PERSETUJUAN PEMBIMBING
|
|
- Hendra Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi berjudul Relevansi Keteladanan Beragama Orang Tua Terhadap peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Pasarminggu Siswa Kelas IX disusun oleh Syarif Hidayatulloh, NIM , Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 15 Maret 01 Yang mengesahkan Pembimbing, Sholeh Hasan, MA. NIP
3 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Relevansi Keteladanan Beragama Orang Tua Terhadap peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Pasarminggu Siswa Kelas IX disusun oleh Syarif Hidayatulloh, NIM , Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal September 01 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pdi) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, September 01 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Pjs. Ketua Jurusan PAI) Dr. Muhbib Abd. Wahab, MA. NIP Penguji I Tanenji, MA. NIP Penguji II Drs. Abdul Ghofur, MA. NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Dra. Nurlena Rifa i, MA, Ph.D. NIP
4
5
6
7
8
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, adalah harapan semua orang terutama bagi orang tua, untuk itu dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak tidak terlepas dari hal-hal pendidikan terutama pendidikan agama pada anak keluarga yang berpredikat sebagai salah satu Lembaga Pendidikan di Luar Sekolah sangatlah dipandang penting sebagai mitra kerja dalam menyelenggarakan pendidikan agama pada anak karena keluarga adalah lembaga pertama yang dikenal anak sebelum ia mengenal sekolah. Hal ini berarti sangatlah dimungkinkan pengajaran agama menjadi paripurna bila dalam pelaksanaannya tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah akan tetapi juga keluarga terutama orang tua. Membangun keluarga sakinah merupakan suatu proses kedepan dalam jangka waktu yang panjang, karena bukan keluarga yang tanpa masalah tapi lebih pada keterampilan orang tua dan mengelola konflik yang terjadi di keluarga. Berbicara masalah pendidikan keluarga, menurut M. Ngalim Purwanto menerangkan bahwa Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya.1 Dalam lingkungan keluarga, orang tualah yang menjadi tokoh terdekat, bahkan tidak banyak pola pikir seorang anak, sikap dan perilaku anak tidak jauh dari kedua orang tuanya, untuk itu dapat saya simpulkan bahwa hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, sedikit banyaknya akan turut mewarnai perolehan pendidikan agama pada anak di sekolah. Sering dijumpai orang tua yang mempercayakan pendidikan agama anaknya di sekolah saja. Tindakan orang tua seperti itu memang benar. Tapi ternyata itu belum mencukupi. Di sekolah pengajaran itu lebih banyak bersifat 1 M. Ngalim, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 007), Cet. ke 18, h. 79 1
10
11
12
13
14 BAB II KAJIAN TEORI A. Keteladanan Beragama 1. Pengertian keteladanan beragama Keteladanan menurut kamus bahasa Indonesia yang berarti hal (perbuatan, kelakuan, sifat) yang dapat ditiru atau dicontoh.1 Sehingga keteladanan berarti perbuatan atau perilaku yang dapat ditiru atau dicontoh. Menurut Kartini Kartono, keteladanan sama dengan modeling, yaitu bentuk pembelajaran seseorang bagaimana melakukan suatu memperhatikan dan meniru sikap serta tingkah laku orang lain. tindakan dengan Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru, diikuti, atau dicontoh dari seseorang. Namun keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai metode pendidikan, yaitu keteladanan yang baik yang sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-ayat al-qur an. Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam kesuksesan anak didik untuk menjadi baik atau buruk. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan sanggup melaksanakan perintah Allah SWT, serta berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan yang menjadi larangan Allah SWT, diharapkan anak didik akan tumbuh dan berkembang dalam kejujuran, terbentuk akhlak mulia pada diri anak, berani mengambil sikap untuk melaksanakan perintah Allah SWT, serta berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sebaliknya jika pendidik bohong, khianat, durhaka, dan hina, maka tak heran si anak didik akan tumbuh dalam kebohongan, durhaka, dan hina. Keteladanan beragama sebagai salah satu metode pendidikan didasarkan pada dua sumber, yaitu al-qur an dan al-hadis. Dalam al-qur an keteladanan diistilahkan dengan kata uswah hasanah. Islam memberikan contoh kongrit melalui 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta; Pusat Bahasa, 008), h Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: Satelit, 1987), h.85 6
15 7 figur Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti beliau patut dijadikan contoh (diteladani). Sebagaimana dalam surat al-ahzab ayat 1, yang berbunyi: ﻟ ﻘ ﺪ ﻛ ﺎن ﻟ ﻜ ﻢ ﻓ ﻲ ر ﺳ ﻮل اﻟﻠﱠﮫ أ ﺳ ﻮ ة ﺣ ﺴ ﻨ ﺔ ﻟ ﻤ ﻦ ﻛ ﺎن ﯾ ﺮ ﺟ ﻮ اﻟﻠﱠﮫ و اﻟ ﯿ ﻮ م (1 : اﻟ ﺂﺧ ﺮ و ذ ﻛ ﺮ اﻟﻠﱠﮫ ﻛ ﺜ ﯿﺮ ا )اﻷﺣﺰب Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 1). Ayat ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah saw. baik dalam ucapan, perbuatan maupun perlakuannya. Ayat ini merupakan perintah Allah kepada manusia agar meneladani Nabi Muhammad dalam peristiwa Al Ahzab, yaitu meneladani kesabaran, upaya dan penantiannya atas jalan keluar yang diberikan oleh Allah Azza wa jalla. Yakni, ujian dan cobaan Allah akan membuahkan pertolongan dan kemenangan sebagaimana yang Allah janjikan kepadanya. Dan Nabi sendiri juga pernah mendidik para sahabat dengan prinsip meniru model shalat yang ditunjukkan di depan mereka sebagai berikut: ﺻ ﻠﱡﻮ ا ﻛ ﻤ ﺎ ر أ ﯾ ﺘ ﻤ ﻮ ﻧـ ﻲ أ ﺻ ﻠ ﻲ Shalatlah kamu seperti kamu lihat aku bershalat. Pada dasarnya ayat tersebut menunjukkan pada pribadi Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, pribadi Rasulullah Saw. hendaknya harus dimiliki oleh seorang pendidik, ini berarti seorang guru atau orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk jiwa anak. Sifat sabar, teguh pendirian, akhlakul karimah merupakan sifat yang harus ditanamkan kepada mereka. Sehingga mereka akan memiliki jiwa dan mental yang kuat dengan kepribadian yang baik serta tidak memiliki sifat pengecut. Keteladanan di dalam al-qur an juga dijelaskan pada surat Al-Muntahinnah ayat dan 6, yang berbunyi: ﻗ ﺪ ﻛ ﺎﻧ ﺖ ﻟ ﻜ ﻢ أ ﺳ ﻮ ة ﺣ ﺴ ﻨ ﺔ ﻓ ﻲ إ ﺑ ﺮ اھ ﯿﻢ و اﻟﱠﺬ ﯾﻦ ﻣ ﻌﮫ إ ذ ﻗ ﺎﻟ ﻮا ﻟ ﻘ ﻮ ﻣ ﮭ ﻢ إ ﻧﱠﺎ ﺑ ﺮ آء Muhammad Nasib ar-rifa i, Taisiru al-aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, Terj., Drs. Syihabudin, M.A., Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid, (Jakarta: Geema Insani Press,1989) h.81.
