PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN KAJIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN KAJIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Transkripsi

1 DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN KAJIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH, Menimbang: a. bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah dioptimalkan melalui Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah dengan dukungan administrasi dan keahlian; b. bahwa dukungan administrasi dan keahlian sebagaimana dimaksud huruf a merupakan tugas Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah yang dilakukan melalui kegiatan penyusunan kajian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah tentang Pedoman Kajian. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 383, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5650); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia; 1

2 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 4. Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib; 5. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Pertama Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN KAJIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Sekretaris Jenderal ini, yang dimaksud dengan : 1. Kajian adalah kegiatan penelitian, analisis, pengamatan, dan telaah yang dilakukan dengan metode tertentu untuk menghasilkan naskah kajian sebagai rujukan kebijakan yang meliputi persiapan, proposal dan/atau seleksi peneliti, pelaksanaan kajian lapangan, penyelesaian dan publikasi. 2. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya disebut Sekretariat Jenderal adalah aparatur pemerintah yang di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan DPD. 3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat struktural Eselon II atau jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang menyelenggarakan Kajian dan bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa mengenai Kajian. 2

3 4. Tim Panel adalah Pakar, Narasumber, dan/atau Reviewer berasal dari pegawai Sekretariat Jenderal atau dari luar Sekretariat Jenderal. 5. Pegawai Sekretariat Jenderal adalah Pegawai yang bekerja pada Sekretariat Jenderal dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal. 6. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD adalah Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Hari adalah hari kalender. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Ruang lingkup kajian meliputi: a. Program Legislasi Nasional; b. otonomi daerah; c. hubungan pusat dan daerah; d. pembentukan daerah; e. pemekaran daerah; f. penggabungan daerah; g. pengelolaan sumber daya alam; h. pengelolaan sumber daya ekonomi; i. perimbangan keuangan pusat dan daerah; j. Anggaran Pendapatan Belanja Negara; k. Pajak; l. Pendidikan; m. Agama; dan n. Isu-isu strategis daerah. (2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan tugas DPD. BAB III MANFAAT DAN TUJUAN Bagian Kesatu Manfaat Pasal 3 (1) Kajian harus bermanfaat bagi: a. pimpinan dan anggota DPD; b. alat Kelengkapan; c. Sekretariat Jenderal; d. Kelompok Ahli;dan e. masyarakat dan daerah. 3

4 (2) Selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hasil kajian harus bermanfaat bagi: a. pelaksanaan tugas DPD dalam bidang legislasi, pengawasan dan anggaran; b. pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal dalam rangka memberikan dukungan administrasi dan keahlian; c. pelaksanaan tugas Kelompok Ahli dalam rangka memberikan dukungan keahlian; d. memperlihatkan unsur keterpaduan antar Peneliti dalam disiplin ilmu yang saling melengkapi dan saling mendukung. Bagian Kedua Tujuan Pasal 4 (1) Kajian bertujuan mewujudkan pembentukan pengetahuan berbasis pengalaman (experience-based knowledge) diutamakan dalam kategori pemecahan masalah terkait tugas DPD RI. (2) Pembentukan pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kajian kebijakan; b. analisis legal; c. meta analisis; d. analisis latar belakang kebijakan;dan e. intervensi serba sistem. BAB IV JENIS KAJIAN Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Jenis kajian meliputi: a. kajian jangka panjang; b. kajian jangka pendek; dan c. kajian jangka singkat. (2) Jenis kajian berdasarkan sifat dan media publikasi meliputi: a. Kajian yang tidak dipublikasikan dan/atau yang dipublikasikan secara terbatas yang meliputi: a) informasi yang dapat membahayakan negara; b) informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat; c) informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi; d) informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau e) informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan. 4

5 b. Kajian yang dipublikasikan di Jurnal Bhineka Tunggal Ika atau jurnal lain yang diterbitkan oleh DPD RI, temasuk laman DPD RI; c. Kajian yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi LIPI dan/atau DIKTI tercetak; d. Kajian yang dipublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks di laman Thomson ISI Knowledge dan/atau Scopus SJR Journal Ranking dan/atau Microsoft academic search dan jurnal yang tingkat kehandalan akademiknya tidak dipertanyakan (nonquestionable journals). Bagian Kedua Kajian Jangka Panjang Pasal 6 Kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi: a. kajian utama; b. kajian madya; dan c. kajian muda. Pasal 7 Kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan dalam waktu: a. kajian utama paling lama 1 (satu) tahun anggaran; b. kajian madya paling lama 6 (enam) bulan; dan c. kajian muda paling lama 4 (empat) bulan. Pasal 8 (1) Hasil kajian utama sebagaimana dimaksud pasal 7 huruf a berupa buku yang diterbitkan oleh Penerbit Sekretariat Jenderal DPD RI dan artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf d. (2) Hasil kajian madya dan kajian muda sebagaimana dimaksud pasal 7 huruf b dan huruf c berupa buku yang diterbitkan oleh Penerbit Sekretariat Jenderal DPD RI dan artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c. Pasal 9 (1) Pelaksanaan kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 didukung dengan paket belanja operasional lainnya terdiri atas: a. kajian utama paling banyak Rp ,00 (seratus juta rupiah); b. kajian madya paling banyak Rp ,00 (enam puluh juta rupiah); dan c. kajian muda paling banyak Rp ,00 (empat puluh juta rupiah). 5

6 (2) Dalam hal paket belanja operasional kajian jangka panjang paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) proses pelaksanaannya mengacu pada ketentuan peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai barang/jasa. Bagian Ketiga Kajian Jangka Pendek Pasal 10 (1) Kajian jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b didahului oleh permintaan Alat Kelengkapan, penugasan dari Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal, atau pengusulan dari Kepala Biro, Kepala Pusat atau Inspektur di lingkungan Sekretaris Jenderal. (2) Kajian jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan. (3) Hasil kajian jangka pendek berupa artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b. (4) Pelaksanaan kajian jangka pendek didukung dengan paket belanja operasional lainnya paling banyak Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah). Bagian Keempat Kajian Jangka Singkat Pasal 11 (1) Kajian jangka singkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c didahului oleh penugasan dari Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal atau pengusulan dari Kepala Biro/Pusat Sekretariat Jenderal atau Inspektorat Sekretariat Jenderal. (2) Kajian jangka singkat dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan. (3) Hasil kajian jangka singkat berupa artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b. (4) Pelaksanaan kajian jangka singkat didukung dengan paket belanja operasional lainnya paling banyak Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). 6

7 BAB V PPK, TIM PANEL, PENELITI, PANITIA BARANG/JASA DAN TIM ASISTENSI Bagian Kesatu PPK Pasal 12 PPK ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal. Pasal 13 PPK mempunyai tugas: a. menyusun dan menetapkan program penyelenggaraan kajian 1 (satu) tahun anggaran; b. mengorganisasikan dan mengendalikan proses pelaksanaan kajian; c. mengoordinasikan usulan tema dari sekretariat yang membidangi kajian dan sekretariat bagian alat kelengkapan sebagai rencana program kajian; d. menyusun dan menandatangani Kontrak Kajian dengan Peneliti; e. menentukan proposal terpilih dan calon Peneliti sesuai rekomendasi Tim Panel; f. mengajukan Tim Panel; g. mengajukan Pakar atau Narasumber; h. menunjuk Tim Asistensi; i. dapat membentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (2);dan j. mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal penjatuhan sanksi terhadap Peneliti dalam hal pelanggaran Kontrak Kajian. Pasal 14 Hak dan kewajiban PPK untuk Kajian Tertentu diatur dalam Kontrak Kajian. Bagian Kedua Tim Panel Pasal 15 Tim Panel ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal. Pasal 16 (1) Tim Panel mempunyai tugas: a. menyusun tema kajian; b. menyeleksi, menilai dan mengevaluasi proposal kajian; c. menyeleksi Peneliti; d. menyeleksi kesesuaian metode penelitian; e. mengevaluasi relevansi substansi materi kajian dalam pelaksanaan fungsi DPD RI mengenai legislasi, pengawasan, dan anggaran; f. mengevaluasi laporan kajian tengah masa dan laporan kajian akhir masa pada jenis kajian jangka panjang; g. mengevaluasi hasil kajian jangka pendek, kajian jangka singkat; h. mengevaluasi hasil kajian sebagaimana dimaksud pada huruf f dan huruf g yang akan dipublikasikan. 7

8 (2) Hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di rekomendasikan kepada PPK yang selanjutnya dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal. Pasal 17 Tim Panel terdiri atas: a. Pakar dan/atau Narasumber; dan b. Reviewer. Pasal 18 (1) Pakar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a merupakan orang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan/atau pengalaman dalam bidangnya. (2) Narasumber sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a merupakan orang yang memiliki kompetensi secara substansi untuk memberi informasi yang dibutuhkan dalam pembahasan tertentu sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. (3) Pakar atau Narasumber berasal dari dalam Sekretariat Jenderal maupun dari luar Sekretariat Jenderal. Pasal 19 (1) Reviewer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b merupakan penilai kajian yang memiliki kompetensi di bidang metode penelitian atau substansi materi kajian. (2) Reviewer berasal dari dalam Sekretariat Jenderal maupun dari luar Sekretariat Jenderal. (3) Reviewer diajukan oleh PPK berdasarkan persetujuan Sekretaris Jenderal. (4) Reviewer diajukan dalam rangka penjaminan mutu kajian. Bagian Ketiga Peneliti Pasal 20 (1) Peneliti adalah orang yang memiliki kualifikasi peneliti yang berasal dari lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian nonpemerintah dan/atau Pegawai Sekretariat Jenderal yang ditetapkan sebagai pelaksana kajian. (2) Waktu pelaksanaan kajian, tugas, hak, kewajiban dan sanksi terhadap Peneliti diatur dalam Kontrak Kajian. (3) Format Kontrak Kajian sebagaimana tercantum dalam Lampiran I peraturan ini. 8

9 Bagian Keempat Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pasal 21 (1) PPK dapat membentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai barang/jasa. (2) Panitia Pengadaan Barang/Jasa ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal. (3) Tugas Panitia Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Kelima Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Pasal 22 (1) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal. (2) Tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Keenam Tim Asistensi Pasal 23 Tim Asistensi adalah Pegawai Sekretariat Jenderal yang ditunjuk dengan Surat penugasan PPK. Pasal 24 Tim Asistensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 mempunyai tugas membantu PPK dalam rangka: a. kegiatan administratif kajian; b. mengumumkan tema kajian pada situs DPD; dan c. Mendata dan mengarsipkan administrasi kajian. BAB VI METODE KAJIAN, TAHAPAN KAJIAN, DAN PENJAMINAN MUTU Bagian Kesatu Metode Kajian Pasal 25 (1) Metode kajian dimaksudkan untuk menjamin terwujudnya kemanfaatan hasil kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 9 dan...

10 dan pembentukan pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (2) Metode kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk analisis situasi dunia nyata saat ini (current realworld situation), untuk analisis studi perbandingan (comparative study), dan/atau analisis kurun waktu sejarah (historical time series analysis); (3) Analisis studi perbandingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui perbandingan institusional dalam negeri dan/atau perbandingan institusional internasional. Pasal 26 Metode kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 meliputi: a. intervensi serba sistem (systems interventions);dan b. analisis legal. Pasal 27 (1) Intervensi serba sistem (systems interventions) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a merupakan kajian yang sifatnya metodologi tunggal maupun yang sifatnya metodologi jamak. (2) Analisis legal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b dilakukan melalui: a. metode yuridis normatif;dan b. metode yuridis empiris dan/atau penelitian sosio legal. Pasal 28 (1) Metode yuridis normatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a ditujukan untuk mengetahui: a. landasan atau dasar hukum pengaturan suatu masalah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan praktik pelaksanaannya yang dilihat dari peraturan kebijakan, keputusan dan tindakan pejabat atau organ Pemerintah maupun Pemerintah Daerah lainnya yang terkait dengan masalah penelitian; dan b. landasan teoritis, landasan filosofis dan landasan politis suatu masalah yang diatur. (2) Metode yuridis normatif s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 1 ) dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah data sekunder berupa bahan hukum meliputi: a. Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum lainnya; b. Bahan hukum sekunder meliputi pendapat ahli, literatur, hasil penelitian terdahulu, dan lainnya;dan c. Bahan hukum tertier berupa kamus dan ensiklopedi. (3) Metode yuridis normatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan wawancara, diskusi (focused-group discussion), dan/atau rapat dengar pendapat. 10

11 Pasal 29 (1) Metode yuridis empiris s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 2 7 a y a t ( 2 ) h u r u f b dilakukan dengan penelitian yang diawali dengan penelitian normatif yang dilanjutkan dengan observasi dan penyebarluasan kuesioner. (2) Observasi dan penyebarluasan kuesioner sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data faktor non hukum yang terkait dan berpengaruh terhadap peraturan perundang-undangan yang diteliti. Bagian Kedua Tahapan Kajian Paragraf 1 Umum Pasal 30 Tahapan Kajian dilaksanakan dengan metode kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan melalui: a. Tahap pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif; b. Tahap pengolahan data yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif; c. Tahap pembahasan dan hasil pengolahan data yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif;dan d. Tahap pengambilan kesimpulan dan perumusan rekomendasi dengan kualifikasi dalam riset kualitatif. Paragraf 2 Tahapan Pengumpulan Data Pasal 31 (1) Tahap pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada pasal 30 huruf a dilakukan dengan teknik-teknik yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif seperti wawancara individual, wawancara kelompok, diskusi kelompok terfokus (focused-group discussion), pertemuan informal dan studi dokumen. (2) Tahap pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memenuhi keandalan dan kesahihan data baik yang sifatnya emic maupun etic. (3) Keandalan (reliability) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memperhatikan konsistensi dan kestabilan data atau temuan. 11

12 (4) Kesahihan (validity) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memperhatikan kesesuaian antara objek penelitian dengan data yang dilaporkan. (5) Kesahihan data sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan melalui triangulasi data yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif. Pasal 32 Keandalan dan kesahihan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dan (4) memperhatikan: a. Penjaminan mutu kajian dilakukan dengan penilaian keandalan dan kesahihan metode kajian. b. Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan pada tahap penyusunan proposal, penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan akhir masa (final report). c. Penjaminan mutu pada tahap penyusunan proposal dilakukan oleh peneliti dengan cara merumuskan metode kajian dengan melakukan konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan. d. Penjaminan mutu pada tahap penilaian proposal dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/Narasumber dan dilakukan dalam rapat penilaian substansi proposal; e. Penjaminan mutu melalui monitoring dilakukan empat tahap, yaitu penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan akhir masa (final report), dan keandalan publikasi. f. Penjaminan mutu melalui monitoring laporan tengah masa (midterm report) sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan dalam rapat laporan tengah masa. g. Rapat laporan tengah masa (midterm report) sebagaimana dimaksud pada huruf f, dihadiri oleh peneliti, Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat yang mewakili, pejabat terkait dan Pakar/Narasumber. h. Pejabat terkait sebagaimana dimaksud pada huruf g terdiri dari pejabat dari satuan dan luar satuan pejabat pembuat komitmen yang bersangkutan. i. Penjaminan mutu melalui monitoring laporan akhir masa (final report) sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan dalam rapat laporan akhir masa. j. Rapat laporan akhir masa (final report) sebagaimana dimaksud pada huruf i, dihadiri oleh peneliti, Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat yang mewakili, pejabat terkait dan Pakar/Narasumber. k. Pejabat terkait sebagaimana dimaksud pada huruf j, terdiri dari pejabat dari satuan dan luar satuan pejabat pembuat komitmen yang bersangkutan. 12

13 l. Penjaminan mutu melalui keandalan publikasi dilakukan dengan cara mewajibkan peneliti melakukan publikasi berdasarkan sifat dan media publikasi hasil kajiannya. Paragraf 3 Tahap Pengolahan Data Pasal 33 (1) Tahap pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 huruf b dilakukan dengan: a. Teknik pemaparan data (data display), dan reduksi data (data reduction) yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif; b. Konstruksi tipe ideal sebagaimana dimaksud dalam Metodologi Weberian (Weberian Methodology) dan atau analisis logika dalam Metodologi Serba Sistem Lunak (Soft Systems Methodology);dan c. Perangkat lunak NVIVO, perisalah rapat/wawancara dan/atau perangkat lunak lainnya. (2) Metodologi Weberian dan/atau analisis logika dalam Metodologi Serba Sistem Lunak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diwujudkan dalam model konseptual. Pasal 34 (1) Pengumpulan dan pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan Pasal 33 dalam rangka memenuhi asas rekoverabilitas (recoverability) kajian. (2) Pengumpulan dan pengolahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kajian jangka pendek dan jangka singkat meliputi: a. Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan secara lebih sederhana;dan b. Sederhana sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi pengambilan data lapangan termasuk luar kota secara terbatas dan sejauh mungkin bertumpu pada data sekunder yang andal dan shahih yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif. Paragraf 4 Tahap Pengambilan Kesimpulan Pasal 35 (1) Pengambilan kesimpulan dan perumusan rekomendasi dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 30 huruf d dilakukan melalui tahap komparasi antara model konseptual (conceptual model) yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dengan data lapangan sesuai topik kajian (problematical situation). (2) Kesimpulan dan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan sedemikian rupa sehingga diperoleh perbaikan, penyempurnaan atau perubahan yang secara sistem dapat 13 dilakukan...

14 dilakukan (arguably and systematically desirable) dan secara budaya dapat diterima (culturally feasible). (3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mempertimbangkan perbaikan, penyempurnaan atau perubahan yang terkait dengan struktur, proses, atau sikap. Paragraf 5 Riset Lapangan Pasal 36 (1) Pelaksanaan Riset Lapangan meliputi: a. pelaksanaan riset lapangan harus mentaati proposal yang telah disetujui; b. dalam hal peneliti melakukan pelaksanaan riset lapangan yang berbeda dengan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a peneliti melaporkan perubahan tersebut berikut alasannya pada laporan tengah masa (midterm report);dan c. perubahan yang dimaksud pada huruf b termasuk perubahan peruntukan anggaran. (2) Riset Lapangan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan fasilitas kepada Penelilti untuk kelancaran pelaksanaan kajian. (3) Fasilitas peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat memperoleh fasilitas berupa perijinan yang diperlukan kepada instansi terkait dan fasilitas lainnya. Bagian Ketiga Penjaminan Mutu Kajian Paragraf 1 Umum Pasal 37 (1) Penjaminan mutu kajian dilaksanakan pada kesesuaian topik kajian dengan kebutuhan DPD RI. (2) Penjaminan mutu kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penjaminan mutu kajian dilakukan dengan mengukur kesesuaian topik kajian dengan kebutuhan DPD RI. b. Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan pada tahap penyusunan proposal, penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan akhir masa (final report), dan pada tahap publikasi. c. Penjaminan mutu pada tahap penyusunan proposal dilakukan dengan cara mewajibkan peneliti untuk melakukan konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan 14 kepada...

15 kepada Alat Kelengkapan DPD RI Anggota DPD RI dan/atau Sekretariat Jenderal DPD RI. d. Penjaminan mutu pada tahap penilaian proposal dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/Narasumber/Tim Panel. e. Penjaminan mutu pada tahap penilaian laporan tengah masa (midreport) dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/ Narasumber/Tim Panel. f. Penjaminan mutu pada tahap penilaian laporan akhir masa (final report) dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/ Narasumber/Tim Panel. g. Penjaminan mutu pada tahap publikasi dilakukan melalui telaah (peer review) oleh mitra bestari (blind reviewer) pada media publikasi. (3) Penjaminan Mutu melalui monitoring untuk kajian jangka pendek dan singkat dilakukan secara internal di lingkungan Sekretariat Jenderal serta Tim Panel terkait yang diperlukan. Paragraf 2 Pelaporan Tengah Masa (Mid Term Report) Pasal 38 (1) Pelaporan tengah masa terdiri dari laporan sementara tahap pengumpulan data, pengelolaan dan pengolahan data serta penggunaan anggaran. (2) Pelaporan tengah masa dilakukan dengan cara off-line dan on-line. (3) Pelaporan tengah masa secara offline dihadiri Kepala Biro/Kepala Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI yang bersangkutan dan dihadiri oleh staf yang mewakili Biro/Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI terkait serta Tim Panel. (4) Tim Panel sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) dimaksudkan untuk menjamin keandalan substantif dan metode kajian. (5) Hasil rapat tengah masa dituangkan dalam Berita Acara Rapat Tengah Masa. Paragraf 3 Pelaporan Akhir Masa (Final Term Report) Kajian Pasal 39 (1) Pelaporan akhir masa secara offline dihadiri oleh Kepala Biro/Kepala Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI yang bersangkutan dan dihadiri oleh staf yang mewakili Biro/Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI yang terkait Tim Panel. (2) Tim Panel sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk menjamin keandalan substantif dan metode kajian. 15

16 (3) Pelaporan akhir masa terdiri dari format laporan unpublished dan format artikel ilmiah. (4) Format laporan unpublished sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh PPK. (5) Format a r t i k e l i l m i a h m e n g i k u t i gaya s e l i ngk u n g ( instructions f o r a u t h o r ) sesuai dengan jurnal yang dituju. (6) Hasil rapat laporan akhir masa dituangkan dalam Berita Acara Rapat Laporan Akhir Masa. (7) Pelaporan akhir masa berupa: a. Empat eksemplar laporan hasil riset; b. Dua eksemplar laporan keuangan riset; c. Empat eksemplar log book/buku catatan harian riset; d. Empat eksemplar laporan format artikel ilmiah; e. Berita acara serah terima hasil riset; f. Bukti pendaftaran naskah (submission) di jurnal; g. Power point bahan presentasi;dan h. Soft copy laporan hasil riset. BAB VII TAHAPAN ADMINISTRASI KAJIAN Bagian Kesatu Persiapan Paragraf 1 Usul Tema Kajian Pasal 40 (1) Unit kerja Sekretariat Jenderal yang menyelenggarakan kajian mengusulkan tema kajian kepada PPK. (2) Usul tema kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ruang lingkup dan pembentukan pengetahuan. Pasal 41 (1) Usul tema kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) berasal dari: a. Program Legislasi Nasional; b. Anggota DPD; c. Alat kelengkapan DPD; d. Kelompok Provinsi DPD; dan/atau e. temuan berdasarkan permasalahan di daerah. (2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat gambaran umum mengenai urgensi kajian. 16

17 Paragraf 2 Penentuan Tema Kajian Pasal 42 (1) PPK menentukan tema kajian. (2) Penentuan Tema kajian sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah dilakukan pembahasan antara Tim Panel dan Unit kerja Sekretariat Jenderal yang mengusulkan tema kajian. (3) Penentuan tema kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada: a. awal tahun kalender atau setelah ditetapkannya Program Legislasi Nasional; dan b. pada saat berakhir masa reses akhir tahun sebelumnya. (4) Penentuan tema kajian dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari. Paragraf 3 Pilihan Judul Kajian Pasal 43 (1) Pilihan judul kajian mempertimbangkan kesesuaian topik kajian dengan kebutuhan DPD. (2) Dalam rangka menjamin kesesuaian topik kajian dengan kebutuhan DPD RI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), peneliti terlebih dahulu melakukan konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan kepada alat kelengkapan DPD, anggota DPD dan Sekretariat Jenderal DPD. (3) Konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk menjamin terpenuhinya manfaat hasil kajian. (4) Format konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh PPK. Paragraf 4 Pengumuman Tema Kajian Pasal 44 (1) Tim Asistensi menyiapkan administrasi dalam rangka membantu PPK menentukan tema kajian. (2) Persiapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. persuratan; dan b. pengumuman tema kajian pada situs DPD. (3) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pengumuman tema Kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. (4) Bentuk pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dalam Formulir 1 lampiran. 17

18 Bagian Kedua Seleksi Proposal Kajian Paragraf 1 Pengajuan Proposal Pasal 45 (1) Pengajuan proposal disampaikan oleh peneliti lembaga mitra kajian disertai surat persetujuan dari lembaga mitra kajian. (2) Pengajuan proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung (off line) dan/atau secara tidak langsung (on line). Paragraf 2 Format Proposal Pasal 46 Format proposal meliputi: a. Halaman judul; b. Abstrak; c. Latar Belakang, termasuk di dalamnya Pertanyaan Kajian dan Tujuan Kajian; d. Studi Literatur; e. Metode Kajian; f. Tempat dan Jadwal Kajian; g. Daftar Pustaka; h. Analisis kesesuaian antara tujuan dengan tugas DPD RI; i. Rancangan Anggaran Biaya; j. Biodata peneliti;dan k. Profil lembaga mitra kajian. Paragraf 3 Seleksi Administrasi Proposal Pasal 47 (1) Tim Asistensi melakukan seleksi administrasi proposal kajian yang masuk dengan cara mencatat, memilah, dan meneliti. (2) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada saat masuknya proposal kajian sampai dengan berakhirnya pengumuman. Pasal 48 (1) Tim Asistensi menyerahkan hasil seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 kepada Tim Panel. (2) Tim Asistensi melaporkan hasil pelaksanaan seleksi administrasi kepada PPK. 18

19 Paragraf 4 Pembobotan Peringkat Pasal 49 (1) Tim Panel menyeleksi kesesuaian proposal kajian, Peneliti, dan metodologi yang digunakan. (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyesuaikan dengan ketentuan format proposal kajian sebagaimana tercantum dalam lampiran. (3) Hasil seleksi disusun dalam bentuk pembobotan peringkat proposal kajian dan Peneliti. (4) Hasil seleksi dalam bentuk pembobotan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) direkomendasikan kepada PPK. (5) Tim Asistensi menyusun Berita Acara pembobotan peringkat peneliti. (6) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, penyusunan Berita Acara pembobotan peringkat peneliti sebagaimana dimaksud Pada ayat (3) dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. Pasal 50 (1) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dilakukan setelah berakhirnya waktu pengumuman tema kajian. (2) Seleksi dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari. Paragraf 5 Proposal Kajian Terpilih Pasal 51 (1) PPK menetapkan proposal kajian terpilih berdasarkan hasil seleksi Tim Panel. (2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam format Berita Acara proposal kajian terpilih. (3) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, proposal kajian terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Panitia Pengadaaan Barang/Jasa kepada PPK berdasarkan hasil seleksi Tim Panel. (4) PPK mengumumkan Peneliti beserta Proposal kajian terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai pemenang. (5) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pengumuman Peneliti beserta Proposal kajian terpilih sebagai pemenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. 19

20 (6) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4) disampaikan melalui situs DPD. Pasal 52 (1) Tim Asistensi menyiapkan bahan administrasi yang meliputi: a. menyiapkan surat kepada Peneliti pemenang Proposal kajian; b. menyiapkan draf Kontrak Kajian;dan c. menyiapkan draf Surat Keputusan Peneliti beserta Proposal kajian terpilih. (2) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, penyiapan bahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. Bagian Ketiga Penandatanganan Kontrak Dan Pakta Integritas Pasal 53 (1) Penandatanganan kontrak penelitian dilakukan oleh peneliti dengan Kepala Biro atau Kepala Pusat selaku PPK atas nama Sekretaris Jenderal DPD RI dengan format kontrak sebagaimana terlampir dalam Formulir 2 lampiran. (2) Pakta Integritas sebelum Kontrak ditandatangani antara Peneliti dengan Kepala Biro atau Kepala Pusat selaku PPK dan diketahui Sekretaris Jenderal dan Format Pakta integritas sebagaimana terlampir dalam Formulir 3 lampiran. Bagian Keempat Format Rancangan Anggaran Belanja Kajian Pasal 54 (1) Format Rancangan Anggaran Belanja Kajian meliputi : a. Honorarium peneliti; b. Belanja barang pakai habis; c. Belanja perjalanan; d. Belanja lain-lain. (2) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a setinggitingginya 30 (tiga puluh) %, yang meliputi belanja untuk honor peneliti utama, peneliti anggota, pembantu peneliti, sekretariat, dan koordinator lapangan; (3) Belanja barang pakai habis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b setinggi-tingginya 20 (dua puluh) %, yang meliputi belanja untuk keperluan sehari-hari seperti alat tulis kantor, buku pustaka, pulsa komunikasi, souvenir dan biaya narasumber; 20

21 (4) Belanja perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c setinggi-tingginya 30 (tiga puluh) %, yang meliputi biaya untuk perjalanan ke lokasi riset yang secara langsung berkaitan dengan obyek riset, seminar dan sosialisasi/promosi; (5) Dalam hal kajian perbandingan internasional, belanja perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) perjalanan dapat melebihi 30 (tiga puluh)% dan dapat dilakukan untuk 2 (dua) peneliti; (6) Belanja lain-lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d setinggi-tingginya 20 (dua puluh) %, yang meliputi belanja untuk jamuan rapat, pencetakan laporan, operasional lembaga mitra dan operasional pendukung pelaksanaan kajian; (7) Operasional lembaga mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (6) setinggi-tingginya 5 (lima) %. BAB VIII HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Pasal 55 (1) Kekayaan intelektual terdiri atas Hak Paten, Hak Cipta, dan bentuk-bentuk kekayaan intelektual lainnya. (2) Semua kekayaan intelektual yang merupakan hasil kajian menjadi hak milik DPD RI. (3) Hak Atas Kekayaan Intelektual dari hasil riset dalam bentuk paten menjadi milik DPD RI yang akan dituangkan dalam kontrak antara peneliti dan Sekretariat Jenderal DPD RI. (4) Kontrak tersebut tidak menghilangkan hak periset sebagai inventor untuk mendapatkan hak royalti dan/atau lisensi apabila dikomersialisasikan dikemudian hari. BAB IX PUBLIKASI HASIL KAJIAN Pasal 56 (1) Tim Asistensi meminta peneliti menyerahkan rancangan buku untuk diteruskan kepada unit kerja Sekretariat Jenderal yang bertugas menerbitkan buku. (2) Tim Asistensi meminta peneliti memublikasikan artikel ilmiah sebagaimana Pasal 8, Pasal 10 ayat (3), dan Pasal 11 ayat (3). BAB X PENDANAAN Pasal 57 Pendanaan kajian dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Sekretariat Jenderal. 21

22 BAB XI PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 58 Dalam hal terjadi perselisihan antara Sekretariat Jenderal DPD dengan Peneliti diselesaikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak kajian. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 59 Ketentuan mengenai bentuk: a. pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf b dan ayat (3); b. Kontrak Kajian dan Pakta Integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2). tercantum dalam Lampiran Peraturan Sekretaris Jenderal DPD ini, dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal DPD ini. Pasal 60 Ketentuan lebih lanjut berkaitan dengan teknis administratif proses pelaksanaan kajian ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pasal 61 Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2015 SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO 22

23 LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN KAJIAN BENTUK PENGUMUMAN, KONTRAK KAJIAN, DAN PAKTA INTEGRITAS. 1. BENTUK PENGUMUMAN (FORMULIR 1) DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL Nomor : HM../.../DPD/.../... Jakarta... Lampiran :... Hal : Pembukaan Kesempatan Penelitian Kepada Yth ; 2....; di. Tempat Dalam rangka melaksanakan tugas pokok Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk memberikan dukungan administrasi dan keahlian salah satunya dilakukan melalui kegiatan penyusunan kajian yang memenuhi syarat keandalan dan kesahihan metode kajian, ketertiban administrasi, kerahasiaan, akuntabilitas, hak kekayaan intelektual dan keluasan publikasi. Berkaitan dengan hal tersebut Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia membuka kesempatan bagi peneliti yang berminat mengajukan proposal penelitian sesuai dengan judul penelitian dan pedoman kajian terlampir. Tanggal waktu pengumpulan proposal selambat lambatnya tanggal...via ke (...) atau cap pos ke alamat : Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Kompleks Parlemen Senayan MPR,DPR,DPD RI Gedung B DPD RI Jl. Jenderal Gatot Subroto No.6 Jakarta Pusat Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih. SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA, Tanda tangan dan Cap (Sekretaris Jenderal DPD RI) NIP

24 2. BENTUK KONTRAK KAJIAN (FORMULIR 2) a. Kajian Jangka Singkat dan jangka Pendek DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL SURAT PERJANJIAN (KONTRAK) PENUGASAN (JENIS KAJIAN) DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN (Judul Kajian) NOMOR:.../ /DPD/. /. Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertandatangan dibawah: : Kepala.., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan, Jakarta Pusat 10270, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; : Peneliti dari, Dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Pelaksana Penelitian Tahun Anggaran, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian, Pada Tahun Anggaran dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 1 (1) PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut untuk melaksanakan Penugasan Penelitian, Pada Tahun Anggaran (2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pelaksanaan pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berkewajiban menyampaikan semua bukti-bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan penelitian lapangan lainnya dalam bendel laporan yang tersusun secara sistematis kepada PIHAK PERTAMA. (3) Pelaksanaan Penugasan Penelitian, Pada Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud judul penelitian di atas didanai dari DIPA SETJEN DPD RI. Pasal 2 (1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati nilai biaya pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 sebesar Rp..( Rupiah) sudah termasuk pajak-pajak yang berasal dari DIPA SETJEN DPD RI (2) Dana untuk membiayai pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut: 24

25 a. Pembayaran sebesar Rp. ( Rupiah), dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Akhir Penelitian kepada PIHAK PERTAMA b. PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak dalam penggunaan/pembelanjaan dana tersebut pada ayat (1) sesuai dengan proposal kegiatan yang telah disetujui dan berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Rincian Laporan pengeluaran sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA. Pasal 3 Dana Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dibayarkan kepada PIHAK KEDUA melalui Bendahara Pengeluaran DPD RI. Pasal 4 Perolehan hasil Penelitian., Pada.Tahun Anggaran Dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Pasal 5 PIHAK PERTAMA akan melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan, Pada Tahun Anggaran Pasal 6 Perubahan terhadap susunan tim pelaksana dan substansi pelaksanaan Penelitian Program, Pada Tahun Anggaran dapat dibenarkan apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Sekretariat Jenderal DPD RI. Pasal 7 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati jangka waktu pelaksanaan penelitian adalah ( ) hari kalender terhitung sejak tanggal Pasal 8 (1) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Akhir pelaksanaan., Pada Tahun Anggaran.dan menyerahkan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran 100% paling lambat tanggal (2) Laporan Akhir dan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) diserahkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal Pasal 9 (1) Apabila PIHAK KEDUA selaku pelaksana sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 tidak dapat melaksanakan Program, Pada Tahun Anggaran, maka PIHAK KEDUA wajib mengusulkan pengganti pelaksana yang merupakan salah satu anggota tim kepada PIHAK PERTAMA. (2) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan tugas dan tidak ada pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka PIHAK KEDUA harus mengembalikan pembayaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara. (3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh PIHAK PERTAMA. Pasal 10 (1) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Program., Pada Tahun Anggaran telah berakhir, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan tugasnya dan atau terlambat mengirim laporan kemajuan dan atau terlambat mengirim laporan akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda sebesar 1 (satu permil) setiap hari keterlambatan sampai dengan setinggi-tingginya 5% (lima persen), terhitung dari tanggal jatuh tempo. 25

26 (2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke kas Negara dan fotocopy bukti setor denda yang telah divalidasi oleh KPPN setempat diserahkan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 11 (1) Apabila dikemudian hari judul Penelitian Program,Pada Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ditemukan adanya duplikasi dengan Penelitian lain dan/atau ditemukan adanya ketidakjujuran/itikad kurang baik yang tidak sesuai dengan kaidah ilmiah, maka kegiatan Penelitian Program, Pada Tahun Anggaran tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana Penelitian Program, Pada Pada Tahun Anggaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara. (2) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh kepada PIHAK PERTAMA Pasal 12 Hal-hal dan atau segala sesuatu yang berkenaan dengan kewajiban pajak berupa PPN dan/atau PPH menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA, dan Pajak-pajak lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 13 (1) Hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan Penelitian, diatur dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. (2) Hasil Penelitian,Pada..Tahun Anggaran berupa peralatan dan/atau alat yang dibeli dari kegiatan ini adalah milik Negara yang dapat dihibahkan kepada institusi/lembaga/masyarakat melalui Surat Keterangan Hibah. Pasal 14 (1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan perjanjian ini akan dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. (2) Dalam hal musyawarah dan mufakat tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui proses hukum. (3) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini diatur kemudian oleh kedua belah pihak. Pasal 15 Surat Perjanjian (Kontrak) Penugasan Pelaksanaan Kegiatan, Pada Tahun Anggaran ini dibuat rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PIHAK PERTAMA Kepala Biro/Pusat Cap dan Tandatangan NIP.. PIHAK KEDUA Peneliti, Cap dan Tandatangan Materai 6000 NIP/NIDN../ 26

27 b. Kajian Jangka Panjang (Muda dan Madya) DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL SURAT PERJANJIAN (KONTRAK) PENUGASAN (JENIS KAJIAN) DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN (Judul Kajian) NOMOR:.../ /DPD/. /. Pada hari ini.tanggal bulan tahun., kami yang bertandatangan dibawah: : Kepala., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan, Jakarta Pusat 10270, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; : Peneliti dari, Dalam hal ini bertindak sebagai Ketua Pelaksana Penelitian Tahun Anggaran, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian., Pada Tahun Anggaran dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 1 (1) PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut untuk melaksanakan Penugasan Penelitian, Pada Tahun Anggaran (2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pelaksanaan pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berkewajiban menyampaikan semua bukti-bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan penelitian lapangan lainnya dalam bendel laporan yang tersusun secara sistematis kepada PIHAK PERTAMA. (3) Pelaksanaan Penugasan Penelitian, Pada Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud judul penelitian di atas didanai dari DIPA SETJEN DPD RI Pasal 2 (1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati nilai biaya pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 sebesar Rp. ( Rupiah) sudah termasuk pajakpajak yang berasal dari DIPA SETJEN DPD RI (2) Dana untuk membiayai pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembayaran Tahap Pertama sebesar Rp..( Rupiah), dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Proposal Penelitian Final kepada PIHAK PERTAMA. 27

28 b. Pembayaran Tahap Kedua sebesar Rp..( Rupiah), dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Mid Term Penelitian kepada PIHAK PERTAMA. c. Pembayaran Tahap Pertama sebesar Rp..( Rupiah), dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Akhir Penelitian kepada PIHAK PERTAMA. d. PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak dalam penggunaan/pembelanjaan dana tersebut pada ayat (1) sesuai dengan proposal kegiatan yang telah disetujui dan berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Rincian Laporan pengeluaran sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA. Pasal 3 Dana Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dibayarkan kepada PIHAK KEDUA melalui Rekening yang diajukan atas nama PIHAK KEDUA. Pasal 4 (1) Perolehan hasil Penelitian,Pada Tahun Anggaran Dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. (2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaporkan perkembangan hasil sebagaimana simaksud pada ayat (1) kepada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya...pelaksanaan Penelitian Pasal 5 (1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan kepada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya...pelaksanaan Penelitian (2) PIHAK PERTAMA akan melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan, Pada Tahun Anggaran Pasal 6 Perubahan terhadap susunan tim pelaksana dan substansi pelaksanaan Penelitian Program, Pada Tahun Anggaran dapat dibenarkan apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Sekretariat Jenderal DPD RI. Pasal 7 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati jangka waktu pelaksanaan penelitian adalah ( ) hari kalender terhitung sejak tanggal Pasal 8 (1) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Akhir pelaksanaan.,pada Tahun Anggaran dan menyerahkan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran 100% paling lambat tanggal (2) Laporan Akhir dan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) diserahkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal. Pasal 9 (1) Apabila PIHAK KEDUA selaku pelaksana sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 tidak dapat melaksanakan Program, Pada Tahun Anggaran, maka PIHAK KEDUA wajib mengusulkan pengganti pelaksana yang merupakan salah satu anggota tim kepada PIHAK PERTAMA. (2) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan tugas dan tidak ada pengganti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka PIHAK KEDUA harus mengembalikan pembayaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara. (3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh PIHAK PERTAMA. 28

29 Pasal 10 (1) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Program., Pada Tahun Anggaran telah berakhir, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan tugasnya dan atau terlambat mengirim laporan kemajuan dan atau terlambat mengirim laporan akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda sebesar 1 (satu permil) setiap hari keterlambatan sampai dengan setinggi-tingginya 5% (lima persen), terhitung dari tanggal jatuh tempo. (2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke kas Negara dan fotocopy bukti setor denda yang telah divalidasi oleh KPPN setempat diserahkan kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 11 (1) Apabila dikemudian hari judul Penelitian Program,Pada Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ditemukan adanya duplikasi dengan Penelitian lain dan/atau ditemukan adanya ketidakjujuran/itikad kurang baik yang tidak sesuai dengan kaidah ilmiah, maka kegiatan Penelitian Program, Pada Tahun Anggaran tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana Penelitian Program, Pada Pada Tahun Anggaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara. (2) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh kepada PIHAK PERTAMA Pasal 12 Hal-hal dan atau segala sesuatu yang berkenaan dengan kewajiban pajak berupa PPN dan/atau PPH menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA, dan Pajak-pajak lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 13 (1) Hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan Penelitian, diatur dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. (2) Hasil Penelitian..,Pada Tahun Anggaran. berupa peralatan dan/atau alat yang dibeli dari kegiatan ini adalah milik Negara yang dapat dihibahkan kepada institusi/lembaga/masyarakat melalui Surat Keterangan Hibah. Pasal 14 (1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan perjanjian ini akan dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. (2) Dalam hal musyawarah dan mufakat tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui proses hukum. (3) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini diatur kemudian oleh kedua belah pihak. Pasal 15 Surat Perjanjian (Kontrak) Penugasan Pelaksanaan Kegiatan, Pada Tahun Anggaran ini dibuat rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PIHAK PERTAMA Kepala., Cap dan Tandatangan NIP.. PIHAK KEDUA Peneliti, Materai 6000 Cap dan Tandatangan NIP/NIDN../ 29

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133 A TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133 A TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133 A TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KAJIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN

Lebih terperinci

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono

2. Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Lt.4 Gedung D Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS RIAU LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Kampus Binawidya, Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Pekanbaru. 28293 Telp/ Fax (0761)

Lebih terperinci

Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertandatangan dibawah ini :

Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu tujuh belas, kami yang bertandatangan dibawah ini : KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS RIAU LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Kampus Binawidya, Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Pekanbaru. 28293 Telp/ Fax (0761)

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Gedung DIKTI Lantai 4 Jl. Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Jakarta Pusat 10270 Telepon/Faks. (021) 5731846; 57946043 Website

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN. : Dosen Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan

SURAT PERJANJIAN. : Dosen Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVBRSITAS NEGERI SEMARANG LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Gedung G Lt. I Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telepon/Faks (024) 8508087,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR

PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR ANTARA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SEKRETARIAT DITJEN DAN DIREKTORAT INOVAS INDUSTRI DITJEN PENGUATAN INOVASI DENGAN... TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH LAINNYA YANG MEMILIKI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1871, 2015 KEMENPU-PR. Paten. Penggunaan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PRT/M/2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN PATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DI

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam No.1731, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPP. Kelompok Ahli. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN,

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH 1 GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - KONSULTASI PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME KONTRIBUSI PENYELENGGARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2017 KEMEN-KOMINFO. Layanan Pos Universal. Mekanisme Kontribusi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PRT/M/2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN PATEN BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.11/MENLHK/SETJEN/KAP.3/4/2018 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

Kontrak Hibah Kemenristekdikti 2017

Kontrak Hibah Kemenristekdikti 2017 Gedung Auditorium RIK Universitas Indonesia Kamis, 04 Mei 2017 Kontrak Hibah Kemenristekdikti 2017 Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Indonesia Tahun 2017 Rekapitulasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME KONTRIBUSI PENYELENGGARAAN LAYANAN POS UNIVERSAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1154, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kerjasama. Badan Swasta Asing. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 73

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 73 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 73 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2017... TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS UNTUK PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2952 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH KEPADA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN (BP2IP) UNTUK BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BAGI PESERTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DAN PRODUK HUKUM DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen No.1229, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. LHKPN. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. Contoh Format Surat Undangan Pengadaan Barang/Jasa dan Contoh Format Rencana Anggaran Biaya

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2952 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN PADA PERGURUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa pembentukan produk hukum daerah yang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017 NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR : 180/ /1.02/NPHD/HK/TUBABA/2016 NOMOR : 001/BAWASLU.LA-10/VI/2016

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa produk hukum merupakan landasan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.473, 2016 KEMENHUB. Ujian Dinas. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah merupakan peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa untuk memberikan arah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2017

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2015 TANGGAL 12 JANUARI 2015 TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN Alamat : Jalan Kode Pos. RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan: Pekerjaan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015 SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN ADMINISTRATIF PIMPINAN DAN ANGGOTA

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SITUBONDO Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi No.106, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Barang Jasa. Penyedia. Proses Pemilihan. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci