PENGARUH UKURAN ZEOLITE TERHADAP PENYERAPAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA ALIRAN BIOGAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH UKURAN ZEOLITE TERHADAP PENYERAPAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA ALIRAN BIOGAS"

Transkripsi

1 PENGARUH UKURAN ZEOLITE TERHADAP PENYERAPAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA ALIRAN BIOGAS Effect of Zeolite Size during Carbondioxide (CO 2 ) Adsorption in Biogas Flow Ahmad Yamliha, Bambang Dwi Argo*, Wahyunanto Agung Nugroho. Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang *Penulis Korespondensi, dwiargo@ub.ac.id ABSTRAK Gas karbondioksida yang terdapat di dalam kandungan biogas berpengaruh terhadap menurunnya nilai kalor pada saat proses pembakaran, sehingga diperlukan proses lanjutan untuk memisahkan kandungan gas tersebut. Salah satu bahan adsorbent yang dapat digunakan untuk mengurangi kandungan gas karbondioksida adalah zeolite. Perbedaan ukuran zeolite dapat mempengaruhi hasil persentase penyerapan kandungan gas karbondioksida pada biogas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi ukuran zeolite untuk menurunkan kandungan CO 2 dalam aliran biogas dan efektifitas zeolite untuk menurunkan kandungan CO 2 dalam aliran biogas. Pada penelitian ini zeolite yang digunakan berukuran 5 mesh, 16 mesh, 60 mesh. Untuk mengoptimalkan proses adsorpsi zeolite maka perlu dilakukan proses aktivasi terlebih dahulu, Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan pada selang waktu yang berbeda yaitu 0, 15, 30, 45 dan 60 menit. Hasil analisa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan rata-rata penurunan kandungan CO 2 yang terbesar terjadi pada zeolite berpartikel ukuran 60 mesh yaitu sebesar 3.80 %, pada partikel 16 mesh sebesar 2.28 %,sedangkan berpartikel 5 mesh yaitu sebesar 2.02 %. Sedangkan efektifitas penyerapan CO 2 oleh zeolite berpartikel 60 mesh yaitu sebesar 76.8 %, pada 16 mesh sebesar 46.1 %, sedangkan partikel 5 mesh effektitasnya sebesar 40.5 %,hal ini menunjukkan penggunaan zeolite berpartikel 60 mesh lebih effektif dan optimal bila dibandingkan dengan zeolite berpartikel 5 mesh dan 16 mesh,sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran partikel zeolite mempunyai luas permukaannya semakin besar maka diperoleh daya serap (adsobansi) pada zeolite yang berfungsi untuk menurunkan kandungan CO 2 dalam aliran biogas. Kata Kunci: Biogas, Zeolite, CO 2, Adsorbent. ABSTRACT Carbon dioxide contained within the biogas effect on decreasing calorific value of biogas during the combustion process, so that, it is necessary for further process to purify the gas. One of the adsorbent materials that can be used to reduce the content of carbon dioxide of the native biogas is zeolite. Differences in the particle size of zeolite may affect the percentage of absorption of carbon dioxide content of native biogas. The aim of present study was to determine the effect of variations in the particle size of zeolite to reduce the CO 2 content in the biogas flow and determine the effectiveness of zeolite to reduce the CO 2 content in the biogas stream. In this study, 5, 16 and 60 mesh of zeolite was used as adsorbent. In order to optimize the zeolite adsorption process, zeolite was activated by thermo-chemical reaction. The adsorption process was conducted with 0, 15, 30, 45 and 60 min of retention time. Results indicates an average reduction of CO 2 content is greatest in the 60 mesh zeolite with 3.80%, while 2.28% and 2.02% for respective 16 and 5 mesh. The effectiveness of CO 2 adsorption by 60 mesh zeolite was 76.8%, while 46.1% and 40.5% for respective 16 and 5 mesh. It concludes that smaller particle of adsorbent imply more effective and optimal when compared with other particle size. Keyword: Biogas, Zeolite, CO 2, Adsorbent. PENDAHULUAN Pada saat ini sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil yang mempunyai sifat unrenewable (yang tidak dapat diperbahurui) makin berkurang persediaannya dan harga bahan bakar tersebut semakin mahal. Diperlukan energi alternatif yang bersifat renewable (dapat diperbaharui) untuk menggantikan bahan bakar fosil. Salah satu sumber renewable energy yang bisa membantu tersedianya 67

