KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu Syukur alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dengan judul: Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Salawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw yang telah memberikan cahaya benderang dalam perkembangan islam. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materi serta doa, nasehat dan kasih sayangnya dengan segala jerih payah tanpa mengenal lelah. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 3. Bapak. Hepi Prayudiawan, SE.,Ak, MM selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membaca, mengkoreksi dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi. 4. Bapak. Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 5. Bapak. Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 6. Bapak. Amilin, SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. vii

2 8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis. 9. Kakak dan adik-adikku tersayang, terimakasih atas semangat dan doa yang telah diberikan. 10. Sahabat terbaikku Kharisma, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan doa selama proses penyebaran kuesioner dan penulisan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Teman-teman terbaik: Tika, Irna, Puput, Rya, Rizki, Nadianto, Farida, Nisa, Rifka, dan Ghina yang telah memberikan semangat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Ekonomi khususnya kelas E angkatan 2004, terimakasih atas semua bantuan dan persahabatan yang telah terjalin selama ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberik Wassalamu alaikum Wr.Wb. Jakarta, Mei 2008 Ramadhan 1429H Sucy Rachmawati v i i

3 i DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF... ii LEMBAR UJIAN SKRIPSI... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRACT... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan dan Manfaat... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran Definisi Anggaran Fungsi dan Manfaat Anggaran Pendekatan Penyusunan Anggaran Partisipasi Anggaran Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran B. Kinerja Manajerial Definisi Kinerja Manajerial Klasifikasi Tingkatan Manajer C. Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial... 21

4 ix D. Pendekatan Kontijensi Definisi Komitmen Organisasi Jenis-jenis Komitmen Organisasi E. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Kinerja Manajerial F. Tinjauan Penelitian Terdahulu G. Model Penelitian H. Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Data Statistik Deskriprtif Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis E. Operasional Variabel Penelitian BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Tingkat Pengembalian Kuesioner B. Penemuan dan Pembahasan Statistik Deskriptif Variabel Hasil Uji Kualitas Data Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Analisis Regresi x

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kontinuitas dan berkembangnya suatu usaha merupakan salah satu tujuan yang selalu diusahakan untuk dicapai setiap organisasi. Namun, keberhasilan maupun kegagalan tercapainya tujuan tersebut tergantung dari kemampuan manajemen organisasi dalam melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik mengenai kegiatan operasional, pengalokasian sumber daya yang terbatas maupun dalam hal perencanaan keuangan. Salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yaitu masalah penganggaran. Penganggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif lain (Siregar, 2003:1). Penyusunan anggaran menjadi bagian penting dari siklus perencanaan, tindakan, dan pengendalian manajemen. Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan yaitu sistem top-down, bottom-up, dan partisipasi (penggabungan pendekatan top-down dan bottom-up). Dalam proses pendekatan top-down atau yang sering disebut dengan penganggaran otorisasi, manajer puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan. Sedangkan dalam pendekatan bottom-up, anggaran disusun dengan melibatkan manajer bawah. Proses penyusunan anggaran dengan sistem bottom-up memungkinkan manajer puncak memahami masalah 1

7 yang dihadapi manajer bawah. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik pendekatan ini dapat mengarah pada adanya kelonggaran anggaran (Susanti, 2004:270). Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87) proses penyusunan anggaran yang efektif adalah dengan partisipasi yaitu menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up. Partisipasi anggaran adalah suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2003 dalam Winarno 2006:23). Penyusunan anggaran secara partisipatif dapat mencegah adanya perilaku disfungsional karena adanya keterlibatan bawahan dalam proses penyusunan anggaran (Argyris, 1955 dalam Nor Wahyudin, 2007:5). Perilaku disfungsional merupakan perilaku individual yang pada dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 2004:376). Partisipasi anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasi melalui peningkatan kinerja setiap anggota organisasi secara individual atau kinerja manajerial (Sukardi, 2004:83). Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi (Mahoney dkk, 1963 dalam Sumarno, 2005:591). Anggaran yang disusun dengan partisipasi akan menghasilkan pertukaran informasi yang efektif antara atasan dan bawahan (Anthony 2

