PENGARUH MASSAGE ABDOMINAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MASSAGE ABDOMINAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 PENGARUH MASSAGE ABDOMINAL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO YOGYAKARTA Siwi Ikaristi Maria Theresia 1, Fransisca Anjar Rina Setyani 2, Arimbi Karunia Estri 3 1,2,3 Akper Panti Rapih Yogyakarta ABSTRACT Constipation is one of defecation disorder that can happen to in patients who experience decline activities (bed rest). It is caused by declining muscle tonicity to execrate feces from rectum and declining blood circulation of digestive system which effects on the declining of intestinal peristaltic. The purpose of this research is to identify abdominal massage effects in order to avoid constipation to patients who are hospitalized at Panti Nugroho Hospital. This research used Quasi experimental post-test only non-equivalent control group design. As samples, there were 36 respondents which devided into 18 intervention respondents and 18 control respondents. Intervention was abdominal massage technique with effleurage technique for 15 minutes a day and it was done continued for three days. Instruments were defecation assessment, Constipation Assessment Scale (CAS) and assessment for affecting defecation factors. The result of t-independent test showed that there was a significant differences on constipation score between intervention and control groups (p value = 0,015). The result of this reseach can be used as the source of information and consideration for nurses when providing nursing care to in patient to maintain regularity of elimination defecation patterns. Key words: abdominal massage, effleurage technique, constipation and constipation score. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu gangguan pola eliminasi defekasi adalah konstipasi. Menurut Djojoningrat (2006) dalam Sudoyo, (2006) mendefinisikan konstipasi adalah gangguan buang air besar berupa berkurangnya frekuensi defekasi, sensasi tidak puas atau tidak lampiasnya buang air besar, terdapat rasa sakit, perlu ekstra mengejan atau feses yang keras, proses defekasi dapat terjadi kurang dari 3 kali seminggu atau lebih dari 3 hari tidak defekasi. Pada pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit, pasien akan mengalami pembatasan aktivitas (bedrest) yang disebabkan oleh penurunan kondisi kesehatan, dimana hal ini akan menurunkan aktivitas fisik. Penurunan aktivitas fisik reguler akibat bedrest dapat menurunkan tonusitas otot yang diperlukan untuk mengeluarkan feces dari dalam rectum, dimana hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi otot abdominal dan otot pelvis sehingga akan memperlama pasase feces (Folden, et al., 2002). 17

2 Saat ini terapi laksativ merupakan salah satu medical management untuk mengatasi konstipasi. Menurut Sinclair, (2010) penggunaan laksatif dalam jangka waktu yang lama justru akan menyebabkan masalah konstipasi dan fecal impaction. Salah satu terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah konstipasi adalah dengan melakukan massage abdominal. Massage abdominal merupakan salah satu management keperawatan untuk mengatasi konstipasi yang sudah dilakukan sejak tahun 1870 dan pada perkembangannya, massage abdominal merupakan intervensi yang efektif untuk mengatasi konstipasi tanpa menimbulkan efek samping. Mekanisme massage abdominal dapat menurunkan kejadian konstipasi belum dapat dipahami sepenuhnya, kemungkinan disebabkan oleh adanya efek kombinasi dari stimulasi dan relaksasi. Tekanan secara langsung pada dinding abdomen secara berurutan dan kemudian diselingi dengan waktu relaksasi dengan cepat dapat meningkatkan reflek gastrokolik dan meningkatkan kontraksi dari intertinal dan rectum ( Brooks, et al., 2004, dalam Sinclair, 2010). Massage abdominal dapat menurunkan konstipasi melalui beberapa mekanisme yang berbedabeda antara lain dengan: menstimulasi sistem persyarafan parasimpatis sehingga dapat menurunkan tegangan pada otot abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem intestinal serta memberikan efek pada relaksasi sfingter (Lamas, 2009 dalam Sinclair, 2010). Penelitian mengenai massage abdominal untuk menurunkan kejadian konstipasi sudah banyak dilakukan, intervensi ini juga tidak menimbulkan efek samping, namun intervensi massage abdominal belum dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho. Oleh karena itu, penulis ingin menerapkan intervensi massage abdominal pada pasien yang mengalami imobilisasi fisik dalam upaya menjaga keteraturan pola eliminasi defekasi di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Rumusan Masalah Bagaimana dampak massage abdominal dalam upaya pencegahan konstipasi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi dampak massage abdominal dalam upaya pencegahan konstipasi pada pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho berdasarkan usia, jenis kelamin, asupan serat, asupan cairan, dan pola eliminasi defekasi (frekuensi dan konsistensi feces) selama menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho. b. Menganalisis skor konstipasi pada pasien rawat inap yang diberikan intervensi standar dengan pasien rawat inap yang diberikan intervesi standar ditambah dengan massage abdominal untuk mencegah konstipasi. c. Mengidentifikasi hubungan variabel konfonding (usia, asupan cairan, asupan serat) dengan skor konstipasi pasien yang menjalani rawat inap yang diberikan intervensi standar ditambah dengan massage abdominal. 18

3 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Quasi eksperimental post test only non equivalent control group, dimana dalam penelitian ini membandingkan perbedaan kejadian konstipasi pada pasien rawat inap yang terdapat dalam kelompok kontrol setelah pemberian intervensi standar dan kelompok intervensi setelah pemberian intervensi standar ditambah dengan pemberian terapi komplementer massage abdominal. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di Ruang Perawatan Timur Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada bulan Agustus Oktober Sampel Cara pemilihan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan menggunakan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Rawat Inap Timur Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta, yang memenuhi kriteria inklusi: 1) Pasien mendapatkan diit yang mengandung serat. 2) Pasien yang mulai hari pertama sampai dengan hari berakhirnya dilakukan intervensi dirawat di Ruang Rawat Inap Timur. 3) Tidak mengalami penurunan kesadaran. Pasien yang menjadi kriteria eksklusi adalah: 1) Pasien yang mendapatkan terapi laksativ. 2) Pasien dengan tumor pada area abdominal. 3) Pasien yang mengalami obstruksi illeus. 4) Pasien yang mengalami netropenia. 5) Pasien yang mengalami perdarahan pada intestinal. 6) Pasien yang mendapatkan terapi radiasi pada area abdomen. 7) Pasien yang mengalami tindakan pembedahan pada area abdomen. Penghitungan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis terhadap dua mean pada dua kelompok independen (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Berdasarkan penghitungan besar sampel dengan menggunakan rumus perbedaan dua mean pada dua kelompok independen, didapatkan besar sampel sebanyak 33 responden. Untuk mengantisipasi kemungkinan drop out, maka besar sampel ditambah sebanyak 4 orang, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 18 pada kelompok kontrol dan 18 pada kelompok intervensi. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Timur Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Waktu Penelitian 19

4 Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 11 Agustus sampai dengan 30 Oktober Instrumen Pengumpulan Data 1. Format pengkajian defekasi. 2. Format CAS (Constipation Assessment Scale). 3. Format pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi pola eliminasi defekasi. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan perijinan untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. 2. Peneliti melakukan demonstrasi teknik massage abdominal kepada perawat yang akan menjadi asisten peneliti dan kepala bidang keperawatan. Selanjutnya, peneliti meminta 1 perawat yang akan menjadi asisten peneliti untuk meredemonstrasikan teknik massage abdominal yang sudah diajarkan oleh peneliti. 3. Peneliti melakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Peneliti melakukan pendekatan pada pasien, memberikan informasi mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang dilakukan kemudian meminta pasien untuk menjadi responden dalam penelitian dengan menandatangani informed consent. 4. Peneliti mengisi format pengkajian defekasi pasien dengan melakukan wawancara dengan responden sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada instrument penelitian. 5. Responden dikelompokkan menjadi 2, dimana kelompok 1 adalah HASIL kelompok intervensi yang mendapat intervensi standar ditambah massage abdominal selama 3 hari berturut, sedangkan kelompok 2 adalah kelompok kontrol. Teknik Massage abdominal yang dilakukan pada kelompok intervensi adalah tehnik efflurage yaitu dengan melakukan pemijatan dengan arah keatas pada kolon accenden, pemijatan melintang pada kolon tranversum dan pemijatan dengan arah kebawah pada kolon decenden, selain itu pemijatan juga dilakukan secara sirkular searah dengan jarum jam pada area intestinal. Pemijatan dilakukan selama menit setiap hari selama lima hari berturut-turut. Peneliti menggunakan coconut oil untuk menghindari nyeri pada saat dilakukan massage abdominal. 6. Melakukan evaluasi score konstipasi pada hari ketiga dengan menggunakan format pengkajian CAS (Constipation Assessment Scale). 7. Selain mengobservasi pola eliminasi defekasi pasien, peneliti juga melakukan observasi asupan serat dan asupan cairan. Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan setiap variabel penelitian, yaitu dengan distribusi frekuensi dan distribusi proporsi. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yaitu melihat perbedaan skor konstipasi pada responden kalompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi dengan menggunkaan uji Independen T-test. 20

5 Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Usia Di Ruang Rawat Inap Timur RS Panti Nugroho Yogyakarta usia Total intervensi Kontrol n % n % n % Dewasa 9 50% 12 66,7% 21 58,3% Lansia 9 50% 6 33,3% 15 41,6% Total % % % Hasil lansia dan dewasa adalah sama yaitu penelitian menunjukkan bahwa dari 18 50% (9 orang responden). Total responden kelompok kontrol, prosentase responden kategori usia prosentase usia dewasa lebih banyak dewasa lebih banyak bila dibandingkan yaitu 66,7% (12 responden) bila dengan kategori usia lansia, yaitu dibandingkan dengan usia lansia. Pada sebanyak 58,3% (21 responden). kelompok intervensi, prosentase usia Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia Responden Kontrol dan Intervensi Di Ruang Rawat Inap Timur RS Panti Nugroho Yogyakarta n Mean SD Minimum- 95% CI responden Maksimum Kontrol 18 48,06 21, ,60 58,51 Intervensi 18 58,17 15, ,33 66,01 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok kontrol, rata-rata usia responden adalah 48,06. Usia yang paling muda pada kelompok kontrol adalah 16 tahun, sedangkan usia yang paling tua adalah 81 tahun. Pada kelompok kontrol, diyakini rata-rata usia responden berada antara 37,60 58,51 (α= 0,05). Pada kelompok intervensi, rata-rata usia responden adalah 58,17 tahun. Usia yang paling muda adalah 16 tahun dan usia yang paling tua adalah 81 tahun. Pada kelompok intervensi, diyakini rata-rata usia responden berada antara 50,33 66,01 (α= 0,05). 21

6 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang Rawat Inap Timur RS Panti Nugroho Yogyakarta Jenis Kelamin intervensi Kontrol Total n % N % n % Laki-laki 8 44,4% 8 44,4% 16 44,4% Perempuan 10 55,6% 10 55,6% 20 55,6% Total % % % Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar proporsi jenis kelamin pada kelompok intervensi dan kelompok adalah perempuan yaitu sebesar 55,6% (10 responden). Total prosentase responden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 55,6% (20 responden). Diagram 1 Distribusi Diagnosa Medis Responden Kontrol dan Intervensi Di Ruang Rawat Inap Timur RS Panti Nugroho Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagnosa medis responden kelompok kontrol dan intervensi adalah Stroke dan Diabetes Mellitus (DM). Jumlah responden kelompok kontrol dan intervensi dengan diagnosa medis stroke sebanyak 11 responden, sedangkan jumlah responden kelompok kontrol dan intervensi dengan diagnosa medis DM adalah sebanyak 7 responden. 22

7 Tabel 4 Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Asupan Serat Selama 24 Jam Inap di Ruang Rawat Inap Timur RSPN n Mean SD Minimum- 95% CI responden Maksimum Kontrol ,22 37, ,71 252,29 Intervensi ,22 215, ,81 234,52 Hasil penelitian menunjukkan, 16 responden pada kelompok kontrol, ratarata asupan serat dalam 24 jam adalah sebanyak 228,22 gr. Diyakini rata-rata asupan serat responden pada kelompok kontrol berada antara 209,71 252,29 (α= 0,005). Hasil penelitian dari 16 responden pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat dalam 24 jam sebanyak 215,22 gr. Diyakini rata-rata asupan serat responden pada kelompok intervensi berada antara 184,81 234,52 (α= 0,005). Tabel 5 Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Asupan Cairan Selama Menjalani Rawat Inap di Ruang Ranap Timur RSPN Kategori cairan asupan intervensi Kontrol Total n % n % n % < 1500 cc/24 jam 1 5,6% ,6 % 1500 cc/24 jam 17 94,4% ,6% Total % % % Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden pada kelompok kontrol, didapatkan proporsi responden dengan asupan cairan 1500 cc/ 24 jam lebih banyak yaitu sebesar 100% (18 responden). Demikian juga pada kelompok intervensi, proporsi responden dengan asupan cairan 1500 cc/ 24 23

8 jam lebih banyak yaitu sebesar 94,4% (17 responden). Tabel 6 Distribusi Skor CAS (Constipation Assaement Scale) Responden di Ruang Rawat Inap Timur RSPN Yogyakarta responden n Mean SD Min - Max 95% CI Mean diff Kontrol 18 3,22 1, ,64 3,80 Intervensi 18 2,17 1, ,52 2,81 1,056 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 responden pada kelompok kontrol, rata-rata skor CAS responden adalah 3,22. Skor yang paling sedikit adalah 1, sedangkan skor yang paling banyak adalah 6. Diyakini ratarata pola eliminasi menurut tabel 5.5, selanjutnya skor pola eliminasi defekasi dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu: kategori 1 bila jumlah skor 0, artinya pasien mengalami konstipasi; kategori 2 apabila jumlah skor 1-3, artinya pasien beresiko mengalami konstipasi; kategori 3 apabila jumlah skor >3, artinya pasien tidak mengalami konstipasi. Tabel 7 Rata-Rata Frekuensi Defekasi Responden Selama 3 hari Observasi di Ruang Rawat Inap RSPN Yogyakarta responden n Mean SD Minimum- Maksimum Kontrol 18 0,28 0, Intervensi 18 0,67 0, Mean Diff 0,389 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi defekasi responden kelompok intervensi selama 3 hari perawatan adalah 0,67. Sedangkan rata-rata frekuensi defekasi responden kelompok kontrol selama 3 hari perawatan adalah 0,28. 24

9 Diagram 2 Distribusi Konsistensi Feces Responden Kontrol dan Intervensi Di Ruang Rawat Inap Timur RSPN Yogyakarta Konsistensi Feces Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada kelompok intervensi dan kontrol yang mengalami defekasi, sebagian besar konsistensi fesesnya lembek, namun responden dengan konsistensi feses lembek jumlahnya pada kelompok kontrol lebih sedikit bila dibandingkan dengan kelompok intervensi. Analisis Bivariat Tabel 8 Analisis Perbedaan Skor Konstipasi Pada Responden Kontrol dan Intervensi di Ruang Rawat Inap Timur RSPN Yogyakarta Variabel responden n Mean SD SE Mean diff t p value Scor Konstipasi Kontrol 18 3,22 1,166 0,275 Intervensi 18 2,17 1,295 0,305 1,056 2,570 0,015 25

