DEGUMMING OIL PURIFICATION DEGUMMING DEGUMMING. 1) Dry Degumming. 2) Wet Degumming.

Transkripsi

1 OIL PURIFICTION DEFINISI: Memisahkan/mengeluarkan gum (senyawa phosphate) dalam minyak kasar (crude oil). TUJUN: Menmudahkan proses penyimpanan dan pengangkutan. Memudahkan proses pemurnian berikutnya (caustic refining dan bleaching). Menghasilkan lecithin.! 1 2 METODE : Crude oil from extraction Filtration lending Hydration Solids Water cid Peroxide Centrifuge separation GUM leaching Drying OIL OIL To leaching, caustic refining 1) Dry Degumming. Proses degumming dilakukan bersamaan dengan proses bleaching. Dilakukan pada crude oil yang kandungan gum-nya sangat rendah, seperti crude coconut oil dan crude palm kernel oil. 2) Wet Degumming. Fatty cids Drying lending LECITHIN Proses digumming pada minyak yang banyak mengandung gum (senyawa (hydratable phosphate). Gum yang dihasilkan dapat diproses menjadi lecithin. Prosesnya: Steam diinjeksikan ke dalam minyak, gum akan menyatu, dan dipisahkan dengan sentrifugasi.!! 3 4

2 METODE : 3) cid Degumming. c i d d e g u m m i n g d i l a k u k a n b e r s a m a a n menghilangkan senyawa phosphate (hydratable dan non hydrateable). Non-hydratable phosphate adalah jenis phospholipid yang mengandung ion Ca, Mg, dan Fe, dihasilkan dari ekstraksi biji-bijian yang telah mengalami kerusakan. Prosesnya: sam encer (asam phosphate atau asam sitrat) ditambahkan ke dalam minyak, dilanjutkan dengan proses hidrasi (injeksi uap panas ke dalam minyak). Pemisahan gum dengan cara sentrifugasi. Hasil akhir minyak dengan kadar gum < 3 ppm. 5! 6! NEUTRLISING Crude Soybean Oil 7 Degummed Soybean Oil! ertujuan untuk menetralisasi atau menghilangkan asam lemak bebas. Disebut juga: Caustic Refining atau lkali Refining. Juga menghilangkan gum dan mineral kalsium dan magnesium yang tersisa dari proses degumming. Proses netralisasi: a. Larutan alkali (16-24 e) dicampurkan ke dalam degummed oil, diaduk dan didiamkan selama 5 menit. b. Minyak dan sabun dipisahkan dengan sentrifugasi. c. Minyak masih mengandung sabun sekitar 500 ppm. d. Minyak selanjutnya dicampur dengan air panas sebanyak 15-20%, untuk mencuci sabun. e. Minyak dan air sabun di pisahkan dengan sentrifugasi. f. Minyak hasil netralisasi mengandung sabun <50 ppm, dan K.. <0,5%. 8

3 DIGRM LIR NETRLISSI LECHING Merupakan proses pembersihan minyak secara absorpsi. bsorbent yang digunakan karbon aktif (activated carbon) dan lempung aktif (activated clay). ahan asing yang dipisahkan meliputi: Komponen warna (chlorophyll dan carotenoids), Gum (phospholipid), Sabun (soap stock), Logam (besi, Fe dan tembaga, Cu), Komponen hasil reaksi oksidasi. Pretreatment bleaching dengan ditambahkan asam (sitrat dan fosfat) untuk mengikat logam, mencegah oksidasi DIGRM LIR LECHING SORENT FOR LECING ctivated Carbon ctivated Clay (Earth) 11 12

4 DIGRM LIR LECHING LECHING PROCESS DEODORISING DIGRM LIR DEODORIZTION Disebut juga sebagai physical refining. Ditujukan untuk mengeluarkan komponen volatile. Deodorisasi dapat digunakan sebagai pengganti proses netralisasi (chemical refining). Komponen volatil yang dikeluarkan terdiri: Komponen aroma (flavor dan tastes dari bahan baku), sam lemak bebas (physical refining). Selain menghilangkan komponen volatil, deodorisasi juga memucatkan warna minyak, pigmen carotenoids rusak akobat pemanasan

5 DIGRM LIR DEODORIZTION PROSES DEODORIZTION 1. Deaeration: Proses pengerluaran udara untuk mencegah oksidasi. Minyak dipanaskan pada suhu 80 o C dalam kondisi vakum (50 mm Hg). 2. Stipping: Minyak yang telah di deaerasi, dipanaskan dengan steam hingga suhu dan tekanan yang diinginkan untuk menguapkan komponen volatile impurities (FF dan odor). TLE 1. Typical Operating Conditions for Deodorization of Vegetable Oils. Chemical Physical Conditions U.S. Europe Europe Temperature ( C) Pressure (mbar) Sparge steam (%) (a) Deodorization time (min) Final acidity (% FF) ! Trans fatty acids (%) 0.5 1! Tocopherol loss (%) (b) up to 60 max 25 max a To remove tocopherols, a higher amount of steam is required. 18 PROSES DEODORIZTION 3. Retention: Menahan (membiarkan) minyak pada suhu dan tekanan deodorisasi (stripping) selama menit, untuk menghilangkan pigmen (carotenoid). Disebut juga dengan Heat leaching (bleaching dengan panas). 4. Scrubbing (Condensation): Mengkondensasi dan merekoveri komponen volatil (FF) menjadi Faty acid destilate. 5. Cooling: Mendinginkan minyak setelah proses deodorisasi. Ditambahkan asam sitrat untuk mengikat logam dan mencegah oksidasi. HYDROGENTION Hidrogenasi adalah proses penambahan molekul hidrogen (H pada ikatan tak jenuh dengan bantuan katalisator. Tujuan Hidrogenasi: 1. Meningkatkan stabilitas rasa dan aroma, serta daya simpan minyak/lemak. 2. Mengubah sifat fungsional minyak/lemak untuk aplikasi tertentu. H2 atas 480 suhu rendah. Katalisator Hidrogrenasi: nickel, alumina, silica, platinum, palladium, rhodium, dan ruthenium

6 DIGRM LIR HIDROGENSI Efek Hidrogenasi Terhadap s. Lemak H2 gas! Figure 10. Hydrogenation. s. Lemak Rantai Karbon Titik Leleh ( Laju Oksidasi Laju Hidrogenasi Linolenat C18: Linoleat C18: Oleat C18:1 cis Stearat C18: Oleat C18:1 trans Efek Hidrogenasi Terhadap Trans s. Lemak High trans Low trans Temperature High Low H 2 pressure Low High Catalyst dosage Low High gitation Slow Fast Catalyst Ni-S Ni HIDROGENSI Faktor mempengaruhi laju hidrogenasi: a. Suhu awal minyak, b. Suhu reaksi, c. ktivitas katalisator, d. Konsentrasi katalisator, e. Laju serapan hidrogen, f. Kemurnian hidrogen, g. Kualitas minyak, h. Intensitas pengadukan. Proses hidrogenasi, suhu 204 o C, nickel katalisator 0,02%, tekanan H2 15 psia, menghasilkan asam lemak trans 44%. Proses hidrogenasi, suhu 70 o C, konsentrasi katalis 0,11%, dan tekanan H2 250 psia, menghasilkan as. lemak trans 22%

7 INTERESTERIFICTION Didefinisikan sebagai: Penataan ulang susunan asam lemak, baik secara random atau terarah, dalam trigliserida dengan tujuan untuk memodifikasi sifat minyak atau lemak tanpa mengubah komposisi asam lemaknya. Reaksi transesterifikasi dapat terjadi antara minyak/lemak dengan alkohol, asam, atau minyak/lemak. 1. lcoholysis: pertukaran dengan mono atau polihidrat alkohol. 2. cidolysis: pertukaran dengan asam karboksilat. 3. Methanolysis: pertukaran dengan methanol. 4. Interesterification: Pertukaran dengan trigliserida lainnya. 25 C + INTERESTERIFICTION 1,3-specific lipase C Tujuan: Merubah titik leleh, memperlambat oksidasi, menghasilkan minyak/lemak yang cocok untuk deep frying dan pembuatan margarin. Metode: Interesterifikasi Kimia: Menggunakan katalis sodium metoksi dan logam alkali. Interesterifikasi enzim: Menggunakan enzim lipase. 26 C INTERESTERIFICTION INTERESTERIFICTION Palm stearin/coconut oil (70/30) 31% conversion 58% conversion 71% conversion 100% conversion 27 Proses: Minyak (degummed, refined), dipanaskan ( o C) dalam vakum, ditambah katalisator (sodium metoksi, 0,2-0,3%: metal alkali, 0,1-0,2%), reaksi dimulai saat timbul warna kuning-kecoklatan. Reaksi (30 menit) dihentikan dengan penambahan air dan pendinginan. 28