ANALISIS IRR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada PD. BPR Juntinyuat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS IRR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada PD. BPR Juntinyuat)"

Transkripsi

1 ANALISIS IRR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Kasus pada PD. BPR Juntinyuat) Oleh: Hardi Saparudin dan Dera Restriadevi FE Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Data yang diperoleh ialah Neraca dan Laporan Rugi Laba per-semester dari tahun 2005 sampai dengan Dari data tersebut maka dicari Net Present Value (NPV) dari investasi yang dilaksanakan. NPV yang diperoleh setiap periode bernilai postif, kecuali pada periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009 diperoleh nilai negatif. Sehingga IRR yang dihasilkan pun tidak rasional yaitu pada periode Juni 2006 IRR 1077,11 %, Desember 2006 IRR 456,38%, Desember ,55% dan Juni 2009 IRR 124,08%. IRR yang dihasilkan setiap periode dibandingkan dengan rate of return yang diharapkan. Karena PD. BPR Juntinyuat merupakan perusahaan perbankan, maka rate of return yang diharapkan beracuan pada BI Rate. Apabila IRR lebih besar sama dengan BI Rate maka keputusan investasi yang dilaksanakan tepat. Sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari BI Rate berarti keputusan investasi tidak tepat. Dari hasil perhitungan IRR yang dihasilkan memiliki nilai lebih tinggi dari BI Rate. Sehingga keputusan investasi yang dilaksanakan PD. BPR Juntinyuat tepat karena layak dan mendatangkan laba. Terkecuali pada periode Periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009, keputusan investasi tidak layak. Karena pada saat periode ini PD. BPR Juntinyuat memiliki nilai NPV negatif sehingga tidak tepat untuk melakukan keputusan investasi. Kata Kunci: IRR (Internal Rate of Return), Keputusan investasi PENDAHULUAN Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan satu diantaranya ialah ditentukan oleh manajemennya. Menajemen mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan akan mempengaruhi hasil/output dari perusahaan. Manajemen dalam peusahaan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu bagian pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan. Dana merupakan komponen yang penting dalam menjalankan usaha. Kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagian besar melibatkan pendanaan, bagaimana proses memperoleh sampai mengalokasikan dana tersebut. Beberapa perusahaan telah sukses dalam memperoleh keuntungan tapi pada akhirnya perusahaan tersebut gagal mempertahankan keberhasilannya, dikarenakan pengalokasian dana yang tidak optimal. Oleh karena itu manajer keuangan dituntut untuk dapat mengelola dana yang berada dalam perusahaan. Pengelolaan dana tersebut dapat dengan cara mengalokasikan dana kedalam bentuk investasi. Investasi biasanya berasal dari pihak pemerintah maupun pihak swasta dimana masingmasing pihak mengharapkan keuntungan dari hasil investasinya atau mendatangkan laba. Dari pihak swasta, investasi yang dilakukan pada dasarnya adalah manfaat financial yang diharapkan berupa keuntungan untuk kelangsungan hidup usahanya. Sedangkan bagi pihak pemerintah, investasi yang dilakukan tidak lain adalah manfaat terhadap perkembangan perekonomian nasional. Terdapat beberapa teknik analisis investasi, satu diantaranya ialah dengan menggunakan analisis IRR (Internal Rate of Return). Pihak manajemen dapat menggunakan metode ini untuk menilai keputusan investasi. Dengan cara menganalisis laporan keuangan dan aliran kas untuk 3

2 mengetahui layak atau tidaknya suatu perusahaan mengambil keputusan investasi, sehingga mampu mempertahaankan kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan laba. Keputusan investasi yang dilakukan PD.BPR haruslah tepat yaitu sesuai tujuan, mempertimbangan resiko dan keuntungan. Dengan menggunakan metode IRR diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai investasi yang dilaksanakan oleh PD. BPR Juntinyat. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penelitian lapangan dimana penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara melakukan observasi, dan wawancara, dengan pihak perusahaan atau pihak-pihak lain dalam perusahaan yang dapat membantu melengkapi data-data yang dibutuhkan. Variabel yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: (1) Analisis Internal Rate of Return (IRR) Sebagai Variabel X; (2) Keputusan Investasi Sebagai Variabel Y. Dalam penelitian ini populasinya adalah data laporan keuangan pada PD. BPR Juntinyuat. Sampel yang diambil ialah daftar aktiva tetap dan inventaris, laporan rugi/laba dan neraca dari tahun 2005 sampai dengan Selanjutnya dilakukan estimasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah menggunakan deskriptif analisis. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara : (1) Melakukan perhitungan cash flow; (2) Melakukan perhitungan NPV; (3) Melakukan analisis IRR; (4) Melakukan analisis investasi; (5) Melakukan analisis IRR dalam pengambilan keputusan investasi; (6) Melakukan proyeksi cash flow; (7) Melakukan analisis IRR dalam pengambilan keputusan dari hasil proyeksi. HASIL PENELITIAN Perhitungan NPV Perhitungan NPV dimaksudkan untuk menentukan IRR. IRR merupakan metode penilaian investasi yang mencari tingkat bunga NPV sama dengan 0 (nol) atau mendekati nol. Untuk memperoleh nilai tersebut dilakukan dengan cara trial and error dari dua discount rate yang memiliki nilai NPV positif dan negatif. Pada NPV pertama discount factor yang digunakan beracuan pada BI Rate yang berlaku ketika periode tersebut. Berikut adalah NPV per semester pada tahun 2005 sampai dengan Periode Juni 2006, Desember 2006, Desember 2007 dan Juni 2009 NPV yang diperoleh ialah negatif. Hal ini dikarenakan cash flow yang diperoleh lebih kecil dari out flow. Sehingga pada periode tersebut keputusan investasi yang dilakukan tidak mendatangkan laba. Sedangkan pada periode lainnya yang menghasilkan NPV positif keputusan investasi yang dilaksanakan menghasilkan laba. Analisis IRR Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa IRR ialah tingkat bunga yang menyamakan NPV sama dengan nol. Maka dalam analisis IRR besarnya NPV sangat berpengaruh pada besar IRR. Setelah ditemukan NPV yang bernilai positif dah NPV yang bernilai negative dengan cara trial and error maka dapat ditentukan IRR dengan menggunakan rumus dan perhitungannya ialah sebagai berikut. - Periode Juni 2005 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 11,833, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 15% dan perolehan NPV Rp -102, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 14.94%. - Periode Desember 2005 tingkat bunga 12.75% menghasilkan NPV sebesar Rp 88,366, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 4

3 80% dan perolehan NPV Rp -102, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 78.32%. - Periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat rugi sebesar Rp -135,185,404,45. Dengan cash flow Rp 15,460, dan Out flow Rp 166,644, Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan melampaui expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -152,916, Akan tetapi kondisi ini tidak serta merta tidak dapat dilakukan analisis. Tentu pula ada penjelasan lebih lanjut berkenaan dengan perhitungan IRR PD. BPR Juntinyuat. Untuk menentukan IRRnya digunakan metode Trial and error atau metode coba-soba yang menghasilkan NPV=0. Adapun hasil perhitungannya ialah sebagai berikut: Rp 15,460, x 1078% = Rp 166,662, Out flow = Rp 166,644, NPV 1 = Rp Rp 15,460, x 1077% = Rp 166,507, Out flow = Rp 166,644, NPV 2 = Rp IRR = 1078%-1077%) = 1%) = 0.11 IRR = 1077,11% (IRR 1077,11% berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai melebihi dari 1000% atau sepuluh kali lipat lebih dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Juni 2006 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Desember 2006 rugi sebesar Rp -134,471, Dengan cash flow Rp 33,370, dan Out flow Rp 152,376, Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan melampaui expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -121,976, Seperti pada peiode Juni 2006 pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp 33,370, x 457% = Rp 152,502, Out flow = Rp 152,376, NPV 1 = Rp 125, Rp 33,370, x 456% = Rp 152,168, Out flow = Rp 152,376, NPV 2 = Rp 207, IRR = = 0.38 IRR = % (IRR % berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus 5

4 dicapai melebihi dari 400% atau empat kali lipat lebih dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Desember 2006 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Juni 2007 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 37,515, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 35% dan perolehan NPV Rp -2,046, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 33.64% - Periode Desember 2007 rugi sebesar Rp -299,794, Dengan cash flow Rp - 97,832, dan Out flow Rp 187,386, Sehingga dalam perhitungan IRRnya pasti akan kurang dari expectasi normal dan hasilnya akan menghasilkan NPV yang negatif pula yaitu sebesar Rp -277,979, Seperti pada peiode sebelumnya yang memiliki NPV negative, pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp -97,832, x (-192%) = Rp 187,837, Out flow = Rp 187,386, NPV 1 = Rp 451, Rp -97,832, x (-191%) = Rp 186,859, Out flow = Rp 187,386, NPV 1 = Rp -529, IRR = = IRR = % (IRR % berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat kurang dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai hampir kurang dari 200% atau dua kali lipat lebih rendah dari hasil yang harus dihasilkan pada saat kondisi normal. Dan ini terjadi pada investasi Bulan Desember 2007 merupakan investasi kelanjutan dari periode sebelumnya. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Juni 2008 tingkat bunga 8.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 49,880, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 20% dan perolehan NPV Rp -3,502, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 15.53%. - Periode Desember 2008 tingkat bunga 7% menghasilkan NPV sebesar Rp 120,755, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 75% dan perolehan NPV Rp -5,717, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 71.93%. - Periode Juni 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki cash flow Rp 386,426, dan Out flow Rp 482,707, karena cash flow lebih rendah dari out flow, sehingga akan menghasilkan NPV negatif yaitu sebesar Rp -121,398, Seperti pada peiode sebelumnya yang memiliki NPV negative, pada periode ini akan ditentukan IRRnya sebagai berikut: Rp 386,426, x 125% = Rp 483,033, Out flow = Rp 482,707, NPV 1 = Rp 325, Rp 386,426, x 124% = Rp 479,169, Out flow = Rp 482,707,

5 NPV 2 = Rp -3,538, IRR = = IRR = % (IRR % berarti bahwa expectasi dari IRR yang diharapkan agar PD. BPR Juntinyuat melampaui dari expectasi yang normal. Mengingat IRR yang harus dicapai melebihi dari 100%. Hasil investasi yang dilakukan pada periode ini tidak visible (layak) maupun profitable (menghasilkan keuntungan) bagi perkembangan PD. BPR Juntinyuat itu sendiri). - Periode Desember 2009 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 174,936, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 50% dan perolehan NPV Rp -11,966, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 47.21%. - Periode Juni 2010 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 29,603, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 0.8% dan perolehan NPV Rp -5,231, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 18.72%. - Periode Desember 2010 tingkat bunga 6.5% menghasilkan NPV sebesar Rp 378,542, Untuk memperoleh NPV negatif maka tingkat bunga dinaikan menjadi 100% dan perolehan NPV Rp -4,049, maka PD. BPR Juntinyuat memperoleh IRR sebesar 0.5%. Analisis Investasi Investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat pada aktiva tetap dan inventaris bertujuan untuk mempermudah kegiatan operasionalnya. Investasi aktiva tetap berupa tanah dan gedung. Berikut adalah jumlah Aktiva tetap dan inventaris per semester dari tahun 2005 sampai dengan 2010 pada PD. BPR Juntinyuat. - Periode Juni 2005 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang bernilai Rp 104,176, dengan depresiasi 7,362, Dan memiliki investaris bernilai Rp dengan depresiasi Rp Dari data tersebut didapat cash flow seniali Rp 192,520, Dengan cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2005 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung, serta inventaris. Jumlah tersebut tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat, untuk tanah dan gedung Rp 9,732, untuk inventaris Rp 124,420, Dengan perolehan cash flow Rp 273,793, Peningkatan cash flow disebabkan nilai depresiasi yang betambah. Nilai cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 11,982, Investaris meningkat menjadi Rp 213,086, dengan depresiasi Rp 124,420, Dari data tersebut didapat cash flow senialai Rp 15,460, Cash flow menurun dari tahun sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami penurunan. tetapi cash flow yang terjadi tetap positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 4,232, Investaris meningkat menjadi Rp 216,041, dengan depresiasi Rp 153,609, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 33,370, Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan 7

6 depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 16,374, Investaris meningkat menjadi Rp 244,028, dengan depresiasi Rp 168,927, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 217,374, Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 17,802, Investaris meningkat menjadi Rp 285,172, dengan depresiasi Rp 184,160, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp - 97,832, Cash flow yang menurun diakibatkan laba tahun berjalan mengalami kerugian. Walaupun depresiasi meningkat tetapi jumlah depresiasi tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi. Dan cash flow yang dihasilkan negatif berarti investasi yang dilakukan tidak menghasilkan laba. - Periode Juni 2008 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 19,944, Investaris meningkat menjadi Rp 309,201, dengan depresiasi Rp 204,526, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 249,249, Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan yang besar pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2008 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 21,729, Investaris meningkat menjadi Rp 322,248, dengan depresiasi Rp 200,582, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 347,454, Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pula. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 23,871, Investaris meningkat menjadi Rp 633,698, dengan depresiasi Rp 231,296, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 386,426, Cash flow yang meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Desember 2009 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi menurun menjadi 26,013,000. Investaris meningkat menjadi Rp 643,284, dengan depresiasi Rp 253,485,828. Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 684,624, Walaupun depresiasi menurun sangat rendah tetapi cash flow yang dihasilkan meningkat tinggi dari periode sebelumnya diakibatkan laba yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. - Periode Juni 2010 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang bertambah dari periode sebelumnya menjadi Rp 117,617, dengan depresiasi 28,728, Dan memiliki investaris yang meningkat pula dengan nilai Rp 8

7 650,407, dengan depresiasi Rp 300,962, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 519,930, Cash flow yang meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dengan cash flow yang positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba - Periode Desember 2010 PD. BPR Juntinyuat memiliki investasi pada aktiva tetap berupa tanah dan gedung yang nilainya tidak berubah dari tahun sebelumnya. Tetapi depresiasi meningkat menjadi Rp 31,559, Investaris meningkat menjadi Rp 702,752, dengan depresiasi Rp 249,007, Dari data tersebut didapat cash flow senilai Rp 871,507, Cash flow meningkat dari periode sebelumnya diakibatkan laba dan depresiasi yang diperoleh pada periode ini mengalami peningkatan pulan. Dan cash flow yang dihasilkan positif berarti investasi yang dilakukan dapat menghasilkan laba. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pengambilan keputusan invesatasi diterima apabila IRR lebih besar atau sama dengan besarnya bunga yang diharapkan. Bunga yang diharapkan pada PD. BPR Juntinyuat ialah sebesar nilai BI Rate yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu analisis IRR pada tiap tahun akan dibandingkan dengan BI Rate yang telah ditetapkan. Berikut adalah besarnya IRR dan BI Rate per semester Pada PD. BPR Juntinyuat dari tahun 2005 sampai dengan tahun Periode Juni 2005 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 14.94% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible (tepat) maupun profitable (menghasilkan keuntungan). Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2005 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 78.32% dan BI Rate sebesar 12,75%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2006 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar % hal ini tidak rasional. Karena pada periode Juni 2006 PD. BPR Juntinyuat memiliki NPV negatif. Jadi seharusnya PD. BPR Juntinyuat tidak melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat periode ini tidak tepat karena tidak visible maupun profitable. - Periode Desember 2006 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar % dan BI Rate sebesar 9,75%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2007 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 33.68% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2007 IRR yang diperoleh pada PD. BPR Juntinyuat sebesar %. hal ini tidak rasional. Karena pada periode Desember 2007 PD. BPR Juntinyuat memiliki cash flow dan NPV negatif. Jadi seharusnya PD. BPR Juntinyuat tidak melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat periode ini tidak tepat karena tidak visible maupun profitable.. - Periode Juni 2008 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar dan BI Rate sebesar 13.53% dan BI Rate sebesar 8,50%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2008 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 71.93% dan BI Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang 9

8 dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2009 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar % dan BI Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2009 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 47.21% dan BI Rate sebesar 6.50%. Karena IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Juni 2010 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 18.75% dan BI Rate sebesar 6,50%. Karena IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Rate sebesar 7,00%. IRR lebih tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat tepat karena visible maupun profitable. Hal ini terbukti dengan perolehan cash flow dan NPV yang positif. - Periode Desember 2010 IRR yang diperoleh PD. BPR Juntinyuat sebesar 99.01% dan BI Rate sebesar 6,50%. Karena IRR lebih jauh tinggi dari BI Rate berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat sangat tepat karena visible maupun profitable. Proyeksi Cash Flow Hasil analisis keputusan investasi dari tahun 2005 sampai dengan 2010 belumlah tuntas. Karena setiap tahun PD. BPR Juntinyuat melakukan invesatasi sehingga pada tahun-tahun seterusnya investasi yang dilaksanakan akan terus memberikan dampak atau kontribusi pada kondisi keuangan PD. BPR Jutninyuat. Peneliti akan menganalisis IRR dalam pengambilan keputusan investasi pada tiga tahun kedepan (tahun 2011 sampai dengan tahun 2013). Untuk memperoleh IRR maka diperlukan cash flow. Cash flow akan diproyeksikan berdasarkan estimasi neraca dan rugi laba (lampiran 3). Neraca dan laporan rugi laba dinaikan setiap tahunnya sebesar 6,96% sesuai invlasi yang terjadi pada periode 3 Desember Diasumsikan invlasi tidak mengalami perubahan. Berikut adalah proyeksi cash flow dari 2011 sampai dengan Pada tahun 2011 diperoleh laba bersih sebesar Rp 525,111, dengan depresiasi sebesar Rp 407,053, Maka diperoleh cash flow Rp 932,164, Pada tahun 2012 diperoleh laba bersih sebesar Rp 561,658, dengan depresiasi sebesar Rp 435,384, Maka diperoleh cash flow Rp 997,043, Pada tahun 2012 diperoleh laba bersih sebesar Rp 600,750, dengan depresiasi sebesar Rp 465,687, Maka diperoleh cash flow Rp 1,066,437, Analisis IRR Dalam Pengambilan Keputusan Inventasi dari hasil Proyeksi Seperti perhitungan sebelumnya untuk memperoleh nilai IRR perlu diketahui NPV yang bernilai positif dan NPV yang bernilai negatif. Perhitungan NPV (lampiran 4) didapat dari proyeksi cash flow. Berikut adalah IRR dari hasil proyeksi - Periode tahun 2011 NPV diperoleh sebesar Rp 404, 820, dengan tingkat bunga 6.5.%. Dan NPV Rp -4,331, dengan tingkat bunga 100%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 99.01% - Pada 2012 NPV diperoleh sebesar Rp 434,065, dengan tingkat bunga 6.5%. Dan NPV Rp -4,633, dengan tingkat bunga 99%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 98.02% 10

9 - Pada 2013 NPV diperoleh sebesar Rp 464,276, dengan tingkat bunga 6.5%. Dan NPV Rp -4,955, dengan tingkat bunga 100%. Dari hasil tersebut diperoleh IRR sebesar 99.01% Setelah IRR dari hasil proyeksi didapat, maka dibandingkan dengan BI rate. BI Rate yang menjadi acuan adalah per 3 Desember 2010 sebesar 6.5%. Diasumsikan BI Rate yang berlaku tidak berubah setiap tahun. Berikut adalah perbandingan IRR hasil proyeksi dengan BI Rate. Dari tahun 2011 sampai dengan 2013 IRR yang dihasilkan sangat tinggi.apabila IRR hasil proyeksi dibandingkan dengan BI Rate. Berarti keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat visible (layak) dan profitable (menghasilkan laba) bagi pertumbuhan PD. BPR Juntinyuat. Kesimpulan Dalam perhitungan IRR pada PD. BPR Juntinyuat dari tahun 2005 sampai dengan 2013 Besar maupun kecilnya IRR ditentukan oleh Besarnya cash flow yang dihasilkan, yang berasal dari selisih antara in flow dengan out flow yang terjadi.keputusan investasi yang dilakukan PD. BPR Juntinyuat hampir disetiap periode memiliki arus kas positif, dengan rata-rata sebesar Rp 743,280, hal ini menunjukan bahwa keputusan investasi mendatangkan laba. Berdasarkan analisis IRR yang dilakukan keputusan invesatasi yang dilakuakan PD. BPR Juntinyuat rata-rata setiap periodenya tepat. Hal ini dinilai dari membandingkan IRR dengan Bi Rate sebagai rate of return. IRR hasil proyeksi yang dihasilkan pada tahun 2011 sampai dengan 2013 memiliki nilai yang ditinggi. Disebabkan pada proyeksi semua item-item yang mempengaruhi perhitungan IRR dinaikan. Hal tersebut akan menaikan nilai IRR pula. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari IRR dalam pengambilan keputusan invesatasi pada PD. BPR Juntinyuat maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Keputusan invesatasi aktiva tetap yang dilaksanakan haruslah yang sesuai kebutuhan karena karena pelaksanaan investasi aktiva tetap bertujuan mempermudah kegiatan operasional. 2. Investasi yang dilakukan pasti didasari oleh pengharapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Sehingga keputusan investasi harus profitable yang mendatangkan laba dengan menilai kondisi keuangan PD. BPR Juntiyuat terlebih dahulu. Apakah memungkinkan untuk melakukan investasi atau tidak. 3. Lebih meningkatkan arus kas dengan cara meningkatkan laba bersih dan pendapatan dari depresiasi. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi 4. Jogyakarta: BPFE Arthur J.keown Manajemen Keuangan, Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi. Jakarta. PT Indeks Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jogyakarta : BPFE Jogyakarta. Basri dan Indriyo gitosudarmo Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Dergibson Siagian dan Sugiarto Metode Statistika. Jakarta: Gramedia 11

10 Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Henry faizal noor Investasi. Jakarta: Indeks. Jae K.Shim dan Joel G. Siegel Budgeting. Bandung : Erlangga. Lukman Syamsuddin Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Rajagarindo Persada. Mamduh M. Hanafi Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Martono dan Agus Harjitno Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekosita Siswanto Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara Sugoyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 12

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL Sumiati dan Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Lahan tidur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI Sumber: http://hdwallpapersbuzz.com/creative Kita telah mengetahui berbagai jenis investasi, hasil dan risiko yang mungkin dihadapi serta peranannya dalam

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama. Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 13.. tanpa nilai sisa dapat

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES Pembimbing: Agus Riyanto, MT Oleh: Winda Octaviany 1.03.08.010 Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Berbagai usaha pada saat ini

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan iklim persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU RUMAH MAKAN SOTO MIE ASLI BOGOR PAK KADIR SEFTIEAN AL RASYID 13209876 3EA02 MANAJEMEN (S1) EKONOMI LATAR BELAKANG Disaat perkembangan usaha semakin pesat seperti

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI KARYAWAN RUWA JURAI PTP NUSANTARA VII UNIT USAHA SENABING

PENGARUH MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI KARYAWAN RUWA JURAI PTP NUSANTARA VII UNIT USAHA SENABING PENGARUH MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI KARYAWAN RUWA JURAI PTP NUSANTARA VII UNIT USAHA SENABING Oleh: Saparudin Dosen Tetap STIE Serelo Lahat ABSTRAK Koperasi adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

TIME VALUE OF MONEY. FVn =Po (1+r) n. FVn =Po (1+r/m) m.n 1. NILAI YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE)

TIME VALUE OF MONEY. FVn =Po (1+r) n. FVn =Po (1+r/m) m.n 1. NILAI YANG AKAN DATANG (FUTURE VALUE) TIME VALUE OF MONEY A. Pengertian Time Value of Money Dana investasi yang akan diterima di masa yang akan datang harus diperhitungkan di masa sekarang. Dana investasi tersebut akan kembali melalui penerimaan-penerimaan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Obyek Penelitian Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata n. PT. DBM adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Kuantitatif Setelah mengadakan pengamatan dan wawancara terhadap suatu unit bisnis salon X, penulis melakukan beberapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam era globalisasi ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Sebuah perusahaan harus jeli dalam melihat peluang-peluang yang ada. Peluang tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Cara yang dilakukan oleh pihak manajemen didalam mengantisipasi perubahan dan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III NILAI WAKTU UANG

BAB III NILAI WAKTU UANG BAB III NILAI WAKTU UANG Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR NAMA : MUAMMAL IRZAD NPM : 14212737 JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : BUDI UTAMI, SE., MM Latar Belakang Perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera )

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) Ahmad Fakhruddin Busthomy Muhammad Saifi Zahroh ZA. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Email : fakhruddinmedjaya@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR Analisa Biaya Manfaat Ikan Hias Air Tawar Layak tidaknya usaha dapat diukur melalui beberapa parameter pengukuran seperti Net Present Value (NPV),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 + Asistensi Dosen Pengampu : M. Aris Safi i, M.E.I Disusun oleh: 1. Risva Aggraeni (2013115088)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Rudy Haryanto, MM MANAJEMEN KEUANGAN. Pena Salsabila

Rudy Haryanto, MM MANAJEMEN KEUANGAN. Pena Salsabila Rudy Haryanto, MM MANAJEMEN KEUANGAN Pena Salsabila MANAJEMEN KEUANGAN @2013 Diterbitkan oleh: Pena Salsabila, Nopember 2013 Jl. Tale II No.1 Surabaya Telp. 031-72001887, 081249995403 (Lini Penerbitan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri )

PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri ) PENYUSUNAN ANGGARAN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS (Studi kasus pada Koperasi Wanita Sekartaji Kab. Kediri ) Endah Tri Setiyowati Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAKSI Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA Nur Halima, Masyhad, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA Nama : Revika Rusviana Arafi NPM : 27213465 Kelas : 3EB22 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi LATAR BELAKANG 1. Perkembangan

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id I. Pentinnya Studi Kelayakan Usaha

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) Erika Kuncahyani Achmad Husaini Maria Goretti Wi Endang Fakuktas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

Handout Manajemen Keuangan

Handout Manajemen Keuangan Handout Manajemen Keuangan CAPITAL BUDGETING TECHIQUES 1 PENDAHULUAN Setelah penentuan informasi arus kas relevan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan penganggaran modal dilakukan, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTSI DLM KTIV TETP nggaran/budget adalah suatu rencana yang menjelaskan arus kas keluar dan arus kas masuk yang diproyeksikan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Peranggaran Modal adalah

Lebih terperinci