METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik"

Transkripsi

1 METAFORA TEMA PERCINTAAN PADA LIRIK LAGU CIPTAAN EBIET G. ADE: Sebuah Tinjauan Semantik Yunita Wulan Nugrahani Muhammad Qomaruddin Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan makna serta mendiskripsikan jarak antara tenor dan wahana yang bertemakan percintaan pada lirik lagu Ebiet G. Ade. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, artinya penulis memusatkan pada pendeskripsian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik simak catat dan teknik pustaka. Klasifikasi data dari penelitian ini ialah data diklasifikasikan berdasarkan jenis metafora menurut rumusan Stephen Ullman dan keekspresifan metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Pengklasifikasian jenis metafora menurut Stephen Ullman mempunyai empat jenis, yaitu (1) metafora antropomorfik, (2) metafora kehewanan, (3) metafora dari konkret ke abstrak, (4) metafora sinaestetik. Sementara itu, metafora berdasarkan jarak antara tenor dan wahana dapat diketahui dari tingkat keekspresifan dari kalimat yang mengandung metafora, manakala jarak antara tenor dan wahana begitu dekat, artinya kemiripan kedua referen begitu nyata dan berwujud maka menciptakan metafora yang konvensional. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan (1) jenis metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade yang bertemakan percintaan terdiri dari 43 lagu. Frasa dan klausa pada lirik lagu tersebut meliputi metafora antropomorfik berjumlah 12 buah, metafora sinestetik berjumlah 30 buah, metafora pengabstrakan berjumlah 62 buah, dan metafora kehewanan 12 buah. (2) jarak antara tenor dan wahana metafora-metafora yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. ade cukup jauh atau samar. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya jumlah kemiripan emotif antara tenor dan wahana metafora-metafora, yaitu 91 buah. Kata Kunci: metafora, semantik, lirik lagu, tenor, dan wahana A. Pendahuluan Kajian makna dalam bahasa tercakup dalam salah satu bidang linguistik, yakni semantik. Verhaar (dalam Mansoer Pateda, 2001:7) memberikan batasan semantik sebagai teori makna atau teori arti. Metafora dalam linguistik disorot melalui pendekatan semantik karena pembicaraan mengenai metafora sebagai salah satu gaya bahasa yang diakibatkan oleh perubahan makna mau ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58 tidak mau selalu berkaitan dengan makna dan seluk beluknya, dan kesemuanya itu berada di bawah payung salah satu bidang linguistik, yaitu semantik. Objek studi semantik adalah makna, atau dengan lebih tepat makna yang terdapat dalam satuan-satuan ujaran seperti kata, frase, klausa, dan kalimat. Persoalan makna memang sangat sulit, walaupun makna ini adalah persoalan bahasa, tetapi keterkaitannya dengan segala segi 31

2 kehidupan manusia sangat erat. (Chaer, 1995:27) Semantik merupakan salah satu bidang kajian atau cabang linguistik yang mengkaji arti bahasa atau arti linguistik secara ilmiah. Arti bahasa pada dasarnya adalah bentuk pengetahuan yang tersimpan di dalam dan terstruktur di dalam bahasa, dikuasai secara lebih kurang sama oleh para pengguna bahasa, serta digunakan dalam komunikasi secara umum dan wajar (Subroto, 2011:1). Studi semantik membahas tentang arti bahasa atau makna bahasa. Jadi, semantik mempunyai bentuk-bentuk gaya bahasa yang sangat banyak seperti idiom, kiasan, ketaksaan, eufimisme, dan metafora. Subroto (1996: 37) menjelaskan bahwa metafora adalah salah satu wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna. Artinya, berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau kemiripan referen, pemakaian bahasa dapat memberi lambang baru pada referen tertentu. Baik referen baru itu telah memiliki lambang (sebutan ataupun kata) maupun belum. Pada dasarnya, penciptaan metafora tidak ada habis-habisnya, dengan kata lain metafora memberi kesegaran dalam berbahasa, menjauhkan kebosanan karena ketunggalnadaan (monofoon), mengaktualkan sesuatu yang sebenarnya lumpuh, menghidupkan sesuatu yang sebenarnya tidak bernyawa. Metafora disebutkan oleh Keraf (1992:139) merupakan semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Sebagai bentuk perbandingan langsung, metafora tidak mempergunkan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Para pengguna bahasa yang tergolong kreatif dan banyak menggunakan tuturan metaforis adalah sastrawan, wartawan, pencipta lagu, kartunis, dan ilmuwan. Dengan landasan itu, banyak diyakini bahwa metafora banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari secara luas dalam susastra, dalam lagu, dalam lawak, dalam ragam berita, dunia ilmu, dan sebagainya. Pada penggunaan metafora di dalam penciptaan lagu, salah satu pencipta lagu yang paling populer pada tahun 1970-an, yaitu Ebiet G. Ade. Balada Indonesia ini mampu mendongkrak kepopuleran dengan karya-karyanya yang sangat indah. Banyak sekali lagu yang diciptakannya, mulai dari percintaan, ketuhanan, alam, dan keluarga. Frasa dan klausa pada lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade banyak yang mengandung metafora. Lagu-lagu ciptaan Ebiet G. Ade yang paling dominan adalah lagu yang bertemakan percintaan. Lagu-lagu dari berbagai album mulai dari album pertama hingga album terakhir terdapat 43 lagu bertemakan percintaan. B. Metode Penelitian Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat serta teknik pustaka. Teknik simak catat yaitu menyimak lirik-lirik lagu serta mencatatnya. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumbersumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah lirik lagu yang terdapat dalam 2 buku kumpulan album Ebiet G. Ade. Pencatatan data dilakukan dengan mengambil lirik yang mengandung ungkapan metaforis pada semua judul lagu ciptaan Ebiet G. Ade. Sumber data yang diperoleh dari kumpulan album-album ciptaan Ebiet G. Ade. Peneliti menggunakan semua album 32 ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58

3 dari tahun 1979 pengeluaran album pertama sampai tahun 2001 pengeluaran album ke-14 ciptaan Ebiet G. Ade yang hanya dengan bertemakan percintaan. Data berupa frasa dan klausa yang mengandung metafora pada lirik-lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade dari album pertama sampai album ke-14, dan yang hanya bertemakan percintaan. Karena dari kesekian lagu ciptaan Ebiet G. Ade yang sangat dominan adalah lagu-lagu yang bertemakan percintaan. C. Pembahasan Metafora dan kemetaforaan tema percintaan pada lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade Jenis-jenis serta Makna Metafora Tema Percintaan pada Lirik lagu Ebiet G. Ade Jenis metafora secara umum menurut Stephen Ullman dibagi menjadi empat, yaitu (1) metafora Antropomorfik, (2) metafora sinestetik, (3) metafora kehewanan, dan (4) metafora keabstrakan. a. Metafora Antropomorfik Metafora antropomorfik adalah suatu ekspresi yang mengacu pada benda-benda tak bernyawa dilakukan dengan mengalihkan atau memindahkan dari tubuh manusia atau bagianbagiannya. Intinya penciptaan metafora itu bertolak dari tubuh atau bagian tubuh manusia atau dari nilai atau makna dan nafsu kesenangan yang dimiliki manusia. Data berikut adalah cuplikan bait dan lirik lagu tema percintaan yang termasuk metafora antropomorfik sebagai berikut. 1. Aku akan jujur saja kukatakan Aku cinta padamu Kulihat kaki-kaki burung berdansa (22/AC3/Sepucuk Surat Cinta/3) ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58 Kaki adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (KBBI, 2008: 605). Berdansa adalah kegiatan manusia yang dilakukan oleh wanita dan laki-laki menari ini adalah cara barat (KBBI, 2008: 293). Dalam kalimat di atas, dijelaskan bahwa ada seorang laki-laki sedang jatuh cinta terhadap wanita dan pada lirik lagu tersebut dijelaskan pula bahwa kaki-kaki burung sedang berdansa, dan itu dapat digambarkan bahwa burung pun dapat merasakan kasmaran seperti apa yang dirasakan seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta. 2. Arus air berlari Dia Camelia engkaukah gadis yang selalu hadir dalam mimpiku (9/AC1/Camelia/1) Arus air berlari termasuk dalam kategori metafora antropomorfik dikarenakan, air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dan merupakan benda cair yang biasa terdapat pada sumur, sungai, danau (KBBI, 2008: 20). Adapun berlari merupakan pekerjaan manusia yang artinya mengejar jalan dengan cepat (KBBI, 2008: 792). Pada penggalan lirik lagu itu, diceritakan tentang seorang gadis yang dicintai, dan terdapat gambaran bahwa arus air dapat berlari layaknya manusia yang dapat mengejar, karena itulah penggunaan bahasa yang ditunjukkan oleh pencipta lagu berlaku pada metafora data ke-1. b. Metafora Sinaestetik Metafora sinaestetik adalah suatu pengindahan atau pengalihan dari pengalaman satu ke pengalaman yang lain, atau dari tanggapan yang satu ke 33

4 tanggapan yang lain. Data berikut adalah cuplikan bait dan lirik lagu tema percintaan yang termasuk metafora sinaestetik. 1. Langit-langit kamar jadi penuh gambar Wajahmu yang bening, sejuk, segar (26/AC4/Nyanyian Rindu/4) Wajah adalah bagian depan dari kepala (KBBI, 2008: 1553). Sejuk adalah berasa atau terasa dingin (KBBI, 2008: 1242). Data ke 24 adalah bentuk dari metafora sinaestik dan bertemakan tentang percintaan. Sianestik merupakan pengalihan dari pengalaman 1 ke pengalaman yang lain. Dari data pada penggalan lirik lagu ini terdapat kalimat langit-langit kamar jadi penuh gambar, wajahmu yang bening, sejuk, segar. Wajah dalam data ini digambarkan serupa dengan suatu keadaan, yaitu keadaan yang nyaman, enak. Karena sejuk, biasanya ada pada suasana yang menyegarkan, seperti berada di bawah pohon ketika panas disiang hari. Akan tetapi, pencipta lagu dapat membuat kalimat bertemakan percintaan yang biasa menjadi kalimat percintaan yang luar biasa dan tidak monoton. Karena saat seseorang sedang jatuh cinta, wajah seseorang yang dikasihinya selalu mendapatkan kesan yang menyenangkan selalu sehingga kalimat pada data ini merupakan metafora sinaestik yang mempunyai pengalihan pengalaman 1 ke pengalaman yang lain, dan metafora ini bertemakan percintaan. 2. Mestinya kau berdiri berjalan ke depanku Kusapa dan kunikmati wajahmu (3/AC1/Lagu Untuk Sebuah Nama/1) Kunikmati adalah merasakan sesuatu yang nikmat (KBBI, 2008: 962). Wajah adalah bagian depan dari kepala (KBBI, 2008: 1553). Menikmati adalah kagiatan manusia yang dapat dijelaskan kepada sesuatu yang disantapnya dengan memunculkan rasa, seperti enak, sedap, tidak sedap. Itulah penjelasan tentang menikmati, dari data ke-13 tersebut termasuk ke dalam metafora sinestetik karena pengalihan dari sesuatu ke yang lain. Kunikmati wajahmu, penggalan lirik lagu ini mempunyai makna seseorang yang tengah merasakan jatuh cinta. Mestinya kau berdiri berjalan ke depanku kusapa dan kunikmati wajahmu, tergambar jelas bahwa seseorang yang sedang jatuh cinta ingin sekali menyapa seseorang yang tengah ia sukai, dan sesekali ia juga ingin menikmati wajahnya yang membuat seseorang terkagumkagum. Itulah perasaan seseorang yang tengah merasakan jatuh cinta. c. Metafora Pengabstrakan Metafora pengabstrakan adalah pemindahan dari benda-benda konkret ke abstrak. Metafora jenis ini dapat dinyatakan sebagai kebalikan dari halhal yang abstrak atau samar-samar diperlakukan sebagai sesuatu yang bernyawa sehingga dapat berbuat secara konkret atau bernyawa. Data berikut adalah cuplikan bait dan lirik lagu yang termasuk metafora pengabstrakan. 1. Mengarungi nasibmu Mengikuti arus air berlari (8/ AC1/ Camelia 1/ 1) Mengarungi adalah berjalan menyeberangi (KBBI, 2008: 88), nasib adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang. Data ke 43 ini adalah metafora pengabstrakan. Abstrak merupakan hal yang tidak berwujud. Mengarungi nasibmu mempunyai makna, yaitu mengarungi adalah berjalan di perjalanan dan pasti 34 ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58

5 mempunyai tujuan, sedangkan nasib adalah sesuatu yang berkaitan dengan diri seseorang atas kehendak Tuhannya. Di dunia ini, mengarungi nasib merupakan hal yang tidak masuk akal, kecuali dengan mengarungi samudra karena samudra dapat dijalani dan ada wujudnya. Dengan demikian, pada metafora ini terdapat pengabstrakan pada penggalan lirik lagu tersebut. Dengan tema percintaan, diceritakan tentang seseorang lelaki yang mencintai gadis bernama Camelia dan sedang berusaha mendapatkan cinta gadis tersebut sehingga apapun akan dilakukan. 2. Aku tetap percaya engkau sahabatku yang sejati Mimpiku mengkristal (99/ AKKK/ Rinduku Menggumpal/ 13) Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur (KBBI, 2008: 915), mengkristal adalah menjadi kristal (KBBI, 2008: 742). Terdapat penggambaran abstrak ke konkret pada data ke-97 ini. Mimpi merupakan sesuatu yang abstrak, sedangkan kristal adalah benda nyata yang dapat dilihat dan diraba. Lagu yang berjudul Rinduku Menggumpal ini terdapat metafora pengabstrakan pada liriknya. Mimpi digambarkan dapat mengkristal dan dapat menjadi indah karena seseorang telah rindu kepada seseorang yang dikasihinya sehingga mimpi akan menjadi indah seperti kristal. d. Metafora kehewanan Metafora kehewanan adalah metafora yang menggunakan hewan atau binatang atau bagian tubuh binatang atau sesuatu yang berkaitan dengan binatang untuk pencitraan sesuatu yang lain. 1. Sayap-sayapmu kecil lincah berkeping Seperti burung camar terbang (7/ AC1/ Camelia 1/ 1) Sayap adalah bagian tubuh beberapa binatang yang digunakan untuk terbang (KBBI, 1234). Data ke 105 ini adalah metafora kehewanan. Penggalan pada lirik lagu ini, sayapsayap digambarkan sebagai seorang wanita yang lincah, indah sehingga dapat dilihat dan dapat menyenangkan hati. Sayap merupakan bagian tubuh binatang yang berfungsi untuk terbang, tetapi pada lagu ini sayap digambarkan oleh wanita. Jika wanita dapat terbang lincah, maka hati lelaki yang melihat pasti akan kagum melihat wanitanya yang indah saat terbang kecil dan lincah. 2. Bila engkau diam ia akan datang menghampirimu Hinggap dihatimu (116/ NA/ Demikianlah Cinta/ 15) Hinggap adalah bertengger setelah terbang (KBBI, 2008: 500). Data ke 116 adalah metafora kehewanaan. Seseorang yang digambarkan seperti kupu-kupu yang dapat hinggap. Metafora ini mengandung tema percintaan yang dijelaskan pada lirik bila engkau diam ia akan datang menghampirimu hinggap di hatimu, pada penggalan lirik lagu ini bermakna bahwa seseorang telah dihampiri oleh seseorang yang mencintainya sehingga seseorang tersebut akan mengambil hatinya dan saling mencintai. Dengan demikian, terdapat gambaran bahwa seseorang dapat hinggap dihatinya. Jarak antara Tenor dan Wahana Metafora Tema Percintaan yang Terdapat pada Lirik Lagu Ebiet G. Ade Tenor dan Wahana Ullman(2007:265)menegaskan bahwa struktur dasar metafora sangat sederhana. Selalu ada dua hal, yaitu ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/

6 sesuatu yang sedang dibicarakan dan sesuatu yang dipakai sebagai bandingan. Adapun Richards (dalam Ullman, 2007:365) menjelaskan bahwa sesuatu yang dibicarakan itu disebut tenor (makna atau arah umum) dan bandingan disebut wahana, sedangkan unsur atau unsur-unsur yang biasa mereka punyai membentuk dasar metafora. Misalnya, dari ungkapan Fernando diumpamakan sebagai seekor binatang bertanduk yang bisa menanduk, seperti kerbau, ada unsur umum yang dapat dibayangkan yang mengacu pada kesamaan makna, yakni suatu tindakan yang menggunakan kepala. Pada manusia hal itu disebut menyundul, pada kerbau menanduk. Keekspresifan metafora ditentukan oleh jarak antara tenor dan wahana. Apabila jarak antara tenor dan wahana dekat artinya kemiripan di antara keduanya nyata, maka akan menciptakan metafora konvensional. Metafora konvensional memiliki kemiripan objektif, yaitu kemiripan dua entitas dari segi bentuk. Sebaliknya, apabila kemiripan antara tenor dan wahana samar akan menciptakan metafora ekspresif. Metafora ekspresif memiliki kemiripan emotif, yaitu kemiripan dua entitas yang berhubungan dengan perasaan individu (Ullman, 1972:213). Daya ekspresivitas sebuah metafora ditentukan oleh jarak relasi antara tenor dan wahana. Apabila hubungan antara tenor dan wahana begitu jelas atau konkret, maka daya ekspresifnya kurang. Namun, apabila jarak relasinya begitu samar-samar, maka daya ekspersifnya menjadi kuat (Subroto, 1996:39). Jarak antara tenor dan wahana oleh Saeed (dalam Subroto, 1996:39) disebut sudut bayang (angle of image). Manakala jarak antara tenor dan wahana begitu dekat, artinya kemiripan kedua referen begitu nyata dan berwujud, maka menciptakan metafora yang konvensional. Kemiripan sekaligus perbedaan dari suatu referen dapat diketahui dengan metode analisis komponen. Metode analisis komponen merupakan metode mengurai arti leksikal sebuah leksem ke dalam komponen maknanya atau ke dalam semantik fiturnya (Subroto, 1996:98). Fitur semantik atau ciri semantik sebuah kata adalah seperangkat ciri pembeda arti yang bersifat hakiki yang benar-benar mewakili dan diperlukan untuk membedakan arti leksikal yang satu dari unit leksikal yang lain atau yang seranah (sedomain). Misalnya, kata kaki (manusia) dan kaki meja dianalisis sebagai berikut. Kaki (manusia) + bagian bawah manusia + untuk berdiri + untuk berjalan - terbentuk atas tulang dan daging kaki meja + bagian bawah dari meja + untuk berdiri - tidak untuk berjalan - terbuat dari kayu, bambu. Dari analisis di atas, diketahui adanya kemiripan makna, yaitu samasama benda konkret, sama-sama bagian di bawah, dan sama-sama berfungsi sebagai penyangga bagian atas. Kaki (manusia) dapat diterapkan pada bagian meja. Semakin jauh jarak antara tenor dan wahana, maka metafora tersebut semakin ekspresif. Apabila jarak antara tenor dan wahana dihayati berdasarkan persepsi si pengarang atau berdasar persamaan emosional seseorang, maka akan memberikan daya ekspresif serta memberikan ketegangan yang tinggi sehingga metafora yang demikian cenderung bersifat individual dan original. Kemiripan emotif memiliki daya 36 ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58

7 ekspresif yang kuat dan tinggi sehingga pada metafora yang emotif akan sulit menemukan hubungan antara tenor dan wahananya atau tingkat kemiripan yang samar-samar. Berikut adalah uraian mengenai keekspresifan metafora-metafora yang terdapat dalam lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade yang bertemakan percintaan. a. Metafora Ekspresif Metafora ekspresif adalah metafora yang jarak antara tenor dan wahananya jauh. Metafora ekspresif memiliki kemiripan emotif. Berikut ini adalah data yang merupakan metafora ekspresif. Coba kau tinggalkan aku sendiri Belajar menahan kerinduan Untuk menimbang sampai seberapa kadar cinta Kasihku kepadamu (21/AC3/Sepucuk Surat Cinta/3) Menimbang adalah mengukur besar atau kecil suatu barang. Cinta adalah perasaan suka sekali. Menimbang dilakukan lazimnya untuk mengukur suatu berat ringannya suatu barang. Akan tetapi, cinta digambarkan dapat diukur atau ditimbang selayaknya benda. Pada penggalan lirik lagu tersebut menggambarkan sebuah perasaan cinta dapat diukur dan dapat diketahui hasil dari menimbang tersebut berat atau ringan, dan besar atau kecil. Pada penggalan lirik lagu ini mempunyai pesan bahwa cinta yang benar-benar tulus akan tetap pada pendiriannya, apapun yang terjadi cinta yang dimiliki masing-masing harus tetap sama, dan mungkin jika salah satu dari mereka pergi harus tetap bisa menjaga dan mempertahankan kasih sayangnya. Setiap ujian yang dihadapi jangan sampai cinta yang dimilikinya hilang, sehingga cinta dapat digambarkan selayaknya benda yang dapat ditimbang sehingga dapat diketahui menjadi ringan atau menjadi berat. Ungkapan metafora menimbang sampai seberapa kadar cinta, yang bertindak sebagai tenor adalah menghitung, sedangkan wahananya adalah menimbang. Komponen makna menimbang adalah mengukur besar kecil, mengetahui hasil timbangan. Komponen makna menghitung adalah menjumlah atau menambah, mengetahui hasil akhir. Kemiripan menimbang dan menghitung adalah mengetahui hasil akhir. Kemiripan antara menimbang dan menghitung bersifat emotif karena hubungan antara tenor dan wahana samar atau tidak nyata wujudnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metafora pada data di atas ekspresif. b. Metafora Konvensional Metafora konvensional adalah metafora yang jarak antara tenor dan wahananya dekat. Metafora konvensional memiliki kemiripan objektif. Berikut ini data yang merupakan metafora konvensional. Kau sayat luka baru Di atas duka lama (36/ AC4/ Seberkas Cinta Yang Sirna/ 4) Dalam penggalan lirik lagu di atas, terdapat ungkapan metafora sayat luka. Sayat adalah menyayat atau menguliti pada bagian kulit. Istilah menguliti lazimnya dilakukan untuk binatang, yaitu menguliti kulitnya. Akan tetapi, dalam penggalan lirik lagu tersebut, istilah sayat diperuntukkan untuk manusia. Pada data di atas manusia telah membuat luka atau menyayat yang dapat membuat orang lain terluka. Tenor dari ungkapan metafora tersebut adalah membuat luka atau menyayat menjadi luka. Kemiripan antara ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/

8 menyayat dari binatang dan manusia adalah menguliti atau menyayat. Hal tersebut wajar untuk binatang dan tidak wajar untuk manusia karena dapat melukai seseorang sehingga metafora sayat luka tidak ekspresif. D. Penutup Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa metafora juga dapat dijumpai dalam lirik lagu. Bahkan, lagu-lagu pada tahun 1970-an. Pencipta lagu ini, khususnya Ebiet G. Ade mampu dan berhasil menggunakan tuturan metaforis pada karyanya sehingga dengan menggunakan teori, seperti jenis metafora dan tingkat keekspresifan, lirik lagu dapat diteliti dan mendapatkan hasil yang cukup baik. Seperti mengetahui jenis-jenisnya, yaitu metafora antropomorfik, metafora sinestetik, metafora pengabstrakan, dan metafora kehewanan, dan tingkat keekspresifan,yaitu emotif dan objektif. Jarak antara tenor dan wahana juga dapat dilihat pada penelitian ini. Dengan mengetahui berbagai tingkat keekspresifan, maka dapat ditarik kesimpulan untuk melihat jarak antara tenor dan wahana dekat atau jauh. Daftar Pustaka Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung : Rineka Cipta. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta. Subroto, Edi Semantik Leksikal 2 (BPK). Surakarta: Sebelas Maret University Press Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media. 38 ETNOGRAFI / Vol. XVI / No. 1 / 2016/ 1-58

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Jenis-jenis serta Makna Metafora Tema Percintaan pada Lirik lagu Ebiet G.

BAB IV ANALISIS. A. Jenis-jenis serta Makna Metafora Tema Percintaan pada Lirik lagu Ebiet G. BAB IV ANALISIS A. Jenis-jenis serta Makna Metafora Tema Percintaan pada Lirik lagu Ebiet G. Ade Jenis metafora secara umum menurut Stephen Ullman dibagi menjadi empat, yaitu: (1) metafora Antropomorfik,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7

KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7 KEMETAFORAAN DALAM LIRIK LAGU GRUP BAND SHEILA ON 7 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Lebih terperinci

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Kania Pratiwi Sakura Ridwan Aulia Rahmawati Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas , Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 METAFORA PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS Ananda Nurahmi Berkah Nastiti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan metafora dalam rubrik opini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152).

BAB 1 PENDAHULUAN. atau persamaan; misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Harimurti, 2008: 152). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem komunikasi merupakan alat untuk mengekspresikan pikiran kita, perasaan kita, dan pendapat kita. Tentunya ketika berbicara kepada seseorang tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI

METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI METAFORA PADA LIRIK LAGU MUHAMMAD TULUS RUSYDI (TULUS) DI ALBUM GAJAH ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BENTUK PEMAKAIAN RAGAM KALIMAT DAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI YANG TERDAPAT DALAM LIRIK LAGU CIPTAAN EROSS CANDRA SHEILA ON 7 JURNAL ILMIAH

BENTUK PEMAKAIAN RAGAM KALIMAT DAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI YANG TERDAPAT DALAM LIRIK LAGU CIPTAAN EROSS CANDRA SHEILA ON 7 JURNAL ILMIAH BENTUK PEMAKAIAN RAGAM KALIMAT DAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI YANG TERDAPAT DALAM LIRIK LAGU CIPTAAN EROSS CANDRA SHEILA ON 7 JURNAL ILMIAH Disusun: RIZKI AMALIA A 310 080 028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari buku-buku pendukung dan skripsi yang relevan dengan judul penelitian. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah satu bidang linguistik yang mengkaji tentang makna adalah semantik. Menurut Pateda (2010:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk skripsi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ada dua yaitu skripsi Muput

Lebih terperinci

cinta lingkungan pelajaran 3

cinta lingkungan pelajaran 3 cinta lingkungan pelajaran 3 cinta lingkungan berarti sayang kepada sesama tumbuhan hewan manusia harus memelihara tumbuhan alam hewan semua adalah ciptaan tuhan apakah kamu cinta lingkungan cinta lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

dan Daerah Disusun oleh: A

dan Daerah Disusun oleh: A VARIASI KATA DALAM BAHASA INDONESIA YANG BERDIMENSI MAKNA GERAK PADAA TABLOID BOLA EDISI 2.371-2.372 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Bahasa adalah milik manusia, maksudnya bahasa sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Bahasa adalah milik manusia, maksudnya bahasa sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang utama dalam komunikasi karena tanpa bahasa sulit untuk memahami apa yang ingin disampaikan antara satu manusia dengan manusia lainnya.

Lebih terperinci

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa

Lebih terperinci

Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI

Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI Tuturan Metaforis dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Oleh Sarwo Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah yang dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah tersebut peneliti rumuskan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dan relevan dengan penelitian ini, digilib.uns.ac.id 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Kajian pustaka dalam penelitan ini dilakukan dengan cara menelusuri penelitian-penelitian terdahulu, khususnya

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN 1 DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti telah melakukan analisis terhadap 27 puisi karya siswa di kelas VB Sekolah dasar (SD) Negeri 2 Kota Bengkulu Tahun Pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertentangkan aspek-aspek dua bahasa yang berbeda untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan menerjemahkan bukanlah sesuatu yang baru bagi manusia karena sudah sejak lama manusia melaksanakannya. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa tersebut. Menurut Tarigan (1985:178)

Lebih terperinci

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI)

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) Eka Susylowati, SS, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Metafora merupakan penggunaan bahasa

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN)

ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN) ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN) Bakdal Ginanjar Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Idiom bertujuan untuk memperhalus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan sebuah rindu tak pernah menemukan tepian. Yang di rasakannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Istilah-Istilah dalam Register Fotografi pada Majalah Digital Camera ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata

Lebih terperinci

TEORI SEGITIGA SEMIOTIK

TEORI SEGITIGA SEMIOTIK TEORI SEGITIGA SEMIOTIK Salah satu teori yang terkenal ialah Teori Segitiga Semiotik yang dipelopori oleh Richard & Ogden. Berdasarkan kepada teori ini, satu leksikal itu telah dipecahkan kepada tiga unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. Selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peranan dan fungsi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peranan dan fungsi yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan dan fungsi yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Tanpa bahasa, seseorang akan menghadapi kesulitan dalam berinteraksi

Lebih terperinci

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

KOPI DI CANGKIR PELANGI.. KOPI DI CANGKIR PELANGI.. Irama detik menuju menit yang semakin jelas terdengar, menandakan sunyi telah memonopoli malam. Malam memang selalu berdampingan dengan sunyi, dan kemudian memadu kasih untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014 Ifah Hanifah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN STILISTIKA GENETIS PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE. Kata kunci: lirik lagu, diksi, gaya bahasa, stilistika genetis

ANALISIS DIKSI DAN STILISTIKA GENETIS PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE. Kata kunci: lirik lagu, diksi, gaya bahasa, stilistika genetis 1 ANALISIS DIKSI DAN STILISTIKA GENETIS PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE DICTION AND GENETIC STYLISTIC ANALYSIS ON EBIET G. ADE Mardiana Tri Lestari, Bambang W., Erna Rochiyati Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia di dunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama. Bahasa adalah salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 1. Sesampainya di ladang, Kancil segera mencari tempat yang tersembunyi. Saat itu Pak Tani sedang menanam timun. Kata kerja

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan manusia dalam proses perkembangan akal budinya tidak dapat lepas dari bahasa. Hal ini didasari atas kedudukan bahasa sebagai penunjang aktualisasi ide, gagasan,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

MOTTO. Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan (Penulis)

MOTTO. Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan (Penulis) ii iii iv MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya (Terjemahan Q.S. Al-Baqarah:286) Hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang (Terjemahan Q.S. Ar- Ra d:28) Mengeluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua; BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian metafora merupakan analogi atau perbandingan suatu yang memiliki kemiripan dengan sesuatu yang lainya. Sebagai contoh sifat manusia yang dianalogikan atau diperbandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

Bacalah puisi berikut! Meski kini Mampu aku berdiri, berjalan sendiri Tetapi aku anakmu, butuh kasihmu Ibu.. Tema dari puisi tersebut adalah.

Bacalah puisi berikut! Meski kini Mampu aku berdiri, berjalan sendiri Tetapi aku anakmu, butuh kasihmu Ibu.. Tema dari puisi tersebut adalah. 1. Bacalah puisi berikut! Meski kini Mampu aku berdiri, berjalan sendiri Tetapi aku anakmu, butuh kasihmu Ibu.. Tema dari puisi tersebut adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal

Lebih terperinci