BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
|
|
- Harjanti Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 77 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa perlu menetapkan Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); - 1 -
2 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694 ); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 4 Tahun 2007 Tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 4); 13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 5); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 8 Tahun 2007 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 8); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 9 Tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 9); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Perauran Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 25); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 Nomor 32); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); 19. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 22). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA.
3 - 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat; 4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten; 5. Camat adalah Perangkat Daerah selaku pimpinan wilayah kecamatan; 6. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa; 8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 9. Kepala Desa adalah pemimpin Pemerintah Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat; 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga di desa yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; 11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa; 12. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa; 13. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa; 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD dan ditetapkan dengan Peraturan Desa; 15. Kekayaan desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli dan diperoleh atas beban APBDesa atau Perolehan hak lainnya yang sah, 16. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima kabupaten; 17. Pemegang kekuasaan pengelola keuangan desa adalah Kepala Desa yang karena jabatannya memiliki kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa; 18. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Pemerintahan Desa;
4 Kuasa Pengguna Anggaran untuk selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberikan kuasa dan kewenangan pengelolaan anggaran oleh PA untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Pemerintahan Desa; 20. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang dibuat atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran dan disampaikan pada PA; 21. Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PTPKD adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa; 22. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk selanjutnya disingkat PPTK adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan kegiatan yang bersumber dari keuangan desa; 23. Pejabat Penatausahaan Keuangan Desa yang selanjutnya disebut PPKD adalah Perangkat Desa yang ditunjuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan penatausahaan keuangan desa; 24. Bendahara Desa adalah perangkat desa yang ditunjuk Kepala Desa untuk menerima, menyimpan,menyetor, menatausahakan, membayarkan dan mempertanggung jawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa; 25. Rencana Pembangunan Jangka Pendek (tahunan) yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Desa(RKP Desa) adalah hasil musyawarah masyarakat desa tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk periode 1 (satu) tahun; 26. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 (lima )tahun. BAB II AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Pasal 2 (1) Keuangan Desa dikelola berdasarkan azas azas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. (2) Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dikelola dalam masa 1(satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. BAB III KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Pasal 3 (1) Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan. (2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan: a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa; b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa; c. Menetapkan bendahara desa; d. Menetapkan petugas yang menerima pungutan penerimaan desa; e. Menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa.
5 - 5 - (3) Kepala Desa dalam hal melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). (4) Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD)adalah Perangkat Desa, terdiri dari: a. Sekretaris Desa; b. Perangkat Desa lainnya. (5) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(4) bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. (6) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5)mempunyai tugas : a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa; b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan barang desa; c. Menyusun Ranperdes APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa; d. Menyusun Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang pelaksanaan Peraturan Desa tentang APBDesa dan perubahan APBDesa. (7) Kepala Desa menetapkan Bendahara Desa dengan Keputusan Kepala Desa. BAB IV STRUKTUR APBDesa Pasal 4 (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) terdiri dari: a. Penerimaan Desa; b. Belanja Desa; dan c. Pembiayaan Desa. (2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi semua penerimaan uang yang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayarkan kembali oleh desa. (3) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. Pendapatan Asli Desa (PAD Desa); b. Bagi hasil pajak kabupaten; c. Bagian dari retribusi kabupaten; d. Alokasi Dana Desa (ADD); e. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan desa lainnya; f. Hibah; g. Sumbangan pihak ketiga. (4) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. (5) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari : a. Belanja langsung yang merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan kegiatan; b. Belanja tidak langsung yang merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan kegiatan. (6) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, terdiri dari :
6 - 6 - a. Belanja pegawai dipergunakan untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan Desa seperti honorarium Pengguna Anggaran, KPA, PPTK, PTPKD,PPKD,Tim Pelaksana Desa, Tim dan Panitia kegiatan tingkat desa; b. Belanja barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan Desa; c. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan, pembangunan Asset tetap berwujud yang memiliki nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk dipergunakan dalam kegiatan Pemerintahan Desa seperti pengadaan tanah, peralatan, mesin, gedung dan bangunan,jalan lingkungan, irigasi dan Asset tetap lainnya. (7) Belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b, terdiri dari : a. Belanja pegawai/penghasilan tetap merupakan belanja berkompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Aparat Pemerintahan Desa sesuai ketentuan peraturan perundang undangan; b. Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi/jasa kepada BUMDesa/lembaga tertentu di desa agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau masyarakat desa; c. Belanja hibah dapat dianggarkan bilamana Pemerintah Desa telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja yang menjadi tanggung jawab dalam rangka memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan; d. Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang/barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat; e. Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang kepada lembaga kemasyarakatan yang ada di desa untuk kegiatan operasional maupun bantuan kepada kelompok/lembaga/yayasan/panitia yang ada di desa untuk menunjang kegiatan operasional; f. Belanja tidak terduga digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti bencana alam dan bencana sosial termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun sebelumnya yang telah ditutup. (8) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali oleh desa baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. (9) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari : a. Penerimaan Pembiayaan; b. Pengeluaran Pembiayaan. (10) Penerimaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf a, mencakup : a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya; b. Pencairan dana cadangan; c. Penjualan kekayaan desa yang dipisahkan; d. Penerimaan pinjaman. (11) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b, mencakup :
7 - 7 - a. Pembentukan Dana Cadangan; b. Penyertaan modal desa; c. Pembayaran utang. BAB V PENYUSUNAN RANCANGAN APBDESA Bagian pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa ( RKPDesa) Pasal 5 (1) RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Desa terpilih. (2) Setelah berakhir jangka waktu RPJMD, Kepala Desa terpilih menyusun kembali RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. (3) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Desa terpilih dilantik. (4) Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMD berdasarkan hasil musyawarah Rencana Pembangunan Desa. (5) Penyusunan RKPDesa diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya. Bagian kedua Penetapan Rancangan APBDesa Pasal 6 (1) Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa). (2) Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa untuk mendapatkan persetujuan. (3) Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama. (4) Penyampaian Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, paling lambat Minggu pertama bulan November tahun anggaran sebelumnya. (5) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas menitikberatkan pada kesesuaian dengan RKPDesa. (6) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama, sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, paling lambat 3(tiga) hari kerja disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. (7) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, ditetapkan paling lambat 1(satu) bulan setelah APBD Kabupaten ditetapkan.
8 - 8 - Bagian ketiga Evaluasi Rancangan APBDesa Pasal 7 (1) Bupati sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (8) di atas, harus menetapkan evaluasi Rancangan APBDesa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja. (2) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, melampaui batas waktu dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa. (3) Dalam hal Bupati menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lambat 7(tujuh) hari kerja sejak diterimanya hasil evaluasi. (4) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya. (5) Pembatalan Peraturan Desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (6) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) di atas,kepala Desa harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD mencabut Peraturan Desa dimaksud. (7) Pencabutan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) di atas, dilakukan dengan Peraturan Desa tentang pencabutan Peraturan Desa tentang APBDesa. (8) Pelaksanaan pengeluaran atas pagu APBDesa tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Bagian keempat Pelaksanaan APBDesa Pasal 8 (1) Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa. (2) Khusus bagi Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya diserahkan kepada Daerah. (3) Program dan kegiatan yang masuk Desa merupakan sumber penerimaan dan Pendapatan Desa wajib dicatat dalam APBDesa. (4) Setiap Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat(1) tersebut, harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. (5) Kepala Desa wajib mengintensifkan pemungutan Pendapatan Desa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. (6) Pemerintah Desa dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam Peraturan Desa. (7) Pengembalian atas kelebihan Pendapatan Desa dilakukan dengan membebankan pada Pendapatan Desa yang bersangkutan untuk pengembalian Pendapatan Desa yang terjadi pada tahun yang sama.
9 - 9 - (8) Untuk pengembalian atas kelebihan Pendapatan Desa yang terjadi pada tahun sebelumnya dibebankan kepada belanja tidak terduga. (9) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (7) di atas, harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. Pasal 9 (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, harus mendapatkan pengesahan Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. (3) Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi Peraturan Desa. (4) Pengeluaran kas desa sebagaimana ayat (3) tidak termasuk untuk belanja desa yang bersifat mengikat dan belanja desa yang bersifat wajib yang untuk selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa. (5) Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungut ke rekening kas negara sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. Pasal 10 (1) SILPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk : a. Menutup defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja; b. Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; c. Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. (2) Dana Cadangan terdiri dari : a. Dana Cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan dalam kas desa tersendiri atas nama Dana Cadangan Pemerintah Desa; b. Dana Cadangan tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan di luar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang pembentukan Dana Cadangan; c. Kegiatan yang ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang pembentukan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan apabila Dana Cadangan telah mencukupi untuk melaksanakan kegiatan. BAB VI PERUBAHAN APBDESA Pasal 11 (1) Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila terjadi : a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar jenis belanja; b. Keadaan yang menyebabkan SILPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan; c. Keadaan darurat;
10 d. Keadaan luar biasa. (2) Perubahan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun, kecuali dalam keadaan luar biasa. (3) Perubahan APBDesa terjadi bila pergeseran anggaran yaitu pergeseran antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah Peraturan Desa tentang APBDesa. (4) Penggunaan SILPA tahun sebelumnya dalam perubahan APBDesa, yaitu keadaan yang menyebabkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan. (5) Pendanaan keadaan darurat. (6) Pendanaan keadaan luar biasa. (7) Selanjutnya tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara penetapan pelaksanaan APBDesa. BAB VII PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN DESA Pasal 12 (1) Kepala Desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus menetapkan Bendahara Desa. (2) Penetapan Bendahara Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan berdasarkan Keputusan Kepala Desa. Bagian pertama Penatausahaan penerimaan Pasal 13 (1) Penatausahaan penerimaan wajib dilaksanakan oleh Bendahara Desa. (2) Penatausahaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan: a. Buku kas umum; b. Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan; c. Buku kas harian pembantu. (3) Bendahara Desa wajib mempertanggung jawabkan penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggung jawaban penerimaan kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. (4) Laporan pertanggungjawaban penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, dilampiri dengan: a. Buku kas umum; b. Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan; c. Bukti penerimaan lainnya yang sah. Bagian Kedua Penatausahaan Pengeluaran Pasal 14 (1) Penatausahaan pengeluaran wajib dilakukan oleh Bendahara Desa.
11 (2) Dokumen Penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan dengan Peraturan Desa tentang APBDesa atau Peraturan Desa tentang perubahan APBDesa melalui pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). (3) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat(2) di atas, harus disetujui oleh Kepala Desa melalui Pelaksana Teknis Pengelola keuangan Desa (PTPKD). (4) Bendahara desa wajib mempertanggung jawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan penanggung jawaban pengeluaran kepada Kepala Desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. (5) Dokumen yang digunakan Bendahara Desa dalam melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi : a. Buku kas umum; b. Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran; c. Bukti kas harian pembantu. Bagian ketiga Pertanggung jawaban penggunaan dana Pasal 15 Laporan Penanggung jawaban pengeluaran harus dilampiri dengan : a. Buku kas umum; b. Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran yang disertai dengan bukti pengeluaran yang sah; c. Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara. BAB VIII PERTANGGUNG JAWABAN PELAKSANAAN APBDESA Bagian pertama Penetapan penanggung jawaban pelaksanaan APBDesa Pasal 16 (1) Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa dan Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang penanggung jawaban Kepala Desa. (2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, menyampaikan kepada Kepala Desa untuk dibahas bersama BPD (3) Berdasarkan persetujuan Kepala Desa dengan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, maka Rancangan Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa ditetapkan menjadi Peraturan Desa. (4) Jangka waktu penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
