REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2"

Transkripsi

1 Achmad Suntoro ISSN REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2 Achmad Suntoro Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2. Telah dilakukan refurbishing sistem kendali suhu tungku sinter pelet UO 2 yang ada di P2TBDU-BATAN Serpong. Refurbishing ini dilakukan karena beberapa komponen kendali suhu sistem tungku tidak diproduksi lagi oleh pabrik pembuatnya. Langkah teknis engineering berupa batasan-disain, disain, konstruksi dan pengujian dijelaskan dalam makalah ini. Dari data pengujian menggunakan kendali baru ini menunjukkan bahwa angka kesalahan rata-rata pola tungku di bawah 1% dengan aktifitas ON-OFF motor pengendali cukup rendah. Dengan kondisi ini diharapkan dapat memperpanjang umur kerja komponen terkait dengan aktifitas ON-OFF tersebut. ABSTRACT A REFURBISHING OF TEMPERATURE CONTROL SYSTEM OF UO 2 PELLET SINTERING FURNACE. A refurbishing of temperature control of a sintering furnace for UO 2 pellet at P2TBDU - BATAN Serpong has been done. It is conducted because some of its control components have been obselete. Technical engineering steps such as requirement definition, design, construction, and evaluation are explained in this paper. The evaluation shows that error average using this new controller is under 1% with its ON- OFF activity to control the motor is low. Hopefully by this control system will prolong any related components actuated by this ON-OFF actifity. PENDAHULUAN T ungku listrik 80 KW untuk proses sinter pelet UO 2 yang ada di ruang HR-05 P2TBDU- BATAN (Gambar 1), mengalami kerusakan pada bagian kendali suhunya. Kerusakan-kerusakan yang pernah terjadi telah berhasil diperbaiki, namun seiring dengan berjalannya waktu - berkaitan dengan umur (life-time) - kerusakan berikutnya setelah perbaikan terjadi lagi. Refurbishing untuk sistem kendali suhunya akhirnya harus dilakukan karena beberapa komponen kendali sudah tidak diproduksi lagi oleh pabrik pembuatnya (obsolete). Kronologis perbaikan sistem kendali tungku diperlihatkan pada Gambar 2. Pada awalnya, interface sistem tungku dengan pengguna tungku menggunakan gulungan kertas, dimana pada gulungan tersebut digambar pola penyinteran menggunakan pita kecil warna hitam. Alur pita tersebut dideteksi oleh sistem optomekanik untuk dirubah menjadi sinyal perintah dalam mengendalikan suhu dalam tungku sesuai dengan pola pita tersebut.

2 64 ISSN Achmad Suntoro Gambar 1. Tungku sinter dan kendalinya. Gambar 2. Kronologis perbaikan sistim kendali tungku HR-05. Sistem optomekanik mengalami kerusakan [1], dan pada tahun 1997 dilakukan perbaikan yaitu dengan mengganti optomekanik yang telah rusak tersebut dengan sebuah Personal Computer (PC) [2]. PC diprogram menggantikan sistem optomekanik yaitu menerima perintah dari pengguna tungku, dan menghasilkan sinyal referensi yang akan digunakan dalam mengendalikan suhu dalam tungku. Diakhir tahun 1999 kembali sistem kendali tungku tersebut mengalami kerusakan, yaitu saklar tiga posisi yang disebut dengan digitric yang berfungsi mengatur tegangan autotravo melalui motor telah rusak. Perbaikan dilakukan pada tahun 2000 dengan mengganti sistem kendali secara menyeluruh dengan sebuah Yokogawa Controller. Namun perbaikan ini tidak berhasil karena ada beberapa kendala teknis yang belum dapat diatasi sebagai akibat penggantian tersebut, sehingga sistem tungku belum bisa beroperasi. Pada awal tahun 2003 perbaikan sistem kendali tungku tersebut kembali dilakukan dengan tetap menggunakan PC dan interface nya yang lama. Gambar 3 adalah blok diagram sistem kendali suhu tungku yang akan digunakan untuk menghidupkan-nya kembali. Refurbishing dilakukan dalam perbaikan tersebut dengan mengganti digitric secara perangkat lunak melalui PC dan modifikasi rang-kaian interface nya. Makalah ini berisi penjelasan teknis langkahlangkah proses refurbishing yang dilakukan hingga sistem tungku dapat beroperasi kembali. Gambar 3. Blok diagram refurbishing kendali suhu tungku. TATA KERJA Langkah kerja sistem engineering diterapkan dalam proses refurbishing ini yaitu meliputi: penentuan batasan-disain, disain, konstruksi, dan evaluasi atau pengujian [3]. A. Batasan Disain Batasan disain (requirements) dalam proses refurbishing sistem kendali tungku ini ditentukan yaitu batasan kerja dari sitem tungku tersebut dengan tidak mengganggu sistem keselamatan tungku. Secara umum batasan tersebut adalah sebagai berikut: Sistem pengaman untuk aliran gas, aliran pendingin, dan hal-hal lain secara umum tidak boleh berubah [4] atau tetap seperti semula (karena tidak mengalami kerusakan). Pola perubahan suhu dalam tungku berbentuk trapesium, dengan slope kenaikan bisa diatur dari 250 o C/jam hingga 300 o C/jam, slope penurunan tetap 150 o C/jam, dan suhu sinter maksimum 1800 o C. Kesalahan tunak (steady state) lebih kecil dari 10% dan overshoot lebih kecil 25%. Selama pengendalian, Personal Computer yang digunakan tidak diperbolehkan menjalankan program lain kecuali program pengendalian tersebut. Motor untuk autotravo lebih banyak OFF (berhenti) dan aktifitasnya ditekan rendah. Butir terakhir pada batasan di atas merupakan tambahan yang diperoleh dari

3 Achmad Suntoro ISSN pengalaman selama menjalankan tungku-dalam usaha untuk mem-perpanjang umur kerja komponen kendali yang terkait. B. Disain Kendali Suhu Gambar 3 merupakan bagan umum pola kendali dalam refurbishing ini dan detail pola kendalinya ditunjukkan dalam Gambar 4. Berikut ini penjelasan diagram pengendalian tungku Gambar 4, dan semua persamaan matematis yang digunakan telah dijelaskan di [5] : Gambar 4. Diagram pengendalian tungku. 1. Perintah, berupa pola bentuk perubahan suhu didalam tungku yang diinginkan, dalam hal ini berbentuk trapesium. Parameter bentuk trape-sium tersebut ditentukan oleh pengguna tungku (operator tungku) melalui keyboard personal computer. 2. Persamaan termokopel τ o = f(v o ) yang dipakai dalam tungku. Persamaan ini mengacu pada tabel termokopel untuk Tungsten-Rhenium (W- 3%Re/W-5%Re) [6]. 3. Persamaan inverse dari konversi termokoupel pada yaitu : τ o = f(v o ). Hal ini diperlukan karena kenyataan bahwa temperatur dalam tungku tidak bisa langsung dibaca, tetapi harus melalui termokopel. 4. Tungku sinter dengan persamaan pendekatan o 6.41 V Sistem autotravo lengkap dengan motor listrik pengendali tegangan sekundernya, dikendalikan oleh persamaan V = V + p ( t on ). Tegangan V besarnya ditentukan oleh t on, yaitu lama waktu berputarnya motor penggerak dalam sistem autotravo, dan nilai p (polaritas) yang dapat berharga +1, 0, dan -1. Kedua parameter ini ditentukan oleh sistem recording dan data processing. 6. Waktu hidupnya motor penggerak autotravo, ditentukan oleh persamaan t m = A 1 (0.112 A ). Nilai A 1 dan A 2 adalah faktor pengali atau gain dari waktu tersebut, yang nilainya ditentukan oleh data processing, dan adalah perbedaan temperatur saat itu antara yang diinginkan dan kenyataan di dalam tungku. 7. Disamping dikendalikan oleh, autotravo juga pada kondisi tertentu digerakkan oleh persamaan V = V + c, dimana c ditentukan langsung oleh data processing. 8. Recording dan data processing bekerja mengikuti sebuah algoritma yang bekerja berdasarkan masukan data masa lampau, data saat itu, dan data masa mendatang ketika proses pengendalian sedang berjalan. Detail teknik dalam menentukan polaritas p, yaitu menggunakan teknik tabel-kebenaran pengganti histeresis, dijelaskan di [7]. Blok ini juga menentukan faktor pengali A 1 dan A 2. Nilai A 1 akan diubah jika data yang diperoleh menunjukkan telah terjadi osilasi atau overdamped dalam proses pengendalian yang dijalankan, sedangkan A 2 akan dirubah jika steady-state error terjadi di luar daerah toleransi yang ditetapkan. Nilai A 1 dan A 2 pada awalnya masing-masing bernilai 1.0 dan diubah

4 66 ISSN Achmad Suntoro masing-masing naik atau turun tergantung situasi pengendalian saat itu. Bersamaan dengan perubahan nilai A 2 maka nilai c pada blok diaktifkan sejenak (c 0 dan kembali c = 0) untuk memaksa naik atau turun tegangan sekunder autotravo, agar error saat itu mengecil. Perubahan nilai A 2 terjadi karena gain pengendalian yang dipilih kurang tepat, sehingga perlu diubah ke arah yang lebih tepat dengan mengubah nilai A 2. Waktu penyalaan motor t on juga ditentukan oleh blok ini. Waktu ini berasal dari t m yang dihasilkan oleh persamaan pada blok. Nilai t m ini dievaluasi sebagai berikut. Jika t m < 750 ms maka t on = 0 atau motor tetap mati, dan jika t m 750 ms maka t on = t m, atau motor aktif selama t on. Angka 750 ms berasal dari persamaan pada blok, dimana nilai t on akan punya arti jika t on 708 ms. Tujuan utama algoritma ini secara menyeluruh adalah untuk mengatur agar frekuensi aktifitas motor rendah dan motor lebih banyak mati (tidak aktif) selama pengendalian, namun tetap menekan rendah kesalahan sesuai dengan tuntutan batasan disain butir terakhir. 2. Push button digunakan untuk merubah tungku yang akan dikendalikan (1 atau 2). 3. Saklar power untuk menghidupkan modul interface. 4. Lampu indikator dua warna: hijau dan kuning. Hijau menyala berarti tegangan autotravo sedang turun, dan kuning menyala berarti tegangan autotravo sedang naik. 5. Lampu indikator berwarna merah, akan menyala jika saklar power diaktifkan. C. Konstruksi Refurbishing Perangkat keras dan lunak perlu dibuat untuk implementasi disain Gambar 3 dan 4. Perangkat keras meliputi pembuatan sistem interface dan perangkat lunak adalah pembuatan program komputer untuk menggerakkan komponen kendali melalui sistem interface tersebut. b. Panel Belakang Gambar 5. Panel depan. 1. Modul Interface Modul interface akan menghubungkan perintah-perintah yang berasal dari perangkat lunak untuk dihubungkan pada komponen-komponen kendali sehingga temperatur dalam tungku berubah sesuai dengan perintah tersebut. Bentuk fisik modul interface yang dibuat adalah sebagai berikut. a. Panel Depan 1. Seven segmen display yang menunjukkan angka tungku yang sedang dikendalikan. Angka 1 untuk tungku 1 dan angka 2 untuk tungku 2. Gambar 6. Panel belakang. Titik A pada Gambar 6 dihubungkan dengan konektor RS-232 ke kabinet tungku, yang selanjutnya dihubungkan ke komputer pengendali. Titik B adalah sekring pengaman listrik dari PLN. Tabel 1 memperlihatkan hubungan panel belakang dengan sistem tungku. Tabel 1. Kaitan hubungan panel belakang dengan sistem tungku. Titik Panel Belakang Sistem Tungku Titik Panel Belakang Sistem Tungku dan Termokopel #1 Kabel 13

5 Achmad Suntoro ISSN dan Termokopel #2 dan Sumber listrik AC 220V dan kipas pendingin Kabel 15 Tidak dipakai Kabel 16 Titik 16 pada PCB1 Gambar 7b dihubung- N.B: Kabel 13, 15, dan 16 berkaitan dengan pengendalian polaritas motor penggerak autotravo. 2. Rangkaian Elektronik Modul Interface kan dengan tegangan kerja motor penggerak autotravo, sehingga titik 17 dan 18 merupakan pengendali arah putaran motor tersebut. Logik dari kedua titik ini menentukan arah putaran dari motor sesuai dengan aturan posisi pada Tabel 2. Rangkaian elektronik modul interface pengendali terbagi menjadi dua bagian. Gambar 7a adalah bagian pertama yang berisi indikator dan catu-daya interface, dan Gambar 7b adalah modul Advantech ADAM yang digunakan sebagai jembatan komunikasi antara Personal Computer dengan komponen elektronik yang langsung berhubungan dengan komponen lain diluar PC. Waktu atau lamanya kedua titik tersebut pada suatu posisi logik akan menentukan aktifitas motor pengendali tegangan sekunder autotravo, dan waktu t on ini ditentukan oleh algoritma blok pada Gambar 4. Tabel 2. Logik gerakan motor. Logik Kondisi Motor Tegangan Autotravo Posisi-1 00 Mati Tetap Posisi-2 10 Berputar arah jarum jam Naik Posisi-3 01 Berputar arah lawan jarum jam Turun

6 68 ISSN Achmad Suntoro Gambar 7a. Rangkaian elektronik modul interface PCB1 & PCB2.

7 Achmad Suntoro ISSN Perangkat Lunak Kendali Gambar 7b. Rangkaian elektronik modul interface modul Adam.

8 70 ISSN Achmad Suntoro Bahasa pemrograman C dengan compiler Borland C++ versi 3.1 digunakan untuk menggerakkan pengendalian diatas. Operating sistem DOS tetap dipertahankan, tidak memakai Windows, mengingat multitasking tidak diperbolehkan selama tungku beroperasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dua kali percobaan uji fungsi dijalankan pada tanggal 22 dan 29 Mei 2003 pada suhu 1000 o C dan 1650 o C secara berturut-turut. Gambar 8 mem-perlihatkan potongan data grafis atas pengujian tersebut. Dari data tersebut terlihat bahwa kesalahan rata-rata pengendalian antara pola suhu permintaan dan pola suhu dalam tungku lebih kecil dari 1%. Total waktu untuk penyinteran 1000 o C adalah 9 jam 13 menit, dalam interval waktu tersebut telah terjadi 175 kali motor penggerak autotravo aktif seperti pada Tabel 3. Untuk suhu 1650 o C data tersebut gagal diperoleh karena terjadi penghentian semen-tara (discontinue) selama percobaan disebabkan oleh kerusakan termokopel tungku dan kesalahan pemberian nilai batas pada program komputer. Gambar 8. Potongan data uji fungsi: a s/d d untuk 1000 o C dan e s/d h untuk 1650 o C.

9 Achmad Suntoro ISSN Tabel 3. Aktifitas motor penggerak autotravo untuk pengujian suhu 1000 o C. Asal Sinyal Penggerak Blok konstan 250 ms Blok Total Jumlah Aktifitas Motor 32 kali 143 kali 175 kali Lama (duration) aktifitas motor oleh Blok ditentukan konstan sebesar 250 ms, sedangkan oleh Blok ditentukan oleh rumus pada Blok untuk kondisi ramp dan flat. Pada kondisi cooling-down lama aktifitas motor dibuat konstan 500 ms, dan diperoleh data sebagai berikut Tabel 4. Tabel 4. Komposisi (rincian) asal sinyal dari Blok. Asal Sinyal Penggerak Dari Blok Rumus pada Blok Konstan 500 ms. Total Jumlah Aktifitas Motor 152 kali 91 kali 143 kali Angka konstan 250 dan 500 ms merupakan angka coba-coba dalam usaha mencari parameter pengendalian yang tepat. Namun dari data percobaan (Gambar 9) terlihat bahwa kedua angka tersebut masih kurang tepat karena terlihat tidak banyak pengaruhnya terhadap perubahan suhu dalam tungku. Artinya beberapa kali pulsa berturutturut baru mempengaruhi suhu tungku. Hal ini harus dihindari mengingat batasan disain terakhir yang dipersyaratakan, yaitu agar membuat seminimal mungkin motor penggerak autotravo aktif bekerja. Dari fenomena percobaan tersebut, terlihat bahwa sebaiknya kedua angka lebar pulsa tersebut dibuat 750 ms. Angka ini juga yang dipersyaratkan oleh Blok yaitu t on 750 ms, dan terbukti lebar pulsa dibawah batas tersebut tidak efektif untuk mengubah suhu tungku. Meskipun jika hal ini dilakukan berulang-ulang (seperti yang dilakukan dalam percobaan ini) akan menghasilkan perubahan suhu yang halus, namun batasan disain menghendaki rendahnya aktifitas motor lebih utama. Dengan mengubah kedua lebar pulsa menjadi 750 ms, maka jumlah aktifitas motor dipastikan akan lebih kecil dari yang dilakukan dalam eksperimen uji coba ini, walaupun mungkin angka kesalahan akan sedikit naik. Tetapi angka kesalahan 1% yang dicapai dengan pola ini masih cukup rendah sehingga kenaikan tersebut dipastikan hasilnya masih tetap rendah.

10 72 ISSN Achmad Suntoro Gambar 9. Pengaruh lebar pulsa kendali pada suhu tungku. Faktor pengali A 1 dan A 2 mula-mula ditetapkan bernilai 1.0 untuk kemudian disesuaikan nilainya selama pengendalian oleh blok. Karena tungku merupakan sistem orde satu dengan timeconstant besar, yaitu 4.63 jam [4], maka osilasi tidak pernah terjadi selama pengendalian, sehingga nilai A 1 tidak pernah berubah selama pengendalian tersebut. Nilai A 2 dalam pengendalian tercatat sering berubah dalam rangka memperkecil steady state error yang terjadi. Pengaruh perubahan nilai A 1 dibuat lebih cepat dibanding dengan perubahan nilai A 2, seperti terlihat pada Gambar 10. Hal ini disengaja karena A 1 bertanggung jawab untuk mengatasi osilasi dan overdamped agar tidak terlalu lama jika terjadi. Pengaruh perubahan nilai A 2 sengaja dibuat lambat untuk menjaga agar perubahan suhu terjadi dengan halus. Tampilan ketika tungku beroperasi dapat dilihat seperti pada Gambar 11. Pada awal tungku akan beroperasi, perlu ditetapkan batasan kerjanya. Contoh Gambar 11.a ditetapkan batasan kerja adalah suhu sinter 1500 o C dengan slope kenaikan 250 o C/ jam dan soaking time 2.5 jam, angka ini dapat dirubah sesuai dengan keperluan proses. Ketika penyinteran sedang berjalan pola kurva suhu dalam tungku dapat dilihat kaitannya dengan pola yang diinginkan (Gambar 11.b). Data penyinteran selama operasi disimpan dalam sebuah file data komputer yang mudah dibaca menggunakan program-program aplikasi standard. Gambar 10. Kurva pengaruh perubahan faktor pengali A 1 dan A 2.

11 Achmad Suntoro ISSN Gambar 11. Tampilan monitor pengendali suhu. KESIMPULAN Refurbishing kendali suhu tungku sinter pellet UO 2 telah berhasil dilakukan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem kendali suhu ini mempunyai ketelitian yang tinggi, yaitu di bawah 1% (angka ini lebih baik dari kendali suhu asalnya). Demikian juga usaha menekan aktifitas ON-OFF aktuator motor pada refurbishing ini juga berhasil yaitu mendapatkan angka rata-rata 1 kali tiap 3 menit. Angka ini dinilai cukup rendah dengan tingkat ketelitian di atas. Diperkirakan angka rata-rata ini masih bisa diperkecil dengan mengubah waktu aktif motor seperti yang diuraikan dalam bab hasil dan pembahasan di atas. Secara menyeluruh, dari hasil pengujian, batasan-disain yang ditetapkan dalam refurbishing ini dapat dipenuhi. DAFTAR PUSTAKA 1. A SUNTORO, A LATIEF, dan M RACHMA- WATI., Analisis Kerusakan Tungku Sinter Pelet UO 2 PEBN-BATAN, Urania, No. 6 / Thn II., April A SUNTORO, A LATIEF, dan M RACHMA- WATI, Disain Modifikasi Sistem Kendali Suhu Tungku Sinter Pelet UO 2 Degussa, Prosiding Seminar Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Yogyakarta, Juli PRIEST JOHN W., Engineering Design for Productability and Reliability, Marcel Dekker., New York, A SUNTORO, Solusi Alternatif Kegagalan Sistem Pengaman Tekanan Tinggi Tungku Sinter Degussa PEBN-BATAN, Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir IV., Jakarta., Desember A SUNTORO, Dokumen Analisis Modifikasi Sistem Pengendali Tungku Sinter Pelet UO 2, Laporan Teknis., P2PN-BATAN., Januari A SUNTORO, Karakteristik Termokopel Tungsten-Rhenium (W-3%Re/W-25%Re), Prima Vol.1, No. 1., April A SUNTORO, Pengganti Hysteresis pada Kendali Tungku menggunakan Tabel Kebenaran, Publikasi Ilmiah PPI-KIM 2005., Juni TANYA JAWAB Syarip Apakah telah dicoba untuk dibandingkan dengan metode pengendalian yang sudah teruji (paling tidak secara simulasi)? Achmad Suntoro Cara simulasi sedang direncanakan untuk dilakukan. Namun demikian dari data percobaan telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil menggunakan cara lama. Prajitno Apakah feedback kontrolnya dari pengukuran suhu? Jenis apa thermocouple yang digunakan? Achmad Suntoro

12 74 ISSN Achmad Suntoro Feed back control suhu menggunakan thermocouple tidak standard (bukan standard ANSI) yaitu jenis W-3% Re / W-5% Re. Dari tabel konversi voltage to temperature thermocouple bersangkutan proses pengendalian mendapat data temperature tungku. Dewita Bagaimana dengan laju pemanasan, apakah tabel Bapak berlaku untuk laju pemanasan tinggi maupun rendah. Keandalan 110% apa bukan disebabkan kesalahan pengukuran (alat ukur suhunya sudah tidak baik) bagaimana Bapak mengetahui nilainya. Achmad Suntoro Laju pemanasan bisa diubah-ubah dari rendah hingga maskimum 300 o C/jam. Dari simulasi sederhana tabel yang digunakan dalam kendali masih berlaku. Nilai pengukuran bersandar pada thermocouple dan tabel konversinya. Angka kesalahan didapat dari perbedaan angka suhu yang diinginkan dengan yang diperoleh dari thermocouple tersebut lewat tabelnya.

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto, Dedy Haryadi, Triarjo PTBBN-BATAN Serpong Email : sugeng-r@batan.go.id SEMINAR NASIONAL X ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11

PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11 Achmad Suntoro ISSN 0216-3128 55 PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN ABSTRAK Pemantik LPG otomatis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11

PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11 PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK Telah dibuat sebuah pengembangan rangkaian listrik untuk

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 65 Tangerang Selatan ABSTRAK PEMODELAN

Lebih terperinci

TEKNIK SAMPLING DATA PADA SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2 ME-06

TEKNIK SAMPLING DATA PADA SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2 ME-06 TEKNIK SAMPLING DATA PADA SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO ME-06 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, BATAN, Komplek Puspiptek Gd 71. Lt. Serpong ABSTRAK TEKNIK SAMPLING DATA PADA

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11

OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11 Achmad Suntoro ISSN 0216-3128 279 OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangakat Nuklir, BATAN ABSTRAK Operasional katup masuk gas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME-24

PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME-24 Vol. No., Januari 008: - 8 ISSN 085-777 PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME- Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGGANTIAN KENDALI

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN PRIMA Volume 5, Nomor 9, November 2008 ISSN: 1411-0296 SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11 ABSTRAK Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN Telah dipasang pompa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN NI MyRIO A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan Tujuan : Menggunakan NI myrio untuk mengendalikan modul Temperature Controlled System Leybold

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut

A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut ANALOG SERVO MOTOR DC A. Tujuan praktikum: 1. Memahami prinsip dasar pengendalian posisi dan kecepatan pada motor DC 2. Memahami unjuk kerja pada saat transient dan steady state pada pengendalian kecepatan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data

Lebih terperinci

METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11

METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 ACHMAD SUNTORO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp.( 021) 7560896 E-mail : suntoro@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Eksperimen dilakukan untuk mengetahui proses pembakaran spontan batubara menggunakan suatu sistem alat uji yang dapat menciptakan suatu kondisi yang mendukung terjadinya pembakaran

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR Agus Nur Rachman, Kussigit Santosa Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN e-mail : ptrkn@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

TEKNIK DECOUPLING DAN SIMULASI KENDALI MODEL MATEMATIS SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME - 24

TEKNIK DECOUPLING DAN SIMULASI KENDALI MODEL MATEMATIS SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME - 24 TEKNIK DECOUPLING DAN SIMULASI KENDALI MODEL MATEMATIS SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME - 24 Sugeng Rianto, Triarjo, Dedy Haryadi Pusat Teknologi Bahan Bbakar Nuklir BATAN Email : sugeng-r@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN HYBRID

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN HYBRID RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN HYBRID KONTROL FASE BERTAHAP DENGAN KONTROL ON-OFF PADA TANUR TEMPERATUR TINGGI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16A Hermawan Firdiansyah¹, Hari Arief D.²

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT. G. Bambang Heru, Sagino

PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT. G. Bambang Heru, Sagino PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT G. Bambang Heru, Sagino Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL Saminto, Untung Margono, Ihwanul Aziz, Sugeng Riyanto - BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI PENGENDALI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN: 1411-0296 REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN ABSTRAK

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 Halaman : 1 dari 8 PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan Vacum Chamber JK-1200 sesuai dengan prosedur operasional yang disarankan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan

Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan Serpong, i3 Oktober 2009 Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan Achmad Suntoro PRPN -BAT AN Abstrak -- SISTEM OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-I I MENGGUNAKAN KENDAL! LOGIK TAMBAHAN.

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini membahas perancangan sistem telemetri pengamatan suhu dan kelembapan serta kendali peralatan elektronik (seperti kipas) berbasis platform Microcontroller Open Source Wemos.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan

BAB I PENDAHULUAN. di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan mikrokontroler sudah sangat luas digunakan untuk pengendalian di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Oleh : Dia Putranto Harmay 2105.100.145 Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Latar Belakang Usman Awan dkk, 2001 Merancang dan membuat dynamometer jenis prony brake dengan menggunakan strain gauge

Lebih terperinci

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version 1. Power Supply Obyektif : Teknologi Switcher Standarisasi Power Supply Advance Power Management Konservasi Energy Problem Apabila ada sebuah komponen yang sangat vital terhadap beroperasinya komputer,

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

MODUL KULIAH ELEKTRONIKA DAYA PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

MODUL KULIAH ELEKTRONIKA DAYA PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA MODUL KULIAH ELEKTRONIKA DAYA PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 BAB I PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Apliksi Kontrol Permukaan Berbasis Programmable. Muhaimin APLIKSI KONTROL PERMUKAAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Muhaimin 1 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Andi Adriansyah 1,Fanny Fajrillah Dasni 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana Jl. Meruya

Lebih terperinci

REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

REZAN NURFADLI EDMUND NIM. MEKATRONIKA Disusun oleh : REZAN NURFADLI EDMUND NIM. 125060200111075 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respon berasal

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS WAHANA

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS WAHANA BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS WAHANA Pengujian sistem pada wahana dilakukan baik pada perangkat keras, perangkat lunak, maupun fungsional sistem secara keseluruhan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER 01/ Tahun I. April 2008 ISSN 1979-2409 ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER Moh. Suryadiman, Achmad Sunarko*) *Bidang Operasi Sarana Penunjang-PTBN BATAN ABSTRAK ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KOMPONEN SISTEM 3.1.1 Blower Komponen ini digunakan untuk mendorong udara agar dapat masuk ke system. Tipe yang dipakai adalah blower sentrifugal dengan debit 400 m 3 /jam.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Sari Widya Fitri *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Dinamika Nonlinear dalam Rangkaian Listrik (10 poin)

Theory Indonesian (Indonesia) Dinamika Nonlinear dalam Rangkaian Listrik (10 poin) Q2-1 Dinamika Nonlinear dalam Rangkaian Listrik (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada dalam amplop terpisah. Pendahuluan Elemen semikonduktor non-linier

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Lampu Lalu Lintas Tujuan utama dari pengaturan lampu lalu lintas dan pemantauan traffic adalah untuk memastikan keamanan pada persimpangan dengan menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya kompleksitas kehidupan manusia, menyebabkan karakteristik kehidupan manusia semakin memiliki mobilitas yang tinggi. Yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dibahas bagaimana proses perancangan mekanik, penyusunan elektrik, dan pemrograman. Kesatuan perangkat yang tersusun dari mekanik yang didalamnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci