PENGATUR KETINGGIAN AIR OTOMATIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGATUR KETINGGIAN AIR OTOMATIS"

Transkripsi

1 PENGATUR KETINGGIAN AIR OTOMATIS Kiki Prawiroredjo, Ignatius Melvin Susantio* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract The Automatic Water Level Control is a prototype circuit that controls the availability of water in a tank. The water tank has five water levels to control the pump work. The water level control system consists of two water containers, one for the water source container and the other for the water reservoir and two water pumps. The circuit consists of an infrared system, two relays to activate the water pumps and a 2x16 Liquid sensor to detect the water level, a microcontroller Atmega 8535(L) to control all the circuit Crystal Display (LCD) to display the water level in the tank reservoir and the pump condition. After the water level control circuit has been built and tested, it is known that at the minimum level position that is 30 cm between sensor and the float, the output voltage of the infrared sensor is 0,85 volt and the microcontroller will turn on both the water pumps. At the maximum level position that is 11.5 cm between sensor and the float, the output voltage of the infrared sensor is 2,17 volt and the microcontroller will turn off both of the water pumps. Keywords: Water level control, infrared sensor, Microcontroller, LCD 1. Pendahuluan Air merupakan salah satu kebutuhan yang paling pokok bagi makhluk hidup termasuk manusia. Apa jadinya apabila suatu saat air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di daerah perkotaan mati seketika? Tentu saja banyak orang di kota yang mulai panik. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka banyak orang di daerah perkotaan membuat suatu bak penampung untuk menampung air dari PDAM baik di kantor maupun di rumah. Bak penampung dapat diletakkan di bawah tanah ataupun di suatu bak plastik. Dari bak penampungan, air diisikan ke bak plastik (toren) yang umumnya diletakkan pada ketinggian yang cukup untuk dapat dialirkan ke bak-bak di toilet atau shower. Pengisian air dari bak penampungan ke bak plastik ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, orang harus menunggu dengan sabar sampai air penuh agar tidak luber. Di gedung-gedung perkantoran dimana penggunaan air cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhannya maka digunakan toren yang cukup besar yang diletakkan di lantai paling atas untuk dialirkan ke lantai-lantai di bawahnya. Untuk mengatur ketersediaan air pada toren maka dirancang suatu prototipe * Alumni Jurusan Teknik Elektro FTI, Universitas Trisakti

2 rangkaian pengatur ketinggian air otomatis yang dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler. Karena toren di gedung perkantoran cukup besar maka digunakan dua buah pompa air sehingga persediaan air selalu aman. Rangkaian pengatur ketinggian air otomatis yang dirancang di sini menggunakan sensor infrared untuk mendeteksi ketinggian air dalam toren sehingga bagian rangkaian tidak ada yang terhubung dengan air dan membuat rangkaian ini aman digunakan. Ketinggian air pada toren dibagi menjadi lima level untuk mendeteksi kapan pompa air menyala satu atau menyala dua atau kedua pompa harus mati. Kecepatan pengisian air pada toren untuk level air yang rendah lebih tinggi daripada kecepatan pengisian air pada level air yang tinggi. 2. Kajian Pustaka Rangkaian pengatur ketinggian air otomatis yang telah ada selama ini biasanya hanya mendeteksi dua level ketinggian air pada toren yaitu level rendah atau level bawah dimana pompa air harus menyala dan level tinggi atau level atas dimana pompa air harus mati. Pengisian air dengan pompa tidak diatur kecepatannya walaupun level air sedang rendah sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengisi toren yang kosong. Selain itu sebagai detektor ketinggian air sering menggunakan batang anti karat atau pelampung sehingga ada bagian rangkaian yang terhubung dengan air dimana dalam keadaan lembab lama kelamaan saklar pada rangkaian bekerja tidak normal. 3. Metode Penelitian Penelitian dimulai dengan merancang sistem pengisian toren dengan pompa air yaitu penentuan ketinggian air dan penentuan kapan pompa air bekerja dan kapan tidak bekerja. Perancangan selanjutnya adalah blok diagram prototipe rangkaian dan merancang rangkaiannya dengan menggunakan mikrokontroler ATmega 8535(L) karena telah memiliki internal ADC. Komponen-komponen penunjangnya yaitu infrared SHARP GP2D12 yang dapat mendeteksi jarak dari 10 cm sampai 80 cm, rangkaian driver relay IC ULN2803 yang merupakan rangkaian penguat Darlington dan LCD 2x16 untuk tampilan keadaan ketinggian air pada bak penampung dan keadaan kerja tidaknya pompa air. Perancangan perangkat lunak dan perakitan rangkaian dilakukan setelah perancangan rangkaian dan komponen telah lengkap. Langkah terakhir dari pembuatan prototipe rangkaian adalah melakukan pengujian dan menganalisis hasil uji tersebut. 26