16
17
18
19 11 oleh peniru dan kadang tidak. Peniruan biasanya berlangsung dengan harapan akan memperoleh sesuatu seperti yang dimiliki oleh orang yang dikaguminya. Apabila peniruan ini disadari, dan disadari pula tujuannya, maka peniruan ini tidak lagi disebut taqlid, tetapi merupakan kegiatan yang disertai dengan pertimbangan yang disebut ittiba.8 Keempat, melakukan. Ketika anak memasuki tahap melakukan, ia akan mulai membiasakannya, sehingga lama kelamaan, sesuatu itu akan menjadi pribadinya. Apa yang dilakukannya bisa benar-benar serupa dengan apa yang ditirunya, namun juga bisa sebagian saja.. Ciri-ciri Keteladanan Beragama Dilihat dari term-term keteladanan (uswatun hasanah) dalam al-qur an. Yakni Uswah, Iqtida,Ittiba, yang kesemuanya memiliki arti mencontoh atau mengikuti perilaku orang lain, di mana para Rasul dan para sahabatnya menjadi sentral modeling, maka keteladanan mereka tersebut dapat sifat dan prilaku sebagai berikut: a. Keteladanan dalam Kesabaran Keteladanan dalam kesabaran ini tercermin pada diri rasul. Sebagai mana firman Allah SWT: ﻓ ﺎﺻ ﺒ ﺮ ﻛ ﻤ ﺎ ﺻ ﺒ ﺮ أ وﻟ ﻮ اﻟ ﻌ ﺰ م ﻣ ﻦ اﻟﺮﱡﺳ ﻞ و ﻟ ﺎ ﺗ ﺴ ﺘ ﻌ ﺠ ﻞ ﻟ ﮭ ﻢ ﻛ ﺄ ﻧﱠﮭ ﻢ ﯾ ﻮ م ﯾ ﺮ و ن ﻣ ﺎ ﯾ ﻮﻋ ﺪ ون ﻟ ﻢ ﯾ ﻠ ﺒ ﺜ ﻮا إ ﻟﱠﺎ ﺳ ﺎﻋ ﺔ ﻣ ﻦ ﻧ ﮭ ﺎ ر ﺑ ﻠ ﺎغ ﻓ ﮭ ﻞ ﯾ ﮭ ﻠ ﻚ إ ﻟﱠﺎ (5 : اﻟ ﻘ ﻮ م اﻟ ﻔ ﺎﺳ ﻘ ﻮن )اﻻﺣﻘﺎف Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Q.S. Al-Ahqaf: 5). Menurut Sayid Quthub dalam tafsir fi zhilalil qur an, bahwa jalan dakwah sebagai jalan yang pahit. Sehingga, seseorang perlu berjiwa seperti 8 Abdurrahman an-nahlawi, Ushulut Tarbiyah al-islamiyah wa Asalibuha fi baiti wal madrasati wal mujtama, Terj. Shihabuddin, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 6-66
20 1 Muhammad SAW., yaitu bersabar dan tidak tergesa-gesa meminta diturunkannya azab atas musuh-musuh dakwah yang congkak. Ayat ini memotivasi, menyuruh bersabar, bersimpati, dan menghibur. Allah tidak berkehendak untuk menzalimi para hamba. Hendaknya para dai bersabar atas penderitaan yang dialaminya.9 Senada dengan itu Ibnu katsir menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah menyuruh Rasul SAW untuk bersabar atas pendustaan kaumnya itu, maka bersabarlah kamu seperti orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasulrasul atas pendustaan yang telah dilakukan oleh mereka. 10 Dari ayat dan penafsiran para mufasir dapat diketahui bahwa kesabaran merupakan kunci kekuatan iman. Hal itu didasarkan bahwa para Nabi yang memperoleh gelar Ulul Azmi memiliki kesabaran yang sangat luar biasa. Kesabaran para nabi dalam menerima ejekan, hinaan dan perlawanan dari kaumnya yang memusuhi merupakan bukti akan ketabahan dan kesabaran dalam menempuh jalan Allah. Dan mereka percaya akan memperoleh kemenangan dan keselamatan di dunia dan akherat. b. Keteladanan dalam Beribadah Firman Allah SWT dalam al-quran sebagai berikut: ﻦ اﻟ ﻤ ﻨ ﻜ ﺮ و اﺻ ﺒ ﺮ ﻋ ﻠ ﻰ ﻣ ﺎ ﯾ ﺎ ﺑ ﻨ ﻲﱠ أ ﻗ ﻢ اﻟﺼﱠﻠ ﺎة و أ ﻣ ﺮ ﺑ ﺎﻟ ﻤ ﻌ ﺮ وف و اﻧ ﮫ ﻋ (17 : أ ﺻ ﺎﺑ ﻚ إ نﱠ ذ ﻟ ﻚ ﻣ ﻦ ﻋ ﺰ م اﻟ ﺄ ﻣ ﻮر )ﻟﻘﻤﺎن Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman : 17). Inilah jalan akidah yang telah dirumuskan. Yaitu, mengesakan Allah, merasakan pengawasan-nya, mengharapkan apa yang ada di sisi-nya, yakin kepada keadilan-nya, dan takut terhadap pembalasan dari-nya. Kemudian ia 9 Sayid Quthub, op.cit., h Al-Imam Abul Fida Isma il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir, Terj. Bahrun Abu Bakar, Juz 6, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 000), h. 89
21 1 beralih kepada dakwah untukmenyeru manusia agar memperbaiki keadaan mereka, serta menyuruh mereka kepada yang makruf dan mencegah mereka dari yang mungkar..11 Dari ayat dan penafsiran mufasir diatas, dapat penulis ambil benang merah dalam pendidikan keteladanan ibadah yaitu Lukman Hakim memerintahkan kepada anaknya untuk melaksanakan shalat karena dalam shalat itu terdapat hikmah dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Lukman Hakim merupakan contoh dari orang tua yang patut dijadikan teladan bagi orang-orang yang beriman. Ia merupakan bapak yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Nasehatnya yang dimulai dengan perintah shalat, kemudian diakhiri dengan perintah untuk sabar merupakan suatu hal yang sangat fundamental dalam mencapai ridha Allah SWT. Orang tua dalam keluarga merupakan orang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Untuk itu keteladanan beribadah perlu ditanamkan pada anak mulai sejak kecil. Dengan mempraktekkan ibadah seperti mengajak anak shalat berjamaah, berpuasa dibulan Ramadhan merupakan bentuk ibadah yang ditanamkan oleh ajaran agama. Hal tersebut akan membekas dan tertanam pada jiwa anak bila bila pendidikan beribadah dimulai sejak kecil. c. Keteladanan dalam Akhlaq Karimah ( : و إ ﻧﱠﻚ ﻟ ﻌ ﻠ ﻰ ﺧ ﻠ ﻖ ﻋ ﻈ ﯿﻢ )اﻟﻘﻠﻢ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al Qalam: ) Ayat di atas menurut para, mufasir menunjukkan keutamaan akhlaq Nabi Muhammad saw. sebagaimana keutamaan akhlak Rasul maka dikatakan bahwa akhlak beliau adalah qur an. Sebagaimana sabda Rasulullah: ﻋ ﻦ ﺳ ﻌ ﺪ ﺑ ﻦ ھ ﺸ ﺎم ﻗ ﺎل ﺳ ﺄ ﻟ ﺖ ﻋ ﺎﺋ ﺸ ﺔ ﻓ ﻘ ﻠ ﺖ أ ﺧ ﺒ ﺮ ﯾ ﻨ ﻲ ﻋ ﻦ ﺧ ﻠ ﻖ ر ﺳ ﻮ ل 11 Sayid Quthub, op.cit., Jilid. 9, h
22
23 15 yang mengandung moral-moral yang tinggi bagi pengembangan kemampuan manusia yang berbeda-neda, maka kehidupan nabi memperlihatkan semua moral itu dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata. Kesederhanaan, tutur bahasa yang halus, pemaaf merupakan inti akhlak nabi. Beliau mencintai kebajikan untuk kepentingan akhlak itu sendiri. Moral yang tinggi merupakan gambaran yang menarik dari akhlaknya. Dengan demikian patutlah bila beliau dijadikan sumber teladan dalam segala kebajikan. d. Keteladanan dalam Tawadu Q.S. Asy Syu ara ayat 15: (15 : و اﺧ ﻔ ﺾ ﺟ ﻨ ﺎﺣ ﻚ ﻟ ﻤ ﻦ اﺗﱠﺒ ﻌ ﻚ ﻣ ﻦ اﻟ ﻤ ﺆ ﻣ ﻨ ﯿﻦ )اﻟﺸﻌﺮاء Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (Q.S. AsySyu ara : 15) Bersikap rendah hati kepada orang lain maksudnya menghormati orang lain dengan ikhlas. Orang lain diperlakukan dengan penuh rasa hormat, dijaga perasaannya, dan ia menampakkan tingkah laku yang menyenangkan. Siapapun yang dihadapinya selalu diperlakukan dengan hormat. Bila berbicara dengan orang lain selalu dihargai lawan bicaranya. Kalau bertemu dengan orang yang lebih rendah tingkat sosialnya ia akan tetap berlaku hormat dan memuliakan martabatnya. Rasul mempraktekkan sikap ini dalam kehidupan sehariharinya. Beliau tidak pernah marah terhadap orang yang menghina beliau. Bahkan beliau bila bertemu dengan para sahabat terlebih dahulu mengucapkan salam. Dan bila di tengah jalan beliau disapa oleh sahabat beliau menoleh dengan seluruh badannya. Akhlak rasul ini merupakan suri tauladan bagi kaum muslimin. Orang tua pun dapat melatih anak-anaknya memiliki sifat rendah hati kepada sesamanya bila sejak kecil ditanamkan sifat-sifat yang baik seperti tutur kata yang lembut, kasih sayang dan penghargaan terhadap mereka. Dengan didididk kasih sayang dan sikap rendah diri (tawadu ) akan menjadikan kelak diwaktu dewasa memiliki akhlak yang mulia.
24 16 e. Keteladanan dalam Keadilan Q.S. An Nisa ayat 15: ﯾ ﺎ أ ﯾﱡﮭ ﺎ اﻟﱠﺬ ﯾﻦ آﻣ ﻨ ﻮا ﻛ ﻮﻧ ﻮا ﻗ ﻮﱠاﻣ ﯿﻦ ﺑ ﺎﻟ ﻘ ﺴ ﻂ ﺷ ﮭ ﺪ اء ﻟ ﻠﱠﮫ و ﻟ ﻮ ﻋ ﻠ ﻰ أ ﻧ ﻔ ﺴ ﻜ ﻢ ﺎ أ و ﻓ ﻘ ﯿﺮ ا ﻓ ﺎﻟﻠﱠﮫ أ و ﻟ ﻰ ﺑ ﮭ ﻤ ﺎ ﻓ ﻠ ﺎ ﺗ ﺘﱠﺒ ﻌ ﻮا أ و اﻟ ﻮ اﻟ ﺪ ﯾ ﻦ و اﻟ ﺄ ﻗ ﺮ ﺑ ﯿﻦ إ ن ﯾ ﻜ ﻦ ﻏ ﻨ ﯿ اﻟ ﮭ ﻮ ى أ ن ﺗ ﻌ ﺪ ﻟ ﻮا و إ ن ﺗ ﻠ ﻮ وا أ و ﺗ ﻌ ﺮ ﺿ ﻮا ﻓ ﺈ نﱠ اﻟﻠﱠﮫ ﻛ ﺎن ﺑ ﻤ ﺎ ﺗ ﻌ ﻤ ﻠ ﻮن (15 : ﺧ ﺒ ﯿﺮ ا )اﻟﻨﺴﺎء Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An Nisa : 15) Dalam tafsir fi zhilalil qur an ayat ini menjelaskan bahwa ini adalah seruan kepada orang-orang yang beriman, untuk menegakkan keadilan secara mutlak, dalam semua keadaan dan lapangan. Keadilan yang mencegah kesewenang-wenangan dan kezaliman, dan keadilan yang menjadi kesamaan di antara manusia dan memberikan hak kepada masing-masing yang punya hak, baik muslim maupun non muslim. Karena dalam hak ini, samalah di sisi Allah antara orang-orang mukmin dan orang-orang yang tidak beriman, atara kerabat dan orang jauh (bukan kerabat), antara kawan dan lawan, serta antara orang kaya dan orang miskin.1 Bersikap adil merupakan hakekat Islam itu sendiri karena Islam itu berisikan ajaran yang menegakan keadilan. Setiap dalam Islam, misalnya; hal ibadah, pergaulan dimasyarakat, dan tata tertib kehidupan keluarga, umat maupun negara, selaulu didasarkan pada prinsip keadilan. Adapun adilnya seorang guru adalah dalam memberikan nilai kepada murid-muridnya sesuai dengan tingkat kemampuan dan kepandaian seorang 1 Sayid Quthub, Fi Zhilalil Qur an, Terj. As ad Yasin, dkk, Di Bawah Naungan AlQur an, Jilid, (Jakarta: Gema Insani, 001), h. 99
25 17 murid, tidak karena pilih kasih. Begitu juga dalam keluarga orang tua dapat membimbing anak-anaknya untuk bersikap adil. Seperti bila anak menumpahkan air teh ke lantai, maka yang bersangkutan harus membersihkan lantai yang dikotorinya, bukan menyuruh saudara yang lain untuk membersihkan karena ia menjadi anak kesayangan orang tuanya. Pada hakekatnya proses menanamkan perilaku adil pada anak dapat dimulai oleh orang tua sejak timbulnya kasus anak dengan saudaranya atau dengan teman sepermainannya. Bila sejak dini dalam diri anak-anak sudah ditanam semangat untuk bertingkah laku adil, maka kelak setelah mereka dewasa semangat akan menjadi jiwa dan kepribadiannya. Dengan tertanamnya sifat adil pada anak-anak yang disemaikan oleh orang tua dalam keluarga, insyaallah akan dapat tercipta masyrakat yang adil dan umat yang berjiwa adil, insya Allah kelak mereka menjadi manusia saleh dan berani memperjuangkan tegakya kalimat Allah di muka bumi ini. f. Keteladanan dalam Zuhud Q.S. Al-Furqan ayat 57: ﻗ ﻞ ﻣ ﺎ أ ﺳ ﺄ ﻟ ﻜ ﻢ ﻋ ﻠ ﯿ ﮫ ﻣ ﻦ أ ﺟ ﺮ إ ﻟﱠﺎ ﻣ ﻦ ﺷ ﺎء أ ن ﯾ ﺘﱠﺨ ﺬ إ ﻟ ﻰ ر ﺑﱢﮫ ﺳ ﺒ ﯿﻠ ﺎ (57 : )اﻟﻔﺮﻗﺎن Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orangorang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya. (Q.S. al-furqan: 57) Sayid Quthub menafsirkan ayat ini bahwa Rasul Saw. tidak mengharapkan imbalan atau materi dan kenikmatan dunia dari mereka yang menyambut ajakan beliau, tidak ada ada upeti, tidak ada pemberian dalam bentuk apapun yang dipersembahkan orang muslim kepada beliau, saat beliau masuk Islam. Hanya satu upah/imbalan rasul, yaitu memperoleh hidayah menuju Tuhannya dan kedekatannya. Yang memuaskan hati beliau yang suci, menyenangkan jiwa beliau yang luhur, adalah ketika melihat seorang hamba dari hamba Allah telah mendapat petunjuk TuhanNya, karena memang beliau
26 18 hanya mencari ridha-nya.1 Dari ayat dan dan penafsiran mufasir bila dikaitkan dengan profil pendidik, maka seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia maupun akhirat, harus mengarah kepada tujuan hidup muridnya yaitu mencapai hidup bahagia dunia akhirat. Guru harus membimbing muridnya agar ia belajar bukan karena ijazah semata, hanya bertujuan menumpuk harta, mengapai kemewahan dunia, pangkat dan kedudukan, kehormatan dan popularitas. Dalam mengajar pendidik haruslah meneladani rasul,bukan bertujuan mencari harta benda dan kemewahan duniawi, melainkan mencari ridha Allah, ikhlas dalam melaksanakan tugasnya. Sebagaimana hal tersebut dikutib Abidin Ibn Rusn dalam Ihya yang artinya mengatakan: Barang siapa mencari harta benda dengan cara menjual ilmu, maka bagaikan orang yang membersihkan bekas injakan kakinya dengan wajahnya. Dia telah mengubah orang yang memperhamba menjadi orang yang dihamba dan orang yang diperhamba.15 Pernyataan di sini bukan berarti seorang guru tidak boleh menerima gaji atau upah. Namun pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa seorang guru harus ikhlas. Tetapi kriteria ikhlas itu bukan hanya bersih dari tujuan lain selain Allah yang bersifat lahir seperti mengajar untuk mendapatkan upah atau gaji. g. Keteladanan dalam Berpolitik Q.S. Muhammad ayat. ﻓ ﺈ ذ ا ﻟ ﻘ ﯿﺘ ﻢ اﻟﱠﺬ ﯾﻦ ﻛ ﻔ ﺮ وا ﻓ ﻀ ﺮ ب اﻟﺮﱢﻗ ﺎب ﺣ ﺘﱠﻰ إ ذ ا أ ﺛ ﺨ ﻨ ﺘ ﻤ ﻮھ ﻢ ﻓ ﺸ ﺪﱡوا : )ﻣﺤﻤﺪ... ﺎ ﺑ ﻌ ﺪ و إ ﻣﱠﺎ ﻓ ﺪ اء ﺣ ﺘﱠﻰ ﺗ ﻀ ﻊ اﻟ ﺤ ﺮ ب أ و ز ار ھ ﺎ اﻟ ﻮ ﺛ ﺎق ﻓ ﺈ ﻣﱠﺎ ﻣ ﻨ 1 Sayid Quthub, Fi Zhilalil Qur an, Terj. As ad Yasin, dkk, Di Bawah Naungan AlQur an, Jilid 19, (Jakarta: Gema Insani, 001), h Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998) h. 68
