DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR DI SDN SEBANEN II KALISAT JEMBER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR DI SDN SEBANEN II KALISAT JEMBER"

Transkripsi

1 DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR DI SDN SEBANEN II KALISAT JEMBER (Discretion in Implementation of Bantuan Siswa Miskin (Cash Transfer for Poor Students) Program at SDN Sebanen II Kalisat Jember ) 1 Aulia Kamal Altatur, Supranoto, M. Hadi Makmur Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember Kamalaltatur@yahoo.com Abstract This research aimed to describe the implementation process of Bantuan Siswa Miskin (Cash Transfer for Poor Students) Program at Elementary School (BSM-SD) at SDN Sebanen II in Kalisat Jember using discretion in the program implementation. This is a descriptive research with qualitative approach. Data collection techniques used were observation, interview, documentation. Method of data analysis used Miles and Huberman interactive analysis consisting of three activity flows, namely data reduction, data presentation and conclusion withdrawing. Techniques of data validity applied triangulation. Based on the phenomenon occurred, the form of discretion in implementing BSM-SD program was discretion in social planning. Socio-economic condition of local community members and conflict potentials caused by jealousy became consideration implementing the program to reduce or adjust the provisions in the implementation of BSM-SD program. Keywords : program implementation, discretion, poverty, cash transfer for poor students PENDAHULUAN Kemiskinan menjadi persoalan pelik dalam suatu negara. Sebagai pembuat kebijakan, pemerintah tentunya telah membuat pemecahan masalah dalam bentuk kebijakan terkait kemiskinan masyarakatnya. Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan merupakan jawaban pemerintah Indonesia untuk mengurangi beban masyarakat miskin sekaligus memberdayakannya. Isi dari kebijakan tersebut adalah strategi yang digunakan dalam penanggulangan kemiskinan. Strategi tersebut adalah dengan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan kemampuan pendapatan masyarakat miskin, mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil, dan mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan terbagi menjadi tiga kelompok program. Pertama, kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. Kedua, Kelompok progam penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Ketiga, Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis usaha mikro dan kecil. Perhatian pemerintah mengenai pendidikan bagi warga miskin telah dituangkan dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni pada Pasal 12 huruf d disebutkan: setiap peserta didik pada

2 setiap satuan pendidikan berhak mendapat biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Selanjutnya, dalam bentuk program adalah dengan adanya program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Program BSM ini ditujukan untuk menarik anak usia sekolah agar masuk sekolah dan memberikan akses lebih besar kepada masyarakat yang selama ini belum terjangkau pendidikan. Program BSM ini bukan bersifat beasiswa, akan tetapi bersifat bantuan kepada siswa. Dana BSM diterimakan langsung kepada siswa yang berhak mendapatkan setelah melalui prosedur penyaluran. Pemanfaatan dananya ditujukan untuk membayar keperluan sekolah, biaya transportasi ke sekolah, dan uang saku untuk ke sekolah. Jumlah yang diberikan kepada siswa beragam dengan disesuaikan jenjang sekolah siswa miskin tersebut. Kemiskinan dapat berpengaruh terhadap pendidikan seorang anak. Ketidakmampuan orang tua miskin dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang diiringi akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok, menyebabkan penambahan alokasi keuangan untuk biaya hidup sehingga pendidikan anak pun menjadi terpinggirkan. Azra (dalam Wahid, 2008) berpendapat, diperkirakan tidak kurang dari 800 juta manusia hidup dibawah garis kemiskinan dan kemelaratan, yang membuat mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan paling dasar dalam kehidupan termasuk didalamnya pendidikan. Khusus untuk sekolah dasar, sebagaimana tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan Pemberian Bantuan Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD) Tahun 2012, BSM-SD adalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan secara langsung kepada siswa sekolah dasar sesuai kriteria yang ditetapkan. Jumlah dana yang diberikan sebesar Rp ,00 per tahun setiap siswa miskin. Tugas dan Fungsi sekolah, secara umum adalah memfasilitasi siswa miskin untuk mengambil di dana bantuan tersebut di lembaga penyalur, yakni Kantor Pos terdekat. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang terendah dalam Angka Partisipasi Sekolah (APS) kisaran umur 7-12 tahun se Propinsi Jawa Timur. Kondisi ini ditunjukkan dalam Laporan Eksekutif Pendidikan Jawa Timur Tahun 2011, bahwa Kabupaten Jember, Malang Situbondo, Bangkalan, Pasuruan, dan Sampang memiliki APS dibawah rata-rata APS Jawa Timur sebesar 90%. Jumlah rumah tangga miskin (RTM) Kabupaten Jember adalah sebesar rumah tangga miskin. Dengan angka RTM tertinggi terdapat di Kecamatan Kalisat sebanyak RTM. (BPS Jember, 2012). Diantara 12 desa dalam satu Kecamatan, Desa Sebanen merupakan penyumbang angka putus sekolah terbanyak pada Tahun 2011, yakni sebanyak 30 anak dengan kisaran umur 7-12 tahun (BPS Jember, 2011). Di Desa Sebanen pada tahun 2012, jumlah penerima Program BSM-SD di SDN Sebanen I sebanyak 32 siswa, sedangkan SDN Sebanen II sebanyak 75 siswa. SD Sebanen II merupakan sekolah dasar yang berada dalam lingkungan masyarakat miskin, dan mayoritas penduduk yang menyekolahkan anaknya di SDN Sebanen II tergolong sebagai penduduk miskin. Dalam konteks pelaksanaan program, pelaksana program tidak dapat menutup mata terkait kondisi sosial yang ada dalam masyarakatnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu Wali kelas VI Bapak Darsono, bahwa siswa di sekolah ini cenderung untuk membantu orang tua dalam mencari sumber kehidupan sehari-sehari dengan bekerja di kebun atau sawah. Kondisi tersebut dikarenakan kondisi keluarga yang tidak mampu. Pelaksana program, sangat memungkinkan untuk menyesuaikan pelaksanaan program berdasarkan kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, penyesuaian pelaksanaan program membutuhkan diskresi (kewenangan) dalam pelaksanaan program tersebut, dengan tujuan program dapat tercapai dan mendapat sambutan yang baik dari penerima program. Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana diskresi dalam pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD) di SDN Sebanen II Kecamatan Kalisat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan proses pelaksanaan Program BSM-SD di SDN Sebanen II Kecamatan Kalisat dengan menggunakan diskresi pelaksanaan program. TINJAUAN PUSTAKA Dari segi jenis kebijakan, Program BSM-SD berjenis kebijakan distributif, yakni kebijakan yang berkenaan dengan alokasi layanan atau manfaat untuk segmen atau kelompok masyarakat tertentu dari suatu populasi (Nugroho, 2012:137). Menurut Syafaruddin (2008:86) kedua langkah yang memungkinkan dilakukan dalam mengimplementasikan kebijakan yakni: (1) langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program; atau (2) melalui kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut. Pelaksanaaan Program Pelaksanaan program menurut Jones (1991:296) dapat dilihat dari tiga pilar kegiatan yakni dalam interpretasi program, organisasi, dan penerapan. Interpretasi program adalah kegiatan penafsiran program untuk menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan. Selanjutnya, dalam pilar organisasi, kegiatan yang dilakukan adalah pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unitunit serta metode untuk menjadikan program berjalan. 2

3 Dalam penerapan program, dilaksanakannya ketentuan rutin seperti pelayanan, pembayaran atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program. Diskresi Pelaksanaan Program Berkaitan dengan permasalahan yang muncul, diberikanlah kewenangan kepada pelaksana program untuk melaksanakan program dengan berorientasi kepada tujuan. Soenarko (2003:193) menjelaskan bahwa isi dari suatu kebijaksanaan pemerintah lebih bersifat menentukan pelaksanaannya. Isi kebijakan yang luas akan meliputi keadaan dan kondisi yang berbeda-beda, baik geografis, sosial, ekonomi dan budaya. Dengan kondisi tersebut dibutuhkanlah kewenangan untuk mengatur pelaksanaan dengan disesuaikan kepada tujuan kebijakan. Penjelasan Soenarko (2003:194) sebagai berikut: Oleh karena itu, maka dalam pelaksanaan kebijakan itu diberikan kewenangan kepada pelaksana untuk menyesuaikan kegiatan, cara ataupun sarana, serta membuat keputusankeputusan baru mengenai kebijakan, untuk tercapainya tujuan kebijakan, ialah yang disebut discretion dalam policy implementation. Pengertian tersebut menjelaskan, diskresi diberikan kepada pihak pelaksana dengan lebih menekankan kepada usahanya mencapai tujuan dari suatu kebijakan atau program. Keleluasaan tersebut adalah menyesuaikan pelaksanaan suatu program dengan lingkungan masyarakatnya. Ridwan (2006:235), memperjelas bahwa kewenangan yang luas yang dimiliki pemerintah atas dasar freies ermessen kemudian melahirkan kebijaksanaan dengan menggunakan perjanjian. Pemerintah dapat menjadikan kewenangannya luas atau kebijaksanaan yang dimilikinya sebagai objek dalam perjanjian tersebut. Selanjutnya, salah satu bentuk diskresi, yakni discretion in social planning. Kewenangan ini memberikan kesempatan kepada pelaksana untuk mengurangi ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam program kebijaksanaan serta membuat suatu rencana sesuai dengan kondisi masyarakat, sehingga kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kebijaksanaan itu akan mendapat sambutan masyarakat sebagaimana mestinya (Mass dan Radway dalam Soenarko, 2000:195). METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini memfokuskan dalam proses pelaksanaan program BSM-SD di SDN Sebanen II Kalisat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Menurut Nasution (1996:5) penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya. Selanjutnya, Nawawi (1998:31) menjelaskan penelitian deskriptif hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan dan peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta (fact finding). Lebih lanjut, Nawawi menjelaskan bahwa hasil penelitian deskriptif ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diselidiki. Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember, dengan pertimbangan bahwa Sekolah Dasar Negeri Sebanen II merupakan sekolah dasar dengan jumlah murid penerima dana Bantuan Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD) terbanyak dari sekolah lain di Desa Sebanen. Desa Sebanen merupakan salah satu desa di Kecamatan Kalisat yang merupakan desa penyumbang angka putus sekolah terbanyak. Dan Kecamatan Kalisat merupakan kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga miskin paling banyak di Kabupaten Jember. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dengan menggunakan tekni purposive, dengan informan penelitian adalah: Bapak Nuril (Bendahara BOS/BSM), Bapak Darsono (Wali Kelas 6), Bapak Bunadi (Ketua Komite Sekolah), Ibu Indari (Kepala Sekolah), Bapak Lukman Spd (Sekretaris UPTD Pendidikan Kecamatan Kalisat), Bapak Nuryanti (Kepala Kantor Pos Kalisat), Nurhaini (Orang tua penerima BSM-SD), dan Yuli (Orang tua penerima BSM-SD). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis interaktif. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Tiga tahap kegiatan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya, teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber merupakan triangulasi dengan melakukan pembandingan atas perolehan data lapangan. Pembandingan data antara apa yang diutarakan oleh informan dengan informan lainnya dan hasil dokumentasi dengan informan. Pengecekan data dengan triangulasi sumber dapat bermanfaat untuk memperkuat hasil penelitian. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian ini, peneliti menemukan tahapan pelaksanaan Program BSM-SD tahun 2012 sebagai berikut: 1. Penentuan Penerima Program BSM-SD Penentuan penerima siswa tidak disesuaikan dengan 3

4 kriteria penerima bantuan dalam Pedoman Pelaksanaan BSM-SD, akan tetapi dengan pertimbangan kondisi ekonomi keluarga, jarak rumah dengan sekolah, dan status anak yatim atau piatu. 2. Sosialisasi dan Rapat Penerima BSM-SD Sosialisasi dan Rapat penerima BSM-SD dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2012 dengan mengundang guru, walikelas, komite sekolah, dan walimurid. Keputusan Rapat dan Sosialisasi tersebut sebagai berikut: 1) Penetapan jumlah penerima dari 75 siswa menjadi 172 siswa; dan 2) Pemberian bantuan dalam betuk peralatan sekolah seperti baju seragam, sepatu, tas sekolah, kaos kaki, kaos olahraga, dan buku tulis. 3. Pengelolaan dana Program BSM-SD dan Pendistribusian Bantuan. Dana bantuan BSM-SD untuk 75 siswa sebesar Rp ,00 pada tahun 2012, dikelola oleh Bapak Nuril dengan membelanjakanya dalam bentuk peralatan sekolah sebanyak 172 paket peralatan. distribusi bantuan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2012, dengan jumlah penerima 172 siswa di sekolah tersebut. Ketiga tahapan tersebut merupakan hasil dari penyesuaian pelaksanaan program yang dilakukan oleh sekolah dengan pertimbangan kondisi-kondisi sebagai berikut: 1. Kecenderungan penggunaan dana bantuan oleh orang tua siswa hanya untuk kebutuhan rumah tangga jika diberikan dalam bentuk uang atau bukan barang. 2. Jumlah siswa miskin lebih banyak dari kuota yang ditetapkan oleh UPTD Kecamatan Kalisat. Sebagian besar siswa di SDN Sebanen II berasal dari keluarga miskin, sedangkan kuota yang diberikan hanya 75 siswa. Selanjutnya kecemburuan sosial dapat terjadi jika terdapat salah satu siswa yang tidak mendapatkan bantuan. Tahapan penyaluran disesuiaikan, agar program dapat terlaksana sesuai dengan tujuan program. Sekolah memiliki keleluasaan untuk membuat keputusan yang berkenaan lancarnya kegiatan-kegiatan dalam program, serta berorientasi kepada tujuan program. Dasar utama keleluasaan menjalankan program adalah kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yang dengan melibatkan guru, orang tua, komite sekolah. Sekolah mengadakan musyawarah dengan guru wali kelas masing-masing, orang tua siswa penerima, dan komite sekolah untuk memutuskan terkait pengelolaan dana dan pendistribusi bantuan. Hasil-hasil dari musyawarah inilah yang digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan program BSM-SD di sekolah ini. Hal demikian seperti yang diungkapkan Soenarko (2003:194), bahwa dalam pelaksanaan kebijakan diberikan kewenangan kepada pelaksana untuk menyesuaikan kegiatan, cara ataupun sarana, serta membuat keputusan-keputusan baru mengenai kebijakan, untuk tercapainya tujuan kebijakan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan masing-masing sekolah. Demikian halnya dalam pelaksanaan Program BSM-SD pun menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di masyarakat dimana program tersebut dijalankan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat disesuaikan dengan pelaksanaa suatu program. Sebagaimana yang telah dijelaskan, fenomena penyesuaian kegiatan-kegiatan pelaksanaan program sesuai dengan penjelasan Mass dan Radway (dalam Soenarko, 2000:195), berkaitan dengan salah satu bentuk diskresi yakni discretion in social planning. Kewenangan ini memberikan kesempatan kepada pelaksana untuk mengurangi ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam program kebijaksanaan serta membuat suatu rencana sesuai dengan kondisi masyarakat, sehingga kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kebijaksanaan itu akan mendapat sambutan masyarakat sebagaimana mestinya. Konsekuensi dari penyesuaian kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan program BSM-SD ini adalah berkurangnya nilai bantuan setiap siswa dan bentuk bantuan yang diberikan. Nilai bantuan yang seharunya diterimakan adalah Rp ,00 per siswa, menjadi Rp ,00 per siswa. Bentuk bantuan dalam bentuk peralatan sekolah yang siap digunakan setiap siswa. Pelaksanaan program BSM-SD di SDN Sebanen II, tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan Program BSM-SD, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi sosial di lingkungan SDN Sebanen II Kecamatan Kalisat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah Diskresi Pelaksanaan Program BSM-SD di SDN Sebanen II menggunakan bentuk Discretion in social Planning yakni dengan cara mengurangi ketentuan-ketentuan pelaksanaan program serta membentuk kegiatankegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan program. Situasi dan kondisi masyarakat di lingkungan SDN Sebaenen II yang tampak yakni jumlah siswa miskin yang lebih banyak dari jumlah kuota yang diberikan kepada sekolah untuk penerima program BSM-SD, dan potensi konflik yang bisa saja terjadi akibat kecemburuan sosial diantara penerima bantuan dengan masyarakat miskin lain yang tidak menerima bantuan. Hasil kesepakatan bersama antara orang tua siswa penerima dengan pihak sekolah mengarah kepada penyesuaian pelaksanaan Program BSM-SD. Hasil dari kesepakatan tersebut adalah: 1) penetapan penerima bantuan adalah sejumlah 172 siswa; da 2) pemberian bantuan dalam bentuk peralatan sekolah. 4

5 Konsekuensi dari penyesuaian kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan program BSM-SD ini adalah berkurangnya nilai bantuan setiap siswa dan bentuk bantuan yang diberikan. Nilai bantuan yang seharunya diterimakan adalah Rp ,00 per siswa, menjadi Rp ,00 per siswa. Bentuk bantuan dalam bentuk peralatan sekolah yang siap digunakan setiap siswa. Selanjutnya penulis memberikan saran-saran: 1) Diharapkan untuk pemerintah dalam menentukan kuota penerima siswa miskin untuk tiap sekolah disesuaikan dengan basis data siswa miskin tiap sekolah, agar seluruh siswa siswa miskin dapat tercakup sebagai penerima bantuan; 2) Diharapkan kepada sekolah untuk melaksanakan sosialisasi terkait tujuan, manfaat, dan penggunaan dana BSM-SD yang berorientasi kepada perhatian orang tua wali terhadap pendidikan anak; dan 3) Kepada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengevaluasi kegiatan-kegiatan pelaksanaan Program BSM-SD yang menggunakan diskresi pelaksanaan program tersebut terkait efektifitas pelaksanaannya. Keberadaan diskresi pelaksanaan program dimungkinkan dapat berakibat kepada penyimpangan dalam pelaksanaan program jika terdapat ketidaksesuaian terhadap tujuan program. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik, Berita Statistik. : Badan Pusat Statistik No. 45/0 7/Th. XV, 2 Juli 2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, Kabupaten Jember Dalam Angka. Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, Kecamatan Kalisat Dalam Angka. Jember: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. Direktorat Jenderal Informasi Dan Komunikasi Publik, Program Penanggulangan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II. : Kementrian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Pedoman Pelaksanaan Pemberian Beasiswa Siswa Miskin Sekolah Dasar (BSM-SD). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Jones, Charles O Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: Rajawali Pers Nawawi, Hadari Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press Nugroho, Riant Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Ridwan Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Rajawali Pers Soenarko Public Policy: Pengertian Pokok Untuk Memahami dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah. Surabaya: Airlangga Universiti Press Syafaruddin Efektifitas kebijakan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Wahid, Abdul Pendidikan Versus Kemiskinan. Jurnal Nadwa, 2 (1):

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD)

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI Oleh AULIA KAMAL ALTATUR NIM 070910201070

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015) KESIAPAN PEMERINTAH DESA LANDUNGSARI MENGHADAPI IMPLEMENTASI ALOKASI DANA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 Akasius Akang Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Tribhuwana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mendeskripsikan tentang model pembelajaran keagamaan berbasis Masjid untuk meningkatkan Ibadah siswa di SMP Al-Baitul Amien Jember (Full

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2) Dosen PGSD FKIP UNS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI Nunung Dwi Handayani 1), Retno Winarni 2), Sadiman

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH Riessa Audinitami Putri 1), Usada 2), Kuswadi 3), Peduk Rintayati 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Alasan pemilihan studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan

Lebih terperinci

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK Indria Nur Malita Sari 1), Jenny I.S. Poerwanti 2), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada setiap penelitian maka dibutuhkan metode penelitian karena dengan menggunakan metode penelitian akan memudahkan peneliti untuk memahami suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Agil Mirdiyanto¹, Joharman 2, Kartika Chrysti S 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT Esti Puji Astuti 1), Kuswadi 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, J. Slamet

Lebih terperinci

Kata kunci : Evaluasi, Pekerja Anak, Putus Sekolah, Efektif dan Efisien

Kata kunci : Evaluasi, Pekerja Anak, Putus Sekolah, Efektif dan Efisien EVALUASI PROGRAM PPA-PKH (PENGURANGAN PEKERJA ANAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN) TERHADAP PENGURANGAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013-2015 Iin Yuliyanti 1 Abstrak Alasan yang melatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena metode merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran

Lebih terperinci

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN

RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN RELASI AKTOR DALAM PROGRAM ASURANSI PERTANIAN DI KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN The Relationship of Actors in Agricultural Insurance Program Implemented in Minggir District of Sleman. Oleh : Diana

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R ( SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Anggun Dwi Setya P 1, Rukayah 2, Yulianti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KECAMATAN BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KECAMATAN BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 1 IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KECAMATAN BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 IMPLEMENTATION OF READING CULTURE DEVELOPMENT PROGRAM AND LIBRARY SUPERVISION

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING Nungky Kusumastuti 1), Sadiman 2), Endang S M 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: nungkiastuti56@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk

Lebih terperinci

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam

Lebih terperinci

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017)

PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017) PERAN KAUM URBAN DALAM MENJAGA KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN (Studi Kasus: Buntarejo, RT 01/04, Kadokan, Grogol, Sukoharjo Tahun 2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD Niken Septiasih 1, Suhartono 2, Tri Saptuti Susiani 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

TESIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA

TESIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA TESIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA Studi Deskriptif Di Desa Dharma Camplong Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Tahun 2015 NAMA

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PENGENALAN DIRI PADA ANAK TUNANETRA

