BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Widyawati Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoadmojo, 2003) Tingkat Pengetahuan Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan pada tingkat ini dapat berupa mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan obyek yang dipelajari.
2 3. Aplikasi (Application) Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dan dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2007).
3 Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan yang baru dan harapan baru, semakin bertambah umur semakin banyak seseorang menerima respon suatu objek (Notoatmodjo, 2003). b. Pendidikan Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu (Nursalam, 2008). Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2003). Menurut Koentjaraningrat (1997), dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2008). c. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan berarti sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Dengan adanya pekerjaan, seseorang akan memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang. Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktik yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
4 2.2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pengertian Umum SUTET Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara yang bertegangan di atas 245 kv. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit ke pusat beban, atau dari pusat beban ke pusat beban yang lebih jauh (Departemen Pertambangan dan Energi, 1992). Gambar 2.1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik (PLN 2003, dimodifikasi Sulistyowati R., 2005) Penggunaan Tata Ruang Seiring dengan pesatnya perkembangan di segala bidang, demikian juga pertumbuhan penduduk yang cukup besar maka lahan yang tersedia pun semakin sempit sehingga jalur yang dilalui SUTET kemungkinan tidak dapat dihindari dan
5 terpaksa melewati daerah pemukiman tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan ruangan kosong (clearance space) yang menjadi batas aman antara konduktor dengan objek-objek di bawah atau di sekitar saluran transmisi tersebut. Disekitar SUTET terdapat ruang bebas dan ruang aman. Definisi ruang bebas dan ruang aman SUTET menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992 adalah sebagai berikut: Ruang bebas (clearance space) adalah ruangan kosong di sekeliling penghantar/konduktor (kawat listrik) SUTET yang harus bebas dari objek-objek ataupun segala bentuk aktivitas kegiatan, harus dibebaskan dari orang, mahluk hidup lain dan benda apapun demi keselamatan orang, mahluk hidup serta benda lain tersebut dan juga demi keamanan SUTET itu sendiri. Ruang Aman (Right of Way) adalah ruang yang berada di luar ruang bebas yang tanahnya masih dapat dimanfaatkan (Departemen Pertambangan dan Energi, 1992). Tabel 2.1.Jarak Bebas Minimum ( Batas Daerah Aman) antara konduktor SUTET terhadap tanah dan benda lain No Lokasi 275 kv (m) 500 kv (m) a. b. Lapangan atau daerah terbuka Daerah dengan keadaan tertentu Bangunan tidak tahan api Bangunan tahan api c. d. e. f. g. h. Jalan raya Perkebunan Lapangan olahraga Rel kereta api Jaringan transmisi lainnya, penghantar udara tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antena radio dan televisi Jembatan besi (Departemen Pertambangan dan Energi, 1992)
6 2.3. Medan Elektromagnetik Pengertian Medan Elektromagnetik Medan elektromagnetik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh adanya sumber arus dan tegangan. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet. Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut. Medan listrik dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik, sehingga medan listrik mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik penyebabnya, positif atau negatif. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh arus listrik akan dilingkupi medan elektromagnetik. Partikel atau benda yang bermuatan listrik, di sekitarnya akan timbul medan listrik. Pada medan listrik, garis medannya mempunyai bagian awal dan akhir, yaitu berawal dari kawat penghantar yang bertegangan sebagai sumbernya dan berakhir pada struktur konduktif, misalnya tanah atau permukaan benda-benda yang berada di atas tanah dan merupakan titik akhir garis medan listrik tersebut (Anies, 2006). Medan magnet adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada benda-benda magnet atau partikel bermuatan listrik. Medan magnet terbesar berada di dekat kawat penghantar dan akan semakin kecil jika jarak semakin jauh. Dengan kata lain, kuat medan magnet makin melemah jika jarak dari sumber semakin jauh. Medan magnet akan menembus dan tidak dapat dihalangi oleh benda-benda yang tidak permeabel seperti tubuh manusia, bangunan, tanah dan pepohonan (ICNIRP, 1998) Radiasi Medan Eletromagnetik Radiasi adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium, misalnya perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indera manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang
7 hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet dibangkitkan oleh alam dan sudah ada sejak bumi serta alam semesta ini diciptakan. Medan listrik dan medan magnet yang dibangkitkan peralatan buatan manusia muncul sejak ditemukan energi listrik (Anies, 2006). Secara teoritis elektron yang membawa arus listrik pada jaringan tinggi akan bergerak lebih cepat bila perbedaan tegangannya semakin tinggi. Elektron yang membawa arus listrik pada jaringan interkoneksi dan jaringan transmisi akan menyebabkan timbulnya medan magnet maupun medan listrik. Elektron bebas yang terdapat dalam udara di sekitar jaringan tegangan tinggi, akan dipengaruhi oleh adanya medan magnet dan medan listrik, sehingga gerakannya akan semakin cepat dan dapat menyebabkan timbulnya ionisasi di udara. Ionisasi dapat terjadi karena elektron sebagai partikel yang bermuatan negatif dalam gerakannya akan bertumbukan dengan molekul-molekul udara sehingga timbul ionisasi berupa ionion baru (Sulistyowati, 2005). Proses ini akan berjalan terus selama ada arus pada jaringan tegangan tinggi dan akibatnya ion dan elektron akan semakin berlipat ganda. Udara yang lembab karena adanya pepohonan di bawah jaringan tegangan tinggi akan lebih mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan elektron yang disebut avalanche. Akibatnya, akan menimbulkan korona berupa percikan busur cahaya yang seringkali disertai dengan suara mendesis dan bau khusus yang disebut bau ozon. Peristiwa avalanche dan timbulnya korona akibat adanya medan magnet dan medan listrik inilah yang sering disamakan dengan radiasi gelombang elektromagnet atau radiasi tegangan tinggi (ICNIRP, 1998) Pengaruh Elektromagnetik SUTET terhadap Kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 Pasal 2 menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja, tetapi juga diukur dari dari produktivitasnya. Menurut teori Blum, derajat
8 kesehatan masyarakat merupakan resultan dari empat faktor, yaitu (1) lingkungan, (2) perilaku kesehatan, (3) pelayanan kesehatan, dan (4) faktor keturunan. Dari keempat faktor tersebut, lingkungan merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kondisi kesehatan berkaitan erat dengan lingkungan yang meliputi lingkup yang sangat luas, yaitu berbagai pajanan yang berasal dari aspek lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (Sulistyowati, 2005). Secara umum, potensi gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik pada manusia, berupa: (1) efek jangka panjang dan (2) efek hipersensitivitas, dengan berbagai manifestasinya. Potensi terjadinya proses degeneratif dan keganasan tergantung batas pajanan medan listrik dan medan magnet dalam satuan waktu, sedangkan efek hipersensitivitas tidak harus tergantung pada batas pajanan. Medan elektromagnetik memiliki potensi gangguan kesehatan apabila seseorang terpajan melampaui nilai ambang batas (NAB). Batas pajanan medan listrik dan medan magnet yang direkomendasikan oleh WHO (World Health Organization ) dan IRPA (International Radiation Protection Association) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet Keterangan Medan Listik (kv/m) Medan Magnet (mt) Lingkungan Kerja 1. Sepanjang hari kerja 10 < 0,5 2. Waktu Singkat 30 (s/d 2 jam/hari) 5,0 (s/d 2 jam/hari) Lingkungan Umum 1. Sampai 24 jam/hari 5 0,1 (ruang terbuka) 2. Beberapa jam/hari 10 1 (WHO,1987; IRPA, 1990) Pengaruh radiasi medan listrik dan medan magnet gelombang elektromagnetik pada manusia berkaitan dengan terjadinya perubahan-perubahan pada struktur maupun fungsi sel. Jika terjadi perubahan fungsi dan struktur sel maka kemungkinan akan menimbulkan perubahan pada jaringan dan selanjutnya
9 akan mengganggu fungsi organ sehingga bisa mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan setelah berlangsung dalam jangka waktu lama. Sel-sel yang menyusun jaringan dan membentuk organ tubuh mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh lingkungan. Tingkat kepekaan organ tubuh tergantung pada sifat sel penyusunnya, sedangkan tingkat kepekaan sel tergantung pada kecepatan pembelahan sel (reproduksi sel). Semakin cepat selnya membelah maka sensivitasnya semakin tinggi atau semakin peka terhadap lingkungannya. Diperkirakan bahwa radiasi elektromagnetik berpotensi menimbulkan ionisasi pada molekul DNA. Apabila mekanisme perbaikan sendiri dari sel tersebut tidak seluruhnya bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan ionisasi maka perubahan oleh karena kerusakan ionisasi akan menetap. Selanjutnya, akan diturunkan kepada selsel hasil belahannya. Perubahan sel anak inti dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsional secara keseluruhan (Amsyari, 1989; Wardhana, 1996). Beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh perubahan dalam tubuh antara lain: 1) Sistem darah, berupa leukemia. 2) Sistem reproduksi, berupa infertilitas. 3) Sistem saraf, berupa degeneratif saraf tepi. 4) Sistem kardiovaskular, berupa perubahan ritme jantung. 5) Sistem endokrin, berupa perubahan metabolisme hormon melatonin. 6) Psikologis, berupa gangguan irama sirkadian. 7) Hipersensitivitas Potensi gangguan terhadap sistem darah, kardiovaskular, reproduksi dan saraf, memerlukan waktu yang panjang dan tidak dapat dirasakan atau diamati dalam waktu pendek, sedangkan potensi gangguan pada sistem hormonal, psikologis dan hipersensitivitas, umumnya dapat terjadi dalam waktu pendek. Manifestasi gangguan dalam jangka waktu pendek, biasanya berupa berbagai keluhan. Keluhan yang paling banyak dikemukakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar SUTET adalah sakit kepala, pening dan keletihan menahun (Anies, 2006; Ahmadi & Handoko, 2009 ).
10 Berdasarkan hasil penelitian terhadap melatonin disebutkan bahwa pajanan medan elektromagnetik dapat menekan pengeluaran hormon melatonin. Melatonin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak. Diduga kuat melatonin merupakan pencegah tumorogenesis pada payudara atau pencegah pembentukan kanker payudara (Anon, 2003; Anies, 2005). Pada Juni 1998, NIEHS (National Institute of Environmental Health Science) mengambil keputusan dengan mengacu pada kriteria yang dipakai oleh lembaga internasional yang bergerak di bidang penelitian kanker (International Agency for Research on Cancer, IARC). National Institute of Environmental Health Science memutuskan bahwa medan elektromagnetik dapat dipertimbangkan sebagai "possible human carcinogen". Namun penelitian masih terus dilakukan untuk menentukan apakah pajanan medan elektromagnetik berpengaruh terhadap munculnya kanker ataukah hanya sebagai ko-promotor saja. Menurut Hawkins, cahaya maupun pajanan medan elektromagnetik dapat menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan termasuk sakit kepala, pening dan keletihan. Petrie et al mengidentifikasi turunnya kadar melatonin dapat menimbulkan gejala jet lag, seperti seseorang yang telah melakukan penerbangan lama, antara lain berupa rasa letih dan sakit kepala, mual dan mudah tersinggung. Hormon melatonin di dalam tubuh mengatur irama sirkadian, sehingga orang dapat tidur pada malam hari dan bangun pada pagi hari. Produksi hormon melatonin dirangsang oleh gelap dan hening serta dihambat oleh sinar yang terang maupun medan elektromagnetik. Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari, terutama pada suasana hening dan gelap, sehingga menyebabkan orang mudah tidur. Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya cahaya, bising serta medan elektromagnetik (Graham et al, 1997). Potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan medan elektromagnetik adalah timbulnya reaksi hipersensitivitas yang disebut dengan electrical sensitivity. Electrical sensitivity atau dikenal pula dengan istilah
11 electrical hypersensitivity, merupakan problem kesehatan masyarakat yang semakin berkembang sebagai akibat pengaruh radiasi medan elektromagnetik (Riedlinger, 2005). Gejala hipersensitivitas timbul bila produksi hormon melatonin berkurang. Hipersensivitas merupakan gangguan fisiologis yang ditandai dengan sekumpulan gejala neurologis dan kepekaan (sensitivitas) terhadap medan elektromagnetik. Banyak orang yang memiliki sensitivitas terhadap tingkat frekuensi tertentu dari medan elektromagnetik. Gejala electrical sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala (headache), pening (dizziness), keletihan yang konstan atau menahun (chronic fatigue syndrome), dan gangguan tidur berupa sukar tidur (insomnia). Di samping itu, beberapa gejala lain adalah jantung berdebar-debar (tachycardia), mual (nausea) tanpa ada penyebab yang jelas, muka terasa terbakar (facial flushing), rasa sakit pada otototot (pain in muscles), telinga berdenging (tinnitus), kejang otot (muscle spasms), kebingungan (confusion), gangguan kejiwaan berupa depresi (depression) serta gangguan konsentrasi (difficulty in concentrating) (Grant, 1995; Anies, 2005). Selain pengaruh terhadap kesehatan, keberadaan SUTET disekitar pemukiman sering menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang bertempat tinggal di bawah atau di sekitarnya. Beberapa gejala yang dikemukakan berkaitan dengan adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi tersebut. Fenomena yang terjadi oleh karena pengaruh radiasi elektromagnetik antara lain sebagai berikut: 1. Menimbulkan busur cahaya yang jelas terlihat pada malam hari. 2. Suara mendesis yang juga jelas terdengar pada malam hari. 3. Bulu/rambut berdiri, pada bagian badan yang terpajan, akibat gaya tarik medan listrik yang kecil. 4. Lampu neon dan tes-pen dapat menyala redup. 5. Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantarkan listrik, misalnya atap seng, pagar besi, kawat jemuran, badan mobil dan sebagainya (Anies, 2006).
12 2.5. Manajeman Berbasis Lingkungan Masalah kesehatan masyarakat akibat radiasi elektromagnetik pada hakikatnya merupakan masalah lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan paling tepat untuk mengatasi hal ini adalah manajemen berbasis lingkungan. Perhatian utama pada faktor penyebab, media transmisi, dengan memperhatikan faktor penduduk sebagai objek yang terjangkit atau terpajan, sebelum melakukan penanganan pada manusia yang menderita penyakit. Dalam proses kejadian penyakit, termasuk penyakit yang berpotensi ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik SUTET, pada hakikatnya dapat diuraikan dalam empat simpul, yaitu: a. Simpul A Simpul A merupakan penanganan terhadap sumber penyakit, dalam hal ini adalah SUTET. Sumber penyakit merupakan titik yang secara konstan menimbulkan pajanan. Jadi, prinsip penanggulangan yang utama pada simpul A adalah menjauhkan penduduk dari pajanan medan elektromagnetik SUTET dan diusahakan SUTET tidak melewati pemukiman penduduk, yaitu dengan melewati lahan-lahan yang kosong dari pemukiman (Anies, 2006). b. Simpul B Simpul B merupakan penanganan terhadap komponen lingkungan berupa media transmisi. Dalam kaitannya dengan SUTET, berada di dalam rumah sebenarnya sudah sangat mengurangi pajanan, bahkan relatif meniadakan pajanan. Hal ini dipengaruh oleh konstruksi bangunan misalnya dinding dan atap rumah. Beberapa upaya yang berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang terkesan sederhana, sebenarnya dapat dilakukan untuk mengurangi pajanan radiasi bagi penduduk yang bertempat tinggal atau berada di bawah SUTET, yaitu: 1) Mengusahakan agar rumah menggunakan langit-langit (plafon). 2) Apabila atap rumah terbuat dari logam atau seng yang berfungsi sebagai penghantar listrik, sebaiknya dilakukan pentanahan (grounding).