27 19 ( Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. (Q.S. Muhammad:). Ayat ini menerangkan cara menghadapi orang-orang kafir dalam peperangan. Allah swt menerangkan, apabila kaum muslimin menghadapi orang-orang kafir dalam peperangan maka penggallah leher mereka di mana saja kamu temui dalam peperangan. Utamakan kemenangan yang akan dicapai pada setiap medan pertempuran dan janganlah kamu mengutamakan penawanan dan harta rampasan dari pada mengalahkan mereka. 16 Menurut Ibnu Katsir ayat ini turun setelah peristiwa Badar. Allah telah mengecam orang-orang yang beriman yang terlalu banyak membawa tawanan dan selalu sedikit membunuh, agar mereka berhasil mengambil tebusan dari tawanan itu.17 Dari ayat dan penafsiran para mufasir maka dapat diketahui bahwa keteladanan Nabi Muhammad dalam perperang terdapat pada sifat keberanian beliau. Ini dibuktikan dengan tidak segan-segannya Nabi membunuh para musuh Allah dengan memancung leher mereka. Dan sifat belas kasihnya terhadap para tawanan perang sehingga Allah memerintahkan pada Nabi untuk tidak memperbanyak tawanan perang. Sesungguhnya peperangan yang dilakukan Nabi bukanlah ambisi untuk menguasai mereka tetapi yang dilakukan Nabi karena membela agama Allah. Bagi beliau bertemu musuh jangan lari, tetapi hadapilah dengan semangat untuk mempertahankan diri karena tujuan peperangan adalah untuk mencapai kemenangan dan keselamatan umat serta menegakkan syariat dari Allah.. Faktor Keteladanan Beragama 16 Sayid Quthub, op.cit., Jilid 10, h Al-Imam Abul Fida Isma il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, op.cit., Juz 6, h. 9
28
29 1. Fungsi Keteladanan Beragama Metode keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar. Keteladanan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pendidikan ibadah, akhlak, kesenian dan lain-lain. Untuk menciptakan anak yang shaleh, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sehingga sebanyak apapun prinsip yang berikan tanpa disertai dengan contoh tauladan hanya akan menjadi kumpulan resep yang tak bermakna. Sungguh tercela seorang guru mengajarkan sesuatu kebaikan kepada siswanya sedang ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Allah mengingatkan dalam firmannya: أ ﺗ ﺄ ﻣ ﺮ ون اﻟﻨﱠﺎس ﺑ ﺎﻟ ﺒ ﺮﱢ و ﺗ ﻨ ﺴ ﻮ ن أ ﻧ ﻔ ﺴ ﻜ ﻢ و أ ﻧ ﺘ ﻢ ﺗ ﺘ ﻠ ﻮن اﻟ ﻜ ﺘ ﺎب أ ﻓ ﻠ ﺎ ﺗ ﻌ ﻘ ﻠ ﻮن ( : )اﻟﺒﻘﺮة Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. Al-Baqarah: ) Menurut Sayid Quthub dalam tafsir fi zhilalil qur an menjelaskan bahwa bahaya para tokoh agama ketika agama sudah menjadi perusahaan dan perindustrian, bukan lagi akidah, pembebasan, dan pembela manusia dari kesesatan, ialah mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak ada di dalam hati mereka. Mereka menyuruh orang lain berbuat baik sementara mereka sendiri tidak mau melakukannya. Mereka mengajak manusia kepada kebajikan, sedang mereka sendiri mengabaikannya.19 Dari penjelasan tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa seorang guru agama hendaknya tidak hanya mampu memberikan perintah atau memberikan teori kepada siswa, tetapi lebih dari pada itu ia harus mampu menjadi panutan 19 Sayid Quthub, op.cit., Jilid 1, h. 81
30 bagi siswanya, sehingga siswa dapat mengikuti tanpa merasakan adanya unsur paksaan. Oleh karena itu keteladanan merupakan faktor dominan dan sangat menentukan keberhasilan pendidikan. B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Manusia, menurut hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian, tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai banyak hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmani dan rohani untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur an Surat An-Nahl ayat: 78 yang berbunyi: ن ﺷ ﯿ ﺌ ﺎ و ﺟ ﻌ ﻞ ﻟ ﻜ ﻢ اﻟﺴﱠﻤ ﻊ و اﻟﻠﱠﮫ أ ﺧ ﺮ ﺟ ﻜ ﻢ ﻣ ﻦ ﺑ ﻄ ﻮن أ ﻣﱠﮭ ﺎﺗ ﻜ ﻢ ﻟ ﺎ ﺗ ﻌ ﻠ ﻤ ﻮ و اﻟ ﺄ ﺑ ﺼ ﺎر و اﻟ ﺄ ﻓ ﺌ ﺪ ة ﻟ ﻌ ﻠﱠﻜ ﻢ ﺗ ﺸ ﻜ ﺮ ون Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (QS. An-Nahl: 78) Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Potensipotensi tersebut terdapat dalam organ-organ fisio-psikis manusia yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga) dan akal yang berfungsi sebagai alat-alat penting untuk melakukan kegiatan belajar. Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 0 Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu 0 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 011), Cet., h. 1
31
32
33
34 6 berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam pada dasarnya menyentuh tiga aspek secara terpadu, yaitu: (1) knowing, yakni agar para peserta didik dapat mengetahui dan memahami ajaran dan nilai-nilai agama; () doing, yakni agar peserta didik dapat mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai agama; dan () being, yakni agar peserta didik dapat menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama.8 Berdasarkan definisi mengenai pendidikan agama islam maka teori-teori pendidikan Islam sekurang-kurangnya haruslah membahas hal-hal sebagai berikut: a. Pendidikan dalam keluarga: 1) Aspek jasmani ) Aspek akal ) Aspek hati b. Pendidikan dalam masyarakat 1) Aspek jasmani ) Aspek akal ) Aspek hati c. Pendidikan di sekolah 1) Aspek jasmani ) Aspek akal ) Aspek hati9. Ciri-ciri Hasil Belajar Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak 8 Nusa Putra dan Santri Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 01), Cet. I, h. 9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 010), Cet. IX, h.
35
36 8. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.1. Faktor-faktor Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Yudi Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 011), Cet., h.
37 9 Munandi mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa terdiri dari dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor internal 1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. ) Faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar. b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. ) Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.. Fungsi Hasil Belajar Menurut Arikunto secara sistematis dapat dikemukakan bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: a. Siswa sendiri Secara alamiah setiap orang selalu ingin tahu akibat dari apa yang telah mereka lakukan, entah hasil itu menggembirakan atau mengecewakan. Jika Yudi Munandi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. (Jakarta: Gaung Persada Press, 010), Cet. III, h.
38
39
40
41
42
43
44
45 7 P= Keterangan: P = Persentase F = Jumlah jawaban responden N = Jumlah responden. Uji Korelasi Konsep analisis korelasi dapat dipahami melalui salah satu bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan teknik korelasi product-moment Person-r untuk melihat korelasi antara bariabel bebas dengan variabel terikat.11 Rumus Product Moment yaitu: Keterangan: rxy = Angka Indeks korelasi r Product Moment N = Number of Cases XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y X = Jumlah seluruh skor X Y = Jumlah seluruh skor Y Nilai r mempunyai interval antara dan -1.00, oleh karena itu, korelasi sempurna jarang ditemukan dalam penelitian, sebagai indeks korelasi 11 Iskandar, op.cit., h. 10
46
47
48 0. Memperbaiki peserta didik ilmu yang dibutuhkan sesuai dengan lingkungannya Moto: Pengetahuan adalah Kekuatan. Sarana dan Prasarana SMP Pasarminggu Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sebagaimana ditetapkan dalam UU sisdiknas No 0/00 Bab XII pasal 5 ayat 1 dijelaskan bahwa: "Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik". Ruang kelas Ruang perpustakaan Ruang laboratorium biologi Ruang laboratorium fisika Ruang laboratorium kimia Ruang laboratorium computer Ruang laboratorium bahasa Ruang pimpinan Ruang guru Ruang tata usaha Tempat beribadah, Ruang konseling Ruang UKS Ruang organisasi kesiswaan Toilet Gudang
49 1 Ruang sirkulasi Tempat bermain/berolahraga. Struktur Organisasi dan Fungsi Sebagai mana diketahui bahwa struktur organisasi adalah penggambaran struktur kerja dari suatu organisasi, penggambaran ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam koordinasi setiap bagian dari satuan kerja personil dalam melakukan tugas dan fungsi organisasi. Penggambaran struktur organisasi pada SMP Pasarminggu adalah sebagai berikut : Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Wk. Urusan Kurikulum Wk. Urusan Kesiswaan Wk. Urusan Prasarana Wali Kelas Guru Kurikulum Siswa Gambar 1 Struktur Organisasi Wk. Urusan Humas
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63 55. Analisis Data Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X (keteladanan beragama orang tua) dengan variabel Y (hasil belajar siswa) dengan menggunakan rumus Product Moment. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Tabel Variabel Keteladanan beragama orang tua (X) dan Variabel Hasil belajar siswa (Y) 1 X 5 Y 5 X 809 Y 05 XY Resp.
64 Diketahui: N = 0 X = 1757 = X = 19 Y Y = 050 XY = Untuk menghitung korelasi antara variabel X dengan variabel Y, data di atas akan diuji dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut: rxy N. N. XY ( x )( Y ) X ( X ) N. Y ( Y ) ( 19)( 050) (19) (050)
65 r = Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut diketahui bahwa korelasi antara keteladanan beragama orang tua dengan hasil belajar siswa SMP Pasarminggu sebesar = 0,696. Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,696 ternyata terletak antara 0,60 0,799. Berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan sebelumnya, dikatakan bahwa nilai 0,696 dalam kategori tingkat korelasi yang tergolong kuat. Dengan demikian secara sederhana dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif antara keteladanan beragama orang tua dengan hasil belajar siswa SMP Pasarminggu dan tingkat korelasinya kuat. Selanjutnya, untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel X terhadap variabel Y berdasarkan angka indeks korelasi (r xy) atau r hitung sebesar = 0,696 tersebut diinterpretasikan berapa prosentase variansi variabel pertama berasosiasi dengan variansi variabel kedua. Artinya, berapa persen variansi keteladanan beragama orang tua (variabel X) berasosiasi dengan variansi hasil belajar siswa (variabel Y). Ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi yakni merupakan hasil kuadrat dari koefisien sederhana yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: KD = r x 100% = 0,696 x 100% = 0,8 x 100% = 8, % Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui besar koefisien determinasi yaitu 8,% yang berarti bahwa keteladanan beragama orang tua mempunyai pengaruh sebesar 8,% terhadap hasil belajar siswa SMP Pasarminggu, sedangkan sisanya 51,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KETELADANAN BERAGAMA ORANG TUA Resp Keteladanan Beragama Orang Tua Jml
76
KEWA KEW JIBAN JIB BERS BER AB S AR
KEWAJIBAN BERSABAR Kategori Sabar Sabar Dalam Ketaatan. (Sabar Dalam Ibadah Untuk Kedekatan Dengan Allah) Sabar Dalam Menghadapi Kemaksiatan. (Memelihara Hati agar Tidak Mendekati Kemaksiatan) Sabar Dalam
Lebih terperinciKAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH
KAIFIAT DOA (2 / 4) WAKTU-WAKTU MUSTAJABAH Pagi dan sore hari ﻓ ﺎﺻ ﺒ ﺮ ﻋ ﻠ ﻰ ﻣ ﺎ ﯾ ﻘ ﻮﻟ ﻮن و ﺳ ﺒ ﺢ ﺑ ﺤ ﻤ ﺪ ر ﺑ ﻚ ﻗ ﺒ ﻞ ﻃ ﻠ ﻮ ع اﻟﺸ ﻤ ﺲ و ﻗ ﺒ ﻞ ﻏ ﺮ وﺑ ﮭ ﺎ و ﻣ ﻦ آﻧ ﺎء اﻟﻠ ﯿ ﻞ ﻓ ﺴ ﺒ ﺢ و أ ﻃ ﺮ اف اﻟﻨ ﮭ ﺎر
Lebih terperinciJangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi
http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/01/14/jangan-salah-menunjukkan-bukti-cinta-kepada-nab i/ Jangan Salah Menunjukkan Bukti Cinta Kepada Nabi Alhamdulilah Allah telah mengaruniakan kepada kita seorang
Lebih terperinciIslam Memuliakan Wanita
Islam Memuliakan Wanita Sungguh siapa saja yang memperhatikan nash-nash al-qur an dan Sunnah, maka akan mendapati perhatian Islam terhadap persoalan wanita, penjagaan hak-haknya, dan peringatan keras bagi
Lebih terperinciOrang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar"
Orang Cerdas Tidak Percaya "Orang Pintar" Telah berlangsung dan terus berlangsung setiap hari perbincangan seputar astrologi (ramalan bintang), horoskop dan prediksi tentang masa depan, yang tidak ada
Lebih terperinciPENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR.
PENANAMAN DISIPLIN SISWA MELALUI SALAT BERJAMAAH DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUSYSYUBBAN SUNGAI LULUT KABUPATEN BANJAR Oleh: MARIANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015/1436 H i PENANAMAN
Lebih terperinciKAIFIAT DOA (4/4) ADAB DALAM BERDOA
KAIFIAT DOA (4/4) ADAB DALAM BERDOA Niat yang Tulus, Suci & Penuh keyakinan. Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakinya dan tidak ada paksaan terhadap-nya.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BELAJAR UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YANG ERGONOMIS
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MEJA KURSI BELAJAR UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) YANG ERGONOMIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri Oleh Nama
Lebih terperinciCILACAP. lampiran foto-foto pelaksanaan kegiatan sosialisasi:
SOSIALISASI BADAN HUKUM BERSAMA MWC LP MA ARIF CILACAP lampiran foto-foto pelaksanaan kegiatan sosialisasi: Foto- Foto Cilacap Kirab PC Ansor KIRAB PC ANSOR NU Kirab PC Ansor Cilacap di alun-alun
Lebih terperinciKeutamaan Laa Ilaaha Illallah
Keutamaan Laa Ilaaha Illallah Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST Alhamdulillahi robbil alamin. Allahumma sholli ala nabiyyina Muhammad, wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. Kalimat syahadat yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Lebih terperinciIslam, Agama Paling Toleran
Islam, Agama Paling Toleran Agama Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Kedalian bagi siapa saja, yaitu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya dan memberikan hak sesuai dengan haknya.
Lebih terperinciANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI
ANALISIS BUKU TEKS BINA FIKIH UNTUK MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS III KARYA LING TAJUDIN DKK OLEH DIAN RATNA SARI DEWI APRIL YANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i ANALISIS
Lebih terperinciAzan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan:
Keutamaan Azan Azan adalah di antara syiar Islam untuk memanggil orang shalat. Keutamaan azan: 1- Setan Menjauh Saat Mendengar Azan Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM EKONOMI ISLAM. Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Disusun Oleh: Kelompok 10
MAKALAH SISTEM EKONOMI ISLAM Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 2 Disusun Oleh: Kelompok 10 Ahmad Budi P (12090688) Tiyas Widiyatmo (12090689) Heri Kiswanto (12090691) Deni Hermansyah (12090693) TEKNIK
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Hal Kutipan Bab Terjemah 1 1 Q.S. At I tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi Taubah ayat 122 semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
Lebih terperinciMasuk Neraka karena Teman
Masuk Neraka karena Teman Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak
Lebih terperinciMau Mudik? Baca ini dulu!
Mau Mudik? Baca ini dulu! Di bawah ini beberapa adab bepergian dan adab-adab ini sangat penting bagi Anda yang sedang mudik : 1. Berpamitan kepada keluarga, kerabat. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciREVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI
REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak
Lebih terperinciPROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH
PROBLEMATIKA SISWA YANG TIDAK NAIKKELAS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERIAWANG BARU KECAMATAN BATANG ALAI UTARA OLEH MIFTAHUL JANNAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015/2017M PROBLEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 115.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian dunia begitu pesat, seiring dengan berkembang dan meningkatnya kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat
Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciNU Online Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih
Sejarah, Hukum dan Praktik Tarawih Senin, 23/07/2012 19:12 Shalat tarawih adalah bagian dari pada Qiyamu Ramadlan. Karena itu, mari kita lakukan ibadah shalat tarawih dengan sungguh-sungguh dan memperhatikannya
Lebih terperinciDi antaranya pemahaman tersebut adalah:
MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara
Lebih terperinciStandar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 3.1. Menjelaskan pengertian adil, perintah berbuat adil, dan pentingnya berbuat adil 3.2. Menjelaskan pengertian ridha, perintah
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alami bagi tumbuhan-tumbuhan, sehingga lebah dapat menghasilkan madu. Madu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Lebah dalam bahasa Latin disebut Apis, sejenis serangga penghasil madu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses penyerbukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciDam Tasik Kenyir Terengganu
Dam Tasik Kenyir Terengganu Banjir di Pengkalawan Gawi Tasik kenyir Pesanan Tuan Guru Pesanan Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang; Peristiwa besar yang berlaku di Kelantan pada masa ini adalah sebagai tanda
Lebih terperincidan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka
http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2012/02/24/dan-allah-memberi-rizki-dari-jalan-yang-tak-disang k dan Allah Memberi Rizki dari Jalan yang Tak Disangka-Sangka Sebagian besar manusia, baik yang beriman
Lebih terperinciMENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1
MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan
Lebih terperinciCahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama
Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciRapat Kerja Dinas Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah
Rapat Kerja Dinas Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah Rapat Kerja Dinas (RAKERDIN) Kepala RA/TK/ PAUD PW LP Ma arif NU Jawa Tengah Sentul Water Park Cilacap, 4 Maret 2017 Rakerdin Kepala
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Akhlak Sosial Islami Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.
Lebih terperinciMATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab
MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciYou are the best...if you are a muslem!
ETOS KERJA ISLAMI Membangun Syariah Corporate Culture By. Rikza Maulan Maulan,, Lc Lc.,., M.Ag You are the best......if you are a muslem! Allah SWT berfirman : و وا و ز وا وأ م ا و ن إن م ؤ ن...dan janganlah
Lebih terperinciPENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: : Arsuadi. : Tarbiyah dan Keguruan. : Pendidikan Agama Islam
PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arsuadi NIM : 20100112140 Tempat/Tanggal lahir : Labuang Mangatti, 21 Januari 1994 Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciKewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah
Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciKelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )
Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke
Lebih terperinciAl-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh
Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا
Lebih terperinciKISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)
KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)
Lebih terperinciE٤٨٤ J٤٧٧ W F : :
[ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Revolusi industri sebagai akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciTUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:
1 TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI Kita telah dan sering mengucapkan 2 kalimat Syahadat: La ilaha illallah dan Muhammadarrasulullah. Dengan dua kalimat yang mulia ini kita memiliki tugas sebagai
Lebih terperinciDAFTAR WAWANCARA. Apa yang menjadi. Rabu, Putra. 16 Agustus konsep produk. murabahah? Kenapa akad. murabahah yang.
DAFTAR WAWANCARA Hari, Tanggal Jam Narasumber Rabu, 08.30 WIB Bapak Dimas Adi 16 Agustus 2017 Putra Pertanyaan Apa yang menjadi konsep produk murabahah? Kenapa akad murabahah yang digunakan untuk pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciBab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa
Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. 1 Kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciMenerima dan Mengamalkan Kebenaran
Menerima dan Mengamalkan Kebenaran Khutbah Jumat ini memberikan nasihat bagi kita untuk senantiasa menerima kebenaran yang sampai kepada kita, serta berusaha mengamalkannya. Dan di antara jalan untuk memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES
HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciDiantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Akhlak Rasulullah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:???????????????????????
Lebih terperinciAllah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)
Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan
Lebih terperinciKhutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1
Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?
109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis. Maka peneliti telah menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak
Lebih terperinciMANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI
MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciMenerangkan pengertian akhlak mahmudah. Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah. Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam
BAB 3: AKHLAK MAHMUDAH HASIL PEMBELAJARAN Menerangkan pengertian akhlak mahmudah Menjelaskan skop-skop akhlak mahmudah Mengklasifikasikan akhlak mahmudah dalam Islam 3.1 Pengertian Akhlak Mahmudah Perkataan
Lebih terperinciOLEH NISA AZKIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H
PEMBELAJARAN ASPEK FIQIH PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (UNIT PELAYANAN TINGKAT DAERAH SEKOLAH LUAR BIASA C NEGERI PEMBINA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN) OLEH NISA AZKIA INSTITUT
Lebih terperinciRASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH
KETELADANAN BAB 12 RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH MAIN MENU HOME KETELADANAN RASULULLAH DALAM MEMBINA UMAT (PERIODE MADINAH) IDENTITAS PETA KONSEP MATERI LATIHAN & SOAL IDENTITAS PROGRAM
Lebih terperinciJADWAL PELAKANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELA PADA SANTRI TKA/ B TPQ PONDOK PEANTREN UMMUL QURA KENDARI TAHUN AJARAN 2017
Lampiranlampiran 96 Lampiran JADWAL PELAKANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELA PADA SANTRI TKA/ B TPQ PONDOK PEANTREN UMMUL QURA KENDARI TAHUN AJARAN 207 NO 2 JENI KEGIATAN WAKTU PELAKANAAN Kegiatan Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal karena bagi mahasiswa dosen sering kali dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh
Lebih terperinciTESIS Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Megister (S.2) Dalam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Oleh :
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFIKASI DIRI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP SE-KECAMATAN DAWE TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TESIS Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab dengan belajar manusia akan memperoleh pengetahuan, pengertian, dan pemahaman serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial
Lebih terperinciBAB IV PERILAK TERPUJI
BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,
Lebih terperinciPertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Pada bulan Rabiul Awal ini kita teringat momentum kelahiran Rasulullah Saw., tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal. Mari pada kesempatan ini kita sejenak mengenal lebih dekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah memberikan tuntunan hidup berupa Al Qur an dan Sunnah, sebagai pedoman yang sempurna, karena dalamnya terkandung hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciMemahami Dua Jenis Rezeki. Memahami Dua Jenis Rezeki. Kategori: Aqidah
Memahami Dua Jenis Rezeki Memahami Dua Jenis Rezeki Kategori: Aqidah Alhamdulillah, baru saja dapat rezeki. Ketika mendengar kalimat ini, kebanyakan orang berpikir bahwa obyek yang sedang dibicarakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain
Lebih terperinciBAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM
BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen
Lebih terperinciPENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid
MUSYAWARAH DAN PARTISIPASI PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid Salah satu kebenaran pokok dalam kehidupan adalah bahwa setiap keberhasilan senantiasa menuntut semangat pengorbanan. Tanpa semangat itu, keberhasilan
Lebih terperinciMENGIKUTI HAWA NAFSU
Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.
Lebih terperinciBerkawan dengan Orang Shalih
Berkawan dengan Orang Shalih Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciMERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH
MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan
Lebih terperinci