10 Hasil analisa data perbedaan skor konstipasi pada pasien kelompok kontrol dan intervensi menunjukkan p value = 0,015 < 0,05 artinya Ho ditolak, ada perbedaan skor konstipasi pada pasien yang mendapatkan intervensi massage abdominal dengan responden yang tidak dilakukan massage abdominal Tabel 9 Hubungan Usia Dengan Skor Konstipasi Responden di Ruang Rawat Inap RSPN Yogyakrata Kategori Usia Dewasa Skor Defekasi n Responden Mean SD Intervensi 9 2,22 1,641 Kontrol 12 3,17 1,33 P Value 0,785 Lansia Intervensi 9 2,11 0,928 Kontrol 6 3,33 0,816 0,862 Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kategori usia dewasa dengan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,785 ; α = 0.05). Demikian pula pada kategori usia lansia, didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia lansia dengan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,862 ; α = 0.05). Artinya usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi. Tabel 10 Hubungan Asupan Cairan Dengan Skor Konstipasi Pada Responden di Ruang Rawat Inap RSPN Yogyakarta Kategori Asupan Cairan Dalam 24 jam < 1500 cc Responden n Skor Defekasi Mean SD Intervensi 7 1,57 0,78 Kontrol 3 3,00 1,00 P value 0, cc Intervensi 11 2,55 1,440 0,000 26

11 Kontrol 15 3,27 1,22 Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara asupan cairan <1500 cc dengan skor pola eliminasi defekasi antara kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,123 ; α = 0.05). Sedangkan pada asupan cairan 1500cc didapatkan perbedaan yang signifikan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,000 ; α = 0.05). Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa intake cairan 1500cc memiliki hubungan yang signifikan dengan skor pola eliminasi defekasi pada responden kelompok kontrol dan intervensi. Tabel 11 Hubungan Asupan Serat Dengan Skor Konstipasi Pada Responden di Ruang Rawat Inap RSPN Yogyakarta Variabel Asupan serat Responden Kontrol r p value 0,16 0,951 Intervensi 0,365 0,136 Hasil analisa data dari 18 responden pada kelompok intervensi menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan skor konstipasi pada responden kelompok intervensi yang diberikan intervensi standar ditambah dengan massage abdominal (p value = 0,136 ; α = 0.05). Hasil penelitian dari 18 responden pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan skor konstipasi responden yang diberikan intervensi standar (p value = 0,951 ; α = 0.05). PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden Karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan bahwa total prosentase responden kategori usia dewasa lebih banyak bila dibandingkan dengan usia lansia yaitu 58,3%. Kategori usia dewasa pada penelitian ini adalah

12 tahun, rata-rata usia responden pada kelompok kontrol adalah 48,06 tahun sedangkan pada kelompok intervensi adalah 58,17 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi, hal ini sesuai dengan Lamas (2009) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usia tidak berpengaruh secara signifikan dalam kejadian konstipasi meskipun menurut Orozco (2012) bahwa semakin meningkatnya usia maka akan terjadi peningkatan penumpukan kolagen di kolon desenden yang mengakibatkan penurunan motilitas usus (Orozco et al, 2012). Karakteristik responden berdasarkan pola eliminasi defekasi didapatkan data hasil observasi selama 3 hari berturut-turut, responden kelompok intervensi yang bisa defekasi selama menjalani rawat inap (3 hari) adalah sebanyak 12 responden dan 5 orang responden tidak bisa defekasi selama menjalani 3 hari perawatan di RS. Sedangkan pada kelompok kontrol, hanya 4 responden saja yang bisa defekasi selama 3 hari observasi sebagian besar responden (14 responden) tidak bisa defekasi selama menjalani 3 hari perawatan di RS. Karakteristik ratarata frekuensi defekasi responden selama 3 hari observasi adalah 0,28 pada kelompok kontrol dan 0,67 pada kelompok intervensi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa kelompok kontrol berisiko lebih besar mengalami konstipasi, karena selama menjalani perawatan 3 hari di Rumah Sakit, responden tidak mampu untuk defekasi. Semakin lama feces berada di dalam rectum, maka absorbsi air menjadi semakin lebih banyak, sehingga feces menjadi semakin keras dan semakin sulit untuk dikeluarkan sehingga risiko konstipasi menjadi lebih besar (Black & Hawks, 2009). Kemampuan responden untuk defekasi juga akan berhubungan dengan konsistensi feces (Sudoyo, 2006). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, 11 responden yang mampu defekasi menunjukkan konsistensi feces lembek sedangkan 1 orang pasien menunjukkan konsistensi feces yang keras. Sehingga hal ini menunjukkan kemampuan responden untuk defekasi juga akan berhubungan dengan konsistensi feces. Karakteristik responden berdasarkan asupan serat selama 24 jam pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi didapatkan hasil bahwa rata-rata serat yang dikonsumsi oleh kelompok kontrol adalah sebanyak 228,22 gr/hr, sedangkan pada kelompok intervensi sebanyak 215,22 gr/hr. Menurut Kyle (2014) bahwa asupan serat yang kurang beresiko terjadinya konstipasi karena fungsi dari serat dalam proses pencernaan adalah untuk membantu dalam stimulasi peristaltik usus sehingga mempercepat pengosongan isi usus. Menurut Fernandez & Banares (2006), intake serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi sehari- hari adalah sebanyak 25 gram per hari. Hasil analisa data menunjukkan bahwa, rata-rata asupan serat yang dikonsumsi pasien selama menjalani rawat inap adalah sudah sesuai 28

13 dengan asupan serat yang di rekomendasikan. Karakteristik responden berdasarkan asupan cairan selama 24 jam pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebagian besar adalah 1500 cc/24 jam, dimana proporsi pada kelompok kontrol adalah sebesar 100 %, sedangkan pada kelompok intervensi adalah sebesar 94,6 %. Ketidakdekuatan intake cairan mengakibatkan responden berisiko mengalami konstipasi ditandai dengan distribusi feces yang keluar sedikit disertai dengan konsistensi feces yang keras. Intake cairan yang dianjurkan adalah sebanyak 1500 ml/ hari atau setara dengan 30 ml/ Kg berat badan (Kyle, 2014). Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa rata-rata asupan cairan pasien selama menjalni rawat inap adalah cukup (sesuai dengan yang dianjurkan). Hasil uji statistik lanjut menunjukkan bahwa rata-rata asupan cairan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi memiliki homogenitas yang sama (homogen). Kesetaraan asupan cairan responden ini dikarenakan responden kelompok kontrol dan intervensi sebagian besar tidak mendapatkan pembatasan cairan selama rawat inap, hanya 3 orang responden saja yang mengalami pembetasan minum yaitu pasien yang mengalami gagal jantung (Congestif Heart Failure). 2. Skor konstipasi pada responden kelompok kontrol dan intervensi Hasil statistik lebih lanjut menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan skor konstipasi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi, artinya pelaksanaan massage abdominal berdampak terhadap pencegahan konstipasi pada pasien yang menjalani rawat inap (p value = 0,015; α = 0.05). Hasil penelitian terkait dengan pengaruh pelaksanaan massage abdominal terhadap pencegahan konstipasi adalah penelitian oleh Lamas (2009) pada bulan Januari Maret 2007 dengan metode randomised controlled trial pada 60 responden yang mengalami konstipasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan terapi laxativ ditambah dengan massage abdominal mengalami peningkatan frekuensi defekasi, hilangnya ketidaknyamanan di abdomen, distensi abdomen berkurang dibandingkan pasien yang hanya mendapatkan terapi laksatif. Penelitian lain yang dilakukan oleh Lai et al (2010), menunjukkan bahwa aroma massage abdominal yang dilakukan pada pasien dengan kanker terbukti efektif untuk mencegah konstipasi hal ini ditunjukkan dengan penurunan constipation assesment scale (CAS) secara signifikan pada kelompok intervensi yang dilakukan massage abdominal dibandingan dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan intervensi standar pencegahan kontipasi. Massage abdominal efektif mencegah konstipasi karena mekanisme kerjanya mampu menstimulasi sistem persyarafan parasimpatis sehingga dapat menurunkan tegangan pada otot abdomen, meningkatkan motilitas pada sistem pencernaan, meningkatkan sekresi pada sistem intestinal serta memberikan efek 29

14 pada relaksasi sfingter (Lamas, 2009). Teknik massage abdominal yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik efflurage dan pada saat pelaksanaan massage abdominal dengan teknik efflurage pasien merasa nyaman dan tidak ada keluhan yang berarti dari pasien. Menurut Sinclair (2010) terdapat beberapa teknik yang digunakan saat melakukan massage abdominal yaitu dengan memberikan penekanan secara perlahan pada dinding abdomen, penekanan yang dilakukan terdiri dari: stroking, effleurage, kneading dan vibration. Beberapa penelitian tentang massage abdominal menggunakan beberapa teknik yang berbeda yaitu seperti Lamas et al (2009), menggunakan teknik efflurage selama 7 menit sedangkan Emly ( 2006) menggunakan moderate pressure yaitu efflurage, kneading dan vibrasi selama menit. Massage abdominal terbukti efektif sebagai terapi komplementer untuk mengatasi konstipasi, meskipun terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. 3. Hubungan variable konfounding dengan skor konstipasi a. Hubungan usia dengan skor konstipasi responden Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kategori usia dewasa dengan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,785 ; α = 0.05). Demikian pula pada kategori usia lansia, didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia lansia dengan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,862 ; α = 0.05). Artinya usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Smeltzer & Bare (2007), dimana seiring dengan peningkatan usia seseorang menyebabkan penurunan pada fungsi sistem tubuh seseorang, perubahan fungsional dan struktural akibat peningkatan usia dapat menghambat eliminasi secara sempurna. Rata-rata usia responden pada kelompok kontrol adalah 48,06 pada kelompok kontrol dan 58,17 pada kelompok intervensi. Berdasarkan rata-rata usia responden pada kelompok kontrol dan intervensi, menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah usia dewasa yang hampir memasuki masa lansia, namun frekuensi defekasi dan konsistensi feces selama dirawat di Rumah Sakit menunjukkan karakteristik yang normal, yaitu selama 3 hari observasi, responden mampu defekasi dengan konsistensi feces lembek. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat menjaga peristaltic usus selama dirawat di Rumah Sakit, antara lain pasien mendapatkan asupan serat yang cukup, asupan cairan dan ditambah dengan massage adominal yang dilakukan secara kontinu dapat mencegah pasien mengalami konstipasi selama menjalani rawat inap. b. Hubungan asupan cairan dengan skor konstipasi responden Asupan cairan selama 24 jam pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebagian besar adalah 30

15 1500 cc/24 jam, dimana proporsi pada kelompok kontrol adalah sebesar 100 %, sedangkan pada kelompok intervensi adalah sebesar 94,6 %, hal ini disebabkan responden tidak mengalami pembatasan cairan, hanya responden yang mengalami gagal jantung saja yang mendapatkan pembatasan cairan minum. Hasil analisis data lebih lanjut menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara asupan cairan <1500 cc dengan skor pola eliminasi defekasi antara kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,123 ; α = 0.05). Sedangkan pada asupan cairan 1500cc didapatkan perbedaan yang signifikan skor pola eliminasi defekasi pada kelompok kontrol dan intervensi (p value = 0,000 ; α = 0.05). Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa intake cairan 1500 cc memiliki hubungan yang signifikan dengan skor pola eliminasi defekasi pada responden kelompok kontrol dan intervensi. Kyle (2014) menyatakan bahwa, intake cairan yang dianjurkan setiap hari adalah sebanyak 1500 ml setara dengan 30 ml/ Kg berat badan. Kebutuhan cairan yang cukup diperlukan untuk menjaga konsistensi feces. c. Hubungan asupan serat dengan skor konstipasi responden Rata-rata asupan serat yang dikonsumsi oleh respoden kelompok kontrol adalah sebanyak 228,22 gr/hr, sedangkan pada kelompok intervensi sebanyak 215,22 gr/hr. Hasil analisa data lebih lanjut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan skor konstipasi pada responden kelompok intervensi yang diberikan intervensi standar ditambah dengan massage abdominal (p value = 0,136 ; α = 0.05) demikian juga pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan skor konstipasi responden yang diberikan intervensi standar (p value = 0,951 ; α = 0.05). Menurut analisis statistik, asupan serat tidak berhubungan dengan skor konstipasi, namun dari hasil pengamatan selama 3 hari menunjukkan bahwa konsumsi serat berhubungan dengan score konstipasi. Pada proses pengumpulan data menunjukkan bahwa responden yang menghabiskan serat yang dihidangkan dalam makanan yang disajikan dan ditambah dengan asupan serat yang dibawa dari rumah seperti buah pisang, apel, jeruk, pear dan pepaya ternyata frekuensi defekasinya lebih baik dibadingkan yang tidak menghabiskan asupan serat dalam makanan yang dihidangkan atau tidak menambah asupan serat dari rumah. Menurut Kyle (2014) bahwa asupan serat yang kurang berisiko terjadi konstipasi karena fungsi dari serat dalam proses pencernaan adalah untuk membantu dalam stimulasi peristaltik usus sehingga mempercepat pengosongan isi usus. KESIMPULAN 1. Karakteristik responden Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia, mayoritas berusia dewasa ( tahun ) yaitu sebanyak 21 responden (58,3%). Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 20 orang responden (55,6%). 31

16 Berdasarkan asupan serat yang dikonsumsi oleh responden dalam 24 jam, rata-rata asupan serat responden pada kelompok control adalah sebanyak 228,22 gr/hr dan pada kelompok intervensi sebanyak 215,22gr/hr. Berdasarkan asupan cairannya, mayoritas responden (94,6%) mengkonsumsi cairan sebanyak 1500 cc. Berdasarkan frekuensi defekasi responden, ratarata frekuensi defekasi selama 3 hari observasi adalah 0,67 pada kelompok intervensi dan 0,28 pada kelompok control. Pada kelompok control, 4 responden mampu defekasi selama menjalani rawat inap, sedangkan pada kelompok intervensi, 12 responden mampu defekasi selama menjalani rawat inap. Berdasarkan konsistensi feces responden, mayoritas responden kelompok control dan intervensi menunjukkan konsistensi feces yang lembek. 2. Perbedaan Skor Konstipasi Responden control dan intervensi Berdasarkan hasil analisis data skor konstipasi menunjukkan bahwa kelompok control, rata-rata skor konstipasi (CAS) adalah 3,22 sedangkan pada kelompok intervensi rata-rata skor konstipasi (CAS) adalah 2,17. Hasil analsis data perbedaan skor konstipasi pada pasien kelompok control dan intervensi menunjukkan p value = 0,015. Hal ini menunjukkan ada perbedaan skor konstipasi pada kelompok control dan intervensi, yang berarti bahwa massage abdominal berdampak terhadap pencegahan konstipasi pada pasien yang menjalani rawat inap di RSPN Yogyakarta. 3. Hubungan variable confounding dengan skor konstipasi Usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi responden (p value = 0,785). Hasil analisis data menunjukkan bahwa asupan serat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi (p value=0,951), namun secara observasi asupan serat memiliki hubungan dengan skor konstipasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa asupan cairan 1500 cc per hari memiliki hubungan yang signifikan dengan skor konstipasi (p value= 0,000). SARAN 1. Bagi Perawat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi konstipasi pasien yang menjalani rawat inap. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi calon perawat dalam memberikan intervensi keperawatan saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menjalani rawat inap sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya konstipasi. 3. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi khususnya 32

17 bagi perawat di Ruang Rawat Inap Timur RSPN Yogyakarta dalam memberikan tindakan keperawatan pada pasien yang menjalani rawat inap untuk mencegah masalah konstipasi, selain itu perawat juga dapat memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang massage abdominal sebagai upaya untuk menjaga keteraturan defekasi saat di rumah. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan homogen, serta waktu untuk melakukan massage abdominal lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Emly, M. (2006). A new look at constipation management in the community. British Journal of Community Nursing, vol 11 (8), Fernadez and Baranes. (2005). Treatment Of Obstructed defecation. Clinics in colon and rectal surgery, vol 18(2), Folden, Susan L., et al. (2002). Practice Guidelines: For The Management of Constipation in Adults. Article of Rehabilitation Nursing Foundation. Di unduh dari BowelGuidefor.pdf. Kyle.G. (2014). Constipation: review of management and treatment. Journal of Community Nursing, vol 23,issue 6, Lai, T.K.T., Cheung, M.C., Lo, C.K., Ng, K.L., Fung, Y.H., Tong, M., Yau, C.C. (2010). Effectiveness of aroma massage on advanced cancer patients with constipations: Apilot study. ELSEVIER, 1-7. Lamas, K., Lindholm, L., Stenlund, H., Engstro, B., Jacobsson, C. (2009). Efects of abdominal massage in management of constipations. International Journal of Nursing Studies, 46 (2009) Orozco, J. F.G., Orenstein, A.E. F., Sterler, S.M., Stoa, M. (2012). Chronic Constipation in the Elderly: Clinical And Systematic Reviews. The American Journal of Gastroenterology, vol 107, CAL AND Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2010). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. Sinclair, Marybetts L.M.T. (2010). The Use of Abdominal Massage to Treat Chronic Constipation. Journal of Bodywork & Movement Therapies, 20, Diakses 12 Oktober Smeltzer, S.C& Bare, B.G. (2007). Burnner & Suddarth s Textbook of Medical Surgica Nursing (Vols. 3). Philadelphia: Lippincott-Reven Publisher. 33

18 Sudoyo, A.W., dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. YSTEMATIC REVIEWS 34

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 51 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang yang dilaksanakan pada 4 April-31

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL 34 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan mengenai kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi operasional dari variabel yang diteliti. A. Kerangka Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MASSASE ABDOMEN DALAM MENGATASI KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE

PENGGUNAAN MASSASE ABDOMEN DALAM MENGATASI KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE PENGGUNAAN MASSASE ABDOMEN DALAM MENGATASI KONSTIPASI PADA PASIEN STROKE Junaedi Yunding STIKes Marendeng Majene Email : junaediy@stikes-marendeng.ac.id Abstrak Disfungsi saluran pencernaan adalah kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR Yulistia Indah Larasati ABSTRAK Pembedahan akan membangkitkan reaksi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN

BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN PENELITIAN BLADDER TRAINING MODIFIKASI CARA KOZIER PADA PASIEN PASCABEDAH ORTOPEDI YANG TERPASANG KATETER URIN Bayhakki*, Krisna Yetti**, Mustikasari*** Abstrak Penelitian kuasi-eksperimen dengan post-test

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vegetarian telah menjadi salah satu pilihan gaya hidup masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada saat berdiri tahun 1998, jumlah vegetarian yang terdaftar

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program

Lebih terperinci

DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA Fransisca Anjar Rina Setyani *, Elly Nurachmah **, Yusron Nasution*** *AKPER Panti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi, penyebab, mekanisme dan patofisiologi dari inkontinensia feses pada kehamilan. INKONTINENSIA

Lebih terperinci

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2 Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes Education in Improving the Effectiveness of Compliance with Setting Diet in Type 2 Diabetes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH 47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kadek Agustini Aryani RSUP Sanglah Denpasar Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa Cicilia Yuni Ardini Widyaswari *),Yunie Armiyati**), M. Syamsul Arif SN***) *) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang turut bersaing dalam dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu pada tahun 1995 jumlah pekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre- Post Test Design yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu intervensi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Post Partum merupakan keadaan dimana dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan semula dan sebelum hamil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam, peningkatan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH THE EFFECT OF FAMILY HEALTH CARE FUNCTION ON THE DIET THERAPY OF DIABETES MELLITUS TYPE

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL CARING TERHADAP KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG TESIS

EFEKTIVITAS MODEL CARING TERHADAP KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG TESIS EFEKTIVITAS MODEL CARING TERHADAP KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG TESIS Oleh SEPTIAN SEBAYANG 137046017/KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control group, dengan desain penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK ESENSIAL YLANG-YLANG (Cananga odorata) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Ini Dilakukan di PSTW Jara Mara Pati

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan rancangan Time Series Design. Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

Lebih terperinci

MENGATASI KONSTIPASI PASIEN STROKE DENGAN MASASE ABDOMEN DAN MINUM AIR PUTIH HANGAT

MENGATASI KONSTIPASI PASIEN STROKE DENGAN MASASE ABDOMEN DAN MINUM AIR PUTIH HANGAT Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 18 No.1, Maret 2015, hal 23-30 pissn 1410-4490, eissn 2354-9203 MENGATASI KONSTIPASI PASIEN STROKE DENGAN MASASE ABDOMEN DAN MINUM AIR PUTIH HANGAT Dameria Br Ginting

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan BAB V HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan menelan terstruktur terhadap kemampuan mengunyah dan menelan dalam konteks asuhan keperawatan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi yang baik selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu didukung dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: Oktaviani De Rosari Deor NRP: FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

SKRIPSI OLEH: Oktaviani De Rosari Deor NRP: FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP SKALA INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LOMBOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non equivalent control group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pre dan post control

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control. Yakni efek penyakit atau status kesehatan (karsinoma kolorektal)

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26 FAKTOR RISIKO KEJADIAN APENDISITIS DI BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Adhar Arifuddin 1, Lusia Salmawati 2, Andi Prasetyo 3* 1.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post test with control group design, dimana pada kelompok pertama diberikan perlakuan terapi musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya Yessy Mardianti Sulistria Farmasi /Universitas Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Abstrak Diabetes mellitus

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Jurnal PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI AIR PUTIH PADA PAGI HARI TERHADAP KEJADIAN KONSTIPASI PADA PASIEN IMOBILISASI AKIBAT GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI Oleh ROSDIAN INDAHWAHYUNI HIKAYA

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab III menguraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional. A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment dengan 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment dengan bentuk pretest posttest intervention with control group design. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA Suhardi, Afrianti Wahyu W, Sri Suwarni Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training.

BAB I PENDAHULUAN. keluar kandung kemih melalui kateter urin secara terus menerus. kemih yang disebut dengan bladder training. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki peranan penting dalam melakukan perawatan pasien yang terpasang kateter. Selama kateter urin terpasang, otot detrusor kandung kemih tidak secara aktif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kombinasi pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis lebih optimal untuk mengurangi nyeri pascabedah (Registered Nurses s

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA Herry Prasetyo 1, Petrus Nugroho D.S 2 1,2 Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Purwokerto Poltekkes Semarang

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: MASQHUT JAMALUDIN NIM 14612651 PRODI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak divisi Gastroenterologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada sekolah

Lebih terperinci

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN TERAPI CUCI HIDUNG CAIRAN ISOTONIK NACL 0,9% DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu. tertentu (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, yaitu sebagai kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul

Lebih terperinci

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGARUH LATIHAN FLEKSIBILITY TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI KLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI RASYIDA MEDAN SKRIPSI Oleh FRISKA Br SEMBIRING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa. katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015 RELATIONSHIP OF NURSING CHARACTERISTICS WITH THE IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

Pengaruh pesan gizi singkat dan pendidikan gizi terhadap praktik makan pasien rawat inap di rumah sakit umum daerah salatiga

Pengaruh pesan gizi singkat dan pendidikan gizi terhadap praktik makan pasien rawat inap di rumah sakit umum daerah salatiga Pengaruh pesan gizi singkat dan pendidikan gizi terhadap praktik makan pasien rawat inap di rumah sakit umum daerah salatiga Rohani Retnauli Simanjuntak 1, Martha Irene Kartasurya 2, Ali Rosidi 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. SOERATNO SRAGEN Akhmad Rifai, Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia tahun (Lilik, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan terjadi banyak

Lebih terperinci

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks 1 Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks Endang Murwaningsih 1,2*, Dewi Gayatri.3 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais,Instalasi Radioterapi, Jl.Let.Jend.S.Parman kav

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control group design. Quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK MINUMAN PROBIOTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN KONSTIPASI PADA PASIEN INFARCT MYOCARD DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA TESIS FRANSISCA ANJAR RINA SETYANI NPM 1006800863 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan desain penelitian dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat

Lebih terperinci

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Primer Stage 1 di Desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Anggoro Mukti *), Dita Aulia, Yuli Ratna, Zeni Zusiva **) *) Dosen

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN

EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN 1 EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN SKRIPSI Oleh : Muhammad Affan 1212121113 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 i HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit SEPTO PAWELAS ARSO, SKM, MARS Materi Kuliah Organisasi Manajemen Rumah Sakit Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS DIPONEGORO Persyaratan RS Minimal

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO Vol. No., Maret PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OPERASI DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO Nyunariani Puspita Sari *) Abstract Postoperative, anesthesia

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS INTISARI PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS Rinidha Riana 1 ; Yugo Susanto 2 ; Ibna Rusmana 3 Diabetes

Lebih terperinci