EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERTANYA DI DALAM KELAS SISWA KELAS X-TKR SMK IT AL-KAUSTAR SRENGAT BLITAR TAHUN PELAJARAN

Transkripsi

1 Artikel Skripsi EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERTANYA DI DALAM KELAS SISWA KELAS X-TKR SMK IT AL-KAUSTAR SRENGAT BLITAR TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FEBRIANTIKA WELDA PRASKARA NPM : PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI

2 Artikel Skripsi 2

3 Artikel Skripsi 3

4 Artikel Skripsi EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERTANYA DI DALAM KELAS SISWA KELAS X-TKR SMK IT AL-KAUSTAR SRENGAT BLITAR TAHUN PELAJARAN Febriantika Welda Praskara FKIP-Bimbingan dan Konseling Dr. Atrup, M.Pd.,MM dan Risaniatin Ningsih, S.Pd.M.Psi UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK FEBRIANTIKA WELDA PRASKARA: Efektifitas Konseling Kelompok Untuk Mengurangi Kecemasan Bertanya Didalam Kelas Siswa Kelas X SMK IT Al-Kautsar Srengat Blitar Tahun Pelajaran Skripsi,BK,FKIP UNP Kediri, 2016 Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami kecemasan bertanya didalam kelas saat KBM berlangsung, kecemasan bertanya dapat menimbulkan ketegangan dalam diri seseorang. Gejala yang terlihat adalah gemetar, keringat dingan, bicara gugup, dan yang paling parah sampai menangis. Pertanyaan penelitian ini adalah seberapa efektifkah konseling kelompok untuk membantu mengurangi kecemasan bertanya siswa kelas X-TKR SMK IT Al-Kautsar Srengat Blitar.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif dengan menggunakan desain SSD (Single Subject Design). Subyek pada penelitian ini sebanyak 2 siswa, yang semuanya adalah siswa SMK IT Al-Kautsar Srengat Blitar. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Kegiatan dilaksanakan saat jam kosong atau saat jam istirahat di ruang BK SMK IT Al-Kautsar Srengat Blitar dengan membawa pedoman observasi dan audience yang sama. Ini bertujuan untuk memudahkan peneliti untuk menganalisis dan mendiskripsikan perubahan yang terjadi serta menyimpulkan penelitian ini adalah konselig kelompok efektif untuk mengurangi kecemasan bertanya siswa didalam kelas. Berdasarkan keseluruhan proses penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan konseling kelompok mampu mengurangi kecemasan bertanya didalam kelas ini terbukti bahwa datadata observasi didalam kelas sebelum melakukan fase intervensi subjek benar-benar mengalami kecemasan bertanya didalam kelas. Kata Kunci : Konseling Kelompok, Kecemasan Bertanya Didalam Kelas. 4

5 Artikel Skripsi I. LATAR BELAKANG Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja, termasuk didalamnya adalah siswa. Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berbicara didepan umum, selain keahlian mengungkapkan pikirannya secara tulis siswa juga dituntut untuk bisa mengungkapkan pikirannya secara lisan. Kemampuan mengungkapkan pikiran secara lisan memerlukan keahlian atau kemampuan penguasaan bahasa yang baik agar mudah di mengerti oleh orang lain. Kecakapan menyampaikan pendapat, gagasan, opini, diharapkan disampaikan dengan jelas dan dengan kata-kata yang santun, sehingga pesannya sampai dan lawan bicaranyapun merasa dihargai (Depdiknas, 2003: 26). Diharapkan dengan adanya kecakapan komunikasi peserta didik bisa mengembangkan kecakapan komunikasi dalam setiap proses pembelajaran, selain itu peserta didik diharapkan memiliki salah satu kecakapan hidup yang dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari hari. Siswa seringkali merasa cemas untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan. Kecemasan dapat timbul karena dipicu situasi dan kondisi tertentu yang membuat perasaan tidak nyaman dan bisa terjadi tanpa disadari yang disebabkan oleh sesuatu tertentu. Mungkin tanpa kita sadari kecemasan tanpak sebagai hal yang biasa-biasa saja, memang rasa cemas itu sudah biasa dialami oleh setip orang namun apabila rasa cemas tersebut timbul berlebihan bisa mengakibatkan pikiran terganggu sehingga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Kemampuan siswa dalam berbicara untuk menggungkapkan pikirannya sangat jelas terlihat pada saat berbicara didepan kelas saat mempresentasikan tugas, dan mengajukan pertanyaan atau bertanya kepada guru. Berdasarkan dari hasil wawancara tidak terstruktur dengan Ibu Ika Dian pada hari, tanggal: Kamis, 28 April 2016 selaku guru BK disekolah tersebut, beliau mengatakan bahwa memang 5

6 terdapat permasalahan kecemasan bertanya didalam kelas yang ada disekolah. Ibu Ika Dian mengatakan bahwa beberapa siswa kelas X-TKR mengalami kecemesan bertanya didalam kelas dengan menunjukkan gelaja seperti berkeringat, gemetar, berbicara terbata-bata saat ditanya ataupun menjawab didalam kelas, sedangkan menurut ibu Rohmah selaku guru dikelas tersebut memang terdapat 2 siswa yang sangat menonjol memiliki ciri-ciri kecemasan bertanya didalam kelas tersebut, sebagai siswa sebaiknya mereka bersikap aktif walaupun dengan malu-malu mereka tetap mau menanggapi atau ada respon yang diberikan kepada guru atau teman yang memberi upan bukan malah berdiam diri. Hal tersebut disebabkan karena siswa merasa takut ditertawakan, khawatir pertanyaannya tidak berbobot, ketidakyakinan akan kemampuan yang dimiliki. Selain faktor tersebut malas dan malu untuk bertanya juga menjadi penyebab siswa tidak berani bertanya mengenai informasi yang ada. Sedangkan menurut peneliti setelah mengamati di SMK IT Al- Artikel Skripsi Kautsar Srengat Blitar, terdapat berbagai bentuk kecemasan yang dialami oleh siswa kelas X-TKR diantaranya adalah kecemasan mengemukakan pendapat, kecemasan tampil didepan umum, serta kecemasan bertanya didalam kelas. Bentuk kecemasan bertanya didalam kelas yang dialami siswa adalah tidak berani bertanya ketika guru selesai menerangkan pelajaran, yang kedua siswa tidak berani bertanya ketika diskusi kelompok. Dilihat dari penelitian penelitian terdahulu menangani kecemasan bertanya bertujuan untuk membantu siswa mengurangi kecemasan saat bertanya didalam kelas, sehingga siswa bisa mengemukakan yang ada dipikirannya. Penelitian terdahulu antara lain dari Universitas Negeri Surabaya Oktaviana (2010) tentang Penggunaan Strategi Reframing untuk Membantu Siswa Mengurangi Perasaan Cemas Ketika Bertanya Dikelas. Universitas Negeri Semarang Mulyana (2010) tentang Studi Tentang Kecamasan Siswa (Menumbuhkan Keberanian Siswa untuk Aktif Dalam Pembelajaran) 6

7 serta Universitas Negeri Medan Lumbang (2014) tentang Pengaruh Teknik Desensitisasi Sistematik terhadap Pengurangan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas IX SMP N 30 Medan dalam Menghadapi Ujian Nasional Tahun Ajaran Banyak bantuan yang diberikan kepada siswa untuk mengatasi kecemasan bertanya bertanya didalam kelas, salah satunya yaitu dengan menggunakan Layanan Konseling Kelompok. Konseling kelompok digunakan karena layanan ini dapat membantu siswa mulai belajar memperhatikan masalah-masalah yang sedang dihadapi teman-temannya didalam kelompok sehingga mereka akan saling berinteraksi dan bertanya serta memberikan solusi yang Artikel Skripsi terbaik dalam memecahkan masalah yang ada. Sesuai dengan pendapat Munro dan Meyer (1981) dalam Nursalim (2002: 74), tujuan dari konseling kelompok adalah sebagai suatu pemahaman diri untuk mengembangkan penerimaan diri dan perasaan pribadi yang berharga sehingga bisa menimbulkan percaya diri. Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efektifitas Konseling Kelompok untuk Mengurangi Kecemasan Bertanya Siswa Kelas X-TKR SMK IT Al-Kaustar Srengat Blitar Tahun Pelajaran II. METODE Penelitian ini menggunakan SSD (Single Subyek Design) atau disebut penelitian subjek tunggal yang dilakukan terhadap subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan oleh peneliti dalam rentang waktu tertentu. Juga memfokuskan pada data individu sebagai ampel (Sunanto, 2005). Desaign penelitian menggunakan desaign A-B Single subject design karena yang diteliti adalah subjek tunggal. Cukup dengan 2 subjek yang benar-benar mengalami permasalahan untuk diteliti dengan tindakan yang direncanakan. Desain A-B 7

8 merupakan penelitian yang pengolahan datanya dipergunakan untuk menyelidiki perubahan perilaku, dalam hal ini adalah mengurangi kecemasan bertanya didalam kelas. Desain A-B mempunyai 2 tahap yaitu: A (Baseline), B (Intervensi) yang bertujuan untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan kepada individu. Peneliti mengamati subjek selama 3 sesi pada saat didalam kelas. Pada proses Baseline (A) peneliti melakukan pengamatan selama tiga sesi. Sedangkan pemberian perlakuan Intervensi (B) peneliti melakukan proses layanan pada subjek dengan cara memberikan layanan konseling kelompok untuk mengetahui seberapa tinggi terjadi interaksi antar anggota dalam dinamika kelompok, sehingga individu akan merasa aman apabila melihat individu lain mempunyai masalah serupa. Individu akan memperoleh umpan balik (feedback) dari individu lain atas perilakunya dengan harapan Artikel Skripsi individu akan lebih aktif dalam berinteraksi. Dalam layanan konseling selalu diberikan dorongan dan motivasi. Dari intervensi tersebut diukur secara kontinyu untuk mengetahui bagaimana penurunan kecemasan bertanya siswa didalam kelas. Data hasil observasi dan angket akan dianalisis secara deskriptif. Penelitian pada kasus tunggal penggunaan statistik yang kompleks tidak dilakukan tetapi lebih banyak menggunakan statistik deskriptif yang sederhana sebab dalam penelitian dengan desain kasus tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok (Sunanto dkk, 2005: 96). Dalam analisis data ini pada dasarnya ada dua langkah yaitu, analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. III. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan proses penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan konseling kelompok mampu mengurangi kecemasan 8

9 bertanya didalam kelas ini terbukti bahwa data-data observasi didalam kelas sebelum melakukan fase intervensi subjek benar-benar mengalami kecemasan bertanya didalam kelas. Setelah dilalukan fase intervensi oleh peneliti, subjek menunjukkan perubahan penurunan kecemasan bertanya didalam kelas secara bertahap, yang didukung oleh dengan data analisis visual dalam kondisi dan analisis visual antar kondisi. Dalam analisis visual dalam kondisi kedua subjek menunjukkan bahwa subjek mengalami penurunan tingkat kecemasan bertanya dengan skor yang semakin menurun secara bertahap dengan estimasi kecenderungan arah menurun atau perubahan positif dengan presentase stabilitas kecil yang artinya membaik. Jejak data dalam baseline A dan B kedua IV. DAFTAR PUSTAKA Gibson, L Robert dan Marianne H. Mitchell Bimbingan Dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halgin dan Susan Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika. Artikel Skripsi subjek mengalami kecenderungan menurun dengan level stabilitas baseline A lebih stabil dibandingkan baseline B dengan level perubahan positi (+) yang artinya membaik atau bisa dibilang kecemasan bertanya subjek didalam kelas menurun. Sedangkan dalam analisis visual antar kondisi dengan perubahan kecenderungan arah perubahan tingkat kecemasan bertanya dikelas kedua subjek menuju pada perubahan positif, yang perubahannya dapat dilihat pada grafik yang arah trendnya menurun. Dengan perubahan level positif yang artinya membaik dan presentase overlap juga baik karenna kedua subjek sama-sama mempunyai presentase kecil, karena semakin kecil presentase overlap semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. Juntika, Nurihsan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika Aditama Kartono Psikologi Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada Kristanto, Purnawan Mengatasi Rasa Cemas Ketika Berbicara di 9

10 Depan Umum, (Online), diunduh 12 Desember Latipun Psikologi Eksperimen (Edisi Kedua). Malang: UMM Press. Lesmana, Jennate Murad Dasar Dasar Konseling. Jakarta: Ui-Press. Lexy, J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Mujianto.2013.Skripsi.Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Kedisiplinan Siswa. Kediri: UNP Kediri. Nursalim dan Atmadjaya Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Surabaya Unesa University Press. Nursalim, Mohammad Layanan Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: PT.Buku Kita. Oktaviana Penggunaan Strategi Reframing untuk Membantu Siswa Mengurangi Perasaan Cemas Ketika Bertanya Dikelas. (Online), tersedia: http//ejournal.unesa.artickel.pdf.ac. id diunduh 8 Oktober 2015 Artikel Skripsi Prayitno Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Santrock, W John Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana. Sarastika, Pradipta Stop Minder dan Grogi Saatnya Tampil Beda dan Percaya Diri. Yogyakarta: Araska. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunanto, juang dkk Pengantar penelitian dengan subyek tunggal. CRICED University of Tsukuba. (Online), tersedia: tadocpdf200510text.685.pdf, diunduh 17 Desember Tohirin Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.Rajagrafindo. Winkel, WS Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo 10