BAB II Kajian Teoritis. adalah orang yang memfasilitasi ahli ilmu pengetahuan, sedangkan Kamus besar bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II Kajian Teoritis. adalah orang yang memfasilitasi ahli ilmu pengetahuan, sedangkan Kamus besar bahasa"

Transkripsi

1 2.1 Hakekat Guru BAB II Kajian Teoritis Pengertian Guru Chotimah (dalam Jamal, 2009:20) berpedapat bahwa guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi ahli ilmu pengetahuan, sedangkan Kamus besar bahasa Indonesia dalam DKPM Wordpress (2011:1) mengartikan guru sebagai seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar, dalam bahasa Arab disebut mu allim dan dalam bahasa Inggris disebut teacher itu semua memiliki arti yang sederhana yakni A Person Occupation is Teaching Other artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (dalam DKPM Wordpress, 2011:1) bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang. Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik, sedangkan menurut Hadari Nawawi pengertian guru secara sempit yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas (DKPM Wordpress: 2011:1) Beberapa pengertian tentang guru diatas dapat peneliti ambil kesimpulannya bahwa Secara luas guru diartikan sebagai orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dan mencapai kedewasaan masingmasing, oleh karenanya guru mempunyai makna sebagai seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah. Guru merupakan

2 jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebab pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu, Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya Fungsi dan Tugas Guru Jamal (2009:39) memberikan pendapat tentang beberapa fungsi dan tugas guru. Fungsi dan tugas guru tersebut adalah guru sebagai educator (pendidik), leader (pemimpin), fasilitator, motivator, administrator dan evaluator. Berikut penjelasan tentang fungsi (peran) dan tugas guru: 1. Guru sebagai educator (pendidik), tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator, ilmu adalah syarat utama, 2) Guru sebagai leader (pemimpin) berarti guru berperan sebagai pemimpin kelas, karena itu ia harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas, 3) Fasilitator, guru sebagai fasilitator bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat, 4) Motivator, sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya dan bagaimanapun berat tantangannya, 5) Administrator, sebagai seorang guru tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya, dari mulai melamar

3 menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah serta catatan-catatan mengenai perkembangan anak, 6) Guru sebagai evaluator diharapkan dapat lebih baik dalam segala hal, kapasitas intelektualnya, integritas kepribadiannya, pendekatan metodologi pengajaran yang lebih segar, progresif, actual dan performance yang lebih menarik dan energik. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat memerlukan peran-peran guru tersebut agar media pun memberikan manfaat yang berkualitas dalam pembelajaran. 2.2 Hakekat Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Arsyad (2011 : 3) berpendapat bahwa kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan pengertian media dalam Kamus Ilmiah Populer bahwa media merupakan alat atau sarana penyampai pesan kepada seseorang (Pius, 2000:448). Selanjutnya Hamidjojo (dalam Arsyad, 2011:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

4 Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alatalat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Nursidiq, 2008:1). Sehingga para pakar (dalam Hamdani, 2011:243) berpendapat bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Media adalah medium yang digunakan untuk membawa/menyampaikan sesuatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan (Blake dan Haralsen dalam Kusumah, 2007:1). Sedangkan Gagne (dalam Arif, 2011: 6) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (dalam Arif, 2011:7) memiliki pengertian yang berbeda bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Pengertian media juga dikemukakan oleh beberapa ahli lain, seperti Gene L. Wilkinson mengartikan media sebagai alat dan b ahan selain buku teks yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar mengajar. Media pembelajaran pada dasarnya me-rupakan media yang digunakan dalam proses pendidikan, sehinga dapat disebut juga sebagai media pendidikan. Danim (dalam Sarjanaku, 2012:1) menyatakan bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Oleh karena itu media pendidikan diartikan Februl (2012:1) sebagai suatu alat atau perantara yang

5 berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Briggs (dalam Arif, 2011:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar melalui contoh-contoh seperti buku, kaset, film, bingkai. Media menjadi alat perangsang bagi kegiatan pembelajaran yang aktif antara guru dan anak. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nanang dan Hanafiah (2009:59) bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media juga dapat dikatakan sebagai alat komunikasi antara guru dan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti yang dikemukakan Atwi (dalam Fatturohman, 2007: 65) bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran Dalam perkembangannya awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalya gambar, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret. Pada abad ke-20 teknologi audio mempengaruhi dan melengkapi perkembangan media visual dalam pengajaran. Perkembangan media pembelajaran melahirkan istilah Multimedia Learning. Mayer (2009: 3) mendefenisikan multimedia learning sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar, yang dimaksud dengan kata-kata adalah materinya disajikan dalam bentuk verbal ( menggunakan kata-kata yang tercetak atau terucapkan) sedangkan yang dimaksud dengan gambar adalah materinya disajikan dalam bentuk

6 gambar. Oleh karena itu media pembelajaran mempunyai karakteristik-karakteristiknya tersendiri. Berikut karakteristik media menurut Arif (2011:28-81): 1) Media Grafis: Media Grafis termasuk media visual, media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Contohnya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, dan papan buletin. 2) Media Audio: Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Contohnya: radio, alat perekam pita magnetik, laboratorium bahasa. 3) Media Proyeksi Diam: Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Contohnya: film bingkai, film rangkai, media transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, permainan dan simulasi. Selanjutnya untuk pengelompokkan media, Richey (dalam Arsyad, 2011:29) mengelompokkan media dalam tiga jenis yaitu; (1) Audio, (2) Visual, dan (3) Audio Visual. Berikut uraian dari masing-masing jenis media; 1) Media Audio, media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk mempelajarai isi tema. Contoh media audio yaitu: kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan AUD pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. 2) Media Visual, adalah media yang dapat menyampaikan pesan atau informasi secara visual, artinya media visual dapat dilihat secara kasat mata dengan menggunakan simbol-simbol berupa gambar-gambar yang memuat pesan tertentu. Jenis media visual merupakan jenis

7 media yang paling sering digunakan guru pada lembaga PAUD untuk membantu menyampaikan tema dari kegiatan yang sedang dijalani. 3) Media Audio Visual, sesuai dengan namanya maka, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audio-visual maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran guru. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh media audio visual yaitu; program televisi/video pendidikan. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa setiap karakteristik media dan jenisnya pada umumnya terwakili pada kegiatan pembelajaran di TK, seperti; gambar, poster, radio, alat perekam pita magnetik, video, televisi, film serta permainan dan simulasi. Karasteristik dan jenis dari media pada hakekatnya merupakan bentuk dari media itu sendiri yang merupakan konsep dari beberapa ahli Manfaat Media Pembelajaran Arif (2011:17) menyatakan kegunaan media pendidikan untuk pembelajaran yaitu: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk katakata tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti; (a) Objek yang terlalu besar; bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model), (b) Objek yang kecil; dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar, (c) Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, bingkai, foto maupun secara verbal, (d) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi,

8 iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lainlain. 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk; (a) Menimbulkan gairah belajar, (b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: (a) Memberikan perangsang yang sama, (b) Mempersamakan pengalaman, (c) Menimbulkan persepsi yang sama Hamalik (dalam Azhar, 2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat berguna dalam menyampaikan pesan pembelajaran yang disajikan secara menarik. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan, pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi (Azhar, 2011:16). Sejalan

9 dengan uraian ini, Yunus (dalam Azhar, 2011:16) mengungkapkan bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman, orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (dalam Azhar, 2011:16) menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena media pembelaajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran. Peneliti menyimpulkan manfaat dari media merupakan nyawa dalam kegiatan pembelajaran antara anak dan guru, disebabkan kehadiran media pembelajaran dapat menghasilkan kegiatan pembelajaran yang hidup atau aktif, anak akan lebih memahami bentuk dan tujuan pengajaran yang dimaksudkan oleh guru. 2.3 Peran Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Peran dalam kamus ilmiah populer karangan Pius dan Dahlan (2000: 469) adalah hal yang berlaku, sedangkan peranan adalah fungsi atau kedudukan. Friedman (dalam Sarjanaku, 2012: 1) menjelaskan bahwa peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individuindividu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Gross dan Masson, (dalam Armin, 2011:1) mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu,

10 selanjutnya Hendropuspito mengungkapkan bahwa istilah peranan menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai lakon, bahkan masyarakat lakon itu sendiri. Masyarakat adalah suatu lakon yang masih aktual, lakon yang besar, yang terdiri dari bagian-bagian dan pementasannya diserahkan kepada anggota-anggota masyarakat. Lakon masyarakat itu disebut fungsi atau tugas masyarakat. Konsepsi peran juga dikemukakan oleh Armin (2011:1), Armin mengan-daikan peran sebagai seperangkat harapan. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas peran mempunyai arti sebagai harapan yang berhubungan dengan manusia/ perilaku manusia, namun dalam hal ini kaitannya dengan media pembelajaran maka pendapat Armin adalah yang paling ideal untuk dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana peran mempunyai arti sebagai seperangkat harapan, sehingga peneliti menyimpulkan pernyataan ini masih berbentuk umum, seperangkat harapan yang dimaksudk an oleh Armin dapat dikaitkan dengan benda hidup ataupun mati. Peran media pembelajaran merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena itu media disajikan dalam bentuk yang menarik, sehingga dapat menambah kegairahan/ perasaan senang dalam belajar. Montessori (dalam Jamal, 2009:17) berpendapat bahwa dalam rentang usia tiga sampai enam tahun terjadi kepekaan untuk peneguhan sensoris dan semakin memiliki kepekaan indrawi, oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dapat mempermudah proses peneguhan sensoris serta kepekaan inderawinya, dengan jalan menyediakan alat untuk penyaluran pesan tersebut (media) dalam bentuk yang menarik sehingga menarik perhatian anak, hal ini menurut Jamal (2009:16) pada tahun-tahun awal ini, anak memiliki periode-periode sensitif atau kepekaan dalam mempelajari

11 atau berlatih sesuatu, sedangkan peran guru dalam penggunaan media pembelajaran dijelaskan oleh Azhar Arsyad. Azhar Arsyad (2011:2), berpendapat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Pendapat Azhar menegaskan para guru dituntut agar mampu menggunakan alatalat yang dapat disediakan oleh sekolah, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, oleh karena itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik dalam Azhar, 1994:6): a) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, b) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, c) Seluk beluk proses belajar, d) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, e) Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, f) Pemilihan dan penggunaan media pendidikan, g) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, h) Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, h) Usaha inovasi dalam media pendidikan. Penggunaan media pengajaran pada hakekatnya memerlukan prosedur dalam penggunaannya. Beberapa langkah penggunaan media dalam mengajar dikemukakan oleh Faturrohman dan Sobry (2007:72) yaitu: (1) Merumuskan tujuan pengajaran (rencana kegiatan harian), (2) Persiapan guru, dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan, (3) Persiapan Kelas, (4) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran, (5) Langkah kegiatan belajar siswa, pemanfaatan media oleh siswa sendiri dengan

12 mempraktekkannya oleh guru langsung baik di kelas atau diluar kelas (6) Langkah evaluasi pengajaran, untuk melihat sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar anak. Dengan demikian anak akan mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan tak terlupakan, mengingat adanya fleksibelitas pembelajaran di Taman Kanak-kanak, melalui tematema yang disediakan dan menarik untuk disajikan, maka media pembelajaran tentu mempuyai peranan dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap pada anak dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya (Arsyad, 2011:7). Bruner (dalam Azhar, 2011:7) berpendapat bahwa ada tiga tingkatan utama dalam modus belajar, yaitu pengalaman langsung, pengalaman pictorial/gambar, dan pengalaman abstrak. Pendapat Bruner tersebut mempunyai kaitan dengan penggunaan media pembelajaran, berikut penjelasannya berdasarkan contoh ; pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata simpul dipahami dengan langsung membuat simpul, pada tingkatan kedua yaitu pengalaman gambar, kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan atau foto. Meskipun anak belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul mereka dapat mempelajarinya melalui gambar, lukisan atau foto. Selanjutnya pada tingkatan ketiga yaitu pengalaman abstrak anak mendengar kata simpul dan mencoba mencocokkannya dengan simpul pada gambar atau mencocokkannya dengan pengalaman membuat simpul. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman belajar yang baru. Tingkatan pengalaman perolehan hasil belajar yang dijelaskan diatas, digambarkan oleh Dale (dalam Azhar, 2011:8) sebagai suatu proses komunikasi. Proses belajar merupakan proses

13 komunikasi dengan media sebagai pengantar pesan. Materi kegiatan pembelajaran disebut sebagai pesan, guru sebagai sumber pesan yang menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu dan siswa sebagai oorang yang menafsirkan pesan dalam bentuk simbol-simbol yang diberikan. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera, sebab semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan (Azhar, 2011: 9). Pendapat Azhar tersebut menegaskan bahwa guru mempunyai peran pada anak untuk menyampaikan informasi-informasi baru kepada anak didiknya melalui penggunaan media. 2.4 Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun Anak berusia antara 5-6 tahun sedangkan berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya. Karasteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah: a)perkembangan kemampuan fisik, pada usia anak menunjukan keingin tahuan yang besar dan aktif. Dia bisa mengatur gerakan badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki. Anak pada usia ini sudah bisa mencuci tangannya sendiri tanpa membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik berkembang sampai si anak dapat mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka dapat menulis beberapa huruf dan angka dan menuliskan namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup, penglihatan anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hampir sebaik orang dewasa. b)perkembangan intelektual tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu: kecerdasan analitis, kecerdasan kreatif, kecerdasan kreatif, kecerdasan praktis. Anak usian 5-6 tahun berada pada akhir tahap pra-operasional, tahap saat

14 pemikiran simbolis sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran simbolis membuat dia mampu untuk membuat suasana kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu dalam pikiran anak. Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan pikirannya. Kosa kata anak meningkat sampai kata pada usia 6 tahun. Kata tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan) lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya. c)perkembangan kemampuan sosial, anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih baik kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat dari cara bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja sama dalam bermain. Anak senang bermian bersama dan tolong menolong dalam mencapai tertentu. Ada kecenderungan tolong menolong ini dalam bermain dan kegiatan lainnya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang yang lebih mudah dari itu. Anak sudah mampu berbagi dengn oranglain, mampu sabar menunggu giliranya, dan mampu menerima tanggung jawab yang ringan. d)perkembangan emosional, emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkah kepandaian dalam memahami emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti misalnya mampu mempartisipasi diri sendiri dan tahap menghadapi rasa frutasi, mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk tetap berfikir, berempati (mampu membayakan dan merasakan perasaan oranglain) dan berharap. Pada usia anak ini, kosa kata anak berhubungan dengan emosi meningkat secara bertahap, sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi ekpresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga belajar ekpresi emosi dirinya. e)perkembangan kepribadian, selain faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak

15 hanya belajar tingkah laku tentang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh menurut lajunya masing-masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut diatas tumbuh bersamaan atau berurutan sehingga hal yang wajar jika terjadi variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para orangtua atau pendidik bahwa kegiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan dengan mempertimbangkan karasteristik anak seperti yang telah disebutkan diatas. 2.5 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati Pakaya yaitu; Analisis Penggunaan Media Pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal II Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo, Program Studi SI PG-PAUD Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal II Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas dan kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal II dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang secara sistematis menggambarkan penggunaan media di TK Aisyiyah Bustanul Athfal II. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidik dalam segi pemanfaatan media seluruh guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal II (ABA II) 100 % (6 orang) menggunakan media pembelajaran untuk semua jenis media (audio, visual, dan audio visual) sedangkan untuk

16 penguasaan penggunaan jenis-jenis media tersebut mempunyai presentase masing-masing. Untuk penguasaan penggunaan media audio hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 orang guru, 1 orang guru (17%) sangat sering meminta bantuan orang lain dalam menggunakan media audio pada kegiatan pembelajaran sedangkan 5 orang guru lainnya sekitar 83% tidak lagi meminta bantuan orang lain. Selanjutnya untuk penggunaan media visual 5 orang guru (83%) kadang-kadang meminta bantuan 1 orang guru (17%), tidak pernah meminta bantuan orang. Sedangkan dalam penguasaan penggunaan media audio visual terdapat 4 orang (67%) guru kadang meminta bantuan orang lain dan 2 orang (33%) tidak meminta bantuan dalam menggunakan media audio visual. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran di TK ABA II Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo tergolong dalam kategori baik, akan tetapi dalam hal penguasaan penggunaan media tergolong dalam kategori sangat rendah.

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN Seiring dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) peranan media dalam pembelajaran tengah mendapat perhatian yang serius. Belajar dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dari bayi hingga ke

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dari bayi hingga ke 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses belajar merupakan bagian terpenting dalam hidup seseorang, proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama oleh Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 MEDIA DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

Hakikat Media Pembelajaran

Hakikat Media Pembelajaran Hakikat Media Pembelajaran Pembelajaran sebagai proses komunikasi Gangguan hambatan (noise) Komunikator Pesan (message) Saluran (cannel) Komunikan (Penerima) Feed back Faktor yang berpengaruh komunikasi:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Pembelajaran Scientific 1. Pengertian Pendekatan Scientific Pendekatan scientific lebih dikenal dengan istilah pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Permendikbud No.

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. 7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR

BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR BAB II PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA PERILAKU TERPUJI DI SEKOLAH DASAR A. Karakteristik Pembelajaran Siswa SD Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kalangan masyarakat berlaku pendapat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik status sosialnya dan penghormatan masyarakat juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh positif baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Bagi guru adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan murid, agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat tercapai dengan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio visual Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Media 1. Pengertian Media Ada beberapa tafsiran tentang pengertian media, sebagian orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir 101 BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan: 1-2 dapat menjelaskan konsep dasar media ekonomi dan koperasi Hakekat media Mata

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR

MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR Anik Indramawan, Suhartono, Noor Hafidhoh Dosen Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk Abstrak Salah satu faktor keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR 8 BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan pada BAB I, maka dalam penelitian ini difokuskan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. siswa SDN 02 Kendalbulur, Boyolangu, Tulungagung. pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.

BAB V PEMBAHASAN. siswa SDN 02 Kendalbulur, Boyolangu, Tulungagung. pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. BAB V PEMBAHASAN A. Pentingnya Media Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis data yang berupa deskripsi data masing-masing variabel maupun pengujian hipotesis, maka ada beberapa hal yang perlu diinterprestasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan.

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar...2

Lebih terperinci

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB Oleh Dadang Supriatna, M.Ed PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAMAN KANAK KANAK DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Dilain sisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci