LAPORAN HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 Kode/Rumpun Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan LAPORAN HASIL PENELITIAN PERANAN TENAGA KERJA, MODAL, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR PANTAI KABUPATEN BATUBARA Dibiayai dengan DIPA Polmed Kemendikbud Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Nomor : 233/PL5.2/PM/2014 Oleh : DARWIN S.H. DAMANIK, S.E., M.Si PROGRAM STUDI PERBANKAN DAN KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2014

2 ABSTRAK Rendahnya produktifitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan khususnya yang ada di daerah pesisir pantai Kabupaten Batubara. Kemampuan tenaga kerja, modal dan teknologi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis berapa besar pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara, serta mengukur dan menganalisis berapa besar perbedaan signifikan antara penggunaan teknologi modern dan tidak menggunakan teknologi modern pada pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. Populasi dari penelitian ini adalah nelayan dalam hal ini nelayan yang tinggal di daerah pesisir Kabupaten Batubara, khususnya Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Limapuluh. Dalam penelitian ini metode analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja, modal dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Medang Deras Selatan Kabupaten Batubara. Kemudian ada perbedaan signifikan antara pendapatan nelayan yang menggunakan teknologi dengan pendapatan nelayan yang tidak menggunakan teknologi. Kata Kunci : Tenaga Kerja, Modal, Teknologi dan Pendapatan

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Allah S.W.T., penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul Peranan Tenaga Kerja, Modal, dan Teknologi Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Batubara. Penelitian ini merupakan analisis tentang pengaruh tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Batubara. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Medan, Desember 2014 Darwin S.H. Damanik, S.E., M.Si ii

4 ABSTRAK Rendahnya produktifitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan khususnya yang ada di daerah pesisir pantai Kabupaten Batubara. Kemampuan tenaga kerja, modal dan teknologi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis berapa besar pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara, serta mengukur dan menganalisis berapa besar perbedaan signifikan antara penggunaan teknologi modern dan tidak menggunakan teknologi modern pada pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. Populasi dari penelitian ini adalah nelayan dalam hal ini nelayan yang tinggal di daerah pesisir Kabupaten Batubara, khususnya Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Limapuluh. Dalam penelitian ini metode analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja, modal dan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Medang Deras Selatan Kabupaten Batubara. Kemudian ada perbedaan signifikan antara pendapatan nelayan yang menggunakan teknologi dengan pendapatan nelayan yang tidak menggunakan teknologi. Kata Kunci : Tenaga Kerja, Modal, Teknologi dan Pendapatan iii

5 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penelitian Diagram Tulang Ikan... 4 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Nelayan Pengertian Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Pengertian Modal Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pengaruh Teknologi Terhadap Pendapatan Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Data Definisi Operasional Variabel BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Aspek Geografis Aspek Demografis iv

6 Penduduk dan Kondisi Sosial Ekonomi Analisis Deskriptif Responden Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Pengaruh Teknologi Terhadap Pendapatan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dipandang dari sudut pendapatan masyarakat sebagai indikator kesejahteraan dan struktur perekonomiannya, Provinsi Sumatera Utara termasuk daerah sedang berkembang. Demikian pula daerah administratif pemerintahan yang berada di bawah provinsi ini, yang meliputi pemerintahan kabupaten dan kota. Sebagai negara agraris, sektor pertanian masih mempunyai peranan yang dominan dalam komposisi pembentukan pendapatan daerah yang bisa dilihat pada komposisi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah kabupaten dan kota. Dalam pembangunan ekonomi sebagai upaya mewujudkan masyarakat sejahtera, ada dua argumen yang kontradiktif sehubungan dengan pertanyaan tentang sektor ekonomi mana yang harus dikembangkan? Argumen pertama menyarankan supaya dilakukan prioritas pembangunan pada sektor industri (manufaktur) karena sektor ini menawarkan kesempatan kerja yang luas, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia di daerah. Argumen kedua menyarankan pembangunan sektor pertanian sebagai prioritas utama mengingat peranannya yang masih cukup signifikan dalam pembentukan PDRB sampai saat ini. Sektor pertanian terbukti mampu bertahan dan masih memperlihatkan pertumbuhan yang positif pada saat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Persoalannya bukanlah kepada argumen mana kita akan berpihak, melainkan bagaimana kita membuktikan argumen mana yang paling tepat untuk diimplementasikan karena masing-masing daerah mempunyai karakteristik ekonomi yang barangkali berbeda satu dengan yang lain. Keputusan untuk menetapkan sektor ekonomi yang merupakan prioritas pembangunan harus dilakukan dengan cermat. Diperlukan suatu kajian ilmiah yang kompleks untuk menentukan secara tepat arah pembangunan yang akan dilaksanakan untuk bisa mempercepat akselerasi pembangunan guna mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu pemerintahan tingkat II di bawah Provinsi Sumatera Utara adalah Pemerintah Kabupaten Batubara. Batubara merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki daerah tepi pantai dan dihuni oleh masyarakat yang 1