2 bahan bakar selain bahan bakar minyak dan gas adalah biogas. Bahan biogas dapat diperoleh dari limbah pertanian yang basah, kotoran hewan (manure), kotoran manusia dan campurannya. Kotoran hewan seperti kerbau, sapi, babi dan ayam telah diteliti untuk diproses dalam alat penghasil biogas dan hasil yang diperoleh memuaskan (Nurtjahya, 2003). Biogas adalah gas produk akhir pencernaan atau degradasi anaerobik bahan organik oleh bakteribakteri anaerobik dalam lingkungan bebas oksigen atau udara. Komposisi biogas yang dihasilkan dari fermentasi tersebut terbesar adalah gas Methan (CH 4 ) sekitar 54-70% serta gas karbondioksida (CO 2 ) sekitar 27-45%. Usaha untuk mengurangi CO 2 pada biogas diduga akan meningkatkan kualitas pembakaran dan kalori biogas (Nurhasanah dkk, 2008). Salah satu bahan adsorbent yang dapat mengurangi CO 2 pada biogas yaitu zeolite. Zeolite adalah adsorbent yang unik, karena memiliki ukuran pori yang sangat kecil dan seragam jika dibandingkan dengan adsorbent yang lain seperti karbon aktif dan silikagel, sehingga zeolite hanya mampu menyerap molekul-molekul yang berdiameter sama atau lebih kecil dari diameter celah rongga,sedangkan molekul yang diameternya lebih besar dari pori zeolite akan tertahan dan hanya melintasi antar partikel Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolite terisi oleh molekul air yang berada disekitar kation. Bila zeolite dipanaskan maka air tersebut akan keluar. Zeolite yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan (Khairinal, 2000). Menurut (Weitkamp dan Puppe, 1999), zeolite memiliki kemampuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen terutama jenis mordenit. Struktur zeolite juga dapat melakukan adsorpsi dan absorbsi terhadap senyawa H 2 O, CO 2, SO 2, H 2 S (Weitkamp dan Puppe, 1999), dengan kemampuan penyerapan zeolite terhadap gas gas tersebut sampai 25 % (Sutarti dan Rachmawati, 1994). Zeolite memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemurnian biogas karena mampu menyerap semua gas pengotor utama yaitu uap air, CO 2 dan H 2 S, namun tidak menyerap gas utama yang ingin dimurnikan yaitu CH 4 (Wahono, 2008). METODE PENELITIAN Alat dan Bahan. Bahan yang digunakan meliputi pipa PVC 4 inci, pipa PVC 0,5 inci, lem pipa, selotif, biogas, kayu, larutan HCl, sedangkan peralatan yang digunakan adalah gergaji, kran, timbangan digital, kantong plastik. Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Surachmad (1975) metode eksperimen yaitu mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktorfaktor penyebab dan faktor-faktor akibat. Prosedur penelitian meliputi tahap perencanaan dan pembuatan alat, pengujian alat, proses aktivasi zeolite, analisa penelitian, dan analisa data Pengujian alat Bahan yang digunakan adalah zeolite berukuran 5 mesh, 16 mesh dan 60 mesh sebanyak 1 kg tiap percobaan. Pengambilan data dilakukan dalam lima tahapan yaitu: 0, 15, 30, 45, 60 menit. Pengujian alat meliputi pengujian debit biogas masuk dan pengujian efektifitas penyerapan CO 2 dengan zeolite. Desain Alat Penelitian Desain alat penelitian seperti terlihat pada Gambar 1. Alat berupa tabung berdiatemer 4 inchi panjang 30 cm. Pada tabung dilengkapi 2 lubang untuk pengeluaran dan pemasukkan gas. Pada kran pemasukkan ditempatkan manometer yang berfungsi untuk memonitor tekanan. 68

3 Gambar 1. Desain Alat Penelitian Debit aliran biogas yang masuk pada alat penyerapan dihitung dengan menggunakan persamaan: Q = γav Dimana Q : debit udara (m 2 /s) A : luas penampang (m 2 ) : Bobot spesifik (kg/m 3 ) V : kecepatan rata-rata pada suatu penampang (m/s 2 ) Kandungan CO 2 pada sampel biogas reaksi dapat diketahui dengan menggunakan Gas Analyzer. Efektifitas penyerapan CO2 oleh zeolite didapatkan melalui persamaan: HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengambilan data dilakukan dengan tiga perlakukan yang berbeda, perlakukan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk ukuran bahan zeolite, yaitu 5 mesh, 16 mesh, 60 mesh. Pengukuran kecepatan aliran biogas menggunakan manometer sederhana. Pengambilan sampel biogas tiap partikel zeolite dalam penelitian ini dilakukan 5 tahap yaitu pada tahap awal sebelum pemurnian, menit ke 15, menit ke 30, menit ke 45, menit ke 60. Interval waktu pengambilan sampel biogas dalam penelitian ini selama 60 menit dengan jarak 15 menit tiap pengambilan sampel biogas dikarenakan untuk mengetahui kemampuan daya serap adsorbent, karena berdasarkan penelitian sebelumnya interval pengambilan sampel menggunakan jarak 15 menit. Pada penelitian ini berat zeolite yang digunakan setiap partikelnya adalah 1 kg tiap perlakuan. Sebelum penelitian zeolite terlebih dahulu diaktivasi dengan cara dipanaskan dan direndam menggunakan 1 ml Hcl selama 24 jam. 69

4 Kandungan Karbondioksida (CO 2 ) Pada penelitian ini sampel biogas dilakukan analisa dengan menggunakan Gas Analyzer untuk mengetahui kandungan CO 2. Alat ini dapat menganalisa secara langsung kandungan yang terdapat sampel biogas tersebut dengan hasil analisa adalah persentase volume (% volume). Terdapat kelemahan penggunaan sensor pada gas analyzer ini yaitu kemampuan membaca kandungan gas CO 2 maksimal 20 %. Cara kerja alat ini adalah dengan meletakkan sampel biogas yang ditampung menggunakan plastik berperekat untuk mengurangi kebocoran agar pada saat akan dianalisa. Penelitian ini kecepatan aliran biogas dibuat agar tetap konstan menggunakan manometer. Pada saluran masuk alat penyerapan ada kran pembuka yang fungsi untuk mengatur kecepatan aliran jika terjadi penurunan tekanan. Hasil dari proses pemurnian kandungan CO 2 pada penelitian ini tertera pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik Penurunan Kandungan CO 2 Pada Proses Pemurnian. Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kandungan CO 2 pada masing-masing partikel zeolite. Pada zeolite berpartikel 5 mesh terjadi penurunan kandungan CO 2 pada sampel biogas sebesar 1.38 % dari kandungan CO 2 sebelum pemurnian ke menit 15, sedangkan dari menit 15 ke menit 30 terjadi penurunan kandungan CO 2 sebesar 1.95 %, kemudian kandungan CO 2 dari menit 30 sampai menit ke 45 mengalami penurunan lagi sebesar 2.55 %, dan pada menit 45 ke menit 60 terjadi lagi penurunan kandungan CO 2 sebesar 2.21 %. Pada zeolite berpartikel 16 mesh terjadi penurunan kandungan CO 2 pada sampel biogas sebesar 1.81 % dari kandungan CO 2 sebelum pemurnian ke menit 15, sedangkan dari menit 15 ke menit 30 terjadi kenaikkan kandungan CO 2 sebesar 0.43 % dikarenakan volume sampel gas mengempes sehingga pada saat pengujian sensor Gas Analyzer belum sampai konstan gas telah habis, kemudian kandungan CO 2 dari menit 30 sampai menit ke 45 mengalami penurunan lagi sebesar 4.05 %, dan pada menit 45 ke menit 60 terjadi lagi penurunan kandungan CO 2 sebesar 2.83 %. Pada zeolite berpartikel 60 mesh terjadi penurunan kandungan CO 2 pada sampel biogas sebesar 2.42 % dari kandungan CO 2 sebelum pemurnian ke menit 15, sedangkan dari menit 15 ke menit 30 terjadi penurunan kandungan CO 2 sebesar 3.73 %, kemudian kandungan CO 2 dari menit 30 sampai menit ke 45 mengalami penurunan lagi sebesar 3.29 %, dan pada menit 45 ke menit 60 terjadi lagi penurunan kandungan CO 2 sebesar 5.76 %. Rata-rata penurunan kandungan CO 2 penelitian ini pada zeolite berpartikel 5 mesh yaitu sebesar 2.02 %, sedangkan zeolite berpartikel 16 mesh yaitu sebesar 2.28 %, dan untuk zeolite berpartikel 60 mesh yaitu sebesar 3.80 %. Analisa statistik (ANOVA) yang dilakukan pada data penurunan kanduungan CO 2 menunjukkan bahwa interaksi antara faktor perlakuan taraf ukuran zeolite (M) dan faktor perlakuan waktu (T) berpengaruh nyata pada penyerapan kandungan CO 2 dalam aliran biogas (f hitung>0,05). Hasil yang sama terjadi pada faktor perlakuan tunggal berupa perlakuan taraf ukuran zeolite (M) yang berpengaruh nyata pada penyerapan kandungan CO 2 dalam aliran biogas (f hitung>0,05). Hasil yang sama tampak pada faktor perlakuan waktu (T) yang berpengaruh nyata pada penyerapan kandungan CO 2 dalam aliran biogas (f hitung>0,05). Data penelitian diatas selama proses pemurnian kandungan CO 2 dapat dilihat bahwa zeolite dapat mengurangi kandungan CO 2 yang cukup bagus,hal ini dikarenakan pada saat penelitian zeolite sebelumnya mengalami proses aktivasi terlebih dahulu. Aktivasi zeolite diperlukan karena pada zeolite alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di permukaan seperti Al 2 O 3, SiO 2, CaO, MgO, Na 2 O, K 2 O dapat menutupi pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas 70

5 adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut (Weitkamp dan Puppe, 1999). Proses aktivasi dalam penelitian ini menggunakan cara kimia dengan larutan asam (Hcl) yang berfungsi membersihkan permukaan pori, membuang pengotor, dan mengatur kembali letak atom yang dipertukarkan sehingga pori-pori didalam zeolite adsorbent semakin bersih dan mengakibatkan penyerapan kandungan gas CO 2 pada biogas semakin besar. Aktivasi asam menyebabkan terjadinya dekationisasi yang menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolite karena berkurangnya pengotor yang menutupi pori - pori zeolite. Penelitian ini zeolit berpartikel 60 mesh dapat menurunkan kandungan CO 2 terbesar di bandingkan dengan zeolite berpartikel 5 mesh dan 16 mesh disebabkan ukurannya yang kecil sehingga mempunyai daya serap yang tinggi. Penurunan kandungan CO 2 pada biogas dapat terjadi disebabkan oleh proses penyerapan gas CO 2 yang diserap ke dalam rongga-rongga zeolite. Gas CO 2 yang terserap tersebut akan diuraikan menjadi satu atom C dan dua atom O. Atom C akan tetap terperangkap di rongga-rongga zeolite sedangkan atom O akan diteruskan. Menurut IUPAC (1997), penyebab terjadinya penyerapan gas CO 2 ada 3 macam, yaitu akibat reaksi termal, elektrolisis, dan adsorbent. Zeolite memiliki sifat yaitu sebagai adsorbent sehingga proses penyerapan CO 2 dapat terjadi. Berikut ini adalah reaksi penguraian gas CO 2 menjadi gas CO dan O 2 : 2CO 2 2CO+ O 2. Zeolite memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemurnian biogas karena mampu menyerap semua gas pengotor utama yaitu uap air, CO 2 dan H 2 S, namun tidak menyerap gas utama yang ingin dimurnikan yaitu CH 4 (Wahono, 2008). Dan kemampuan penyerapan zeolite terhadap gas - gas tersebut sampai 25 % (Sutarti dan Rachmawati, 1994). Efektifitas Zeolite Efektifitas dalam penelitian ini di gunakan bertujuan untuk mengetahui hubungan keberhasilan zeolite sebagai adsorbent dalam menyerap kandungan CO 2 yang terdapat dalam biogas menggunakan partikel yang berbeda-beda dengan target yang dicapai, sedangkan untuk target dengan mengasumsikan bahwa kandungan CO 2 yang ingin dihilangkan adalah sebesar 100 %. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah didapatkan nilai efektifitas tertera pada Tabel1. Tabel 1. Efektifitas Penyerapan CO 2 Menggunakan Zeolite. Partikel Zeolite Efektivitas (%) 5 Mesh 40.5 % 16 Mesh 46.1 % 60 Mesh 76.8 % Data dari tabel diketahui bahwa zeolite berpartikel 60 mesh mempunyai efektifitas yang lebih besar dibandingkan dengan zeolite berpartikel 5 mesh dan 16 mesh. Zeolite berpartikel 60 mesh memiliki luas permukaan yang lebih besar di karenakan mempunyai ukuran yang kecil sehingga saat kontak biogas dapat menyerap kandungan CO 2 lebih optimal. Data tersebut dapat disimpulkan semakin kecil ukuran mempunyai luas permukaan lebih besar, sehingga penyerapan lebih efektif. Menurut Yuliusman dkk, 2010 bahwa zeolit dengan ukuran 50 μm mempunyai kemampuan menyerap gas CO relatif lebih banyak dibandingkan dengan zeolit ukuran 100 μm dan 150 μm,hal ini dikarenakan ukuran partikel yang lebih kecil memiliki luas kontak yang lebih besar, sehingga dapat mengadsorpsi CO lebih banyak dibandingkan dengan ukuran partikel yang lebih besar. Karena laju adsorpsi sebanding dengan luas kontak adsorbent, semakin besar luas kontak adsorben maka laju adsorpsi juga akan semakin besar. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat dirata-rata bahwa penurunan kandungan CO 2 terbesar terjadi pada zeolite berpartikel 60 mesh yaitu sebesar 3.80 %. Pada partikel 16 sebesar 2.28 %,sedangkan berpartikel 5 mesh yaitu sebesar 2.02 % dan penyerapan kandungan CO 2 pada zeolite berpartikel 60 mesh mempunyai efektifitas lebih optimal dibandingkan zeolite berpartikel 5 mesh dan 16 mesh dikarenakan ukuran partikelnya lebih kecil mempunyai luas permukaan besar,sehingga daya serap lebih besar. DAFTAR PUSTAKA IUPAC Compendium Chemical Terminology; wiki/chemical_decomposition;diakses tanggal 11 november Khairinal, Trisunaryanti, W Dealuminasi Zeolit Alam Wonosari dengan Perlakuan asam dan Proses Hidrotermal. Prosiding Seminar Nasional Kimia VIII. Yogyakarta. 71

6 Nurhasanah, Ana. Teguh Wikan Widodo, Ahmad Asari, dan Elita Rahmarestia Perkembangan Digester Biogas Di Indonesia (Studi Kasus di Jawa Barat dan Jawa Tengah). ntb.litbang.deptan.go.id/2006/np/perkembangandigester.doc. Nurtjahya, Eddy, Sientje D. Rumetor, Jerry F. Salamena, Elvia Hernawan, Sri Darwati Sri dan Murni Soenarno Pemanfaatan Limbah Ternak Ruminansia untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor. Surachmad, W Dasar Dan Tehnik Research Pengant Metodologi Ilmiah. CV Tarsito. Badung. Halaman Sutarti, M dan Rachmawati Zeolit Tinjauan Literatur. Pusat Dokumentasi dan Informasi LIPI. Jakarta. Wahono, Satriyo Krido Kajian: Pemanfaatan Zeolit Lokal Gunungkidul Yogyakarta untuk Optimasi Sistem Biogas, Prosdiding Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2008, ISSN , Teknik Kimia FTI ITS Surabaya. Weitkamp, J. dan L. Puppe, 1999.Catalysis and Zeolites Fundamentals and Applications. Springer- Verlag Berlin Heidelberg, Jerman. Yuliusman, Widodo WP, Yulianto SN, Yuda P Preparasi Zeolit Alam Lampung Dengan Larutan Hf, HCl Dan Kalsinasi Untuk Adsorpsi Gas CO. Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. ISSN: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 72

Pemurnian Biogas dengan Sistem Pengembunan dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media

Pemurnian Biogas dengan Sistem Pengembunan dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media Pemurnian Biogas dengan Sistem Pengembunan dan Penyaringan Menggunakan Beberapa Bahan Media Ginanjar Eko Prayugi*, Sumardi Hadi Sumarlan, Rini Yulianingsih Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Jl. Kalimantan 37 Jember ABSTRACT

Jl. Kalimantan 37 Jember ABSTRACT PENURUNAN KADAR CO 2 PADA BIOGAS DENGAN ABSORBSI NaOH TERHADAP KECEPATAN RAMBAT API As adi GA 1, Nasrul Ilminnafik 2, Ahmad Syuhri 2 1 Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI i DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan bakar utama berbasis energi fosil menjadi semakin mahal dan langka. Mengacu pada kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi secara global sekarang disebabkan oleh ketimpangan antara konsumsi dan sumber energi yang tersedia. Sumber energi fosil yang semakin langka

Lebih terperinci

Aktivasi Zeolit Alam Lampung sebagai Adsorben Karbon Monoksida Asap Kebakaran

Aktivasi Zeolit Alam Lampung sebagai Adsorben Karbon Monoksida Asap Kebakaran Aktivasi Zeolit Alam Lampung sebagai Adsorben Karbon Monoksida Asap Kebakaran Yuliusman Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : usman@che.ui.ac.id, yuliusman@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi dewasa ini semakin meningkat. Segala aspek kehidupan dengan berkembangnya teknologi membutuhkan energi yang terus-menerus. Energi yang saat ini sering

Lebih terperinci

PERFORMANSI PURIFIKASI BIOGAS DENGAN KOH BASED ABSORBENT

PERFORMANSI PURIFIKASI BIOGAS DENGAN KOH BASED ABSORBENT PERFORMANSI PURIFIKASI BIOGAS DENGAN KOH BASED ABSORBENT Dadang Hermawan, Nurkholis Hamidi, Mega Nur Sasongko Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang, MT Haryono 17, Malang 5145, Indonesia Phone : +2-341-587710,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi tiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan ketersediaan akan sumber

Lebih terperinci

MODIFIKASI ZEOLIT MELALUI INTERAKSI DENGAN Fe(OH) 3 UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TUKAR ANION. Syafii, F; Sugiarti, S; Charlena.

MODIFIKASI ZEOLIT MELALUI INTERAKSI DENGAN Fe(OH) 3 UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TUKAR ANION. Syafii, F; Sugiarti, S; Charlena. MODIFIKASI ZEOLIT MELALUI INTERAKSI DENGAN Fe(OH) 3 UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TUKAR ANION Syafii, F; Sugiarti, S; Charlena Departemen Kimia, FMIPA Institut Pertanian Bogor Abstrak Aktivasi zeolit pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Kandungan CO 2 Sebelum dan Sesudah Pemurnian Perbedaan Kandungan CO 2 melalui Indikator Warna Pengambilan contoh biogas yang dianalisis secara kuantitatif sehingga didapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI ADSORBEN CAMPURAN (ZEOLIT-SEMEN PUTIH) DAN WAKTU ADSORPSI PRODUK GAS METANA TERHADAP KUALITAS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGARUH KOMPOSISI ADSORBEN CAMPURAN (ZEOLIT-SEMEN PUTIH) DAN WAKTU ADSORPSI PRODUK GAS METANA TERHADAP KUALITAS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGARUH KOMPOSISI ADSORBEN CAMPURAN (ZEOLIT-SEMEN PUTIH) DAN WAKTU ADSORPSI PRODUK GAS METANA TERHADAP KUALITAS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Abdullah Saleh 1), Dede Anugrah Permana 2), Riky Yuliandita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia dewasa ini membutuhkan solusi yang tepat, terbukti dengan dikeluarkannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi di dunia terus berjalan seiring dengan timbulnya masalah yang semakin kompleks diberbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang

Lebih terperinci

Pemurnian Biogas untuk meningkatkan Nilai Kalor melalui Adsorpsi Dua Tahap Susunan Seri dengan Media Karbon Aktif

Pemurnian Biogas untuk meningkatkan Nilai Kalor melalui Adsorpsi Dua Tahap Susunan Seri dengan Media Karbon Aktif Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 185-196 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Pemurnian Biogas untuk meningkatkan Nilai Kalor melalui Adsorpsi Dua Tahap Susunan Seri dengan

Lebih terperinci

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI THE DEVELOPMENT OF BIODIGESTER WITH A CAPACITY OF 200 LITRES FOR THE MANUFACTURE OF BIOGAS FROM MANURE Oleh

Lebih terperinci

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013 Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pipa PVC 3 Digunakan sebagai tempat atau wadah spesimen

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Diethylene Glycol

Pengaruh Penambahan Diethylene Glycol Pengaruh Penambahan Diethylene Glycol Terhadap Gas Hasil Fermentasi Limbah Peternakan Sapi Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY Nur Suhascaryo 1 *, Hongki Budi Prasetyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Fakultas Peternakan IPB untuk pembuatan alat dan pembuatan pelet pemurni. Contoh biogas yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, energi menjadi persoalan yang krusial di dunia, dimana peningkatan permintaan akan energi yang berbanding lurus dengan pertumbuhan populasi

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI Oleh : DENNY PRASETYO 0631010068 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI) PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI) Rizky Rachman 1,a, Novi Caroko 1,b, Wahyudi 1,c Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENURUNAN KADAR CO 2 DAN H 2 S PADA BIOGAS DENGAN METODE ADSORPSI MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM Anggreini Fajar PL, Wirakartika M, S.R.Juliastuti, dan Nuniek

Lebih terperinci

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan pada proses pembakaran. Udara mengandung banyak gas seperti nitrogen, oksigen, hydrogen, uap air, karbon dioksida,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia dengan jumlah produksi pada tahun 2013 yaitu sebesar 27.746.125 ton dengan luas lahan

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH Paramita Dewi Sukmawati* * Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Sains Terapan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Lebih terperinci

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015

Seminar Nasional Sains & Teknologi VI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung 3 November 2015 PENGARUH AKTIVASI FISIKA TERHADAP ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN GAS CO2 DARI BIOGAS Sri Ismiyati Damayanti 1), Simparmin Br Ginting 1), Nur Khasanah 1), Octe Via Devi 1) dan Yoannika Suci Aufa 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi.

Lebih terperinci

Purifikasi Biogas Sistem Kontinyu Menggunakan Zeolit

Purifikasi Biogas Sistem Kontinyu Menggunakan Zeolit Purifikasi Biogas Sistem Kontinyu Menggunakan Zeolit Sugiarto, Tjuk Oerbandono, Denny Widhiyanuriyawan, Faruq Syah Permana Putra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV HASIL PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT 41 Proses Perancangan Alat 411 Massa Biogas (ṁbiogas) Berdasarkan koefisien kelarutan CO 2 dalam air (k) pada Gambar 27 bahwa pada suhu atmosfer

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS PENGOTOR CO2 DENGAN MENGGUNAKAN BUTIRAN PADAT KALSIUM HIDROKSIDA. Oleh: I MADE RAI DWIJA ANTARA

SKRIPSI PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS PENGOTOR CO2 DENGAN MENGGUNAKAN BUTIRAN PADAT KALSIUM HIDROKSIDA. Oleh: I MADE RAI DWIJA ANTARA SKRIPSI PEMURNIAN BIOGAS DARI GAS PENGOTOR CO2 DENGAN MENGGUNAKAN BUTIRAN PADAT KALSIUM HIDROKSIDA Oleh: I MADE RAI DWIJA ANTARA 1104305031 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penyerap Karbon dioksida (CO 2 ) Pada Aliran Biogas Dengan Menggunakan Larutan Ca(OH) 2

Rancang Bangun Sistem Penyerap Karbon dioksida (CO 2 ) Pada Aliran Biogas Dengan Menggunakan Larutan Ca(OH) 2 Rancang Bangun Sistem Penyerap Karbon dioksida (CO 2 ) Pada Aliran Biogas Dengan Menggunakan Larutan Ca(OH) 2 Aris Prasetya Masyhuri*, Ary Mustofa Ahmad, Gunomo Djojowasito Jurusan Keteknikan Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga

Lebih terperinci

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas Wawan Trisnadi Putra 1, *, Fadelan 2, Munaji 3 1 Konversi Energi Teknik Mesin, Jl. Budi Utomo 10 Ponorogo 2 Rekayasa Material Teknik Mesin,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Bahan Bakar Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Zeolit Alam

Peningkatan Kualitas Bahan Bakar Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Zeolit Alam Peningkatan Kualitas Bahan Bakar Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Zeolit Alam Nurkholis Hamidi, ING. Wardana, Denny Widhiyanuriyawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si BIODIGESTER PORTABLE SKALA KELUARGA UNTUK MENGHASILKAN GAS BIO SEBAGAI SUMBER ENERGI Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF DARI BAMBU TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI ABSORBSI PADA PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM

PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF DARI BAMBU TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI ABSORBSI PADA PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM Pengaruh Bentuk (Powder, (Aldian Nindya) 29 PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF DARI BAMBU TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI ABSORBSI PADA PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM THE INFLUENCE

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Tempurung Kelapa

Pengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Tempurung Kelapa 159 NATURAL B, Vol. 2, No. 2, Oktober 2013 Pengaruh Suhu Reaksi Reduksi Terhadap Pemurnian Karbon Berbahan Dasar Marsi Bani 1)*, Djoko H Santjojo 2), Masruroh 2) 1) Program Studi Magister Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berikut adalah tabel hasil penelitian mengenai Biogas dengan menggunakan bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar minyak pada saat ini, sudah menjadi kebutuhan pokok oleh warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupan ekonomi. Kebutuhan akan bahan bakar minyak

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu

Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Mesin Fakultas Teknik Oleh: FERI

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) PENDAHULUAN Makin mahal dan langkanya BBM, menyebabkan makin tingginya kebutuhan hidup peternak.

Lebih terperinci

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran Bintang Rizqi Prasetyo 1), C. Rangkuti 2) 1). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: iam_tyo11@yahoo.com 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2010. Tempat Penelitian di Rumah Sakit PMI Kota Bogor, Jawa Barat. 3.2. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1*, Sariadi 2, Zahra Fona 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia,

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi Arang sekam yang telah diaktivasi disebut arang aktif. Arang aktif yang diperoleh memiliki ukuran seragam (210 µm) setelah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan ini didorong oleh perkembangan pengetahuan manusia, karena dari waktu ke waktu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahanbahan yang dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sangat subur tanahnya. Pohon sawit dan kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR MODUL: PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR I. DESKRIPSI SINGKAT S aat ini isu lingkungan sudah menjadi isu nasional bahkan internasional, dan hal-hal terkait lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kerangka Teori Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan Limbah Cair Industri Tahu Bahan Organik C/N COD BOD Digester Anaerobik

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENELITIAN. Tabel 12. Data Harian Digester No.

LAMPIRAN I DATA PENELITIAN. Tabel 12. Data Harian Digester No. LAMPIRAN I DATA PENELITIAN Tabel 12. Data Harian Digester No. Hari Suhu Perbandingan Ketinggian ke- ( o C) Manometer (cm) 1. 5 37-2. 6 36-3. 7 37-4. 8 35-5. 9 34 149 6. 10 34 149 7. 11 34 148 8. 12 34

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih untuk penelitian ini bertempat di Peternakan Sapi Desa Huluduotamo Kecamatan Suwawa

Lebih terperinci

Chrisnanda Anggradiar NRP

Chrisnanda Anggradiar NRP RANCANG BANGUN ALAT PRODUKSI BIOGAS DENGAN SUMBER ECENG GONDOK DAN KOTORAN HEWAN Oleh : Chrisnanda Anggradiar NRP. 2106 030 038 Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam + 6 adsorpsi sulfur dalam solar juga dilakukan pada AZT2 dan AZT2.5 dengan kondisi bobot dan waktu adsorpsi arang aktif berdasarkan kadar sulfur yang terjerap paling tinggi dari AZT1. Setelah proses adsorpsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS 16-159 ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS Amaliyah Rohsari Indah Utami, Triwikantoro, Melania Suweni Muntini IT TELKOM Bandung, ITS Surabaya, ITS Surabaya E-mail : amaliyahriu@gmail.com

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK Dwi Irawan 1), Teguh Santoso. 2) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro. Jl. Ki Hajar

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE (Manufacture of Activated Carbon From Waste Leather Cassava by Using Furnace ) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS Oleh : Selly Meidiansari 3308.100.076 Dosen Pembimbing : Ir.

Lebih terperinci

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak 1. Limbah Cair Tahu. Tabel Kandungan Limbah Cair Tahu Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg Proses Tahu 80 kg manusia Ampas tahu 70 kg Ternak Whey 2610 Kg Limbah Diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran

Lebih terperinci

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN Subroto, Dwi Prastiyo Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Terkait dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010 dan Bahan Bakar Minyak (BBM) per Januari 2011, maka tidak ada

Lebih terperinci

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR

A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR A. JUDUL KAJIAN TEKNIS TERHADAP SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA PADA STOCKPILE DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA PT. GLOBALINDO INTI ENERGI KALIMANTAN TIMUR B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL PT. Globalindo Inti Energi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPURAN KOH DAN H 2 O TERHADAP PROSES PENYERAPAN CO 2 PADA BIOGAS HASIL TERNAK DAN BIOGAS HASIL TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH (TPS) ABSTRAK

ANALISIS CAMPURAN KOH DAN H 2 O TERHADAP PROSES PENYERAPAN CO 2 PADA BIOGAS HASIL TERNAK DAN BIOGAS HASIL TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH (TPS) ABSTRAK ANALISIS CAMPURAN KOH DAN H 2 O TERHADAP PROSES PENYERAPAN CO 2 PADA BIOGAS HASIL TERNAK DAN BIOGAS HASIL TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH (TPS) Agus Suyatno 1) Dadang Hermawan (2) ABSTRAK Di Indonesia sumber

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Tongkol Jagung Terhadap Performa Pembakaran Bahan Bakar Briket Blotong (Filter Cake)

Pengaruh Penambahan Tongkol Jagung Terhadap Performa Pembakaran Bahan Bakar Briket Blotong (Filter Cake) Pengaruh Penambahan Tongkol Jagung Terhadap Performa Pembakaran Bahan Bakar Briket Blotong (Filter Cake) Nurkholis Hamidi, ING Wardana, Handono Sasmito Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia dari tahun ketahun semakinÿ meningkat, menyebabkan harga minyak melambung. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini pemanfaatan minyak bumi dan bahan bakar fosil banyak digunakan sebagai sumber utama energi di dunia tak terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditegaskan oleh BP Plc. Saat ini cadangan minyak berada di level 1,258 triliun barrel

I. PENDAHULUAN. ditegaskan oleh BP Plc. Saat ini cadangan minyak berada di level 1,258 triliun barrel I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah membuktikan bahwa cadangan minyak mulai menyusut sejak tahun lalu; penurunan pertama sejak 1998 yang dipimpin oleh Rusia, Norwegia, dan China. Hal ini ditegaskan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1, Sariadi 2, Zahra Fona 3 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Proses Perancangan Alat 4.1.1 Menentukan Kalor Jenis Biogas ( ) Kalor jenis (Cp) CH4 dan CO2 yang digunakan pada perancangan ini adalah biogas pada

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR TEORI Absorbsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun

Lebih terperinci