EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA PROSES PEMBILASAN ALAT MAKAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA PROSES PEMBILASAN ALAT MAKAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN"

Transkripsi

1 EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA PROSES PEMBILASAN ALAT MAKAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN (EFECTIVINESS OF BETEL LEAF EXTRACT CONCENTRATION (Piper betle L.) ON THE CUTLERY RINSING PROCESS TO NUMBER OF BACTERIA IN THE POLTEKKES KEMENKES BENGKULU) Gamaiwarivoni Wachidin 1) dan Agus Widada 2) 1,dan2 jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes KemenKes Bengkulu Jl. Indra Giri No 3 Padang Harapan Bengkulu Telp (0736) fax , poltekkes_bengkulu@yahoo.com Website ABSTRACT Washing cutlery in the cafeteria polytechnic Bengkulu not apply according to the Ministry of Health MOH in 2006 as disinfection and toweling, but already implements such as washing, scriping and flusing. Disinfection is very important in the process of washing utensils to kill germs in order not to be media-related disease transmission digestive tract. Control of germs on utensils can utilize green betel leaf plant (Piper betle L). One green betel leaf content is kavikol that gives a distinctive smell of betel leaf and has a killer bacteria. The purpose of the study to determine the effectiveness of betel leaf extract concentration to decrease the total number of bacteria in the process of rinsing cutlery. This type of research is a quasi-experiment with Posttest Only Control Group Design. Sample 4 polytechnic canteen cutlery in Bengkulu MoH. Each diner was taken 16 cutlery and treated differently. Research at the Laboratory of the Ministry of Health of Bengkulu polytechnic April One Way ANOVA statistical test. The results of the analysis there is a difference between the amount of bacteria that grows on petridish with control treatment, betel leaf extract 5%, 10% and 15%. Conclusions: The most effective way to reduce the number of germs cutlery is 15% betel leaf extract with an average koloni/cm2. It is recommended for people, especially food vendors to use betel leaf extract in the rinsing process equipment food Keywords: Betel leaves, number of bacteria and cutlery. PENDAHULUAN Peralatan makan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (food hygiene), alat makan yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan karena dalam alat makan tersebut telah tercemar bakteri yang menyebabkan alat makan tersebut tidak memenuhi kesehatan. Tempattempat penjualan makanan dikenal sebagai tempat yang berpotensi sebagai hazard bagi kesehatan, hazard merupakan agent biologi, kimia, fisik atau kondisi potensial yang menimbulkan bahaya tempat-tempat penjualan makanan tersebut dapat menjadi tempat penyebaran penyakit (Bobihu, 2012).

2 Perilaku penjamah makanan ikut berperan dalam menentukan suatu makanan sehat atau tidak, perilaku penjamah makanan juga dapat menimbulkan risiko kesehatan, dalam arti perilaku penjamah makanan yang tidak sehat akan berdampak pada higienitas makanan yang disajikan. Sebaliknya, perilaku penjamah makanan yang sehat dapat menghindarkan makanan dari kontaminasi atau pencemaran dan keracunan. Data Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM Republik Indonesia (RI) menunjukkan bahwa tahun 200 jumlah korban keracunan pangan Indonesia mencapai orang dengan jumlah kasus sebanyak.943 kasus. Sementara di tahun 2009, jumlah korban berkurang menjadi 7.15 orang dengan jumlah kasus sebanyak kasus. Dari seluruh jumlah kasus, sekitar 56,52% terkena di tempat tinggal atau rumah dan sekitar 26% terkena di sekolah (BPOM, 2010). Di tahun 2012 data keracunan makanan yang dikumpulkan dari 5 Rumah Sakit Daerah di Kabupaten/Kota Bengkulu tercatat 300 kasus, dan 4 kejadian Luar Biasa (KLB). Lima Rumah Sakit se-provinsi Bengkulu terdiri dari RSUD M. Yunus, RSU Bhayangkara Jitra, RSUD Kepahiang, RSUD Curup, RSUD Arga Makmur, RS Hana Charitas dan RSUD HD Manna (BPOM, 2013). Salah satu upaya mencegah keracunan makanan perlu dilakukan pencucian terhadap alat makan. Menurut Kepmenkes RI (2003), setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) belum terjamin kebersihannya karena pada alat makan (piring, gelas, sendok) dapat tercemar oleh bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tidak memenuhi syarat kesehatan. Menurut Keputusan Dirjen POM No /B/SK/199, batas maksimal angka kuman piring makan yang diperbolehkan adalah 100 koloni/cm 2. Proses pencucian alat makan yang dilakukan di kantin Poltekkes Kemenkes Bengkulu belum menerapkan teknik pencucian alat makan menurut Depkes RI tahun 2006 seperti desinfeksi dan towelling tetapi sudah menerapkan teknik pencucian alat makan seperti washing, scriping dan flusing. Desinfeksi sangat penting pada proses pencucian alat makan untuk membunuh kuman pada alat makan agar tidak menjadi media penularan penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan (Syahreza, 2012). Daun sirih merupakan salah satu jenis tanaman dari suku Piperaceae dengan nama latin Piper betle L. atau Chavica auriculata Miq atau Chavica betle Miq. Tanaman ini bisa merambat mencapai tinggi 15 meter. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai dan mengeliarkan bau yang sedap bila diremas (Raditya, 2012). Aroma dan rasa daun sirih yang khas, sedap, pedas, sengat tajam dan merangsang disebabkan oleh kavikol dan betlephenol yang terkandung dalam minyak atsiri. Kedua zat tersebut merupakan kandungan terbesar minyak atsiri yarg ada dalam daun sirih. Dari hasil penelitian, ternyata sepertiga dari minyak atsiri tersebut terdiri dari phenol dan sebagian besar adalah kavikol. Kavikol inilah yang memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari phenol biasa (Moeljanto, 2003).

3 BAHAN DAN CARA KERJA Jenis penelitian adalah quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan rancangan Posttest Only Control Group Design yang dianalisis secara deskriptif dan analitik (Notoatmojo, 2010). Desain penelitian yang digunakan adalah 1 kontrol dengan 3 kelompok perlakuan. Sampel penelitian yaitu 4 alat makan atau piring yang ada di kantin Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Setiap warung makan diambil 16 alat makan atau piring yang nantinya akan diberi perlakuan yang berbeda-beda. Penelitian dilakukan di Laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu April Alat yang digunakan adalah pisau, telenan, blender, wadah, pengaduk, gelas ukur, lidi berkapas/swab, bunsen, erlemeyer, spatula, korek api, label, handskun, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, cawan petri, inkubator, hot plate, oven, coloni counter, vacum pump, alat tulis, laminer air flow, autoclave, neraca analitik dan kaca arloji. Sedangkan bahannya adalah daun sirih, air bersih, aquades, larutan NaCl 0,9%, alkohol 70%, PCA (Plate Count Agar) dan ketas kacang. Alat dan bahan disterilkan. Tabung reaksi, lidi berkapas/swab, pipet ukur, cawan petri dibungkus dengan kertas kacang kemudian disterilkan di dalam oven dengan suhu C selama 2 jam. Pada tahap pembuatan ekstrak daun sirih ini pertama-tama daun sirih dibersihkan dengan air sampai benar-benar bersih. Daun sirih diiris kecil-kecil, diblender dan diberi aquades secukupnya. diblender, disaring dengan dua kali penyaringan sampai benar-benar tidak adalagi endapan atau ampas. Hasil saringan adalah 100 % ekstrak daun sirih yang berukuran 300 ml. Ekstrak ini dicampur dengan 3000 ml aquades kemudian direbus. Proses perebusan dihentikan sampai volume ekstrak berukuran 300 ml. Hasil rebusan dibagi menjadi tiga bagian, yakni 50 ml ekstrak dicampur dengan 1000 ml aquades sudah merupakan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 5%. 100 ml ekstrak daun sirih dicampur dengan 1000 ml aquades sudah merupakan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 10%. 150 ml ekstrak dicampur dengan 1000 ml aquades sudah merupakan ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 15%. Untuk pengambilan sampel persiapkan alat dan bahan. Persiapkan handskun yang steril untuk mengambil sampel alat makan. Ambil alat makan yang akan diperiksa secara acak. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan dalam kelompok-kelompok. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup kapas yang berisi cairan NaCl 0,9% steril dan masukkan lidi kapas steril kedalamnya. Lidi kapas steril dalam botol di tekan ke dinding untuk membuang airnya baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat makan. Usap permukaan alat makan (piring) dengan cara permukaan dalam tempat makanan diusap dengan menyilang antara garis usapan yang satu dengan garis usapan kedua sebanyak 3x. Dilakukan dengan 4 kali pengulangan pada tiap sampel piring dan satu lidi kapas digunakan untuk satu sampel piring yang diperiksa. Setelah selesai mengusapkan alat selanjutnya lidi kapas dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% steril dan tangkainya dipatahkan, bibir botol di panaskan, kemudian ditutup. Beri kode menggunakan kertas label yang sudah disiapkan, tulis nama alat makanan yang diperiksa, tempat pengambilan sampel, nama atau kode, tanggal pemeriksa, jam pemeriksaan, nama petugas pemeriksa. Setelah itu lakukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui berapa

4 banyak angka kuman pada alat makanan piring tersebut. Tahap pemeriksaan di Laboratorium harus menggunakan jas laboratorium. Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Masing-masing sampel dipersiapkan tabung reaksi steril, susun pada rak tabung masing-masing tabung secara berurutan diberi tanda 10-1, 10-2, 10-3 sebagai kode pengenceran. Siapkan 3 buah petridish dan beri tanda pada bagian belakang sesuai dengan kode pengenceran. Kemudian setiap tabung reaksi diisi larutan Nacl 0,9% sebanyak 9ml. Ambil sampel yang telah dilakukan usap alat makan sebanyak 1ml, kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi pengenceran 10-1 dan dihomogen. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung reaksi pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-2 dengan pipet steril dan di homogen. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung reaksi pengenceran 10-2 ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-3 dengan pipet steril dan di homogen. Ambil dari tabung reaksi pengenceran 10-1,10-2,10-3 dengan menggunakan pipet steril diambil masing-masing 1 ml dan dimasukan ke dalam masing-masing petridish steril sesuai dengan kode pengenceran yang sama. Selanjutnya petridish dituangkan media PCA (Plate Count Agar) cair sebanyak ml. Masing-masing petridish digoyang membentuk angka atau 0 secara perlahan-lahan hingga tercampur rata dan dibiarkan hingga dingin dan membeku. Tujuan digoyang membentuk angka atau 0 yaitu supaya kuman yang tumbuh di petridish tersebut tidak menumpuk di satu tempat. Kemudian Petridish dimasukan kedalam incubator selama 1-24 jam dengan suhu C dalam keadaan terbalik. Pembacaan dilakukan setelah 2x24 jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap petridish dan untuk memastikan jumlah koloni yang tumbuh. Pembacaan juga dilakukan pada hari berikutnya. Bila koloni pada media kontrol dan pengencer tumbuh lebih dari 10 koloni, maka pemeriksaan diulang. HASIL Hasil analisis univariat dari setiap variabel independen dan dependen diperoleh rata-rata dari pemeriksaan 3 kantin yang telah dilakukan di laboratorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu, dengan masing-masing perlakuan disajikan ke dalam bentuk grafik pada gambar grafik 1 berikut : Grafik 1. Hasil Rata-rata Angka Kuman Alat Makan Pada Perlakuan Kontrol, 5%, 10% dan 15% Ekstrak Daun Sirih

5 Grafik 1 menyatakan bahwa ratarata angka kuman yang paling tinggi pada kontrol 151,47 koloni/cm 2 sedangkan rata-rata angka kuman yang paling sedikit terletak pada perlakuan menggunakan 15% ekstrak daun sirih dengan rata-rata angka kuman 32,93 koloni/cm 2. Analisis Bivariat dengan Uji varian satu jalan atau One Way Anova untuk menguji perbedaan antara tiga atau lebih kelompok sampel yang bebas dengan satu jalan. Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan jumlah angka kuman yang tumbuh pada petridish dari pengunaan 0% ekstrak daun sirih, 5% ekstrak daun sirih, 10% ekstrak daun sirih dan 15% ekstrak daun sirih terhadap jumlah angka kuman pada peralatan makan. Untuk mengetahui perbedaannya maka dilakukan uji statistik dengan pembacaan yaitu sig < 0,05 sebagaimana pada tabel 1 : Tabel 1 Hasil Uji One Way Anova Penurunan Angka Kuman Alat makan Pada Perlakuan Kontrol, 5%, 10% dan 15% Ekstrak Daun Sirih Variabel Mean SD 95% CI ρ value Perlakuan Kontrol 151,47 23,757 13,31-164,62 0,000 5% 114,00 21,76 101,9-126,11 10% 6,20 17,632 5,44-41,6 15% 32,93 13,755 25,32-40,55 Tabel 1 menyatakan bahwa hasil uji anova satu arah dapat diketahui nilai ρ = 0,000 < 0,05, sehingga terdapat perbedaan yang bermakna pada perlakuan kontrol, 5% ekstrak daun sirih, 10% ekstrak daun sirih dan 15% ekstrak daun sirih. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan jumlah kuman yang tumbuh pada 5% ekstrak daun sirih, 10% ekstrak daun sirih, 15% ekstrak daun sirih dan tanpa menggunakan ekstrak daun sirih (kontrol) dilakukan uji LSD (Least Significance Difference). Hasil uji LSD dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2 Hasil Uji LSD Perbedaan Jumlah Kuman Yang Tumbuh Pada Petridish Dengan Perlakuan kontrol, 5%, 10% dan 15% Ekstrak Daun Sirih Perlakuan Rata-rata Beda ρ value (koloni/cm 2 ) Kontrol 5% 37,47 0,000 10% 3,27 0,000 15% 117,07 0,000 5% 10% 45, 0,000 15% 1,07 0,000 10% 15% 35,27 0,000 Tabel 2 diketahui bahwa selisih rata-rata beda jumlah angka kuman alat makan yang tumbuh pada petridish berbeda-beda. Selisih rata-rata yang

6 paling tinggi antara perlakuan kontrol dengan perlakuan menggunakan 15% ekstrak daun sirih yaitu 117,07 koloni/cm 2. Secara statistik didapatkan ρ = 0,000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan jumlah angka kuman alat makan yang tumbuh pada petridish diantara keempat perlakuan. PEMBAHASAN Hasil uji One Way Anova diketahui bahwa nilai ρ = 0,000 < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan terhadap masing-masing perlakuan ekstrak daun sirih yang digunakan untuk menurunkan angka kuman pada alat makan. Kemudian dilanjutkan dengan uji LSD didapatkan nilai ρ = 0,000 < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikan penggunaan ekstrak daun sirih terhadap penurunan angka kuman pada alat makan dengan berbagai perlakuan. Perlakuan yang paling efektif untuk menurunkan angka kuman pada alat makan yaitu dengan menggunakan 15% ekstrak daun sirih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan menggunakan ekstrak daun sirih memiliki penurunan jumlah kuman pada alat makan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan 5% ekstrak daun sirih ratarata angka kuman yang berhasil diturunkan sebanyak 114,00 koloni/cm 2 dengan persentase sebesar 24,50%, perlakuan 10% ekstrak daun sirih ratarata angka kuman yang berhasil diturunkan sebanyak 6,20 koloni/cm 2 dengan persentase sebesar 54,97% dan perlakuan 15% ekstrak daun sirih ratarata angka kuman yang berhasil diturunkan sebanyak 32,93 koloni/cm 2 dengan persentase sebesar 7,19%. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nalina dan Rahim (2006), menyatakan bahwa hasil penghitungan persentase penghambatan yang diperoleh bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak daun sirih yang diberikan maka persentase penghambatan bakteri semakin besar. Angka kuman yang berhasil diturunkan dengan penggunaan ekstrak daun sirih dikarenakan daun sirih memiliki kemampuan antiseptik, antioksidasi dan fungisida. Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan gram negatif hal ini disebabkan oleh karena minyak atsiri memiliki kandungan kavikol yang memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari phenol biasa (Moeljanto,2003). Daun sirih hijau telah dilakukan pengujian antibakteri, dari hasil penelitian tersebut bahwa kandungan kimia minyak atsiri dalam daun sirih antara lain kadinen, kavikol, sineol, eugenol, karvakol dan zat samak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Saraswati, 2011). Angka kuman yang berhasil diturunkan dalam penelitian ini juga di dukung pada proses pencucian dan pengambilan sampel alat makan yang dilakukan secara aseptik. Dalam proses pencucian alat makan sebelum mencuci alat makan terlebih dahulu peneliti mencuci tangan menggunakan sabun, tidak menggunakan perhiasan pada jari tangan dan kuku dalam keadaan bersih serta pendek. Hasil pencucian setelah menggunakan ekstrak daun sirih ini lebih baik dan memenuhi standar baku mutu alat makan dibandaingkan tanpa menggunakan ekstrak daun sirih. Hal ini disebabkan karena daun sirih mengandung berbagai zat aktif yang bersifat anti bakteri.

7 Zat aktif yang terkandung dalam daun sirih yang bersifat antibakteri terdiri dari minyak atsiri sehingga berfungsi menghambat bakteri dan berperan juga sebagai antisiptik alami yang mampu menghambat angka kuman pada alat makan yang dibilas menggunakan ekstrak daun sirih. Setelah dilakukan penelitian ternyata 15% ekstrak daun sirih lebih mampu menurunkan angka kuman alat makan dan memenuhi baku mutu angka kuman yang dianjurkan untuk peralatan makan 100 koloni/cm 2 menurut Kepmenkes RI No.109/Menkes/PER/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Peralatan makan yang hygienis penting untuk mencegah pencemaran dan menjaga keamanan makanan. Untuk mencegah kontaminasi pada makanan, maka semua peralatan harus dibersihkan secara rutin seperlunya dan dilakukan desinfeksi. Jika alat makan yang sering digunakan tidak memenuhi standar yang ada maka akan menimbulkan berbagai penyakit. Makanan dapat menjadi perantara untuk penularan penyakit infeksi. Penyakit yang ditularkan melalui makanan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyakit infeksi makanan akibat terkonsumsinya mikroba hidup dan penyakit keracunan makanan akibat terkonsumsinya toksin mikroba (Ibrahim, 2012). Sirih termasuk tanaman yang mempunyai banyak manfaatnya, terutama bagian daunnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, dan bahan kosmetik. Manfaat daun sirih sebagai obat dapat digunakan untuk mengatasi bau badan, bau mulut, sariawan, mimisan, bisul, penekan kekebalan tubuh, pelindung hati, jerawat, mengurangi produksi air susu ibu yang berlebihan, mengatasi mata gatal dan merah, gatal-gatal dan koreng, mengobati keputihan pada wanita, menghentikan batuk, meluruhkan kentut, mengurangi peradangan, menghilangkan gatal, menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan mencegah diare (Saraswati, 2011). SIMPULAN Rata-rata penurunan angka kuman pada alat makan menggunakan konsentrasi ekstrak daun sirih 5% adalah 114,00 ; 10% adalah 6,20 ; dan 15% adalah 32,93 serta ada perbedaan yang bermakna terhadap penurunan angka kuman pada alat makan menggunakan ekstrak daun sirih diantara 4 kelompok perlakuan (kontrol, 5%, 10% dan 15%). Ekstrak daun sirih yang paling efektif dalam menurunkan angka kuman alat makan adalah ekstrak daun sirih 15% dengan rata-rata 32,93 koloni/cm 2. SARAN Diharapkan institusi pendidikan dapat menginformasikan hasil penelitian sebagai khasanah ilmu pengetahuan kesehatan lingkungan khususnya mengenai mata kuliah penyehatan makanan dan minuman. Para pedagang kantin sebaiknya menggunakan ekstrak daun sirih sebagai desinfektan dalam pencucian alat makan, sehingga dapat mengurangi dan menghambat pertumbuhan angka kuman alat makan, selain daun ini mudah didapat dan harganya murah. Bagi peneliti lain dapat membandingkan penurunan angka kuman pada alat makan menggunakan

8 sabun cair anti bakteri dan ektrak daun sirih. DAFTAR PUSTAKA Bobihu, F Studi Sanitasi dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Dirumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo. Jurnal Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo BPOM BPOM Kasus Keracunan Pangan Indonesia Masih Tinggi. ead/ Diunduh 1 Februari Tiga Ratus Kasus Keracunan. press.com/.diunduh Feb2013. Ibrahim, Fera Bakteri yang ditularkan Melalui Makanan. co.id/. Diunduh 22 Januari Kepmenkes RI Nomor:.109/ Menkes/ PER/2003 Ttg Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.Jakarta Moeljanto dan Mulyono Khasiat Dan Manfaat Daun Sirih. Agromedia Pustaka. Bandung. Nalina, T. and Z.H.A. Rahim Effect of Piper betle extract on the ultrastructure of S. mutans. Brisbane. Australia. Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Raditya, Sheikha Ekstrak Daun Sirih Hijau. blogspot.com/2012/06/. Diunduh 22 Januari Saraswati, Dian Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Daya hambat Escherichia coli. Jurnal Health dan Sport. Vol. 3. No. 2 : Syahreza, Majid Desinfektan Dan Anti Septik. ress.com /2012/01/16/. Diundah 24 Mei 2013.

9 9

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam penelitian ini adalah kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. 3.2 Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama Mahasiswa Nusantara Universitas Negeri Gorontalo yang

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI Penularan Penyakit Melalui Makanan Sumber Kontaminasi:penjamah makanan Bakteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu dengan mendeskriptifkan atau memberi gambaran tentang hygiene sanitasi dan uji

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango. sedangkan untuk melihat ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi mastitis subklinis dengan rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap jumlah koloni Staphylococcus

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimen yaitu penelitian yang dilakukan di Laboratorium. Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi. 1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi GAMBARAN HYGIENE SANITAS PENGOLAHAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KOTA MANADO Inayah Akmalia Waleuru*, Rahayu H. Akili*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan pengujiannya dilaksanakan di laboratorium. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Eksperimen murni dengan menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest. Pada rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Tahun 2014. Waktu penelitian ini pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013. Ikan teri (Stolephorus sp) asin kering yang dijadikan sampel berasal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 37 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian dilakukan dari

Lebih terperinci

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS Anna Yuliana Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian survei ini bersifat Deskriptif yaitu mengetahui gambaran hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur yang dijual oleh

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental, tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laboratorium Teknologi Pangan dan laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp, 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian ini tertuju pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen murni (True experiment) dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel air diambil dari air sumur gali yang berada di Kelurahan Nunbaun Sabu Kecamatan Alak Kota Kupang yang selanjutnya sampel air dianalisa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi-experimental studies dalam satu kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini merupakan bentuk desain

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 perlakuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah kadar kitosan yang terdiri dari : 2%, 2,5%, dan 3%.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali

Lebih terperinci

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam HUBUNGAN ANTARA KADAR GARAM DAN KADAR AIR TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MAKANAN TRADISIONAL RONTO DARI KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Meiliana Sho etanto Fakultas Farmasi Meilianachen110594@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatori research, dan pelaksanaanya menggunakan metode eksperimen murni, hal ini berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PENGATUR KONSENTRASI KAPORIT (Ca(ClO) 2) DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DESINFEKSI PERALATAN MAKAN

PENGGUNAAN ALAT PENGATUR KONSENTRASI KAPORIT (Ca(ClO) 2) DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DESINFEKSI PERALATAN MAKAN PENGGUNAAN ALAT PENGATUR KONSENTRASI KAPORIT (Ca(ClO) 2) DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DESINFEKSI PERALATAN MAKAN Siti Noor A in A fifah Puteri, Rahmawati, Darmiah Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Perendaman Ikan Tuna (Thunus albacares) dengan Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle) Terhadap Pertumbuhan Koloni Bakteri

Pengaruh Lama Perendaman Ikan Tuna (Thunus albacares) dengan Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle) Terhadap Pertumbuhan Koloni Bakteri Pengaruh Lama Perendaman Ikan Tuna (Thunus albacares) dengan Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle) Terhadap Pertumbuhan Koloni Bakteri Dian Saraswati Pengajar Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut serta Ilmu Mikrobiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dianalisis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan  Metode Penelitian Sampel 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN 1 HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, jl. 28 Oktober Siantan

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 21 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Patologi Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji efektivitas pada antiseptik di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara jarak perpipaan distribusi air perpipaan Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian perbedaan jenis kemasan terhadap total bakteri dan sifat organoleptik ikan Pari asap yang diproduksi di Bandarharjo Semarang adalah eksperimen

Lebih terperinci

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bilungala Utara Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo meliputi 8 depot diantaranya Desa Pilohayanga (2 depot), Desa Hulawa (1 depot),

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN Sri Ningrum, Munawar Raharja, Rahmawati Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap manusia. Sering kali manusia tidak mengindahkan kesehatan, walaupun hanya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS TERHADAP DAYA SIMPAN IKAN NILA

PEMANFAATAN ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS TERHADAP DAYA SIMPAN IKAN NILA PEMANFAATAN ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS TERHADAP DAYA SIMPAN IKAN NILA (USE OF LACTIC ACID FERMENTATION OF WASTE CABBAGE FISH SAVE POWER OF INDIGO ) Yusmidiarti 1), Ita Nurmala Sari 2) dan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI AIR REBUSAN DAUN SIRIH MERAH TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Rizka Eman Yulistianti 1, Prasko 2, Iman Supardan 3, Nani Kristiani 4 ABSTRAK Di

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal. 6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang diambil termasuk jenis eksperimen dalam ruang lingkup teknologi pangan yang ditunjang dengan studi literatur. B. Tempat dan Waktu Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan uji daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Botryodiplodia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Februari 2016 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK Bayu Nor Khotib 1, Yuliana Prasetyaningsih 2, Fitri Nadifah 3 1,2,3 D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci