KATA PENGANTAR. saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Lumajang, Oktober 2016 KEPALA BPS KABUPATEN LUMAJANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Lumajang, Oktober 2016 KEPALA BPS KABUPATEN LUMAJANG"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kebutuhannya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat tanpa ada intervensi dari pemerintah pusat. Keberadaan Otonomi Daerah membawa konsekwensi kepada daerah untuk mengelola potensi yang ada guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat disegala bidang kehidupan. Kesejahteraan rakyat merupakan prioritas utama yang harus segera direalisasikan. Untuk mendukung terlaksananya pembangunan yang mencapai sasaran dibutuhkan data akurat sebagai evaluasi guna menentukan arah kebijaksanaan yang menjadi tujuan pembangunan. Salah satu indikator guna mengukur keberhasilan pembangunan Sektor Pertanian adalah tersedianya data tentang Nilai Tukar Petani (NTP). Oleh sebab itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lumajang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang menyusun dan menerbitkan buku Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang 2016 Triwulan III (Juli s.d September 2016). Buku ini memberikan informasi mengenai tingkat kesejahteraan/keberhasilan masyarakat sektor pertanian di Kabupaten Lumajang, meliputi Petani Padi dan Palawija, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan Rakyat Kami mengucapkan selamat atas terbitnya buku. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang 2016 Triwulan III (Juli s.d September 2016) saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Lumajang, Oktober 2016 KEPALA BPS KABUPATEN LUMAJANG Dra. NELLA OKTAVIANA NIP i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup... 2 BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi Penghitungan Indeks Pengelompokan dan Pemilihan Sampel... 9 BAB III PELAKSANAAN Dokumen Yang Digunakan Pelaksanaan BAB IV HASIL DAN ANALISIS Nilai Tukar Petani Indeks Diterima Petani Indeks Dibayar Petani i ii iii iv LAMPIRAN ii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Alokasi Sampel Kecamatan Penghitungan Nilai Tukar Petani Lumajang Tabel.1. Indeks Diterima Petani (I t ), Indeks Dibayar Petani (I b ) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Lumajang Juli - September 2016 (2012 = 100) Tabel 1.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang menurut Sub Sektor Pertanian Juli September Tabel 1.2 Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang dan Jawa timur dari bulan Juli September Tabel.2. Indeks Harga Diterima Petani Kabupaten Lumajang Menurut Sub Sektor Pertanian Bulan Juli September 2016 (2012 = 100) 20 Tabel.3. Indeks Harga Dibayar Petani Kabupaten Lumajang Menurut Sub Sektor Pertanian Bulan Juli September 2016 (2012 = 100) Tabel 3.1 Indeks Harga Dibayar Petani Kabupaten Lumajang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Bulan Juli September 2016 (2012 = 100) iii

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Lumajang Juli September 2016 (2012=100) Gambar.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Lumajang Per Subsektor Juli September 2016 (2012=100) Gambar Indeks Harga Diterima Petani Lumajang Juli September 2016(2012 = 100) Gambar.4. Indeks Harga Dibayar Petani Lumajang Juli September 2016 (2012 = 100) iiii

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Nilai Tukar Petani Lumajang Triwulan III 2016 Lampiran 2. Daftar HKD-1. Survei Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Makanan Lampiran 3. Daftar HKD-2.1 Survei Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Non Makanan Konstruksi,Jasa & Transportasi Lampiran 4. Daftar HKD-2.2. Survei Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Non Makanan Perlengkapan Rumah Tangga Lampiran 5. Daftar HD-1. Survei Harga Produsen Sub Sektor Tanaman Pangan Lampiran 6. Daftar HD-2. Survei Harga Produsen Sub Sektor Hortikultura Lampiran 7. Daftar HD-3. Survei Harga Produsen Sub Sektor Perkebunan Lampiran 8. Daftar HD-4. Survei Harga Produsen Sub Sektor Peternakan Lampiran 9. Daftar HD-5. Survei Harga Produsen Sub Sektor Perikanan ivi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan strategis pembangunan adalah terwujudnya percepatan pemulihan ekonomi dan peningkatan produktivitas melalui pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi. Program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan ekonomi kerakyatan, sehingga terwujud suatu sistem ekonomi yang tidak hanya bertumpu pada mekanisme pasar saja, namun juga mengacu kepada Pasal 33 UUD 45 yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan. Salah satu kegiatan ekonomi kerakyatan yang patut mendapat perhatian adalah kegiatan yang tercakup dalam sektor pertanian. Di dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lumajang sektor pertanian pada tahun 2014 masih menduduki tempat teratas yaitu 39,54 persen di ikuti industri pengolahan 18,87 dan sektor perdagangan 12,90 persen. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor pertanian juga besar, yaitu mencapai persen. Untuk melihat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan, selain data tentang pertumbuhan ekonomi diperlukan pula data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual di sektor pertanian, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melaksanakan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu indikator makro yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja agenda pembangunan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

8 Nilai Tukar Petani adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP pengukur kemampuan tukar komoditi produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk pertanian. Jika nilai NTP pada waktu tertentu lebih besar dari 100 persen, berarti kesejahteraan petani pada saat itu lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar dan sebaliknya. Berbeda dengan penerbitan NTP tahun sebelumnya 2014 pada penerbitan tahun 2016 ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2012 (2012=100) Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Survei NTP Kabupaten Lumajang Triwulan III (Juli s.d September ) 2016 adalah : 1. Menghitung indeks harga yang diterima petani (I t ), indeks harga yang dibayar petani (I b ) dan NTP dari bulan Juli s.d September tahun Sebagai bahan penyusunan Analisis Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Lumajang Ruang Lingkup Survei Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang Tahun 2016 dilaksanakan di 9 (sembilan) kecamatan sebagai sample kabupaten yaitu Kec. Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Senduro, Kunir, Yosowilangun, Jatiroto, Sukodono dan kecamatan Ranuyoso, Sub sektor pertanian yang dicakup sebanyak 5 (Lima) sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

9 BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep dan Definisi Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani. Harga Produsen adalah harga produksi dari petani sebelum memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualannya atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah pemetikan (farm gate). Harga yang dicakup adalah harga transaksi dengan sistim penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistim ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya. Harga Konsumen Pedesaan adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan ke satuan standar. Nilai Konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan kwantitas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. Dalam penghitungan Indeks ada 2 jenis nilai konsumsi, yang pertama adalah nilai konsumsi dasar (P o Q o ) yang diperoleh dari hasil Survei Nilai Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

10 Tukar Petani, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi, yang kedua adalah nilai konsumsi pada bulan berjalan (P n Q o ) yang diperoleh dengan jalan mengalikan harga bulan berjalan dengan kuantitas konsumsi pada tahun dasar. Di dalam penghitungannya dilakukan secara bertahap dengan jalan menggunakan relatif harga (RH). Relatif Harga (RH) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung RH komoditi kecamatan dengan rumus RH P ( t) ji ( t) ji X P( t 1) ji 100 dimana, RH (t)ji P (t)ji P (t-1)ji = RH pada bulan ke t komoditi di kecamatan ke i = Harga pada bulan ke t untuk komoditi j di kecamatan i = Harga pada bulan ke (t-1), komoditi j di kecamatan i Dari hasil penghitungan RH kecamatan, kemudian dihitung RH komoditi kabupaten dengan cara merata-ratakan RH kecamatan sebagai berikut X Rh k RH ( t) ji i 1 ( t) j X k 100 dimana, X Rh t ) j ( = Rata-rata RH pada bulan ke t untuk komoditi j RH (t)ji = RH pada bulan ke t untuk komoditi j di kecamatan i k = Jumlah kecamatan Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

11 Paket Komoditi adalah jenis barang/jasa yang dipantau harganya untuk penghitungan NTP. Paket komoditi yang digunakan untuk penghitungan NTP Lumajang 2013 merupakan hasil Survei Nilai Tukar Petani Lumajang 2013, yang dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok komoditi, yaitu : 1. Kelompok komoditi yang digunakan untuk menghitung indeks harga yang dibayar petani (I b ), terdiri dari 2 (dua) sub kelompok, yaitu : a. Konsumsi Rumahtangga b. Biaya Produksi dan Pembentukan Barang Modal 2. Kelompok komoditi yang digunakan untuk menghitung indeks harga yang diterima petani (I t ), terdiri dari 5 (lima) sub kelompok, yaitu : a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan Diagram Timbangan adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi/produksi komoditi terhadap total pengeluaran/produksi rumahtangga petani. Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga petani dan pola produksi (potensi usaha tani) di suatu daerah. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (I t ) dengan indeks harga yang dibayar petani (I b ) dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

12 barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk pertanian. Indeks Harga yang diterima petani (I t ) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan nilai produksi sektor pertanian. Sedangkan Indeks yang dibayar petani (I b ), dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditi/jasa yang dikonsumsi oleh petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Secara umum penghitungan NTP akan menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut : 1. NTP > 100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar. 2. NTP = 100 : kesejahteraan petani periode tertentu sama jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar. 3. NTP < 100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih buruk dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar Penghitungan Indeks Indek harga yang diterima petani (I t ) Rumus yang digunakan dalam penghitungan I t dan I b adalah formula indeks Modified Laspeyers yaitu : I t m P P ti i 1 ( t 1) i m i 1 P oi P ( t 1) i Q oi Q oi X 100.(1) Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

13 Keterangan : I t P ti P (t-1)i P P ti (t -1)i P oi Q oi m = Indeks harga bulan ke t baik I t maupun I b = Harga bulan ke t untuk barang ke i = Harga bulan ke (t-1) untuk barang ke i = Relatif harga bulan ke t dibanding ke (t-1) untuk barang ke i = Harga pada tahun dasar untuk barang ke i = Kuantitas pada tahun dasar untuk barang ke i = Banyaknya barang yang tercakup dalam paket komoditi Dari rumus di atas, untuk mempermudah penghitungan digunakan rumus indeks sebagai berikut : I t m i 1 m i 1 DT DT ti oi x 100 (2) Dimana, DT ti DT( t 1) i. x. RH ti...(3) 100 Untuk penghitungan I t : DT oi T i 1 NMS oi NMS oi x (4) DT oi = Diagram timbangan dasar untuk komoditi i NMS oi = Nilai Market Surplus dasar komoditi i T = Jumlah komoditi paket komoditi sektor pertanian Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

14 Indeks harga yang dibayar petani (I b ) Untuk penghitungan I b, digunakan juga rumus (2) dimana DT oi P. Q oi B i 1 P oi oi Q oi x10000.(5) Dt oi = Diagram timbangan dasar untuk komoditi i P oi Q oi = Nilai konsumsi dasar untuk komoditi i B = Jumlah komoditi konsumsi rumahtangga dan biaya produksi Indeks Gabungan adalah gabungan dari seluruh indeks yang dihitung dalan suatu wilayah, baik I t maupun I b. Penggabungan dilakukan berdasarkan jumlah rumahtangga petani masing-masing kabupaten. Indeks gabungan untuk I t dan I b sebagai berikut : I n Jatim 10 1 j I n j x W 100 j dimana : I n Lmj I n j W j j = Indeks Lumajang bulan ke n = Indeks kecamatan i bulan ke n = Penimbang kabupaten yaitu rasio jumlah rumahtangga masing-masing kecamatan terhadap jumlah rumahtangga keseluruhan. = kabupaten Nilai Tukar Petani (NTP) Formula untuk penghitungan Nilai Tukar Petani yaitu : NTP I I t b x100 Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

15 Keterangan : NTP I t I b = Nilai Tukar Petani = Indeks harga yang diterima petani = Indeks harga yang dibayar petani Pertimbangan dan asumsi yang mendasari penggunaan formula di atas adalah : 1. Trend harga tidak dipengaruhi perbedaan kwalitas atau spesifikasi komoditi. 2. Perbedaan harga komoditi antar kecamatan tidak berpengaruh. 3. Dapat dilakukan penggantian spesifikasi atau penggantian kwalitas jenis barang Pengelompokan dan Pemilihan Sampel Dengan adanya keterbatasan waktu dan biaya, penghitungan NTP Lumajang 2013 dilakukan di 9 (sembilan) kecamatan. Untuk keperluan ini dilakukan pengelompokan terhadap seluruh wilayah kecamatan di kabupaten menjadi lima kelompok berdasarkan potensi pertaniannya. Lima kelompok kecamatan di Lumajang yang memiliki potensi pertanian adalah sebagai berikut: 1. Kelompok 1 terdiri dari 4 Kecamatan: [01] Tempursari, [02] Pronojiwo [03] Pasirian, [04] Candipuro. 2. Kelompok 2 terdiri dari 4 Kecamatan: [05] Tempeh, [06] Kunir, [07] Lumajang, [08] Sumbersuko. 3. Kelompok 3 terdiri dari 4 Kecamatan: [09] Tekung, [10] Yosowilangun, [11] Jatiroto, [12] Rowokangkung. 4. Kelompok 4 terdiri dari 4 Kecamatan: [13] Senduro, [14] Pasrujambe, [15] Gucilatit, [16] Padang, [17] Sukodono. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

16 5. Kelompok 5 terdiri dari 4 Kecamatan: [18] Kedungjajang, [19] Randuagung. [20] Klakah, [21] Ranuyoso Pemilihan satu atau dua kecamatan yang mewakili masing-masing kelompok diupayakan agar semua komoditi yang menjadi unggulan di masing-masing kecamatan dapat tercakup semaksimal mungkin, sebagai contoh untuk komoditi (a) tidak menjadi unggulan di kecamatan terpilih (1), yang merupakan wakil dari kelompok kecamatan (i) diharapkan komoditi (a) tersebut menjadi komoditi unggulan di kecamatan lain dari kelompok kecamatan yang berbeda. Jika memang terdapat suatu komoditi yang tidak menjadi unggulan di semua kecamatan terpilih, diupayakan jumlahnya seminimal mungkin. Kecamatan terpilih yang mewakili masing-masing kelompok adalah sebagai berikut : 1. Kecamatan Pronojiwo dan Pasirian mewakili kecamatan Tempursari dan kecamatan Candipuro. 2. Kecamatan Tempeh dan Kunir mewakili kecamatan Lumajang dan kecamatan Sumbersuko 3. Kecamatan Yosowilangun dan Jatiroto mewakili kecamatan Rowokangkung dan kecamatan Tekung 4. Kecamatan Senduro dan Sukodono mewakili kecamatan Gucialit, Padang dan kecamatan Pasrujambe. 5. Kecamatan Ranuyoso mewakili kecamatan Lumajang Klakah, Kedungjajang dan kecamatan Randuagung. sebagai berikut :. Alokasi sampel untuk masing-masing kecamatan terpilih Tabel 2.1. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

17 Alokasi Sampel Kecamatan Penghitungan Nilai Tukar Petani Lumajang Tahun 2016 No. Kecamatan HKD-1 HKD-2.1 HKD-2.2 HD-1 HD-2 HD-3 HD-4 HD-5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1. Pronojiwo Pasirian Tempeh Kunir Yosowilangun Jatiroto Sukodono Senduro Ranuyoso Respoden dipilih secara acak dari petani yang berada di wilayah pedesaan dan menghasilkan berbagai jenis komoditi (relatif kaya) sehingga pencatatan harga tidak memerlukan terlalu banyak responden. Selain itu bisa terjamin pencatatannya secara kontinyu setiap bulan. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

18 BAB III PELAKSANAAN 3.1. Dokumen yang digunakan Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani atau pedagang/penjual komoditi/jasa dengan menggunakan dokumen HKD-1,HKD-2.1,HKD-2.2,HD-1,HD-2,HD-3,HD-4 dan HD-5 Kegunaan masing-masing dokumen adalah sebagai berikut : 1. Dokumen HKD-1 digunakan untuk mengetahui harga-harga kebutuhan rumah tangga petani untuk kelompok makanan di perdesaan, pencacahan dilakukan dengan menanyakankepada responden harga transaksi antara penjual dengan pembeli untuk tiap-tiap jenis barang makanan yang diecerkan. 2. Dokumen HKD-2.1 digunakan untuk mengetahui harga-harga kebutuhan rumah tangga petani untuk kelompok non makanan (Konstruksi,Jasa dan Transportasi) di perdesaan, pencacahan dilakukan dengan menanyakan kepada responden harga transaksi antara penjual dengan pembeli untuk tiap-tiap jenis barang non makanan yang diecerkan.. 3. Dokumen HKD-2.2 digunakan untuk mengetahui harga-harga kebutuhan rumah tangga petani untuk kelompok non makanan (Aneka Perlengkapan Rumah Tangga dan Lainnya) di perdesaan, pencacahan dilakukan dengan menanyakan kepada responden harga transaksi antara penjual dengan pembeli untuk tiap-tiap jenis barang non makanan yang diecerkan. 4. Dokumen HD-1 digunakan untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang di produksi petani dan harga yang dibayar petani Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

19 untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor tanaman pangan. 5. Dokumen HD-2 digunakan untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang di produksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Hortikultura. 6. Dokumen HD-3 digunakan untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang di produksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor perkebunan. 7. Dokumen HD-4 digunakan untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang di produksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor peternakan. 8. Dokumen HD-5 digunakan untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang di produksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Perikanan Pelaksanaan Pencacahan HKD-1,HKD-2.1 dan HKD-2.2 dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 15 atau hari pasaran terdekat dengan tanggal tersebut, dengan menanyakan harga transaksi pada tanggal tersebut. Sedangkan HD-1,HD-2,HD-3,HD-4 dan HD-5 juga dicacah setiap tanggal 15, tetapi yang ditanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 15 bulan yang bersangkutan. Jadwal pelaksanaan penghitungan Nilai Tukar Petani Kab. Lumajang tahun 2016 mulai dari pencacahan lapangan, pengolahan dan diseminasi datanya secara lengkap adalah sebagai berikut : Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

20 1. Pencacahan : tanggal setiap bulan 2. Pemeriksaan : tanggal setiap bulan 3. Pengolahan/Entry Data : tanggal setiap bulan 4. Penyusunan Indeks : tanggal setiap bulan Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

21 IV.HASIL OLAH DAN ANALISIS DATA 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang pada Triwulan III Juli sampai dengan september Tahun 2016 berturut turut sebagai berikut pada bulan Juli besarnya nilai tukar petani adalah sebesar 105,05 atau mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dari bulan juni yang sebesar 105,03. Bulan agustus besarnya nilai tukar petani adalah sebesar 105,11 atau mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dan pada bulan september besarnya nilai tukar petani sebesar 105,95 atau juga mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen. Indeks harga yang diterima petani pada bulan Juli 2016 adalah sebesar 131,54 pada bulan agustus sebesar 131,67 dan pada bulan september sebesar 133,07. Dari bulan Juli sampai dengan september indeks harga yang diterima petani semua mengalami kenaikan. Yang besarnya kenaikan masing-masing adalah juli sebesar 1,01 persen, agustus sebesar 0,13 persen dan september sebesar 1,40 persen. Kenaikan indeks yang diterima petani periode juli sampai dengan september tertinggi terjadi di bulan september. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan juli adalah sebesar 125,22, bulan Agustus sebesar 125,27 dan pada bulan september mencapai 125,60. Indeks harga yang dibayar petani bulan juli mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen jika dibandingkan dengan bulan juni yang besarnya 124,27, bulan Agustus indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen begitu juga pada bulan september mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

22 Pada tabel 1.1 dapat dilihat besarnya nilai tukar petani per sub sektor. Jika diamati dari lima sub sektor pertanian selama Triwulan III (Juli-September) 2016 kenaikan nilai tukar petani tertinggi per sub sektor pada bulan Juli terdapat pada subsektor hortikultura dengan kenaikan sebesar 0,76 persen dari 104,22 pada bulan juni menjadi 104,98 pada bulan juli. Bulan agustus kenaikan tertinggi terdapat juga terdapat pada subsektor peternakan dengan besarnya kenaikan sebesar 1,86 persen dan bulan september kenaikan tertinggi nilai tukar petani terdapat pada subsektor peternakan dengan kenaikan sebesar 1,46 persen. Perkembangan nilai tukar petani jika dilihat dari mulai tahun dasar (2012=100) sampai dengan september 2016 sub sektor yang mengalami perkembangan yang pesat terdapat pada subsektor peternakan dengan nilai tukar petani sebesar 113,11. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subsektor peternakan tingkat kesejahteraan petani nya lebih baik dari keempat subsektor lainnya. Dan sebaliknya nilai tukar petani terendah sampai dengan bulan september 2016 terdapat pada subsektor perkebunan rakyat dengan besarnya nilai tukar petani sebasar 101,00. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

23 Gambar.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang Periode Juli s.d September Tahun 2016 (2012 = 100) Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

24 Tabel.1.1 Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang Menurut Sub Sektor Pertanian dari bulan Juli s.d September 2016 (2012 = 100) Bulan No. Kelompok/Sub Sektor Juli Agust Sept (1) (2) (4) (5) (6) Nilai Tukar Petani 105,05 105,11 105,95 1 Tanaman Bahan Makanan 102,75 103,20 104,54 2 Tanaman Hortikultura 104,98 103,45 103,91 3 Tanaman Perkebunan Rakyat 100,65 100,26 101,00 4 Peternakan 109,79 111,65 113,11 5 Perikanan 107,23 107,22 107,47 Gambar.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Lumajang Per Subsektor Periode Juli s.d September Tahun 2016 (2012 = 100) Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

25 Tabel.1.2 Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP) Lumajang dan Jawa Timur Dari Bulan Juli s.d September 2016 Bulan No. Urainan Juli Agustus September (1) (2) (3) (4) (5) 1 Nilai Tukar Petani - Lumajang (2012=100) 105,05 105,11 105,95 - Jawa Timur (2012=100) 104,56 104,74 105,80 2 Indeks Harga Diterima - Lumajang (2012=100) 131,54 131,67 133,07 - Jawa Timur (2012=100) 132,04 132,38 134,06 3 Indeks Harga Dibayar - Lumajang (2012=100) 125,22 125,27 125,60 - Jawa Timur (2012=100) 126,29 126,39 126,71 2. Indeks Diterima Petani Indeks harga yang diterima petani selama kurun waktu Triwulan III juli s.d september 2016 cenderung mengalami kenaikan. Pada bulan Juli indeks harga yang diterima petani dari 5 subsektor pertanian selain subsektor tanaman bahan makan mengalami kenaikan. Dimana dari 4 subsektor yang mengalami kenaikan, kenaikan tertinggi terdapat pada sub sektor perikanan dengan kenaikan sebesar 1,44 persen. Bulan agustus indeks yang diterima petani dari 2 subsektor pertanian mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman bahan makan dan peternakan dengan besarnya kenaikan masing-masing sebesar 0,67 dan 2,63, sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami penurunan. Bulan september indeks harga yang diterima petani semua subsektor mengalami kenaikan dimana kenaikan tertinggi berada pada subsektor tanaman bahan dengan besarnya kenaikan sebesar 2,13. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

26 Tabel.2. Indeks Harga Diterima Petani Lumajang Menurut Sub Sektor Pertanian dari bulan Juli s.d September 2016 (2012 = 100) No. Kelompok/Sub Sektor Bulan Juli Agust Sept (1) (2) (3) (4) (5) Indeks Diterima Petani 131,54 131,67 133,07 1 Tanaman Bahan Makanan 130,55 131,21 133,35 2 Tanaman Hortikultura 133,37 131,39 132,44 3 Tanaman Perkebunan Rakyat 125,23 124,65 126,01 4 Peternakan 132,03 134,66 136,69 5 Perikanan 136,53 136,41 136,87 Gambar.3. Indeks Harga Diterima Petani Lumajang Periode Juli s.d September Tahun 2016 (2012 = 100) Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

27 Besarnya kenaikan dan penurunan indeks harga yang diterima petani per sub sektor komoditas adalah sebagai berikut: a. Sektor Tanaman Bahan Makanan Pada subsektor ini besarnya indeks harga yang diterima petani pada bulan juli sebesar 130,55 atau turun sebesar 0,38 persen dari bulan juni yang sebesar 130,93. Berikut komoditas yang mempengaruhi perubahan indeks yang diterima petani pada bulan juli. Komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya jagung (rh 101,70) sedangkan komositas yang mengalami penurunan yaitu pada komoditi gabah kering panen (rh 99,24), kacang hijau (rh 98,97) dan kacang tanah (rh 91,23). Bulan agustus indeks yang diterima petani sebesar 131,21 atau mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dari bulan juli. Komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya gabah kering panen (rh 101,30). Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan diantaranya jagung (rh 99,29) dan kacang hijau (rh 88,89). Dan bulan september indeks yang diterima petani adalah sebesar 133,35 atau mengalami kenaikan sebesar 2,13 persen dari bulan agustus. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya gabah kering panen (rh 102,27), jagung (rh 100,74) dan kacang hijau (rh 109,62). b. Sektor Tanaman Horti kultura Indeks harga yang diterima petani untuk sektor ini pada bulan juli sebesar 133,37 atau mengalami kenaikan sebesar 2,05 persen dari bulan juni yang sebesar 131,33. Adapun komoditas hortikultura yang mempengarui perubahan indeks harga yang diterima pada bulan juli dimana komoditas yang mengalami kenaikan adalah sebagai berikut bawang daun (rh 112,50), buncis (rh 133,33), cabe merah (rh 113,50), Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

28 cabe rawit (rh 135,51), kacang panjang (rh 110,28), kangkung (rh 108,33) kentang (rh 130,95), ketimun (rh 130,00) dan sawi (rh 123,33). Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan terdapat pada terung (rh 84,13), tomat (rh 78,06), jeruk (rh 90,91) dan semangka (rh 62,86). Bulan agustus indeks yang diterima petani adalah sebesar 131,39 atau mengalami penurunan sebesar 1,98 persen dari bulan juli. Berikut ini komoditas yang mengalami perubahan pada bulan agustus. Komoditas hortikultura yang mengalami kenaikan diantaranya bawang daun (rh 145,00), bayam (rh 120,00), cabe merah (rh 203,47), cabe rawit (rh 140,36), sawi (rh 112,50), tomat (rh 120,32), wortel (rh 125,00), jeruk (rh 110,00) dan semangka (rh 136,36) sedangkan komoditas yang mengalami penurunan kacang panjang (rh 92,54), ketimun (rh 90,83), kubis (rh 86,67) dan terung (rh 97,62). Selanjutnya indeks yang diterima petani pada bulan september adalah sebesar 132,44 atau mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen dari bulan agustus. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya buncis (rh 101,19), cabe merah (rh 145,99), kacang panjang (rh 107,78), ketimun (rh 109,33), tomat (rh 161,46) dan jeruk (rh 109,09). Sedangkan bulan september komoditas yang mengalami penurunan adalah bawang daun (rh 78,57), bayam (rh 66,67), cabe rawit (rh 47,80), kentang (rh 47,22), kubis (rh 62,50) dan terung (rh 96,80). c. Sektor Tanaman Perkebunan rakyat Indeks harga yang diterima petani untuk sektor perkebunan rakyat bulan juli naik sebesar 1,02 persen dari 124,21 pada bulan juni menjadi 125,23 pada bulan juli. Kenaikan pada bulan juli terdapat pada komoditas yaitu pada kopi (rh 101,55) dan tembakau (rh 101,22). Bulan Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

29 agustus indeks harga yang diterima petani sebesar 124,65 atau mengalami penurunan sebesar 0,57 persen dari bulan juli. Pada bulan agustus komoditas yang mengalami kenaikan yaitu pada kelapa (rh 100,17) sedangkan kopi dan tembakau mengalami penurunan dengan besar rh masing-masing 98,36 dan rh 99,55. Pada bulan september indeks harga yang diterima petani adalah sebesar 126,01 atau mengalami kenaikan sebesar 1,35 dari bulan agustus. Pada bulan ini kenaikan indeks dipengaruhi kenaikan pada komoditi kelapa (rh 133,52), kakao (rh 104,30) dan cengkeh (rh 100,68). d. Sektor Peternakan Indeks harga yang diterima petani sektor peternakan pada bulan Juli adalah sebesar 132,03 atau naik sebesar 0,94 persen dari bulan juni yang besarnya 131,09. Komoditas yang mengalami kenaikan pada bulan juli ada pada komoditas sapi potong (rh 101,27), kambing (rh 100,68), domba (rh 105,99), ayam buras (rh 116,30), ayam ras pedaging (rh 103,89), telur ayam ras (rh 101,32) dan telur itik (rh 102,08) sedangkan susu sapi turun dengan rh 90,68. Bulan agustus indeks harga yang diterima petani sebesar 134,66 atau mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen dari bulan juli. Adapun komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani sektor ini diantaranya kenaikan pada sapi perah (rh 102,95, sapi potong (rh 101,49), kambing (rh 105,79), domba (rh 101,89) dan susu sapi (rh 109,69),sedangkan komoditas yang mengalami penurunan pada bulan agustus terdapat pada telur ayam ras (rh 98,68). Bulan September besarnya indeks harga yang diterima petani sebesar 136,69 atau mengalami kenaikan sebesar 2,03 persen dari bulan agustus. Komoditas yang mengalami kenaikan pada bulan Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

30 september diantaranya sapi potong (rh 102,22), kambing (rh 101,05) dan domba (rh 105,95) sedangkan komoditas yang mengalami penurunan adalah telur ayam ras (rh 98,68) dan telur itik (rh 94,37). e. Sektor perikanan Indeks harga yang diterima petani sektor perikanan bulan juli adalah sebesar 136,53 atau mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen dibandingkan bulan juni yang sebesar 135,09. Berikut komoditas yang mengalami perubahan harga sektor perikanan bulan juli. Komoditas yang mengalami kenaikkan harga No. Komoditas RH No. Komoditas RH 1 Ikan cakalang 105,27 1 Ikan peperek 97,01 2 Ikan tenggiri 103,29 2 ikan gulamah 96,80 3 Ikan layang 101,63 3 Ikan gerot gerot 97,40 4 Ikan kuniran 103,24 4 kerang 99,61 5 Ikan teri 102,91 5 Ikan tuna 99,60 6 Ikan swanggi 106,27 7 Ikan tongkol 101,10 8 Rajungan 102,27 9 Ikan lemuru 101,76 10 Ikan Bawal 103,00 Pada bulan Agustus indeks harga yang diterima petani sektor perikanan sebesar 136,41 atau turun sebesar 0,11 persen di banding bulan juli. Berikut komoditas yang mengalami perubahan harga sektor perikanan bulan agustus. Komoditas yang mengalami kenaikkan harga Komoditas yang mengalami penurunan harga Komoditas yang mengalami penurunan harga No. Komoditas RH No. Komoditas RH 1 Ikan kembung 107,71 1 Ikan layang 97,27 2 Ikan kuniran 103,38 2 Ikan swanggi 90,09 3 Ikan lemuru 102,93 3 Ikan tongkol 98,57 4 cumi-cumi 102,11 4 Ikan cakalang 97,99 5 Udang 100,63 5 Ikan kuwe/bebara 95,19 6 Rajungan 100,68 6 Kepiting Laut 97,99 7 ikan tembang 102,26 7 Ikan teri 99,35 8 Ikan peperek 103,09 8 Ikan kerapu 98,83 9 Ikan Layur 101,12 9 Ikan beloso 94,57 10 Ikan pari 103,34 10 Ikan tenggiri 99,81 Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

31 Bulan September indeks harga yang diterima petani sub sektor perikanan sebesar 136,87 atau naik sebesar 0,46 persen. Berikut komoditas yang mengalami perubahan harga sektor perikanan bulan september. Komoditas yang mengalami kenaikkan harga Komoditas yang mengalami penurunan harga No. Komoditas RH No. Komoditas RH 1 Ikan tongkol 102,08 1 Ikan lemuru 96,98 2 Ikan tenggiri 103,85 2 Ikan layang 91,49 3 Ikan Kakap 102,35 3 Ikan kembung 99,67 4 Ikan swanggi 101,01 4 cumi-cumi 97,59 5 Ikan kuniran 101,40 5 Ikan peperek 97,63 6 Ikan kerapu 105,78 6 Ikan kuwe/bebara 93,93 7 Ikan Belanak 101,32 7 Ikan manyung 95,08 8 Ikan kurisi 100,25 8 Ikan kapasan 98,75 9 Ikan layur 102,54 9 ikan gulamah 97,87 10 Ikan bawal 100,44 10 Kerang 96,93 Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

32 3. Indeks Dibayar Petani Indeks harga yang dibayar petani secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu biaya yang dibayar dari konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Dari hal diatas adalah berlaku sebaliknya dari indeks harga yang diterima petani. Penurunan nilai indeks harga yang dibayar petani berarti semakin kecilnya biaya yang di keluarkan oleh petani baik biaya konsumsi rumah tangga maupun biaya produksi. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

33 Gambar.4. Indeks Dibayar Petani Periode Juli s.d September 2016 Kabupaten Lumajang (2012 = 100) Berikut ini Indeks harga yang dibayar petani periode bulan juli sampai dengan september Bulan Juli besarnya indeks harga yang dibayar sebesar 125,22 atau naik sebesar 0,94 persen dari bulan juni yang sebesar 124,72 dengan besarnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 129,45 dan indeks biaya produksi sebesar 117,58. Bulan agustus indeks yang dibayar petani sebesar 125,27 atau naik sebesar 0,05 persen dibanding bulan juli dengan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 129,08 dan indeks biaya produksi sebesar 118,38. Bulan september Indeks yang dibayar petani sebesar 125,60 atau naik sebesar 0,33 persen dari bulan agustus dengan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 129,15 dan indeks biaya produksi sebesar 119,16. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

34 Tabel.3.1 Rata-rata Indeks Dibayar Petani Lumajang Menurut Kelompok/Jenis Komoditi Periode Juli - September Tahun 2016 (2012 = 100) No. Kelompok/Jenis Komoditi Juli Agust Sept (1) (2) (3) (4) (5) Indeks Dibayar Petani 125,22 125,27 125,60 1 Konsumsi Rumahtangga 120,76 122,32 122,08 - Makanan 138,68 137,58 137,20 - Perumahan 112,51 113,25 114,07 - Pakaian 112,62 113,51 114,21 - Kesehatan 124,87 125,68 126,50 - Pendidikan 112,77 113,52 114,27 - Transportasi 115,00 115,74 116,55 2 Biaya Produksi 117,58 118,38 119,16 -Tanaman Bahan Makanan 149,70 150,65 151,68 -Tanaman Hortikultura 122,12 122,69 122,59 -Tanaman Perkebunan Rakyat 116,82 117,58 119,40 - Peternakan 104,16 105,05 105,53 - Perikanan 168,44 169,67 171,07 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa indeks yang dibayar menurut sub sektor, bulan juli indeks yang dibayar petani semua subsektor mengalami kenaikan dimana kenaikan terendah ada pada subsektor peternakan dengan kenaikan indeks sebesar 0,50 dari 119,75 pada bulan juni menjadi 120,25 pada bulan juli. Sedangkan kenaikan tertinggi ada pada subsektor prikanan dengan kenaikan sebesar 1,16 persen dari 126,16 menjadi 127,32. Bulan agustus indeks harga yang dibayar petani pada subsektor tanaman bahan makanan dan peternakan mengalami kenaikan, sedangkan 3 subsektor lainnya mengalami penurunan. Subsektor tanaman bahan makanan mengalami kenaikan sebesar 0,09 Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

35 sedangkan subsektor peternakan dengan kenaikan sebesar 0,36 persen. Subsektor hortikultura mengalami perunan sebesar 0,03, subsektor perkebunan rakyat besarnya penurunan sebesar 0,09 dan subsektor perikanan besarnya penurunan sebesar 0,09. Bulan September indeks yang diterima petani semua subsektor mengalami kenaikan. Kenaikan terendah indeks yang dibayar petani terdapat pada subsektor perikanan dengan kenaikan indeks sebesar 0,13 persen dari 127,23 pada bulan agustus menajdi 127,36 pada bulan september. Sedangkan kenaikan tertinggi indeks yang dibayar petani bulan september terdapat pada subsektor hortikultura dengan kenaikan indeks sebesar 0,45 persen dari 127,01 pada bulan agustus menjadi 127,46 pada bulan september. Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

36 LAMPIRAN Nilai Tukar Petani Kabupaten Lumajang

37 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN LUMAJANG BULAN JULI s.d SEPTEMBER 2016 (2012=100) Lampiran 1 SEKTOR, KELOMPOK DAN BULAN SUBKELOMPOK Juli Agust Sept (1) (2) (3) (4) 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 131,54 131,67 133, INDEKS TANAMAN BAHAN MAKANAN 130,55 131,21 133, INDEKS TANAMAN HORTIKULTURA 133,37 131,39 132, INDEKS TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 125,23 124,65 126, INDEKS PETERNAKAN 132,03 134,66 136, INDEKS PERIKANAN 136,53 136,41 136,87 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 125,22 125,27 125, INDEKS KONSUMSI RUMAHTANGGA 129,45 129,08 129, Makanan 138,68 137,58 137, Perumahan 112,51 113,25 114, Pakaian 112,62 113,51 114, Kesehatan 124,87 125,68 126, Pendidikan 112,77 113,52 114, Transportasi 115,00 115,74 116, INDEKS BIAYA PRODUKSI DAN 117,58 118,38 119,16 PENAMBAHAN BARANG MODAL Sektor Tanaman Bahan Makanan 149,70 150,65 151, Sektor Tanaman Hortikultura 122,12 122,69 122, Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 116,82 117,58 119, Sektor Peternakan 104,16 105,05 105, Sektor Perikanan 168,44 169,67 171,07 3. NILAI TUKAR PETANI ( NTP ) 105,51 105,39 104,11

38 Lampiran 2 SURVEI HARGA KONSUMEN PERDESAAN KELOMPOK MAKANAN I. PENGENALAN TEMPAT 1. Kabupaten : Kecamatan : Bulan : Nama Pasar :... II. KETERANGAN PENCACAHAN URAIAN PENCACAH PEMERIKSA 1. N a m a 2. NIP / NMS 3. Tanggal Pencacahan 4. Tanda Tangan III. C A T A T A N

39 HARGA YANG DIBAYAR PETANI KONSUMEN PEDESAAN Nama Barang 1 A. Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya Harga Bulan Harga Bulan Kualitas Satuan Kode Pencacahan Lalu Beras a. IR-64 Kg b. Membramo Kg c... Kg Tepung beras. Kg Jagung Pipilan Kg Beras jagung Ditumbuk Kg Tepung terigu a. Gunung Bromo Kg b. Kereta Kencana Kg Mie basah a. Biasa Kg b. Telor Kg Mie instant a. Supermie Bungkus b. Indomie Bungkus Ketela pohon Tidak pahit Kg Gaplek. Kg Ketela rambat. Kg B. Daging dan Hasilnya 1 Daging sapi Biasa Kg Daging kambing Biasa Kg Daging ayam a. Kampung Kg C. Ikan Segar Ikan air laut b. Ras Kg Belanak Segar Kg Cakalang Segar Kg Cucut Segar Kg Cumi Segar Kg Ekor kuning Segar Kg Kembung Segar Kg Selar Segar Kg Teri Segar Kg Tongkol Segar Kg Udang Segar Kg Ikan air tawar I. BAHAN MAKANAN DAN MINUMAN 1 Bandeng Segar Kg Lele Segar Kg Mas / Tombro Segar Kg Mujair Segar Kg Nila Segar Kg D. Ikan Diawetkan

40 D. Ikan Diawetkan 1 Layur Baik Ons Pedo Baik Ons Pindang Baik Ons Selar Baik Ons Teri Baik Ons Tongkol Baik Ons Udang Baik Ons E. Telur, Susu dan Hasilnya 1 Susu bubuk a. S G M Dos=150gr b. Dancow Dos=150gr Susu kental manis a. Nona Kaleng b. Bendera Kaleng c. Indomilk Kaleng d. Enak Kaleng Telur ayam a. Kampung Butir b. Ras Butir Telur bebek a. Asin matang Butir b. Tawar mentah Butir F. Sayur-sayuran 1 Bayam Segar Kg Buncis Segar Kg Cabe hijau Segar Kg Cabe Merah a. Besar Kg b. Keriting Kg Cabe Rawit Segar Kg Daun singkong Segar Kg Kacang Panjang Segar Kg Kangkung Segar Kg Kentang a. Sedang Kg b. Besar Kg Ketimun Segar Kg Kol Putih Segar Kg Labu siam/jipang Segar Kg Nangka muda Segar Kg Sawi a. Hijau Kg b. Putih Kg Tauge/kecambah Segar Kg Terung panjang Segar Kg Tomat sayur Segar Kg Wortel Segar Kg G. Kacang-kacangan

41 G. Kacang-kacangan 1 Kacang hijau Baik Kg Kacang tanah a. Dikupas Kg b. Belum dikupas Kg Tahu mentah Putih Kg Tempe kedele Kuning Kg H. Buah-buahan 1 Jeruk Keprok Kg Nanas Lokal Buah Pepaya Biasa Buah Pisang a. Raja Sisir b. Ambon Sisir c. Kepok Sisir Salak a. Lokal Kg b. Pondok Kg Semangka a. Dengan biji Kg b. Tanpa biji Kg I. Bumbu-bumbuan 1 Asam jawa, bersih Tanpa biji Kg Bawang merah a. Kecil Kg b. Besar Kg Bawang putih a. Kecil Kg b. Besar Kg Bumbu masak lengkap a. Ajinomoto Bks kecil b. Sasa Bks kecil Garam 400 Gr Bata Kecap manis a. ABC Bt=650 cc b. Bango Bt=650 cc Kemiri biji kering Dikupas Kg Lada/merica Putih Kg Terasi ikan a. No. 1 Ons b. No. 2 Ons Terasi udang a. No. 1 Ons b. No. 2 Ons J. Lemak dan Minyak 1 Minyak kelapa Kampung Liter Minyak goreng a. Curah Liter b. Filma Liter Kelapa tua a. Dikupas Butir b. Belum dikupas Butir K. Bahan Makanan dan Minuman Lainnya

42 K. Bahan Makanan dan Minuman Lainnya 1 Gula Merah a. Kelapa Kg b. Tebu Kg c. Aren Kg Gula Pasir S H S I Kg Kerupuk Udang No. 1 Kg Kopi Bubuk a. Kapal api Bks kecil b. Cangkir Bks kecil Teh a. Gopek Bungkus A. Makanan Jadi b. Daun Bungkus II. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 1 Bakso Sapi Porsi Gado-gado Dgn lontong Porsi Kue Basah Biji Kue Kering/ Goreng Pisang goreng Biji Nasi Pecel Biasa Porsi Nasi Rames/ Campur Biasa Porsi Nasi Rawon Biasa Porsi Nasi Soto Ayam Porsi Roti Manis. Biji B. Minuman Tidak Beralkohol 1 Teh Saring Gelas Kopi Manis Gelas Air Mineral Aqua Gelas Minuman Botol a. Sprite Botol b. Fanta Botol C. Minuman Beralkohol dan Tembakau 1 Anggur Orang tua Botol Rokok Kretek a. Dji Sam Soe Bungkus b. GG. Merah Bungkus Rokok Filter a. Surya 12 Bungkus b. Djarum Super Bungkus Rokok Putih a. Ardath Bungkus b. Marlboro Bungkus Tembakau. Ons

43 IV. RINGKASAN KOMODITAS YANG MENGALAMI PERUBAHAN HARGA Kode Jenis/ Nama Barang Kualitas Satuan Harga Bulan Pencacahan (Rp.) Harga Bulan sebelumnya IV. LANJUTAN

44 IV. LANJUTAN Kode Jenis/ Nama Barang Kualitas Satuan Harga Bulan Pencacahan (Rp.) Harga Bulan sebelumnya V. KETERANGAN RESPONDEN/ PETANI

45 V. KETERANGAN RESPONDEN/ PETANI Nama Responden Nama Desa Jenis Barang/ Komoditas yang dihasilkan 1 2 3

46 Lampiran 3 SURVEI HARGA KONSUMEN PEDESAAN KELOMPOK NON MAKANAN I. PENGENALAN TEMPAT 1. Kabupaten : Kecamatan : Bulan : Nama Pasar :... II. KETERANGAN PENCACAHAN URAIAN PENCACAH PEMERIKSA 1. N a m a 2. NIP / NMS 3. Tanggal Pencacahan 4. Tanda Tangan III. C A T A T A N

47 HARGA YANG DIBAYAR PETANI KONSUMEN PEDESAAN Nama Barang A. Biaya Tempat Tinggal 1 Harga Bulan Harga Bulan Kualitas Satuan Kode Pencacahan Lalu I PERUMAHAN 1 Bambu tua a. Ori Batang b. Anyam Batang Batu bata Sedang Biji Cat kayu/ besi Glotex Kg Genteng biasa. Buah Kapur sirih/tembok Baik Kg Kayu balok Meranti Batang Kayu dolken Jati Batang Papan 20 x 2 cm Lembar Pasir Pasang M Semen a. Gresik Zak b. Tiga Roda Zak Seng Talang BWG 32 Lembar Ubin/tegel Abu-abu M Upah tukang Tukang Org/ hr B. Bahan Bakar, Penerangan dan Air 1 Air PAM M Biaya listrik RT PLN 450 W 1 Kwh Bola lampu a. Chiyoda 25W Buah b. Philips 25W Buah Gas LPG Api Biru Tabung Kayu bakar ( 40 kg ) Campuran Pikul Korek api/geretan... Buah Lampu neon/tl a. Chiyoda 15W Buah b. Philips 15W Buah Minyak tanah Eceran Liter C. Perlengkapan Rumah Tangga 1 Almari Kayu jati Buah Ember Plastik Maspion Buah Kasur No. 3 Helai Kursi Kayu jati Buah Magig Jar Maspion Buah Meja kursi tamu Kayu jati Set Meja Makan Kayu jati Buah Panci 3 Bintang Buah Piring DN, polos Buah Pompa air listrik DAB Buah Sapu Lidi Buah

48 12 Sprei Sablon Helai Tempat tidur Kayu jati Buah Tikar Pandan Helai D. Penyelenggaraan Rumah Tangga 1 Deterjen bubuk Rinso Bks=100gr Sabun cuci batangan Sunlight Batang Sabun cream Sunlight Bks=100gr Ongkos Jahit Celana pria Potong Obat nyamuk bakar Baygon Dos Obat nyamuk cair Baygon Botol II SANDANG A. Sandang Pria 1 Baju kaos/t-shirt Exclusive Helai Celana dalam Rider Helai Celana kolor Katun Helai Celana panjang Famatex Helai Kaos kutang/singlet Rider Helai Kaos oblong Cabe Helai Kemeja Smart Helai Sandal plastik Lily Pasang Sarung Mangga Helai Sepatu Kulit Pasang B. Sandang Wanita 1 BH Triump Buah Blus Tisue Helai Busana Muslim... Helai Celana dalam Rose Helai Celana Panjang Famatex Helai Daster... Helai Jarit/ kain panjang Batik Helai Kain bahan baju... Helai Kain bahan celana/rok Drill Helai Kain bahan kebaya... Helai Kebaya Polos Helai Rok dalam Katun Helai Rok luar Polyester Helai Sandal plastik Lily Pasang C. Sandang Anak-Anak 1 Baju kaos Crocodile Helai Busana Muslim... Helai Celana panjang Famatex Helai Celana pendek Famatex Helai

49 5 Gaun/ rok Katun Helai Kemeja Smart Helai Sandal plastik Lily Pasang Sepatu Bata Pasang D. Barang Pribadi dan Sandang Lainnya 1 Emas perhiasan a. 22 Karat Gram b. 23 Karat Gram c. 24 Karat Gram Pecis/songkok 555 Buah Kerudung/jilbab... Buah Arloji... Buah Handuk... Helai III KESEHATAN A. Jasa Kesehatan dan Obat-Obatan 1 Biaya / alat KB Spiral 1 Kali Biaya melahirkan Bidan 1 Kali Mantri Kesehatan Tanpa suntik 1 Kali Dokter dengan obat Tanpa suntik 1 Kali Dukun/ pijat Tradisional 1 Kali Jamu tradisional Air mancur Kemas Obat dengan resep Ampicillin Resep Obat tanpa resep a. Bodrex Kemas=10tab b. Paramex Kemas=4tab Puskesmas Tanpa suntik 1 Kali Rumah sakit Tanpa suntik 1 Kali B. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 1 Pasta gigi Pepsodent Buah Sabun mandi Lifeboy Buah Bedak Viva Buah Minyak rambut Brisk Botol Tarif gunting rambut Dewasa 1 Kali Parfum Serimpi Botol Hand body lotion Citra Botol Lipstik Mirabella Buah Shampo Sunsilk Sachet Sikat gigi Formula Buah Pembalut wanita Softex Buah IV PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA A. Pendidikan ( Uang Sekolah ) 1 SMA/SMK/MA Negeri Bln/mrd SD/MI Negeri Bln/mrd SMP/MTs Negeri Bln/mrd Perguruan Tinggi Negeri Semester

50 4 Perguruan Tinggi Negeri Semester B. Peralatan Pendidikan 1 Buku pelajaran... Buah Buku tulis... Buah Pensil Hitam ( HB ) Buah Penghapus... Buah Pulpen/Ballpoint Pilot Buah Seragam Sekolah S D Stel Tas sekolah... Buah C. Rekreasi dan Olah Raga 1 Rekreasi 1 Kali Tape recorder Panasonic Buah Radio Panasonic Buah Televisi Polytron Buah VCD player Polytron Buah CD kaset... Buah Speaker... Buah V TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI A. Transportasi dan Sarana Penunjang 1 Angkutan Pedesaan Mikrolet Orang Band sepeda luar Goodyear Buah Bensin eceran Murni Liter Spare part Busi NGK Buah Ojek Sepeda Motor 1 Kali Pajak Sepeda Motor 1 Tahun Pelumas Mesran Liter Sepeda... Buah Sepeda Motor Honda Legenda Buah Servis Sepeda Motor Lengkap 1 Kali B. Komunikasi dan Pengiriman 1 Biaya Telepon a. Lokal Pulsa b. SLJJ Pulsa Surat (Perangko) a. Kilat Buah b. Biasa Buah

51 IV. RINGKASAN KOMODITAS YANG MENGALAMI PERUBAHAN HARGA Harga Bulan Pencacahan Harga Bulan Kode Jenis/ Nama Barang Kualitas Satuan (Rp.) sebelumnya

52 IV. LANJUTAN Harga Bulan Pencacahan Harga Bulan Kode Jenis/ Nama Barang Kualitas Satuan (Rp.) sebelumnya

53 V. KETERANGAN RESPONDEN/ PETANI Nama Responden Nama Desa Jenis Barang/ Komoditas yang dihasilkan 1 2 3

54

55 Lampiran 4 SURVEI HARGA KONSUMEN PEDESAAN KELOMPOK NON MAKANAN (ANEKA PERLENGKAPAN RUMAH TANGGA) I. PENGENALAN TEMPAT 1. Kabupaten : Kecamatan : Bulan : Nama Pasar :... II. KETERANGAN PENCACAHAN URAIAN PENCACAH PEMERIKSA 1. N a m a 2. NIP / NMS 3. Tanggal Pencacahan 4. Tanda Tangan III. C A T A T A N

KATA PENGANTAR. Kabupaten Lumajang 2016 Triwulan IV (Oktober s.d Desember 2016).

KATA PENGANTAR. Kabupaten Lumajang 2016 Triwulan IV (Oktober s.d Desember 2016). KATA PENGANTAR Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kebutuhannya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat tanpa ada intervensi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/08/3327/2014. 5 Agustus 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juli 2014 Inflasi 0,77 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/07/3327/2014. 5 Juli 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2014 Inflasi 0,66 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year

Inflasi tingkat Nasional sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender 1,67 persen, dan inflasi year on year Bulan Mei 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami inflasi sebesar 0,49 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 128,99 persen (IHK 2012=100) pada bulan April 2017,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/05/3327/2014. 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2014 Deflasi 0,24 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 73/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO MARET 2015 INFLASI 0,05 PERSEN Pada Maret 2015 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

http.//sragenkab.bps.go.id

http.//sragenkab.bps.go.id Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi di Kota Sragen Februari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN No. 14/02/3314/Th.X, 1 Maret

Lebih terperinci

(April s.d Juni 2016). Buku ini memberikan informasi mengenai tingkat. Kabupaten Lumajang 2014 Triwulan II (April s.d Juni 2016) saran dan kritik yang

(April s.d Juni 2016). Buku ini memberikan informasi mengenai tingkat. Kabupaten Lumajang 2014 Triwulan II (April s.d Juni 2016) saran dan kritik yang KATA PENGANTAR Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kebutuhannya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat tanpa ada intervensi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN APRIL 2017 INFLASI SEBESAR 0,19 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN APRIL 2017 INFLASI SEBESAR 0,19 PERSEN No. 01/05/3326/Th.V, 08 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN APRIL 2017 INFLASI SEBESAR 0,19 PERSEN Bulan April 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/05/72/Th. XII, 01 Mei 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan 2009 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,85 persen, dengan indeks dari 116,45 pada Maret 2009 menjadi 115,46

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/04/3327/2014. 5 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Maret 2014 Inflasi 0,21 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/03/Th. XIV, 01 Maret 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2011 INFLASI SEBESAR 0,66 PERSEN Pada bulan Februari 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lumajang, April 2016 KEPALA BPS KABUPATEN LUMAJANG

KATA PENGANTAR. Lumajang, April 2016 KEPALA BPS KABUPATEN LUMAJANG KATA PENGANTAR Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kebutuhannya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat tanpa ada intervensi

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG No. 02/Th. XVII, Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan Januari 2017 1,04 persen Pada bulan Januari 2017 di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.VIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Juli 2015 INFLASI SEBESAR 1,33 PERSEN Pada Juli 2015 terjadi inflasi sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/01/Th. VIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2009 INFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Pada bulan Desember 2009 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Tiga kota di sekitar

Lebih terperinci

No. 01/04/3326/Th.V, 03 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN

No. 01/04/3326/Th.V, 03 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN No. 01/04/3326/Th.V, 03 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MARET 2017 DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Bulan Maret 2017, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 91/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada September 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 04/15/3329/Thn XIV, 5 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kabupaten Brebes mengalami inflasi sebesar 0,30 persen Pada bulan di Kabupaten Brebes terjadi inflasi sebesar 0,30

Lebih terperinci

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Bulan Maret 2016 di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 72/Th. IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,67 PERSEN Pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2016 INFLASI 0,32 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2016 INFLASI 0,32 PERSEN BPS KOTA TEGAL 03 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN MARET 2016 INFLASI 0,32 PERSEN di Kota Tegal terjadi inflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

No. 10/10/Th.II, 3 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,11 PERSEN Pada Oktober 2015 di Kudus terjadi deflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok

Kesehatan sebesar. Dari memberikan. persen; Kelompok 18/04/72 Th. XVI, 01 Aprill 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI MARET 2013 DEFLASI SEBESAR -0,10 PERSEN Pada bulan Maret 2013 di Kota Palu terjadi deflasi sebesar -0,10 persen,, dengan indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 71/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO JANUARI 2015 DEFLASI 0,13 PERSEN Pada Januari 2015 terjadi deflasi

Lebih terperinci

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 9 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN AGUSTUS DEFLASI 0,22 PERSEN Bulan Agustus di Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 92/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/05/33.08/Th. II, 10 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,27 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA No. 06/07/2103/Th. IV, 03 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI RANAI BULAN JUNI INFLASI 0,58 PERSEN Pada Bulan di Ranai terjadi inflasi sebesar 0,58 persen.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 83/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO JANUARI 2016 INFLASI 0,57 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 66/Th. VIII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO AGUSTUS 2014 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Agustus 2014 terjadi inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/05/3327/2015. 5 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan April 2015 Inflasi 0,17 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 99/Th. XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO MEI 2017 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Mei 2017 terjadi inflasi sebesar 0,66

Lebih terperinci

No. 01/01/Th.III, 2 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Pada Januari 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 01/12/5310/Th.IX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Desember 2015 INFLASI SEBESAR 1,03 PERSEN Pada Desember 2015 terjadi inflasi sebesar 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 97,22 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Februari 2013 sebesar 97,22

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 80/Th. IX, 2 Nopember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO OKTOBER 2015 INFLASI 0,02 PERSEN Pada Oktober 2015 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 98/07/7372/Th.VIII, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Juni 2016 0,52 Persen Pada bulan Juni 2016 Indonesia mengalami sebesar 0,66 persen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kota Batang Bulan 2017 0,46 persen No. 07/Th. XVII, Juli 2017 Pada bulan 2017 di Kota Batang terjadi sebesar 0,46

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI 10,00 Bahan Makanan 5,00 0,00-5,00 4,91 Mkn Jadi, Mnman, Rokok & Tbk 1,37 0,83 0,44 0,43 1,18 Perumahan Sandang -0,60 Kesehatan No.53/10/15/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.18 /04/16/Th.X, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI MARET, KOTA JAMBI INFLASI 0,26 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO DEFLASI 0,31 PERSEN Pada Bulan Maret Kota Jambi mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JUNI 2015 INFLASI 0,46 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JUNI 2015 INFLASI 0,46 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JUNI 2015 INFLASI 0,46 PERSEN No.30/07/3311/Th.II, 10 Juli 2015 Bulan Juni 2015, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,46 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 11/12/1509/Th.II, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan November 2015, Inflasi Kabupaten Bungo Sebesar 0,07 Persen Pada Bulan November 2015, Kabupaten Bungo mengalami Inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 03/02/5310/Th.IX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Februari 2016 INFLASI SEBESAR 0,27 PERSEN Pada Februari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2013 MAMUJU INFLASI 0,26 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 66 kota di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA No. 08/09/2103/Th. IV, 03 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI RANAI BULAN AGUSTUS DEFLASI 0,27 PERSEN Pada Bulan di Ranai terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN No.09/08/3311/Th.III, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN Bulan Juli 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,65 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANYUMAS No. 102/Th. XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA PURWOKERTO AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,54 PERSEN Pada Agustus 2017 terjadi deflasi

Lebih terperinci

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar

Pada bulan Perkembangan harga berbagai komoditas bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan terjadi deflasi sebesar BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN FEBRUARI DEFLASI 0,28 PERSEN Bulan di Kabupaten Magelang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/12/Th. XIV, 01 Desember 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI NOVEMBER 2011 INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN Pada bulan November 2011 di Kota Palu terjadi inflas sebesar 0,42 persen, dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI No. 02/02/1509/Th.IV, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI Bulan Januari 2017, Inflasi Kabupaten Bungo Sebesar 0,82 Persen Pada Bulan Januari 2017, Kabupaten Bungo mengalami inflasi

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN

BPS KOTA TEGAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN BPS KOTA TEGAL 7 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA TEGAL BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,90 PERSEN di Kota Tegal terjadi Inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2016 TERJADI INFLASI SEBESAR 0,37 PERSEN Desember 2016 IHK Karawang mengalami kenaikan indeks. IHK dari 128,32 di Bulan November 2016 menjadi 128,80

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA YOGYAKARTA BULAN MEI 2007 INFLASI SEBESAR 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA YOGYAKARTA BULAN MEI 2007 INFLASI SEBESAR 0,07 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/06/34/Th. IX, 04 Juni PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA YOGYAKARTA BULAN MEI INFLASI SEBESAR 0,07 PERSEN Selama bulan kota Yogyakarta mengalami inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/08/72 Th. XIV, 01 Agustus 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2011 INFLASI SEBESAR 1,37 PERSEN Pada bulan Juli 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,37 persen, dengan indeks

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 01/02/3327/Th.IV, 15 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,48 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,48

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI No. 04/04/1509/Th.IV, 3 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI Bulan Maret 2017, Inflasi Kota Muara Bungo Sebesar 0,71 Persen Pada Bulan Maret 2017, Kota Muara Bungo mengalami inflasi

Lebih terperinci

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN

No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN No. 01/05/3326/Th. IV, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN MEI 2016 INFLASI SEBESAR 0,33 PERSEN Bulan Mei 2016, harga-harga di Kabupaten Pekalongan mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) KOTA TEMBILAHAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) KOTA TEMBILAHAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN No. 01/01/1403/Th. IV, 03 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) KOTA TEMBILAHAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,02 PERSEN Pada bulan 2016, Kota Tembilahan mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BATANG No. 08/Th. XVII, Agustus 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kota Batang Bulan 2017 0,15 persen Pada bulan 2017 di Kota Batang terjadi sebesar

Lebih terperinci

No. 19/09/3301/Th.II, 01 September 2015

No. 19/09/3301/Th.II, 01 September 2015 %%%%% No. 19/09/3301/Th.II, 01 September 2015 #$# Pada bulan Agustus 2015 Kota Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,35. Inflasi Cilacap bulan Agustus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/09/Th. XIV, 05 September 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2011 INFLASI SEBESAR 1,91 PERSEN Pada bulan Agustus 2011 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 1,91 persen, dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No.40/08/15/Th. X, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI JULI 2016, KOTA JAMBI INFLASI 1.16 PERSEN DAN KABUPATEN BUNGO INFLASI 0.98 PERSEN Pada Bulan Juli 2016 Kota Jambi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 107/04/7372/Th.IX, 3 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Maret 2017 Deflasi 0,45 Persen Pada bulan Maret 2017 Indonesia mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci

Januari 2016 IHK Karawang mengalami peningkatan indeks. IHK dari 124,29 di Bulan Desember 2015 menjadi 125,35 di Bulan Januari 2016. Dengan demikian, terjadi inflasi sebesar 0,85 persen. Laju inflasi tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,11 PERSEN No. 01/03/3326/Th. IV, 02 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI: KABUPATEN PEKALONGAN BULAN FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,11 PERSEN Bulan Februari 2016, harga-harga di Kabupaten Pekalongan

Lebih terperinci

http.//sragenkab.bps.go.id

http.//sragenkab.bps.go.id Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Inflasi di Kota Sragen Maret 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SRAGEN No. 15/03/3314/Th.X, 1 April 2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 101/10/7372/Th.VIII, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan September 2016 Deflasi 0,50 Persen Pada bulan September 2016 Indonesia mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 59/11/36/Th.X, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER BANTEN INFLASI 0,08 PERSEN Memasuki bulan harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI Jan14 Feb14 Mar14 Apr14 Mei14 Juni14 Juli14 Ags14 Sep14 Okt14 Nov14 Des14 Jan15 Feb15 Mar15 Apr15 Mei15 Juni15 Juli15 Ags15 Sep15 Okt15 Nov15 Des15 Jan16 Feb16 Mar16 Apr16 Mei16 Juni16 Juli16 Ags16 Sept16

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 18/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 BANTEN INFLASI 0,18 PERSEN Memasuki bulan 2014, harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 13/03/36/Th.X, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI BANTEN DEFLASI -0,20 PERSEN Memasuki bulan tahun harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 iv Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 KATA PENGANTAR Penghitungan dan Penyusunan Publikasi Nilai Tukar Petani Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 05/04/3327/Th.IV, 16 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,46 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,46 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN Pada Desember 2016 Kabupaten Bangka Selatan mengalami inflasi sebesar 0,28 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI No. 34/07/15/Th. XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI JAMBI JUNI 2017, KOTA JAMBI INFLASI 0,46 PERSEN DAN KOTA MUARA BUNGO INFLASI 0,86 PERSEN Pada Bulan Juni 2017 Kota Jambi

Lebih terperinci

No. 12/12/Th.II, 5 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,93 PERSEN Pada Desember 2015 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 05/02/36/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2015 BANTEN DEFLASI -0,34 PERSEN Mengawali tahun 2015 harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN No.42/01/3311/Th.III, 11 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,96 PERSEN Bulan Desember 2015, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 06/02/36/Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 BANTEN INFLASI 0,88 PERSEN Mengawali tahun 2016 harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 12/01/1509/Th.III, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Desember 2015, Inflasi Kabupaten Bungo Sebesar 1,43 Persen Pada Bulan Desember 2015, Kabupaten Bungo mengalami inflasi

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 50/09/36/Th.XI, 4 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS BANTEN DEFLASI 0,01 PERSEN Memasuki bulan tahun, harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 55/10/36/Th.X, 3 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER BANTEN INFLASI 0,34 PERSEN Memasuki bulan harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.02/07/3327/2015. 5 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Juni 2015 Inflasi 0,62 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI No. 94/03/7372/Th.VIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan Februari 2016 Deflasi 0,03 Persen Pada bulan Februari 2016 Indonesia mengalami deflasi

Lebih terperinci