PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS FIBER REINFORCED CONCRETE (FRC)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS FIBER REINFORCED CONCRETE (FRC)"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS FIBER REINFORCED CONCRETE (FRC) Kamariah 1 dan Fajriyanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Teknologi Industri 2 Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan Universitas Islam Indonesia kamariah_53@yahoo.com Abstrak Lumpur Lapindo telah menjadi problem lingkungan yang sangat besar. Lumpur Lapindo dapat dimanfaatkan sebagai komposit yang dicampur dengan semen PC dan sabut kelapa sebagai filler. Proses pembuatan komposit Lumpur Lapindo. merujuk dan memodifikasi metode penelitian komposit berbasis fiber reinforced concrete (FRC). Komposit yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan bangunan, misalnya : panel dinding, plafond, genting dan sebagainya. Bahan baku lumpur lapindo pada proses pembuatan komposit dengan cara dikeringkan, dihaluskan, dan diayak dengan ukuran mesh 50 serta sabut kelapa kering yang sudah dipisahkan dari cocopit (gabus) dipotong-potong dengan ukuran 2-5 cm dan siap menjadi coco fiber yang berfungsi sebagai tulangan mikro untuk meningkatkan karakteristik mekanik komposit bahan bangunan Sebagai matrik semen PC dicampur dengan filler dan reinforcement lumpur lapindo dengan variasi perbandingan tertentu.serta sabut kelapa,setelah bercampur homogen diaduk dengan air dan compatibilizer PVA. Pasta komposit yang sudah homogen dimasukkan dalam casting (cetakan) dan dilakukan pengepresan dengan tekanan dan didiamkan selama 28 hari Hasil produk komposit dilakukan pengujian terhadap sifat mekanik, fisik dan kimia. Berdasar hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa komposit lumpur lapindo, semen dan sabut kelapa mempunyai karakteristik fisik yang optimal pada komposisi 1semen : 3 lumpur lapindo sedang karakteristik pelepasan logam berat (heavy metal leaching)dari komposit memenuhi syarat untuk air dengan kualitas IV. Sifat kelarutannya dalam air menunjukkan bahwa makin banyak lumpur Lapindo makin tidak kedap air. Karakteristik toksisitas komposit lumpur Lapindo dengan metoda LD 50 tidak begitu membahayakan. Kata Kunci : Komposit, Ramah Lingkungan, Fiber Reinforced Concrete 1. Pendahuluan Lumpur akibat pengeboran PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo Jawat Timur sampai sekarang belum terdapat indikasi untuk berhenti dan diperkirakan akan berakhir sampai 31 tahun yang akan datang. Berbagai usaha telah dilakukan sebagaimana tim ITB dengan metode insersi bola beton, namun hasilnya belum menunjukkan keberhasilan yang siginfikan (Eloni,2006). Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung, saat ini tidak ada lagi cara untuk menghentikan semburan lumpur. Padahal jumlah lumpur Lapindo akhir 2006 pernah mencapai meter kubik perhari, sehingga akan ada gunung baru akibat penumpukan lumpur itu (Agustanto,2007). Deputi Menteri Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengatakan semua hasil penelitian menunjukkan bahwa semburan lumpur di Porong masuk kategori B3 (bahan beracun berbahaya). Namun, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup memberi rambu, setiap pemanfaatan yang bernilai ekonomis harus aman untuk manusia dan lingkungan hidup. Pemanfaatannya juga harus masif dan dalam waktu singkat dam secara teknis TPL01-1

2 juga harus mudah dilakukan dan murah (Sunudyantoro, 2006 ). Menurut Taufiqur Rahman (2006), didasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa kadar silika dalam lumpur Lapindo cukup signifikan untuk dipisahkan. Silika dapat menghasilkan nano silika yang berguna untuk memperkuat batako maupun batubata. Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar + 1,1 juta unit dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau unit. Dari jumlah ini pasokan rumah rata-rata per tahun sebesar unit, sehingga mengakibatkan defisit per tahun sejumlah unit (Simanungkalit, 2004). Pemasok terbesar dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat masih dipegang oleh masyarakat sendiri. Akibatnya ketika masyarakat berpenghasilan rendah semakin banyak maka semakin banyak pula kebutuhan perumahan yang tidak dapat terpenuhi. Belum lagi harga material bangunan yang cenderung meningkat, yang mengakibatkan harga rumah mengalami kenaikan. Harga jual produk rumah sangat dipengaruhi oleh proses produksi (Mutaqi, 2004), salah satunya konstruksi bangunan yang terkait erat dengan bahan bangunan. Untuk memenuhi target tersebut tentu dibutuhkan teknologi bahan alternatif khususnya untuk menyediakan penyediaan genteng yang lebih ekonomis dan efisien dan ramah lingkungan. Olehkarena itu pemanfaatan lumpur lapindo sebagai bahan bangunan, khususnya untuk genteng akan memberikan bahan bangunan yang lebih murah karena bahan baku yang melimpah. Indonesia sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung merupakan penghasil kelapa utama di dunia. Menurut data Coconut Statistic Yearbook, pada tahun 2000 areal kebun kelapa di Indonesia adalah terluas di dunia yakni mencapai 3,76 juta Ha atau 31,4 % dari total luas areal kebun kelapa dunia, dengan total produksi 14 milyar butir kelapa. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun social budaya. Sabut kelapa (Coco fiber) merupakan hasil samping/limbah dan merupakan bagian terbesar dari buah kelapa. Kelimpahan sabut kelapa (Coco fiber) mencapai 1,7 juta ton pertahun dari hasil produksi buah kelapa 5,6 juta ton pertahun. Potensi sabut kelapa (Coco fiber) yang demikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produksi yang mempunyai nilai tambah ekonomi yang tinggi (Intan, et al. 2003). Di Indonesia penelitian tentang produk bahan bangunan seperti: genteng, plafond, dll yang berasal dari komposit limbah masih sangat terbatas, padahal saat sekarang bahan baku yang berupa limbah lumpur Lapindo jumlah sangat melimpah dan menjadi problem lingkungan yang serius. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena dirancang untuk memberdayakan potensi limbah lumpur Lapindo yang melimpah dan menjadi problem lingkungan untuk dikompositkan dengan semen (PC) dan serat kelapa sebagai bahan utama dalam pembuatan genteng bangunan yang ringan, memiliki karakteristik mekanik tinggi dan ramah lingkungan. Harapan dalam jangka menengah dan panjang setelah terealisasinya penelitian ini adalah dapat ditumbuh-kembangkan industri bahan bangunan yang dapat meningkatkan persediaan bahan bangunan perumahan yang ekonomis/terjangkau oleh masyarakat Indonesia di tingkat menengah ke bawah secara luas dengan memanfaatkan sepenuhnya local resources yang ramah lingkungan (eco-friendly). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi lumpur Lapindo sebagai bahan baku utama pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan semen (PC) dan sabut kelapa (coco fiber) berbasis teknologi fiber reinforced concrete (FRC) yang ramah lingkungan dengan mengetahui karaktristik mekanik dan kimia dari komposit, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif yang besar terhadap penanggulangan bencana lumpur Lapindo yang jumlahnya melimpah dan menjadi pencemar lingkungan yang serius, pengembangan alternatif material banguaan 2. Tinjauan Pustaka Komposit adalah suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Jadi, beton bertulang merupakan komposit yang terdiri besi beton dalam matriks beton. Selain itu, dinding panel, plavon, genting yang diperkuat dengan serat (FRC-fiber reinforced concrete) adalah komposit yang banyak digunakan dalam bangunan. Studi karakteristik panel komposit berbasis fiber reinforced concrete (FRC) dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), semen (PC) dan pasir ditambah compatiblizer (PVA/RE), telah dilakukan. Penelitian ini merupakan studi untuk mempelajari karaktreistik panel komposit berbasis fiber reinforced concrete yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panel komposit yang dihasilkan menunjukkan kepadatan/kerapatan (compatibilitas) yang solid dan mempunyai kuat mekanik (lentur dan tekan) yang cukup tinggi. Penambahan serat kelapa sawit (TKKS) dan PVA/RE mempunyai pengaruh yang cukup TPL01-2

3 siginifikan terhadap kekuatan mekanik (Fajriyanto dan Feris, 2007). Studi karakteristik panel komposit berbasis geopolimer dari limbah abu terbang batu bara (fly ash), sekam padi, resin gypsum, pasir, fibers, dan semen (PC) menunjukkan bahwa secara morfologi dan fisik tampak bahwa panel komposit yang dihasilkan menunjukkan kepadatan/kerapatan (compatibilitas) yang solid tetapi masih berat. Selanjutnya dilakukan rekayasa penurunan berat dengan memperbanyak sekam padinya. Hasilnya menunjukkan penurunan berat yang signifikan tetapi secara morfologi dan fisik terjadi penurunan kepadatan/kerapatan (compatibilitas). Oleh sebab itu rekomendasi dilakukan dalam penelitian selanjutnya kedepan adalah perlu penambahan bahan compatibilizer/aditif yang optimal untuk meningkatkan kompatibilitasnya (Firdaus et al. 2006). Penelitian tentang prospek papan komposit serat tebu-semen sebagai bahan bangunan alternatif berbasis fiber reinforced concrete (FRC) telah dilakukan. Teknologi pembuatan papan komposit serat tebu-semen ini tidak memerlukan keahlian yang tinggi dan tidak memerlukan peralatan yang canggih. Untuk menambah keplastisan adukan dapat ditambahkan abu terbang (fly ash) atau bubuk kapur sehingga dapat mengurangi kuantitas semen yang harganya mahal. Khusus untuk serat tebu, sebelum digunakan harus direndam dalam larutan NaOH 1% selama 3 jam atau direndam dalam larutan kapur 10% selama 48 jam untuk mengurangi atau menghilangkan bahan lain seperti gula yang akan mengganggu proses pengikatan semen (Randing, 1999). Penelitian pengaruh penambahan serat ijuk pada pembuatan genteng beton menunjukkan bahwa penambahan serat organik ijuk pada pembuatan genteng beton dapat memperbaiki sifat fisis-mekanis yang dimiliki seperti meningkatkan kekuatan lentur serta mengurangi sifat regasnya. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan penambahan ijuk sebanyak 1-2 % dari berat semen dapat mengatasi sifat regasnya serta dapat meningkatkan kekuatan lentur sebesar %. Kekuatan lentur atau beban lentur dari hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini memenuhi syarat mutu tingkat II menurut SK SNI S F. Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Randing, 1995). Agus et al (2002), meneliti komposit penguat dari serat alam yang digunakan sebagai bahan bangunan untuk menggantikan serat sintetik berbasis fiber reinforced concrete (FRC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat alam sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan bangunan karena bersifat renewable dan biodegradable dalam pembangunan jangka panjang. Proses pembuatan dinding komposit berbasis FRC, menurut Fajriyanto (2007) mempunyai tahapan tiga tahapan. Pertama adalah persiapan matriks (Semen PC dan aditif PVA/RE), persiapan reinforcement dan filler (ijuk dan sludge) ditimbang dengan berbagai variasi. Tahap kedua adalah proses blending dimana matriks, filler dan reinforcement di campur dan di aduk hingga rata. Tahap ketiha adalah casting adalah proses pencetakan dimana pasta komposit dimasukkan dalam cetakan, diratakan, ditutup dan diberi pembebanan kemudian pengerasan normal pada suhu kamar dan diamkan 28 hari. Dalam teknologi fiber reinforced concrete (FRC), para ilmuwan telah mengembangkan material bangunan yang elastis, lebih ringan, awet, dan tidak mudah retak dengan cara mencampurkan fiber ke dalam beton. Beton hasil pengembangan tersebut sudah digunakan di Jepang, Korea, Swiss, dan Australia. Hasil pengembangan Universitas Michigan komposit memiliki kemampuan antipecah 500 kali lipat dibandingkan beton biasa, 40 persen lebih ringan dari beton biasa (Kompas, Mei 2005). 3. Metodologi Metode penelitiannya menggunakan desain penelitian eksperimen murni di laboratorium (true experimental research). Metode penelitiannya merujuk dan memodifikasi metode penelitian berbasis fiber reinforced concrete (FRC) yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya: Fajriyanto dan Firdaus, 2007; Fajriyanto dan Firdaus, 2005; Fajriyanto dan Firdaus, 2006; Firdaus et al. 2006; Prihatmaji, 2007; Prihatmaji, 2005; Prihatmaji, 2003, Prihatmaji, 2002; Agus et al. (2005); Randing (1999), Amir (1999), Randing (1995). Referensi tersebut diperlukan untuk mendukung metode dan proses penelitian yang direkayasa/dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengkaji potensi lumpur Lapindo sebagai genteng berkualitas, ringan dan ramah lingkungan (eco-friendly) berbasis fiber reinforced concrete (FRC) dengan teknologi sederhana (aplicable technology). Bahan baku lumpur lapindo yang masih basah dijemur kemudian di oven dalam suhu 60 o C untuk mempercepat proses pengeringan. Setelah kering, lumpur lapindo dilembutkan dengan peralatan Los Angeles Abrasion sampai mencapai ukuran mesh dan merupakan filler yang siap untuk dilakukan proses berikutnya (lihat gambar 1) TPL01-3

4 siap untuk dilakukan pengujian sifat mekanik, dan kimianya Alur proses pembuatan komposit berbasis FRC dapat dilihat pada gambar 1 berikut : Gambar 1. Lumpur Lapindo sebelum dan sesudah dilembutkan - MATRIKS Semen PC REINFORCEMENT DAN FILLER - Lumpur Lapindo di oven dan diseragamkan ukurannya mesh - Sabut kelapa di oven dan diseragamkan ukurannya (0,5cm-2cm) dg bobot 2 % Persiapan bahan baku sabut kelapa dilakukan dengan cara mengurai sabut kelapa kering menjadi serat-serat yang terpisah dari cocopitnya (gabus) sehingga menjadi serat-serat panjang. Serat-serat kelapa kemudian di potongpotong dengan panjang 2 5 cm dan siap menjadi coco fiber yang berfungsi sebagai tulangan mikro yang berfungsi meningkatkan karakteristik mekanik komposit. Semen yang digunakan merupakan semen jenis portland cement (PC) Uji kandungan bahan-bahan yang terdapat dalam lumpur lapindo dilakukan sebelum dilakukan proses pembuatan komposit. Tujuannya adalah untuk mengetahui komposisi logam yang terdapat dalam lumpur lapindo. Proses produksi komposit meliputi kegiatan penimbangan berat bahan baku, proses blending dan casting untuk pembentukan komposit. Berat bahan baku berupa lumpur lapindo, semen, pasir, sabut kelapa, PVA dan air ditentukan sesuai dengan desain penelitian. Komposisi dibedakan antara komposit lapindo, semen, sabut kelapa, PVA dan air. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat perbedaannya karakteristik mekaniknya. Proses blending dilakukan melalui beberapa tahapan : pertama, lumpur lapindo dan semen dicampur dalam kondisi kering. Kedua, mempersiapkan air dan PVA dengan cara dicampur dan diaduk secara merata. Ketiga, setelah semen dan lumpur tercampur secara merata dan sempurna, ditambahkan air dan dilakukan pengadukan secara merata. Terakhir, penambahan sabut kelapa pada adonan komposit dan dilakukan pengadukan secara merata. Peralatan casting dan hysprolic presser dipersiapan. Adonan komposit dituangkan dalam casting secara bertahap hingga penuh sesuai dengan berat yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan pengepresean dengan tekanan sesuai dengan desain penelitian. Hasil proses casting ini merupakan produk komposit, terlihat cukup solid, menyatu dan mempunyai ikatan yang cukup kuat. Hasil produksi komposit ini merupakan benda uji yang DITIMBANG Variasi komposisi bahan BLENDING Matriks, filler dan reinforcement di campur kondisi kering kemudian di aduk dengan air dan PVA CASTING Pasta komposit dimasukkan dalam cetakan, diratakan, ditutup dan diberi pembebanan yang bervariasi, pengerasan normal: suhu kamar, diamkan 28 hari. BENDA UJI KOMPOSIT GENTENG BERBAGAI VARIASI KOMPOSISI SEMEN DAN LUMPUR UJI AND ANALiSIs Uji dan analisis karakteristik mekanik, kimia, toksisitas, dan heavy metal leaching Gambar 1. Proses pembuatan komposit dari Lumpur Lapindo, semen (PC) dan serat kelapa 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penentuan kndungan logam berat dalam lumpur lapindo dilakukan dengan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Tujuan utama analisis ini adalah mengetahui kandungan logam berat dalam lumpur. Adapun hasil uji kandungan logam berat dalam lumpur lapindo seperti terlahat pada tabel 1. TPL01-4

5 Tabel 1. Kandungan unsur-unsur dalam Lumpur Lapindo No. Parameter Hasil Pengukuran 1 Al (ppm) 138, Ca (ppm) 1, Cr (ppm) Mn (ppm) Pb (ppm) Si (ppm) 236, Zn (ppm) As (ppb) ttd 9 Hg (ppb) ttd Ttd = tidak terdeteksi, As= 0,50 ppb; Hg=0,25 ppb. Perlakuan perbedaan tekanan pada saat pembuatan (casting) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kekuatan mekanik dari komposit lumpur lapindo apabila terjadi perbedaan tekanan. Dalam perlakuan ini sebagai variabel tetap adalah komposisi bahan dan ukuran dibanding lumpur lapindo. Komposisi bahan = 50 % lumpur lapindo : 50 % semen Ukuran lumpur lapindo = 50 mesh Hasil pengujian beban maskimal (Pmaks) dan perhitungan kuat lentur ( lt ) seperti tersebut pada Tabel 2. Berdasarkan pada tabel 2 nampak bahwa besarnya tekanan pada saat pencetakan berpengaruh terhadap kuat lentur komposit. Semakin besar tekanan pada saat casting, maka semakin rendah Pmaks yang dapat diterima benda uji, sehingga semakin besar pula kuat lentur ( lt ) komposit. Tabel 2 Kuat Lentur berdasarkan variasi beban pengempaan Tekanan/ Beban (Psi) Beban maksimal P maks (kg) Kuat Lentur ( lt ) (kg/cm 2 ) Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan kuat lentur ( lt ) maksimal dicapai pada pengepresan saat casting sebesar 2000 psi, sehingga pada komposisi ini akan digunakan sebagai variabel tetap dalam pengepresan saat casting. Perlakuan perbedaan volume air pada pembuatan komposit dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kekuatan mekanik dari komposit apabila terjadi perbedaan voleme air. Dalam perlakuan ini sebagai variabel tetap adalah tekanan (2000psi) dan komposisi dan berat bahan. Tabel 3. Kuat Lentur berdasarkan variasi volume air Volume Air (%) Beban maksimal P maks (kg) Kuat Lentur ( lt ) (kg/cm 2 ) 18,5 174,67 31, ,33 34,44 28,5 196,26 35,33 32,5 112,96 20,33 Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan kuat lentur ( lt ) maksimal dicapai pada volume air 28,5% pada saat pencampuran, sehingga pada volume air ini akan digunakan sebagai variabel tetap dalam pencampuran. Perlakuan perbedaan berat sabut kelapa dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kekuatan mekanik dari komposit. Dalam perlakuan ini sebagai variabel tetap adalah tekanan (2000psi) dan komposisi dan berat bahan. Tabel 4. Kuat Lentur berdasarkan variasi berat sabut kelapa Berat Sabut Kelapa (%) Beban maksimal P maks (kg) Kuat Lentur ( lt ) (kg/cm 2 ) ,0 113,00 20,34 Volume air berpengaruh signifikan terhadap kekuatan mekanik komposit, hal ini karena lumpur lapindo menyerap air cukup besar dibandingkan dengan komposit semen-pasir yang hanya 16 %. Namun kondisi optimal pada volume air 28,5 %. Sabut kelapa berfungsi sebagai tulangan dalam komposit dan berat sabut kelapa berpengaruh signifikan terhadap kekuatan mekanik komposit Setelah dilakukan orientasi karakteristik mekanik komposit berdasarkan pada variasi tekanan dan volume air, maka ditetapkan variabel tetap dalam pembuatan benda uji komposit. Adapun variabel tetap tersebut adalah sebagai berikut : Tekanan : 2000 psi Volume Air : 28,5 % Sabut kelapa : 2 % PVA : 0,1 % TPL01-5

6 Komposisi semen dan lumpur Komposisi semen dan lumpur dibuat variasi sedangkan variabel lain tetap, yaitu : Komposisi 1 : 1 kg semen : 1 kg lumpur Komposisi 2 : 1 kg semen : 2 kg lumpur Komposisi 3 : 1 kg semen : 3 kg lumpur Komposisi 4 : 1 kg semen : 4 kg lumpur Data hasil pengujian kuat lentur dan kuat tekan dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 Komp Ke Komp Ke Tabel 5. Hasil pengujian kuat lentur Komposisi Semen : Lumpur 1 1 : : : : 4 Uji ke Kuat Lentur ( lt) (kg/cm2) Tabel 6. Hasil pengujian kuat tekan Komposisi Semen : Lumpur 1 1= = = =4 1 Uji ke Kuat tekan ( tk) (kg/cm2) Rata-rata Kuat Lentur ( lt)(kg/cm Rata-rata Kuat Tekan ( tk) (kg/cm2) Berdasarkan data hasil pengujian pada table 5 dan table 6 diketahui bahwa semakin tinggi kandungan lumpur maka semakin rendah kuat lentur komposit serta semakin rendah kuat tekan komposit. Proses uji karakteristik kimia produk komposit yang dihasilkan dilakukan secara komprehensif terhadap kondisi tingkat keasaman (ph) dalam kondisi normal dan interaksi poduk komposit terhadap air atau kelarutannya dalam air. Pengujian kondisi keasaman produk komposit dilakukan menggunakan ph-meter dengan cara menghaluskan produk komposit yang dihasilkan kemudian dimasukkan dalam aquabides yang memiliki ph 7,00 diaduk merata. Selanjutnya ph-meter dicelupkan kedalamnya untuk mengetahui perubahan ph-nya. Hasil uji ph larutan rendaman komposit seperti tercantum pada tabel 12. Hasil pengujian ph lapindo basah sebelum dikompositkan dengan semen : 7,41 dan ph lapindo kering: 7,40. Tabel 7. Hasil Uji ph komposit Komposisi bahan komposit Uji ke ph 1 semen : 3 lumpur Rata2 ph 1 8,443 8, , ,448 Pengujian kelarutan produk komposit dalam air dilakukan dengan cara merendam produk komposit ke dalam aquades dan didiamkan selama waktu tertentu sampai produk komposit rusak/hancur. Data terhadap uji kerusakan komposit dilakukan pengamatan secara kualitatif. Uji interaksi produk komposit terhadap air menunjukkan bahwa komposit yang berkualitas transram (kedap air) Semakin banyak kandungan semen maka produk komposit semakin tahan terhadap air (transram). Pada perbandingan semen : Lumpur =1:3 mulai terjadi kerusakan komposit Gambar 2. Kelarutan komposit dalam aquades Untuk mengetahui karakteristik toksisitas komposit genteng mencakup uji dan analisis racunnya terhadap makhluk hidup yang TPL01-6

7 ada disekitarnya (metode LD 50 ). LD 50 didefinisikan sebagai dosis tunggal suatu zat yang secara statistic diharapka akan membunuh 50% hewan coba. Secara umum, dalam penetuan LD 50 digunakan tikus atau mencit. Untuk uji toksisitas komposit genteng lapindo dengan menggunakan mencit sebanyak 10 dengan prosedur seperti berikut : 1. Komposit genteng dipanasi diatas kompor gas selama 5 menit 2. Mencit yang terlebih dahulu ditimbang beratnya, dikontakkan dengan uap hasil pemanasan komposit genteng selama 5 menit 3. Mencit yang sudah diasapi diletakkan dalam rotarot selama 5 menit 4. Diamati jatuhnya mencit dari rotaropt 5. Sebagai pembanding dilakukan pengujian rotarot dengan menggunakan mencit yang tidak mendapat perlakuan apapun (kelompok kontrol negatif) dan mendapat perlakuan pengasapan dengan batubata (kelompok kontrol positif). Hasil pengujian toksisitas dengan rotarot dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Berat badan mencit (gram) No. Kontrol 1 : Tabel 9. Jumlah jatuh mencit dari rotarot Mencit tidak mendapat perlakuan apapun (Kelompok Kontrol Negatif) No Jmlh Tabel 10. Jumlah jatuh mencit dari rotarot Mencit mendapat perlakuan pengasapan dengan batu bata Kelompok kontrol Positif No Juml Tabel 4.14 Jumlah jatuh mencit dari rotarot (Kelompok komposit 1 semen : 3 lumpur) No Jml Mencit mendapat perlakuan pengasapan Berdasarkan pengujian tersebut diketahui bahwa mencit yang mendapatkan perlakuan pengasapan dengan komposit 1 semen : 3 lumpur mempunyai tingkat frekuensi jatuh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol positif maupun negatif. Hal ini menunjukkan bahwa komposit semen-lumpur mempunyai pengaruh terhadap frekuensi jatuh mencit. Namun bila dilihat dari frekuensinya, maka 40% mencit tidak jatuh, 40% mencit jatuh sebanyak 1 sampai dua kali dan hanya 10% mencit yang jatuh lebih dari 2 kali. Hal ini menunjukkan komposit belum terlalu berbahaya bila dilihat dari frekuensi jatuhnya mencit. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Dalam lumpur lapindo tidak terdeteksi adanya logam berat As dan Hg 2) Lumpur lapindo, semen, sabut kelapa dan air dapat dibuat komposit berbasis FRC yang digunakan untuk bahan bangunan. Karakteristik mekaniknya optimal dicapai pada komposisi 1 semen : 3 lumpur dengan jumlah 2% sabut kelapa. dengan kekuatan lentur sebesar 22,64 kg/cm2 dan tekan sebesar kg/cm2. 3) Karakteristik pelepasan logam berat (heavy metal leaching) dalam air dari komposit lumpur Lapindo memenuhi persyaratan air dengan kriteria air kelas IV berdasar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. 4) Karakteristik kimia komposit berbahan baku lumpur Lapindo adalah rata-rata ph = 8,446. Uji interaksi produk komposit terhadap air menunjukkan bahwa komposit yang berkualitas transram (kedap air) adalah komposit dengan komposisi semen: lumpur dengan perbandingan 1:1; 1:2; 1:3 dan 1:4. Semakin banyak kandungan semen maka produk komposit semakin tahan terhadap air (transram 5) Karakteristik toksisitas komposit berbahan baku lumpur Lapindo, diuji menggunakan metode LD 50. Hasilnya menunjukkan bahwa komposit semen-lumpur mempunyai TPL01-7

8 pengaruh terhadap frekuensi jatuh mencit. Namun bila dilihat dari frekuensi jatuhnya mencit yang hanya 10% yang jatuh lebih dari dua (2) kali, maka komposit belum terlalu berbahaya. Daftar Pustaka [1] Agus, H.S.W. et al, 2002, The Use of Natural Fibre Reinforced Composites in Building Materials, Proceedings- International Symposium; Building Research and The Sustainability of The Built Environment in The Tropics, Tarumanagara University Indonesia. P [2] Agustanto, BP Pemerintah Tidak Bisa Hentikan Semburan Lumpur Lapindo. Media Indonesia Online Minggu, 25 Maret [3] Amir, A. 1999, Penggunaan Papan Semen dengan Serat Bambu sebagai Partisi, Wahana Komunikasi Jasa Konstruksi dan Lapangan Kerja, Gelar Tekno Nusa 99 di Graha Sabha Pramana. [4] Eloni Dosen ITB Dalam Penanggulangan Lumpur Lapindo. News Portal ITB Jumat, 23 - Maret [5] Fajriyanto dan Firdaus F. (2007). Potensi Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Panel Dinding Bangunan Berbasis Fiber Reinforced Concrete (FRC). Progress Report of Foundamental Research, Pusat Sains dan Teknologi DPPM UII. [6] Fajriyanto dan Firdaus, (2006)b. Panel Dinding Partisi Dan Plafon Tahan Air Dari Komposit Sabut Kelapa (Coco Fiber) Dan Sampah Plastik (Thermoplastics). Laporan Penelitian Interdisipliner yang dibiayai oleh DPPM UII Yogyakarta. [7] Firdaus F, Widodo, dan Mutaqi A.S. (2006). Studi Awal Karakteristik Panel Komposit Berbasis Geopolimer Dari Limbah Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash), Sekam Padi, Resin Gypsum And Fibers, Semen (PC). Progress Report Penelitian yang Diseponsori oleh PT. Anindya M.I, Yogyakarta. [8] Firdaus F. dan Fajriyanto (2006)a, Komposit Sampah Plastik (thermo plastics)-sabut Kelapa (coco fiber) untuk Produksi Plafon Tahan Air (water proof) : Analisis Sifat Mekanik, Fisiko-Kimiawi dan Ketahanan Airnya. Laporan Penelitian Dosen Muda Dikti/Mendiknas. [9] Firdaus F. dan Fajriyanto (2006)b. Komposit Sampah Plastik-Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Material Utama Untuk Produksi Fiberboards. Riset Unggulan Terpadu XII yang dibiayai Menristek RI Prosiding Seminar Nasional 19 Agustus 2006 Kimia FMIPA UII. [10] Intan, A.H., Said, E.G., dan Saptono, I.T Strategi Pengembangan Industri Pengolahan Sabut Kelapa Nasional. Jurnal Manajemen dan Agrobisnis, Vol.1, No.1, Hal [11] Kompas, Sabtu 08 Mei 2005, Beton Elastis Tingkatkan Kualitas Jembatan, 05/08/ htm [12] Maclaren, Douglas C. and Mary Anne White, Cement : Its Chemistry and Properties. Journal of Chemical Education, Volume 80, no. 6, page [13] Mutaqi, A. Saifudin, (2004), Peran Teknologi Konstruksi dalam Kompetisi Pasar Properti, Prosiding Seminar Nasional Prospek dan Kendala Bisnis Properti di Indonesia, Magister teknik Sipil UII, 15 Juni [14] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, Presiden Republik Indonesia. [15] Prihatmaji Y.P., (2005), Alternatif Papan Panel Interior-Eksterior Dari Limbah Kerajinan Bambu Dan Batu. Laporan Penelitian Laboratorium Teknologi Bahan FTSP/Arsitektur UII Yogyakarta. [16] Prihatmaji Y.P., (2002), Alternatif Bahan Dinding Permiabel Untuk Daerah Tropis Lembab. Simposium Internasional on Builidng Research and the Sustainability of thebuilt Environmentin thetropics UNTAR,2002, [17] Randing, Prospek Papan Komposit Serat Tebu-Semen Sebagai Bahan Bangunan Alternatif, Laporan Penelitian Litbangkim Bandung. [18] Randing Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada Pembuatan Genteng Beton. Journal Penelitian Permukiman Vol 11-1/1995 [19] Simanungkalit P., (2004), Prospek dan Kendala Bisnis Properti di Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Prospek dan Kendala Bisnis Properti di Indonesia, Magister teknik Sipil UII, 15 Juni 2004 TPL01-8

9 [20] SNI Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Bahan Bangunan Rumah dan Gedung. 2SNI Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. [21] SNI Metode Pengujian Bakar Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. [22] Sunudyantoro Pemerintah Rumuskan Pemanfaatan Lumpur Lapindo. Tempointeraktif. Jum'at, 14 Juli [23] Taufiqur Rahman, Nurul Nanoteknologi Dapat Diterapkan Atasi Lumpur Lapindo. Pusat Penelitian Fisika, LIPI. TPL01-9

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bangunan rumah di Indonesia setiap tahun rata-rata sebesar ± 1,1 juta unit dengan pasar potensial di daerah perkotaan sebesar 40 % atau ± 440.000 unit. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik

Lebih terperinci

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun

Lebih terperinci

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK PENGARUH VARIASI UKURAN PANJANG SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BATAKO The effect of the addition of coconut fiberto compressive strength and flexural strength on brick. Sitti Hajrah

Lebih terperinci

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Arie hadiwinata, Triwulan dan Pujo Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA Sri Mulyati, Dahyunir Dahlan, Elvis Adril Laboratorium Material dan Struktur, Jurusan

Lebih terperinci

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Lebih terperinci

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK GENTENG BETON DENGAN PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA Ita Sari M Simbolon dan Mara Bangun Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman Yulizar Yusuf,

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA Dahyunir Dahlan, Sri Mulyati Laboratorium Fisika Material - Jurusan Fisika, FMIPA UNAND

Lebih terperinci

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur Endang Kasiati, Boedi Wibowo Staf Pengajar Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS en_kas @ce.its.ac.id

Lebih terperinci

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagianpersyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil disusun oleh : SULARTO NIM : D 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pembangunan infrastruktur bidang teknik sipil berkembang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut merupakan upaya memenuhi kebutuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih

Lebih terperinci

Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit

Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit Analisis Kuat Tekan Batako dengan Penambahan Serat Pelepah Kelapa Sawit ZAINURI 1*, G. YANTI 2* dan S. W. MEGASARI 3* 1,2,3 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru 28265,Indonesia *Corresponding author:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan gedung dan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Seperti kita ketahui bersama, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya jumlah individu di Indonesia serta semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BETON RINGAN LUSI KUAT, RINGAN DAN STABIL

BETON RINGAN LUSI KUAT, RINGAN DAN STABIL BETON RINGAN LUSI (BeRiSi) KUAT, RINGAN DAN STABIL Oleh: LASINO KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan 525 III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan oktober 2012 di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK Jurnal APLIKASI Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2011 Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako A.Yusuf Z 1), Estutie Maulanie 2), M. Singgih P. 3), Lukman 4) 1,2,3)Staft

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Laboratorium Bahan, Struktur, dan Konstruksi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Laboratorium Bahan, Struktur, dan Konstruksi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Pengaruh Metode Perawatan ( and Curing) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur dengan Perkuatan Serat Baja, Serat Sintetik, dan Serat Alami Nasruddin, Victor Sampebulu, Pratiwi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M) PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M) Setiyo Daru Cahyono 1 dan Rosyid Kholilur Rohman 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu 79 Madiun Email: cahyono.ds@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada struktur bangunan saat ini. Penggunaan beton sangat mudah dijumpai dalam setiap kegiatan pembangunan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF DIMAS P. DIBIANTARA 3110.105.020 Dosen Konsultasi: Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST.,MT.

Lebih terperinci

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN AGREGAT KASAR BATU

Lebih terperinci

PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON

PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Serjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika Diajukan Oleh : ALIMASKUR 07 135 078 Kepada JURUSAN FISIKA

Lebih terperinci

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI Arnold Phengkarsa 1, Hendra S. Wibawa 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Beton menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin berkembang pesat memacu peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan, untuk itu harus senantiasa diimbangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *)   ABSTRAK PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena

Lebih terperinci

UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)

UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1) 69 UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT Ninik Paryati 1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 e-mail: nparyati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, baik dalam bidang rekayasa struktur, manajemen, maupun teknologi bahan.beton

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 21 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir 70% material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sedang dalam proses peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah pembangunan secara terus-menerus.

Lebih terperinci

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

Sukolilo Surabaya, Telp ,   ABSTRAK LUMPUR SIDOARJO BAKAR, FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN KAPUR (Ca(OH) 2 ) UNTUK CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG Boby Dean Pahlevi 1, Triwulan 2, Januarti

Lebih terperinci

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate) Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate) Pratikto Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru - UI Depok 16425 Abstract Konstruksi bangunan umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN Simposium Nasional RAPI XIII - FT UMS ISSN 42-962 PENGARUH PENAMBAHAN SEKAM PADI PADA CAMPURAN BETON RINGAN NON STRUKTURAL TERHADAP NILAI PENYERAPAN DAN NILAI KUAT TEKAN BETON CAMPURAN SEMEN, KULIT KOPI,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan November 2012 di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik. Ada tiga type pembakaran batubara pada industri listrik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan di bidang struktur mengalami pertumbuhan pengetahuan dan teknologi sangat pesat yang menyebabkan adanya pembangunan konstruksi yang berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Perkembangan industri bahan bangunan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan yang senantiasa dilaksanakan berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan atau gedung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung, jembatan, jalan, bendungan menggunakan beton. Pada bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi di samping kayu dan

Lebih terperinci

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil diajukan oleh : BAMBANG

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur

Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur SNI 06-6867-2002 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi abu terbang dan pozolan lainnya untuk digunakan dengan kapur ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional SNI 06-6867-2002 Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, struktur bangunan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan material baku kayu untuk produk-produk seni, seperti ukiran kayu selalu tinggi. Hal ini memicu penggunaan kayu tropis yang tinggi, padahal banyak pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama. Dengan banyaknya gedung gedung yang dibangun maka sangat

BAB I PENDAHULUAN. lama. Dengan banyaknya gedung gedung yang dibangun maka sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai pelindung rangka atap atau secara keseluruhan terhadap pengaruh cuaca seperti panas, hujan, angin. Adapun persyaratan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA Yusuf Amran,Rivan Rinaldi Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai bahan konstruksi bangunan atau furnitur terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara

Lebih terperinci

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri. BAB.I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri. Bentuk limbah pada dasarnya cair atau padat yang jumlahnya cukup besar tergantung pada

Lebih terperinci

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam The 6 th University Research Colloquium 2017 Analisa Kuat Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam Eksi Widyananto 1*, Nurmansyah Alami 2, Yulis Setyani 3 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil/Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA Marsianus Danasi 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.Babarsari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pelaksanaan pembuatan benda uji dan pengujian genteng beton serat dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto,

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Krisno Phoanajaya 1, Djwantoro Hardjito 2,Antoni 3 ABSTRAK : Lumpur Sidoarjo adalah material yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUANb A. Latar Belakang Permasalahan Dalam Perkembangan teknologi dan kemajuan industri saat ini yang sangat pesat memacu peningkatan pembangunan dari segala sektor kehidupan. Dan ini berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Beton merupakan material struktur yang sudah sangat dikenal dan telah digunakan secara luas oleh manusia dalam membuat struktur bangunan. Dalam ilmu geologi,

Lebih terperinci

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh : Armeyn Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Penggunaan air untuk campuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sejak dulu dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi di sisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil olahan sesuai dengan SNI 03-6820-2002. Riyadi (2013) pada penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR 66 PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR (Jamizar *, Iskandar G. Rani **, Prima Yane Putri *** Email: Jamizar.civil07@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Batako semen atau batako pres merupakan batako yang dibuat dari campuran semen, pasir atau dapat juga diberi bahan tambah seperti abu batu dan bahan lainya. Ada yang dibuat secara

Lebih terperinci

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata *) Rofikatul Karimah *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 Karimah@umm.ac.id

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada

Lebih terperinci

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka semakin bertambah pula kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai dinding dalam sebuah konstruksi. Batako terbuat dari campuran antara semen, pasir dan air yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia melakukan beberapa pembangunan di segala bidang, khususnya dalam bidang konstruksi. Pembangunan di bidang konstruksi

Lebih terperinci

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK

Masyita Dewi Koraia ABSTRAK PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 9, No. 2, September 2013 ISSN : 1907-69 PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DALAM CAMPURAN BETON SEBAGAI SUBSITUSI SEMEN DITINJAU DARI UMUR DAN KUAT TEKAN Masyita Dewi Koraia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekam padi mempunyai beberapa keunggulan seperti kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain. Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi semua makhluk hidup. Pada dasarnya air memegang peranan penting dalam proses fotosintesis, respirasi maupun

Lebih terperinci