12 Bagian kedua Penyampaian Laporan penanggung jawaban pelaksanaan APBDesa Pasal 17 (1) Peraturan Desa tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa dan Keputusan Kepala Desa tentang keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (3) di atas, disampaikan kepada Bupati melalui Camat. (2) Waktu Penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Peraturan Desa ditetapkan. BAB IX PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA Pasal 18 Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten yang bersumber dari pembagian dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluh persen). Bagian pertama Tujuan Pasal 19 Tujuan Alokasi Dana Desa adalah : a. Mengurangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan; b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan masyarakat; c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan d. Meningkatkan pengamalan nilai keagamaan, sosial, budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial; e. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat; f. Meningkatkan pelayanan masyarakat desa dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat; g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat; h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Bagian kedua Pengelolaan Alokasi dana Desa Pasal 20 (1) Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan satu kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa. (2) Rumus yang dipergunakan dalam Alokasi dana Desa adalah: a. Azas merata adalah besarnya bagian Alokasi Dana Desa yang sama untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM); b. Azas adil adalah besarnya kegiatan Alokasi Dana Desa berdasarkan yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu seperti kemiskinan, keterjangkauan, luas wilayah, dan jumlah penduduk, selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP);
13 c. Besarnya prosentase perbandingan antara azas merata dan adil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, adalah besarnya ADDM adalah 60 % (enam puluh persen) dari jumlah ADD dan besarnya ADDP adalah 40 % (empat puluh persen) dari jumlah ADD. Bagian ketiga Mekanisme Penyaluran dan pencairan Pasal 21 (1) Alokasi Dana Desa dalam APBD Kabupaten dianggarkan pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah. (2) Pemerintahan Desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Kepala Desa. (3) Kepala Desa mengajukan permohonan penyaluran Alokasi Dana Desa kepada Bupati u.p. Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Kabupaten melalui Camat setelah dilakukan verifikasi oleh Tim Pendamping Kecamatan. (4) Bagian Administrasi Pemerintahan Setda Kabupaten meneruskan berkas permohonan berikut lampirannya kepada Kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD) untuk selanjutnya Kepala DPKD. (5) Kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD) akan menyalurkan Alokasi Dana Desa langsung dari kas Daerah ke rekening desa. (6) Mekanisme pencairan Alokasi Dana Desa dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi keuangan Daerah. Bagian keempat Pelaksanaan kegiatan Pasal 22 (1) Pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari ADD dalam APBDesa sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa dengan mengacu pada Peraturan Bupati. (2) Penggunaan dana ADD ditetapkan sebesar 40% untuk belanja aparatur dan operasional Pemerintahan Desa mencakup: a. Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya; b. Tunjangan Ketua dan anggota BPD; c. Tunjangan Kepala Dusun; d. Biaya operasional Sekretariat Desa (makan minum harian aparat desa, makan minum tamu, biaya rapat rapat,atk, pakaian dinas perangkat desa, pengadaan inventaris kantor desa, pemeliharaan kantor,dan kendaraan dinas); e. Biaya operasional Sekretariat BPD (biaya rapat-rapat, ATK, pakaian dinas anggota BPD, pengadaan inventaris sekretariat BPD); f. Biaya perjalanan dinas Perangkat Desa dan anggota BPD; g. Peningkatan SDM Perangkat Desa dan anggota BPD; h. Biaya operasional pemilihan kepala desa dan pemilihan anggota BPD; i. Insentif untuk ketua RW dan RT; j. Honorarium tim pelaksana desa,pengguna Anggaran, KPA, PTPKD/PPKD, PPTK dan tim/panitia kegiatan tingkat desa; k. Lain-lain biaya operasional Pemerintahan Desa.
14 (3) Penggunaan dana ADD ditetapkan sebesar 60% untuk biaya pemberdayaan masyarakat yang mencakup: a. Perbaikan sarana publik sekala kecil; b. Penyertaan modal usaha melalui BUMDesa; c. Pembiayaan untuk ketahanan pangan; d. Perbaikan lingkungan dan pemukiman; e. Teknologi Tepat Guna (TTG); f. Perbaikan kesehatan, pendidikan dan Keluarga Berencana (KB); g. Pengembangan sosial dan budaya; h. Bantuan keuangan untuk lembaga kemasyarakatan desa; i. Bantuan Operasional Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM); j. Pembangunan kantor dan sarana prasarana Pemerintahan Desa; k. Pelatihan masyarakat desa; l. lain biaya pemberdayaan masyarakat yang dianggap penting. Bagian kelima Pertanggung jawaban dan pelaporan Pasal 23 (1) Pertanggung jawaban ADD tereintegrasi dengan penanggung jawaban APBDesa, sehingga bentuk penanggung jawabannya adalah penanggung jawaban APBDesa. (2) Bentuk pelaporan atas kegiatan kegiatan dalam APBDesa yang dibiayai dari dana ADD sebagai berikut: a. Laporan berkala yaitu : Laporan mengenai pelaksanaan penggunaan dana ADD dibuat secara rutin setiap bulannya. Adapun yang dimuat dalam laporan ini adalah realisasi penerimaan ADD dan realisasi belanja ADD; b. Laporan akhir dari penggunaan Alokasi Dana Desa, mencakup perkembangan pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir penggunaan dana ADD. (3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui jalur struktural yaitu dari Tim Pelaksana Tingkat Desa dan diketahui Kepala Desa kepada Tim Pendamping Tingkat Kecamatan secara bertahap. (4) Tim Pendamping Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), membuat laporan/ rekapitulasi dari seluruh laporan tingkat desa di wilayah secara bertahap dan melaporkan kepada Bupati U.b Tim Fasilitasi Tingkat kabupaten. (5) Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan tugas pendampingan, maka Tim Pendamping dan Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten di luar Alokasi Dana Desa. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 Pemerintah kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
15 Pasal 25 Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 meliputi: a. Memberi pedoman dan bimbingan pelaksanaan ADD; b. Memberi bimbingan dan pelatihan dan penyelenggaraan keuangan Desa yang mencakup perencanaan dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung jawaban APBDesa; c. Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa ; d. Memberi pedoman dan bimbingan pelaksanaan administrasi keuangan desa. Pasal 26 Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 meliputi: a. Memfasilitasi administrasi keuangan desa; b. Memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa; c. Memfasilitasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa; d. Memfasilitasi penyelenggaraan keuangan desa yang mencakup perencanaan,dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan pertanggung jawaban APBDesa. BAB XII KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 27 (1) Pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dilengkapi dengan format administrasi keuangan desa sebagaimana tercantum pada lampiran I (satu) sampai dengan V (lima) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (2) Penyelenggaraan keuangan desa harus berpedoman pada standar biaya serta standarisasi harga barang dan jasa yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten. (3) Standar biaya serta standarisasi harga barang dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. (4) Pertanggungjawaban keuangan desa dilaksanakan dengan berpedoman kepada petunjuk teknis pertanggung jawaban keuangan desa sebagaimana tercantum pada lampiran VI (enam) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, semua ketentuan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan desa dinyatakan tetap berlaku sepanjang belum diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati ini.
16 Pasal 29 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT ttd MASRADIN Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd UJANG ISKANDAR BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2012 NOMOR : 6.
17 Lampiran I Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa FORMAT, KODE REKENING DAN ADMINISTRASI DALAM STRUKTUR APBDESA KODE REKENING URAIAN TAHUN SEBELUMNYA TAHUN BERJALAN KET 1 PENDAPATAN 1.1 Pendapatan Asli Desa Hasil Usaha Desa Dst Hasil Pengelolaan Kekayaan Desa Hasil Pengelolaan Tanah Kas Desa dst Pasar Desa Pasar Hewan Tambatan Perahu Bangunan Desa Pelelangan Ikan yang dikelola desa Lain-lain kekayaan milik desa dst Hasil Swadaya dan partisipasi dst Hasil Gotong Royong dst Lain-lain pendapatan Asli Desa dst 1.2 Bagi hasil Pajak Bagi hasil pajak Kab/Kota Bagi hasil PBB dst 1.3 Bagi Hasil retribusi dst 1.4 Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah Alokasi dana Desa (ADD) 1.5 Bantuan Keuangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Kab/Kota, dan Desa lainnya Bantuan Keuangan Pemerintah dst
18 Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi dst Bantuan Keuangan Pemerintah Kab/Kota Dana Tambahan Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa dst Bantuan keuangan Desa lainnya dst 1.6 Hibah Hibah dan Pemerintah Hibah dari Pemerintah Provinsi Hibah dari Pemerintah Kab/Kota Hibah dari badan/lembaga/organisasi swasta Hibah dari kelompok masyarakat/perorangan dst 1.7 Sumbangan dari Pihak Ketiga Sumbangan dari dst JUMLAH PENDAPATAN 2 BELANJA 2.1 Belanja Langsung Belanja Pegawai Honor Tim/Panitia dst Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Barang/material dst Belanja Modal Belanja Modal tanah Belanja modal jaringan dst 2.2 Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai/penghasilan tetap Dst Belanja subsidi Dst Belanja hibah dst Belanja bantuan sosial dst
19 Belanja tak terduga Keadaan darurat Bencana alam dst JUMLAH BELANJA 3 PEMBIAYAAN 3.1 Penerimaan pembiayaan SILPA tahun sebelumnya Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan Penerimaan pinjaman 3.2 Pengeluaran pembiayaan Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal desa Pembayaran utang JUMLAH PEMBIAYAAN...Tanggal... Kepala Desa,... ( Nama jelas ) Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd UJANG ISKANDAR
20 Lampiran II Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa BUKU KAS UMUM DESA... KECAMATAN... TAHUN ANGGARAN... No Tanggal Kode Rekening Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Jumlah bulan/tanggal Rp. Rp. Jumlah sampai bulan lalu/tanggal Rp. Rp. Jumlah semua s/d bulan/tanggal Rp. Rp. Saldo kas Rp. Pada hari ini tanggal... bulan... tahun... Oleh kami didapat dalam kas Rp.... (...dengan huruf...) Terdiri dari Tunai Rp.... Saldo bank Rp.... Surat berharga Rp.... Mengetahui : Kepala Desa,... tanggal,... Bendahara Desa, Cara pengisian : Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas Kolom 4 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd UJANG ISKANDAR
21 Lampiran III Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa BUKU KAS PEMBANTU PERINCIAN OBYEK PENERIMAAN DESA... KECAMATAN... TAHUN ANGGARAN... No urut No. BKU Penerimaan Tgl Setor Nomor STS & Bukti penerimaan lainnya Jumlah (Rp) Jumlah bulan ini Jumlah sampai dengan bulan lalu Jumlah s/d bulan ini Mengetahui : Kepala Desa, Rp Rp Rp... tanggal,... Bendahara Desa, Cara pengisian: Kolom 1 diisi dengan nomor urut Kolom 2 diisi dengan nomor BKU Penerimaan Kolom 3 diisi dengan tanggal penyetoran STS/bukti penerimaan lainnya Kolom 4 diisi dengan nomor STS/bukti penerimaan lainnya Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah setoran STS/bukti penerimaan lainnya Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd UJANG ISKANDAR
22 Lampiran IV Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa BUKU KAS PEMBANTU PERINCIAN OBYEK PENGELUARAN DESA... KECAMATAN... TAHUN ANGGARAN... No urut No. BKU Penerimaan Tgl pengeluaran Nomor STS & Bukti pengeluaran lainnya Jumlah (Rp) Jumlah bulan ini Jumlah sampai dengan bulan lalu Jumlah s/d bulan ini Mengetahui : Kepala Desa, Rp Rp Rp... tanggal,... Bendahara Desa, Cara pengisian : Kolom 1 diisi dengan nomor urut Kolom 2 diisi dengan nomor BKU Pengeluaran Kolom 3 diisi dengan tanggal penyetoran STS/bukti Pengeluaran lainnya Kolom 4 diisi dengan nomor STS/bukti Pengeluaran lainnya Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah setoran STS/bukti Pengeluaran lainnya Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd UJANG ISKANDAR
23 Lampiran V Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa BUKU KAS HARIAN PEMBANTU DESA... KECAMATAN... TAHUN ANGGARAN... No Urut Tanggal Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp) JUMLAH Mengetahui : Kepala Desa,... tanggal,... Bendahara Desa, Cara pengisian: Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerima atau pengeluaran kas pengeluaran Kolom 2 diisi dengan tanggal penerima atau pengeluaran kas pengeluaran Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 26 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd UJANG ISKANDAR
24 Lampiran VI Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : 6 Tahun 2012 Tanggal : 26 Januari 2012 Tentang : Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa PETUNJUK TEKNIS PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN DESA A. MAKSUD DAN TUJUAN : Maksud dan tujuan disusunnya petunjuk teknis penanggung jawaban keuangan desa adalah memberikan pedoman dan petunjuk terkait format, ketentuan dan lampiran persyaratan yang harus dilengkapi dalam rangka pertanggungjawaban keuangan desa. B. DASAR HUKUM Dasar Hukum petunjuk teknis penanggung jawaban keuangan desa adalah: 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 nomor 47, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4286); 2. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 5, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 137, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4575); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 138, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4576); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4578); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 158, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4587); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pedoman pengelolaan keuangan Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 83, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4738); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 127, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4890); 10. Peraturan Menteri dalam negeri nomor 32 tahun 2006 tentang pedoman administrasi Desa; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 37 tahun 2007 tentang pedoman Pengelolaan keuangan Desa; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 pedoman Pengelolaan keuangan Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat nomor 4 tahun 2007 tentang Alokasi Dana Desa; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat nomor 8 tahun 2007 tentang Kedudukan keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
25 Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat nomor 9 tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa. C. KEWAJIBAN PEMERINTAHAN DESA Kewajiban Pemerintah Desa adalah : 1. Mengalokasikan ADD dan bagi hasil pajak/retribusi daerah serta bantuan keuangan pemerintah dalam struktur APBDesa; 2. Melaksanakan pengelolaan keuangan desa secara tertib administrasi sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku; 3. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa secara berkala kepada bupati melalui Camat sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku. D. PETUNJUK TEKNIS PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN DESA 1. Penandatanganan kuitansi NCR diatur sebagai berikut : - Pengeluaran dengan jumlah nominal di bawah Rp (dua ratus lima puluh ribu) di tanda tangani tanpa meterai; - Pengeluaran dengan jumlah nominal Rp (dua ratus lima puluh ribu) sampai dengan Rp (satu juta rupiah) di tanda tangani dengan meterai 3.000; - Pengeluaran dengan jumlah nominal di atas Rp (satu juta rupiah) di tanda tangani dengan meterai Pembayaran honorarium/tunjangan/insentif dilengkapi lampiran sebagai berikut: - Surat keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan dalam jabatan/kepanitiaan; - Daftar tanda terima honorarium/tunjangan/insentif masing-masing penerima; - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang tercantum keseluruhan honorarium/tunjangan/insentif yang di tanda tangani oleh salah satu penerima honorarium/ tunjangan/ insentif, Bendahara Desa dan Kepala Desa; 3. Pemberian bantuan keuangan/sosial/operasional kepada lembaga kemasyarakatan/organisasi dilengkapi dengan lampiran : - Proposal pengajuan bantuan dana dilengkapi Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah mendapatkan persetujuan Kepala Desa; - SK pengurus lembaga/organisasi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang; - Susunan pengurus dan kegiatan lembaga/organisasi; - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang di tanda tangani oleh ketua/pengurus lembaga/organisasi, Bendahara Desa dan Kepala Desa; - Surat Pernyataan kesanggupan Ketua/pengurus lembaga/organisasi akan mempertanggung jawabkan dana yang diterima disertai bukti-bukti penggunaan dana yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai RAB yang telah dibuat. 4. Pembayaran biaya perjalanan dinas dilampiri dengan : - Surat Perintah Tugas (SPT) dari Kepala Desa/pejabat yang berwenang; - Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dari Kepala Desa/pejabat yang berwenang; - Surat/undangan/teleks dari instansi terkait bilamana perjalanan dinas dalam rangka untuk menghadiri kegiatan tersebut; - Tiket perjalanan/kuitansi tanda terima transportasi bilamana menggunakan transportasi umum; - Bukti pembayaran penginapan bilamana perjalanan dinas melebihi 1 (satu) hari dan bermalam di penginapan; - Rincian biaya perjalanan dinas masing-masing peserta/penerima; - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang di tanda tangani masing-masing peserta/penerima, Bendahara Desa dan Kepala Desa.
26 Pengadaan barang dan jasa dilengkapi dengan : - Surat pemesanan barang/jasa dan spesifikasinya bilamana nilai barang/jasa dengan nominal kurang dari Rp (lima juta rupiah); - Surat Perintah Kerja (SPK) bilamana nilai barang/jasa di atas nominal Rp (lima juta rupiah); - Berita acara Pemeriksaan barang/jasa; - Berita acara penyerahan barang/jasa; - Dokumentasi/foto barang yang dibeli; - Bukti lunas pembayaran PPN/PPh; - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang di tanda tangani oleh pihak toko/tempat pembelian barang/jasa, Bendahara Desa dan Kepala Desa; - Nota pembelian dari toko/tempat pembelian. - SK kepala desa tentang Tim Pemeriksa Barang/Jasa. 6. Pembelian Alat tulis kantor(atk) dilampiri dengan : - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang di tanda tangani oleh pihak toko/tempat pembelian barang/jasa, bendahara desa dan kepala desa; - Nota dari toko/tempat pembelian; - Bukti pembayaran PPN/PPh atas pembelian di atas nominal Rp Pembangunan gedung/rehab fisik/sarana infra struktur lainnya dilampiri dengan : - Proposal pembangunan/rehab dilengkapi dengan rincian penggunaan dana/ Rencana Anggaran (RAB) yang telah disetujui oleh kepala desa; - Surat Perintah Kerja (SPK) bilamana nilai pekerjaan di atas nominal Rp (lima juta rupiah) dan bilamana pekerjaan diborongkan; - SK Panitia Pelaksana Desa yang di tanda tangani kepala desa bilamana pekerjaan dilaksanakan secara swakelola; - Foto hasil kegiatan meliputi sebelum pekerjaan (0%) pertengahan pekerjaan (50%) dan selesai pekerjaan (100%) ; - Laporan pertanggung jawaban dilampiri bukti pengeluaran yang dapat dipertanggung jawabkan; - Berita acara serah terima pekerjaan; - Kuitansi NCR bermeterai cukup yang di tanda tangani oleh pelaksana kegiatan, bendahara desa dan kepala desa. 8. Pelatihan/kursus yang dilaksanakan desa dilampiri dengan : - SK Kepala Desa sebagai dasar penyelenggaraan pelatihan/panitia pelatihan; - Proposal rencana kegiatan dilengkapi dengan rincian penggunaan dana/rab yang telah disetujui kepala desa; - Daftar hadir harian peserta pelatihan; - SPK pengadaan jasa pengadaan makan/snack antara Panitia pelatihan dengan pihak ketiga; - Daftar tanda terima uang saku/bantuan. dari peserta pelatihan (bilamana diberikan bantuan uang saku); - Tanda terima honorarium untuk nara sumber (bilamana ada). Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 25 Januari 2012 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd UJANG ISKANDAR
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 212 pada Ayat (6) Undang- Undang
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN
NOMOR 18 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG BUPATI FAKFAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN FAKFAK NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN KAMPUNG BUPATI FAKFAK, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN
PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN KATINGAN PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA t D I P E R B A N Y A K O L E H : BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2008 BUPATI PURWOREJO
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PERUBAHAN, PERHITUNGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA
9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PERUBAHAN, PERHITUNGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN 201515 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 35 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan Menteri
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NAGARI
BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR, Menimbang :
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 SERI PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,
SALINAN PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43
Lebih terperinciBUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan,
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2013
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : a. bahwa pendapatan dan belanja
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Lebih terperinciB U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162
B U P A T I S I M A L U N G U N PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA Kode Pos 21162 PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NAGORI KABUPATEN SIMALUNGUN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul
Lebih terperinciPERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES
PERATURAN DAERAHKABUPATEN BREBES NOMOR 004 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71 sampai dengan pasal 75
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL No.88,2016 Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DESA.ADMINISTRASI.KEUANGAN. Pengelolaan Keuangan Desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa alokasi Dana
Lebih terperinciBUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU
BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciBUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X8 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa sebagai penyangga utama pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 dan Pasal 99 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,
PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan Pemerintahan, pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATACARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang
Lebih terperinciMATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 135 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
1 BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER
Lebih terperinciBUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA
BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pengaturan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2007
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN
1 PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA ALOKASI UMUM DESA BERSUMBER DARI BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 19 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 2 TAHUN 2016 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI DEMAK, :
Lebih terperinciPERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SIMPANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk memenuhi maksud pada Pasal 67 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinci15. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pemerintahan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2017 Nomor 1);
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSII DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang
Lebih terperinciImplikasi Dan Penatausahaan Keuangan Desa (APBDesa)
Implikasi Dan Penatausahaan Keuangan Desa (APBDesa) Oleh: Jamal Mustofa, SE, MSi Page 1 Implikasi Keuangan Desa Good governance dalam pengelolaan keuangan desa meliputi: Penyusunan APBDes dilakukan dengan
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BAGI
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KEPADA DESA DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008
Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PINRANG, a. bahwa kedudukan Keuangan Desa merupakan salah
Lebih terperinci