13 3) Apabila atap rumah tidak berbahan logam, misalnya genting, asbes atau sirap, usahakan untuk tidak dipergunakan meletakkan bahan logam seperti antena televisi, talang seng dan sebagainya. 4) Semua benda logam, misalnya kawat jemuran, mobil, sepeda motor yang berada di bawah SUTET, sebaiknya dialirkan ke dalam tanah agar netral kembali. 5) Jangan membuat jemuran yang atasnya bebas sama sekali dari pepohonan. Buatlah jemuran dari kayu, bambu, tali plastik, dan bukan dari kawat maupun tiang besi. 6) Tanamlah sebanyak mungkin pohon di lahan kosong di sekitar rumah. 7) Sebaiknya tidak berada di luar rumah di bawah SUTET, terutama pada malam hari. Pada saat ini arus yang mengaliri kawat penghantar SUTET lebih tinggi daripada siang hari (Anies, 2006). c. Simpul C Simpul C merupakan manajemen terhadap perilaku pemajanan. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit, dalam hal ini radiasi elektromagnetik. Namun, simpul ini belum menunjukkan gejala maupun tanda sesuatu penyakit, meskipun kemungkinan telah terdapat perubahan-perubahan pada sistem atau organ tubuhnya. Pengukuran ataupun deteksi dini pada simpul C dapat dilakukan dengan mengukur perubahan-perubahan pada sistem atau organ tubuh secara berkala (Anies, 2006). d. Simpul D Simpul D merupakan gangguan kesehatan atau penyakit, yang merupakan hasil akhir dari interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Penanganan pada simpul ini adalah pengobatan terhadap berbagai gangguan kesehatan yang terjadi, baik berupa keluhan dan gejala, maupun penyakit menahun (Anies, 2006).
BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET
BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi merupakan media pendistribusian listrik oleh PLN berupa kabel dengan tegangan listriknya dinaikkan hingga mencapai 500kV
Lebih terperinciKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 18 TAHUN 2015 RUANG BEBAS DAN JARAK BEBAS MINIMUM PADA SALURAN
Lebih terperinciMAKALAH EKONOMI LINGKUNGAN KELAS AA ANALISIS PEMBANGUNAN SUTET (SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI) DAN PERAN AMDAL DI INDONESIA
MAKALAH EKONOMI LINGKUNGAN KELAS AA ANALISIS PEMBANGUNAN SUTET (SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI) DAN PERAN AMDAL DI INDONESIA Dosen: Prof. Dr. Maryunani, SE, MS Asisten: Herman Cahyo Diartho Andistya
Lebih terperinciMENGATASI GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT AKIBAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK DENGAN MANAJEMEN BERBASIS LINGKUNGAN
MENGATASI GANGGUAN KESEHATAN MASYARAKAT AKIBAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK DENGAN MANAJEMEN BERBASIS LINGKUNGAN PIDATO PENGUKUHAN Disampaikan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciAnalisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya
Analisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya Disusun oleh Nama : Rangga Erlangga NPM : 15411866 Jurusan : Teknik Elektro Dosen Pembimbing I : Dr. Hartono Siswono, ST., MT Dosen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992
PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal.: 07 Februari 1992 PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION..... PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan yang semakin modern membuat manusia hampir selalu berhubungan dengan alat-alat elektronik. Penggunaan peralatan elektronik meningkat seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Efek fisik yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dibedakan antara radiasi yang menghasilkan ion dan tidak menghasilkan ion. Radiasi pengion mempunyai ciri energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bagi manusia dan makhluk hidup yang berkembang biak secara generatif, spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya. peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan terhadap energi listrik juga meningkat. Untuk mengantisipasinya, pemerintah membuat kebijakan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dasawarsa terakhir, perkembangan globalisasi semakin meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam peningkatan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan
Lebih terperinciMedan, Indonesia, Abstract
GAMBARAN GEJALA HIPERSENSITIFITAS AKIBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DARI BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 1 Fatiyah Tul Khoir Nst 1, Taufik Ashar, MKM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciDAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA
DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA Di Susun Oleh : Kelompok 2 1. AdityaEka 14.03.0.020 2. AnggaPrayoga. S 14.03.0.048 3. HasbiSagala 14.03.0.011 4. MuhammadIqbal 14.03.0.040
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Namun demikian, kemajuan yang sangat pesat dari teknologi tersebut juga memberikan dampak negatif
Lebih terperinciHubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Dan Faktor Lain Dengan Keluhan Subyektif Pada Tenaga Kerja Industri Eletronik GE di Yogyakarta
Hubungan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Dan Faktor Lain Dengan Keluhan Subyektif Pada Tenaga Kerja Industri Eletronik GE di Yogyakarta Bina Kurniawan *), Ida Wahyuni *) *) Bagian Keselamatan Dan Kesehatan
Lebih terperinciPERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR
PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PRILAKU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKIRAR JARINGAN SUTT TRANSMISI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN.
FP Unsri IDENTIFIKASI PRILAKU DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKIRAR JARINGAN SUTT TRANSMISI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN Muhammad Arbi Staf Pengajar Universitas Sriwijaya Jl Palembang-Prabumulih
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET PADA HANDPHONE DALAM MODE PANGGILAN DAN STAND BY Hisyam Yassar Abdullah unitaur77@gmail.com Sudarti sudarti.fkip@unej.ac.id Alex Harijanto alexharijanto.fkip@unej.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di kota-kota besar di negara-negara dunia sering ditemukan adanya daerah kumuh atau pemukiman miskin. Daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan,
Lebih terperinciPEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV DI PROPONSI RIAU
PEMAJANAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 1 KV DI PROPONSI RIAU Suwitno, Fri Murdiya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru Email : suwitnowd@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciSTUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN
STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN I.N.Y. Prayoga 1, A.A.N. Amrita 2, C.G.I.Partha 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN POHON PADA RUANG BEBAS SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM), SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik diberbagai wilayah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara-negara industri di kota-kota besar seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Sudah sejak dulu diketahui bahwa bising industri dapat
Lebih terperincihidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka
Lebih terperinciKAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV
KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 15 KV I.P.H. Wahyudi 1, A.A.N.Amrita 2, W.G. Ariastina 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Email
Lebih terperinciRUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI. Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng.
RUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng. PENGUKURAN MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTRIK Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang medan B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata Listrik bisa membangkitkan bayangan teknologi modern yang kompleks: komputer, cahaya, motor, daya listrik. Tetapi gaya listrik akan tampak memainkan peranan yang
Lebih terperinciKebisingan Kereta Api dan Kesehatan
Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciSpektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Cahaya
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. antara V/m. Demikian juga bumi secara alamiah bermedan. listrik V/m dan bermedan magnet 0,004-0,007 mt.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Medan listrik dan medan magnet sudah ada sejak bumi kita ini terbentuk. Awan yang mengandung potensial air, terdapat medan listrik yang besarnya antara 3000-30.000 V/m.
Lebih terperinciEFFEK SAMPING PENGGUNAAN PONSEL
EFFEK SAMPING PENGGUNAAN PONSEL Enny Pranata Laboratorium Pendidikan Program Studi Diploma III Teknik Elektro Program Studi Diploma III Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Enny,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinci1. Gejala Listrik Statis
1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciBAB III BENTUK GANGGUAN YANG DALAM MASYARAKAT AKIBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MENARA TOWER TELEKOMUNIKASI
BAB III BENTUK GANGGUAN YANG DALAM MASYARAKAT AKIBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MENARA TOWER TELEKOMUNIKASI D. Bentuk Gangguan yang Dialami Masyarakat Akibat Adanya Tower Telekomunikasi Level batas radiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan
Lebih terperinciPetir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt
Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang
Lebih terperinciGERAK, GAYA, DAN ENERGI
MATERI ESENSIAL IPA SEKOLAH DASAR (Pengayaan Materi Guru) FISIKA GERAK, GAYA, DAN ENERGI Agus Fany Chandra Wijaya DIGITAL LEARNING LESSON STUDY JAYAPURA 2009 GAYA DAN ENERGI I. Peta Konsep Gaya dan Energi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Lebih terperinci2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.951, 2015 KEMEN ESDM. Saluran Udara. Tegangan Tinggi. Tegangan Ekstra Tinggi Arus Searah. Jarak Bebas Minimum. Ruang Bebas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil. Jumlah Penurunan Glomerulus Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus musculus L.) setelah diberi perlakuan pajanan medan listrik tegangan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :. TAHUN TENTANG KOMPENSASI ATAS TANAH, BANGUNAN DAN TANAMAN YANG DILINTASI TRANSMISI TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekstra Tinggi) adalah pendistribusian arus listrik dari sumber energi menuju
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gelombang Elektromagnetik SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) adalah pendistribusian arus listrik dari sumber energi menuju daerah-daerah
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 Jenjang Pendidikan Mata Pelajaran Kurikulum Jumlah Soal Waktu No 1 2 3 4 5 Kompetensi
Lebih terperinciSistem Telekomunikasi
Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,6 Gelombang Elektromagnetik Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/21/2015 Outline I Pengertian gelombang
Lebih terperinciTINGKAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK BEBERAPA LAPTOP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume, Nomor, Juli 03 TINGKAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK BEBERAPA LAPTOP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN Debby Thandung Fransiska Lintong Wenny Supit Kandidat Skripsi
Lebih terperinciBAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA
BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak perubahan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya penggunaan handphone (Hp). Banyak keuntungan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup masyarakat, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan suplai
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak sekali radiasi. Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah radiasi sering dianggap menyeramkan, sesuatu yang membahayakan, mengganggu kesehatan, bahkan keselamatan. Padahal di sekitar kita ternyata banyak sekali radiasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar seperti suhu, kelembaban,
Lebih terperinciKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan
DTG1I1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan By Dwi Andi Nurmantris Apakah anda pernah kesetrum? Bahaya Listrik q Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan. media untuk merambat. Paparan gelombang elektromagnetik dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan media untuk merambat. Paparan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan penurunan berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1950. Telepon kemudian berubah menjadi sebuah alat penting dalam dunia telekomunikasi. Penggunaan telepon memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata Listrik bisa membangkitkan bayangan teknologi modern yang kompleks: komputer,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata Listrik bisa membangkitkan bayangan teknologi modern yang kompleks: komputer, cahaya, motor, daya listrik. Tetapi gaya listrik akan tampak memainkan peranan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet
Lebih terperinciPENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK
VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana
Lebih terperinciEfisiensi tumbuhan dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu)
Jurnal Gradien Vol.8 No.12 Januari 2012 : 722-727 Efisiensi dalam meredam Gelombang elektromagnetik (studi kasus di sutt kota bengkulu) Arif Ismul Hadi, Rida Samdara & Hesna Nurliana Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Tidur merupakan keadaan seseorang memasuki alam bawah
Lebih terperinciTINGKAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK BEBERAPA LAPTOP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN
TINGKAT RADIASI ELEKTROMAGNETIK BEBERAPA LAPTOP DAN PENGARUHNYA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN Debby Thandung Fransiska Lintong Wenny Supit Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang industri, sarana transportasi, perluasan daerah pemukiman dan lain sebagainya.
Lebih terperinciPertanyaan berhubungan dengan gambar di bawah ini serta pilihan yang ada.
Pertanyaan 01-03 berhubungan dengan gambar di bawah ini serta pilihan yang ada. 01. Sebuah proyektil diluncurkan pada sebuah sudut dari arah horizontal. Asumsikan hambatan udara bisa diabaikan. Mana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan terdapat jatuh tegangan (voltage drop) yang besarnya sebanding dengan panjang saluran. Penggunaan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 No Kompetensi Dasar Kelas/ smtr 1 Menentukan besaran pokok, besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur dalam 2 Menentukan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan pendengaran merupakan masalah utama pada pekerja-pekerja yang bekerja di tempat yang terpapar bising, misalnya pekerja di kawasan industri antara lain pertambangan,
Lebih terperinciPT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan
SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keselamatan Pasien (Patient Safety) a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety) Patient safety adalah prinsip dasar dari perawatan kesehatan (WHO). Keselamatan
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising
Lebih terperinciB. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Muatan Listrik. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 Muatan Listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat: 1. Melakukan percobaan untuk memperoleh jenis muatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin
1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan
Lebih terperinciSOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN
SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN 2009 2010 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Sekolah KurikulumAcuan Waktu Kelas : IPA : Sekolah Menengah Pertama : KTSP : (120 menit) : IX PETUNJUK UMUM : 1. Tulis nama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang
I. PENDAHULUAN Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga hubung singkat atau percikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
Lebih terperincimemanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek ini akan muncul ketika cahaya mendorong elektron keluar dari benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur
A. Latar Belakang Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel surya. Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciMateri 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1
Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc
Lebih terperinci