8 dan Govindarajan, 2005:87). Pada saat anggaran dirancang secara partisipasi dan disetujui maka bawahan akan menginternalisasikan anggaran yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran. Hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial merupakan bidang penelitian akuntansi manajemen yang banyak mengalami perdebatan, karena hasil hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial tidak dapat disimpulkan secara konklusif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brownell (1982b), Brownell dan Mc Innes (1986), Frucot Shearon (1991) dan Indriantoro (1993) dalam Sukardi menemukan hubungan yang positif antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan meningkatkan kinerja manajerial. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (1996) dan Bambang Supomo (1998) dalam Poerwati (2002:737), dimana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Menurut Govindarajan (1982a) dalam Marani dan Supomo (2003:47) untuk mengatasi perbedaan hasil penelitian tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan kontijensi (contigency approach). Pendekatan kontijensi memberikan gagasan bahwa sifat hubungan yang ada dalam partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda dari satu situasi dengan situasi lain. Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya 3

9 variabel-variabel lain yang dapat bertindak sebagai faktor moderating atau intervening yang mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial (Murray, 1990; Shield dan Young, 1993 dalam Poerwati, 2002:739). Dalam penelitian ini, pendekatan teori kontijensi akan diadopsi kembali untuk mengevaluasi keefektifan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan menggunakan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Nouri dan Parker (1995) dalam Sumarno (2005:588) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial berkemungkinan dipengaruhi oleh faktor kontekstual organisasional yaitu komitmen organisasi. Komitmen organisasi menunjukkan hubungan keyakinan dan dukungan terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al., 1979 dalam Latuheru, 2005:118). Individu yang mempunyai komitmen organisasi yang kuat akan berusaha untuk mencapai tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan di luar organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Susanti, 2004:265). Latuheru (2005) dalam penelitiannya menemukan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran memberikan hasil yang negatif. Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran menurunkan kecenderungan para manajer dalam menciptakan senjangan anggaran jika manajer memiliki komitmen organisasi yang 4

10 tinggi dan mempunyai kemungkinan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Coryanata (2003) dan Sumarno (2005) yang menemukan bahwa interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Namun, penelitian yang dilakukan Susanti (2004) memberikan hasil yang bertentangan dimana interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengenai interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan pengujian kembali mengenai Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan model regresi linier berganda yang digunakan. Objek dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta dengan sampel ketua jurusan sebagai manajer menengah ditingkat fakultas sedangkan objek penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur Go publik di Jawa Timur dengan sampel manajer keuangan. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini menerapkan 5

11 pendekatan interaksi dengan uji nilai selisih mutlak untuk mengetahui nilai absolut perbedaan antara variabel independen sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan model regresi linier berganda dengan uji residual untuk mengetahui pengaruh deviasi (penyimpangan) linier antar variabel independen. Anggaran merupakan rencana finansial yang menyatakan berapa biaya yang harus dikeluarkan atas rencana-rencana yang dibuat dan bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut dan juga terkait pada proses penentuan jumlah pengalokasian dana untuk tiaptiap program dan aktivitas. Menurut Marani dan Supomo (2003:48) penggunaan anggaran sebagai alat penilaian kinerja tidak hanya dapat diterapkan di organisasi bisnis yang berorientasi mencari laba, tetapi juga diterapkan di organisasi yang berorientasi tidak mencari laba seperti universitas. Universitas negeri merupakan lembaga pendidikan yang aktivitasnya tidak terlepas dari masalah penganggaran. Universitas negeri hendak memberikanpelayanan yang efektif dan efisien dibidang pendidikan kepada masyarakat. Hal ini mengharuskan pimpinan universitas untuk meningkatkan kinerja para bawahan/pelaksana anggaran agar tujuan yang direncanakan dengan anggaran yang telah ditargetkan tercapai. Oleh karena itu, proses penyusunan anggaran menjadi kegiatan yang perlu diperhatikan karena dapat memberikan dampak pada pelaksanaan anggaran dan kinerja dari para bawahan/pelaksana anggaran. 6

12 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial? C. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. b. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Universitas Memberikan tambahan informasi bagi pihak manajemen universitas sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan anggaran partisipatif dalam upaya meningkatkan kinerja manajerial. 7

13 b. Akademis Memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan memberi kontribusi dalam rangka memperkaya pengetahuan di bidang akuntansi manajemen. c. Pembaca Menambah pengetahuan mengenai peran penting adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dan memotivasi penelitian selanjutnya terutama mengenai hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. 8

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Anthony dan Govindarajan (2005:73) menyatakan bahwa anggaran merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif bagi organisasi. Hansen dan Mowen (2005:355) mendefinisikan anggaran sebagai rencana keuangan untuk masa depan, rencana tersebut mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan Mulyadi (1993:488) dalam Winarno (2007:20) mendefinisikan anggaran sebagai berikut: Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, dalam satuan moneter, dan satuan ukuran yang lain untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian keuangan organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dalam jangka waktu tertentu, untuk menunjukkan besarnya perolehan pendapatan dan pengeluaran dalam memastikan pencapaian tujuan organisasi.. 2. Fungsi dan Manfaat Anggaran Menurut Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani dan Supomo (2003:49) anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan kriteria 9

15 kinerja. Anggaran sebagai alat perencanaan berisi tentang ringkasan rencana-rencana keuangan organisasi dimasa yang akan datang. Sedangkan sebagai kriteria kinerja, anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Siregar (2003:2) berpendapat bahwa peran anggaran pada suatu organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan organisasi untuk tujuan yang telah ditetapkan. a. Perencanaan Perencanaan berhubungan dengan merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Anggaran sebagai alat perencanaan tertulis memberikan gambaran yang jelas atas perencanaan suatu organisasi. b. Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu dalam organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam organisasi, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. 10

16 c. Pengawasan Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam suatu organisasi. Pengawasan merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. d. Pedoman kerja Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, yang akan menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam organisasi untuk menjalankan kegiatannya. Menurut Kenis (1979) dalam Sukardi (2004:84) anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat perencanaan keuangan yang menetapkan pengeluaran dan pendapatan suatu organisasi, tetapi juga merupakan alat bagi manajer tingkat atas untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya. Manfaat dari penyusunan anggaran bagi suatu organisasi menurut Prasetyaningtiyas (2007:20) diantaranya: a. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui rencana organisasi. b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. 11

17 c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin. d. Proses penganggaran dapat mengungkapkan adanya potensi masalah sebelum terjadinya. e. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian penganggaran untuk ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran yang sama. f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang berlaku sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya 3. Pendekatan Penyusunan Anggaran Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks. Hal ini dikarenakan, anggaran berkemungkinan dapat memberikan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Milani, 1975 dalam Marani dan Supomo, 2003:47). Dampak fungsional dan disfungsional ditunjukkan dengan berfungsi atau tidaknya anggaran sebagai alat pengendalian yang baik untuk memotivasi para anggota organisasi dalam meningkatkan kinerja manajerial (Argrys, 1952 dalam Sukardi, 2004:84). 12

18 Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:86-87), pemilihan teknik penyusunan anggaran dalam suatu organisasi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu: a. Sistem top-down Sistem top-down merupakan pendekatan penyusunan anggaran dimana keputusan berada pada atasan sedangkan bawahan tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam penyusunan anggaran. Keuntungan dari pendekatan ini adalah memudahkan atasan untuk mengendalikan anggaran. Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu kurangnya komitmen dari bawahan karena merasa tertekan oleh anggaran yang ditetapkan oleh atasan yang pada akhirnya akan membahayakan pelaksanaan angaran. b. Sistem bottom-up Sistem bottom-up merupakan pendekatan penyusunan anggaran dimana bawahan diberi kesempatan untuk terlibat dan mempunyai kewenangan dalam membuat suatu keputusan mengenai perencanaan keuangan. Keuntungan dari pendekatan ini adalah penciptaan komitmen yang lebih besar dalam mencapai tujuan anggaran, tetapi jika tidak terdapat pengendalian dari atasan maka anggaran yang disusun mungkin akan menghasilkan target yang terlalu mudah dicapai. 13

19 c. Sistem participatory budgeting Sistem partisipasi anggaran merupakan proses penyusunan anggaran yang merupakan gabungan dari pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena adanya kerjasama antara atasan dan bawahan dimana anggaran yang disusun mendapat dukungan dari kedua belah pihak, sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakannya. Anggaran yang terlalu menekan dapat menimbulkan ketegangan bagi para bawahan sehingga dapat berakibat pada inefisiensi anggaran tersebut. Sedangkan anggaran yang tidak diawasi dapat menimbulkan kelonggaran dalam pencapaian target anggaran. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu adanya keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran yang disertai dengan adanya pengawasan (control) dari atasan. 4. Partisipasi Anggaran Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu proses dimana para individu yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell, 1982 dalam Marani dan Supomo, 2003:47). Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama 14

20 yang membedakan anggaran partisipatif dan non-partisipatif (Milani, 1975 dalam Winarno, 2006:11). Vroom dan Jago (1988) dalam Marsudi dan Ghozali (2001:104) membedakan partisipasi menjadi dua jenis yaitu: a. Perasaan partisipasi Perasaan partisipasi diartikan sebagai seberapa luas individu merasa bahwa dia telah mempengaruhi keputusan. b. Perasaan sesungguhnya Perasaan sesungguhnya meliputi partisipasi legisted, yaitu perasaan penciptaan sistem formal untuk tujuan pembuatan keputusan khusus dan partisipasi formal, yaitu partisipasi yang terjadi antara dan manajer bawahannya. Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran akan menimbulkan inisiatif untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan, dan merasa memiliki sehingga dapat meningkatkan kerjasama diantara para anggota organisasi (Siegel dan Marconi, 1989 dalam Rahman dan Supomo, 2003:131). Melalui partisipasi anggaran, atasan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi organisasi karena adanya pertukaran informasi yang lebih efektif dari setiap sub-unit organisasi. Anthony dan Govindarajan (2005:87) menyatakan bahwa partisipasi anggaran mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial. Kecenderungan bawahan/pelaksana anggaran untuk menerima 15

21 target anggaran lebih besar, jika bawahan/pelaksana anggaran turut serta memegang kendali dalam proses penyusunan anggaran dibandingkan dengan penyusunan secara sepihak oleh atasan. Para bawahan/pelaksana anggaran yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral untuk meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Susanti, 2004:265). Kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta dapat memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakannya (Dunk, 1990; Indriantoro, 1993; Supomo, 1998 dalam Poerwati, 2002:738). 5. Keunggulan dan Kelemahan Partisipasi Anggaran Siegel dan Marconi (1989) dalam Winarno (2006:13) menyatakan bahwa keunggulan dari adanya partisipasi anggaran antara lain: a. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkatan manajemen. b. Terbentuknya group internalization, yaitu penyatuan tujuan individu dan organisasi. c. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan. 16

22 d. Manajer puncak menjadi tanggap terhadap masalah-masalah sub-unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar sub-unit. Welsch, Hilton dan Gordon (2000:82) menyatakan bahwa proses partisipasi anggaran memberikan dua manfaat diantaranya: a. Proses partisipasi mengurangi adanya asimetri informasi dalam organisasi. Dengan demikian memungkinkan manajemen atas mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan dan teknologi dari manajer bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. b. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang besar dari manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran. Selain memiliki beberapa keunggulan, partisipasi anggaran juga memiliki kelemahan. Hansen dan Mowen (2005:377) menyatakan bahwa terdapat tiga masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi anggaran diantaranya: a. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau rendah sejak yang dianggarkan menjadi tujuan bawahan. b. Kelonggaran dalam anggaran (budgetary slack) yang disebabkan oleh adanya kemungkinan bawahan dalam memperkirakan pendapatan yang rendah atau menaikkan biaya sehingga dapat menurunkan resiko yang dihadapi guna pencapaian target anggaran. 17

23 c. Pseudoparticipation atau partisipasi semu, yaitu organisasi menggunakan partisipasi penganggaran, tetapi kenyataannya hanya menerapkan partisipasi palsu. Atasan hanya mendapatkan persetujuan formal dari bawahan, dan bukan untuk mencari input yang sebenarnya. B. Kinerja Manajerial 1. Definisi Kinerja Manajerial Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam mengukur efektivitas dan efisiensi suatu organisasi. Dalam penelitian ini, kinerja manajerial mengacu pada definisi kinerja yang diungkapkan oleh Mahoney et al (1963) dalam Sumarno (2005:591) yaitu kinerja para individu anggota organisasi pada fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, investigasi, kooordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan representasi. a. Perencanaan Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi untuk dicapai dalam periode tertentu. 18

24 b. Investigasi Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan. c. Pengkoordinasian Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. d. Evaluasi Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. e. Pengawasan (supervisi) Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. f. Pengaturan staff (staffing) Kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. 19

25 g. Negosiasi Kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok. h. Perwakilan (representatif) Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acaraacara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum organisasi. 2. Klasifikasi Tingkatan Manajer Draft (2007:19) mengklasifikasikan tingkatan manajer dalam suatu organisasi terdiri dari: a. Manajer atas (Top Manager) Manajer tingkat atas berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi meliputi penentuan tujuan organisasi, manetapkan strategi, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Dalam lingkup universitas manajer puncak meliputi rektor dan pembantu rektor. b. Manajer menengah (Middle Manager) Manajer tingkat menengah adalah manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari 20

26 manajer puncak serta menerapkan strategi sub-unit untuk mencapai tujuan oraganisasi. Dalam lingkup universitas manajer tingkat menengah meliputi dekan dan pembantu dekan. c. Manajer lini pertama (First Line Manager) Manajer lini pertama merupakan manajer tingkat bawah yaitu manajer yang melatih dan mengawasai kinerja dari karyawan non-manajerial serta bertanggung jawab atas kegiatan operasional organisasi. Dalam lingkup universitas manajer tingkat bawah meliputi ketua jurusan. d. Karyawan non-manajer C. Hubungan Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial Schiff dan Lewin (1970) dalam Marani dan Supomo (2003:49) menyatakan bahwa anggaran selain berfungsi sebagai alat perencanaan juga dapat berfungsi sebagai alat kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Partisipasi anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial (Poerwati, 2002:737). Keikutsertaan bawahan dalam memberikan usulan mengenai jumlah anggaran dapat memberikan dampak pada peningkatan kinerja. Hal ini dikarenakan, individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan tanggung jawabnya untuk mencapai target anggaran yang telah ditetapkan (Anthony dan Govindarajan, 2005: ). 21

27 Coryanata (2004) dalam penelitiannya pada perguruan tinggi swasta di Indonesia menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Adanya partisipasi yang tinggi dari bawahan/pelaksana anggaran dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Susanti (2004) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur Go public yang terdaftar di BEJ dan berkantor pusat di Jawa Timur. Hasil penelitiannya menemukan hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hal ini berarti adanya peningkatan atau penurunan partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. D. Pendekatan Kontijensi Ketidakkonsistenan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial mengharuskan adanya suatu pendekatan lain untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan kontijensi. Pendekatan kontijensi bertujuan untuk mengevaluasi berbagai faktor kondisional yang berkemungkinan dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial (Govindarajan, 1982a dalam Poerwati, 2002:738). Brownell (1982a) dalam Sukardi (2004:82) mengkategorikan faktor- faktor kondisional menjadi empat kelompok variabel yaitu: kultur, organisasional, interpesonal dan individual. Penelitian yang berkaitan dengan 22

28 individu dan interpesonal seperti locus of control, motivasi, sikap terhadap pekerjaan dan perusahaan. Sedangkan menurut Nouri dan Parker (1995) dalam Sumarno (2005:588) menyatakan bahwa faktor konstekstual organisasional yaitu komitmen organisasi diperkirakan dapat membuktikan keefektifan partisipasi anggaran. Dalam penelitian ini pendekatan kontijensi akan diadopsi kembali untuk mengevaluasi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Faktor kontijensi yang dipilih adalah komitmen organisasi sebagai variabel moderating. 1. Definisi Komitmen Organisasi Meyer dan Allen (1991) dalam Karina (2008) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi, yaitu: Komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Mas ud (2002) dalam Aji dan Sabeni (2003:974) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai berikut: Komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota suatu organisasi, kemauan untuk berusaha dengan semangat yang tinggi (kerja keras) demi organisasi, dan kepercayaan, penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. 23

29 Wiener (1982) dalam Coryanata (2004) memberikan definisi komitmen organisasi, yaitu: Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingannya sendiri. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu konstruk psikologis mengenai keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri individu terhadap organisasinya mencakup tiga hal yaitu kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan dengan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas terhadap organisasi. Komitmen organisasi bisa tumbuh karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi (Porter et al., 1974 dalam Coryanata, 2004). Komitmen organisasi yang tinggi di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi (Angel dan Perry 1981; Porter et al., 1974 dalam Rahman dan Supomo, 2003:134) 2. Jenis-Jenis Komitmen Organisasi Satria (2005:122) membedakan komitmen organisasi menurut pendapat Mowday, Porter dan Steers (1982) dan komitmen menurut Allen dan Meyer (1991). 24

30 a. Mowday, Porter dan Steers (1982) Komitmen organisasi dari Mowday, Porter dan Steers lebih dikenal sebagai pendekatan sikap terhadap organisasi. Komitmen organisasi ini memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku. 1) Komponen sikap, mencakup: (a) Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi. (b) Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan di organisasi tersebut. (c) Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, serta adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. 2) Komponen bertingkah laku, mencakup: (a) Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi tersebut. (b) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut. (c) Kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilainilai dan tujuan-tujuan organisasi. 25

31 b. Allen dan Meyer (1997) Allen dan Meyer membagi komitmen organisasi menjadi 3 kategori yaitu: 1) Affective commitment (komitmen afektif) Berkaitan dengan ikatan emosional seseorang dalam sebuah organisasi yang memperkuat proses identifikasi individu, pelibatan diri dan keinginan untuk bertahan menjadi anggota dalam organisasi tersebut. 2) Continuance commitment (komitmen berkelanjutan) Berkaitan dengan kecenderungan individu untuk mengikatkan diri terhadap kegiatan berdasarkan kesadaran yang dirasakan apabila berhenti melakukan kegiatan tersebut (didasari oleh penilaian terhadap biaya terkait jika individu meninggalkan organisasi tersebut). Kerugian yang diperoleh jika individu tidak melanjutkan kegiatan terkait dengan gaji, jabatan, rekan kerja, uang pensiun dan lain-lain. 3) Normative commitment (komitmen normatif) Berkaitan erat dengan keyakinan individu akan tanggung jawab pada organisasi. Individu akan bertahan dalam organisasi karena keadaan dan perasaan bahwa mereka sudah seharusnya melakukan itu untuk memberikan balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi. Komitmen nomatif lebih didasarkan pada suatu keyakinan untuk tetap tinggal dalam organisasi tersebut. 26

32 E. Hubungan Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial Menurut Wiener (1982) dalam Coryanata (2004), komitmen organisasi merupakan keinginan yang kuat dari dalam diri individu untuk tetap menjadi bagian suatu organisasi dan memberikan hasil yang terbaik demi organisasi. Individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan berdampak pada peningkatan kinerja individu tersebut. Coryanata (2004) menyatakan bahwa partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial akan berpengaruh positif ketika individu mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Bawahan/pelaksana anggaran yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan memberikan informasi mengenai kondisi yang ada dalam unit organisasi dan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan aktivitasnya guna mencapai tujuan organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) menemukan bahwa komitmen organisasi yang tinggi dari individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) memberikan hasil yang bertentangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 27

33 F. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) dengan judul Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi Sebagai Moderator. Hasil penelitiannya pada 21 manajer keuangan perusahaan manufaktur Go Public yang terdaftar di BEJ yang berkantor pusat di Jawa Timur membuktikan bahwa adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada tingkat signifikansi α = 0,05. Interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial adalah negatif dan tidak signifikan, dimana komitmen organisasi tidak mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian lainnya dilakukan oleh Coryanata (2004) dengan judul Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Hasil penelitiannya pada 89 manajer perguruan tinggi swasta di Indonesia menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Interaksi partisipasi anggaran dengan pelimpahan wewenang dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial memberikan pengaruh yang positif. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno (2005) dengan judul Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial pada 89 manajer pada kantor cabang perbankan Indonesia di Jakarta menemukan adanya hubungan negatif antara partisipasi anggaran dengan kinerja 28

34 manajerial. Interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial memberikan hasil yang positif. Sedangkan interaksi partisipasi anggaran dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial memberikan hasil yang negatif. Latuheru (2005) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating pada manajer di kawasan industri Maluku, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran. Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran menurunkan kecenderungan para manajer dalam menciptakan senjangan anggaran dalam suatu organisasi dan mempunyai kemungkinan bahwa partisipasi anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial anggota organisasi. G. Model Penelitian Kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial digambarkan sebagai berikut:

35 Gambar.2.1 Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Partisipasi Anggaran Kinerja Manajerial

36 Gambar.2.2 Model Hubungan Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial Partisipasi Anggaran Kinerja Manajerial

37 Komitmen Organisasi H. Hipotesis Penelitian Berdasarkan model penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: Ha 1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Ha 2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. 30

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang seberapa besar pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial serta pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Objek dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta. Alasan dipilihnya universitas sebagai sampel karena mempunyai struktur organisasi yang kompleks yang terdiri dari level tinggi (rektor dan pembantu rektor), level menengah (dekan dan pembantu dekan) dan level bawah (ketua jurusan). Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individual dengan sampel penelitian dibatasi pada manajer menengah ditingkat fakultas yaitu ketua jurusan pada program sarjana. Alasan menggunakan ketua jurusan sebagai responden dalam penelitian ini karena mempunyai peran dalam mengambil keputusan, keterlibatan dalam anggaran, dan memiliki tanggung jawab terhadap anggaran. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah universitas negeri di DKI Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer menengah ditingkat fakultas yaitu ketua jurusan program sarjana. 31

39 Adapun universitas negeri yang dijadikan sampel dalam penelitian ini antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2. Teknik penentuan sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobabilitas yaitu metode pemilihan sampel secara tidak acak dimana elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan Supomo, 2002:130). Pemilihan sampel non-probabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan convenience sampling, yakni unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2004:30). C. Metode Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden) (Indriantoro dan Supomo, 2002:145). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: a. Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data-data teoritis serta mempelajari dengan seksama teori-teori yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas. Tujuan dari adanya studi 32

40 kepustakaan adalah untuk memberikan wawasan dan landasan teori yang menjadi dasar untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data-data teoritis pada studi kepustakaan bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel, dan skripsi. b. Studi lapangan Studi lapangan dilakukan dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner sebagai data primer, untuk meminta tanggapan responden secara langsung. Kuesioner disebarkan dan diantarkan langsung kesetiap universitas dan pengembalian kuesioner dilakukan dengan mendatangi responden secara langsung berdasarkan waktu yang telah disepakati. Sebelum pengiriman kuesioner dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dengan mudah dipahami maksudnya sehingga responden diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam menangkap maksud pernyataan yang diberikan. D. Metode Analisis Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan karakteristik variabel yang digunakan. 33

41 Gambaran umum mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja pada jabatan saat ini, dan universitas tempat responden bekerja. Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel penelitian yaitu partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan kinerja manajerial dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif variabel yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran aktual, ratarata (mean), dan standar deviasi. 2. Uji Kualitas Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Meskipun kuesioner pada penelitian ini sudah diuji oleh peneliti sebelumnya namun masih perlu dilakukan pengujian kembali karena adanya perbedaan objek penelitian dengan penelitian terdahulu. a. Uji itas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor 34

42 indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor maing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid (Santoso, 2004:168). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha diatas 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42). 3. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, heterokedatisitas, dan normalitas. 35

43 a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi bebas dari problem multikolonieritas jika nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati 1 (Poerwati, 2002:744). b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Namun, jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2005:105). c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi 36

44 normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal propability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112). 4. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis pertama (Ha 1 ) penelitian ini, yaitu pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial digunakan metode statistik regresi linier sederhana. Adapun persamaan hipotesis pertama (Ha 1 ) dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= β 0 + β 1 X ZPA + e.. (I) Sedangkan untuk pengujian hipotesis kedua (Ha 2 ), yaitu pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dilakukan dengan persamaan regresi linier berganda melalui uji nilai selisih mutlak. Menurut Frucot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2005:153) metode interaksi dengan uji nilai selisih mutlak lebih disukai dibandingkan dengan analisis regresi berganda dengan Moderated Regression Analysis yaitu dengan perkalian antar variabel independen yang umumnya digunakan dalam penelitian. 37

45 Pengujian dengan uji nilai selisih mutlak dilakukan untuk mengetahui nilai absolut perbedaan variabel independen yakni jika nilai partisipasi anggaran yang tinggi berasosiasi dengan nilai rendah dari komitmen organisasi akan berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja manajerial. Adapun model persamaan hipotesis kedua (Ha 2 ) dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = β 0 + β 1 X ZPA + β 2 X ZKO + β 3 X ZPA X ZKO + e (II) Keterangan: Y β 0 β 1, β 2, β 3 X PA X ZPA X ZKO : Kinerja Manajerial : Nilai Konstanta : Koefisien Regresi : Partisipasi Anggaran : Nilai standardized partisipasi anggaran : Nilai standardized komitmen organisasi X ZPA - X ZKO : Interaksi dengan nilai absolut perbedaan X ZPA dan X ZKO e : Standar Eror Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji R 2 (koefisien determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan partisipasi anggaran pertama kali dilakukan oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 68 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT.SAMSUNG Electronik Indonesia Medan Jln Gatot Subroto No.16 km 4,5 Medan. B. Waktu Penelitian Kegiatan ini dilakukan mulai

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Manajerial Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963 dalam Zainul, 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik organisasi publik maupun organisasi non publik dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Oleh

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur

BAB IV METODA PENELITIAN. disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan struktur 25 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitiannya adalah Semarang. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada proses penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran di pemerintah kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana kerja jangka pendek yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter yang penyusunannya sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Anggaran Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda seluruh sisi dunia mengakibatkan persaingan dalam dunia bisnis semakin

Lebih terperinci

Bab III METODELOGI PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar) Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal

dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi dari jurnal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen yaitu kinerja manajerial dan 3 variabel independen, serta 1 variabel moderating, yang diadopsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan loyalitas individu terhadap organisasi. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah para pejabat struktural Kepala Badan/Dinas/Kantor, Kepala bagian/bidang/subdinas/, Kepala subbagian/subbidang/

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI JURNAL PENELITIAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono di Kabupaten

Lebih terperinci

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak Judul : Komitmen Organisasi Dan Desentralisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi PERAN PARTISIPASI ANGGARAN, TINGKAT KESULITAN ANGGARAN DAN EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN SURABAYA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini lingkungan organisasi berubah secara cepat, sehingga mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang dimiliki terbatas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Pensiunan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Pensiunan 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Kantor Cabang Pembantu Blitar yang beralamatkan dijalan Tentara Gene Pelajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober 2016. Sasaran dari penelitian ini yaitu wajib pajak bumi dan bangunan di Kelurahan

Lebih terperinci

CHRISTINE PRAMITA W.

CHRISTINE PRAMITA W. PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang bekerja pada perusahaan BUMN yang ada di Bandarlampung. Dari empat

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh: ALFHAN EFENDI 0913010071/FE/EA

Lebih terperinci

Pratama Ilham Safitrie B

Pratama Ilham Safitrie B PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN (Survey Pada Perusahaan Tekstil di Eks Karesidenan Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Tendean yang merupakan perusahaan asuransi kerugian. B. Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dalam waktu 6 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016. Sasaran dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI e-jurnal BINAR 10 AKUNTANSI Vol. 2 e-jurnal No. 1, Januari BINAR 2013 AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013 ISSN 2303-1522 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SLACK ANGGARAN PADA PT. BRI DI KOTA JAMBI Alfebriano

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian menunjukkan lokasi atau tempat penelitian. Obyek dari penelitian ini adalah hotel berbintang yang berlokasi di Provinsi DIY. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Manajemen dalam pengelolaan perusahaan terlebih dahulu menetapkan tujuan dan sasaran, kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL 0 DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus Pada Rumah Sakit di Wilayah Surakarta) Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN SKRIPSI Diajukan Oleh : WIGATI SULISTYORINI 0613010147/FE/EA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah survei, sedangkan metodenya adalah deskriptif analitis, adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian 3.1.1 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Maret mewakili sebagai pusat kegiatan universitas. Pengumpulan data kuesioner digilib.uns.ac.id 46 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Data primer didapat dengan menyebar kuesioner kepada para pejabat di Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Kantor Pusat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersamasama untuk mencapai tujuan bersama (dalam suatu organisasi bisnis tujuan utamanya adalah memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini dihadapkan pada persaingan yang dapat menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh manajer perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Matraman di Jalan Matraman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan strategis perusahaan, penyusunan anggaran merupakan salah satu hal yang paling penting. Oleh karena itu, bawahan sebaiknya diikutsertakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan atas hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk meningkatkan kualitas produk serta kualitas sumber daya manusia. Persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Gaya. kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Gaya. kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia ekonomi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Sisingamangaraja 184, Rintis, Limapuluh, Kota Pekanbaru. 30 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Tempat penulis melakukan penelitian adalah pada PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Pekanbaru yang tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotawaringin Barat. Sampel yang akan diteliti adalah sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi menyatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan dalam proses perencaan dan pengendalian manajemen disebabkan adanya ketidakpastian lingkungan bisnis yang muncul akibat persaingan dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah Dinas Pendapatan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur. Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan kesulitan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN DESENTRALISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN DESENTRALISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN DESENTRALISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA SKPD YANG ADA DI KABUPATEN PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah salah satu universitas swasta yang berada di Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) dalam akuntansi sektor publik mendefinisikan anggaran

Lebih terperinci

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta)

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta) PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta) Yotan Parahita Anastasia Susty A. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 3.2 Desain penelitian Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Populasi merupakan seluruh obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Surakarta) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PERILAKU ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL Disusun Oleh: Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : ANDRIE KUSUMA WARDHANI 0513010019 / FE /

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER (Survey pada perusahaan penerbit dan percetakan di Klaten) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Nieke wijayanti /FE/AK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

Diajukan Oleh : Nieke wijayanti /FE/AK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada KP-RI Karya Bakti Karangrejo- Karas, Magetan) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci