PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ISSN Pages pp PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dini Attar 1, Islahuddin 2, M. Shabri 2 1) Magister Akuntansi Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract: Aim of this study is to test influence of risk management application (credit, liquidity and operational) to banking financial performance listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Population in this research is entire banks registered in BEI until 2011 and observation period is 5 years ( ). Thus, total population is 150 (30 banks x 5 years). Analysis method used in this study is data panel regression and data processing using Eviews program 6. Result of this research reveals that application of risk management (credit, liquidity and operational) simultaneously affect banks financial performance in BEI. Whereas, partially, it is only application of risk management liquidity has no effect on the banking financial performance registered in BEI. Keywords: Application of credit risk management, application of liquidity risk management, application of operational risk management, financial performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan manajemen risiko (kredit, likuiditas dan operasional) terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2011 dengan periode pengamatan selama 5 tahun ( ). Dengan demikian total populasi adalah sebanyak 150 (30 perbankan x 5 tahun). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dan proses pengolahan data menggunakan program Eviews 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko (kredit, likuiditas dan operasional) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI. Sedangkan, secara parsial hanya penerapan manajemen risiko likuiditas yang tidak perbankan yang terdaftar di BEI. Kata kunci: Penerapan manajemen risiko kredit, penerapan manajemen risiko likuiditas, penerapan manajemen risiko operasional, kinerja keuangan Volume 3, No. 1, Februari

2 PENDAHULUAN Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam menghimpun dana dan menyalurkannya ke sektor riil dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi (Agent of Development). Perbankan juga berperan sebagai lembaga penyelenggara dan penyedia layanan jasa-jasa di bidang keuangan serta lalu lintas sistem pembayaran (Agent of Services). Dengan peranannya tersebut, bank telah menjadi lembaga yang turut mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, perbankan harus mampu mempertahankan kinerjanya agar dapat menjadi suatu industri yang sehat. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.13/30/DPNP/2011, untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan digunakan rasio profitabilitas. Rasio tersebut diantaranya terdiri dari ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity). ROA adalah perhitungan laba sebelum pajak dibagi dengan total aset. Sedangkan, ROE adalah perhitungan laba setelah pajak dibagi dengan modal inti. Berfluktuasinya kinerja keuangan perbankan pada periode , salah satunya diakibatkan oleh krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Krisis keuangan menyebabkan tingginya harga minyak dan komoditas dunia, ekspor dan daya beli masyarakat menurun sehingga pendapatan pengusaha turun. Turunnya pendapatan pengusaha menyebabkan turunnya kemampuan dalam membayar kewajiban kepada bank. Sehingga, bank pun mengalami kesulitan likuiditas. Purwanto (2011:3) menyebutkan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yaitu: melemahnya nilai tukar rupiah, lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai dan pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri telah mendorong tingginya risiko kredit macet, tingkat kompleksitas usaha yang tinggi akan meningkatkan risiko yang dihadapi oleh bank dan modal yang tidak dapat menutupi terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Menurut Darmawi (2011:16-18), ada beberapa risiko yang sering dihadapi bank antara lain: risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko operasional. Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah NPL (Non Performing Loan) yaitu perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan bank kepada debitur. Risiko likuiditas merupakan risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah indikator yang digunakan untuk risiko likuiditas. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar 11 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

3 kembali penarikan yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. LDR dirumuskan dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga. Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan oleh kurang berfungsinya proses internal bank, human error, kegagalan sistem teknologi, atau akibat permasalahan eksternal. Untuk risiko operasional indikator yang digunakan adalah BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan operasional). BOPO menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Dengan demikian, penelitian terhadap faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan yang diukur dengan NPL, LDR dan BOPO adalah sangat penting, NPL yang tinggi akan mengganggu perputaran dana perbankan sehingga menyebabkan bank mengalami kesulitan likuiditas. LDR yang tinggi menunjukkan kesanggupan dan kesediaan bank untuk mengatasi persoalan likuiditasnya, sebaliknya rendahnya LDR menunjukkan bank tidak mampu berperan sebagai lembaga intermediasi sehingga hilangnya kepercayaan masyarakat pada bank tersebut. BOPO yang tinggi menunjukkan tidak efisiennya bank dalam menjalankan usahanya sehingga menyebabkan kerugian bagi bank. Sebagai upaya dalam meminimalkan risiko-risiko yang terjadi, bank harus menjalankan fungsinya dengan berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dalam mengelola dana masyarakat. Oleh karena itu, setiap bank wajib memiliki manajemen risiko yang mampu mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko, sehingga segala macam risiko yang berpotensi untuk muncul dapat diantisipasi dari sejak awal dan dicarikan cara penanggulangannya. KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Daft (2002:15), mengemukakan bahwa kinerja adalah kemampuan organisasi untuk meraih tujuannya melalui pemakaian sumber daya yang efisien dan efektif. Menurut Bastian (2006:297), kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari: ROA dan ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki dan ROE digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dengan menggunakan modal sendiri. Penerapan Manajemen Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada nasabah. Karena berbagai hal, nasabah tidak mampu memenuhi Volume 3, No. 1, Februari

4 kewajibannya seperti pembayaran pokok dan bunga pinjaman, sehingga bank mengalami kerugian karena tetap mengeluarkan beban bunga untuk simpanan nasabah. Peningkatan kredit bermasalah tersebut menyebabkan pendapatan dan laba menurun, ROA dan ROE juga mengalami penurunan (Purwanto, 2011:167). Oleh karena itu, perbankan perlu meningkatkan pengelolaan terhadap terhadap risiko kreditnya agar tingkat kredit bermasalah atau NPLnya tidak melebihi dari ketentuan dari Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia (PBI) No.13/3/2011, menetapkan bahwa rasio NPL maksimal 5% dari total kredit. Apabila rasio NPL berada dibawah ketentuan BI menunjukkan bahwa bank dapat mengelola risiko kreditnya dengan baik karena mampu meminimalkan kredit macetnya. Sebaliknya, kenaikan NPL diatas 5% mengindikasikan bank kurang berhasil dalam mengelola kredit bermasalahnya. Penerapan Manajemen Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan ketidakmampuan bank menyediakan dana untuk memenuhi penarikan simpanan dan permintaan kredit serta kewajiban lainnya yang telah jatuh tempo. Risiko likuiditas merupakan masalah yang sangat penting bagi bank untuk menjaga kontinuitas usahanya. Ketidakmampuan memperoleh pendanaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo akan mempengaruhi kredibilitas bank karena menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. Sebagai lembaga yang sumber dana terbesarnya berasal dari masyarakat, bank tidak akan mampu bertahan beroperasi tanpa adanya kepercayaan tersebut. Menurut Ali (2006:402) indikator yang digunakan untuk mengukur penerapan manajemen risiko likuiditas adalah LDR. LDR mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Syamsuddin (2007:44), mengemukakan bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin baik suatu perusahaan, karena semakin tinggi rasio ini berarti jumlah kredit yang diberikan meningkat sehingga menyebabkan pendapatan bunga dan laba yang diterima meningkat, akhirnya ROA dan ROE pun ikut meningkat. Selanjutnya, Muljono (2002:127) mengungkapkan bahwa LDR yang rendah akan mengakibatkan bank dalam keadaan likuid sehingga menyebabkan idle fund akibatnya profitabilitas (ROA dan ROE) rendah. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/19/2010, menetapkan LDR bank umum berada pada kisaran %. Apabila LDR berada dibawah ketentuan BI menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan, LDR yang berada diatas 100% menunjukkan kredit yang disalurkan melebihi dari dana yang dihimpun sehingga bank akan mengalami kekurangan dana untuk mencukupi kewajibannya Volume 3, No. 1, Februari 2014

5 Dengan demikian, bank harus benarbenar memprioritaskan pengelolaan likuiditasnya secara hati-hati sehingga kegagalan usaha akibat salah mengelola likuiditas sedapat mungkin dihindari yaitu dengan menerapkan manajemen risiko likuiditas secara efektif melalui penetapan limit internal, pemeliharaan alat likuid yang cukup, serta perbaikan internal control. Penerapan Manajemen Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Untuk meminimalkan risiko yang terjadi, maka perbankan wajib menerapkan manajemen risiko operasional agar risiko tersebut bisa dideteksi, dikendalikan dan diatasi kemunculannya. Menurut SEBI No.5/21/DPNP/2003, proses penerapan manajemen risiko operasional adalah melakukan identifikasi terhadap faktor penyebab timbulnya risiko operasional yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional, produk, proses dan sistem informasi yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi bank. Rasio yang digunakan untuk mengukur risiko operasional adalah BOPO. BOPO sering disebut sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Menurut Syamsuddin (2007:205) profitabilitas diukur dengan jumlah keuntungan. keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dengan menekan biaya-biaya. Selanjutnya, menurut Ali (2006:278), risiko operasional merupakan jenis risiko yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik bila bank dapat memperbaiki business efficiencynya. Salah satu yang mempengaruhi profitabilitas adalah efisien dalam menekan biaya operasi dan non operasi. Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian sehingga pendapatan dan laba meningkat, ROA dan ROE pun ikut mengalami peningkatan. Berdasarkan SEBI No.6/23/2004, nilai maksimal BOPO adalah sebesar 94%. Jika suatu bank memiliki nilai BOPO lebih dari ketentuan yang telah ditentukan maka bank tersebut masuk dalam kategori tidak efisien, karena semakin tinggi BOPO berarti peningkatan biaya operasionalnya semakin besar daripada peningkatan pendapatan operasional sehingga laba yang diperoleh turun dan ROA dan ROE pun menurun. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran, maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penerapan manajemen risiko secara simultan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Volume 3, No. 1, Februari

6 2. Penerapan manajemen risiko kredit perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Penerapan manajemen risiko likuiditas perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Penerapan manajemen risiko operasional perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan yang terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 30 bank. Dari populasi tersebut dihasilkan 150 pengamatan, yang diperoleh melalui hasil perkalian dari jumlah populasi (30 bank) dengan periode pengamatan (5 tahun). Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dependent Kinerja Keuangan (Diproksi dengan ROA) ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset bank. Kinerja Keuangan (Diproksi dengan ROE) ROE merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba. ROE dihitung dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan modal inti. Variabel Independen Penerapan Manajemen Risiko Kredit (Diproksi dengan NPL) Penerapan manajemen risiko kredit merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang dilakukan bank sehingga dapat meminimalkan terjadinya risiko kredit. Mengacu pada SEBI No.5/21/2003 parameter yang digunakan dalam mengukur Penerapan manajemen risiko risiko kredit salah satunya adalah NPL, yang menunjukkan perbandingan jumlah kredit bermasalah terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas (Diproksi dengan LDR) Penerapan manajemen risiko likuiditas merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang dilakukan bank sehingga dapat meminimalkan terjadinya risiko likuiditas. Menurut Ali (2006:402) indikator yang digunakan mengukur penerapan manajemen risiko likuiditas adalah LDR. LDR adalah rasio yang memberikan gambaran sejauhmana simpanan yang dihimpun dapat mendukung pinjaman yang dikeluarkan. Penerapan Manajemen Risiko operasional (Diproksi dengan BOPO) 15 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

7 Penerapan manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang dilakukan bank sehingga dapat meminimalkan terjadinya risiko operasional. Yuliani (2007) menggunakan rasio BOPO untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Berdasarkan SEBI No.13/30/2011, BOPO di rumuskan dengan membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan metode regresi panel yang diolah dengan program Eviews 6, dengan model regresi sebagai berikut: Y it = α + β 1 X 1it + β 2 X 2it + β 3 X 3it + e it Keterangan: Y: Kinerja Keuangan (ROA dan ROE) i: Bank t: Tahun α: Konstanta/Intercept β: Koefisien Regresi X 1 : Penerapan manajemen risiko kredit X 2 : Penerapan manajemen risiko likuiditas X 3 :Penerapan manajemen risiko operasional e: Tingkat kesalahan penduga dalam penelitian HASIL PEMBAHASAN Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 1. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja keuangan (ROA) Variabel Coefficients Prob t- statistik Konstanta 8,307 0,0000 NPL -0,156 0,0000 LDR 0,012 0,0520 BOPO -0,083 0,0000 Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0,938 Sig.F = 0,0000 terhadap kinerja keuangan (ROA) dapat dituliskan dalam persamaan: ROA= 8,307-0,156NPL+0,012LDR BOPO+ e Tabel 2. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja keuangan (ROE) Variabel Coefficients Prob t- statistik Konstanta 108,590 0,0000 NPL -1,020 0,0006 LDR -0,085 0,2038 BOPO -1,025 0,0000 Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0,653 Sig.F = 0,0000 terhadap kinerja keuangan (ROE) dapat dituliskan dalam persamaan: ROE=108,590-1,020NPL-0,085LDR- 1,025BOPO+ e 1. Hasil pengujian hipotesis pertama yaitu, penerapan manajemen risiko secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE) dapat diterima, yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 5%. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) untuk kinerja keuangan yang diukur dengan ROA bernilai 0,938, Volume 3, No. 1, Februari

8 hal ini mengindikasikan bahwa 93,8% perubahan pada kinerja keuangan (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. Sedangkan nilai R 2 untuk kinerja keuangan yang diukur dengan ROE bernilai 0,653, yang berarti bahwa 65,3% perubahan pada kinerja keuangan (ROE) dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu, penerapan manajemen risiko kredit (ROA dan ROE) dapat diterima, yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 5%. 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga yaitu, penerapan manajemen risiko likuiditas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA dan ROE) ditolak, yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 5%. 4. Hasil pengujian hipotesis keempat yaitu, penerapan manajemen risiko operasional (ROA dan ROE) dapat diterima, yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 5%. terhadap kinerja keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan penerapan manajemen risiko (kredit, likuiditas dan operasional) (ROA dan ROE). Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan telah berhasil menerapakan manajemen risikonya yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata: NPL 3,13%, nilai tersebut masih berada dibawah batas maksimum yang ditentukan BI yaitu 5%, sedangkan LDR adalah sebesar 75,91%, berada sedikit dibawah ketentuan BI yaitu sebesar 78% dan BOPO sebesar 84,99%, nilai tersebut masih berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan BI yaitu sebesar 96%. Keberhasilan perbankan dalam menerapkan manajemen risiko nya, ditunjukkan dengan nilai ROA dan ROE yang bernilai positif yaitu masing-masing sebesar 1,62% dan 11,73%. Nilai positif yang ditunjukkan oleh ROA dan ROE mengandung arti bahwa bank mampu menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya sehingga menempatkan bank tersebut pada peringkat yang baik berdasarkan kriteria dalam penilaian tingkat kesehatan perbankan. kredit terhadap kinerja keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko kredit (yang diproksi dengan NPL) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang di ukur dengan ROA dan ROE. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet (NPL), maka akan menurunkan tingkat pendapatan dan laba bank sehingga ROA dan ROE pun ikut menurun. Oleh karena besarnya pengaruh tingkat pengembalian kredit terhadap kinerja perbankan, 17 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

9 maka diperlukan adanya pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi dalam hal pemisahan tugas antara fungsi penganalisa permohonan kredit, pemberi persetujuan kredit dan yang me-review kredit. Dalam menyalurkan kreditnya bank juga harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban. Bank harus melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit atau gagal bayar debitur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbankan telah berhasil menerapkan manajemen risiko kreditnya dengan baik, dimana mampu meminimalkan kredit macetnya (NPL) yaitu rata-rata sebesar 3,13%. Nilai tersebut masih dibawah batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh BI yaitu sebesar 5%, sehingga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bank mampu menghasilkan kinerja yang baik. likuiditas terhadap kinerja keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko likuditas (yang diproksi dengan LDR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan bahwa bank memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan sehingga laba meningkat ROA juga ikut meningkat. Sedangkan penerapan manajemen risiko likuditas berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROE. Hal ini disebabkan karena peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tidak diimbangi dengan peningkatan kredit mengakibatkan bank harus menanggung beban bunga yang melebihi dari pendapatan bunga yang diterimanya, sehingga kerugian tersebut akan mempengaruhi jumlah ekuitas dan penurunan ROE. Selanjutnya, ketidaksignifikan penerapan manajemen risiko likuiditas terhadap kinerja keuangan baik yang diukur dengan ROA maupun ROE karena rendahnya kredit yang disalurkan bank, yang menyebabkan sebagian dana menjadi idle fund (dana yang menganggur yang tidak menghasilkan bunga) sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengelolaan likuiditas sangat penting bagi kelangsungan usaha perbankan. Likuiditas akan mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah dan pemegang saham di bank tersebut. Apabila posisi likuiditas yang ditunjukkan LDR terlalu rendah maka investor akan menganggap bank tidak memiliki prospek yang menguntungkan di masa depan sehingga hilangnya kepercayaan untuk menanamkan modalnya. Sebaliknya, jika LDR terlalu tinggi sehingga berada diatas ketentuan maksimum yang telah ditetapkan maka bank akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Dari hasil penelitian menunjukkan ada 15 bank yang kurang optimal dalam menyalurkan kreditnya, dimana LDRnya kurang dari 78% dan terdapat 1 bank yang menyalurkan kreditnya diatas 100%. Sehingga, diharapkan bagi pihak Volume 3, No. 1, Februari

10 manajemen bank dapat menjaga besarnya LDR sesuai dengan batas ketentuan BI yaitu sebesar 78%-100%. LDR yang kurang dari 78% menunjukkan kurang efektifnya bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba, Sedangkan LDR yang lebih dari 100% menunjukkan bahwa kredit yang diberikan melebihi dari dana yang dihimpun. Akibatnya bank akan mengalami kekurangan dana, karena dana yang tersedia untuk memenuhi kewajibannya sudah digunakan. Kedua keadaan ini diharapkan tidak dialami oleh perbankan karena akan mengganggu kinerja keuangannya operasional terhadap kinerja keuangan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko operasional (yang diproksi dengan BOPO) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh BOPO mengindikasikan bahwa semakin tinggi beban operasional yang hampir menyamai atau melampaui pendapatan operasional maka akan menurunkan laba bank sehingga pada akhirnya ikut mempengaruhi penurunan ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata BOPO bernilai 84,99%. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa bank telah berhasil meminimalkan terjadinya risiko operasional karena dalam menjalankan kegiatannya mampu melakukan efisiensi terhadap biaya. Berdasarkan SEBI No. 6/23/DPNP/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, BOPO bernilai antara 94%-96%. Nilai BOPO yang kurang dari 94% menunjukkan bank efisien dalam menjalankan operasionalnya. Walaupun dari hasil penelitian menunjukkan rata-rata perbankan yang terdaftar di BEI memiliki tingkat efisiensi yang baik, namun bank harus terus melakukan pengawasan terhadap risiko operasional dengan cara menerapkan sistem pengendalian intern. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan manajemen risiko secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI 2) Penerapan manajemen risiko kredit perbankan yang terdaftar di BEI 3) Penerapan manajemen risiko likuiditas tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI. 4) Penerapan manajemen risiko operasional perbankan yang terdaftar di BEI, Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut: 19 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

11 1) Bagi Perbankan a. Bagi beberapa bank yang mempunyai NPL di atas ketentuan BI yaitu 5% disarankan untuk memperkecil NPL dengan melakukan reschedulling, reconditioning dan restructuring kreditnya. b. Meningkatkan LDR melalui penambahan kredit sehingga sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BI. c. Meminimalkan terjadinya risiko operasional yang disebabkan oleh human fraud dengan cara lebih mengoptimalkan pengawasan, rotasi kerja, memberi hukuman dan penghargaan. 2) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan kajian lanjutan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dengan menggunakan metode, variabel, subjek yang berbeda dan periode penelitian yang lebih panjang. Nomor 13/30/DPNP/2011, Tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan. Syamsuddin, L., Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. DAFTAR KEPUSTAKAAN Ali, M., Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bastian, I., & Suhardjono, Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Daft, R.L., Manajemen. Jakarta: Erlangga. Darmawi, H., Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, W.H., Risiko Manajemen Perbankan. Jakarta: CMB PRESS. Republik Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP/2004, Tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum. Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/3/PBI/2011, Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank. Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Volume 3, No. 1, Februari

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini Perbankan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar mengikuti perkembangan perekonomian yang terjadi. Pengaruh terbesar dalam perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian global pada tahun 2009 hingga saat ini menunjukkan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Krisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank komersial memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kondisi keuangan bank merupakan indikator sedang berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, dan Net

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, membawa dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008 perbankan Indonesia mulai terkena dampaknya dari krisi global tersebut. Dampak langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada masih menurunnya harga komoditas internasional. Di sisi lain, pasar keuangan global masih menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Lusia Estine Martin, Saryadi, dan Andi Wijayanto (2014) Lusia Estine Martin, Saryadi, dan Andi Wijayanto melakukan penelitian ini dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan kunci perekonomian suatu negara, baik itu negara yang sedang berkembang maupun negara yang telah maju. Bank mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Kinerja keuangan Bank Mandiri ditinjau dari ROA, ROE dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sektor perbankan memberikan kontribusi penting dalam keuangan suatu negara.karena perbankan disini memegang peranan dalam stabilitas ekonomi.dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya sebagai lembaga intermediasi keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan. Kegiatan utama suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat, yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. Kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PERPUTARAN KAS, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Geven Sorry 1, Lovelly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Tujuan utama sebuah perusahaan merupakan menghasilkan laba yang maksimum, sehingga sangat penting untuk perusahaan menghitung besarnya laba

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sangat bergantung pada keberadaan sektor perbankan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industriperbankanmempunyaiperanan yang sangat penting bagi perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi salah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh kredit bermasalah (NPF), faktor ekonomi makro (INF, INT, Nilai Tukar), likuiditas (CR) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang memegang fungsi penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bank mempunyai fungsi utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian negara,

Lebih terperinci

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3 PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA DAN ROE) BANK PERSERO INDONESIA YANG DIPUBLIKASIKAN BANK INDONESIA PERIODE 2010 2015 Hani Maulida

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas di dalam dunia perbankan sangat penting baik untuk pemilik, penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini lembaga perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia, dibuktikan dengan adanya krisis Ekonomi Global yang baru-baru ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan merupakan lembaga yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian suatu negara dan bank adalah salah satunya. Bank berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda

Lebih terperinci

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET) Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama A3009 A30289 A000 A0257 Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara pihak yang kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, hal ini desebabkan beberapa bank yang beroperasi di Timor-Leste baik

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, hal ini desebabkan beberapa bank yang beroperasi di Timor-Leste baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan di Negara Timor-Leste memasuki masa persaingan yang sangat kompetitif, hal ini desebabkan beberapa bank yang beroperasi di Timor-Leste baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang pernah mendapatkan pendidikan mengenai perbankan maupun yang tidak, tahu arti umum dari bank.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peran yang sangat vital dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, sektor riil memperoleh bantuan pembiayaan dari lembaga keuangan bank untuk menunjang proses bisnisnya. Dana tersebut akan membantu berlangsungnya proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Sebagai perantara keungan, artinya bank menjembatani kebutuhan

Lebih terperinci