pengalaman masa lalu yaitu keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini Kesanggupan, tediri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan situasi yang dipelajari saat ini Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan

30 19 secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas Motivasi, yaitu kehadiran semangat dalam tingkat optimal untuk bisa menguasai ketrampilan yang dipelajari Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada kegiatan yang sedang dilakukan Faktor-faktor kepribadian yang lain, hadirnya sifat ekstrim seperti agresivitas Jenis kelamin yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk berprestasi Usia, pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu. 2.5 Hipotesis Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan anggapan sementara terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian, yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui perhitungan statistik dari data yang diperoleh. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut: Siswa-siswi SD keterampilan dapat melakukan keterbelajaran gerak dengan baik Ada perbedaan dalam melakukan keterbelajaran gerak antara anak lakilaki dengan perempuan.

31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi karena tanpa metode penelitian maka hasil penelitian yang diperoleh tidak akan memiliki nilai ilmiah. Dalam menentukan metode penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode dalam pelaksanaan penelitian harus sesuai dan diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan metode penelitian juga harus dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku, yang meliputi populasi, sampel, teknik metode pengumpulan data serta analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan sejak tahap awal persiapan sampai tahap akhir, yaitu : menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif naturalistik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moelong (1991:3) bahwa prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa uraian kata tertulis atau lisan dari kunci dan perilaku yang dapat diamati merupakan metode kualitatif. 20

32 Obyek Penelitian Penentuan Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Menurut Sutrisno Hadi (2000:20). Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa putra dan 15 siswa putri Penentuan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:221). Siswa yang menjadi sampel keseluruhannya berjumlah 30, dengan rincian siswa putra berjumlah 15 dan siswa putri berjumlah Penentuan Variabel Menurut Suharsimi Arikunto (2002:96) variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kelas IV dan V di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009. Adapun variable yang mempengaruhi adalah sebagai berikut: Faktor Kesungguhan dalam penelitian Kesungguhan dalam tes sangat berpengaruh sekali terhadap hasil yang dicapai dalam setiap sampel. Dalam penelitian ini sebelumnya sudah diberitahukan bahwa tes ini digunakan untuk penelitian, maka ditekankan pada

33 22 anak untuk sungguh-sungguh Faktor Kemampuan Anak Masing-masing anak mempunyai kemampuan yang berbeda, kematangan fisik serta kemampuan mental dalam menangkap penjelasan sehingga sangat mungkin melakukan kesalahan dalam penelitian. Untuk itu perlu adanya koreksi langsung pada anak yang melakukan kesalahan, maupun koreksi secara klasikal kepada semua sampel Faktor waktu penelitian Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting, dengan waktu peneliti dapat merencanakan bagaimana penelitian dilaksanakan. Selain itu dengan catatan waktu pula hasil penelitian bisa diketahui. Maka dari itu peneliti harus benar-benar bisa mengatur waktu, sehingga penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. 3.4 Metode Pengumpulan Data Data penelitian dapat berupa fakta maupun angka (Suharsimi Arikunto, 2006: 96). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode tes. Metode tes berguna mencari data keterbelajaran gerak siswa dengan melakukan tes keterampilan. Setelah sampel diperoleh dan diketahui jumlahnya maka peneliti melakukan langkah berikutnya yaitu mengambil data dengan tes keterbelajaran gerak. Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah IOWA TES dari Berry L dan Jack K. Nelson (1970: ).

34 Prosedur Pengumpulan Data Dalam prosedur pengumpulan data ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: Persiapan Penentuan Sampel Untuk mendapatkan sampel penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan kepada Kepala SD Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menentukan siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan adalah halaman SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Semua sampel berkumpul di tempat tersebut agar dalam melakukan tes mudah mengawasinya Obyek Penelitian Sesuai dengan judul yang diteliti, maka obyek penelitian ini adalah keterbelajaran gerak siswa SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/ Instrumen Penelitian Instrumen keterbelajaran gerak dalam penelitian ini menggunakan IOWA TES dari Berry L dan K Nelson (1970: ). Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang untuk mempelajari kemampuan gerak. Penilaian tes keterbelajaran ini pada saat seseorang melakukan gerakan

35 24 melompat, berguling, dan koordinasi gerak yang memerlukan keseimbangan yang tinggi. 3.6 Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterbelajaran Gerak Siswa kelas IV dan V SD Negeri Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang untuk mencapai keterbelajaran gerak. Tahap pelaksanaan penelitian ini semua pembantu tes kemampuan keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas masing-masing Petunjuk Umum Pelaksanaan Peserta Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benarbenar dalam keadaan siap untuk melaksanakan tes Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan tes Disarankan memakai sepatu olahraga dan memakai pakaian olahraga Hendaknya mengerti dan memahami pelaksanaan tes Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes Petugas Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan lima item tes pertama

36 25 ke lima item tes kedua Harap memberikan nomor dada yang jelas mudah dilihat oleh petugas Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau gabungan Pada tahap pelaksanaan penelitian ini semua pembantu tes kemampuan keterbelajaran gerak telah berada di tempat tugas masing-masing. Pelaksanaannya sebagai berikut: Tiap anak melakukan 10 macam tes dengan kriteria seperti tabel Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 dimana tiap bagian berisi 5 jenis tes Peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok Kelompok 1 melakukan bagian pertama (5 item tes), kemudian istirahat. Kelompok 2 melakukan bagian ke 2 dan seterusnya Setelah satu kelompok selesai melakukan 5 item tes dan sudah beristirahat peserta bergantian untuk melaksanakan 5 item tes berikutnya Penilaian Setiap anak diberi kesempatan tiap item 2 kali Bila kesempatan pertama dapat melakukan dengan baik, nilai Bila kesempatan pertama gagal, berhasil di kesempatan 2 nilai Bila setelah 2 kali kesempatan gagal, nilai 0

37 26 Tabel 3.1 Skor Tes Keterbelajaran gerak Nilai Hasil Tes Putra Putri Sumber IOWA Tes

38 27 Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterbelajaran gerak No Rentang Nilai Skor T Kategori Baik Sekali Baik Sedang Kurang Sumber IOWA Tes Tabel 3.3 Urutan Tes Keterbelajaran gerak SDN Watugajah PUTRA PUTRI 5 Item Tes 5 Item Tes 5 Item Tes 5 Item Tes Pertama Kedua Pertama Kedua Sumber IOWA Tes Tabel 3.4 Instrumen Keterbelajaran Gerak Putra Lima Tes Pertama No Indikator Dianggap Gagal Skor BS B K 1. Berdiri 1 kaki. Tutup mata - Membuka mata

39 28 melompat kebelakang 5 lompatan - Kaki yang diangkat menyentuh lantai 2. Balik kanan, berlutut dengan satu tungkai, dan angkat tungkai yang lain (bertumpu hanya pada satu lutut). Rentangkan posisi lengan ke samping. Pertahankan posisi ini - Jauh tidak mampu bertahan selama lima hitungan - Bagian tubuh lain selain yang digunakan selama lebih hitungan. 1001, 1002, untuk bertumpu 1003, 1004, Berdiri dengan kaki kiri, melompat sambil melakukan ½ putaran (180 derajat) ke arah kanan dan pertahankan keseimbangan 4. Melompat setinggi-tingginya, ayun kedua tungkai lurus kedepan, saat melayang sentuh ujung jari kaki dengan jari tangan 5. Berdiri dengan kaki rapat, melompat ke atas dengan putaran 360 derajat kearah kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama pada saat mendarat, tidak boleh kehilangan keseimbangan atau menyentuh lantai - Kehilangan keseimbangan - Gagal memutar 180 derajat - Kaki kanan menyentuh lantai - Jari tangan dan kaki tidak bersentuhan - Tungkai menekuk lebih dari 45 derajat - Putaran tidak 360 derajat - Kehilangan keseimbangan - Melangkah saat mendarat

40 29 melangkah Tabel 3.5 Urutan Lima Tes Kedua Putra No Indikator Dianggap Gagal Skor BS B K 1. Duduk di lantai, tungkai lurus & rapat. Letakkan tangan kanan dilantai dibelakang badan. Putar badan ke arah kanan dan luruskan lengan hingga badan terangkat. Berat badan disangga - Tidak mampu menunjukkan posisi badan yang dimaksud - Tidak mampu oleh tangan kanan dan kaki kanan bertahan selama Pertahankan selama lima hitungan. lima hitungan 1001, 1002, 1003, 1004, Berdiri dengan kaki rapat, jongkok, kedua lengan berada diantara tungkai melewati bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah jemari tangan didepan pergelangan - Jatuh - Tidak mampu mempertautkan kedua belah jari - Tidak mampu kaki. bertahan selama Pertahankan selama lima hitungan. lima hitungan 1001, 1002, 1003, 1004, Tangan kanan dibahu kiri, tangan kiri dibahu kanan. Tungkai menyilang, kemudian duduk. Berdiri kembali - Tangan terlepas dari bahu - Kehilangan 2 1 0

41 30 dengan kedua tangan tetap dibahu, tidak boleh menggerak-gerakkan keseimbangan - Tidak dapat berdiri badan atau tungkai untuk membantu keseimbangan 4. Berlutut, kedua telapak menghadap ke - Saat berlutut dan atas (punggung kaki melekat di lantai) ayun kedua tangan, melompat akan jemari melompat, kaki mendarat dengan dua kaki. Sebelum melompat kedua telapak kaki harus tetap menghadap keatas 5. Jongkok dengan 1 tungkai ke depan. Lakukan lompatan dengan berganti kaki tumpu dan tungkai yang diluruskan. Lakukan dua kali menumpu di lantai - Tidak dapat melompat - Tidak dapat mempertahankan keseimbangan saat mendarat - Kehilangan keseimbangan - Tidak memenuhi lompatan untuk tiap lompatan untuk tiap tungkai. Tumit tungkai tungkai yang lurus boleh menyentuh lantai, sementara tumit tungkai yang di tekuk harus selalu menyentuh pinggul

42 31 Tabel 3.6 Putri Lima Tes Pertama No Indikator Dianggap Gagal Skor BS B K 1. Berdiri dengan kaki rapat, melompat ke atas dengan putaran 360 derajat kearah kanan. Mendarat dengan arah menghadap yang sama pada saat mendarat, tidak boleh kehilangan keseimbangan atau melangkah 2. Berdiri dengan kaki rapat, melompat ke atas dengan putaran 360 derajat kearah kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama pada saat mendarat, tidak boleh kehilangan keseimbangan atau melangkah 3. Duduk dengan tungkai ditekuk didepan dada. Masukkan kedua lengan diantara tungkai, lewati bawah lutut pegang pergelangan kaki. Berguling cepat kearah kanan, dengan berat badan pertama ditumpukan dilutut kanan, kemudian bahu kanan, punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan kembali ke posisi duduk. Saat kembali ke posisi duduk, menghadap ke posisi - Putaran tidak 360 derajat - Kehilangan keseimbangan - Melangkah saat mendarat - Putaran tidak 360 derajat - Kehilangan keseimbangan - Melangkah saat mendarat - Pegangan dipergelangan kaki lepas - Tidak dapat menuntaskan putaran

43 32 yang berlawanan dengan arah menghadap saat sebelum bergerak 4. Melompat setinggi-tingginya, ayun - Jari tangan dan kedua tungkai lurus kedepan, saat kaki tidak melayang sentuh ujung jari kaki dengan jari tangan 5. Berdiri 1 kaki. Tutup mata melompat kebelakang 5 lompatan bersentuhan - Tungkai menekuk lebih dari 45 derajat - Membuka mata - Kaki yang diangkat menyentuh lantai Tabel 3.7 Urutan Lima Tes Kedua Putri No Indikator Dianggap Gagal Skor BS B K 1. Berdiri dengan kaki kiri, membungkuk kedepan. 2 telapak tangan menyentuh lantai. Luruskan tungkai kanan kebelakang, sentuhkan dahi ke lantai dan kembali ke posisi berdiri tanpa kehilangan keseimbangan - Dahi tidak menyentuh lantai - Kehilangan keseimbangan No Indikator Dianggap Gagal Skor BS B K

44 33 2. Berdiri dengan kaki rapat, jongkok, kedua lengan berada diantara tungkai melewati bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah jemari tangan didepan pergelangan kaki. - Jatuh - Tidak mampu mempertautkan kedua belah jari - Tidak mampu Pertahankan selama lima hitungan. bertahan selama 1001, 1002, 1003, 1004, Berlutut, kedua telapak menghadap ke lima hitungan - Saat berlutut dan atas (punggung kaki melekat di lantai) ayun kedua tangan, melompat mendarat akan jemari melompat, kaki dengan dua kaki. Sebelum melompat kedua telapak kaki harus tetap menumpu lantai di menghadap keatas 4. Berdiri dengan kaki kiri, melompat sambil melakukan ½ putaran (180 derajat) ke arah kanan dan pertahankan keseimbangan - Tidak dapat melompat - Tidak dapat mempertahankan keseimbangan saat mendarat - Kehilangan keseimbangan - Gagal memutar 180 derajat - Kaki kanan menyentuh lantai Melompat setinggi-tingginya, sambil - Kaki tidak dapat 2 1 0

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS IV,V SD NEGERI PAMUTUH KECAMATAN LEBAKBARANG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009

SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS IV,V SD NEGERI PAMUTUH KECAMATAN LEBAKBARANG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009 SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS IV,V SD NEGERI PAMUTUH KECAMATAN LEBAKBARANG KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar

Lebih terperinci

SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KEBONAGUNG KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KEBONAGUNG KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SURVEI KETERBELAJARAN GERAK SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KEBONAGUNG KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh

Lebih terperinci

WACHYUDI NIM

WACHYUDI NIM MODEL PEMBELAJARAN KESEIMB ANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III DI SD NEGERI 02 KALIMAS KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa indonesia postur tubuh adalah bentuk, keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa indonesia postur tubuh adalah bentuk, keadaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Postur Tubuh Menurut kamus besar bahasa indonesia postur tubuh adalah bentuk, keadaan tubuh, sikap perawakan, perawakan seseorang. Tubuh adalah seluruh jasad manusia atau binatang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak dasar merupakan elemen yang mendasari dari suatu rangkaian gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES Abstrak Usia siswa Sekolah Dasar merupakan proses pengembangan dan perbaikan kemampuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR SISWA SD KELAS V USIA TAHUN DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2005/2006

SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR SISWA SD KELAS V USIA TAHUN DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR SISWA SD KELAS V USIA 11-12 TAHUN DI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2005/2006 Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi S1 Untuk mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1). 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. 1. Dasar dari keterampilan motorik anak adalah A. Bahasa B. Bernyanyi C. Menari D. Gerak 2. Salah satu cara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya : ANALISIS MATERI Dalam buku Anak Prasekolah (2000), masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala kemampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. Gerakan-gerakan senam sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani 1. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

ALFIAN NURDIN NIM

ALFIAN NURDIN NIM PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KELINCAHAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERKEBUNAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 MAJAKERTA KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI Kadek Dian Vanagosi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: YUNI LESTARI

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: YUNI LESTARI MODEL PEMBELAJARAN KELINCAHAN GERAK DALAM LINGKUNGAN PERSAWAHAN TERHADAP MINAT DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MLOWOKARANGTALUN KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Pembelajaran Di Dalam pembelajaran guru harus memahami dan menguasai materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor 1. Konsep Dasar a. Kemampuan Menurut Rusli Lutan (1988:335), bahwa: Ability (kemampuan) memiliki definisi semacam himpunan dari perlengkapan milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor bergengsi dalam cabang olahraga atletik khususnya dalam nomor lompat. Lompat

Lebih terperinci

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap aktivitas kehidupan manusia tidak terlepas dari gerak. Manusia melakukan aktivitas gerak sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Belajar gerak dasar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY Abstrak Anak usia dini mempunyai kemampuan belajar dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se CARA MEMPELAJARI KETERAMPILAN MOTORIK PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun semua cara mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini mempunyai kemampuan dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Pada usia ini anak mengalami perkembangan yang pesat dari semua aspek, baik kognitif,

Lebih terperinci

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Karakteristik Siswa Sekolah Dasar 1. Karakteristik Perkembangan Sosial Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua,

Lebih terperinci

Usia : Test Lokomotor Skill Kriteria Penilaian Percobaan 1 Percobaan 2 Skor

Usia : Test Lokomotor Skill Kriteria Penilaian Percobaan 1 Percobaan 2 Skor Lampiran 1 BLANKO TES KETRAMPILAN GERAK DASAR Nama : L/P: Usia : Test Lokomotor Skill Kriteria Penilaian Percobaan 1 Percobaan 2 Skor Lari 1. Lengan bergerak berlawanan dengan kaki, siku ditekuk. 2. Periode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri Mungkid Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pokok Bahasan : Passing bawah bola volli Kelas/Semester : VII / Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia 4-5 tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab:

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab: Teori Belajar Motorik Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab: Keterampilan Apakah yang dimaksud keterampilan? Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Atletik Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. I. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN Nisnayeni Abstrak: Perkembangan motorik kasar anak di TK Bina Ummat Pesisir Selatan masih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 9 MAGELANG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : IX/I Tahun Pelajaran : 2013/ 2014 A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Disadari

Lebih terperinci

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah-sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran lain.

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman kanak-kanak adalah masa di mana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP N 1 WATES Kelas / Semester : VIII / 1 Mata Pelajaran Materi Alokasi Waktu : PJOK : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli :

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : RINGKASAN MATERI A. Pola Gerak Dasar Anak Usia Dini Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : 1. Proses pengembangan syaraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam lantai. Sikap lilin adalah sikap yang dilakukan dari posisi tidur terlentang, kemudian mengangkat

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci