M. GLIFANDI HARI FAUWZI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "M. GLIFANDI HARI FAUWZI"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, PERSEPSI KESESUAIAN KOMPENSASI, MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU TIDAK ETIS DAN KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI M. GLIFANDI HARI FAUWZI Universitas Diponegoro Semarang Dr. ETNA NUR AFRI YUYETTA, M.SI., AKT. ABSTRACT This study aims to analize the effect of Internal Control Compliance,Compensation System, and Morality of Management to Unethicl Behavior and Accounting Fraud Tendencies This study used quantitative method. Questionaire used for collecting the data from Government Organization esspecially Financial Department of Central Java Province. The examination of hypothesis method using multivariate regretion. This study used quantitative method. Questionaires are used for collecting the data from Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah. Total sampel used for this study are 41 sampel. Multivariate regression used for examine the data of this study. Result of this study incates that internal control compliance and morality of management significantly affect the occurance of unethical behavior and accounting fraud tendency but compensation system doesn t affect the unethical behavior and accounting fraud tendency significantly. The occurance of many financial scandal depends on how the morality of the human itself. Key Words :Internal Control Compliance, Compensation System, Morality of Management, Unethical Behavior, Accounting fraud tendencies. 1

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (KKA) telah mendapatkan banyak perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi. Terdapat opini bahwa KKA dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karena keterlibatan beberapa unsur yang terdiri dari pengungkapan fakta-fakta menyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan, dan omisi fakta kritis (Soepardi,2007:24). Indikasi adanya KKA dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan atau manipulasi yang merugikan pihak lain. KKA meliputi berbagai bentuk, seperti tendensi untuk melakukan tindak korupsi, tendensi untuk penyalahgunaan aset, dan tendensi untuk melakukan pelaporan keuangan yang menipu (Thoyibatun, 2009). Selain kecenderungan kecurangan akuntansi (KKA), perilaku tidak etis juga mempengaruhi banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di indonesia. Perilaku tidak etis yaitu suatu perilaku menyimpang yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Robinson, dalam Thoyibatun (2009), perilaku tidak etis dapat berupa penyalahgunaan kedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan kekuasaan (abuse power), penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse resources), serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action). Perilaku tidak etis berbeda dengan kecenderungan kecurangan akuntansi. Pada kecenderungan kecurangan akuntansi, lebih menekankan pada adanya kesengajaan untuk melakukan tindakan penghilangan atau penambahan jumlah tertentu sehingga terjadi salah saji dalam laporan keuangan untuk tujuan tertentu sedangkan perilaku tidak etis merupakan perilaku seseorang yang menyalahgunakan kekuasaan maupun jabatan 2

3 untuk tujuan tertentu. Namun demikian, baik perilaku tidak etis maupun kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki peranan dalam banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia. Teori atribusi menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan seseorang disebabkan oleh atribut penyebab (Green and Mitchell, dalam Waworuntu, 2003). Tindakan seorang pemimpin maupun orang yang diberi wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab. Tindakan yang tidak etis dan tindakan curang dapat dipengaruhi oleh adanya sistem pengendalian internal dan monitoring oleh atasan. Untuk mendapatkan hasil monitoring yang baik, diperlukan pengendalian internal yang efektif.. Keefektifan pengendalian internal juga merupakan faktor yang mempengaruhi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis. Pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku yang tidak etis serta kecenderungan untuk berlaku curang dalam akuntansi. Mengacu pada penelitian Thoyibatun (2009), penelitian ini akan meneliti pengaruh keefektifan pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi dengan tambahan variabel moralitas manajemen. Tambahan variabel ini berdasarkan penelitian Wilopo (2006) yang menemukan bahwa moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Moralitas manajemen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis. Organisasi atau instansi juga memiliki tanggung jawab moral. Tanggung jawab moral dari manajemen organisasi mempengaruhi terjadinya perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Semakin buruk moralitas dari manajemen maka kemungkinan terjadi perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin 3

4 besar pula. Moral yang buruk dari manajemen diasumsikan dapat mendorong manajemen bertindak tidak etis dan berlaku curang dalam akuntansi. 2. TELAAH TEORI 2.1 Teori Atribusi Teori atribusi dikembangkan oleh Kelley (1967), kemudian Green serta Mitchell (1979). Mereka berpandangan bahwa perilaku kepemimpinan disebabkan oleh atribut penyebab. Jadi teori kepemimpinan atribut menjelaskan mengapa perilaku kepemimpinan terjadi. Teori atribusi dikembangkan dengan beberapa pendapat berikut: Teori Kepemimpinan Karismatik Teori atribusi ikut menjelaskan kepemimpinan karismatik. Para pengikut membuat atribut pada pemimpin yang heroik atau yang memiliki kemampuan yang luar biasa yang mereka amati dan dapati. Teori Kepemimpinan Transaksional Para pemimpin transaksional, adalah pemimpin yang membimbing atau mendorong bawahan mereka mengarah pada tujuan yang telah diletakkan, dengan cara menjelaskan peranan dan tugas yang dipersyaratkan. Teori Kepemimpinan Transformasional Terdapat juga para pemimpin yang transformasional. Teori ini melihat pemimpin yang menyediakan pertimbangan individual dan stimulasi intelektual serta mereka yang memiliki karisma (Waworuntu, 2003). Semua pandangan, model, dan teori di atas tidak terlepas dari perilaku orang dalam organisasi, yaitu perilaku pimpinan dan perilaku bawahan. Jadi kepemimpinan tidak terlepas dari cara berpikir, berperasaan, bertindak, bersikap, dan berperilaku dalam kerja di sebuah organisasi dengan bawahannya atau orang lain (Waworuntu, 2003). 4

5 Tindakan atau keputusan yang diambil oleh pemimpin ataupun orang yang diberikan wewenang disebabkan oleh atribut penyebab. Termasuk tindakan tidak etis maupun kecurangan yang terjadi. Faktorfaktor seperti pengendalian internal, kompensasi dan moralitas merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan tersebut. 2.2 Teori Perkembangan Moral Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan Kohlberg (1969). Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti pekembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget (1958), yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg (1969) memperluas pandangan dasar ini dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan. Kohlberg (1969) menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam penelitiannya dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama. Kohlberg (1969) kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional, konvensional, dan post-konvensional. Manajemen pada tahapan post konvensional menunjukkan kematangan moral manajemen yang tinggi. Kematangan moral menjadi dasar dan pertimbangan manajemen dalam merancang tanggapan dan sikap terhadap isu-isu etis. Perkembangan pengetahuan moral menjadi indikasi pembuatan keputusan yang secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial. 5

6 Karena adanya tanggung jawab sosial, manajemen dengan moralitas yang tinggi diharapkan tidak melakukan perilaku menyimpang dan kecurangan dalam kinerjanya. Termasuk adanya perilaku tidak etis dari manajemen dan kecurangan akuntansi. Moralitas manajemen yang tinggi diharapkan akan menurunkan perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi yang dilakukan manajemen perusahaan. 2.3 Kecurangan Akuntansi IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai: (1) Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan, (2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga. Dari perspektif kriminal, kecurangan akuntansi dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih (white-collar crime). Sutherland, sebagaimana dikutip oleh Geis dan Meier (1977), dalam Wilopo (2006), menjelaskan bahwa kejahatan kerah putih dalam dunia usaha diantaranya berbentuk salah saji atas laporan keuangan, manipulasi di pasar modal, penyuapan komersial, penyuapan dan penerimaan suap oleh pejabat publik secara langsung atau tidak langsung, kecurangan atas pajak, serta kebangkrutan. Dari definisidefinisi di atas, tampak perbedaan pengertian dari kecurangan akuntansi. 6

7 IAI tidak secara eksplisit menyatakan bahwa kecurangan akuntansi merupakan kejahatan. Sebaliknya Sutherland (1940) sebagai pakar hukum menganggap kecurangan akuntansi sebagai kejahatan. Hasil-hasil penelitian tentang kecurangan akuntansi, menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh tingkat korupsi di suatu negara [Sheifer and Vishny (1993), Gaviria (2001)]. Hasil penelitian Mayangsari dan Wilopo (2002) membuktikan bahwa internal birokrasi memberikan pengaruh terhadap kecurangan akuntansi pemerintahan. Artinya, semakin baik pengendalian internal birokrasi, maka semakin rendah tingkat kecurangan akuntansi pemerintah. 2.4 Perilaku Tidak Etis Buckley et al., (1998) menjelaskan bahwa perilaku tidak etis merupakan sesuatu yang sulit untuk dimengerti, yang jawabannya tergantung pada interaksi yang kompleks antara situasi serta karakteristik pribadi pelakunya. Meski sulit dalam konteks akuntansi, dan hubungannya dengan pasar sering tidak jelas, namun memodelkan perilaku perlu dipertimbangkan guna memperbaiki kualitas keputusan serta mengurangi biaya yang berkaitan dengan informasi dan untuk memperbaiki tersedianya informasi yang tersedia bagi pasar (Hendriksen, 1992:237). Perusahaan sebagai pribadi artifisial memiliki tanggung jawab moral dan sosial, yang pada tingkat operasional diwakili secara formal oleh manajemen (Keraf, 1998: ). Dengan mengacu pada dimensi perilaku yang menyimpang dalam bekerja dari Robinson (1995), Tang et al., (2003) dalam penelitiannya menjelaskan indikator dari perilaku yang menyimpang atau tidak etis dalam perusahaan. Perilaku ini terdiri dari perilaku yang menyalahgunakan kedudukan/posisi (abuse position), perilaku yang menyalahgunakan kekuasaan (abuse power), perilaku yang menyalahgunakan sumber daya organisasi (abuse resources), serta perilaku yang tidak berbuat apa-apa (no action). Penelitian ini meminjam konsep 7

8 Tang et al., (2003) untuk menjelaskan indikator perilaku tidak etis perusahaan. 2.5 Keefektifan Pengendalian Internal, Perilaku Tidak Etis, dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Teori atribusi menjelaskan bahwa tindakan seorang pemimpin maupun orang yang diberikan wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab (Green and Mitchell, dalam Waworuntu, 2003). Oleh sebab itu, diperlukan sistem pengendalian untuk mengurangi penyebab terjadinya tindakan yang tidak etis dan kecurangan akuntansi. Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Sistem pengendalian yang efektif diharapkan dapat mengurangi adanya perilaku tidak etis yang dilakukan manajemen untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. Selain mengurangi adanya perilaku tidak etis, sistem pengendalian internal diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen cenderung melakukan tindakan menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Salah satu contoh tindakan menyimpang yaitu kecenderungan melakukan kecurangan akuntansi. Kesesuaian Kompensasi, Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dalam teori atribusi, tindakan sesorang dalam organisasi dipengaruhi oleh atribut penyebab (Waworuntu, 2003). Tindakan curang yang dilakukan seseorang, disebabkan oleh keinginan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Kompensasi yang sesuain diharapkan mampu mengurangi adanya keinginan untuk melakukan tindakan curang. 8

9 Kompensasi tersebut bertujuan agar manajemen dapat bertindak sesuai keinginan pemilik perusahaan dan tidak melakukan tindakan menyimpang. Tindakan menyimpang seperti adanya perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi, diharapkan dapat berkurang dengan adanya sistem kompensasi yang diberikan. Moralitas Manajemen, Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Teori perkembangan moral berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam pekembangan yang dapat teridentifikasi. Kohlberg (1969) kemudian mengkategorisasi dan mengklasifikasi respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap yang berbeda. Keenam tahapan tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional, konvensional, dan post-konvensional. Manajemen merupakan kumpulan dari individu yang juga memiliki tahapan moral. Manajemen pada tahapan post konvensional menunjukkan kematangan moral manajemen yang tinggi. Kematangan moral manajemen menjadi indikasi pembuatan keputusan yang secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial. Adanya tanggung jawab sosial diharapkan membuat manajemen bertindak lebih baik dan tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan. Manajemen dengan moralitas yang tinggi diharapkan tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis dan melakukan kecurangan akuntansi untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. 2.6 Hubungan Keefektifan Pengendalian Internal dan Perilaku Tidak Etis Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi adanya suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang untuk melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup. Oleh karena itu, 9

10 perilaku tidak etis dapat dicegah dengan sistem pengendalian internal yang baik dan efektif. AICPA (1947) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996: 253). Wright (2003), Sims and Keon (1999), Schminke (2001), serta Beu and Buckley (2001) mendukung pendapat ini. H1: Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis 2.7 Hubungan Keefektifan Pengendalian Internal dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang yang besar membuat kecenderungan kecurangan akuntansi lebih sering terjadi. Peluang tersebut dapat dikurangi dengan sistem pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi atau bahkan menutup peluang untuk melakuakan kecenderungan kecurangan akuntansi. Smith et al., (1997), Beasley (1996), Beasley et al., (2000), Reinstein (1998), Matsumura (1992), dan Abbot et al., (2002) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Meski terdapat pendapat yang berbeda dari Wright (2003), penelitian ini berpendapat bahwa pengendalian internal yang efektif mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. H2: Keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2.8 Hubungan Kesesuaian kompensasi dan Perilaku Tidak Etis Kompensasi merupakan hal yang berpengaruh terhadap tindakan maupun perilaku seseorang dalam organisasi. Seseorang cenderung 10

11 berperilaku tidak etis untuk memaksimalkan keuntungan pribadinya. Dengan adanya kompensasi, perilaku tidak etis diharapkan dapat berkurang. Kompensasi yang sesuai menjadi bagian yang sangat penting bagi kinerja karyawan serta keberhasilan organisasi (Luthans, 1998: ). Pendapat ini didukung oleh Wright (2003) yang menyatakan bahwa insentif, pengawasan serta sistem yang berjalan dengan baik dapat mencegah perilaku tidak etis manajemen perusahaan. Meski Robinson (1995), Tang et al., (2003), serta Dallas (2002) menyatakan sebaliknya, penelitian ini berpendapat bahwa pemberian kompensasi yang sesuai akan menurunkan perilaku tidak etis manajemen perusahaan. H3: Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis 2.9 Hubungan Kesesuaian kompensasi dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Kecurangan akuntansi didorong oleh tindakan individu untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Tindakan tersebut didorong oleh ketidakpuasan individu atas imbalan yang mereka peroleh dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Sistem kompensasi yang sesuai diharapkan dapat mebuat individu merasa tercukupi sehingga individu tidak melakukan tindakan yang merugikan organisasi termasuk melakukan kecurangan akuntansi.. Pemberian kompensasi ini diharapkan mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi. Meski terdapat beberapa pendapat dan hasil penelitian yang berbeda dengan teori keagenan, seperti dari Dallas (2002), Pritchard (1999) Ribstein (2002), Chtourou et al., (2001), Apostolou et al., (2001), serta Chruch et al., (2001), penelitian ini berpendapat bahwa kompensasi yang sesuai akan menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi. 11

12 H4: Kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2.10 Hubungan Moralitas Manajemen dan Perilaku Tidak Etis Moralitas merupakan suatu hal yang mempengaruhi perilaku seorang individu. Karena moralitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Moralitas yang buruk akan membuat individu cenderung berperilaku tidak etis. Dalam suatu perusahaan atau instansi yang diwakili manajemennya, moralitas manajemen merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap tindakan yang diambil perusahaan. Sehingga dalam suatu perusahaan atau instansi, moralitas manajemen memiliki pengaruh terhadap perilaku tidak etis yang dilakukan perusahaan. Kohlberg (1969), sebagaimana dikutip oleh Velasquez (2002) menyatakan bahwa moral berkembang melalui tiga tahapan, yaitu tahapan prakonvensional, tahapan konvensional, dan tahapan postkonvensional. Moralitas manajemen pada tahapan post konvensional menunjukkan kematangan moral manajemen yang tinggi. Bernardi (1994) menjelaskan bahwa kematangan moral menjadi dasar dan pertimbangan manajemen dalam merancang tanggapan dan sikap terhadap isu-isu etis. Hasil penelitian Trevino and Youngblood (1990) serta Goolsby and Hunt, (1992) menunjukkan bahwa perkembangan pengetahuan moral menjadi indikasi pembuatan keputusan yang secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial. Meski terdapat hasil penelitian yang berbeda dari Kite (1996) dengan mengutip hasil penelitian berbagai penelitian [Tull (1982), Amstrong (1984&1987), Ponemon (1988&1990), Ponemon and Gabhart (1990), Ponemon and Glazer (1990)] dan dari Dallas (2002) penelitian ini berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat moralitas manajemen, semakin rendah perilaku tidak etisnya. H5: Moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis 12

13 2.11 Hubungan Moralitas Manajemen dan Kecenderungan Kecenderungan Akuntansi Moralitas merupakan faktor penting dalam timbulnya kecurangan. Kecenderungan kecurangan akuntansi juga dipengaruhi oleh moralitas orang yang terlibat didalamnya. Dalam suatu perusahaan atau instansi moralitas manajemen sangat berpengaruh terhadap kecenduran kecurangan akuntansi yang mungkin timbul dalam perusahaan. Seperti telah dihipotesiskan di atas, bahwa moralitas manajemen berpengaruh pada perilaku etisnya. Penelitian ini juga berpendapat moralitas manajemen mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, semakin tinggi tahapan moralitas manajemen (tahapan postkonvensional), semakin manajemen memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan universal daripada kepentingan perusahaan semata, terlebih kepentingan pribadinya. Oleh karenanya, semakin tinggi moralitas manajemen, semakin manajemen berusaha menghindarkan diri dari kecenderungan kecurangan akuntansi. Belum terdapat penelitian yang mengkaji pengaruh ini. H6: Moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi 2.12 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang melandasi penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari dan Wilopo (2002) yang meneliti pengaruh pengendalian internal dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Menemukan bahwa pengendalian internal dan perilaku tidak etis berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian lain yang telah dilakukan yaitu penelitian dari Wilopo (2006) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Menemukan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat 13

14 diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Namun penelitian ini menemukan hal yang bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil penelitian sebelumnya, bahwa kompensasi yang sesuai yang diberikan perusahaan ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini disebabkan kompensasi yang diberikan perusahaan ternyata tidak sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, serta hasil yang diperoleh dari perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi lebih besar dibanding kompensasi yang diterimanya. Penelitian yang dilakukan Siti Thoyibatun (2008) yang meneliti pengaruh keefektifan pengendalian internal dan sistem kompensasi terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi. Dengan menambah sistem pengukuran dengan menggunakan COSO (1998) menemukan bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi lain halnya dengan sistem kompensasi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa sistem kompensasi tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku tidak etis dan berpengaruh positif terhadap kecenderungan akuntansi. 3. METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui pengiriman kuisioner pada responden. Sumber data adalah pendapat dan persepsi dari personil dalam instansi pemerintahan yang bertanggung jawab dalam pencairan anggaran. Personil tersebut adalah staff bagian perbendaharaan dan akuntansi karena bagian tersebut merupakan bagian yang mempunyai kesempatan lebih untuk dapat melakukan tindak kecurangan. 14

15 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian adalah semua pihak yang menerima delegasi wewenang dan tanggung jawab untuk terlibat dalam penggunaan dana yang dianggarkan, pelaksana akuntansi, dan orang yang bertugas berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan pertanggung jawaban di pemerintah provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah dipilih karena provinsi ini merupakan provinsi dengan tingkat kecurangan yang cukup tinggi dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia ( 6 Agustus 2010). Sampel dari penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja di pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Biro Keuangan. Pemilihan sampel tersebut karena karyawan yang bekerja pada biro keuangan memiliki keterkaitan dengan pengguaan, pencairan serta pelaporan anggaran sehingga terdapat kesempatan yang cukup besar untuk melakukan tindak kecurangan. Responden dari penelitian ini yaitu kepala bagian, kepala sub bagian, staff pada Biro Keuangan Provinsi Jawa Tengah. 3.3 Pengukuran Variabel Kecenderungan Kecurangan Akuntansi IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecenderungan kecurangan akuntansi terdiri dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wilopo (2006) dari SPAP, seksi 316 IAI, Skala Likert 1 5 digunakan untuk mengukur respons dari responden. 15

16 3.3.2 Perilaku Tidak Etis Menurut Dijk (2000), dalam Thoyibatun (2009), unethical behavior is behavior that deviates from the main task or goal that has been agreed upon. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa perilaku tidak etis merupakan perilaku yang menyimpang dari tujuan utama yang telah disepakati sebelumnya. Perilaku tidak etis diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Robinson (1995), dan Tang et al., (2003) dan diukur dengan tiga item pertanyaan. Karena pada penyalahgunaan sumber daya organisasi sudah termasuk dalam item pada kecenderungan kecurangan akuntansi. Skala Likert 1 5 digunakan untuk mengukur respons dari responden Keefektifan Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan efektivitas dan efisiensi operasi (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Instrumen yang digunakan untuk mengukur keefektifan pengendalian internal terdiri dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wilopo (2006) dari IAI (2001) perihal pengendalian internal. Respons dari responden diukur dengan skala Likert Kesesuaian Kompensasi Menurut Mangkuprawira (2004), dalam Shopiadewi (2006), sistem kompensasi adalah sistem penghargaan financial (upah pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian, mempertahankan, dan mendorong karyawan agar bekerja dengan produktif. Kesesuaian kompensasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Wilopo (2006) dari Gibson, (1997: ) perihal reward serta terdiri dari enam item pertanyaan. Respons dari responden diukur dengan skala Likert

17 3.3.5 Moralitas Manajemen Moral management is not coincident with profit or value maximization because of the cost of addressing the externality or the corporate redistribution (Baron, 2006). Dengan kata lain, moralitas manajemen merupakan tindakan manajemen untuk melakukan hal yang benar dan tidak berkaitan dengan keuntungan atau nilai. Pengukuran moralitas manajemen berasal dari model pengukuran moral yang dikembangkan oleh Kohlberg (1969) dan Rest (1979) dalam bentuk instrumen Defining Issues Test. Instrumen ini berbentuk kasus dilema etika. Moralitas manajemen diukur melalui 6 (enam) butir instrumen yang mengukur tinggi rendahnya moralitas manajemen melalui kasus dilema etika akuntansi. Hasil pengukuran atas dilema etika akuntansi ini merupakan cerminan moralitas manajemen organisasi. Dalam penelitian ini variabel moralitas manajemen merupakan observed variabel Uji hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik regresi berganda untuk menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan dua kali. Analisis regresi yang pertama digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan moralitas manajemen terhadap perilaku tidak etis. Analisis regresi yang kedua digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan moralitas manajemen terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : PTE = b b 1 KPI b 2 KK b 3 MM + e... 1 Dimana : b = Koefisien regresi model PTE = Perilaku Tidak Etis 17

18 KPI KK MM e = Keefektifan Pengendalian Intenal = Kesesuaian Kompensasi = Moralitas Manajemen = error KKA = b b 1 KPI b 2 KK b 3 MM + e... 2 Dimana : b = Koefisien regresi model KKA = Kecenderungan Kecurangan Akuntansi KPI = Keefektifan Pengendalian Intenal KK = Kesesuaian Kompensasi MM = Moralitas Manajemen e = error Perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS. Setelah hasil persamaan regresi diketahui, akan dilihat tingkat signifikansi masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Deskripsi responden menunjukkan bahwa kuisioner diisi oleh personil yang berwenang. Pengalaman kerja dan pendidikan responden menunjukkan bahwa responden dapat memahami arti dan maksud dari kuisioner. 4.2 Analisis dan Hasil Penelitian Pengujian menggunakan software SPSS 13 dengan regresi berganda. Dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas menunjukan semua variabel dalam keadaan valid dan reliabel. Hasil uji asumsi klasik 18

19 juga menunjukan semua variabel telah memenuhi asumsi klasik pada model regresi Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap Perilaku Tidak Etis Dari hasil statistik yang diperoleh, Keefektifan pengendalian internal (KPI) dalam pengaruhnya terhadap perilaku tidak etis diperoleh sebesar -0,283 dengan arah negatif. Hasil pengujian pengaruh Keefektifan pengendalian internal (KPI) terhadap perilaku tidak etis menunjukkan nilai t sebesar -3,006 dan signifikansi sebesar 0,005. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Keefektifan pengendalian internal (KPI) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perilaku tidak etis. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi adanya suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang untuk melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup. Oleh karena itu, pengendalian internal menjadi sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Boynton and Kell, 1996: 253). Wright (2003), Sims and Keon (1999), Schminke (2001), serta Beu and Buckley (2001) mendukung pendapat ini Pengaruh Kesesuaian Kompensasi Terhadap Perilaku Tidak Etis Dari hasil statistik yang diperoleh, Kesesuaian kompensasi (KK) dalam pengaruhnya terhadap perilaku tidak etis diperoleh sebesar -0,31 dengan arah negatif. Hasil pengujian pengaruh Kesesuaian kompensasi 19

20 (KK) terhadap perilaku tidak etis menunjukkan nilai t sebesar -0,373 dan signifikansi sebesar 0,711. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih besar dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Kesesuain kompensasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perilaku tidak etis. Hal ini berarti Hipotesis 3 ditolak. Hasil pengujian mendapatkan bahwa kesesuaian kompensasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku tidak etis. Hasil ini tidak mendukung hipotesis penelitian. Hasil penelitian tersebut karena perilaku tidak etis seringkali dikaitkan dengan masalah moralitas dari seseorang. Hasil yang didapat sesuai dengan teori agensi yang menjelaskan berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004 dalam Widiatmaja, 2010). Seseorang cenderung memiliki kepentingan pribadi dan melakukan berbagai cara untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. Adanya kompensasi yang lebih besar diperoleh tidak mampu menurunkan perilaku tidak etis yang dilakukan. Sifat kompensasi yang biasa dinilai relatif oleh seseorang menjadi penyebab hal tersebut. Kenaikan kompensasi yang dialami hanya dipandang secara relatif oleh seseorang sehingga kenaikan kompensasi masih tetap dinilai kurang. Penyebab terjadinya hal tersebut adalah individu memiliki kecenderungan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Keuntungan pribadi bahkan dimaksimalkan dengan melakukan segala cara termasuk melakukan suatu perilaku yang tidak etis Pengaruh Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak Etis Dari hasil statistik yang diperoleh, Moralitas Manajemen (MM) dalam pengaruhnya terhadap perilaku tidak etis diperoleh sebesar -0,254 dengan arah negatif. Hasil pengujian pengaruh Moralitas Manajemen (MM) terhadap perilaku tidak etis menunjukkan nilai t sebesar -3,537 dan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil 20

21 dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Moralitas Manajemen (MM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Perilaku tidak etis. Hal ini berarti Hipotesis 5 diterima. Hasil pengujian mendapatkan bahwa moralitas manajemen memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perilaku tidak etis. Hasil ini mendukung hipotesis penelitian. Hasil yang didapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) yang menemukan bahwa moralitas manajemen berpengaruh signifikan terhadap perilaku tidak etis. Menurut teori perkembangan moral, perkembangan pengetahuan moral menjadi indikasi pembuatan keputusan yang secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial (Kohlberg, 1969). Moralitas merupakan suatu hal yang mempengaruhi perilaku seorang individu. Moralitas yang buruk akan membuat individu cenderung berperilaku tidak etis. Dalam suatu perusahaan atau instansi yang diwakili manajemennya, moralitas manajemen merupakan hal penting yang berpengaruh terhadap tindakan yang diambil perusahaan. Sehingga dalam suatu perusahaan atau instansi, moralitas manajemen memiliki pengaruh terhadap perilaku tidak etis yang dilakukan perusahaan Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dari hasil uji statistik yang didapat, Keefektifan pengendalian internal (KPI) dalam pengaruhnya terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi diperoleh sebesar -0,473 dengan arah negatif. Hasil pengujian pengaruh Keefektifan pengendalian internal (KPI) terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi menunjukkan nilai t sebesar dan signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Keefektifan pengendalian internal (KPI) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hal ini berarti Hipotesis 2 diterima. 21

22 Hasil pengujian mendapatkan bahwa keefektifan pengendalian internal memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hasil yang didapat menemukan bahwa pengendalian internal yang semakin efektif dapat menurunkan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi yang terjadi pada instansi. Hasil temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009) serta Mayangsari dan Wilopo (2002) yang menemukan bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil yang didapat menemukan bahwa pengendalian internal yang semakin efektif dapat menurunkan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi yang terjadi pada instansi. Hasil temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009) serta Mayangsari dan Wilopo (2002) yang menemukan bahwa keefektifan pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengendalian internal instansi yang efektif dapat memperkecil peluang bagi individu untuk berbuat curang Hasil ini mendukung Smith et al., (1997), Beasley (1996), Beasley et al., (2000), Reinstein (1998), Matsumura (1992), dan Abbot et al., (2002) Pengaruh Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dari hasil uji statistik yang didapat, Kesesuaian kompensasi (KK) dalam pengaruhnya terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi diperoleh sebesar 0,060 dengan arah positif. Hasil pengujian pengaruh Kesesuaian kompensasi (KK) terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi menunjukkan nilai t sebesar 0,474 dan signifikansi sebesar 0,638. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih besar dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hal ini berarti Hipotesis 5 ditolak. 22

23 Hasil pengujian mendapatkan bahwa kesesuaian kompensasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hasil ini tidak mendukung hipotesis penelitian. Hasil yang didapat mendukung temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Adanya kompensasi yang diperoleh tidak mampu menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukan. Sifat manusia yang oportunis menjadi alasan dari hal tersebut. Manusia cenderung melakukan hal yang menghasilkan keuntungan lebih besar. Dengan melakukan kecurangan, jumlah keuntungan yang didapat akan jauh lebih besar dibanding jumlah kompensasi yang diterima sehingga kompensasi yang sesuai tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi Pengaruh Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dari Hasil uji statistik yang didapat, variabel Moralitas Manajemen (MM) dalam pengaruhnya terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi diperoleh sebesar -0,334 dengan arah negatif. Hasil pengujian pengaruh Moralitas Manajemen (MM) terhadap perilaku tidak etis menunjukkan nilai t sebesar -3,030 dan signifikansi sebesar 0,004. Nilai signifikansi pengujian tersebut lebih kecil dari level signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka ditunjukkan bahwa pada α 5%, Moralitas Manajemen (MM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hal ini berarti Hipotesis 6 diterima. Hasil pengujian mendapatkan bahwa moralitas manajemen memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Hasil ini mendukung hipotesis penelitian. Hasil temuan pada penelitian mendukung teori perkembangan moral yang 23

24 menyatakan perkembangan pengetahuan moral menjadi indikasi pembuatan keputusan yang secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial (Kohlberg, 1969). Dengan demikian, semakin tinggi moral seseorang maka kecenderungan untuk berlaku curang akan lebih rendah. Hal ini dapat dijelaskan karena moralitas merupakan suatu hal yang mempengaruhi perilaku seorang individu. Moralitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, tinggi rendahnya moral suatu individu akan berpengaruh pada keputusan dan tindakan yang diambil. Dalam suatu organisasi atau instansi moralitas manajemen sangat berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi yang mungkin timbul dalam instansi tersebut. 5. PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keefektifan pengendalian internal (KPI) berpengaruh negatif terhadap Perilaku tidak etis shingga Keefektifan pengendalian internal (KPI) yang tinggi akan menurunkan perilaku tidak etis. 2. Keefektifan pengendalian internal (KPI) berpengaruh negatif terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi sehingga Keefektifan pengendalian internal (KPI) yang tinggi akan menurunkan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 3. Kesesuaian kompensasi (KK) tidak berpengaruh terhadap Perilaku tidak etis. 4. Kesesuaian kompensasi (KK) tidak berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 5. Moralitas manajemen (MM) berpengaruh negatif terhadap Perilaku tidak etis sehingga Moralitas manajemen (MM) yang tinggi akan menurunkan perilaku tidak etis. 24

25 6. Moralitas manajemen (MM) berpengaruh negatif terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi sehingga Moralitas manajemen (MM) yang tinggi akan menurunkan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh relatif sedikit yaitu 41 sampel. 2. Dalam penelitian ini instansi yang digunakan hanya terbatas satu instansi dan satu biro. 5.3 Saran Berdasarkan penelitian tersebut, saran yang bisa diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Disarankan untuk untuk peneliti selanjutnya menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. 2. Menambah jumlah variabel yang berkaitan dengan moral individu seseorang seperti gender atau latar belakang pendidikan. 25

26 Daftar Pustaka Baiman, S Agency Research in Managerial Accounting: A Second Look. Accounting, Organizations and Society, 15 (4): Buckley, M.R., D.S. Wiese., and M.G. Harvey An Investigation into the Dimension of Unethical Behavior. Journal of Education for Business. 98/5: Conyon,M.J., and Peck, S.I Broad Control, remuneration committee, and top management compensation. Academy of management journal. 41 (2): COSO Does your Control System Pass the COSO Test? Publised by the Institute of Internal Auditors Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), Fraudulent Financial Reporting: : An Analysis of U.S. Public Companies. New York: COSO Daryanto, S.S Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya. Apollo. Dijk, M.v The Influence of Publication of Financial Statement, Risk of Takeover and Financial Position of the Auditee on Public Auditors Unethical Behaviour. Journal of Business Ethics. 28(4): Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3. Semarang : Penerbit BP Undip Govindarajan,Vijay Management Control System, Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia Standar Profesional Akuntan Publik. Standar Auditing Seksi 316. Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. Instruksi Presiden Republik Indonesia, Nomor 7/1999. Pedoman Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 15 Juni

27 Keraf, A. Sonny, Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya, Edisi baru. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Mayangsari, Sekar dan Wilopo, Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Olhson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 5, no. 3 (September). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, nomor 23/2005: Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Riggio, R.E Introduction to Industrial and Organization Psycologhy. London : Scott, Forestman and Company Sekaran, Uma Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fourth Edition, New York: John Willey&Sons, Inc. Scott, W. R., Financial Accounting Theory 3 rd edition. Toronto: Prentice Hall. Shivdasani, A Board composition, ownership structure, and hostile takeovers. Journal of Accounting and Economics, vol.16, pp: Sobel, L. A., Corruption in Business. New York: Facts on File, Inc. Sutherland, E. H., and D. R. Cressey, Principles of Criminology 6 th ed. Chicago: J. B. Lippincott Company. Tang, T. L. P. and Randy K. Chiu, Income, Money Etic, Pay Satisfaction, Commitment, and Unethical Behavior: Is the Love of Money the Root of Evil for Hong Kong Employees? Journal of Business Ethics. Wang, H Staged-Financing Contracts with Accounting Fraud. Working Paper Desember Wang Yue, T Corporate Securities Fraud: an Economic Analysis. Working Paper. 7 Januari Waworuntu, Bob Determinan Kepemimpinan.Makalah Sosial Humaniora,vol.7, no. 2, Desember Wilopo Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Makalah. SNA 9 Padang. 27

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ANALISIS PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, PERSEPSI KESESUAIAN KOMPENSASI, MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU TIDAK ETIS DAN KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI SKRIPSI Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori atribusi ini dikembangkan oleh Kelley pada tahun 1967, kemudian dilanjutkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori atribusi ini dikembangkan oleh Kelley pada tahun 1967, kemudian dilanjutkan oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi ini dikembangkan oleh Kelley pada tahun 1967, kemudian dilanjutkan oleh Green serta Mitchell

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Nafi Inayati Zahro Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus E-mail: nafi_umk@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini mengambil tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN

Lebih terperinci

6. Variabel moralitas manajemen tidak memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

6. Variabel moralitas manajemen tidak memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka dapat dihasilkan simpulan sebagai berikut : 1. Pada hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ) yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap keadaan, selalu mempunyai dua sisi. Kemajuan akuntansi selain membawa manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, ASIMETRI INFORMASI, DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN

PENGARUH KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, ASIMETRI INFORMASI, DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN PENGARUH KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, ASIMETRI INFORMASI, DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DI BANK SWASTA TULUNGAGUNG SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi atau yang dalam bahasa pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam pemberitaan media yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis seringkali terjadi kecurangan-kecurangan atau tindakan yang menyimpang dari prosedur akuntansi yang benar, dimana kecurangan tersebut disebut

Lebih terperinci

1 BAB V PENUTUP. memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan

1 BAB V PENUTUP. memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan 1 BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan data primer yang memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh ethical leadership dan pengendalian internal terhadap kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kecurangan akuntansi dalam organisasi hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari masing-masing

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI. (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi empiris pada Dinas Kota Surakarta) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menempatkan kecenderungan kecurangan akuntansi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menempatkan kecenderungan kecurangan akuntansi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menempatkan kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai variabel terikat dan variabel lainnya, yaitu: Sistem pengendalian intern, Ketaatan pada asas akuntansi,

Lebih terperinci

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI: STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DI INDONESIA Wilopo STIE Perbanas Surabaya ABSTRACT The accounting

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu,

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu, 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Ariani et al (2014) Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi dan Keefektifan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu hubungan kerja sama antara pemegang saham (principal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu hubungan kerja sama antara pemegang saham (principal) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal Teori Sinyal menjelaskan tentang bagaimana para investor memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan. Signaling theory juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecurangan akuntansi telah berkembang dan mendapat banyak perhatian publik sehingga menjadi pusat perhatian para pelaku bisnis di dunia (Adelin dan Fauzihardani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat menyumbang untuk pertumbuhan pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.8 (2016): 2297-2304 PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh faktor-faktor dalam teori fraud triangle yakni tekanan (stabilitas keuangan, tekanan eksternal, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang tidak terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan jasanya. Perkembangan dunia

Lebih terperinci

Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember)

Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember) Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember) Taufik Kurrohman 1, Ekaning Pratiwi 2, Andriana 3 123 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi, Vol. 6, No. 2, April 2018 : ISSN

Jurnal Akuntansi, Vol. 6, No. 2, April 2018 : ISSN Jurnal Akuntansi, Vol. 6, No. 2, April 2018 : 221-234 ISSN 2337-4314 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, KEPATUHAN DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS PEGAWAI

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, KEPATUHAN DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS PEGAWAI PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, KEPATUHAN DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP PERILAKU ETIS PEGAWAI (Studi Kasus Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting dimata pemain bisnis dunia. Kecurangan (fraud) merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTASI (STUDI PADA PT. PELINDO I SUMATERA UTARA) OLEH

SKRIPSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTASI (STUDI PADA PT. PELINDO I SUMATERA UTARA) OLEH SKRIPSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTASI (STUDI PADA PT. PELINDO I SUMATERA UTARA) OLEH MUHAMMAD SIDDIQ 120503072 PROGRAM STUDI STRATA-IAKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akuntansi telah mendapat perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi di era globalisasi ini. Berkembangnya kompleksitas bisnis, kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh bukti empiris atas pengaruh variabel independen yang terdiri dari corporate governance, independensi auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan alumni terhadap praktik-praktik fraud melalui survei langsung pada

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai R- square sebesar 0,808 untuk konstruk Audit Judgement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fraud pada perusahaan semakin tinggi. Tindak fraud tersebut berupa pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. fraud pada perusahaan semakin tinggi. Tindak fraud tersebut berupa pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan membawa indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk dapat bersaing dalam

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF SELF OBEDIENCE AND ORGANIZATION TO UNETHICAL BEHAVIOR AND ACCOUNTING FRAUD

THE INFLUENCE OF SELF OBEDIENCE AND ORGANIZATION TO UNETHICAL BEHAVIOR AND ACCOUNTING FRAUD THE INFLUENCE OF SELF OBEDIENCE AND ORGANIZATION TO UNETHICAL BEHAVIOR AND ACCOUNTING FRAUD PENGARUH KETAATAN DIRI DAN ORGANISASI TERHADAP PERILAKU TIDAK ETIS DAN KECURANGAN AKUNTANSI Syamsul Hadi, Melati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Oleh: Lia Meliany 1), Erna Hernawati 1) E-mail: melanieemelan@gmail.com 1) UPN Veteran Jakarta

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Universitas Brawijaya Malang) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman, kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan pada Kantor Akuntan Publik di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. profesional. Hal tersebut disebabkan karena akuntan publik laki-laki dan

BAB V PENUTUP. profesional. Hal tersebut disebabkan karena akuntan publik laki-laki dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sample t-test menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan persepsi akuntan publik baik laki-laki maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kepatuhan Pengendalian Intern 2.1.1.1. Pengertian Pengendalian Intern Istilah Pengendalian Intern baru resmi digunakan oleh IAI pada tahun 2001. Sebelumnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO Fella Ulvathunia Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam

Lebih terperinci

Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe

Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Yusri Hazmi, SE. M. Si, Ak (Dosen: Politeknik Negeri Lhokseumawe)

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KESESUAIAN KOMPENSASI, ASIMETRI INFORMASI DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Dinul Syamsi 1, Yunilma 1, Yeasy Darmayanti 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk mewujudkan perlu secara terus menerus ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan survey confirmatory research yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan survey confirmatory research yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Jenis Data Jenis penelitian ini merupakan survey confirmatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkonfirmasi keberlakuan model yang didapat

Lebih terperinci

Anastasia & Sparta 1. Anastasia Universitas Multimedia Nusantara Sparta Universitas Multimedia Nusantara

Anastasia & Sparta 1. Anastasia Universitas Multimedia Nusantara Sparta Universitas Multimedia Nusantara Anastasia & Sparta 1 PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, PERSEPSI KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN MORALITAS INDIVIDU TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi pada Perusahaan Swasta di Wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia informasi transaksi ekonomi yang dilakukan oleh individu atau organisasi, melalui

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. prosedur konvensional, meskipun mereka berpendapat bahwa pemahaman. prosedur audit entitas syariah itu sangat penting.

BAB V PENUTUP. prosedur konvensional, meskipun mereka berpendapat bahwa pemahaman. prosedur audit entitas syariah itu sangat penting. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pemahaman prosedur audit entitas syariah yaitu pemahaman terhadap prosedur audit yang berbeda dari audit konvensional biasanya karena pemahaman ini khusus untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa personal financial need (tekanan, OSHIP) berpengaruh positif secara signifikan terhadap potensi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

Kholida Atiyatul Maula

Kholida Atiyatul Maula Analisis Pengaruh Faktor- Faktor Pendorong Tindak Kecurangan terhadap Kecendrungan Aparatur Pemerintah Melakukan Fraud (Persepsi Pegawai Dinas Kabupaten Banyumas) Kholida Atiyatul Maula Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial 1 Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia) Feisal Ananta Pertiwi Jurusan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tingkat pendidikan, pengalaman audit, continuing professional development, dan

BAB V PENUTUP. tingkat pendidikan, pengalaman audit, continuing professional development, dan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji tentang beberapa elemen dalam human capital yang mempengaruhi kualitas auditor pada KAP di Surabaya. Elemen human capital yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi pusat perhatian di kalangan pelaku bisnis di seluruh dunia. Di Indonesia pun tindakan kecurangan sepertinya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pengungkapan segmen tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Ardiana Peni Rahmawati Drs. H. Idjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak perhatian media dan menjadi salah satu isu yang menonjol baik di dalam maupun di luar negeri. Kecurangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. akuntan publik, pengertian dari kinerja akuntan publik disini adalah yang

BAB V PENUTUP. akuntan publik, pengertian dari kinerja akuntan publik disini adalah yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji tentang pengaruh independensi, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja akuntan publik di Surabaya. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak akan pernah habisnya untuk dibicarakan dan telah menarik banyak perhatian media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan baik itu pembelian, produksi, penjualan, pembayaran upah/gaji dan lain-lain. Setiap bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama PTN dan Jumlah Entitas Akuntansi di Provinsi Jawa Timur (Keadaan Th. 2007)

Lampiran 1. Nama PTN dan Jumlah Entitas Akuntansi di Provinsi Jawa Timur (Keadaan Th. 2007) Lampiran. Nama PTN dan Jumlah Entitas Akuntansi di Provinsi Jawa Timur (Keadaan Th. 2007) Kabupaten / Kota Nama Perguruan Tinggi / STAIN Jumlah Layak Uji Jumlah entitas Responden Jumlah % akuntansi Surabaya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, penelitian ini gagal membuktikan hipotesis bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia yang semakin berkembang ini, semakin tinggi tingkat kecurangan yang terjadi di sektor pemerintahan maupun di sektor swasta. Kecurangan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Intensitas Moral Akuntan Internal berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian dunia dan menjadi isu yang sangat penting di mata pelaku bisnis (Zainal, 2013). Kecenderungan

Lebih terperinci

DETERMINAN KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN PATI

DETERMINAN KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN PATI DETERMINAN KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) KABUPATEN PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Ikatan akuntan publik Indonesia (IAI) (2011) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis moneter yang berkepanjangan. Ada beberapa perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA RUMAH SAKIT GATOEL MOJOKERTO SKRIPSI. Disusun Oleh :

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA RUMAH SAKIT GATOEL MOJOKERTO SKRIPSI. Disusun Oleh : PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA RUMAH SAKIT GATOEL MOJOKERTO SKRIPSI Disusun Oleh : TRI MURTI ANI 1013010122/FE/EA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Informasi Keuangan dan Non-Keuangan terhadap Penerimaan Opini Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, DAN KETAATAN ATURAN AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) (Studi Kasus Pada KSP Kecamatan Buleleng) 1 Made Dwi Kusuma

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini mengenai pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal terhadap pendeteksian terjadinya fraud memberikan hasil bahwa 1. Independensi berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki

Lebih terperinci

pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai Perbanas Surabaya. Responden penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi tingkat

pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai Perbanas Surabaya. Responden penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi tingkat 78 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Oleh : Yulita Fitri Pembimbing : Nurazlina dan Al Azhar A. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

Oleh : Yulita Fitri Pembimbing : Nurazlina dan Al Azhar A. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia PENGARUH KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN AKUNTANSI, ASIMTERI INFORMASI DAN MORALITAS INDIVIDU TERHADAP KECENDRUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI. PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: Narti Wulandari (NPM : 201015004), Sugeng Santoso ABSTRACT

Lebih terperinci