3 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis Air dari bak tampung dipompakan ke toren dengan pompa air. Keluaran tegangan dari sensor infrared yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian air pada toren dihubungkan dengan mikrokontroler ATmega8535(L) untuk diproses sehingga dapat mengatur kerja kedua pompa yaitu apakah salah satu pompa harus memompa air atau apakah kedua pompa harus memompa air atau apakah kedua pompa harus mati. Apabila sensor mendeteksi ketinggian air yang telah ditentukan, maka ketinggian air dan keadaan kerja pompa akan ditampilkan pada sebuah LCD. Untuk mendeteksi ketinggian air oleh sensor infrared digunakan pelampung yang terbuat dari styrofoam agar sinar infrared yang dipancarkan dapat dipantulkan dan diterima kembali oleh sensor penerima infrared. Gambar 1. memperlihatkan sistem pengisian air dari bak tampung ke toren. Infrared Input Toren Rangkaian Kontrol Sistem Display Bak Penanpung PM1 PM2 Gambar 1. Sistem pengisian air 27

4 4. Diagram Blok Gambar 2. menunjukkan diagram blok dari rangkaian pengatur ketinggian air otomatis. Input Proses Output Sensor Ketinggian Level Air (IR SHARP GP2D12) Mikrokontroler AVR Atmega8535(L) LCD Driver Relay dan Relay Pompa 1 Pompa 2 Gambar 2. Diagram Blok Rangkaian Pengatur Ketinggian Air Otomatis Bagian input dari diagram blok tersebut adalah sensor infrared Sharp GP2D12 yang berfungsi mendeteksi ketinggian air dalam bak penampung. Bagian proses adalah rangkaian mikrokontroler yang mengatur kerja sistem pengatur ketinggian air secara keseluruhan dan rangkaian driver relay dan relay berfungsi untuk mengaktifkan atau mematikan kedua pompa air. Bagian output dari diagram blok adalah kerja atau tidaknya pompa air, rangkaian LCD yang berfungsi untuk menampilkan ketinggian air dan keadaan kerja tidaknya pompa air. 5. Rangkaian Alat Pada Gambar 3. halaman berikut merupakan rangkaian lengkap alat pengatur ketinggian air otomatis. 28

5 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis Gambar 3. Diagram Rangkaian Pengatur Ketinggian Air Otomatis 29

6 Rangkaian sensor infrared mendeteksi ketinggian pelampung pada toren dengan cara memancarkan sinar infrared kemudian mendeteksi pantulannya. Sinar infrared yang diterima kembali oleh sensor ini akan diproses sehingga menghasilkan keluaran berupa tegangan analog. Tegangan analog ini akan menjadi input mikrokontroler untuk diproses melalui 8 bit internal ADC (ATMEL, 2006: 2) dan selanjutnya diproses oleh perangkat lunak untuk mengetahui ketinggian air pada toren. Pada Gambar 4. terdapat gambar cara pendeteksian ketinggian air dengan sensor infrared. Infrared GP2D Pelampung 0 Air Gambar 4. Pendeteksian ketinggian air dengan sensor infrared. 30

7 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis Dalam perancangan, ketinggian air yang diukur adalah jarak antara pelampung dan sensor infrared. Untuk level 0 jarak pelampung ke sensor infrared adalah 30 cm, level 1 berjarak 27,5 cm, level 2 berjarak 23,5 cm, level 3 berjarak 19,5 cm, level 4 berjarak 15,5 cm dan level 5 berjarak 11,5 m. Data pembacaan tegangan analog yang dihasilkan sensor infrared SHARP GP2D12 pada setiap titik ketinggian air (jarak) sesuai datasheet dapat dilihat pada kurva karakteristik SHARP GP2D12 (SHARP GP2D12, 2005: 4) yang terdapat pada Gambar 5. Analog outout voltage V0 (V) Draft Reflectivity White 90% Gray 18% Distance to reflective object L (cm) Gambar 5. Karakteristik tegangan keluaran terhadap jarak deteksi sensor infrared Tegangan keluaran dari sensor infrared dihubungkan dengan IC mikrokontroler ATmega8535(L) pada PORTA.0. Tegangan input analog yang telah diubah oleh ADC ini juga akan diproses oleh perangkat lunak pada mikrokontroler untuk menjalankan kerja pompa air dan menampilkan informasinya pada LCD. Kerja pompa air dirancang sebagai berikut, bila level air 0, 1 dan 2 kedua pompa air menyala, bila level air 3 dan 4 satu pompa air menyala dan satu pompa air mati dan pada level air 5 kedua 31

8 pompa air mati. Kerja pompa air akan diatur oleh keluaran mikrokontroler pada PORTC.6 dan PORTC.7. Keluaran dari PORTC.6 dan PORTC.7 dihubungkan dengan driver relay yaitu ULN2803 (Widodo, 2009: 77). Driver relay disini menggunakan transistor sebagai amplifier Darlington yang berfungsi sebagai penggerak motor pompa air (Boylestadt, 1987 : 439). Driver relay akan menutup relay (saklar on) apabila diberi pulsa 1 (high). Apabila driver relay diberikan pulsa 0 (low) maka driver akan membuka relay (saklar off). Relay yang digunakan adalah normally opened (Wiyono, 2007: 39). Relay akan menjalankan dan mematikan kerja pompa air. Penampilan ketinggian air dan kerja pompa pada LCD akan diatur oleh PORTC.0, PORTC.1, dan PORTD.0-D.7. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-0 dengan jarak 30 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari sensor infrared SHARP GP2D12 sebesar 0,85 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 1 (high) sebesar 5,06 volt pada PORTC.6 dan PORTC.7. Logika 1 ini akan menjalankan kerja driver relay sehingga relay akan tertutup dan menjalankan kedua pompa. Tegangan dari sensor infrared ini juga akan diproses untuk memberitahukan bahwa air di bak penampung sudah habis dan menunjukkan kedua pompa yang sedang bekerja pada tampilan LCD. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-1 dengan jarak 27,5 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari sensor infrared SHARP GP2D12 sebesar 0,98 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 1 (high) sebesar 5,06 volt pada keluaran mikrokontroler yaitu PORTC.6 dan PORTC.7. Logika 1 ini akan menjalankan kerja driver relay sehingga relay akan tertutup dan menjalankan kedua pompa. Tegangan dari sensor infrared ini juga akan diproses untuk menampilkan level air ke-1 dan menunjukkan kedua pompa sedang bekerja pada LCD. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-2 dengan jarak 23,5 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari infrared SHARP GP2D12 sebesar 1,15 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 1 (high) sebesar 5,06 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.6 dan PORTC.7. Logika 1 ini akan menjalankan kerja driver relay sehingga relay akan tertutup dan 32

9 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis menjalankan kedua pompa. Tegangan dari sensor infrared ini juga akan diproses untuk menampilkan level air ke-2 dan menunjukkan kedua pompa yang sedang bekerja pada LCD. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-3 dengan jarak 19,5 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari infrared SHARP GP2D12 sebesar 1,44 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 1 (high) sebesar 5,06 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.6 dan keluaran logika 0 (low) sebesar 0 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.7. Logika 1 ini akan menjalankan kerja driver relay sehingga relay akan tertutup dan salah satu pompa bekerja, sedangkan logika 0 akan mematikan kerja driver relay sehingga satu pompa yang lain mati. Tegangan keluaran sensor infrared akan diproses untuk menampilkan level air ke-3 dan menunjukkan satu pompa bekerja dan satu pompa mati pada tampilan LCD. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-4 dengan jarak 15,5 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari infrared SHARP GP2D12 sebesar 1,80 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 1 (high) sebesar 5,06 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.6 dan keluaran logika 0 (low) sebesar 0 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.7. Logika 1 ini akan menjalankan kerja driver relay sehingga relay akan tertutup dan satu pompa bekerja, sedangkan logika 0 akan mematikan kerja driver relay sehingga relay akan terbuka sehingga satu pompa mati. Tegangan keluaran sensor infrared juga diproses untuk menampilkan level air ke-4 dan menunjukkan satu pompa bekerja dan satu pompa mati pada tamp ilan LCD. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di level ke-5 dengan jarak 11,5 cm dari sensor, maka tegangan keluaran analog dari infrared SHARP GP2D12 sebesar 2,17 volt. Tegangan ini akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan logika 0 (low) sebesar 0 volt pada keluaran mikrokontroler PORTC.6 dan PORTC.7. Logika 0 akan mematikan kerja kedua pompa. Tegangan keluaran sensor infrared juga diproses untuk menampilkan level air ke-5 dan menunjukkan kedua pompa dalam keadaan mati pada tampilan LCD. 6. Diagram Alir Perangkat Lunak Gambar 6. memperlihatkan diagram alir perangkat lunak dari rangkaian pengatur ketinggian air otomatis. 33

10 START SSTEM OFF END SENSOR MENDETEKSI PELAMPUNG Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 0 DISPLA "AIR HABIS" PM1 = 1, PM2 = 1 POMPA1 = 1 POMPA2 = 1 Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 1 DISPLA LEVEL AIR = 1 PM1 = 1, PM2 = 1 POMPA1 = 1 POMPA2 = 1 Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 2 DISPLA LEVEL AIR = 2 PM1 = 1, PM2 = 1 POMPA1 = 1 POMPA2 = 1 Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 3 DISPLA LEVEL AIR = 3 PM1 = 1, PM2 = 0 POMPA1 = 1 POMPA2 = 0 Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 4 DISPLA LEVEL AIR = 4 PM1 = 1, PM2 = 0 POMPA1 = 1 POMPA2 = 0 B A Gambar 6. Diagram Alir Pengatur Ketinggian Air Otomatis (kontinyu 1) 34

11 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis B A N Sensor Mendeteksi Pelampung Di Level 5 DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 POMPA1 = 0 POMPA2 = 0 END N SSTEM ON C * SENSOR MENDETEKSI LEVEL AIR DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 LEVEL AIR = 4 DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 LEVEL AIR = 3 DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 LEVEL AIR = 2 DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 LEVEL AIR = 1 N D Gambar 6. Diagram Alir Pengatur Ketinggian Air Otomatis (sambungan 1) dan (kontinyu2) 35

12 D POMPA1 = 1 POMPA2 = 1 DISPLA LEVEL AIR = 1 PM1 = 1, PM2 = 1 ** END N SSTEM ON SENSOR MENDETEKSI LEVEL AIR LEVEL AIR = 1 DISPLA LEVEL AIR = 1 PM1 = 1, PM2 = 1 LEVEL AIR = 2 DISPLA LEVEL AIR = 2 PM1 = 1, PM2 = 1 E F Gambar 6. Diagram Alir Pengatur Ketinggian Air Otomatis (sambungan 2) dan (kontinyu3) 36

13 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis DE F DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 DISPLA PM1 = 0, PM2 = 0 N SENSOR MENDETEKSI PELAMPUNG SENSOR MENDETEKSI PELAMPUNG *** C Gambar 6. Diagram Alir Pengatur Ketinggian Air Otomatis (sambungan 3) Gambar 6. merupakan diagram alir keseluruhan pengaturan ketinggian air dengan sensor infrared berbasis mikrokontroler. Proses start sampai (*) merupakan diagram alir pengisian toren dalam keadaan kosong. Sensor infrared akan mendeteksi ketinggian pelampung dalam range pada setiap levelnya. 37

14 Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-0 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa AIR HABIS dan PM1 = 1 PM2 = 1 dalam dua baris dan kedua pompa akan aktif. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-1 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa LEVEL AIR = 1 dan PM1 = 1 PM2 = 1 dalam dua baris. Apabila sensor tidak mendeteksi adanya pelampung di range level ke-1 ini, maka proses akan melanjutkan pendeteksian ke range level 2. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-2 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa LEVEL AIR = 2 dan PM1 = 1 PM2 = 1 dalam dua baris. Apabila sensor tidak mendeteksi adanya pelampung di range level ke-2 ini, maka proses akan melanjutkan pendeteksian ke range level 3. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-3 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa LEVEL AIR = 3 dan PM1 = 1 PM2 = 0 dalam dua baris. Apabila sensor tidak mendeteksi adanya pelampung di range level ke-3 ini, maka proses akan melanjutkan pendeteksian ke range level 4. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-4 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa LEVEL AIR = 4 dan PM1 = 1 PM2 = 0 dalam dua baris. Apabila sensor tidak mendeteksi adanya pelampung di range level ke-4 ini, maka proses akan melanjutkan pendeteksian ke range level 5. Apabila sensor mendeteksi adanya pelampung di range level ke-5 maka akan ditampilkan di LCD dengan tampilan berupa dan PM1 = 0 PM2 = 0 dalam dua baris dan proses selanjutnya diteruskan ke Diagram Alir A. PM disini merupakan menunjukkan kerja pompa air, apabila PM = 1 maka pompa air aktif (menyala) dan apabila PM = 0 pompa air tidak aktif (mati). PM1 adalah pompa air 1 dan PM2 adalah pompa air 2. Apabila sensor belum mendeteksi adanya pelampung di range level ke-5 ini, maka proses akan melanjutkan pendeteksian level air sampai terdeteksi level 5. Proses (*) sampai (**) merupakan diagram alir pengosongan toren setelah toren terisi penuh sampai level 5 dimana sensor mendeteksi level air yang 38

15 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis turun terus sampai ke level 1 tanpa menyalakan pompa. Sensor mendeteksi ketinggian air di level 1 maka kedua pompa akan dinyalakan dan pengisian toren dimulai kembali dengan kecepatan pengisian seperti pada waktu toren masih kosong sesuai diagram alir pada proses (**) sampai (***). 7. Hasil Dan Pembahasan 7.1. Pengujian Sensor Infrared Sharp GP2D12 Tujuan pengujian sensor infrared Sharp GP2D12 ini adalah untuk mengetahui tegangan keluaran sensor yang terjadi pada jarak atau level yang dikehendaki apakah sudah sesuai untuk menjadi level tegangan yang menyatakan ketinggian level air tertentu sebagai input tegangan mikrokontroler. Langkah-langkah pengujian yang dilakukan sebagai berikut: 1) Sensor infrared SHARP GP2D12 dihubungkan dengan catu daya 5 Volt. 2) Posisi pelampung ke sensor infrared SHARP GP2D12 diukur dengan menggunakan mistar. 3) Tegangan kaki keluaran sensor infrared SHARP GP2D12 diukur dengan menggunakan Voltmeter DC untuk setiap posisi yang telah ditentukan. Posisi pelampung sama dengan level air yang dijelaskan di atas. 4) Hasil pengujian dicatat. Tabel 1. Hasil Pengujian Tegangan Keluaran Sensor Infrared SHARP GP2D12 pada level 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 Level ke- Tegangan (Volt) 5 2,17 4 1,80 3 1,44 2 1,15 1 0,98 0 0,85 39

16 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat sedikit perbedaan tegangan antara hasil pengujian dengan data karakteristik sensor infrared SHARP GP2D1 dari pabrik dengan rata-rata perbedaan sebesar 3 % yang diperlihatkan pada tabel 2. Tegangan keluaran ini sesuai untuk menjadi input tegangan mikrokontroler untuk menyatakan ketinggian air dari level 1 sampai dengan level 5. Tabel 2. Perbedaan Tegangan Keluaran Antara Hasil Pengujian Dengan Data Karakteristik Infrared SHARP GP2D12 Level ke- Jarak Sensor Dengan Penghalang (cm) Hasil Pengujian Data Karakteristik Pabrik 5 11,5 2,17 2, ,5 1,80 1, ,5 1,44 1, ,5 1,15 1, ,5 0,98 1, ,85 0, Pengujian Rangkaian Driver Relay Dan Relay. Tujuan pengujian rangkaian relay ini adalah untuk memastikan rangkaian dapat mengaktifkan pompa air ketika diberi logika 1 (high) dan dapat menonaktifkan pompa air ketika diberi logika 0 (low) oleh mikrokontroler ATmega8535(L). Gambar 7. memperlihatkan rangkaian pengujian driver relay dan relay Langkah-langkah pengujian: 1) IC ATmega8535(L) yang telah diprogram, dipasang pada rangkaian pengaturan ketinggian air. 2) Catu daya 5 volt dihubungkan dengan rangkaian pengaturan ketinggian air. 3) Tegangan keluaran mikrokontroler pada PORTC.6 dan PORTC.7 diukur dengan menggunakan Voltmeter DC. 4) Hasil pengujian dicatat. 40

17 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis RL1 5VSPDT POMPA ULN VAC - IN 1 IN 2 IN 3 IN 4 IN 5 IN 6 IN 7 IN 8 GND OUT 1 OUT 2 OUT 3 OUT 4 OUT 5 OUT 6 OUT 7 OUT 8 DIODES RL2 5VSPDT POMPA VAC 5 VDC Gambar 7. Rangkaian Pengujian Driver Relay Dan Relay Hasil pengujian dicatat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Hasil Pengujian Driver Relay Dan Relay Pada PORTC.6 PC.6 Keluaran PC.6 (volt) Relay 1 High 5,06 On Low 0 Off Tabel 4. Hasil Pengujian Driver Relay Dan Relay Pada PORTC.7 PC.7 Keluaran PC.7 (volt) Relay 2 High 5,06 On Low 0 Off 41

18 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada tabel 3 dan 4, tegangan high mikrokontroler adalah sebesar 5,06 volt dan tegangan low mikrokontroler adalah sebesar 0 volt. Ketika rangkaian relay diberi tegangan masukan high, relay akan on dan sumber tegangan sebesar 220 volt ac terhubung pada pompa air. Relay akan off ketika diberi tegangan masukan low dan pompa air tidak terhubung dengan sumber tegangan ac. Hal ini menunjukan tegangan keluaran mikrokontroler dapat mengatur driver relay dan relay sehingga dapat menyalurkan sumber tegangan ac (listrik PLN) ke pompa air sesuai kebutuhan Pengujian Keseluruhan Sistem Tujuan pengujian keseluruhan sistem ini adalah untuk memastikan kerja prototipe rangkaian pengaturan ketinggian air sesuai dengan rancangan perangkat lunak yang telah dibuat. Langkah-langkah pengujian yang dilakukan sebagai berikut: 1) Toren mula-mula kosong dan prototipe rangkaian dinyalakan. 2) Dicatat hal-hal yang terjadi selama proses pengisian air ke toren oleh pompa air. 3) Setelah air pada toren penuh dilakukan pengosongan air dengan cepat. 4) Dicatat hal-hal yang terjadi selama proses pengosongan air. Dari hasil pengujian keseluruhan dicatat bahwa rangkaian pengatur ketinggian air ini bekerja sesuai diagram alir perangkat lunak yang telah dibuat. Pompa bekerja dan mati sesuai level air yang telah ditentukan. Toren yang mula-mula kosong akan terisi air dari level 0 sampai dengan level 5 dengan dua pompa air bekerja pada level 0, 1 dan 2. Pada level 3 dan 4 satu pompa air bekerja mengisi toren dan bila air mencapai level 5 kedua pompa ait akan mati. Setelah toren terisi penuh air, toren tidak akan pernah kosong dalam penggunaan airnya dengan catatan sumber air di bak tampung selalu ada. Bila air pada toren digunakan dan ketinggian air turun sampai batas level 1 maka kedua pompa air akan bekerja sehingga pengisian air terjadi kembali dengan kecepatan pengisian sesuai pengisian saat toren masih kosong. Dari pengujian keseluruhan ini diketahui bahwa posisi pelampung yang bergerak pada saat pengisian dan pengosongan air di dalam toren menyebabkan sensor infared tidak dapat mendeteksi jarak pelampung 42

19 Kiki Prawiroredjo & Ignatius Melvin Susanto. Pengatur Ketinggian Air Otomatis dengan tepat. Pantulan dan penerimaan sinar infrared tidak stabil menyebabkan tegangan keluaran sensor infrared SHARP GP2D12 yang digunakan sebagai masukan mikrokontroler ATmega8535(L) berubah-ubah yang dapat menyebabkan keterlambatan kerja pompa air sehingga pompa yang seharusnya sudah menyala atau sudah mati pada levelnya tidak terjadi. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengatur kembali parameter tegangan yang digunakan pada perangkat lunak. 8. Kesimpulan Setelah melalui proses perancangan serta pengujian alat, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) Kerja sistem secara keseluruhan pengaturan ketinggian air otomatis telah berfungsi sesuai dengan rancangannya. 2) Perbedaan tegangan keluaran pada saat pendeteksian jarak pelampung oleh sensor infrared SHARP GP2D12 terhadap data karakteristik terdapat sedikit perbedaan, dengan persen kesalahan rata-rata adalah 3 %. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pada setiap sensor yang diproduksi, kesalahan membaca data dari karakteristik sensor infrared SHARP GP2D12, dan kesalahan membaca tegangan pada voltmeter DC yang digunakan. Tetapi hal ini tidak mengganggu kerja dari pompa air. 3) Keterlambatan kerja pompa air yaitu belum bekerja atau belum mati pada levelnya disebabkan karena bergeraknya pelampung pada saat pengisian dan pengosongan air yang menyebabkan sensor infrared tidak sesuai dengan yang telah dirancang sebagai mestinya. 4) Untuk pengisian toren yang tinggi disarankan menggunakan sensor jarak ultrasonik yang dapat mendeteksi jarak sampai 200 cm. Daftar Pustaka 1. ATMEL, ATmega8535, ATmega8535L (Online), ( Juni 2009, 10:09 WIB). 2. Boylestadt, Robert dan Louis Nashelsky Electronic Device and Circuit Theory. Fourth Edition. USA: Prentice Hall, Inc. 3. SHARP GP2D12, 2005, (Online), ( 2005, 23 April 2012, 10:48 WIB) 4. Widodo, Romy Budhi Embedded Sistem Menggunakan 43

20 Mikrokontroler dan Pemrograman C. ANDI. ogyakarta. 5. Wiyono, Didik Panduan Praktis Mikrokontroler Keluarga AVR Menggunakan DT-COMBO AVR-51 Starter Kit Dan DT-COMBO AVR Exercise Kit. Innovative Electronics. Surabaya. 44

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A telecommunication

Lebih terperinci

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA POT IKLAN BERTENAGA SURYA Kiki Prawiroredjo * & Citra Laras ** (*) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti (**) Alumni Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti Abstract The Solar

Lebih terperinci

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER Kiki Prawiroredjo & Nyssa Asteria* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A Distance Detector is a circuit that

Lebih terperinci

ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16

ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16 JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008, Halaman 17-36, ISSN 1412-0372 ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo & Iriyanto* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535

PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535 PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535 Amanda Amelia & Kiki Prawiroredjo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No.1, Jakarta Barat 11440 E-mail:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555

RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555 Albert Mandagi 1, Surya Santosa 2 1 Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototipe Alat Pengisi Galon... (Andri) 1 PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8 Prototype Tool Auto Charger Gallons Of Water Supply Depot Based Contents

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

ALAT STERILISASI KERING DENGAN KUNCI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT STERILISASI KERING DENGAN KUNCI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ALAT STERILISASI KERING DENGAN KUNCI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER Kiki Prawiroredjo & Calvin Renato Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No. 1 Jakarta

Lebih terperinci

LOCKER DENGAN PENGAMAN KATA KUNCI BERBASIS MIKROKONTROLER

LOCKER DENGAN PENGAMAN KATA KUNCI BERBASIS MIKROKONTROLER LOCKER DENGAN PENGAMAN KATA KUNCI BERBASIS MIKROKONTROLER Kiki Prawiroredjo, Alfred & Samuel H. Tirtamihardja Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini: 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini: Sensor infrared Mikrokontroler Atmega 8535 Driver UV Driver dryer Lampu UV Dryer Sensor

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka RANCANG BANGUN ALAT PENDINGIN RUANGAN OTOMATIS BERBASIS KEBERADAAN MANUSIA DAN SUHU RUANGAN Taufik Hidayat Jl. Merpati Blok Z No.5, Mekarsari, Cimanggis, Depok. Hidayato@ymail.com ABSTRAK Penghematan energi

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 THE DESIGN OF WIND SPEED AND DIRECTION DETECTOR WITH MICROCONTROLLER AT89S52 Albert Mandagi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8 Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8 Thiang, Indra Permadi Widjaja, Muliadi Tedjotjahjono Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan percepatan teknologi membuat banyak orang menjadi termotivasi untuk membuat suatu hal yang baru, sesuatu yang dikendalikan secara otomatis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

SISTEM ANTARMUKA SENSOR JARAK INFRAMERAH DAN APLIKASINYA UNTUK PENGUKURAN LEVEL AIR TUGAS AKHIR

SISTEM ANTARMUKA SENSOR JARAK INFRAMERAH DAN APLIKASINYA UNTUK PENGUKURAN LEVEL AIR TUGAS AKHIR SISTEM ANTARMUKA SENSOR JARAK INFRAMERAH DAN APLIKASINYA UNTUK PENGUKURAN LEVEL AIR TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma 3 (D3) Program Studi Instrumentasi dan Elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ

RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ 1 RANCANG BANGUN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH PADA MOTOR BENSIN GENERATOR-SET 1 FASA 2,8 KW 220 VOLT 50 HERTZ Ardi Bawono Bimo, Hari Santoso, dan Soemarwanto Abstract Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 PEMBUATAN RANGKAIAN LAMPU OTOMATIS DENGAN KONTROL JAM MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 855 Disusun oleh : Nama : Hotman panjaitan NPM : 6409576 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing : Erma Triawati

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti laksanakan mulai dari proses perancangan model dari sistem hingga hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa

BAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa 21 BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Blok Gambar 3.1. Blok Diagram. Pada gambar 3.1. power supply berfungsi untuk member tegangan pada semua rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PINTU BOARDING PASS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega16

RANCANG BANGUN SISTEM PINTU BOARDING PASS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega16 Rancang Bangun Sistem Pintu Boarding Pass Menggunakan Barcode..Muzakir, dkk RANCANG BANGUN SISTEM PINTU BOARDING PASS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega16 Muzakir 1, Salahuddin 2, Syahrul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Christian F Ginting, *) Kurnia Brahmana, *) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK

ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK ALA PENDEEKSI KEINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONROLER Nama ulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSRAK Alat pendeteksi ketinggian air dengan sensor level berbasis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING VOLUME DAN PENGISIAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8 [1] Adhitya Permana, [2] Dedi Triyanto, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

DESIGN SIMULATOR FRESH WATER TANK DI PLTU DENGAN WATER LEVEL CONTROL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

DESIGN SIMULATOR FRESH WATER TANK DI PLTU DENGAN WATER LEVEL CONTROL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DESIGN SIMULATOR FRESH WATER TANK DI PLTU DENGAN WATER LEVEL CONTROL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Polines Jl.Prof. H. Sudartho, SH, Semarang E-mail:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER Giri Woryanto, Dikpride Despa, Endah Komalasari, Noer Soedjarwanto Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Thiang, Handry Khoswanto, Agus Afandi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236, Indonesia e-mail: thiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Masalah Rotating Display adalah alat untuk menampilkan informasi berupa tulisan bergerak dengan menggunakan motor DC. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RENDRA TRIASMARA NIM 071910201015 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci