ISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
|
|
- Vera Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia, diterbitkan secara berkala dua kali setahun ISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok Sekretariatan Yulianto Yuni Apriyanti Alamat Redaksi Bidang Zoologi Puslit Biologi - LIPI Gd. Widyasatwaloka, Cibinong Science Center JI. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong TeIp. (021) Fax. (021) fauna_indonesia@yahoo.com Foto sampul depan : Meloidogyne incognita - Foto: Kartika Dewi
3 PEDOMAN PENULISAN Redaksi FAUNA INDONESIA menerima sumbangan naskah yang belum pernah diterbitkan, dapat berupa hasil pengamatan di lapangan/ laboratorium atau studi pustaka yang terkait dengan fauna asli Indonesia yang bersifat ilmiah popular. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan summary dengan jarak baris tunggal. Bahasa Inggris maksimum 200 kata Huruf menggunakan tipe Times New Roman 12, jarak baris 1.5 dalam format kertas A4 dengan ukuran margin atas dan bawah 2.5 cm, kanan dan kiri 3 cm. Sistematika penulisan: a. Judul: ditulis huruf besar, kecuali nama ilmiah spesies, dengan ukuran huruf 14. b. Nama pengarang dan instansi/ organisasi. c. Summary d. Pendahuluan e. Isi: i. Jika tulisan berdasarkan pengamatan lapangan/ laboratorium maka dapat dicantumkan cara kerja/ metoda, lokasi dan waktu, hasil, pembahasan. ii. Studi pustaka dapat mencantumkan taksonomi, deskripsi morfologi, habitat perilaku, konservasi, potensi pemanfaatan dan lain-lain tergantung topik tulisan. f. Kesimpulan dan saran (jika ada). g. Ucapan terima kasih (jika ada). h. Daftar pustaka. 5. Acuan daftar pustaka: Daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis pertama atau tunggal. a. Jurnal Chamberlain. C.P., J.D. BIum, R.T. Holmes, X. Feng, T.W. Sherry & G.R. Graves The use of isotope tracers for identifying populations of migratory birds. Oecologia 9: b. Buku Flannery, T Mammals of New Guinea. Robert Brown & Associates. New York. 439 pp. Koford, R.R., B.S. Bowen, J.T. Lokemoen & A.D. Kruse Cowbird parasitism in grasslands and croplands in the Northern Great Plains. Pages in Ecology and Management of Cowbirds (J. N.M. Smith, T. L. Cook, S. I. Rothstein, S. K. Robinson, and S. G. Sealy, Eds.). University of Texas Press, Austin. c. Koran Bachtiar, I Berawal dari hobi, kini jadi jutawan. Radar Bogor 28 November Hal.20 d. internet NY Times Online Fossil find challenges man s timeline. Accessed on 10 July 2007 (
4 6. Tata nama fauna: a. Nama ilmiah mengacu pada ICZN (zoologi) dan ICBN (botani), contoh Glossolepis incisus, nama jenis dengan author Glossolepis incisus Weber, b. Nama Inggris yang menunjuk nama jenis diawali dengan huruf besar dan italic, contoh Red Rainbowfish. Nama Indonesia yang menunjuk pada nama jenis diawali dengan huruf besar, contoh Ikan Pelangi Merah. c. Nama Indonesia dan Inggris yang menunjuk nama kelompok fauna ditulis dengan huruf kecil, kecuali diawal kalimat, contoh ikan pelangi/ rainbowfish. 7. Naskah dikirim secara elektronik ke alamat:
5 KATA PENGANTAR Fauna Indonesia edisi pertama di tahun 2013 menyambangi anda kembali dengan suatu perubahan, yaitu majalah ini bersatu dengan induknya, Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI), bersama dengan majalah ilmiah Zoo Indonesia di website baru Masyarakat Zoologi Indonesia ( Adanya publikasi Fauna Indonesia di dalam MZI berarti majalah ini kembali kepada akar organisasi yang akan menggeliat menggaungkan potensi dan konservasi fauna di Indonesia. Pembaca pun tidak hanya akan membaca artikel-artikel menarik dalam edisi ini namun akan mengetahui juga organisasi dan aktifitas MZI. Pada edisi ini ada tujuh artikel yang kami persembahkan kepada pembaca yang meliputi dunia herpetofauna, moluska, serangga dan cacing endoparasit. Hal yang menarik untuk diperhatikan pada sajian ini adalah sebagian memaparkan segi potensi pemanfaatan dari fauna lokal Indonesia. Artikel-artikel tentu saja akan membuka wacana yang baik bagi kita untuk menguak lebih jauh lagi tentang besarnya manfaat fauna yang berada di sekitar kita. Nilai-nilai ekonomis yang belum banyak terungkap dapat terinisiasi dari tulisan tersebut. Kita berharap bahwa semakin banyak tulisan yang dapat membuka potensi-potensi tersembunyi dari fauna Indonesia. Tentu saja ini akan memperkuat pemikiran bahwa mengapa konservasi satwa perlu dilakukan karena potensi pemanfaatannya baik untuk pangan, kesenangan dan servis ekologi sangat dibutuhkan manusia. Selamat membaca. Redaksi i
6 DAFTAR ISI PENGANTAR REDAKSI... DAFTAR ISI... i ii VOKALISASI ANAK BUAYA MUARA Crocodylus porosus... 1 Hellen Kurniati INFORMASI BIOLOGI DAN PEMANFAATAN KERANG KEREK (Gafrarium tumidum)... 5 Muhammad Masrur Islami MOLUSKA BAKAU SEBAGAI SUMBER PANGAN Nova Mujiono PELUANG EKSPLORASI KERAGAMAN KEONG DARAT DARI PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA Heryanto MELOIDOGYNE INCOGNITA PADA KENTANG HITAM (SOLENOSTEMON ROTUNDIFOLIUS) Kartika dewi & Yuni Apriyanti KAJIAN BIOLOGI LEBAH TAK BERSENGAT (APIDAE : TRIGONA) DI INDONESIA Erniwati JENIS-JENIS KURA-KURA AIR TAWAR YANG DIPERDAGANGKAN DI BANTEN Dadang Rahadian Subasli ii
7 Fauna Indonesia Vol 12 (1) Juni 2013: KAJIAN BIOLOGI LEBAH TAK BERSENGAT (APIDAE : TRIGONA) DI INDONESIA Erniwati Museum Zoologicum Bogoriense, Bidang Zoologi,Puslit Biologi LIPI Summary Stingless bees are small bees with many benefits, but not familiar to most people. There are only few research has been done on the bees. Stingless bees are distributed in both subtropic and tropic regions, with 50 species occur in Southeast Asia. One common species is Trigona laeviceps Smith. They nest on the woods and some even in the residents at m asl. They eat pollen and flower s honey and use resin as their nest material. This paper will discuss the general information about this interesting stingless bee and also revealing their behavior and way of life. PENDAHULUAN Lebah tak bersengat (Stingless) merupakan salah satu marga lebah sosial yang termasuk suku Apidae (Gambar 1). Di Indonesia lebah tak bersengat dikenal dengan beberapa nama tergantung daerahnya, antara lain Teuwel (Jawa Barat) dan Klanceng (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Sementara itu di Sumatra Barat, kelompok lebah ini disebut dengan Galo-galo. Gambar 1. Lebah tak bersengat dari suku Apidae Penyebaran lebah tak bersengat terdapat di daerah tropik dan subtropik atau wilayah yang dilalui garis khatulistiwa (Hubbel & Johnson 1977, Free 1993). Diperkirakan sekitar 200 jenis lebah tak bersengat yang sudah diketahui terdapat di wilayah tropik dan subtropik (Inoue et al. 1984), di kawasan Asia Tenggara diketahui kira kira terdapat 50 jenis lebah tak bersengat (Sakagami 1982; Inoue et al. 1985). Sementara itu, di Indonesia masih belum diketahui secara pasti berapa jumlah jenisnya. Menurut Schwarz (1937) terdapat 31 jenis di Kalimantan, 41 jenis di pulau Sumatra, dan 9 jenis di pulau Jawa. Menurut ahli lebah tak bersengat Sakagami, pada tahun 1987 jumlah jenis yang terdapat di pulau Jawa sudah berkurang menjadi 6 yaitu Trigona laeviceps, T. itama, T. drescheri, T. apicalis, T. thoracica, dan T. terminata. (Sakagami et al. 1990). Lebah tak bersengat berperan penting dalam proses penyerbukan tanaman bunga. Proses penyerbukan terjadi bila serbuk sari menempel pada kepala putik. Serbuk sari yang menempel pada kepala putik bisa jadi berasal dari bunga itu sendiri atau dari 29
8 Fauna Indonesia Vol 12 (1) Juni 2013: bunga lain dari tanaman tersebut, bisa juga dari bunga tanaman lain yang sejenis. Akan tetapi tidak semua tanaman berbunga mampu melakukan penyerbukan sendiri, oleh karena itu diperlukan perantara yang dapat membantu terjadinya proses penyerbukan. Ada beberapa perantara yang mampu membantu proses penyerbukan yaitu : air, angin, serangga, burung dan kelelawar (Crene & Walker 1984). Organisme penyerbuk yang sering dijumpai di alam adalah kelompok serangga, umumnya kelompok serangga berbulu lebat yaitu kelompok lebah (Apidae). Lebah tak bersengat merupakan salah satu marga dari suku Apidae yang berperan sebagai penyerbuk pada banyak jenis tanaman seperti rambutan, mangga, durian, dan lainnya. Seiring dengan lingkungan yang semakin rusak maka populasi lebah ini semakin tertekan. Di sisi lain informasi mengenai perbanyakan koloni masih sangat kurang dan belum ada laporan pengelolaan penyerbukan untuk intensifikasi pertanian dan penghasil madu. Oleh sebab itu, informasi mengenai aspek-aspek biologi lebah tak bersengat perlu dipahami sebagai pengetahuan dasar pengembangan dan pelestariannya. atau kekuningan (Eckert & Shaw 1977). Menurut Salmah (1983), morfologi lebah tak bersengat adalah kepala membesar kearah depan, matanya sempit ke arah mandibula, mata majemuk (ocelli) membentuk garis lurus pada vertek, antena filiform, toraks agak membulat, abdomen pendek berbentuk oval, stigma kecil, kakinya kuat dengan bagian ujung melebar dan pipih serta berbulu. Badan dan kaki - kakinya berbulu, bulu - bulu tersebut sangat bermanfaat untuk membawa polen dan berpindah ke kepala putik dalam proses penyerbukan pada tanaman. Salah satu jenis lebah tak bersengat yang umum dan dapat dijumpai diseluruh pelosok Indonesia adalah Trigona laeviceps. Ciri cirinya (Gambar 2) adalah tubuh berukuran kecil, ramping, panjangnya 2,5 mm 3,25 mm. Tubuh berwarna coklat kehitaman, permukaan ventral abdomen memiliki bulu bulu berwarna keputihan. Bagian vertek, mesonotum serta scutellum berbulu bulu berwarna hitam, terutama di pinggir bagian belakang scutellum. Tarsusnya berbulu warna pucat, tetapi permukaan basitarsi bagian belakang berwarna kehitaman (Schwarz 1937) Klasifikasi lebah tak bersengat T. laeviceps menurut Michener (1974) adalah Gambar 2. Morfologi lebah tak bersengat (Sakagami et al. Kelas Bangsa Suku Anak suku Tribus Marga Jenis : Insecta : Hymenoptera : Apidae : Apinae : Meliponini : Trigona : T. laeviceps Smith 1990) PENGENALAN MARGA TRIGONA Secara umum lebah tak bersengat bertubuh kecil, lebih kecil dari lalat rumah dan lebah madu atau berkisar 2 mm 8 mm, berwarna hitam, coklat muda SARANG DAN HABITAT Lebah tak bersengat adalah makhluk sosial yang hidup secara berkoloni. Di dalam satu sarang di kepalai oleh ratu yang jumlahnya hanya satu dan mempunyai pekerja yang membantu sang ratu dalam mengerjakan dan memenuhi kebutuhan kehidupan 30
9 Fauna Indonesia Vol 12 (1) Juni 2013: koloni. Lebah pekerja jumlahnya sangat banyak individu, tergantung pada jenis dan umur koloninya (Free 1982). Masing-masing individu mempunyai tugas dan saling berhubungan. Ratu bertugas hanya untuk bertelur, yang nantinya akan menjadi lebah baru, untuk melanjutkan keturunannya, menjadi pekerja yang bertugas mencari makanan, dan lain-lain. Makanan berupa nektar dan polen tumbuhan, serta resin dikumpulkan oleh lebah pekerja secara gotong royong. Gambar 3. Bentuk pintu sarang Sarang terbuat dari material resin yang juga berasal dari tumbuhan. Pintu sarangnya hanya ada satu untuk masuk dan keluar-nya anggota koloni. Pintu ini dihiasi dengan corong yang terbuat dari resin dan memiliki bentuk yang bermacam-macam, ada yang pendek dan ada yang panjang, tergantung jenisnya (Gambar 3). Struktur sarang lebah tak bersengat berbeda-beda bergantung pada tingkat evolusinya. Menurut Salmah (1983), sarang terbagi tiga bagian, yaitu bagian tempat anakan, tempat nektar atau madu, dan tempat polen yang disebut sel. Susunan sel di dalam sarang terdiri dari 2 tipe yaitu Cluster (susunan sel tidak teratur) (Gambar 4.) dan Gambar 3. Komposisi sarang Trigona laeviceps dari Sukabumi susunan sel berbentuk Comb (susunan sel yang teratur seperti sisir). Menurut Michener (1974) tipe sarang T. laeviceps adalah antara bentuk Cluster dan bentuk Comb. Umumnya lebah tak bersengat banyak dijumpai hidup di hutan hutan, namun beberapa jenis telah beradaptasi di daerah hutan terbuka, padang rumput, dan bahkan sudah banyak dijumpai di pemukiman (Inoue et al. 1984). Lebah tak bersengat bersarang pada rongga batang pohon yang sudah mati atau pada sarang rayap dan semut yang sudah tidak terpakai (Michener 1974, Sakagami 1982). Selain itu sarang T. laeviceps sering dijumpai di daerah pemukiman penduduk di Jawa, menempati rongga rongga bambu penyangga atap atau dinding rumah, rongga rongga pada celah pintu, tepi tepi lantai, tepi jendela, pada tembok batu, dan rongga di bawah pot bunga (Hambali 1979 ; Erniwati & Ubaidillah 2012). KEGUNAAN DAN POTENSI Di beberapa negara, pengelolaan lebah sosial untuk tujuan komersil telah lama dilakukan. Pembudidayaan lebah ada yang bertujuan untuk mendapatkan madu yang dihasilkannya, ada juga yang bertujuan untuk membantu penyerbukan pada suatu tanaman perkebunan, atau untuk keduanya. Banyaknya jenis dan luasnya sebaran lebah tak bersengat membuatnya banyak dimanfaatkan sebagai penyerbuk tanaman yang mempunyai nilai ekonomi. Di Australia bagian Utara, lebah tak bersengat digunakan untuk penyerbukan tanaman mangga (Mangifera indica) (Anderson et al. 1982). Schwarz (1948) melaporkan di Mexico, Amerika Tengah dan Guiana Prancis sudah lama memanfaatkan lebah tak bersengat sebagai peningkatan hasil panen vanila (Vanilla planifolia). Di Brasil, Brantjes (1981) melaporkan tentang peranan lebah tak bersengat sebagai penyerbuk kluwih (Arthocarpus artilis). Di Indonesia, budidaya lebah madu sudah populer dan banyak yang melakukannya. Tetapi untuk lebah tak bersengat masih terbatas pemanfaatannya karena 31
10 Fauna Indonesia Vol 12 (1) Juni 2013: kurangnya pengetahuan masyarakat tentang lebah ini. Di beberapa negara, eksplorasi, penelitian, dan studi terhadap lebah tak bersengat cukup mendapatkan ruang dan perhatian penting, hal itu terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah baik berupa jurnal, buletin, artikel maupun buku. Hasil dari eksplorasi tersebut kemudian dijadikan rujukan oleh seluruh masyarakat dunia dalam melestarikan dan mengusahakan lebah tak bersengat sebagai salah satu hewan yang layak diternakkan Selain sebagai penyerbuk penting bagi tanaman bernilai ekonomi seperti buah-buahan, lebah tak bersengat juga berperan penting dalam penyerbukan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di hutan sehingga membantu dalam regenerasi hutan tersebut. Lebah tak bersengat juga penghasil polen, madu, dan propolis. Menurut informasi yang diperoleh bahwa propolis lebah tak bersengat adalah yang terbaik. Di tingkat peternak harga per kg propolis mencapai Rp dan polen Rp (Trubus 2010). KESIMPULAN Lebah tak bersengat merupakan salah satu jenis lebah sosial yang banyak manfaatnya, antara lain sebagai : agen penyerbukan untuk berbagai jenis tanaman, penghasil madu dan propolis. Usaha manajemen penyerbukan yang memerlukan pengembangan lebah tak bersengat di Indonesia masih sangat kurang. Oleh karenanya dukungan dan perhatian dari lembaga pemerintah sangat diperlukan untuk mengembangkan penelitian tentang lebah tak bersengat secara menyeluruh, terutama tentang perilaku, metode budidaya yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta pemilihan jenis yang cocok untuk diternakkan. manggo in Northern Australia. Aust. J. Res. 33: Brantjes, N.B.M Nectar and pollination of bread fruit Artocarpus altilis Moraceae). Acta. Bot. Neerl. (4): Crane, E & P. Walker Pollination directory for world crops. International Bee Research Association. London: 183 pp. Eckert, J.E. & F.R. Shaw Beekeeping. Mac Millan Publishing Co Inc, New York: ix pp. Erniwati dan R. Ubaidillah Pola distribusi serangga berguna untuk tanaman pertanian di kawasan penyangga Gede Pangrango, Jawa Barat. Prosiding Kongres Entomologi Indonesia VIII. Bogor, PEI pusat (In Press). Free, J.B Bees and mankind. George Allen & Unwin, London: xi pp. Free, J.B Insect pollination of crops. Academic Press, London: 544 pp Hambali, G.G Potensi lebah getah Trigona. Dalam Kongres Nasional Biologi IV. Perhimpunan Biologi, Indonesia Bandung : 1 10 Hubbel, S.P. & L.K. Johnson Competition and nest spacing in a tropical stingless bees community. Ecology (58): Inoue, T., S.F. Sakagami., S. Salmah & S. Yamane. PUSTAKA The process of colony multiplication in the Sumatran stingless bees Trigona Anderson, D.L., M.Sedgley., J.R.T. Short & A.J. (Tetragonula) laeviceps. Allwood Insect pollination of 32
11 Fauna Indonesia Vol 12 (1) Juni 2013: Biotropica 16(2): Inoue, T., S.salmah, I. Abbas & Erniwati Y Foraging behaviour of individu workers and foraging dynamic of colonies of three Sumatran stingless bees. Res. Popul.Ecol. 27 (2): Michener, C.D The social behavior of the bees : A comperative study. The Belknap Press Of Havard University Press, Cambridge: xii + 312pp. Sakagami, S.F Stingless bees. In: H.R. Herman (ed) Social Insects. Academic Press, New York. Salmah, S Aspek morfologi dan ekologi lebah tak bersengat Trigona (Tetragonula) laeviceps Smith di Sumatra Barat. In: Prosiding Kongres Entomologi II, Jakarta. Schwarz, H.F The Indo-Malayan species of Trigona. Bull. Am. Mus. Nat. Hist (76): Sakagami, S.F., T. Inoue, S. Salmah Stingless bees of Central Sumatra. In: Ohgushi R., Sakagami, S.F. and Roubik, D. W. (Eds). Natural History of Social bees in Equatorial Sumatra. Hokaido University Press, Japan p Schwarz, H.F Stingless bees (Meliponinae) of the Western Hemisphere. Bull. Am. Mus. Nat. Hist. 90: xviii pp Majalah Trubus No.490 tahun Erniwati Museum Zoologicum Bogoriense Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPI Gd. Widyasatwaloka, Jl. Raya Jakarta Bogor KM. 46 Cibinong erni_erniwati@yahoo.com 33
12 Tabel 1. Jenis - jenis lebah tak bersengat yang terdapat di Indonesia No. Spesies Sulawesi Kalimantan Jawa Sumatra 1 Trigona (Heterotrigona) iridipennis Frederick Smith X X X 2 Trigona laeviceps Frederick Smith X X X X 3 Trigona (Geniotrigona) thoracica Frederick Smith X X X 4 Trigona borneensis Friese X 5 Trigona collina Frederick Smith X X 6 Trigona (Heterotrigona) apicalis Frederick Smith X X X 7 Trigona canifrons Frederick Smith X X 8 Trigona (Tetragonula) atripes Frederick Smith X X 9 Trigona nitidiventris Frederick Smith X X X 10 Trigona (Lepidotrigona) ventralis Frederick Smith X X 11 Trigona (Lepidotrigona) terminata Frederick Smith X X 12 Trigona peninsularis Cockerell X 13 Trigona apicalis var binghami Herbert F Schwarz X 14 Trigona (Sundatrigona) moorei Herbert F Schwarz X X 15 Trigona melina Gribodo X X 17 Trigona fuscobalteata Cameron X X X 18 Trigona sapiens Cockerell X 19 Trigona (Heterotrigona) itama Cockerell X X X X 20 Trigona reepeni Friese X 21 Trigona (Tetragonula) geissleri Cockerell X 22 Trigona (Heterotrigona) melanoleuca Cockerell X 24 Trigona sarawakensis Herbert F Schwarz X 25 Trigona (Tetragona) fuscobalteata var pagdeni Herbert F Schwarz X 25 Trigona (Tetragonula) minangkabau Sakagami and Inoue X 26 Trigona (Heterotrigona) incisa Sakagami and Inoue X X 27 Trigona (Lepidotrigona) trochanterica X 28 Trigona drescheri Schwarz X X 29 Trigona (Homotrigona) fimbriata Smith X X 30 Trigona (Trigonella) lieftincki Sakagami & Inoue X 31 Trigona fuscibasis Cockerell X X 32 Trigona rufibasalis Cockerell X 33 Trigona melanocephala Cribodo X 34 Hypotrigona (Pariotrigona) pendleburyi Schwarz X X 35 Trigona scintillans Cockerell X X 36 Trigona erythrogastra Cameron X 37 Trigona (Odontotrigona) haematoptera Cockerell X 38 Trigona (Platytrigona) hobbyi Schwarz X (Sumber: dari Koleksi Museum Bogoriense ; Sakagami et al. 1990) 34
II. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lebah Trigona Lebah trigona adalah lebah yang tidak memiliki sengat atau dikenal dengan nama Stingless bee (Inggris), termasuk famili Apidae. Berikut adalah klasifikasi dari lebah
Lebih terperinciJenis Lebah Madu Tanpa Sengat (Stingless Bee) di Tanah Merah Samarinda)
Jenis Lebah Madu Tanpa Sengat (Stingless Bee) di Tanah Merah Samarinda) Boy Sadam 1, Nova Hariani 2, Syafrizal Fachmy 3 1 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman 2 Laboratorium Ekologi dan
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,
Lebih terperinciKeyword: Bees, Nesting Habitat, Nest, Gate Nest, Eduction
MODEL GERBANG SARANG BUATAN YANG DISUKAI OLEH KOLONI Trigona sp. (HYMENOPTERA: MELIPONIDAE) UNTUK PENANGKARAN DI KORONG KULIEK SUNGAI BULUAH TIMUR BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Happy Rilla Priccilia,
Lebih terperinciBUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH
BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP MUDAH DAN MURAH Oleh : Septiantina Dyah Riendriasari, S. Hut PENDAHULUAN Dulu, banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya lebah madu Trigona sp ini. Hanya jenis Apis
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN PRODUKSI LEBAH Trigona spp. PADA SARANG BERBENTUK TABUNG DAN BOLA
JURNAL BIOLOGI 18 Volume (2) : 6018 - No.2 64 DESEMBER 2014 ISSN : 1410-5292 STRUKTUR DAN PRODUKSI LEBAH Trigona spp. PADA SARANG BERBENTUK TABUNG DAN BOLA STRUCTURE AND PRODUCTION OF STINGLESS BEE Trigona
Lebih terperinciISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 2 Desember 2012 t Zoologi In M donesia asyaraka Hylarana rufipes MZI Fauna Indonesia Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Aedeagusdr os ophi l i d Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN POLEN DARI BEBERAPA SPESIES STINGLESS BEE PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KARET ROSI FITRI RAMADANI
KEANEKARAGAMAN POLEN DARI BEBERAPA SPESIES STINGLESS BEE PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KARET ROSI FITRI RAMADANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 i ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciJENIS-JENIS LEBAH TRIGONA BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT DI BALI
JENIS-JENIS LEBAH TRIGONA BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT DI BALI Skripsi Oleh: Niko Susanto Putra 1108305020 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015
Lebih terperinciISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 2 Desember 2012 t Zoologi In M donesia asyaraka Hylarana rufipes MZI Fauna Indonesia Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh
Lebih terperinciGambar 1. Koloni Trigona sp
BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Stroberi Klasifikasi tanaman stroberi sebagai berikut (Benson, 1957) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Famili : Rosaceae Genus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki rasa manis alami yang dihasilkan oleh lebah berbahan baku nektar bunga. Madu kaya akan kandungan nutrisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terletak pada posisi BT dan LS. Purbalingga
I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha peternakan lebah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SARANG LEBAH Trigona (HYMENOPTERA: APIDAE) DI BOGOR TITO OCTORIADI
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SARANG LEBAH Trigona (HYMENOPTERA: APIDAE) DI BOGOR TITO OCTORIADI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN
Lebih terperinciFauna Indonesia. Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor MZI ISSN Volume 11, No. 1 Juni Accipiter trinotatus. o o.
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 1 Juni 2012 Accipiter trinotatus M a s y a r a k a t Z o o l o g MZI i I n d o n e s i a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor Fauna Indonesia Fauna Indonesia
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Asosiasi antara serangga penyerbuk (insect pollinators) dengan tanaman angiospermae merupakan bentuk asosiasi mutualisme yang spektakuler. Asosiasi ini diduga telah terjadi
Lebih terperinciISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 2 Desember 2012 t Zoologi In M donesia asyaraka Hylarana rufipes MZI Fauna Indonesia Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh
Lebih terperinciPERANAN LEBAH Trigona spp. (APIDAE: MELLIPONINAE) DALAM PENYERBUKAN DAN PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN SAWI (Brassica rapa L: BRASSICACEAE) ASMINI
PERANAN LEBAH Trigona spp. (APIDAE: MELLIPONINAE) DALAM PENYERBUKAN DAN PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN SAWI (Brassica rapa L: BRASSICACEAE) ASMINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN
Lebih terperinciFauna Indonesia Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor M Z I
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 10, No. 2 Desember 2011 Gullela bicolor M a s y a r a k a t Z o o l o g MZI i I n d o n e s i a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor Fauna Indonesia Fauna Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lebah Madu Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap, sebagai penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Tubuh lebah madu beruas-ruas dan ruas tersebut saling berhubungan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK HABITAT Trigona spp. DI HUTAN LARANGAN ADAT DESA RUMBIO KABUPATEN KAMPAR
KARAKTERISTIK HABITAT Trigona spp. DI HUTAN LARANGAN ADAT DESA RUMBIO KABUPATEN KAMPAR THE CHARACTERISTICS HABITATS OF Trigona spp. AT TRADITIONAL FOREST THE PROHIBITION RUMBIO VILLAGE KAMPAR REGENCY Muhammad
Lebih terperinciSTUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL
STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL ADI DARMAWAN NIM. 08010002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang dilindungi melalui Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Hutan memberikan
Lebih terperinciPRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK. Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati
Ulin J Hut Trop 1(1): 71-75 pissn 2599 1205, eissn 2599 1183 Maret 2017 PRODUKSI PROPOLIS MENTAH LEBAH MADU TRIGONA SPP. DI PULAU LOMBOK Septiantina Dyah Riendriasari* dan Krisnawati Balai Penelitian Teknologi
Lebih terperinciISSN Fauna. donesia. Volume 11, No. 2 Desember Hylarana rufipes MZI
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 2 Desember 2012 t Zoologi In M donesia asyaraka Hylarana rufipes MZI Fauna Indonesia Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciPERLEBAHAN DI INDONESIA
PERLEBAHAN DI INDONESIA Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi QUIZ 1. Yang mana sarang lebah madu? 1 2 3 4 1 QUIZ 2 2 1 3 5 4 A. dorsata A. laboriosa A. dorsata binghami A. cerana A.
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung
Lebih terperinciWarta. Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao
Forcipomyia spp.: Sang Penghulu Bunga Kakao Fakhrusy Zakariyya 1), Dwi Suci Rahayu 1), Endang Sulistyowati 1), Adi Prawoto 1), dan John Bako Baon 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB.
Lebih terperinciS O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar
S O P Unggah Karya Artikel Ilmiah (Hasil Skripsi/Tesis) Pada Repository ISI Denpasar I. PENDAHULUAN Penulisan karya ilmiah merupakan cermin kualitas lulusan pada perguruan tinggi. Karya ilmiah harus memenuhi
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Aedeagusdr os ophi l i d Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN DAN TEMPAT BERSARANG LEBAH TAK BERSENGAT (HYMENOPTERA: APIDAE) DI SULAWESI TENGAH NELKY SURIAWANTO
1 KEANEKARAGAMAN DAN TEMPAT BERSARANG LEBAH TAK BERSENGAT (HYMENOPTERA: APIDAE) DI SULAWESI TENGAH NELKY SURIAWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 2 3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL TEKNOVASI
ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL TEKNOVASI I. UMUM 1. Jurnal Teknovasi adalah publikasi ilmiah berkala yang terbit setiap 2 (dua) kali setahun yaitu April dan Oktober. 2. Naskah ilmiah yang diterbitkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun
II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan
Lebih terperinciJenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013
Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis
Lebih terperinciMETODE A. Waktu dan Tempat Penelitian
11 METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2009. Pengamatan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu pada pertanaman H. multifora di lingkungan Kampus Institut
Lebih terperinciDukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
EDARAN KE DUA Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Tema: Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan BUKITTINGGI, 9-11 SEPTEMBER 2014
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Aedeagusdr os ophi l i d Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBUDIDAYA LEBAH MADU. Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis
BUDIDAYA LEBAH MADU Oleh ODJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Budidaya lebah ada 2 cara yaitu : 1) Budidaya Lebah Secara Menetap, dan 2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah
Lebih terperinci2. Tujuan Tujuan dari kegiatan Karya Tulis adalah menumbuh kembangkan minat dan kemampuan menulis ilmiah siswa.
1. Pendahuluan Karya tulis diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan pemikiran dan hasil-hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah artikel ilmiah sesuai kriteria
Lebih terperinciFauna Indonesia. Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor MZI ISSN Volume 11, No. 1 Juni Accipiter trinotatus. o o.
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 11, No. 1 Juni 2012 Accipiter trinotatus M a s y a r a k a t Z o o l o g MZI i I n d o n e s i a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor Fauna Indonesia Fauna Indonesia
Lebih terperinciFauna Indonesia. Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor MZI ISSN Volume 8, No. 1 Juni Museum Zoologicum Bogoriense. o o.
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Volume 8, No. 1 Juni 2008 Museum Zoologicum Bogoriense M a s y a r a k a t Z o o l o g MZI i I n d o n e s i a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor Fauna Indonesia Fauna
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan
Lebih terperinciATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI)
ATURAN PENULISAN NASKAH ILMIAH JURNAL BIS A (BISNIS ADMINISTRASI) I. UMUM 1. Jurnal Bisnis Administrasi (Jurnal BIS-A) adalah publikasi ilmiah berkala yang terbit 2 (dua) kali setahun yaitu Juni dan Desember.
Lebih terperinciHASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati
HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang
Lebih terperinciDukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
EDARAN KE DUA Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II Tema: Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan BUKITTINGGI, 16-18 SEPTEMBER 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tidak kurang dari 17.500 pulau dengan luasan 4.500 km2 yang terletak antara daratan Asia
Lebih terperinciHARI TATA RUANG 2016 KOTA MALANG
1 PEDOMAN PENYUSUNAN PAPER HARI TATA RUANG TAHUN 2016 1. Ketentuan Umum Paper merupakan hasil dari penelitian, komparasi teori, dan case study dengan tema Kota Inklusif dan Lestari dengan sub tema Smart
Lebih terperinciPEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN (ITP) UNIVERSITAS YUDHARTA
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN (ITP) UNIVERSITAS YUDHARTA Lingkup Jurnal Jurnal Teknologi Pangan merupakan media informasi dan komunikasi ilmiah Teknologi Pangan
Lebih terperinciDANAU YAMUR. Gambar 1. Peta lokasi Danau Yamur. Foto atas kanan: Citra satelit. Gambar bawah: Peta Danau Yamur dari Boeseman (1963)
DANAU YAMUR Danau Yamur terdapat di bagian penyempitan leher Jazirah Kepala Burung (vogelkop) di Pulau Papua, yang berada di antara Teluk Cenderawasih di utara, dan Laut Afafura di Selatan. Danau ini berada
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten
Lebih terperinciSoal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2
Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Perbedaan yang ditemukan antar kambing dalam satu kandang disebut... A. Evolusi B. Adaptasi C. Variasi D. Klasifikasi 2. Diantara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Lokal
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Lokal Pengetahuan berdasarkan definisi secara umum merupakan luaran dari pembuatan model tentang bagaimana memfungsikan alam semesta, dengan cara melogika bagaimana
Lebih terperinciJENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.
JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.04 133 007 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup yang berada di suatu lingkungan akan saling berinteraksi, interaksi terjadi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup itu sendiri maupun makhluk
Lebih terperinciISSN : PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS JURNAL TEKNOLOGI PANGAN (ITP) UNIVERSITAS YUDHARTA
ISSN : 2087-9679 PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS JURNAL TEKNOLOGI PANGAN (ITP) UNIVERSITAS YUDHARTA Lingkup Jurnal Jurnal Teknologi Pangan merupakan media informasi dan komunikasi ilmiah Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keanekaragaman hayati flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah istilah
Lebih terperinciPANDUAN MAKALAH. Judul bahasa Inggris Format penulisan sama dengan judul bahasa Indonesia.
PANDUAN MAKALAH Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia pada kertas A4 dengan margin kiri 3,5 cm, atas, kanan dan bawah masing-masin 3 cm. Pada naskah lengkap, abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
Lebih terperinciKarena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD VI (ENAM) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kawasan pesisir yang cukup luas, dan sebagian besar kawasan tersebut ditumbuhi mangrove yang lebarnya dari beberapa
Lebih terperinciTEKNIK PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN (PNH 3162, SKS 2/1) A. SILABUS
TEKNIK PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN (PNH 3162, SKS 2/1) Pengertian dan arti penting pengamatan dalam pengelolaan hama dan penyakit tumbuhan. Teknik pengambilan contoh: kelebihan dan kekurangan,
Lebih terperinciKETENTUAN NASKAH ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
KETENTUAN NASKAH ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Penulis Pertama 1, Penulis Kedua 2 1 Institusi penulis pertama (contoh: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY); 2 Institusi penulis kedua
Lebih terperinciLINGUA, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya p-issn: dan e-issn: X
LINGUA, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya p-issn: 1979-9411 dan e-issn: 2442-238X PUSAT KAJIAN BAHASA DAN BUDAYA Akta Notaris Drs. Irwan Siregar, SH, M.Kn tanggal 21 Januari 2015 SK MENKUMHAM RI
Lebih terperinciDISTRIBUSI LEBAH APIS KOSCHEVNIKOVI DI KALIMANTAN SELATAN (THE DISTRIBUTION OF APIS KOSCHEVNIKOVI IN SOUTH BORNEO)
Distribusi Lebah Apis Koschevnikovi di Kalimantan Selatan (Arif Rohmatullah) 37 DISTRIBUSI LEBAH APIS KOSCHEVNIKOVI DI KALIMANTAN SELATAN (THE DISTRIBUTION OF APIS KOSCHEVNIKOVI IN SOUTH BORNEO) Arif Rohmatullah
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE)
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN KOLONI LEBAH MADU, Apis cerana Fabr. (HYMENOPTERA : APIDAE) TESIS MAGISTER Oleh DIDA HAMIDAH 20698009 BIDANG KHUSUS ENTOMOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI PROGRAM
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN KELIMPAHAN LEBAH SOSIAL (APIDAE) PADA BUNGA TANAMAN PERTANIAN MUSIMAN YANG DIAPLIKASI PESTISIDA DI JAWA BARAT
Sih Kahono dan Erniwati Keragaman dan Kelimpahan Lebah Sosial (Apidae) Pada Bunga Tanaman Pertanian KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN LEBAH SOSIAL (APIDAE) PADA BUNGA TANAMAN PERTANIAN MUSIMAN YANG DIAPLIKASI PESTISIDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,
Lebih terperinciIV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan
Lebih terperinciISSN Fauna Indonesia. Hystrix brachyura. o o. l o g. i I n d o n e s. Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor. M a s y a r a k a t.
ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia Hystrix brachyura M a s y a r a k a t Z o o l o g MZI i I n d o n e s i a Pusat Penelitian Biologi - LIPI Bogor Fauna Indonesia Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau
Lebih terperinciISSN Redaksi Mohammad Irham Pungki Lupiyaningdyah Nur Rohmatin Isnaningsih Conni Margaretha Sidabalok
Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KODE JUDUL : I. 24 LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA
Lebih terperinciPEDOMAN PENULISAN DAN FORMAT NASKAH JURNAL INFOTEL
PEDOMAN PENULISAN DAN FORMAT NASKAH JURNAL INFOTEL I. Naskah Naskah dapat berupa penelitian, ulasan artikel, atau gagasan ilmiah asli yang belum dan tidak akan dipublikasikan dalam media cetak lain. Naskah
Lebih terperinciKey words : morphology, Apis dorsata Fabr., Aggregation.
STUDI MORFOLOGI LEBAH PEKERJA Apis dorsata Fabr. (Hymenoptera:Apidae) AGREGASI DI SIJUNJUNG Lidya Novita Sari, Jasmi, Putri Pratiwi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan
Lebih terperinciFORMAT KULIT MUKA USULAN KARYA TULIS ILMIAH (kertas cover buffalo, warna biru muda, soft cover, ukuran A-4, tanpa cover plastik) PROGRAM LKTI
PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH FORMAT KULIT MUKA USULAN KARYA TULIS ILMIAH (kertas cover buffalo, warna biru muda, soft cover, ukuran A-4, tanpa cover plastik) PROGRAM LKTI Logo Sekolah JUDUL (MAKS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bunga Kelapa Sawit Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah jika akan anthesis (mekar) seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet (tangkai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Kawasan Penunjang Konservasi Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari
Lebih terperinciHalaman Judul Abstrak Pendahuluan Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan
Jurnal Fitofarmaka menerima tulisan ilmiah berupa hasil penelitian, review jurnal, laporan penelitian dan laporan kasus yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. Naskah diutamakan yang belum pernah diterbitkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang melakukan kontak langsung dengan insektisida kimia (Soetopo,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian hama dengan insektisida kimia telah menimbulkan resistensi hama terhadap insektisida, tercemarnya tanah dan air, dan bahaya keracunan pada manusia yang
Lebih terperinciSelama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.
PENGANTAR PENULIS Indonesia menempati urutan ke dua di dunia, dalam hal memiliki keragaman flora dan fauna dari 17 negara paling kaya keragaman hayatinya. Brasil adalah negara terkaya dengan hutan Amazonnya.
Lebih terperinciPERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP JENIS POLEN YANG DIKOLEKSI OLEH LEBAH TRIGONA. Oleh I Putu Narka Eka Pratama
PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT TERHADAP JENIS POLEN YANG DIKOLEKSI OLEH LEBAH TRIGONA Skripsi Sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN
LANGKAH-LANGKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL PERLEBAHAN Oleh : Kuntadi Pusat Litbang Konservasi Dan Rehabilitasi MANFAAT PERLEBAHAN Optimalisasi sumberdaya tumbuhan/tanaman (tanpa dimanfaatkan
Lebih terperinciA. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah
A. Pendahuluan Sejalan dengan Surat Edaran Ditjen Dikti Nomor 15/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012 perihal publikasi karya ilmiah yang menyebutkan bahwa untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah
Lebih terperinciFORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA
FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...
Lebih terperinciKETENTUAN PUBLIKASI JURNAL MEDIKA RESPATI P3M UNRIYO
KETENTUAN PUBLIKASI JURNAL MEDIKA RESPATI P3M UNRIYO A. Ketentuan Umum Format penulisan naskah Jurnal adalah sebagai berikut: 1. Buletin Jurnal Medika Respati memuat tulisan Ilmiah dalam bidang Kesehatan,
Lebih terperinciSD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10
SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. KEANEKARAGAMAN MAKLUK HIDUP, ALAM DAN PELESTARIANNYALATIHAN SOAL BAB 10 1. Perhatikan tabel berikut! No Nama Hewan 1 cendrawasih 2 Burung merpati 3 Badak bercula
Lebih terperinci2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian
2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang
Lebih terperinciPEMANFAATAN TANAMAN PILADANG
PEMANFAATAN TANAMAN PILADANG (Coleus blumei Benth.) SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MADU LEBAH Apis cerana Fabr. DI PERLEBAHAN APIARI SAKATO PADANG PARIAMAN Sri wahyuni 1 Jasmi 2, Yosmed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Keberadaan pakan, tempat bersarang merupakan faktor yang mempengaruhi kekayaan spesies burung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangga merupakan kelompok hewan dengan jumlah spesies serta kelimpahan tertinggi dibandingkan denga n makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat berbagai
Lebih terperinciJENIS_JENIS TIKUS HAMA
JENIS_JENIS TIKUS HAMA Beberapa ciri morfologi kualitatif, kuantitatif, dan habitat dari jenis tikus yang menjadi hama disajikan pada catatan di bawah ini: 1. Bandicota indica (wirok besar) Tekstur rambut
Lebih terperinciPedoman Penulisan Tugas Akhir PROGRAM DIPLOMA-3
Pedoman Penulisan Tugas Akhir PROGRAM DIPLOMA-3 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA PUTERA BATAM 2008 KATA PENGANTAR Setiap lulusan STMIK PUTERA BATAM dituntut mampu menulis karangan ilmiah secara benar.
Lebih terperinci