4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH"

Transkripsi

1 maksimum 1,54%. Nilai kesalahan rata-rata kurang dari 1% ini menunjukkan proteksi terhadap muatan listrik berlebih memadai untuk diterapkan pada sistem terapeutik. Tetapi data kesalahan maksimum yang mencapai 1,54% pada ujicoba ini merupakan fakta yang patut menjadi perhatian untuk lebih meningkatkan kinerja algoritma perhitungan proteksi muatan listrik berlebih UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH Uji proteksi terhadap arus listrik rata-rata berlebih bertujuan untuk menguji ketepatan program µstims dalam melakukan perhitungan proteksi terhadap arus listrik rata-rata. Data uji proteksi terhadap arus listrik rata-rata berlebih ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4. 6 Uji proteksi terhadap arus listrik rata-rata berlebih No. F.t Frekuensi (Hz) Lebar Pulsa (ms) I (µa) Irata2 (µa) % kesalahan 1 0,375 7, ,625 2,88% 2 0, ,8 2,27% 3 0, ,5 2,50% 4 0, ,8 2,60% 5 0, ,6 2,20% 6 0, ,4 2,13% 7 0, ,00% ,67% Dari data ujicoba ini, diperoleh hasil bahwa algoritma proteksi arus listrik ratarata berlebih mempunyai tingkat kesalahan rata-rata sebesar 2,28% dengan kesalahan maksimum 2,88%. Tingkat kesalahan ini menunjukkan bahwa sistem proteksi terhadap arus rata-rata berlebih belum cukup memadai untuk aplikasi pengobatan. Kesalahan ini disebabkan oleh adanya pembulatan pada perhitungan yang dilakukan oleh mikrokontroler. Karena itu perlu dilakukan penyempurnaan dengan menambahkan perhitungan koreksi. Dengan menambahkan koreksi 67

2 digital, maka hasil perbaikan algoritma sistem proteksi terhadap arus listrik ratarata berlebih menjadi seperti pada tabel 4.7. Penyempurnaan ini menunjukkan hasil yang memuaskan dengan tingkat kesalahan rata-rata 0,66% dan kesalahan maksimumnya menjadi 1,07%. Tabel 4. 7 Uji proteksi terhadap arus listrik rata-rata berlebih setelah koreksi digital No. F.t Frekuensi (Hz) Lebar Pulsa (ms) I (µa) Irata2 (µa) % kesalahan 1 0,375 7, ,625 0,13% 2 0, ,4 0,53% 3 0, ,5 0,50% 4 0, ,00% 5 0, ,5 0,83% 6 0, ,8 1,07% 7 0, ,6 0,20% ,00% 4.3 UJICOBA PRE KLINIS SEBAGAI PENDUKUNG Ujicoba yang terakhir dari pengembangan perangkat stimulasi arus mikro OpenMCS dan µstims ini adalah ujicoba pre klinis. Ujicoba pre klinis ini bersifat sebagai ujicoba pendukung karena tidak berhubungan langsung dengan spesifikasi alat dan dalam pelaksanaannya tidak dilakukan ujicoba dengan jumlah sampel yang cukup sebagai standar ujicoba pre klinis, yaitu 30 orang. Ujicoba dilakukan pada dua orang sebagai pasien uji. Ujicoba ini bertujuan untuk membuktikan salah satu pengaruh stimulasi dari penyetelan sinyal stimulasi arus mikro yang terdapat pada OpenMCS. Ujicoba pre klinis yang dipilih oleh peneliti adalah ujicoba pengaruh stimulasi arus mikro pada saraf kranial terhadap sinyal electroencephalogram (EEG). Ujicoba ini dipilih karena parameter yang diekstrak lebih mudah dianalisis. Dalam ujicoba stimulasi elektrik saraf kranial (cranial electrical stimulation / CES) ini, digunakan sinyal stimulasi dengan pengaturan sebagai berikut. 68

3 Bentuk pulsa: persegi 1 [9 Amplitudo: 150 µa [9,23] Frekuensi: 0,5 Hz [9,23] Lebar pulsa: 300 ms Lama stimulasi: 20 menit,23] t [23] Letak elektroda stimulator: telinga kiri dan kanan bagian bawah [23] Posisi pasien uji: duduk di atas kursi Pengukuran sinyal EEG dilakukan pada daerah P4 yaitu pusat saraf sensorik seperti yang tertera pada gambar Kriteria parameter ini didasarkan pada pengaturann umum untuk terapi saraf kranial. Pengukuran dilakukan padaa saat pasien uji sebelum diberi stimulasi dan setelah diberi stimulasi. Ujicoba pre klinis ini membandingkan sinyal EEG pasien uji pada saat sebelum diberi stimulasi dan setelah diberi stimulasi. Data hasil pengukuran EEG sebelum dan sesudah stimulasi untuk pasien 1 ditunjukkan pada gambar 4.14 dan Sedangkann data hasil pengukuran EEG sebelum dan sesudah stimulasi untuk pasien 2 ditunjukkan pada gambar 4.16 dan Referensi tentang sinyal EEG secara umum ditunjukkan pada gambar Gambar Peta titik-titik pemasangan elektroda EEG 69

4 Gambar Data sinyal EEG pasien 1 sebelum stimulasi Gambar Data sinyal EEG pasien 1 setelah stimulasi 70

5 Gambar Data sinyal EEG pasien 2 sebelum stimulasi Gambar Data sinyal EEG pasien 2 setelah stimulasi 71

6 Gambar Jenis-jenis bentuk gelombang EEG Gambar sinyal EEG di atas merupakan gambar sinyal EEG yang di-sampling dengan frekuensi sampling 256 sampel per detik dan ditampilkan dengan Matlab. Data ujicoba pre klinis dari kedua pasien uji di atas menunjukkan adanya perbedaan dari gelombang EEG, tepatnya terjadi peningkatan amplitudo gelombangg alfa (frekuensi 8 13 Hz) antara sinyal sebelum stimulasi dan setelah stimulasi. Hal ini tampak dari bertambah tingginya simpangan garis-garing dengan kerapatan kedua paling rapat padaa grafik EEG setelah stimulasi. Untuk lebih tepatnya, perlu dilakukan perhitungann kuantitasi nilai masing-masing jenis sinyal EEG. Tetapi sebagai langkah awal menuju analisis pengaruh stimulasi arus mikro terhadap EEG, saat ini hanya dianalisis secara visual. Hasil ini sesuai dengan laporan dari berbagai literatur tentang pengaruh stimulasi elektrik saraf kranial pada sinyal EEG untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan keterjagaan, dan meningkatkann relaksasi. [ [23] Ini adalah salah satu pembuktian bahwa stimulasi arus mikro dapat digunakan untuk pengobatan penyakit atau gangguan kesehatan. Penelitiann ke arah pengobatan n menggunakan arus listrik 72

7 mikro merupakan bagian tersendiri dari penelitian lanjutan yang dapat dilakukan menggunakan OpenMCS dan µstims. 4.4 DISKUSI ANALISIS Metode stimulasi elektrik arus mikro merupakan metode pengobatan yang aman dan tanpa efek samping. Metode pengobatan ini memiliki beberapa kontraindikasi, yaitu khusus pada pengguna alat pacu jantung dan wanita hamil. Stimulasi arus listrik mikro tergolong aman karena arus listrik dalam orde mikroampere memiliki karakteristik yang mirip dengan bioelektrik tubuh manusia. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari medan elektromagnetik yang berasal dari lingkungan sekitar yang dapat menyebabkan terjadinya arus listrik di dalam tubuh. Gejala ini mempengaruhi bioelektrik tubuh sehingga dalam durasi yang lama dapat bersifat merugikan. Hal ini terjadi karena tidak terkendalinya ukuran dan durasi dari pengaruh medan elektromagnetik yang dialami manusia yang dapat mempengaruhi kinerja bioelektrik tubuh. Stimulasi arus listrik mikro merupakan salah satu sebab yang dapat mempengaruhi bioelektrik tubuh, tetapi bersifat terkendali. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dari berbagai jenis stimulasi elektrik, stimulasi arus mikro mempunyai kemampuan dalam membantu kinerja bioelektrik tubuh hingga tingkat sel. Arus ini tentu terlalu kecil untuk mendenyutkan otot atau saraf besar secara langsung. Inilah yang membedakan antara stimulasi elektrik arus mikro dengan metode elektroterapi lainnya yang bekerja pada tingkat jaringan. Stimulasi arus mikro sering disebut sebagai metode pengobatan oleh diri sendiri (self healing) karena sifatnya yang tidak memaksa tubuh dalam merespon sinyal stimulasinya sehingga jika dipandang dari cara kerja elektroterapi seperti TENS, stimulasi arus mikro akan tampak sebagai metode terapi yang tidak mempunyai hubungan sebab akibat secara langsung dengan tubuh dan sinyalnya tampak sebagai sinyal stimulasi yang terlalu kecil dalam mempengaruhi sinyal saraf atau 73

8 sinyal otot. Ujicoba stimulasi arus mikro selama ini hanya dilakukan dengan mengamati perubahan yang terjadi pada fisiologi tubuh pada saat dan setelah beberapa saat dilakukan stimulasi. Namun demikian, hasil-hasil ujicoba respon fisiologi atau pre klinis yang dilaporkan dari metode stimulasi arus mikro mempunyai efikasi yang sangat baik, bahkan melebihi kemampuan metode stimulasi elektrik lainnya. Dengan pemahaman di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya metode stimulasi arus mikro bekerja pada daerah yang jauh di bawah ambang batas aman untuk arus listrik yang melewati tubuh. Peraturan peraturan yang mengatur alatalat medis dalam memberikan stimulasi elektrik pun hingga saat ini tidak mengkhususkan kajiannya pada arus listrik dalam orde mikroampere. [24,25] Dari materi kajian yang dipaparkan pada standar-standar internasional tersebut, untuk suatu stimulasi pada permukaan kulit, masih berlaku batas maksimum 10 ma sebagai ambang batas aman secara umum. Nilai ini adalah 10 kali lebih kecil dibanding nilai maksimum sinyal stimulasi arus mikro. Dengan pertimbangan latar belakang aturan keamanan peralatan medis untuk produk masal, OpenMCS dan µstims belum dapat dikategorikan sebagai piranti yang memadai. Tetapi dalam penggunaannya sebagai alat stimulasi elektrik arus mikro untuk kepentingan penelitian medis yang digunakan oleh para dokter, peneliti medis, dan elemen-elemen teknik biomedika, OpenMCS dan µstims sudah memadai untuk digunakan. Dasar pertimbangan yang digunakan peneliti dalam menilai kemampuan OpenMCS dan µstims ini adalah sebagai berikut. 1. Dengan menggunakan standar toleransi kesalahan 1%, tingkat kesalahan rata-rata yang dihasilkan dari parameter sinyal arus mikro dan sistem proteksinya tidak ada yang melebihi 1% 2. Kesalahan frekuensi yang mencapai 5% hanya terjadi di sekitar frekuensi 10 Hz yang disebabkan oleh kekurangsempurnaan algoritma dan keterbatasan mikrokontroler dalam melakukan perhitungan. Kesalahan ini 74

9 sama sekali tidak membahayakan pasien tetapi memberikan kontribusi kesalahan data jika digunakan untuk penelitian nantinya. Kekurangan ini harus disempurnakan lagi. Tetapi mengingat tingkat kesalahan yang kecil, dan pada daerah frekuensi selain 10 Hz kesalahan yang terjadi mayoritas kurang dari 1%, maka dibandingkan dengan manfaat yang perlu dikembangkan dari penelitian terapi elektrik arus mikro, kesalahan frekuensi ini dapat ditoleransi. Analisis yang kedua adalah membuktikan hipotesis penelitian. Untuk membuktikan keunggulan OpenMCS dan µstims dari sisi fitur dan lebih ekonomis dibandingkan produk serupa yang ada di pasaran, digunakan analisis berdasarkan data perbandingan spesifikasi yang ada pada tabel 4.8. Pada tabel 4.8 diperbandingkan antara perangkat stimulasi arus mikro OpenMCS dan µstims dengan perangkat stimulasi arus mikro dari produk yang paling umum digunakan sebagai perangkat untuk penelitian terapi arus mikro, yaitu Alpha-Stim 100. Pembanding kedua adalah produk Trio Stim yang memiliki tiga fungsi, yaitu mampu sebagai alat stimulasi arus mikro (MCS), TENS, dan alat stimulasi elektrik otot (EMS). Pada tabel 4.8, kolom yang berwarna hijau merupakan keunggulan produk. Apabila ketiga kolom berwarna hijau, berarti ketiga produk sama-sama unggul untuk parameter yang bersangkutan. Dengan pengamatan terhadap data pada tabel 4.8, dengan jelas dapat diambil kesimpulan akan keunggulan OpenMCS dan µstims. Dengan demikian berarti hipotesis pada penelitian Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik Arus Mikro Sistem Terbuka Sebagai Instrumen Penelitian Medis dapat diterima, bahwa dengan realisasi OpenMCS dan µstims, tercipta suatu perangkat stimulasi elektrik arus mikro yang lebih unggul secara fitur untuk digunakan dalam aplikasi penelitian medis dan bersifat lebih ekonomis daripada produk serupa yang ada di pasaran. 75

10 Tabel 4. 8 Perbandingan keunggulan OpenMCS dan µstims dengan Alpha-Stim 100 dan Trio Stim [6,7,8,9,10] No. Fitur OpenMCS & µstims Alpha Stim 100 Trio Stim (MCS) 1 Arus listrik µa µa µa Pengaturan arus 2 listrik Setiap saat Setiap saat setiap saat 3 Bentuk gelombang 5 jenis (lihat rincian) Persegi asimetrik bipolar Persegi konstan bipolar 4 Frekuensi 0, Hz (tergantung jenis gelombang) 0,5; 1,5; 100 Hz 0,3 400 Hz 5 Pengaturan frekuensi Setiap saat Setiap saat setiap saat 6 Lebar pulsa ms 50% duty cycle ms Pengaturan lebar 7 pulsa setiap saat tidak ada setiap saat Pengaturan waktu terapi kontinyu 10, 20, 60 menit dan kontinyu 30 menit Pengaman arus listrik berlebih ada tidak disebutkan ada Pengaman muatan listrik berlebih ada tidak ada ada Pengaman arus listrik rata rata berlebih ada tidak ada ada 12 Tampilan LCD ada ada ada 13 Parameter tampilan 14 Catu daya Petunjuk, arus listrik, frekuensi, lebar pulsa, peringatan keamanan pasien Baterai kering 12V rechargeable Petunjuk, timer, simbol kapasitas baterai Baterai 9V disposable Petunjuk, arus listrik, frekuensi, lebar pulsa, timer Baterai 9V disposable 15 Sistem terbuka tertutup tertutup Rp , (biaya 16 Harga pembuatan) $ 895, $ 439, 4.5 POTENSI PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT Penelitian Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik Arus Mikro Sistem Terbuka Sebagai Instrumen Penelitian Medis merupakan tahap awal dari serangkaian perkembangan metode stimulasi arus mikro yang dapat terus dikembangkan aplikasinya. Metode stimulasi arus mikro telah membuka 76

11 pemahaman baru akan sistem kerja tubuh manusia dan berbagai fenomena yang berhubungan dengan peningkatan kualitas hidupnya. Pengembangan lebih lanjut dari hasil penelitian alat stimulasi arus mikro dan sinyalnya akan mengarah pada tindak lanjut akan riset aplikasi arus listrik mikro, kebijakan penggunaan metode stimulasi arus listrik mikro, dan pengembangan produk-produk aplikasi stimulasi arus listrik mikro untuk berbagai tujuan. Dari bidang riset lanjutan, terdapat bermacam-macam area mulai dari manfaat arus listrik mikro bagi kesehatan, sinyal arus mikro untuk pengobatan penyakit degeneratif, sinyal arus mikro untuk menunjang kesehatan tubuh, dan lebih jauh dapat diarahkan ke bidang olahraga untuk menunjang kompetensi atlit. Pemanfaat arus mikro juga tidak hanya untuk pengobatan manusia, tetapi arus mikro dapat pula digunakan dalam pengobatan binatang. Untuk mengarah pada hal-hal tersebut diperlukan langkah-langkah pengembangan lebih lanjut dalam riset stimulasi arus listrik mikro. Gambaran dari pengembangan lebih lanjut yang dapat diperoleh dengan adanya riset alat stimulasi arus mikro OpenMCS dan program µstims ditunjukkan oleh gambar Gambar Gambaran potensi pengembangan lebih lanjut metode stimulasi arus mikro 77

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sistematika penelitian yang berjudul Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik

Lebih terperinci

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS Bab ini membahas tentang prosedur ujicoba, hasil-hasil ujicoba, dan analisis hasil ujicoba alat stimulasi OpenMCS dan program sinyal terapi µstims. Pembahasan ujicoba dan analisis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT STIMULASI DAN SINYAL TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO SISTEM TERBUKA SEBAGAI INSTRUMEN PENELITIAN MEDIS TESIS

PENGEMBANGAN ALAT STIMULASI DAN SINYAL TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO SISTEM TERBUKA SEBAGAI INSTRUMEN PENELITIAN MEDIS TESIS PENGEMBANGAN ALAT STIMULASI DAN SINYAL TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO SISTEM TERBUKA SEBAGAI INSTRUMEN PENELITIAN MEDIS TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan diuraikan tentang perancangan dan implementasi sistem yang meliputi metode pengembangan perangkat stimulasi arus mikro, perancangan dan implementasi

Lebih terperinci

2.1 PENJELASAN SINGKAT TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO

2.1 PENJELASAN SINGKAT TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO BAB 2 STUDI PUSTAKA Bab ini berisi tentang hasil-hasil studi pustaka yang digunakan dalam mengembangkan OpenMCS dan µstims. Bab ini membahas tentang penjelasan singkat terapi elektrik arus mikro, alat

Lebih terperinci

PENGARUH STIMULASI LISTRIK TERHADAP PEMBULUH DARAH DAN JARINGAN IKAT FIBROUS PADA PENYEMBUHAN LUKA

PENGARUH STIMULASI LISTRIK TERHADAP PEMBULUH DARAH DAN JARINGAN IKAT FIBROUS PADA PENYEMBUHAN LUKA PENGARUH STIMULASI LISTRIK TERHADAP PEMBULUH DARAH DAN JARINGAN IKAT FIBROUS PADA PENYEMBUHAN LUKA Rahmawati 1, Achmad Arifin 2, M. Guritno S 3, Duti Sriwati Aziz 4 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Binaural beat adalah efek suara yang dapat membuat suatu gelombang frekuensi didalam otak pendengarnya[1]. Sejak pertama kali ditemukan, binaural beat sudah menjadi

Lebih terperinci

Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400

Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400 Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400 1. Spesifikasi alat a. Merk : Medical italia b. Type : therapic 9400 c. Power supply : 230 Vac 50r-60 Hz d. Maksimum main power absorption : 30 VA e. Double

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan respon refleksnya digolongkan pada suatu skala tertentu. Refleks regang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan respon refleksnya digolongkan pada suatu skala tertentu. Refleks regang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Refleks regang biasanya diuji dengan menggunakan sebuah palu khusus yang diketukkan pada bagian tendon untuk menghasilkan refleks, kemudian kekuatan respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun negatif. Seiring dengan keberhasilan

Lebih terperinci

II. METODOLOGY. Kata kunci: Stroke, stimulasi listrik, kontroler, boost converter, pembentuk sinyal dan keypad. I. PENDAHULUHAN

II. METODOLOGY. Kata kunci: Stroke, stimulasi listrik, kontroler, boost converter, pembentuk sinyal dan keypad. I. PENDAHULUHAN PEMBUATA DA PERECAAA STIMULUS OTOT OIVASIF UTUK TERAPI STROKE BERBASIS MIKROPROSESOR Faris ulianto, Ir. Mochamad Rochmad, MT., Madyono, S.ST., Ir. Rika Rokhana, MT. Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN & EFEK LISTRIK PADA PERMUKAAN TUBUH. Arif Yachya

PENGGUNAAN & EFEK LISTRIK PADA PERMUKAAN TUBUH. Arif Yachya PENGGUNAAN & EFEK LISTRIK PADA PERMUKAAN TUBUH Arif Yachya Efek fisiologis Listrik Efek Arus Listrik pada tubuh kita : 1. Menstimulasi syaraf dan jaringan otot terasa sakit & terjadi kontraksi otot 2.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian, proses pengumpulan data dan pengolahan data menjadi informasi yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan melalui

Lebih terperinci

7. RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIRAN. Pendahuluan

7. RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIRAN. Pendahuluan 7. RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIRAN Pendahuluan Pada praktek pertanian presisi peralatan digunakan untuk membawa dan mendistribusikan bahan cair dan padat. Pendistribusian bahan padat bisa berupa bibit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang disiplin ilmu termasuk didalamnya penerapan di bidang peralatan

BAB I PENDAHULUAN. bidang disiplin ilmu termasuk didalamnya penerapan di bidang peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang elektronika sudah memasuki semua bidang disiplin ilmu termasuk didalamnya penerapan di bidang peralatan elektromedik yang banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Peralatan medis. membantu di dalam diagnosis, monitoring atau terapi medis.

I. PENDAHULUAN. sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Peralatan medis. membantu di dalam diagnosis, monitoring atau terapi medis. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia kesehatan penggunaan peralatan medis berteknologi canggih sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Peralatan medis ini dirancang untuk membantu di dalam diagnosis,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PERCOBAAN 01 MATERI PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : NAMA KELOMPOK : NAMA ANGGOTA KELOMPOK : KEGIATAN PERCOBAAN A.

LEMBAR KERJA PERCOBAAN 01 MATERI PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : NAMA KELOMPOK : NAMA ANGGOTA KELOMPOK : KEGIATAN PERCOBAAN A. LEMBAR KERJA PERCOBAAN 01 MATERI PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : NAMA KELOMPOK : NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. 2. 3. 4. 5. KEGIATAN PERCOBAAN A. Judul percobaan : Hubungan Medan Magnet dengan Medan Listrik B.

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2016 Palembang, Mei 2016

Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2016 Palembang, Mei 2016 URAIAN 1. Bagian akar tumbuhan tertentu memiliki daerah yang dikenal dengan bintil akar. Berikut ini adalah hasil pengamatan mikroskop terhadap sayatan melintang dari bagian akar tumbuhan tersebut. a.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan dutycycle

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan dutycycle 36 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metode Sistem Percobaan Pada Percobaan yang dilakukan terdapat 2 metode yang digunakan sebagai sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC Tujuan : Mengetahui bentuk sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga Memahami karakteristik sinyal sinusoida, persegi ataupun segitiga Mengetahui perbedaan tegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya instrument medis yang digunakan oleh para medis sangat sederhana, dan dengan berkembangnya dunia kedokteran dan perangkat elektronik diketahui bahwa

Lebih terperinci

UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK

UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK Disusun oleh : 1. Dra.Hj.Ma murotun, ST. Msi 2. Suharyati, ST. MSi 3. Indah Nursyamsi ST. DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika

Lebih terperinci

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN STIMULATOR OTOT BERBASIS MIKROCONTROLER ATMEGA 8535

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN STIMULATOR OTOT BERBASIS MIKROCONTROLER ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN STIMULATOR OTOT BERBASIS MIKROCONTROLER ATMEGA 8535 Diajukan guna melengkapi syarat Dalam mencapai gelar sarjana strata satu ( S1) Disusun Oleh : Nama : Muhammad Jayuli NIM :

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS Konsep dasar dari sistem ini terdiri dari tiga buah komponen utama yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si 1 ABSTRAK Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si Penelitian kecerdasan buatan untuk mengenali pola semakin banyak dilakukan dan dibutuhkan. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun salah satunya telepon genggam yang semakin canggih, dari era telepon rumah dengan switching yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modern ini banyak masyarakat menggunakan alat transportasi bermotor untuk berpergian jarak jauh, karena kendaraan bermotor dianggap lebih efisien untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet)

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Agfianto Eko Putra 1, Catur Atmaji 2 Program Studi Elektronika & Instrumentasi, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Frekuensi adalah salah satu parameter dalam operasi sistem tenaga listrik. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu. Generator pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET PANJAT TEBING DI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA (FPTI) KOTA

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1]

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1] Cara Kerja EEG Rekaman EEG umumnya melalui elektroda yang diletakkan di kulit kepala atau dapat juga ditanam intra kranial. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis Microcontroler ATMega8 b. Tegangan : 5 V (DC) c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. ditribusi impedansi yang berbeda pada setiap jaringan (Vauhkonen, 2004).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. ditribusi impedansi yang berbeda pada setiap jaringan (Vauhkonen, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi Impedansi Elektrik adalah alat yang digunakan untuk melihat penampang melintang dari tubuh (Bronzino, 2000) dengan cara memetakan ditribusi impedansi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis merupakan penyakit rematik yang bisa mengenai sendi lutut dan rasa sakit sering ditimbulkan sihingga dapat mengakibatkan tidak mampu untuk mencapai

Lebih terperinci

Kata kunci : profil potensial otak, kebisingan,hipertensi

Kata kunci : profil potensial otak, kebisingan,hipertensi ANALISIS PERUBAHAN PROFIL POTENSIAL OTAK AKIBAT KEBISINGAN PADA PENDERITA HIPERTENSI Istiqomah (080810493), Ir. Welina Ratnayanti, Drs. Tri Anggoro Prijo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(s) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Iman Fahruzi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah Bunyi Penghasil Gelombang Bunyi Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui sebuah medium Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh penghasil gelombang bunyi Penggunaan Garpu

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia kesehatan terdapat bermacam-macam alat pemantau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia kesehatan terdapat bermacam-macam alat pemantau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesehatan terdapat bermacam-macam alat pemantau kesehatan. Dahulu, alat-alat itu masih konvensional dan hanya dokter yang bisa menggunakan alat tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berada di wilayah Kota Pekalongan namun kepemilikannya adalah milik Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es GASTER, Vol. 7, No. Agustus (56-573) PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN STIMULASI SARAF ELEKTRIK TENS DAN TERAPI ES TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN SIMPLE FRAKTUR DIRUANG PREMEDIKASI INSTALASI BEDAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia pada saat ini. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2002 sedikitnya 6 juta kematian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penderita dan tingkat kematian akibat penyakit paru-paru semakin mengkhawatirkan. Forum Masyarakat Respiratory Internasional (FIRS) mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa peluahan sebagian (PD) merupakan sebuah fenomena yang menjadi penyebab kerusakan atau penuaan sistem isolasi listrik. PD menyebabkan degradasi atau penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah budaya manusia, artinya tidak dapat disebut ada kegiatan olahraga apabila tidak ada faktor manusia yang berperan secara ragawi/pribadi melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS Achmad Rizal 1, Ibnu Yudha Setiadi 2,Rita Magdalena 3, Vera Suryani 4 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro STT Telkom 4 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan

I. PENDAHULUAN. aktivitas berteknologi tinggi mengakibatkan manusia sering kali berhubungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Namun demikian, kemajuan yang sangat pesat dari teknologi tersebut juga memberikan dampak negatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring b. Jenis : Alat Terapi c. Daya : + 2 Volt DC d. Display : LCD karakter 6x2 e. Dimensi : P : 5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana proses pendeteksian kebohongan menggunakan metode SVM untuk sinyal EEG. Metode penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

ultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.

ultrasonik. Selain itu, diberikan juga saran-saran untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pemeriksaan kesehatan janin bayi, dokter atau ahli medis melakukan beberapa hal pemeriksaan pada ibu hamil atau pasien seperti: tekanan darah, berat badan, tinggi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum

BAB I PENDAHULUAN. memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Banyak masyarakat awam yang belum mengetahui fungsi jantung, mereka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan akan motor yang memiliki efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan rendah semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Serangkaian penelitian telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui potensi indikasi kemunculan likuifaksi pada clean sand kondisi longgar (Dr = 25%) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan hasil kerja dari keseluruhan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian alat yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Destyan Sulisetyo Nugroho, Iman Fahruzi 2,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway St-

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Hindarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hindartomay@yahoo.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.

BAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh penyakit

Lebih terperinci

Intro. - alifis.wordpress.com

Intro. - alifis.wordpress.com Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan proyek akhir. Materi yang dibahas adalah latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, serta metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelelahan (fatigue) saat bekerja disebabkan oleh tegangnya otot otot pada beberapa titik tertentu yang terdapat pada tubuh dikarenakan waktu kerja yang lama. Pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan

Lebih terperinci

METODE. Gambar 7 Kimograf dan stimulator induksi (dokumentasi pribadi)

METODE. Gambar 7 Kimograf dan stimulator induksi (dokumentasi pribadi) 15 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus-September tahun 2009 di Laboratorium Fisiologi-Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam isolasi sistem tenaga listrik terus dikembangkan hingga saat ini. Pengukuran ditujukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik

Lebih terperinci

KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun

KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun meningkat di United States, hal ini menjadi diperlukannya

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Cerebral Palsy (CP) Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan postur tubuh yang tidak progresif, dan disebabkan oleh karena kerusakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN ELEKTRODINAMIKA CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. A. Tujuan Menentukan besarnya cepat rambat gelombang elektromagnetik.

PERCOBAAN ELEKTRODINAMIKA CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. A. Tujuan Menentukan besarnya cepat rambat gelombang elektromagnetik. PERCOBAAN ELEKTRODINAMIKA CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK A. Tujuan Menentukan besarnya cepat rambat gelombang elektromagnetik. B. Dasar Teori Ada dua hukum dasar yang menghubungkan gejala kelistrikan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bagi manusia dan makhluk hidup yang berkembang biak secara generatif, spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang

Lebih terperinci