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PENGENALAN DIRI PADA ANAK TUNANETRA STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PENGENALAN DIRI PADA ANAK TUNANETRA Nining Puji Rahayu dan Murtadlo Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Pengenalan diri ialah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA 356 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No.8 Tahun 2016. MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA KNOWLEDGE MANAGEMENT IN KUBE DUMBO KUNCORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebagai awalan dalam bahasan ini, terlebih dahulu akan diulas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif artinya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu situasi yang bersifat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA Ikhsan Akbari 1), Muhammad Shaifuddin 2), Sadiman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD Ahmad Fauzan 1, Tri Saptuti Susiani 2, Suripto 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG MOTIVATION OF CITIZENS WHO RUN FOR VILLAGE CHIEF IN THE VILLAGE OF RANDUAGUNG, SUBDISTRICT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian yang berjudul Model Pendidikan Life Skill di Sekolah Dasar Lebah Putih Kecamatan Sidomukti Kabupaten Salatiga ini merupakan penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan) yang bersifat deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, disebut kualitatif karena merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING Shila Majid Ardiyani 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 9 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD Deviana Yulianti 1, Warsiti 2, Kartika Chrysti 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR Setyari Herlia Wardananti 1), Kartono 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif evaluatif, di mana dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) 295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Endar Paweninggalih 1), Yulianti ² ), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran... Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember pada Pokok Bahasan Peristiwa Alam Tahun Pelajaran 2012/2013 (Implementation

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE MELALUI MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS II SD NEGERI 2 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Novi Nirmala Ismayayanti 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF Rahmatyas Reana Mardiningsih. 1), Sukarno

Lebih terperinci

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Ira Kusuma Wardani Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi

Lebih terperinci

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar... 1 Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV B MI Muhammadiyah Sidorejo Tahun Pelajaran 2013/2014 (Increased interest

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA MELALUI KARTU CALAKAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DARI KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Risa Listyaningrum, Sri Estu Winahyu, Muchtar Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 E-mail: risalistyaningrum19@gmail.com

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 2.282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 24 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 IMPLEMENTATION GUIDANCE STUDY AT THE FIRST GRADE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk menemukan realitas apa

Lebih terperinci

Oleh : ADE ARUM PERTIWI A

Oleh : ADE ARUM PERTIWI A STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PEMINAT DAN DAYA TARIK UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK KE SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian, penelitan ini dapat dikategorikan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian, penelitan ini dapat dikategorikan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian, penelitan ini dapat dikategorikan dalam penelitian kualitatif, dengan tujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Penting Pendidikan Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG ABSTRAK Oleh: Brigitta Indriani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang penulis lakukan yakni mengenai pendidikan keluarga pada keluarga penggiat kesetaraan gender

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas beberapa hal tentang metode penelitian meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan sumber data; (d) Prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Definisi dari pendekatan penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 1 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA PADA MATERI SENI TARI DI SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG (Jurnal Penelitian) oleh Sayu Made Leni Listya Yani Pembimbing Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

PERANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUMTAZ PONTIANAK KOTA

PERANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUMTAZ PONTIANAK KOTA PERANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MUMTAZ PONTIANAK KOTA Oleh : ASBENI NIM. E11112019 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK Anita Ayu Budiastuti 1), Jenny IS Poerwanti 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan fakta dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan melalui metode-metode

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA

ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA Novia Hendiani N, Yohanes Bahari, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email :novia_hendianinasution@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI EKA WARDANI PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. email: ekawardani87@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN Sutikno Apriyadi 1), Samidi 2), M Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE Dian Anggraini 1), M. Shaifuddin 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PENINGGALAN SEJARAH NASIONAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAP Siska Yuniyati 1), Jenny IS Poerwanti 2), Karsono 3) SD Negeri Gentan 01, Gentan, Kec.Bendosari Kab.Sukoharjo

Lebih terperinci

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu proses berurutan yang memberikan gambaran keseluruhan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti melakukan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Latar pada penelitian ini adalah lokasi yang dituju. Adapun lokasi penelitiannya adalah di PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi pada penelitian ini bertempat di SDN 3 Nagarawangi, Jl. KH. Lukmanul Hakim No. 6, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan peneliti untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan dalam bab ini antara lain tentang tempat penelitian, jenis dan motode penelitian, sumber data (data primer data sekunder), teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL Implementasi Pendekatan Saintifik... (Justus B. Batmalo) 471 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC

Lebih terperinci