8 berprofesi sebagai nelayan baik itu nelayan budidaya maupun nelayan tangkap. Meskipun ada sebagian masyarakat yang berprofesi lain namun yang mendominasi adalah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan, ironisnya penghasilan yang diperoleh belum mampu memenuhi semua kebutuhan konsumsi karena pendapatan yang diperoleh dari hasil melaut sangat terbatas. Kehidupan nelayan di Kabupaten Batubara bisa diidentikkan dengan kehidupan masyarakat golongan menegah kebawah, bahkan sebagian besar berada dibawah garis kemiskinan. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya masyarakan pesisir khususnya nelayan yang belum mampu memenuhi kebutuhan harian, baik itu kebutuhan sandang, pangan, maupun papan, sehingga sering didapatkan masyarakat nelayan yang kekurangan gizi, pendidikan dan kesehatan serta berdampak pada produktivitas nelayan yang rendah, pendapatan rendah sehingga tingkat kesejahteraan juga menjadi rendah (Tuwo, 2011). Dalam arti lain sebagian besar masyarakat nelayan hidup dalam lingkaran kemiskinan. Kemiskinan yang melanda masyarakat nelayan di kabupaten Batubara hanya dapat diselesaikan dengan membina individu nelayan agar dapat meningkatkan pendapatan secara mandiri. Pendapatan akan meningkat jika person person nelayan tersebut mau berubah secara sadar demi meningkatkan pendapatan masing-masing. Kemiskinan dapat dirubah dengan meningkatkan produktivitas, karena dengan meningkatnya produktivitas akan mendorong peningkatan pendapatan yang tinggi sehingga kesejahteraan juga akan meningkat serta kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi bahkan sisa pendapatan yang tidak habis dibelanjakan dapat menjadi tabungan yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan di masa yang akan datang. Rendahnya produktifitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan khususnya yang ada di daerah pesisir Kabupaten Batubara. Jika tidak bekerja nelayan tidak akan mendapatkan penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari dan akan mengakibatkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan semakin menurun. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya angkatan kerja produktif yang tidak bekerja secara maksimal bahkan menghabiskan waktu untuk bersantai tanpa melakukan kegiatan produktif yang bisa menghasilkan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraannya (Todaro, 2002). Kurangnya modal usaha juga merupakan hal yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan. Dengan tidak tersedianya modal yang memadai maka nelayan 2

9 tidak akan mampu meningkatkan produksi karena nelayan tidak bisa membeli perahu, alat tangkap dan peralatan lainnya, serta biaya operasional juga tidak akan terpenuhi dan akan menjadikan produktifitas nelayan menurun, sehingga pendapatan akan mengalami stagnasi bahkan akan mengalami penurunan secara rill jika terjadi inflasi, sehingga daya beli masyarakat nelayan menjadi rendah yang akan mengakibatkan tingkat kesejahteraan yang semakin rendah (Jhingan, 1993). Terbatasnya pengetahuan tentang teknologi modern juga merupakan salah satu hal yang menghambat peningkatan pendapatan nelayan. Dengan terbatasnya waktu dan tenaga yang dimiliki oleh para nelayan maka dibutuhkan teknologi untuk membantu meningkatkan produksi karena dengan adanya teknologi, maka proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga output yang diperoleh lebih berkualitas. Namun tanpa menggunakan teknologi yang canggih, hal tersebut akan mustahil tercapai (Satria, 2002). Sumber daya perikanan sebenarnya secara potensial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun pada kenyataanya masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat. Dengan demikian perlu dilakukan kajian terhadap tindakan dan kebijaksanaan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan nelayan di Kabupaten Batubara, dalam sebuah penelitian yang berjudul Peranan Tenaga Kerja, Modal, dan Teknologi Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Batubara. Penelitian ini merupakan analisis tentang pengaruh tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Batubara Rumusan Masalah Apa yang diharapkan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia adalah perbaikan taraf hidup ke arah yang lebih sejahtera. Harapan-harapan seperti ini masih dirasakan sampai saat ini dan meluas menjadi kesatuan harapan masyarakat sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia termasuk daerah Provinsi Sumatera Utara umumnya dan Kabupaten Batubara khususnya. Peningkatan produksi tangkapan ikan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain adalah 3

10 variabel tenaga Kerja, modal, dan teknologi. Permasalahan yang timbul kemudian adalah : a. Apakah ada pengaruh tenaga kerja, dan modal terhadap pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. b. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan teknologi modern dan tidak menggunakan teknologi modern terhadap pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dalam setiap kegiatan atau usaha, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya dari awal hingga akhir dalam suatu proses adalah tujuan atau sasaran. Sebuah penelitian secara umum bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau yang akan terjadi. Karena itu, sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengukur dan menganalisis berapa besar pengaruh tenaga kerja dan modal terhadap pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. b. Untuk mengukur dan menganalisis berapa besar perbedaan signifikan antara penggunaan teknologi modern dan tidak menggunakan teknologi modern pada pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. Selain tujuan, penelitian yang dilakukan tentunya diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat yang dapat diwujudkan secara nyata di dalam kehidupan masyarakat. Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan dan sumber inspirasi, serta bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Batubara dan instansi terkait serta pihak swasta dalam meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara. b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan sumbangsih tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat pesisir pantai di Kabupaten Batubara. 4

11 1.4. Diagram Tulang Ikan Berdasarkan landasan teoritis yang digunakan, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Pesisir Pantai Kabupaten Batubara. Secara diagram, kerangka pemikiran yang digunakan untuk membangun penelitian ini digambarkan pada diagram berikut ini : Pendapatan Masyarakat Nelayan Belum Optimal Tenaga Kerja Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Nelayan Modal Teknologi 5

12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002). Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut : a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka. b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong. Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa. c) Dari segi ketrampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki ketrampilan sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara professional. Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil biasanya menggunakan alatalat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002) Pengertian Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Sebagai pelaku aktivitas ekonomi, penduduk menjelma sebagai apa yang kita sebut tenaga kerja serta angkatan kerja. Tinjauan terhadap tenaga kerja serta angkatan kerja mengharuskan adanya suatu kondisi supaya dapat melakukan aktivitas ekonomi yang kita sebut kesempatan kerja. 6

13 Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literatur biasanya merupakan seluruh penduduk berusia tahun. Tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah semua penduduk berusia sepuluh tahun ke atas. Tenaga kerja merupakan jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksikan barang dan jasa jika ada permintaan terhadap partisipasi mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. (Lembaga Demografi FE. UI., 2010). Yang termasuk di dalam golongan tenaga kerja ialah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja. Ini meliputi orang-orang yang bekerja untuk kepentingan sendiri yang tidak menerima upah. Juga termasuk di sini pengangguran yang bersedia bekerja, tetapi kesempatan kerja bagi mereka tidak ada. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Angkatan kerja merupakan penduduk yang aktif secara ekonomis, artinya yang secara langsung terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. (Lembaga Demografi FE. UI., 2010). Kesempatan kerja merupakan kondisi dimana seseorang penduduk dapat melakukan kegiatan untuk memperoleh imbal jasa ataupun penghasilan dalam jangka waktu tertentu. (Lembaga Demografi FE. UI., 2010) 2.3. Pengertian Modal Modal merupakan sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan suatu perusahaan, perusahaan menggunakan dana ini untuk membelanjai aktivitas perusahaan dalam menghasilkan produk barang dan jasa. Pada pengertian tersebut di atas kita melihat bahwa modal sangat berperan dalam suatu perusahaan dan perusahaan yang baru berdiri membutuhkan modal untuk aktivitas perusahaan tersebut. Sebagaimana lazimnya suatu perusahaan akan mengikuti perkembangan dari masa ke masa, maka pasti akan menggunakan suatu cara dalam mengikuti perkembangan tersebut untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara 7

14 kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi, dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. Sedangkan menurut Riyanto, pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu : 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsurunsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. 2. Konsep Kualitatif Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar itu harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dibayar dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membayar operasi perusahaan mampu mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja memo (non working capital). 3. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode accounting (current income) bukan periode berikutnya (future income). Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan current income atau kalau menghasilkan tidak sesuai dengan misi perusahaan yaitu : Non working capital, sehingga besarnya modal kerja adalah: a. Besarnya kas b. Besarnya persediaan c. Besarnya piutang 8

15 d. Besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap (besarnya adalah sejumlah dana yang berfungsi untuk menghasilkan current income tahun yang bersangkutan). Sedangkan bagian piutang yang merupakan keuntungan adalah tergolong dalam modal kerja potensial dan sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap yang menghasilkan future income (pendapatan tahun-tahun sesudahnya) termasuk dalam non working capital Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi, karena tenaga kerja merupakan faktor penggerak faktor input yang lain, tanpa adanya tenaga kerja maka faktor produksi lain tidak akan berarti. Dengan meningkatnya produktifitas tenaga kerja akan mendorong peningkatan produksi sehingga pendapatan pun akan ikut maningkat. Becker (1993) mendefinisikan bahwa human capital sebagai hasil dari keterampilan, pengetahuan dan pelatihan yang dimiliki seseorang, termasuk akumulasi investasi meliputi aktivitas pendidikan, job training dan migrasi. Asset utama para nelayan, khususnya nelayan tradisional hanya tenaga kerja dan keterampilan, serta kreatifitas yang relaitif masih rendah. Meskipun pekerjaan sebagai nelayan cepat mendatangkan hasil, tetapi seringkali penghasilan itu tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Nelayan mempunyai peranan yang sangat substansial dalam modernisasi kehidupan manusia. Mereka termasuk agent of development yang saling reaktif terhadap perubahan lingkungan. Sifat yang lebih terbuka dibanding kelompok masyarakat yang hidup di pedalaman, yang menjadi stimulator untuk menerima perkembangan modern Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Modal adalah salah satu faktor produksi yang menyumbang pada hasil produksi, hasil produksi dapat meningkat karena digunakannya alat-alat mesin produksi yang efisien, ketika hasil produksi meningkat maka pendapatan juga akan meningkat. Dalam proses produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal pinjaman, yang masing-masing menyumbang langsung pada produksi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan di investasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Pengadaan 9

16 pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku meningkatkan stock modal secara fisik (yakni nilai riil atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal ini jelas memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa mendatang (Todaro,1998). Menurut Mubyarto (1993) modal adalah barang atau uang yang secara bersama sama faktor produksi, tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang yang baru. Pentingnya peranan modal karena dapat membantu menghasilkan produktivitas, bertambahnya keterampilan dan kecakapan pekerja juga menaikkan produktivitas produksi. Modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha produksi yang didirikan. Modal dapat dibagi sebagai berikut : Modal Tetap : Adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi. Modal Lancar : Adalah modal memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain sebagai penunjang usaha tersebut. Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal mengandung pengertian sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Modal merupakan kemampuan ekonomis dari suatu masyarakat atau suatu kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menutupi biaya biaya yang terjadi selama proses produksi. Menurut Todaro(1998), akumulasi modal merupakan bagian dari pendapatan nasional atau pengeluaran (expenditure) yang digunakan untuk memproduksi baik barang modal maupun barang untuk konsumsi dalam waktu tertentu. Akumulasi modal dapat terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Beda halnya dengan Jhingan (1993), ia berpendapat bahwa modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal. Nurkles dalam Jhingan (1993) menyebutkan makna pembentukan modal adalah masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin, fasilitas pengangkutan, dan pabrik dalam arti pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional. 10

17 Faktor yang menyebabkan rendahnya pembentukan modal adalah rendahnya pendapatan masyarakat yang menyebabkan rendahnya tabungan yang sangat penting dalam pembentukan modal. Rendahnya produktivitas yang berakibat laju pertumbuhan pendaptan nasional, tabungan, dan pembentukan modal menjadi rendah, alasan kependudukan yang sangat tinggi akan menyebabkan pendapatan perkapita yang menurun dan akan terjadi kekurangan dana dan akumulasi modal dalam pembiayaan pembangunan, dan kekurangan peralatan modal serta keterbelakangan teknologi Pengaruh Teknologi Terhadap Pendapatan Nelayan dikategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya menangkap ikan dengan mengunakan alat tangkap yang sederhana, mulai dari pancing, jala, jaring, pukat, dan lain sebagainya. Namun dalam perkembangannya dikategorikan sebagai seorang yang berprofesi menangkap ikan dengan alat yang lebih modern ialah kapal ikan dengan alat tangkap modern. Semakin canggih teknolgi yang digunakan nelayan maka akan semakin meningkatkan produktifitas hasilnya lebih meningkatkan produksi. Menurut Satria (2002), keberadaan nelayan digolongkan menjadi 4 tingkatan dilihat dari kapasitas teknologi (alat tangkap dan armada), orientasi pasar dan karakteristik pasar. Keempat kelompok tersebut, antara lain nelayan tradisional (peasant-fisher) yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri; post peasantfisher atau nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan ikan yang lebih maju, seperti motor tempel atau kapal motor; commercial fisher atau nelayan yang telah berorientasi pada peningkatan keuntungan, dan industrial fisher yang memiliki beberapa ciri, seperti terorganisasi, padat modal, pendapatan lebih tinggi, dan berorientasi ekspor Penelitian Terdahulu Dari hasil kajian Satria (2002) di 14 kecamatan daerah pantai yang tersebar di beberapa provinsi diketahui, nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah. Faktor utama bukan karena kekuatan modal untuk mengakses teknologi, namun ternyata lebih banyak disebabkan oleh kurangnya aktivitas penyuluhan atau 11

18 teknologi dan rendahnya lembaga penyedia teknologi. Menariknya dari hasil penelitian mereka, adalah ditemukannya korelasi positif antara tingkat kemiskinan dengan perkembangan system ijon. Para nelayan miskin umumnya, kehidupan ekonomi mereka sangat tergantung kepada para pemilik modal, yaitu pemilik perahu atau alat tangkap serta juragan yang siap menyediakan keperluan perahu untuk berlayar. Indikator tersebut memang tidak selalu sama di setiap daerah karena seperti di Pekalongan, banyak juragan kapal yang mengeluh dengan sikap anak buah kapal (nelayan) yang cenderung terlalu banyak menuntut sehingga keuntungan juragan kapal menjadi terbatas. Namun secara umum terbatasnya kemampuan nelayan dalam mengembangkan kemampuan ekonominya karena nelayan seperti ini telah terjerat oleh utang yang dipinjam dari para juragan. Mereka biasanya membayar utang tersebut dengan ikan hasil tangkapannya yang harganya ditetapkan menurut selera para juragan. Menurut Budianto (2004) tingkat pendapatan masyarakat yang menggeluti pekerjaan sebagai nelayan dari segi pendapatan belum mencukupi kebutuhan mereka dan keluarganya, dikarenakan mereka adalah nelayan yang bekerja sendiri-sendiri sementara mereka melaut pada daerah yang sama. Ketika masih berada di pulau Laelae, dimana dalam pemenuhan kebutuhan hidup terjadi pergeseran mata pencaharian dalam pemukiman nelayan ini. Dulu penduduk pulau Lae Lae yang rata rata bermata pencarian hanya nelayan, kini harus manjalani pekerjaan sampingan atau pengganti pekerjaan utama menjadi buruh misalya dikarenakan berubahnya tingkat pendapatan dan pengeluaran mereka. Sedangkan bantuan yang datang dari beberapa lembaga termasuk dari pemerintah tidak terdistribusi dengan baik, hal ini disebabkan karena pengelolaan atau penyaluran bantuan seperti ini masih kurang memiliki kepekaan sehingga distribusi bantuan modal ini tidak dapat dirasakan oleh masyarakat secara merata. Para peneliti lain seperti Hamid (1996) mencatat tingkat keberhasilan nelayan kecil di Sumatera Utara (mereka yang hanya bermodalkan tenaga kerja saja) atau nelayan mandiri (mereka yang memiliki alat-alat produksi yang sangat sederhana dan mengoperasikannya sendiri) sangatlah tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Menurut Sudrajat (2002) rata-rata pendapatan rumah tangga nelayan di Makasar berkisar antara Rp perbulan sampai Rp per bulannya. Angka tersebut masih dibawah upah minimum regional yang ditetapkan pemerintah ditahun 12

19 yang sama. Hal ini perlu menjadi perhatian mengingat adanya keterkaitan erat antara kemiskinan dengan pengelolaan wilayah pesisir. Adapun perbedaan yang mendasar antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan di kabupaten Batubara adalah sebagian besar pendapatan masyarakat nelayan semata mata diperoleh dari hasil melaut yang merupakan pekerjaan utama para nelayan yang tinggal di daerah pesisir pantai. Penggunaan input juga bervariasi mulai dari tenaga kerja, modal, dan teknologi, serta input lain yang menunjang. Tradisi serta budaya juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Batubara Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada landasan teori, maka kerangka pikir dapat dirumuskan sebagai berikut : Tenaga Kerja (L) Modal (K) Pendapatan (Y) Teknologi (T) 2.9. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut ; 1. Diduga bahwa peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara, sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja, modal, dan teknologi 2. Diduga bahwa tenaga kerja dan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara 13

20 3. Diduga bahwa peggunaan teknologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di pesisir pantai Kabupaten Batubara 14

21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada wilayah nelayan yang ada di daerah pesisir pantai Tanjung Tiram Kabupaten Batubara, yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Talawi dan Kecamatan Limapuluh yang mana ketiga kecamatan saling berbatasan serta berbatasan langsung dengan selat makassar sehingga sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah tepi pantai bekerja sebagai nelayan Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah nelayan dalam hal ini nelayan yang tinggal di daerah pesisir Kabupaten Batubara, khususnya Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Limapuluh. Adapun masing masing kecamatan diambil 33 responden sehingga total responden sebanyak 99 orang, jumlah responden secara rinci dapat dilihat pada Tabel. 3.1 Tabel 3.1 Responden Penelitian. No Desa dan Kecamatan Jumlah Responden 1 Desa Lalang Kecamatan Medang Deras 33 2 Desa Perupuk Kecamatan Limapuluh 33 3 Desa Dahari Selebar Kecamatan Tanjung Tiram 33 Total Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan baik melalui wawancara dengan pihak terkait, kuesioner, dan observasi langsung, serta data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diperoleh dari pemerintah setempat maupun pihak-pihak terkait Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, dilakukan menggunakan teknik : 15

22 a. Wawancara terbuka yaitu teknik untuk memperoleh informasi dan melengkapi data dengan mewawancarai pihak-pihak terkait, baik itu pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat. b. Observasi yaitu teknik yang digunakan untuk melengkapi data dengan melihat dan mencermati secara langsung ke obyek yang akan diteliti. c. Studi dokumentasi yaitu teknik dengan menelaah dokumen dokumen dan laporan laporan yaitu data sekunder yang berhubungan dengan tujuan penelitian. d. Kuesioner merupakan teknik mengumpulkan data dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada setiap responden berdasarkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen ekonometrika yaitu metode regresi linier berganda. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap pendapatan ditelaah dari koefisien regresi, dengan persamaan-persamaan berikut : Y = f (L, K, T) (3.1) Y = β 0 L β1 K β2 e β3t+µ (3.2) Untuk melinierkan variabel tersebut maka digunakan logaritma natural sebagai berikut : Ln Y = Lnβ 0 + β 1 LnL + β 2 LnK + β 3 T + µ. (3.3) Di mana ; Y = Pendapatan L = Tenaga Kerja K = Modal T = Teknologi β 1, β 2, β 3 = parameter yang akan di estimasi µ = error term Sebagai dasar pengambilan keputusan guna mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi dan variabel bebas terhadap variabel terikat maka akan digunakan pendekatan uji statistik sebagai berikut ; uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing masing variabel bebas terhadap variabel 16

23 terikat dimana variabel ini dikatakan signifikan jika t hitung sama dengan atau lebih besar dari nilai t tabel Definisi Operasional Variabel Untuk memudahkan pembahasan maka penulis membatasi variabel sebagai berikut : a. Pendapatan adalah diukur dengan rata rata pendapatan perbulan atau jumlah uang yang diperoleh secara keseluruhan oleh rumah tangga nelayan dari hasil melaut yang bisa dibelanjakan untuk keperluan konsumsi maupun tabungan, juga termasuk asset yang dimiliki berupa rumah, dan kendaraan bermotor. b. Modal merupakan jumlah uang yang digunakan nelayan untuk melakukan kegiatan produksi dalam satu periode tertentu yang diukur dengan rupiah. c. Teknologi adalah penggunaan alat alat tangkap modern misalnya perahu motor, troli, jala, dan alat tangkap yang canggih atau alat tradisional seperti perahu layar / dayung, kail sederhana dan alat tangkap yang masih sangat sederhana da dianggap sebagai fariabel dummy dimana 1 = menggunakan teknologi dan 0 = tidak menggunakan teknologi. d. HOK adalah jumlah hari yang digunakan nelayan untuk melaut dalam sebulan. 17

24 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Aspek Geografis Sebagian besar wilayah Kecamatan Tanjung Tiram berada dipingiran laut dengan luas areal 173,79 km, Nelayan menjadi mata pencarian utama, disamping pertanian dan perkebunan. Kantor Ibukota kecamatan ini terletak hanya beberapa ratus meter dari pinggiran laut yang langsung menghadap selat Malaka. Wilayah ini mempunyai Dermaga dan TPI (Tempat Penjualan Ikan) yang dikenal sebagai "BOM". Nama BOM ini mengacu pada sejarah ketika Jepang masuk ke Sumatera Timur melalui dermaga ini. Dan untuk memuluskan jalan masuk Jepang membom wilayah ini. Reruntuhan dan puing-puing bekas "pemboman", berupa pancang-pancang bangunan terbuat dari beton yang dicor besi yang menjorok ke laut masih bisa dilihat sampai sekarang. Secara tradisional laut menjadi penghubung antara wilayah ini dengan negeri jiran, Malaysia. Desa Dahari Selebar merupakan desa yang terletak di pinggir pantai Batubara yang masih menjadi bahagian Kecamatan Tanjung Tira. Selain Desa Dahari Selebar, wilayah pesisir pantai Batubara berada di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras serta Desa Perupuk Kecamatan Limapuluh Aspek Demografi Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk menjadi faktor yang sangat dominan. Karena penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan, perkembangan penduduk perlu diarahkan sehingga mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang menguntungkan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal pembangunan, akan tetapi dapat juga menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti kebutuhan akan lapangan kerja, kebutuhan perumahan, pendidikan dan sebagainya. Selain itu komposisi penduduk yang tidak seimbang antara jumlah penduduk muda dengan usia produktif dapat menyebabkan rendahnya produktifitas. Begitu pula dengan persebaran penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai permasalahan. 18

25 4.1.3 Penduduk dan Kondisi Sosial Ekonomi Berdasarkan data monografi Kabupaten Batubara, jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Medang Deras adalah sebesar jiwa, dengan perincian penduduk laki laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Tabel 4.1 Penduduk Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Lima Puluh berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kecamatan Kecamatan Kecamatan Lima Jumlah Kelamin Tanjung Tiram Medang Deras Puluh Laki laki Perempuan Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Batubara tahun 2013 Dilihat dari Tabel 4.1 Kecamatan Tanjung Tiram memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu sebasar jiwa kemudian disusul oleh Kecamatan Medang Deras yaitu sebanyak jiwa, dan Kecamatan Medang Deras Selatan sebanyak Secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih mendominasi dibanding penduduk laki laki. Pembangunan ekonomi dimana pembangunan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Dilain pihak peningkatan pendapatan harus dibarengi dengan menurunnya kemiskinan dan pengangguran serta berkurangnya ketimpangan dalam distribusi pendapatan yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat tetapi sejauh ini kenyataan yang terjadi di kebanyakan wilayah permukiman para nelayan berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah ternyata kebanyakan para nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan. Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan permukiman nelayan sebagai salah satu bentuk kegiatan pembangunan memiliki aspek dan dimensi kajian ekonomi antara lain meliputi kesempatan kerja dan berusaha, tingkat pendapatan penduduk, pola pemikiran sumberdaya dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada. Selain itu komponen sosial juga tidak kalah pentingnya sebagai kontributor terhadap proses adaptasi masyarakat pada lingkungan baru, aspek tersebut antara lain yaitu interaksi antar masyarakat, pola interaksi masyarakat, aspek struktur sosial dan kondisi demografi yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang baru mengalami proses adaptasi pada satu wilayah yang baru. Keseluruhan komponen ini saling berinteraksi 19

26 dan membentuk kegiatan yang terakumulasi dan membentuk suatu kegiatan masyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Mata pencaharian suatu masyarakat adalah aspek yang dapat menjadi ukuran pendapatan bagi masyarakat bersangkutan. Semakin baik mata pencaharian seseorang, memungkinkan masyarakat tersebut untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik demikian pula sebaliknya, apabila mata pencaharian kurang baik akan mengakibatkan tingkat pendapatan yang diperoleh lebih sedikit. Penduduk di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Lima Puluh bila dilihat dari segi mata pencaharian, sebagian besar mereka bekerja sebagai nelayan sebagai mana di tunjukan pada tabel berikut : Tabel 4.2 Jumlah Angkatan Kerja di permukiman nelayan Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Selatan, dan Kecamatan Tanjung Tiram berdasarkan mata pencaharian. Pekerjaan Kecamatan Tanjung Tiram Kecamatan Medang Deras Kecamatan Medang Deras Selatan Jumlah PNS TNI/POLRI Guru Petani Nelayan Buruh Wiraswasta Jumlah Sumber : Diolah dari data Kecamatan masing-masing, 2014 Dilihat dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagan besar pekerjaan masyarakat di permukiman nelayan bekerja sebagai nelayan yaitu Kecamatan Tanjung Tiram sebanyak 55 orang, Kecamatan Medang Deras sebanyak 72 orang, dan Kecamatan Lima Puluh sebanyak 50 orang. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut berada di daerah tepi pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar sehingga mata pencaharian yang banyak digeluti penduduk setempat adalah bekerja sebagai nelayan. Selain mata pencaharian sebagai nelayan ada juga yang berprofesi ganda yaitu selain bekerja sebagai nelayan juga menggeluti pekerjaan lain seperti bekerja sebagai buruh, supir, petani, dan lainnya sehingga nelayan yang berprofesi ganda 20

27 berpendapatan lebih tinggi dan lebih sejahtera dibanding nelayan yang hanya bekerja menangkap ikan. Nelayan yang berprofesi ganda ini di akibatkan karena adanya kondisi sarana dan prasarana serta musim yang tidak mendukung, sehingga nelayan memilih utuk mencari kerja tambahan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari hari. Tabel 4.3 Jumlah Kepala Keluarga di Permukiman Nelayan Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Selatan, dan Kecamatan Tanjung Tiram Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Pendidikan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Jumlah Tanjung Tiram Medang Deras Lima Puluh Tidak Sekolah SD SLTP SLTA PTN/PTS Jumlah Sumber : Diolah dari data Kecamatan masing-masing, 2014 Pendidikan adalah suatu proses belajar secara terus - menerus yang dapat merubah watak manusia, sehingga akan berpengaruh nyata terhadap pola berfikir, bertindak dan bereaksi. Perkembangan tingkat pendidikan penduduk sangat tergantung kepada tersedianya sarana pendidikan. Salah satu ukuran yang dapat digunakan sebagai patokan terhadap maju tidaknya suatu daerah adalah dilihat dari tingkat pendidikan penduduknya. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir nelayan, nelayan yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih berpikiran maju, jika dibandingkan dengan nelayan yang lebih rendah pendidikannya. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat tingkat pendidikan di permukiman nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Medang Deras Selatan sebagian besar penduduknya tidak tamat SLTP yaitu sebanyak 129 orang dan hanya sebagian kecil yang tamat SLTA. Ini berarti berpengaruh pada cara berfikir mereka dan mengelola usaha perikanan yang mereka jalani karena rendahnya pengetahuan, kemampuan ataupun pemahaman nelayan dalam menerima hal hal baru akan sangat dipengaruhi oleh pendidikannya. Sedangkan yang berpendidikan tinggi terbatas kepada orang orang tertentu yaitu kalangan masyarakat pengusaha atau pegawai saja yang memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan nelayan yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Medang Deras Selatan 21

28 4.2 Analisis Deskriptif Responden Analisis deskriptif adalah langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran umum data yang telah dikumpulkan dari responden. Distribusi responden dimaksudkan untuk melihat faktor Modal, Tenaga kerja, dan Teknologi yang digunakan oleh responden. 1. Pendapatan Responden Pendapatan merupakan total penerimaan nelayan yang diperoleh dari hasil melaut perbulan. Sebagian besar mekanisme pembagian pendapatan dari hasil tangkapan yang diperoleh nelayan adalah total hasil tangkapan dikurangi dengan biaya operasional, kemudian 1 (satu) bagian untuk pemilik kapal atau punggawa dan 1 (satu) bagian lagi untuk dibagi rata antara sawi yang ikut dalam kapal (nelayan Rengge dan jala). Ada juga sistem pembagian hasil tangkapan dengan cara membagi 3 bagian setelah dikurangi dengan biaya operasional yaitu 1 bagian untuk pemilik kapal, dan 1 bagian untuk pemilik modal, serta 1 bagian dibagi rata kepada seluruh sawi yang ikut dalam satu kapal (nelayan Patorani). Sebagai contoh, untuk nelayan Rengge jika penghasilan sekali melaut sebesar Rp ,00 dan modal yang digunakan Rp ,00 maka pendapatan dikurangi modal sehingga keuntungan sebesar Rp ,00 dibagi dua antara pemilik kapal dan sawi. Jika sawi yang ikut sekali melaut 5 orang maka bagian pemilik kapal sebesar Rp ,00 dan masing masing sawi sebesar Rp ,00. Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pendapatan (per bulan) Pendapatan ( Rupiah ) Responden Persen < ,61 > ,39 Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 61,61 % responden memperoleh pendapatan dibawah Rp ,00 per bulan dan hanya 38,39 % yang berpendapatan di atas Rp ,00 per bulan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan nelayan masih kurang baik karena banyaknya kebutuhan nelayan, sedangkan pendapatan sangat terbatas sehingga kebutuhan harian nelayan di Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Selatan, dan Kecamatan Tanjung Tiram belum terpenuhi. 22

29 Pendapatan yang diterima nelayan masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan harian nelayan yang semakin hari semakin meningkat. Besar kecilnya pendapatan nelayan sangat tergantung pada intensitas nelayan melaut. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja melaut dapat diukur dengan melihat intensitas melaut responden berdasarkan HOK per bulan dan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut HOK Perbulan HOK Perbulan Responden Persen < 20 hari 56 56,57 > 20 hari 43 43,43 Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 56,57 % responden melaut kurang dari 20 hari dan sebanyak 43,43 % nelayan melaut lebih dari 20 hari. Ini menunjukan bahwa sebagian besar nelayan di Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Selatan, dan Kecamatan Tanjung Tiram melaut selama lebih kurang dua puluh hari dalam sebulan. 3. Modal Kerja Modal merupakan salah satu aset yang dibutuhkan oleh nelayan untuk biaya operasional antara lain untuk membeli bahan bakar, bahan pengawet (es balok), perbekalan atau konsumsi sawi serta peralatan dan perlengkapan melaut lainnya. Adapun modal sekali melaut khususnya nelayan rengge dan jala diperoleh dari hasil swadaya masing masing sawi, dalam artian keseluruhan modal operasional setiap melaut dibebanratakan kepada setiap sawi yang ikut melaut. Sedangkan nelayan torani modal operasional sekali melaut ditanggung sepenuhnya oleh punggawa darat (yang membeli hasil tangkapan). Nelayan yang memiliki modal yang cukup akan memperoleh produksi yang memuaskan karena modal juga merupakan salah satu faktor produksi yang penting. Kondisi permodalan nelayan di Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Selatan, dan Kecamatan Tanjung Tiram Dapat dilihat pada Tabel

30 Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Modal Kerja (Per melaut) Modal (Rupiah) Responden Persen < ,61 > ,39 Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 61, 61 % responden menggunakan modal kurang dari Rp , sekali melaut dan 38, 39 % menggunakan modal lebih besar dari Rp sekali melaut. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar nalayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Medang Deras Selatan menggunakan modal yang terbatas untuk melaut. 4. Teknologi Teknologi merupakan alat yang digunakan para nelayan untuk menangkap ikan, berupa kapal motor, pukat, jala, dan peralatan melaut yang canggih dimana nelayan yang memiliki teknologi akan lebih menghasilkan tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan nelayan yang menggunakan peralatan tradisional. Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Teknologi Teknologi yang digunakan Responden Persen , ,71 Total Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa 71,71 % nelayan menggunakan terknologi modern dan hanya 28, 29 % nelayan yang tidak menggunakan teknologi. Hal ini berarti sebagian besar nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Medang Deras Selatan menggunakan teknologi dalam melaut. 5. Pendapatan dan Tenaga Kerja Tabel 4.8 menyajikan distribusi responden menurut pendapatan dan hari orang kerja per bulan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Lima Puluh. Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Pendapatan dan Hari Orang Kerja Pendapatan HOK (Rupiah) < 20 Hari > 20 Hari Total < > Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data

31 Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa ada 35 responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp ,00 perbulan yang melaut kurang dari 20 hari, dan ada 27 responden yang melaut lebih dari 20 hari sebulan juga memperoleh pendapatan yang sama. Kemudian ada 22 responden yang berpendapatan lebih dari Rp ,00 yang melaut kurang dari 20 hari, serta ada 15 responden yang melaut lebih dari 20 hari juga memperoleh pendapatan yang sama. 6. Pendapatan dan Modal Kerja Tabel 4.9 menyajikan distribusi responden menurut pendapatan dan modal kerja dalam sekali melaut di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Lima Puluh. Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Pendapatan dan Modal Kerja Pendapatan (Rupiah) Modal Kerja Total < > < > Jumlah Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa ada 61 responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp ,00 perbulan yang menggunakan modal sekali melaut kurang dari Rp ,00 dan tidak ada responden yang menggunakan modal melaut lebih dari Rp ,00 berpendapatan kurang dari Rp ,00. Kemudian ada 38 responden yang berpendapatan lebih dari Rp ,00 yang melaut menggunakan modal lebih dari Rp ,00 serta tidak ada responden yang melaut menggunakan modal kurang dari Rp ,00 pendapatan yang sama. Dengan demikian keterbatasan modal yang dimiliki oleh nelayan di Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Medang Deras Lima Puluh, dan Kecamatan Tanjung Tiram mengakibatkan pendapatan yang diperoleh pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nelayan. 7. Pendapatan dan Teknologi Tabel 4.10 menyajikan distribusi responden menurut pendapatan dan teknologi yang digunakan oleh nelayan di Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Medang Deras, dan Kecamatan Lima Puluh. 25

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1). I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Sumberdaya Maritim Indonesia Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem perairan ini merupakan seumber dari berbagai macam produk dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas Laut 3,1 juta km2. Konvensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu pemerataan (distribution of income)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tersebut. Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tersebut. Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah Negara, pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah capaian yang menjadi prioritas utama. Negara akan melakukan berbagai macam cara dan strategi ekonomi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam yang dimiliki oleh Negara ini sungguh sangat banyak mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah dilaksanakan

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. beragam. Butsi, Soeaidy, dan Hadi (2013) mengungkapkan bahwa efektivitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. beragam. Butsi, Soeaidy, dan Hadi (2013) mengungkapkan bahwa efektivitas 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual 1. Tinjauan tentang Efektivitas Konsepsi efektivitas banyak dijumpai baik literatur ataupun jurnal ilmiah. Definisi mengenai konsepsi efektivitas yang dikemukakan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini giat melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan mencakup di segala sektor. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya

Lebih terperinci

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG

STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Riptek, Vol.2, No.2, Tahun 2008, Hal.: 1 6 STUDI PEMETAAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Unisbank Semarang Abstrak Kemiskinan sampai saat ini masih menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat terkait erat dengan pembangunan sosial masyarakatnya. Pada awalnya pembangunan ekonomi lebih diprioritaskan pada pertumbuhannya saja, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Nelayan Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila pendapatan penduduk mengalami peningkatan yang cukup hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil bercocok tanam atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki beribu-ribu pulau di mana dua per tiga wilayahnya terdiri dari lautan. Kondisi ini menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih menyimpan persoalan-persoalan kemiskinan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat nelayan identik dengan kemiskinan, banyak hal yang menyebabkan yaitu kurangnya modal yang dimiliki para nelayan, teknologi yang dimiliki, rendahnya akses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan industri bioteknologi kelautan merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang 18.110 pulau. Sebaran sumberdaya manusia yang tidak merata

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidak seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, artinya perubahan yang terjadi pada sebuah ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang ke-4 di dunia (http://www.kkp.go.id). Panjang garis pantai Indonesia mencapai 104.000 km dengan luas laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja) uang oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dimana pada saat ini masih dalam proses pembangunan disegala bidang baik dari sektor alam, infrastruktur, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Sarjana Teknik Perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan nasional Negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diantaranya melalui pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara garis besar merupakan negara kepulauan yang luas lautnya mencapai 70% total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas disertai dengan kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia berubah begitu cepat, tetapi tidak semua peralihan modal produksi manusia dari berburu masalah perindustian sampai dengan aktifitas nelayan telah terjadi. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang menjadi sumber daya potensial di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi perikanan laut Indonesia yang tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia yang ada seperti pada perairan laut teritorial, perairan laut nusantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nelayan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang perikanan, nelayan adalah sumberdaya manusia yang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasi penangkapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Terdapat dua faktor yang mempengaruhi anak untuk bersekolah, yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor perikanan merupakan bagian dari pembangunan perekonomian nasional yang selama ini mengalami pasang surut pada saat tertentu sektor perikanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 2.1.1. Pengertian Tempat Pelelangan Ikan TPI kalau ditinjau dari menejemen operasi, maka TPI merupakan tempat penjual jasa pelayanan antara lain

Lebih terperinci