MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA"

Transkripsi

1 MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA Disusun oleh : Kelompok 5 : 1. Aisyah Nur Aini 2. Andrian Sularso 3. Faradila Ardhining T. 4. M. Faiz Hardiansyah I I I I PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

2 BAB I PENDAHULUAN Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan bukan fase misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi fisika. Beberapa jenis reaktor kimia khusus: Reaktor gelembung Reaktor jenis ini banyak digunakan pada proses industri kimia dengan reaksi yang sangat lambat, proses produksi yang menggunakan mikroba (biorektor) dan juga pada unit pengolahan limbah secara biologis menggunakan lumpur aktif. Fixed bed reactor Reaktor Fixed Bed adalah reaktor dengan menggunakan katalis padat yang diam dan zat pereaksi berfase gas. Butiran-butiran katalisator yang biasa dipakai dalam reaktor fixed bed adalah katalisator yang berlubang di bagian tengah, karena luas permukaan persatuan berat lebih besar jika dibandingkan dengan butiran katalisator berbentuk silinder, dan aliran gas lebih lancar. Bentuk reaktor Fixed Bed dapat dibagi menjadi : 1. Reaktor dengan satu lapis tumpukan katalisator (Single Bed) Sebagai penyangga katalisator dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reaktor disusun dari butir yang besar makin keatas makin kecil, tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin besar. 2. Multi bed 1

3 Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatik. Fluidized bed reactor Merupakan tempat landasan suatu partikel yang pemasangan gasnya naik melalui suatu titik pencapaian dengan peningkatan laju alir gas pada steam sehingga menimbulkan percepatan aliran gas masuk dan menghubungkan percepatan fluidized minimum. Tujuan dari penggunaan reaktor ini adalah: Untuk memprediksikan penurunan konversi pada pencampuran di dalam reaktor. Slurry reactor Reaktor slurry biasa digunakan untuk mereaksikan liquid atau larutan yang mengandung reaktan dengan katalis padatan. Supaya transfer massa dan pengadaan katalis efektif digunakan katalis berbentuk granular atau serbuk antara 0,05-1mm (0,02-0,039 in), sebagai batas minimum agar dapat difiltrasi. Diameter yang kecil digunakan dengan tujuan memperbesar luas permukaan. Reaktor ini berisi partikel padat. Reaktor membran Reaktor membran adalah sistem reaktor baru yang mengkombinasikan pemisahan dengan membran dan reaksi kimia. Reaktor membran memiliki dua tipe, yaitu reaktor membran packed-bed dan reaktor membran katalitik. Reaktor membran dengan katalis packed-bed memiliki area pemisahan yang terpisah dari area reaksi, sedangkan pada reaktor membran katalitik, reaksi dan pemisahan terjadi secara simultan. 2

4 BAB II TEORI II.1 Pengertian Reaktor Fixed Bed Reaktor Fixed Bed merupakan suatu reaktor yang mana katalis berdiam di dalam reaktor bed. Di dalam reaktor, katalis ditopang oleh suatu struktur catalyst support berupa perforated tray dengan tambahan lapisan inert semacam ceramic balls dengan diameter bervariasi sesuai dengan ukuran partikel katalis baik di sisi terbawah maupun di lapisan teratas bed katalisator. Secara spesifik, reaktor fixed bed yang ada di unit pengolahan minyak bumi dirancang oleh vendor berdasarkan kebutuhan proses. Struktur internal reaktor pun berbeda dari vendor satu dengan lainnya. Karena sifatnya yang sangat spesifik, perancangan reaktor itu sendiri biasanya juga terkait dengan lisensor prosesnya, misalnya perancangan reaktor fixed bed untuk unicracking akan berbeda dengan perancangan reaktor fixed bed untuk MSDW Lube Catalytic Dewaxing. Hal ini terkait dengan kebutuhan proses, terutama terkait dengan kebutuhan katalis yang sangat spesifik tergantung pada vendornya masingmasing. Meskipun demikian, secara umum bagian-bagian internal reaktor tetap sama, hanya saja tiap lisensor proses maupun vendor reaktor tersebut memiliki typical design masing-masing yang diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi dari reaktor tersebut. Bagian utama dari sebuah reaktor fixed bed adalah reaktor vessel, reaktor internals, katalisator, inert dan graded katalisator. 1. Reaktor vessel Merupakan bagian yang menyediakan tempat bagi katalis dan tempat berlangsungnya kontak antara minyak umpan dan katalis yang kemudian terjadi reaksi. Reaktor vessel dirancang dengan dasar perancangan pressure vessel (ASME BPVC Section VIII Division 2). Kunci dari perancangan reaktor vessel ini adalah pemilihan material, allowable working pressure, 3

5 dimensi dan ketebalan dinding vessel. Reaktor fixed bed biasanya digunakan untuk umpan (pereaktan) yang mempunyai viskositas kecil. 2. Reaktor Internal Selain reaktor vessel, struktur internal reaktor juga sangat menunjang optimalnya kinerja dari sistem reaksi yang terjadi di dalam reaktor tersebut. Beberapa kata kunci seperti distribusi umpan, distribusi panas, fouling, distribusi lapisan katalisator, dan juga temperatur reaksi merupakan beberapa hal yang mewakili peran dari struktur internal reaktor tersebut. Secara umum struktur internal terdiri atas feed distributor, distribution tray, scale basket, quench distributor, collector ring, inert and catalyst graded. 3. Katalisator Katalisator merupakan salah satu hal vital dalam sistem reaksi di dalam reaktor. Pasalnya, pada perancangan reaktor semua variabel proses ditentukan oleh physical properties dan kebutuhan reaksi dari katalisator. Misalnya batasan pressure drop untuk reaksi maupun regenerasi tidak boleh melebihi crushing strength dari partikel katalisator. Begitu halnya dengan temperatur. Temperatur dibatasi dengan melting point komponen penyusun katalisator. 4. Inert dan Catalytst Graded Pada bed katalisator, inert balls diletakkan di bagian atas dan bawah katalisator. Di bagian atas katalisator, inert balls berfungsi meredam energi tumbukan dari aliran umpan guna menjaga distribusi katalisator di dalam bed katalisator. Di bagian bawah bed katalisator, inert balls berfungsi sebagai support untuk menopang katalisator dan juga menjaga agar katalisator tidak ikut mengalir keluar bed katalisator bersama aliran umpan. Graded katalisator merupakan partikel-partikel yang ditambahkan di atas ataupun di bawah katalisator di dalam bed katalisator yang memiliki fungsifungsi tertentu sesuai komposisinya. Fungsi graded katalisator antara lain sebagai treatment awal, menahan deposit, menyerap logam, dan lain-lain. Beberapa jenis graded katalisator ditambahkan ke dalam bed katalisator guna mengoptimalkan aktivitas katalisator. 4

6 II.2 Kelebihan dan Kekurangan Reaktor Fixed Bed Kelebihan Reaktor Fixed Bed o Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus, o Kapasitas produksi cukup tinggi, o Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm atau endoterm) sehingga pemakaian lebih fleksibel, o Aliran fluida mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh hasil konversi yang tinggi, o Pressure drop rendah, o Oleh karena adanya hold-up yang tinggi, maka menghasilkan pencampuran radial yang lebih baik dan tidak ditemukan pembentukan saluran (channeling), o Pemasokan katalis per unit volume reaktor besar, o Hold up liquid tinggi, o Katalis benar-benar dibasahi, o Kontrol temperature lebih baik, o Transfer massa gas-liquid lebih tinggi daripada reaktor trickle bed karena interaksi gas-liquid lebih besar. Kekurangan Reaktor Fixed Bed o Resistansi difusi intra partikel sangat besar, o Nilai transfer massa dan transfer panas rendah, o Pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan shut down alat, o Konversi lebih rendah, o Ada kemungkinan terjadi reaksi samping homogen pada liquid.

7 II.3 Macam-macam Reaktor Fixed Bed 5 Bentuk reaktor fixed bed dapat dibagi menjadi : 1. Single Bed Sebagai penyangga katalisator dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reaktor disusun dari butir yang besar makin keatas makin kecil, tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin besar. 2. Multi tube Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar reaktor untuk di dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan mengalirkan gas kea lat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke reaktor yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi. 3. Multi bed Reaksi katalitik umumnya dilakukan dalam reaktor unggun tetap, karena kesederhanaan teknologi dan operasi. Kesederhanaan ini jelas untuk adiabatik reaktor, tetapi ketika panas penting dari reaksi yang terlibat, pertukaran panas mungkin lebih, untuk operasi yang optimal, untuk menghindari landasan pacu dan deaktivasi katalis. Jadi perpindahan panas sangat sering masalah utama yang dihadapi dalam desain reaktor unggun tetap. Tiga kelas penting dari reaktor non adiabatik adalah sebagai berikut: Multiband reaktor adiabatik dengan pertukaran panas antara mengarah ke

8 profil suhu gelombang non-sinusoidal. Reaktor dengan internal yang penukar panas multitublar.. Dua terakhir umumnya lebih disukai6untuk reaktor adiabatik multibed saat sangat reaksi eksotermik atau endotermik berlangsung, atau ketika optimum profil suhu yang diinginkan. Aspek lain adalah penurunan tekanan melalui tempat tidur. Dalam rangka untuk membatasi, lebih besar partikel katalis dapat digunakan, namun keterbatasan difusi juga akan meningkat. Klasifikasi model: Reaktor unggun tetap pada dasarnya dijelaskan oleh kontinum jenis model, tetapi sel model telah dikembangkan untuk menjelaskan struktur dua fase reaktor. Kebanyakan reaksi katalitik adalah reaksi aliran aksial klasik, paling. Model diandalkan adalah model kontinum klasik. 7

9 BAB III DESAIN UMUM single bed fixed bed reactor Multitube fixed bed reactor 8

10 BAB IV CONTOH KASUS Bahan bakar minyak, dewasa ini telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Bahan bakar minyak yang dijual yang dapat digunakan oleh masyarakat biasanya dalam beberapa komponen nafta yang memiliki nilai oktan yang rendah. Untuk meningkatkan nilai oktan digunakan beberapa senyawa seperti TEL dan MTBE. TEL sudah tidak digunakan lagi karena kandungan timbal yang dapat membahayakan jaringan otak. Seiring dengan meningkatnya perkembangan dan tuntutan kesehatan dan lingkungan hidup, penelitian yang bertujuan meningkatkan bilangan oktan dengan mengindahkan unsur safety dan lingkungan menghasilkan sebuah senyawa yang mempunyai potensi meningkatkan bilangan oktan yaitu ETBE (Ethyl ter-butyl ether). ETBE diperoleh dari hasil reaksi antara TBA (tert-butyl alcohol)dan etanol. Reaktor berjalan pada fase cair dalam sebuah fixed bed reactor. Persamaan reaksi pebuatan ETBE adalah sebagai berikut : TBA + Etanol ETBE + Water Pada pembuatan Ethyl Tertiary Butyl Ether (ETBE) dari isobutylene dan ethanol di pabrik berdasarkan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Ethyl Tertiary Butyl Ether (ETBE) Dari Isobutylene dan Ethanol dengan Kapasitas Ton per Tahun oleh Citra Kartika Asri (I ) dan Robert Ari Kristanto (I ) digunakan reaktor fixed bed multitube. Reaktor tipe fixed bed multitube digunakan untuk tempat berlangsungnya reaksi antara isobutylene dan ethanol membentuk ETBE. Kondisi operasi pada suhu 50 oc dan tekanan 7 atm. 9

11 Secara umum, proses pembuatan ETBE dari ethanol dan isobutylene melalui 4 tahapan : 1. Tahap penyimpanan bahan baku Bahan baku isobutylene yang terkandung dalam campuran C4 disimpan dalam tangki isobutylene yang berbentuk silinder horizontal pada kondisi cair dengan suhu 30oC dan tekanan 5 atm. Sedangkan bahan baku ethanol disimpan dalam tangki ethanol yang berbentuk silinder tegak pada konsdisi cair dengan suhu 30oC. 2. Tahap penyaluran bahan baku Isobutylene dipompa menuju preheater untuk dipanaskan. Kemudian ethanol feed dan ethanol recycle dari menara destilasi dipompa menuju preheater untuk dipanaskan. Ethanol dan isobutylene dengan perbandingan 1:1 mengalir menuju reaktor. 3. Tahap pembentukan produk Reaksi terjadi pada fase cair pada suhu 50oC dan tekanan 7 atm dengan katalis amberlyst 15 wet. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis cair-cair dengan katalis padat karena itu digunakan reaktor fixed bed multitube (R) dengan pendingin isotermal non adiabatis. Produk keluaran berupa cairan dengan komposisi ETBE dengan konversi mencapai 90%, sisa reaktan, dan campuran C4. 4. Tahap pemurnian produk Produk dari reaktor fixed bed multitube dialirkan ke menara destilasi untuk dipisahkan dari fraksi ringan sisa reaktan dan campuran C4. Hasil atas menara destilasi berupa sisa reaktan isobutylene, campuran C4, dan sedikit ETBE. Sedangkan hasil bawah menara destilsi adalah ETBE, ethanol, dan air. Hasil bawah ini akan diturunkan tekanannya menjadi 1 atm dengan throtling valve kemudian dialirkan ke menara destilasi kedua. Di menara destilasi kedua, ETBE dipisahkan dengan etanol. Hail atas dari menara destilasi kedua adalah ETBE. Sedangkan hasil bawah berupa ethanol, air, dan sedikit ETBE lalu 10

12 dialirkan ke menara destilasi ketiga. Di menara destilasi ketiga, ETBE dipisahkan dari ethanol dan air. Hasil atas berupa ethanol yang akan di recycle ke aliran menuju reaktor. Hasil bawah berupa air dan sedikit ethanol. Spesifikasi reaktor fixed bed multitube : Diameter luar tube : 0,0381 m Diameter dalam tube : 0,0312 m Jumlah tube : 1391 buah Triangular pitch : 0,0476 m Diameter dalam shell : 2 m Tinggi :5,9292 m Tebal shell : 0,01 m Tebal head : 0,022 m Jarak baffle : 0,5 m Waktu tinggal reaktor : 7,81 detik Jumlah :1 Spesifikasi Produk : Ethyl Tertiary Butyl Ether (ETBE) Fase : cair Kemurnian : 97,5 % Impuritas % : ethanol 2,2% dan n-c4h10 0,0006 % Suhu : 30OC Tekanan : 1 atm Spesifikasi Bahan Pembantu (Katalis) Katalis Amberlist-15wet Bentuk : porous spherical beads Diameter : 0,06 cm Bulk density : 0,875 g/cm3 Porositas : 0,36 11

13 Diagram Alir Proses Pembuatan ETBE 12

14 DAFTAR PUSTAKA Asri,Kartika Citra dkk Tugas Akhir Perancangan Pabrik Ethyl Tertiary Butyl Ether(ETBE) Dari Isobutylene dan Ethanol dengan Kapasitas Ton per Tahun. NN Fixed Bed Reaktor. Diakses di ( David Perbedaan fludized bed dan fix bed. Diakses (

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA Disusun oleh: Andri Heri K 1314017 Deddy Wahyu Priyatmono 1414904 Defrizal Rizki Pradana 1414909 Ferry Setiawan 1314048 Nungki Merinda Sari 1514030

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Pabrik Fosgen ini diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dari bahan baku karbon monoksida dan klorin yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 % BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE Chemical Engineering PENGANTAR TEKNIK KIMIA Chemical Engineering 11 Kompetensi : Memiliki kemampuan mengenal secara umum peranan, manfaat dan resiko industri kimia. Memiliki

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS 230000 TON PER TAHUN Oleh: ISNANI SA DIYAH L2C 008 064 MUHAMAD ZAINUDIN L2C

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID MENGGUNAKAN METAL OXIDE CATALYST PROCESS KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID MENGGUNAKAN METAL OXIDE CATALYST PROCESS KAPASITAS TON/TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID MENGGUNAKAN METAL OXIDE CATALYST PROCESS KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN Oleh: ROIKHATUS SOLIKHAH L2C 008 099 TRI NUGROHO L2C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat di Indonesia menyebabkan pula tingginya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Sebagian besar kendaraan bermotor

Lebih terperinci

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas. Pra (Rancangan PabrikjEthanoldan Ethylene danflir ' BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Langkah proses Pada proses pembuatan etanol dari etilen yang merupakan proses hidrasi etilen fase

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Di dalam mesin kendaraan bermotor, idealnya campuran udara dan bahan bakar (bensin) dalam bentuk gas yang masuk, ditekan oleh piston sampai volume yang sangat kecil, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES III.. Spesifikasi Alat Utama Alat-alat utama di pabrik ini meliputi mixer, static mixer, reaktor, separator tiga fase, dan menara destilasi. Spesifikasi yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT III.1. Spesifikasi Alat Utama III.1.1 Reaktor : R-01 : Fixed Bed Multitube : Mereaksikan methanol menjadi dimethyl ether dengan proses dehidrasi Bahan konstruksi : Carbon steel

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA 1 EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID DENGAN PROSES DBWESTERN KAPASITAS 16.000 TON/TAHUN Oleh : FAHRIYA PUSPITA SARI SHOFI MUKTIANA SARI NIM. L2C007042

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHIDPROSES D. B WESTERN KAPASITAS TON/TAHUN

PRA RANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHIDPROSES D. B WESTERN KAPASITAS TON/TAHUN PRA RANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHIDPROSES D. B WESTERN KAPASITAS 19.000 TON/TAHUN Di susun Oleh: Agung Nur Hananto Putro L2C6 06 002 Moch. Radhitya Sabeth Taufan L2C6 06 030 Zulfahmi L2C6 06 051 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Uap yang dibentuk

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses 1-Butena atau butilen dengan rumus molekul C 4 H 8 merupakan senyawa berbentuk gas yang larut dalam senyawa hidrokarbon, alkohol, eter tetapi tidak larut dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus

Lebih terperinci

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100. EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN Oleh: RUBEN

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN XECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS 100.000 TON / TAHUN Oleh: Dewi Riana Sari 21030110151042 Anggun Pangesti P. P. 21030110151114

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ETIL TERT BUTIL ETER DARI ETANOL DAN ISOBUTENA DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh : SIDIQ ADY PRASETYO D

PRARANCANGAN PABRIK ETIL TERT BUTIL ETER DARI ETANOL DAN ISOBUTENA DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh : SIDIQ ADY PRASETYO D PRARANCANGAN PABRIK ETIL TERT BUTIL ETER DARI ETANOL DAN ISOBUTENA DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metanol Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol lain seperti, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES A. Peralatan Proses 1. Reaktor ( R-201 ) : Mereaksikan 8964,13 kg/jam Asam adipat dengan 10446,49 kg/jam Amoniak menjadi 6303,2584 kg/jam Adiponitril. : Reaktor fixed bed

Lebih terperinci

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 70.000 TON / TAHUN JESSICA DIMA F. M. Oleh: RISA DEVINA MANAO L2C008066 L2C008095 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh : EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Oleh : JD Ryan Christy S Louis Adi Wiguno L2C008065 L2C008070 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lebih terperinci

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA PRA RANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA Disusun Oleh : Rezeki Dewantari Y 121080057 Dian Geta 121080078 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1 -

Bab I Pendahuluan - 1 - Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada saat ini, pengoperasian reaktor unggun diam secara tak tunak telah membuka cara baru dalam intensifikasi proses (Budhi, 2005). Dalam mode operasi ini, reaktor

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS 60.000 TON / TAHUN MAULIDA ZAKIA TRISNA CENINGSIH Oleh: L2C008079 L2C008110 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam bentuk cair atau gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK ASAM ASETAT KAPASITAS 70.000 TON/TH Oleh : BAMBANG AGUNG PURWOKO 21030110151043 WIDA RAHMAWATI 21030110151072 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN perpustakaan.uns.ac.id TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Risma Sappitrie ( I0511045 ) 2. Trias Ayu Laksanawati (

Lebih terperinci

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat proses pabrik isopropil alkohol terdiri dari tangki penyimpanan produk, reaktor, separator, menara distilasi, serta beberapa alat pendukung seperti kompresor, heat

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan MEK dikenal 3 macam metode pembuatan berdasarkan perbedaan bahan bakunya (Ullman, 2007).

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP. Laporan Tesis PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED Oleh : Yanatra NRP. 2309201015 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. HM. Rachimoellah, Dipl. EST

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK MELAMIN PROSES BASF KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN OLEH : DEVI OKTAVIA NIM : L2C 008 029 HANIFAH RAHIM NIM : L2C 008 053 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

UPN VETERAN JAWA TIMUR

UPN VETERAN JAWA TIMUR UPN VETERAN JAWA TIMUR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR PAPER TEKNIK REAKSI KIMIA III DEACTIVATION CATALYST REACTOR, SLURRY REACTOR DAN PEMILIHAN REAKTOR PADA JUDUL PABRIK Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

(VP), untuk diuapkan. Selanjutnya uap hasil dari vaporizer (VP) dipisahkan

(VP), untuk diuapkan. Selanjutnya uap hasil dari vaporizer (VP) dipisahkan BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 URA1AN PROSES Methane, 99,85% dari tangki penyimpan bahan baicu (T-01) yang mempunyai kondisi suhu 30»C dan teka,ata, dipompa menuju vap0ri2er (VP), untuk diuapkan. Selanjutnya

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI KAPASITAS 400.000 TON/TAHUN Oleh:

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya di bidang industri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS 20.000 TON / TAHUN Disusun Oleh : Eka Andi Saputro ( I 0511018) Muhammad Ridwan ( I 0511030) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

BAB VII INTRODUCTION TO FLUID CATALYTIC CRACKING (FCC)

BAB VII INTRODUCTION TO FLUID CATALYTIC CRACKING (FCC) BAB VII INTRODUCTION TO FLUID CATALYTIC CRACKING (FCC) Ringkasan Terjemahan dari Materi Presentasi Quak Foo, Lee Chemical and Biological Engineering, the University of British Columbia I. Apakah FCC itu?

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Pembangunan di bidang industri kimia di Indonesia semakin pesat perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik kimia di Indonesia. Kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT 42 BAB III SPESIFIKASI ALAT 3.1. Reaktor Tugas 1. Tekanan 2. Suhu umpan 3. Suhu produk Waktu tinggal Shell - Tinggi - Diameter - Tebal Shell Head - Tebal head - Tinggi head Tabel 3.1 Reaktor R Mereaksikan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar... v vi vii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Intisari... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Pendirian

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Kimia Propilena Oksida dengan proses Hydroperoxide Kapasitas ton/tahun BAB III

Prarancangan Pabrik Kimia Propilena Oksida dengan proses Hydroperoxide Kapasitas ton/tahun BAB III BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Spesifikasi alat proses utama terdiri dari reaktor gelembung, menara distilasi, reaktor batch, flash drum-01, adsorber, dan flash drum-02. Reaktor gelembung berfungsi untuk

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK PHTHALIC ANHYDRIDE DENGAN PROSES VON HEYDEN KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK PHTHALIC ANHYDRIDE DENGAN PROSES VON HEYDEN KAPASITAS TON/TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK PHTHALIC ANHYDRIDE DENGAN PROSES VON HEYDEN KAPASITAS 45.000 TON/TAHUN Oleh: DAVIN EKA PUTRA KATHARINA ANGGRIANI ATMAJA (L2C008024)

Lebih terperinci

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu :

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu : (pra (Perancangan (PabnHjhjmia 14 JlnhiridMaleat dari(butana dan Vdara 'Kapasitas 40.000 Ton/Tahun ====:^=^=============^==== BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Langkah Proses Pada proses

Lebih terperinci

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN Oleh : DANY EKA PARASETIA 21030110151063 RITANINGSIH 21030110151074 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan pabrik metil tert butil eter dari metanol dan isobutene Kapasitas ton per tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan pabrik metil tert butil eter dari metanol dan isobutene Kapasitas ton per tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan dan perubahan zaman, industri kendaraan bermotor ikut mengalami perkembangan. Perkembangan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi

Lebih terperinci

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603

Lebih terperinci

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin LAMPIRAN A REAKTOR Fungsi = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil Asetat. Jenis = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin Waktu tinggal = 62 menit Tekanan, P Suhu operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propilen ksida Nama lain dari propilen oksida adalah metiloksirana, mempunyai stuktur CH 3 (CHCH 2 ). Propilen oksida adalah zat yang sangat reaktif untuk enangkap cincin oksirane

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI METANA DAN BELERANG KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN Oleh : DienNurfathia UlfaHardyanti I0509012 I0509041 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir. PT. Polychem Indonesia Tbk merupakan satu-satunya industri di Indonesia yang menghasilkan ethylene glycol dan turunan dari ethylene oxide. Ethylene glycol

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Acrylonitrile Fase : cair Warna : tidak berwarna Aroma : seperti bawang merah dan bawang putih Specific gravity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses produksi Asam Sulfat banyak menimbulkan panas. Untuk mengambil panas yang ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan

Lebih terperinci

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK Draf Jurnal Ilmiah : ADIWIDIA UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK Benyamin Tangaran 1, Rosalia Sira Sarungallo 2,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT digilib.uns.ac.id 47 BAB III PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS 25.000 TON PER TAHUN Oleh : SULASTRI Dosen Pembimbing: 1. Ir. H. Haryanto AR, M.S. 2. Dr.

Lebih terperinci

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metanol merupakan senyawa yang sangat esensial sekarang ini. Metanol merupakan senyawa intermediate yang menjadi bahan baku untuk berbagai industri antara lain industri

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03 BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Furnace : F : Tempat terjadinya reaksi cracking ethylene dichloride menjadi vinyl chloride dan HCl : Two chamber Fire box : 1 buah Kondisi Operasi - Suhu ( o C)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHYDE DENGAN PROSES METAL OXIDE

PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHYDE DENGAN PROSES METAL OXIDE EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHYDE DENGAN PROSES METAL OXIDE Oleh: Burhanudin Ardiansyah 21030110151046 Bima Bayu Ananta 21030110151096 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05 51 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Tangki Penyimpanan Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki T-01 A/B T-05 Menyimpan bahan Menyimpan propilen baku propilen selama purging selama 6 hari tiga hari Spherical

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci